KONSEP BIOENERGITIKA DAN PRODUKTIVITAS PRIMER DAN SEKUNDER
-
Upload
agusthien-dwi-erlandi -
Category
Documents
-
view
125 -
download
3
description
Transcript of KONSEP BIOENERGITIKA DAN PRODUKTIVITAS PRIMER DAN SEKUNDER
KONSEP BIOENERGITIKA DAN PRODUKTIVITAS PRIMER
DAN SEKUNDER
MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Ekologi yang Dibimbing oleh
Dr. Ibrohim, M.Si dan Prof. Dr. Ir. Suhadi, M.Si
Disusun oleh:
Offering G
Kelompok 11
Agustin Dwi Erlandi (130342603495)
Rieza Novrianggita (1303426034)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
JANUARI 2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bioenergetika atau termodinamika biokimia adalah ilmu pengetahuan mengenai
perubahan energi yang menyertai reaksi biokimia. Biokimia, seperti namanya, adalah
kimia dari makhluk hidup. Oleh karena itu biokimia menjembatani antara ilmu kimia dengan
ilmu biologi, ilmu yang mempelajari tentang struktur dan interaksi sel dan organisma.
Sistem nonbiologik dapat menggunakan energi panas untuk melangsungkan kerjanya.
Sedangkan sistem biologik bersifat isotermik dan menggunakan energi kimia untuk
memberikan tenaga bagi proses kehidupan. Bioenergetika atau termodinamika biokimia
memberikan prinsip dasar untuk menjelaskan mengapa sebagian reaksi dapat terjadi
sedangkan sebagian yang lain tidak. Sejumlah sistem non biologik dapat menggunakan
energi panas untuk melaksanakan kerjanya, namun sistem biologi pada hakekatnya
bersifat isotermik dan memakai energi kimia untuk memberikan tenaga bagi proses
kehidupan.
Bioenergetika atau termodinamika biokimia memberikan prinsip dasar untuk
menjelaskan mengapa sebagian reaksi dapat terjadi sedangkan sebagian yang lain tidak.
Sejumlah sistem non biologik dapat menggunakan energi panas untuk melaksanakan
kerjanya, namun sistem biologi pada hakekatnya bersifat isotermik dan memakai energi
kimia untuk memberikan tenaga bagi proses kehidupan.
Prinsip reaksi oksidasi reduksi yaitu reaksi pengeluaran dan perolehan elektron
berlaku pada berbagai sistem biokimia dan merupakan konsep penting yang melandasi
pemahaman tentang sifat oksidasi biologi. Ternyata banyak reaksi-reaksi oksidasi
dalam sel hidup dapat berlangsung tanpa peran molekul oksigen.
Adapun untuk mengetahui pembahasan terkait Bioenergetik termasuk di
dalamnya energy thermal, termodinamika dan kalor butuh dikaji ulang, sehingga
mendapatkan informasi yang tepat.
1.1 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah antara lain1. Apa pengertian dari bioenergenetika, kalor dan energy thermal?2. Bagaimana hukum termodinamika?3. Bagaimana aliran energi pada rantai makanan dapat terjadi?4. Apa pengertian produktivitas primer dan sekunder?
1.2 Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat dibuat tujuan sebagai berikut :1. Untuk mengetahui perngertian dari bioenergenetika, energy thermal,
termodinamika dan kalor.2. Untuk mengetahui hukum termodinamika.3. Untuk mengetahui aliran energi pada rantai makanan dapat terjadi4. Untuk mengetahui produktivitas primer dan sekunder.
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian Bioenergetika
Bioenergetika atau termodinamika biokimia adalah ilmu pengetahuan mengenai
perubahan energi yang menyertai reaksi biokimia. Reaksi ini diikuti oleh pelepasan
energi selama sistem reksi bergerak dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat
energi yang lebih rendah. Sebagian besar energi dilepaskan dalam bentuk panas. Pada
sistem nonbiologik dapat menggunakan energi panas untuk melangsungkan kerjanya dan
dapat diubah menjadi energi mekanik atau energi listrik. Sedangkan pada sistem
biologik bersifat isotermik dan menggunakan energi kimia untuk memberikan tenaga bagi
proses kehidupan.
2.2 Pengertian Kalor
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara
umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan
mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh
benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang
dikandung sedikit.Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang
dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor, yaitu : massa zat, jenis zat (kalor
jenis), perubahan suhu
Sehingga secara matematis dapat dirumuskan :
Dimana :
Q : kalor yang dibutuhkan (J)
m : massa benda (kg)
c : kalor jenis (J/kgC)
Q = m.c.( )
( ) : adalah perubahan suhu (C)
Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis:
Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu
Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang
digunakan dalam kalor laten ada dua macam Q = m.U dan Q = m.L. Dengan U
adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg)
Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu
kapasitas kalor (H) dan kalor jenis (c). Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang
diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius.
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg
zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis
adalah kalorimeter.
Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan baru
Analisis grafik perubahan wujud pada es yang dipanaskan sampai menjadi uap. Dalam
grafik ini dapat dilihat semua persamaan kalor digunakan.
2.2.1 Hubungan antara kalor dengan energi listrik
Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk kebentuk
yang lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik dapat berubah
menjadi energi kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat berubah menjadi energi
H = Q/( )
c = Q/m.( )
H = m.c
listrik. Besarnya energi listrik yang diubah atau diserap sama dengan besar kalor yang
dihasilkan. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan.
Untuk menghitung energi listrik digunakan persamaan sebagai berikut :
Keterangan :
W : energi listrik (J)
P : daya listrik (W)
t : waktu yang diperlukan (s)
Bila rumus kalor yang digunakan adalah Q = m.c.( ) maka diperoleh persamaan ;
W = Q
W = P.t
P.t = m.c.( )
Keterangan :
Pada Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu
sampai pada 0 C kalor yang diterima digunakan untuk melebur (Q2), setelah semua
menjadi air barulah terjadi kenaikan suhu air (Q3), setelah suhunya mencapai suhu 100
C maka kalor yang diterima digunakan untuk berubah wujud menjadi uap (Q4),
kemudian setelah berubah menjadi uap semua maka akan kembali terjadi kenaikan suhu
kembali (Q5).
2.2.2 Asas Black
Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian
disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi
menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi
keseimbangan termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat dirumuskan :
Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor adalah
benda yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan maka akan diperoleh :
Catatan yang harus selalu diingat jika menggunakan asasa Black adalah pada benda
yang bersuhu tinggi digunakan ( ) dan untuk benda yang bersuhu rendah
digunakan ( ).
2.2.3 Energi Kalor
Q lepas = Q terima
Q lepas = Q terima
m1.c1.( ) = m2.c2.( )
Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-
hari. Misalnya, pada waktu memasak air dengan menggunakan kompor. Air yang
semula dingin lama kelamaan menjadi panas. Mengapa air menjadi panas? Air menjadi
panas karena mendapat kalor, kalor yang diberikan pada air mengakibatkan suhu air
naik. Dari manakah kalor itu? Kalor berasal dari bahan bakar, dalam hal ini terjadi
perubahan energi kimia yang terkandung dalam gas menjadi energi panas atau kalor
yang dapat memanaskan air.
Sebelum abad ke-17, orang berpendapat bahwa kalor merupakan zat yang
mengalir dari suatu benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih
rendah jika kedua benda tersebut bersentuhan atau bercampur. Jika kalor merupakan
suatu zat tentunya akan memiliki massa dan ternyata benda yang dipanaskan massanya
tidak bertambah. Kalor bukan zat tetapi kalor adalah suatu bentuk energi dan merupakan
suatu besaran yang dilambangkan Q dengan satuan joule (J), sedang satuan lainnya
adalah kalori (kal). Hubungan satuan joule dan kalori adalah:
1 kalori = 4,2 joule
1 joule = 0,24 kalori
a. Kalor dapat Mengubah Suhu Benda
Apa yang terjadi apabila dua zat cair yang berbeda suhunya dicampur menjadi
satu? Bagaimana hubungan antara kalor terhadap perubahan suhu suatu zat? Adakah
hubungan antara kalor yang diterima dan kalor yang dilepaskan oleh suatu zat? Semua
benda dapat melepas dan menerima kalor. Benda-benda yang bersuhu lebih tinggi dari
lingkungannya akan cenderung melepaskan kalor. Demikian juga sebaliknya benda-
benda yang bersuhu lebih rendah dari lingkungannya akan cenderung menerima kalor
untuk menstabilkan kondisi dengan lingkungan di sekitarnya. Suhu zat akan berubah
ketika zat tersebut melepas atau menerima kalor. Dengan demikian, dapat diambil
kesimpulan bahwa kalor dapat mengubah suhu suatu benda.
b. Kalor dapat Mengubah Wujud Zat
Suatu zat apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai suhu maksimum,
maka zat akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga berlaku jika suatu zat
melepaskan kalor terus-menerus dan mencapai suhu minimumnya. Oleh karena itu,
selain kalor dapat digunakan untuk mengubah suhu zat, juga dapat digunakan untuk
mengubah wujud zat. Perubahan wujud suatu zat akibat pengaruh kalor dapat
digambarkan dalam skema berikut.
Keterangan:
1 = mencair/melebur
2 = membeku
3 = menguap
4 = mengembun
5 = menyublim
6 = mengkristal
Energi Termal
Energi termal adalah energi keseimbangan termodinamika yang sebanding
dengan suhu mutlak dan dipindahkan sebagai panas dalam proses termodinamika.
Energi termal ini merupakan bagian dari potensial total dan energi kinetik dari suatu
benda atau sampel benda yang menghasilkan suhu sistem. Energi internal sistem, juga
sering disebut energi termodinamika, selain energi panas juga memiliki bentuk lain
dalam suatu sistem termodinamika, yaitu bentuk energi potensial yang tidak
mempengaruhi temperatur, seperti energi kimia yang tersimpan dalam struktur molekul
dan elektronik. Energi termal ini dihasilkan dan diukur oleh panas apapun. Hal ini
disebabkan oleh peningkatan aktivitas atau kecepatan molekul dalam substansi, yang
dihasilkan oleh suhu yang meningkat pula.
Dalam hukum termodinamika menjelaskan bahwa energi dalam bentuk panas
dapat dipertukarkan dari satu objek fisik ke objek yang lain. Misalnya, meletakkan panci
yang berisi air di atas api yang akan menyebabkan air memanas sebagai akibat dari
gerakan molekul meningkat. Dengan cara itu panas atau energi panas dari api sebagian
ditransmisikan ke air yang memiliki gerakan molekul yang tak beraturan yang saling
bertumbukan.
Energi kinetik termal rata-rata dari gerakan atom dan molekul penyusun zat
tertentu disebut dengan suhu. Suhu dikenal luas sebagai variabel penentu temperatur
benda dan dunia medis menggunakan suhu untuk membantu dalam diagnosa demam.
Suhu diukur dengan alat yang disebut dengan termometer. Prinsip kerja termometer
adalah pemuaian dan penyusutan dari air raksa yang diletakkan dalam tabung kapiler
tertutup. Pemuaian air raksa menunjukkan peningkatan suhu, sedangkan penyusutan
menunjukkan penurunan suhu. Sampai saat ini kita mengenal 4 macam termometer,
yaitu kelvin, celcius, farenheit, dan reamur. Persamaan dari setiap termometer adalah
kesepakatan penentuan skala maksimal dan minimal.
Perbedaan antara satu termometer dengan yang lain terletak pada jumlah
skalanya dan nilai derajat skala maksimal dan kinimal. Untuk termometer kelvin dan
celcius memiliki 100 skala , sedangkan reamur 80 skala dan fahrenheit 180 skala. Hanya
celcius dan reamur yang memiliki skala minimal dengan 00, sedangkan kelvin memiliki
skala minimal 2730 dan fahrenheit 2120.
Suhu ekstrim ditemukan pada nol derajat kelvin dimana tak ditemukan lagi
organisme yang mampu bertahan hidup pada suhu tersebut. Suhu nol derajat
kelvin disebut dengan nol absolut. Tubuh manusia berupaya untuk mempertahankan
suhu pada lingkungan internal. Manusia memiliki mekanisme pengaturan suhu tubuh
yang diperankan oleh hypothalamus. Hypothalamus berfungsi sebagai thermostat
dan reseptor yang sensitif terhadap perubahan suhu. Suhu tubuh dipertahankan
konstan pada 37 derajat celcius. Saat tubuh kehilangan panas atau memperoleh
panas dari lingkungan eksternal
dapat mempengaruhi reseptor panas dingin di kulit dan hypothalamus. Hal ini
akan direspon dengan perubahan aliran darah perifer (vasokontsriksi atau
vasodilatasi), produksi keringat, gerakan tubuh tertentu seperti mengigil dan
frekuensi napas. Tubuh yang keliru merespon perubahan suhu sekitar akan mengalami
demam. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada beberapa tempat, seperti di
dalam mulut, ketiak dan per rektal. Pemukuran per pektal mewakili suhu inti tubuh dan
memiiki perbedaan antara 0,1 s/d 0.2 derajat dengan di ketiak. Suhu inti tubuh diyakini
membentuk poros antara otak dan jantung.
2.3 Termodinamika
Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = 'panas' and dynamic = 'perubahan')
Perpindahan kalor merupakan suatu bentuk dinamika dari energi termal yang
dipindahkan dari benda yang memiliki suhu lebih tinggi kepada benda yang memiliki
suhu lebih rendah. Perpindahan kalor antara sistem dengan lingkungan sekitar dapat
terjadi bila sistem tersebut terbuka. Sebaliknya bila sistem tersebut tertutup, maka kalor
tidak dapat dipindahkan.Pada suatu ketika kalor yang dipindahkan tidak merubah suhu
benda melainkan merubah fase benda, misalnya : air menjadi es atau air menjadi uap.
Perubahan fase benda terjadi bila suhu sistem termodinamika telah mencapai
titik perubahan fase,misalnya titik beku air 0° celcius dan titik uap air 100°celcius.
Perubahan fase sangat bergantung pada kalor beku atau kalor uap pada tiap zat. Q = m
L, L adalah konstanta kalor lebur, kalor beku atau kalor uap tiap zat.Pemahaman
mengenai keseimbangan termodinamika dapat diaplikasikan pada upaya mengukur
besar energi termal di dalam tubuh manusia. Bila tubuh manusia yang berada di dalam
ruangan tertutup diibaratkan sebuah benda di dalam sistem tertutup.Kalor dipindahkan
dari tubuh pada zat alir di dalam sistem tertutup, dan tidak dipindahkan keluar. Hal ini
akan merubah tekanan (P), volume (V) dan suhu (T) zat alir yang dapat diamati. Secara
tidak langsung besar kalor yan dimiliki tubuh dapat diketahui dari besar kalor yang
diterima zat alir melalui perubahan tekanan (P), volume (V) dan suhu (T).Metode yang
menggunakan konsep ini disebut dengan kalorimetri, dan alat yang digunakan untuk
menerapkan metode ini disebut kalorimeter.
Hukum termodinamika menjelaskan bahwa energi dalam bentuk panas dapat
dipertukarkan dari satu objek fisik ke objek fisik yang lain. Misalnya, meletakkan api di
bawah panci air akan menyebabkan air memanas sebagai akibat dari gerakan molekul
meningkat. Dengan cara itu, panas, atau energi termal, api, sebagian ditransmisikan ke
air. Memahami prinsip-prinsip termodinamika telah memungkinkan manusia untuk
memanfaatkan sumber daya alam panas untuk menciptakan energi termal dari berbagai
sumber. Matahari, laut, dan sumber panas bumi seperti geyser dan gunung berapi, semua
bisa menjadi sumber energi panas.
2.3.1 Kaidah termodinamika dalam sistem biologi
1. Kaidah pertama termodinamika:
Kaidah pertama ini merupakan hukum penyimpanan energi, yang berbunyi:
energi total sebuah sistem, termasuk energi sekitarnya adalah konstan. Ini berarti bahwa
saat terjadi perubahan di dalam sistem tidak ada energi yang hilang atau diperoleh.
Namun energi dapat dialihkan antar bagian sistem atau dapat diubah menjadi energi
bentuk lain. Contohnya energi kimia dapat diubah menjadi energi listrik, panas, mekanik
dan sebagainya.
2. Kaidah kedua termodinamika:
Kaidah kedua berbunyi: entropi total sebuah sistem harus meningkat bila proses
ingin berlangsung spontan. Entropi adalah derajat ketidakteraturan atau keteracakan
sistem. Entropi akan mencapai taraf maksimal di dalam sistem seiring sistem mendekati
keadaan seimbang yang sejati. Dalam kondisi suhu dan tekanan konstan, hubungan
antara perubahan energi bebas (ΔG) pada sebuah sistem yang bereaksi, dengan
perubahan entropi (ΔS), diungkapkan dalam persamaan:
ΔG = ΔH – TΔS
Keterangan:
ΔH : perubahan entalpi (panas) dan
T : adalah suhu absolut.
Di dalam kondisi reaksi biokimia, mengingat ΔH kurang lebih sama dengan ΔE,
perubahan total energi internal di dalam reaksi, hubungan di atas dapat diungkapkan
dengan persamaan:
ΔG = ΔE – TΔS
Jika ΔG bertanda negatif, reaksi berlangsung spontan dengan kehilangan energi
bebas (reaksi eksergonik). Jika ΔG sangat besar, reaksi benar-benar berlangsung sampai
selesai dan tidak bisa membalik (irreversibel).Jika ΔG bertanda positif, reaksi
berlangsung hanya jika memperoleh energi bebas (reaksi endergonik). Bila ΔG sangat
besar, sistem akan stabil tanpa kecenderungan untuk terjadi reaksi.
2.3.2 Hukum Termodinamika Yang Lain
1. Hukum ke nol termodinamika
Jika ada dua buah sistem berkeseimbangantermal dengan suatu sistem ketiga
berarti dua buah sistem itu berkeseimbangan termal satu sama lain.
2. Hukum ketiga termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua
proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga
menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol
absolut bernilai nol.
Sistem termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang diperhitungkan.
Sebuah batasan yang nyata atau imajinasi memisahkan sistem dengan jagat raya, yang
disebut lingkungan. Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan pada sifat batas
sistem-lingkungan dan perpindahan materi, kalor dan entropi antara sistem dan
lingkungan.
Ada tiga jenis sistem berdasarkan jenis pertukaran yang terjadi antara sistem dan
lingkungan:
1. sistem terisolasi: tak terjadi pertukaran panas, benda atau kerja dengan
lingkungan. Contoh dari sistem terisolasi adalah wadah terisolasi, seperti tabung
gas terisolasi.
2. sistem tertutup: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi
pertukaran benda dengan lingkungan. Rumah hijau adalah contoh dari sistem
tertutup di mana terjadi pertukaran panas tetapi tidak terjadi pertukaran kerja
dengan lingkungan. Apakah suatu sistem terjadi pertukaran panas, kerja atau
keduanya biasanya dipertimbangkanh sebagai sifat pembatasnya:
o pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.
o pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.
3. sistem terbuka: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda dengan
lingkungannya. Sebuah pembatas memperbolehkan pertukaran benda disebut
permeabel. Samudra merupakan contoh dari sistem terbuka.
Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari
lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan
sedikit penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke
sistem sama dengan energi yang keluar dari sistem.
2.4 Aliran Energi
Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke
bentuk energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, ke konsumen
primer (herbivora), ke konsumen tingkat tinggi (karnivora), sampai ke saproba, aliran
energi juga dapat diartikan perpindahan energi dari satu tingkatan trofik ke tingkatan
berikutnya. Pada proses perpindahan selalu terjadi pengurangan jumlah energi setiap
melalui tingkat trofik makan-memakan. Energi dapat berubah menjadi bentuk lain,
seperti energi kimia, energi mekanik, energi listrik, dan energi panas. Perubahan bentuk
energi menjadi bentuk lain ini dinamakan transformasi energi.
Komponen utama dalam bioenergetik adalah transformasi energi, atau konversi
energi dari suatu bentuk ke bentuk energi yang lain. Organisme hidup tidak berada dalam
keseimbangan, melainkan membutuhkan masukan energi secara kontinyu. Jadi seluruh sel
selalu mentransformasi energi. Sel memiliki jutaan reaksi metabolisme yang terjadi
dalam tubuh.
Gambar 1, menunjukkan reaksi metabolism yang menyerupai “Peta jalan raya
yang menghubungkan dua negara, yang memiliki jalur pusat yang luas”. Gambar
tersebut menyajikan gambaran singkat mengenai metabolisme yang reaksinya dibagi
menjadi tiga tahap berdasarkan ukuran metabolit di dalamnya.
Metabolisma adalah keseluruhan proses yang terjadi dalam makhluk hidup yang
membutuhkan dan memanfaatkan energi bebas untuk melaksanakan berbagai macam
Gambar 1. Gambaran jalur singkat metabolisme
fungsi. Serangkaian reaksi yang terdapat dalam metabolisma dikelompokkan menjadi 2
yaitu:
1. Katabolisma, atau reaksi penguraian. Dalam katabolisma senyawa metabolit
kompleks diuraikan menjadi produk yang lebih sederhana dengan membebaskan
energi. Energi yang dibebaskan selama proses ini disimpan dalam bentuk ATP dari
ADP dan fosfat atau digunakan untuk mereduksi NADP+ menjadi NADPH.
Keduanya, ATP dan NADPH merupakan sumber energi utama untuk digunakan
dalam jalur anabolisma. Karakteristik jalur penguraian adalah mengubah berbagai
senyawa (karbohidrat, lipid, protein) menjadi senyawa intermedier umum.yang akan
dimetabolisma lebih lanjut dalam jalur oksidatif pusat yang mengubahnya menjadi
beberapa produk akhir.
2. Anabolisma, jalur biosintesis. Jalur ini mempunyai proses kebalikannya. Beberapa
macam metabolit, terutama piruvat, asetil CoA dan senyawa intermedier dalam
siklus asam sitrat berfungsi sebagai senyawa awal untuk biosintesis berbagai produk.
2.5 Produktivitas
Sumber energi utama bagi kehidupan adalah cahaya Matahari. Energi cahaya
Matahari masuk ke dalam komponen biotik melalui produsen (organisme
fotoautotropik) yang diubah menjadi energi kimia tersimpan di dalam senyawa organik.
Energi kimia mengalir dari produsen ke konsumen dari berbagai tingkat tropik melalui
jalur rantai makanan. Energi kimia tersebut digunakan organisme untuk pertumbuhan
dan perkembangan. Kemampuan organisme-organisme dalam ekosistem untuk
menerima dan menyimpan energi dinamakan produktivitas ekosistem. Produktivitas
ekosistem terdiri dari produktivitas primer dan produktivitas sekunder.
2.5.1 Produktivitas Primer
Produktivitas primer adalah kecepatan organisme autotrof sebagai produsen
mengubah energi cahaya Matahari menjadi energi kimia dalam bentuk bahan organik.
Hanya sebagian kecil energi cahaya yang dapat diserap oleh produsen. Produktivitas
primer berbeda pada setiap ekosistem, yang terbesar ada pada ekosistem hutan hujan
tropis dan ekosistem hutan bakau. Produktifitas primer dibagi menjadi dua yaitu
produktivitas primer kotor (PPk) dan produktivitas primer bersih (PPB).
A. Produktivitas primer kotor (PPk) adalah seluruh bahan organik yang
dihasilkan dari proses fotosintesis pada organisme fotoautotrof. Lebih
kurang 20% dari PPK digunakan oleh organisme fotoautotrof untuk
respirasi, tumbuh dan berkembang.
B. Produktivitas primer bersih (PPB) adalah sisa energi produktifitas primer
kotor yang baru disimpan. Biomassa organisme autotrof (produsen)
diperkirakan mencapai 50%-90% dari seluruh bahan organik hasil
fotosintesis. Hal ini menunjukkan simpanan energi kimia yang dapat
ditransfer ke trofik selanjutnya melalui hubungan makan dimakan dalam
ekosistem.
2.5.2 Produktivitas Sekunder
roduktivitas sekunder (PS) adalah kecepatan organisme heterotrof mengubah
energi kimia dari bahan organik yang dimakan menjadi simpanan energi kimia baru di
dalam tubuhnya. Energi kimia dalam bahan organik yang berpindah dari produsen ke
organisme heterotrof (konsumen primer) dipergunakan untuk aktivitas hidup dan hanya
sebagian yang dapat diubah menjadi energi kimia yang tersimpan di dalam tubuhnya
sebagai produktivitas bersih.
Demikian juga perpindahan energi ke konsumen sekunder dan tersier akan selalu
menjadi berkurang. Perbandingan produktivitas bersih antara trofik dengan trofik-trofik
di atasnya dinamakan efisiensi ekologi. Diperkirakan hanya sekitar 10% energi yang
dapat ditransfer sebagai biomassa dari trofik sebelumnya ke trofik berikutnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
A. Bioenergetika atau termodinamika biokimia adalah ilmu pengetahuan mengenai
perubahan energi yang menyertai reaksi biokimia.Kalor didefinisikan sebagai
energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi
adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda
tersebut.Energi termal adalah energi keseimbangan termodinamika yang
sebanding dengan suhu mutlak dan dipindahkan sebagai panas dalam proses
termodinamika.
B. Aliran energi merupakan rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke
bentuk energi yang lain dimulai dari sinar matahari lalu ke produsen, ke
konsumen primer (herbivora), ke konsumen tingkat tinggi (karnivora), sampai ke
saproba, aliran energi juga dapat diartikan perpindahan energi dari satu
tingkatan trofik ke tingkatan berikutnya.
C. Produktivitas primer adalah kecepatan organisme autotrof sebagai produsen
mengubah energi cahaya Matahari menjadi energi kimia dalam bentuk bahan
organik. roduktivitas sekunder (PS) adalah kecepatan organisme heterotrof
mengubah energi kimia dari bahan organik yang dimakan menjadi simpanan
energi kimia baru di dalam tubuhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Djoko Martono] (2009). Biologi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)-Madrasah Aliyah (MA) Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
General. Organic and Biochemistry 2008, Tersedia :
http://www.ull.chemistry.uakron.edu\genobc, diakses tanggal 13 maret 2015
Interactive Concepts in Biochemistry: Oxidative Phosphorylation,2008, Tersedia : http://www.wiley.com\legacy\college\boyer\0470003790\animations\electron_transport, Diakses tanggal 13 maret 2015
Kistinnah, Endang Sri Lestari (2009). Biologi 1 : Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Karl J. Miller. The Metabolic Pathways of Biochemistry, 1998, Tersedia :
http://www.gwu.edu\_mpb diakses tanggal 13 maret 2015
Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2003, Biokimia Harper, Edisi XXV, Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC
Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah Bagian Biokimia FKUI), Jakarta: EGC
Pratiwi, Sri Maryati, Srikini, Suharno, Bambang S. 2007. BIOLOGI SMA Jilid 1 untuk Kelas X Berdasarkan Standar Isi 2006. Jakarta: Penerbit Erlangga.
The Biology ProjectBiochemistry 2003,(Online) bioenergitika dan biokimia Tersedia:
http://www.biology.arizona.edu\biochemistry, diakses tanggal 13 maret 2015