B7M2-Primer Dan Dntp

3
KOMPONEN PCR 1. PRIMER Keberhasilan suatu proses Pcr sangat tergantung dari primer yang digunakan . Didalam proses PCR , Primer berfungsi sebagai pembatas fragmen DNA target yang akan diamplifikasi dan sekaligus menyediakan gugus hidroksi (-OH) pada ujung 3’ yang diperlukan untuk proses eksistensi DNA . Perancangan primer dapat dilakukan berdasarkan urutan DNA yang telah diketahui ataupun dari urutan protein yang dituju . Data urutan Dna atau protein dapat dari database Gen Bank . Apabila urutan DNA maupun protein yang dituju belum diketahui maka perancangan primer dapat didasarkan pada hasil analisis homologi dari urutan DNA atau protein yang telah diketahui mempunyai hubungan kekerabattan yang terdekat . Konsentrasi primer yang doptimal berkisar antara 0,1 – 0,5 nanometer meskipun konsentrasi primer sampai 1,0 nanometer masih dapat menghasilkan produk yang sangat spesifik . Dalam melakukan perancangan primer harus dipenuhi kriteria sebagai berikut : a. Panjang Primer Didalam merancang primer prlu diperhatikan panjang primer yang akan dipilih . Umumnya panjang primer berkisar antara 18-30 basa . Primer dengan panjang kurang dari 18 basa akan menjadikan spesifisitas primer rendah , Untuk ukuran primer yang pendek kemungkinan tejadi mispriming ( penempelan primer ditempat lain yang tidak diinginkan) tinggi , ini akan menyebabkan berkurangnya spesifisitas dari primer tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada efektifitas dan efisiensi proses PCR . Sedangkan untuk panjang primer yang lebih dari 30 basa tidak akan meningkatkan spesifisitas primer secara bermakna dan ini akan menyebabkan lebih mahal . b. Komposisi Primer

description

primer dan dntp

Transcript of B7M2-Primer Dan Dntp

Page 1: B7M2-Primer Dan Dntp

KOMPONEN PCR

1. PRIMER

Keberhasilan suatu proses Pcr sangat tergantung dari primer yang digunakan . Didalam proses PCR , Primer berfungsi sebagai pembatas fragmen DNA target yang akan diamplifikasi dan sekaligus menyediakan gugus hidroksi (-OH) pada ujung 3’ yang diperlukan untuk proses eksistensi DNA .

Perancangan primer dapat dilakukan berdasarkan urutan DNA yang telah diketahui ataupun dari urutan protein yang dituju . Data urutan Dna atau protein dapat dari database Gen Bank . Apabila urutan DNA maupun protein yang dituju belum diketahui maka perancangan primer dapat didasarkan pada hasil analisis homologi dari urutan DNA atau protein yang telah diketahui mempunyai hubungan kekerabattan yang terdekat .

Konsentrasi primer yang doptimal berkisar antara 0,1 – 0,5 nanometer meskipun konsentrasi primer sampai 1,0 nanometer masih dapat menghasilkan produk yang sangat spesifik .

Dalam melakukan perancangan primer harus dipenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Panjang Primer Didalam merancang primer prlu diperhatikan panjang primer yang akan dipilih . Umumnya panjang primer berkisar antara 18-30 basa . Primer dengan panjang kurang dari 18 basa akan menjadikan spesifisitas primer rendah , Untuk ukuran primer yang pendek kemungkinan tejadi mispriming ( penempelan primer ditempat lain yang tidak diinginkan) tinggi , ini akan menyebabkan berkurangnya spesifisitas dari primer tersebut yang nantinya akan berpengaruh pada efektifitas dan efisiensi proses PCR . Sedangkan untuk panjang primer yang lebih dari 30 basa tidak akan meningkatkan spesifisitas primer secara bermakna dan ini akan menyebabkan lebih mahal .

b. Komposisi Primer Dalam merancang suatu primer perlu diperhatikan komposisinya . Rentetan nukleotida

yang sama perlu dihinari , hal ini dapat menurunkan spesifisitas primer yang dapat

memungkinkan terjadinya mispriming di tempat lain . Kandungan ( G+ C ) sebaiknya

sama atau lebih besar dari kandungan (G+C) DNA target . Sebab primer dengan % (G+C)

rendah diperkirakan tidak akan mampu berkompetisi untuk menempel secara efektif

pada tempat yang dituju dengan demikian akan menurunkan efisiensi proses PCR .

Selain itu , urutan nukleotida pada ujung 3’ sebaiknya G atau C . Nukleotida A atau T

lebih toleran terhadap mismatch dari pada G atau C , dengan demikian dapat

menurunkan spesifisitas primer .

c. Melting Temperature (Tm)

Page 2: B7M2-Primer Dan Dntp

Melting Temperature adalah temperature dimana 50% untai ganda DNA terpisah .

Pemilihan Tm suatu primer sangat penting karena Tm primer akan berpengaruh skali di

dalam pemilihan suhu annealing proses PCR . Secara teoritis Tm primer dapat dihitung

dengan rumus [2(A+T)+4(C+G)] . Sebaiknya Tm primer berkisar antara 50-65 C

d. Interaksi Primer-prime

Interaksi primer-primer seperti self-homology dan cross-homology harus dihindari .

Demikian juga dengan terjadinya mispriming pada daerah lain yang tidak dikehendaki ,

ini semua dapat menyebabkan spesifisitas primer menjadi rendah dan disamping itu

konsentrasi primer yang digunakan menjadi berkurang selama proses karena terjadi

mispriming . Keadaan ini akan berpengaruh pada efisiensi proses PCR .

2. DNTP ( DEOXYNUCLEOTIDE TRIPHOSPHATES)

DNTP merupakan campuran yang terdiri dari DATP,DTTP,DCTP,DGTP . Dalamproses PCR DNTP

bertindak sebagai building block DNA yang diperlukan dalam proses ekstensi DNA . DNTP akan

menempel pada gugus –OH pada ujung 3’ dari primer membentuk untai baru yang komplementer

dengan untai DNA template . Konsentrasi yang digunakan untuk setiap DNTP adalah 200 nanometr .

Konsentrasi yang tinggi akan menimbulkan ketidakseimbangan dengan enzim polymerase . Sedang pada

konsentrasi rendah akan memberikan ketepatan dan spesifisitas yang tinggi tanpa mereduksi hasil akhir.