AZAS HUKUM

31
AZAS HUKUM AZAS HUKUM

description

AZAS HUKUM. Pengertian azas dalam kamus Bahasa Indonesia adalah : a. Dasar, alas, pedoman misalnya batu yang baik untuk alas rumah. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of AZAS HUKUM

Page 1: AZAS HUKUM

AZAS HUKUMAZAS HUKUM

Page 2: AZAS HUKUM

Pengertian azas dalam kamus Pengertian azas dalam kamus Bahasa Indonesia adalah :Bahasa Indonesia adalah :

a. Dasar, alas, pedoman misalnya batu yang baik a. Dasar, alas, pedoman misalnya batu yang baik untuk alas rumah.untuk alas rumah.

b. Suatu kebenaran yang menjadi pokok b. Suatu kebenaran yang menjadi pokok (tumpuan berpikir, berpendapat) misalnya (tumpuan berpikir, berpendapat) misalnya “bertentangan dengan azas-azas hukum pidana”, “bertentangan dengan azas-azas hukum pidana”, ‘pada azasnya saya setuju dengan usul saudara”.‘pada azasnya saya setuju dengan usul saudara”.

c. Cita-cita yang menjadi dasar perkumpulan c. Cita-cita yang menjadi dasar perkumpulan (negara) misalnya membicarakana azas dan (negara) misalnya membicarakana azas dan tujuan (W.J.S. Purwadarminta, 1976).tujuan (W.J.S. Purwadarminta, 1976).

Dari ke 3 pengertian tersebut dapat kita lihat Dari ke 3 pengertian tersebut dapat kita lihat pengertian yang essensiel dari azas adalah pengertian yang essensiel dari azas adalah merupakan dasar pokok) tempat menemukan merupakan dasar pokok) tempat menemukan kebenaran dan sebagai tumpuan berpikir.kebenaran dan sebagai tumpuan berpikir.

Page 3: AZAS HUKUM

C.W. PatonC.W. Paton

Azas adalah suatu alam pikiran yang Azas adalah suatu alam pikiran yang dirumuskan secara luas dan mendasari dirumuskan secara luas dan mendasari adanya suatu norma hukum.adanya suatu norma hukum.Unsur-unsur yang terdapat pada Unsur-unsur yang terdapat pada azas antara lain :azas antara lain :

- Alam pikiran- Alam pikiran - Rumusan yang luas- Rumusan yang luas - Dasar bagi pembentukan norma - Dasar bagi pembentukan norma

hukumhukum

Page 4: AZAS HUKUM

Van Eikema Hommes :Van Eikema Hommes :

Azas hukum tidak boleh dianggap Azas hukum tidak boleh dianggap sebagai norma hukum yang konkrit sebagai norma hukum yang konkrit tetapi sebagai dasar umum tetapi sebagai dasar umum (petunjuk) bagi hukum yang berlaku.(petunjuk) bagi hukum yang berlaku.

Pembentukan hukum praktis perlu Pembentukan hukum praktis perlu berorientasi pada azas-azas hukum. berorientasi pada azas-azas hukum. Dengan kata lain azas hukum adalah Dengan kata lain azas hukum adalah dasar (petunjuk arah) dalam dasar (petunjuk arah) dalam pembentukan hukum positip.pembentukan hukum positip.

Page 5: AZAS HUKUM

The Liang Gie :The Liang Gie :

Azas adalah dalil umum yang Azas adalah dalil umum yang dinyatakan dalam istilah umum dinyatakan dalam istilah umum tanpa menyarankan cara khusus tanpa menyarankan cara khusus pelaksanaannya yang diterapkan pelaksanaannya yang diterapkan pada serangkaian perbuatan pada serangkaian perbuatan untuk menjadi petunjuk yang untuk menjadi petunjuk yang tepat bagi perbuatan itu.tepat bagi perbuatan itu.

Page 6: AZAS HUKUM

P. Scholten :P. Scholten :

Azas hukum adalah kecenderungan Azas hukum adalah kecenderungan yang disyaratkan oleh pandangan yang disyaratkan oleh pandangan kesusilaan pada hukum yang kesusilaan pada hukum yang merupakan sifat-sifat umum dengan merupakan sifat-sifat umum dengan segala keterbatasanya sebagai segala keterbatasanya sebagai pembawaan umum; tetapi tidak boleh pembawaan umum; tetapi tidak boleh tidak harus adatidak harus ada

(Sudikno Mertokusumo, 1986 hal 32).(Sudikno Mertokusumo, 1986 hal 32).

Page 7: AZAS HUKUM

Prof. Dr. Satjipto Raharjo, SHProf. Dr. Satjipto Raharjo, SH Azas hukum adalah unsur penting Azas hukum adalah unsur penting

dan pokok dari peraturan hukum. dan pokok dari peraturan hukum. Azas hukum adalah jantungnya Azas hukum adalah jantungnya peraturan hukum karena ia peraturan hukum karena ia merupakan landasan yang paling merupakan landasan yang paling luas bagi lahirnya peraturan hukum ( luas bagi lahirnya peraturan hukum ( Ia adalah ratio legisnya peraturan Ia adalah ratio legisnya peraturan hukum).hukum).

Page 8: AZAS HUKUM

Prof. Dr. Satjipto Raharjo Prof. Dr. Satjipto Raharjo Mengatakan bahwa pada Mengatakan bahwa pada

akhirnya peraturan akhirnya peraturan peraturan hukum itu harus peraturan hukum itu harus dapat dikembalikan kepada dapat dikembalikan kepada azas-azas tersebut.azas-azas tersebut.

Page 9: AZAS HUKUM

Dari beberapa pendapat Dari beberapa pendapat sarjana tersebut dapat sarjana tersebut dapat disimpulkan : disimpulkan : “bahwa azas “bahwa azas hukum baru merupakan hukum baru merupakan cita-cita suatu kebenaran cita-cita suatu kebenaran yang menjadi pokok, dasar yang menjadi pokok, dasar (tumpuan berpikir) untuk (tumpuan berpikir) untuk menciptakan norma hukum.menciptakan norma hukum.

Page 10: AZAS HUKUM

Jadi suatu azas hukum adalah Jadi suatu azas hukum adalah alam pikiran (cita-cita ideal) alam pikiran (cita-cita ideal) yang melatar belakangi yang melatar belakangi pembentukan norma hukum pembentukan norma hukum yang konkrit, bersifat umum yang konkrit, bersifat umum (abstrak) khususnya dalam (abstrak) khususnya dalam bidang hukum yang erat bidang hukum yang erat hubungannya dengan agama hubungannya dengan agama dan budayadan budaya

Page 11: AZAS HUKUM

Agar azas hukum berlaku dalam Agar azas hukum berlaku dalam praktek maka isi azas hukum itu harus praktek maka isi azas hukum itu harus dibentuk lebih konkrit. dibentuk lebih konkrit.

Jika azas hukum telah dirumuskan Jika azas hukum telah dirumuskan secara konkrit dalam bentuk peraturan secara konkrit dalam bentuk peraturan norma hukum maka ia sudah dapat norma hukum maka ia sudah dapat diterapkan secara langsung kepada diterapkan secara langsung kepada peristiwanya sedangkan azas hukum peristiwanya sedangkan azas hukum yang belum konkrit dirumuskan dalam yang belum konkrit dirumuskan dalam ketentuan hukum maka ia belum ketentuan hukum maka ia belum dapat dipergunakan secara langsung dapat dipergunakan secara langsung pada peristiwanya.pada peristiwanya.

Page 12: AZAS HUKUM

Azas hukum tidak akan habis kekuatannya Azas hukum tidak akan habis kekuatannya dengan melahirkan peraturanperaturan, dengan melahirkan peraturanperaturan, oleh karena itu C. W. Paton menyebutnya oleh karena itu C. W. Paton menyebutnya sebagai suatu sarana yang membuat sebagai suatu sarana yang membuat hukum itu hidup, tumbuh, berkembang dan hukum itu hidup, tumbuh, berkembang dan ia juga menunjukkan bahwa hukum itu ia juga menunjukkan bahwa hukum itu bukan sekedar kumpulan peraturan-bukan sekedar kumpulan peraturan-peraturan belaka.peraturan belaka.

Bahwa dengan adanya azas hukum, Bahwa dengan adanya azas hukum, hukum itu bukan sekedar kumpulan hukum itu bukan sekedar kumpulan peraturan-peraturan disebabkan karena peraturan-peraturan disebabkan karena azas itu mengandung nilai-nilai dan azas itu mengandung nilai-nilai dan tuntutan-tuntutan etis.tuntutan-tuntutan etis.

Page 13: AZAS HUKUM

Apabila kita membaca suatu peraturan Apabila kita membaca suatu peraturan hukum mungkin kita tidak hukum mungkin kita tidak menemukan menemukan pertimbangan etis disitu tetapi azas hukum pertimbangan etis disitu tetapi azas hukum menunjukkan adanya tuntutan etis (setidak-menunjukkan adanya tuntutan etis (setidak-tidaknya kita bisa merasakan adanya tidaknya kita bisa merasakan adanya petunjuk kearah itu).petunjuk kearah itu).

Karena azas hukum mengandung tuntutan Karena azas hukum mengandung tuntutan etis maka azas hukum merupakan jembatan etis maka azas hukum merupakan jembatan antara peraturan-peraturan hukum dengan antara peraturan-peraturan hukum dengan cita-cita sosial dan pandangan etis cita-cita sosial dan pandangan etis masyarakatnya.masyarakatnya.

Oleh karena itu untuk memahami hukum Oleh karena itu untuk memahami hukum suatu bangsa tidak bisa hanya melihat suatu bangsa tidak bisa hanya melihat peraturan-peraturan hukumnya saja peraturan-peraturan hukumnya saja melainkan harus menggalinya sampai melainkan harus menggalinya sampai kepada azas-azas hukumnya.kepada azas-azas hukumnya.

Page 14: AZAS HUKUM

II. Azas-zas Dalam Hukum II. Azas-zas Dalam Hukum Perdata, antara lain :Perdata, antara lain :

1. 1. Azas Pacta Sunt Servanda Azas Pacta Sunt Servanda (setiap janji itu mengikat)(setiap janji itu mengikat)

2. 2. Azas Contracts Vrij Azas Contracts Vrij heid/party autonomis heid/party autonomis (kebebasan para pihak untuk (kebebasan para pihak untuk berkontrak)berkontrak)

3. 3. Azas T.e. Goede Trouw Azas T.e. Goede Trouw (iktikad baik)(iktikad baik)

Page 15: AZAS HUKUM

Ke 3 azas tersebut telah Ke 3 azas tersebut telah dicantumkan dalam bentuk dicantumkan dalam bentuk peraturan yang konkrit yaitu peraturan yang konkrit yaitu dalam pasal 1338 KUHPerdata, dalam pasal 1338 KUHPerdata, yang berbunyi :yang berbunyi :

1. “Semua persetujuan yang dibuat sesuai 1. “Semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan UU berlaku sebagai UU bagi para dengan UU berlaku sebagai UU bagi para pihak yang membuatnya”.pihak yang membuatnya”.

2. “Persetujuan tidak dapat ditarik kembali 2. “Persetujuan tidak dapat ditarik kembali selain dengan kesepakatan ke 2 belah pihak selain dengan kesepakatan ke 2 belah pihak atau karena alasan-alasan yang ditentukan atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh UU”.oleh UU”.

3. “Persetujuan harus dengan iktikad baik”.3. “Persetujuan harus dengan iktikad baik”.

Page 16: AZAS HUKUM

Jika azas hukum telah dirumuskan Jika azas hukum telah dirumuskan secara konkrit dalam bentuk secara konkrit dalam bentuk peraturan/norma hukum maka ia peraturan/norma hukum maka ia sudah dapat diterapkan secara sudah dapat diterapkan secara langsung pada peristiwanya.langsung pada peristiwanya.

Sedangkan azas hukum yang belum Sedangkan azas hukum yang belum

konkrit dirumuskan dalam konkrit dirumuskan dalam peraturan/norma hukum maka belum peraturan/norma hukum maka belum dapat dipergunakan secara langsung dapat dipergunakan secara langsung pada peristiwanya.pada peristiwanya.

Page 17: AZAS HUKUM

Prof. Mahadi Prof. Mahadi menyatakan bahwa Azas itu kadang-menyatakan bahwa Azas itu kadang-

kadang belum masak untuk dipakai kadang belum masak untuk dipakai dalam praktek, dalam praktek,

contoh : Bezit geedt als Velkomen contoh : Bezit geedt als Velkomen titel dalam hal barang bergerak yaitu titel dalam hal barang bergerak yaitu pada Pasal 1977 KUHPerdata.pada Pasal 1977 KUHPerdata.

Page 18: AZAS HUKUM

Bahwa barang siapa menguasai barang Bahwa barang siapa menguasai barang bergerak dia adalah pemilik. Kalau azas ini bergerak dia adalah pemilik. Kalau azas ini begitu saja dipakai dalam praktek maka begitu saja dipakai dalam praktek maka setiap pencuri arloji adalah pemilik.setiap pencuri arloji adalah pemilik.

Jadi azas itu melindungi pencuri. Jadi azas itu melindungi pencuri.

Supaya azas dapat berlaku dalam praktek Supaya azas dapat berlaku dalam praktek padapada

azas tadi harus ditambahkan kata-kata azas tadi harus ditambahkan kata-kata “Pada umumnya” sehingga Azas menjadi “Pada umumnya” sehingga Azas menjadi berbunyi “Pada umumnya siapa yang berbunyi “Pada umumnya siapa yang menguasai barang bergerak adalah menguasai barang bergerak adalah pemilik”.pemilik”.

Page 19: AZAS HUKUM

Umumnya demikian hanya adakalanya Umumnya demikian hanya adakalanya seseorang menguasai arloji bukan pemilik, seseorang menguasai arloji bukan pemilik, arloji yang dipakai adalah hasil curian, hasil arloji yang dipakai adalah hasil curian, hasil rampasan (copetan) atau hasil penipuan.rampasan (copetan) atau hasil penipuan.

Doktrin dan Yurisprudensi menambahkan Doktrin dan Yurisprudensi menambahkan pada azas tersebut kata-kata “dengan pada azas tersebut kata-kata “dengan iktikad baik” sehingga dalam praktek iktikad baik” sehingga dalam praktek berbunyi “Barang siapa menguasai barang berbunyi “Barang siapa menguasai barang bergerak dengan iktikad baik dia dianggap bergerak dengan iktikad baik dia dianggap sebagai pemilik”.sebagai pemilik”.

Dengan adanya syarat-syarat “iktikad baik” Dengan adanya syarat-syarat “iktikad baik” maka pencuri tidak dilindungi oleh azasmaka pencuri tidak dilindungi oleh azas

tersebut (Prof Mahadi, 1986, hal 12-13)tersebut (Prof Mahadi, 1986, hal 12-13)

Page 20: AZAS HUKUM

III. Azas-azas yang terdapat dalam III. Azas-azas yang terdapat dalam hukum pidana antara lainhukum pidana antara lain

1. 1. Azas Geen Straaf Zonder Schuld Azas Geen Straaf Zonder Schuld (Tiada (Tiada penjatuhan hukuman tanpa kesalahan)penjatuhan hukuman tanpa kesalahan)

2. 2. Azas Rechts vaardigingsgrondenAzas Rechts vaardigingsgronden (menghapuskan sifat melawan hukum)dalam (menghapuskan sifat melawan hukum)dalam pasal 48, 49 (1 & 2), 50, 51 KUHP.pasal 48, 49 (1 & 2), 50, 51 KUHP.

3. 3. Azas Schuld uits luitingsgronden Azas Schuld uits luitingsgronden (menghapuskan sifat kesalahan terdakwa) (menghapuskan sifat kesalahan terdakwa) dalam pasal 44 KUHPdalam pasal 44 KUHP

4. 4. Azas On vergolgbaarheid (Azas On vergolgbaarheid (pernyataan tidak pernyataan tidak menuntut dari penuntut umum disebabkan menuntut dari penuntut umum disebabkan mengutamakan kemanfaatan (Mr. J.E. Jonkers mengutamakan kemanfaatan (Mr. J.E. Jonkers hal, 169)hal, 169)

Page 21: AZAS HUKUM

5. 5. Territorialiteets beginselTerritorialiteets beginsel yaitu per yaitu per Undang-undangan hukum pidana berlaku Undang-undangan hukum pidana berlaku bagi semua perbuatan pidana yang terjadi bagi semua perbuatan pidana yang terjadi didalam wilayah negara yang berlaku bagi didalam wilayah negara yang berlaku bagi Warga Negara Indonesia atau warga Warga Negara Indonesia atau warga Negara Asing.Negara Asing.

6. 6. Personaliteits beginselPersonaliteits beginsel yaitu pembuat yaitu pembuat deliknya adalah Warga Negara deliknya adalah Warga Negara Indonesia(actief Nationaliteit dan passief Indonesia(actief Nationaliteit dan passief Nationaliteit begisel)Nationaliteit begisel)

7. 7. Azas UniversaliteitAzas Universaliteit yaitu berlakunya UU yaitu berlakunya UU Hukum Pidana diluar wilayah negara.Hukum Pidana diluar wilayah negara.

Page 22: AZAS HUKUM

IV. Azas-azas berlakunya suatu IV. Azas-azas berlakunya suatu UU antara lainUU antara lain

1. Azas Lex posterior derogat lege priori1. Azas Lex posterior derogat lege priori yaitu yaitu Undang-Undang yang berlaku kemudian Undang-Undang yang berlaku kemudian membatalkan Undang-undang terdahulu sejauh membatalkan Undang-undang terdahulu sejauh mana mengatur objek yang sama.mana mengatur objek yang sama.

2. 2. Azas Lex Superior de rogat legi inferiorAzas Lex Superior de rogat legi inferior yaitu yaitu Undang-Undang yang dibuat oleh penguasa yang Undang-Undang yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi mempunyai derajat lebih tinggi lebih tinggi mempunyai derajat lebih tinggi sehingga terhadap peraturan yang lebih rendah sehingga terhadap peraturan yang lebih rendah dan mengatur objek yang sama maka hakim dan mengatur objek yang sama maka hakim menetapkan peraturan yang lebih tinggi.menetapkan peraturan yang lebih tinggi.

3. 3. Azas Lex Specialis de rogat legi generalisAzas Lex Specialis de rogat legi generalis yaitu yaitu Undang-Undang khusus mengenyampingkan Undang-Undang khusus mengenyampingkan Undang-Undang yang bersifat umum.Undang-Undang yang bersifat umum.

Page 23: AZAS HUKUM

V. Azas-azas dalam V. Azas-azas dalam Jurisprudensi antara Jurisprudensi antara lainlain

1. 1. Azas Stare decesis/The binding force Azas Stare decesis/The binding force of Precedentof Precedent

Dalam azas ini hakim terikat kepada Dalam azas ini hakim terikat kepada keputusan-keputusan yang lebih dahulu keputusan-keputusan yang lebih dahulu dari hakim-hakim yang sederajat atau dari hakim-hakim yang sederajat atau oleh hakim yang lebih tinggi. Azas ini oleh hakim yang lebih tinggi. Azas ini dianut oleh negara Anglo Saxon seperti dianut oleh negara Anglo Saxon seperti Amerika Serikat, Inggeris.Amerika Serikat, Inggeris.

Page 24: AZAS HUKUM

Azas ini berlaku berdasarkan 4 Azas ini berlaku berdasarkan 4 faktor yaitu :faktor yaitu :

a. Bahwa penerapan pada peraturan-peraturan a. Bahwa penerapan pada peraturan-peraturan yang sama pada kasus-kasus yang sama yang sama pada kasus-kasus yang sama menghasilkan perlakuan yang sama bagi siapa menghasilkan perlakuan yang sama bagi siapa saja yang datang ke Pengadilansaja yang datang ke Pengadilan

b. Bahwa mengikuti preceden secara konsisten b. Bahwa mengikuti preceden secara konsisten dapat menyumbangkan pendapat untuk masalah-dapat menyumbangkan pendapat untuk masalah-masalah di kemudian harimasalah di kemudian hari

c. Bahwa penggunaan kriteria yang mantap untuk c. Bahwa penggunaan kriteria yang mantap untuk menempatkan masalah-masalah baru dapat menempatkan masalah-masalah baru dapat menghemat tenaga dan waktumenghemat tenaga dan waktu

d. Bahwa pemakaian putusan-putusan yang d. Bahwa pemakaian putusan-putusan yang terdahulu menunjukkan adanya kewajiban untuk terdahulu menunjukkan adanya kewajiban untuk menghormati kebijaksanaan dan pengalaman menghormati kebijaksanaan dan pengalaman Pengadilan generasi sebelumnya.Pengadilan generasi sebelumnya.

Page 25: AZAS HUKUM

2. 2. Azas bebas Azas bebas yaitu kebalikan dari azas yaitu kebalikan dari azas

precedent yaitu hakim tidak precedent yaitu hakim tidak terikat kepada keputusan-terikat kepada keputusan-keputusan Hakim keputusan Hakim sebelumnya pada tingkat sebelumnya pada tingkat sejajar atau kepada Hakim sejajar atau kepada Hakim yang lebih tinggi.yang lebih tinggi.

Page 26: AZAS HUKUM

Azas ini dianut dinegara Belanda dan Azas ini dianut dinegara Belanda dan Perancis.Perancis.

Dalam praktek seperti dinegeri Dalam praktek seperti dinegeri Belanda azas ini tidak dilakukan Belanda azas ini tidak dilakukan secara konsekwen, banyak hakim-secara konsekwen, banyak hakim-hakim masih menggunakan hakim masih menggunakan keputusan-keputusan hakim yang keputusan-keputusan hakim yang lebih tinggi dengan beberapa alasan lebih tinggi dengan beberapa alasan antara lainantara lain

Page 27: AZAS HUKUM

menggunakan ke 2 azas tersebut yaitu azas menggunakan ke 2 azas tersebut yaitu azas precedent untuk Peradilan Adat/kebiasaan precedent untuk Peradilan Adat/kebiasaan dan azas bebas untuk Peradilan Barat.dan azas bebas untuk Peradilan Barat.

a. Mencegah terjadinya kesimpang siuran a. Mencegah terjadinya kesimpang siuran keputusan hakim sehingga mengaburkan keputusan hakim sehingga mengaburkan atau tidak tercapainya tujuan kepastian atau tidak tercapainya tujuan kepastian hukumhukum

b. Mencegah terjadinya pengeluaran biaya b. Mencegah terjadinya pengeluaran biaya yang tidak perlu karena pihak yang tidak yang tidak perlu karena pihak yang tidak puas akan naik bandingpuas akan naik banding

c. Mencegah pandangan yang kurang baik c. Mencegah pandangan yang kurang baik dari atasan. dari atasan.

Page 28: AZAS HUKUM

Negara Indonesia Negara Indonesia menggunakan ke 2 azas menggunakan ke 2 azas tersebut yaitu azas precedent tersebut yaitu azas precedent untuk Peradilan untuk Peradilan Adat/kebiasaan dan azas Adat/kebiasaan dan azas bebas untuk Peradilan Barat.bebas untuk Peradilan Barat.

Page 29: AZAS HUKUM

VI. Kesimpulan VI. Kesimpulan ::

Page 30: AZAS HUKUM

1. Bahwa azas hukum adalah cita-cita 1. Bahwa azas hukum adalah cita-cita suatu kebenaran yang menjadi dasar suatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir untuk atau tumpuan berpikir untuk menciptakan norma hukummenciptakan norma hukum

2. Bahwa azas hukum adalah ratio legis 2. Bahwa azas hukum adalah ratio legis dari peraturan hukumdari peraturan hukum

3. Bahwa azas hukum membuat hukum 3. Bahwa azas hukum membuat hukum itu hidup, tumbuh dan berkembangitu hidup, tumbuh dan berkembang

4. Bahwa azas hukum mengandung 4. Bahwa azas hukum mengandung nilai-nilai etisnilai-nilai etis

5. Bahwa untuk memahami hukum 5. Bahwa untuk memahami hukum suatu bangsa adalah memahami cita-suatu bangsa adalah memahami cita-cita sosial dan pandangan etis bangsa cita sosial dan pandangan etis bangsa tersebuttersebut

Page 31: AZAS HUKUM

VII. Daftar PustakaVII. Daftar Pustaka 1. C.S.T. Kansil, Drs, SH - Pangantar Ilmu Hukum dan Tata 1. C.S.T. Kansil, Drs, SH - Pangantar Ilmu Hukum dan Tata

Hukum Indonesia, BalaiHukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1992.Pustaka, Jakarta, 1992. 2. Chainur Arrasjid, Prof, SH - Dasar-dasar Ilmu Hukum, 2. Chainur Arrasjid, Prof, SH - Dasar-dasar Ilmu Hukum,

Sinar Grafika, 2000.Sinar Grafika, 2000. 3. _____________________ - Pengantar Ilmu Hukum, Yani Corp 3. _____________________ - Pengantar Ilmu Hukum, Yani Corp

Medan, 1998.Medan, 1998. 4. L. J. Van Apeldoorn, Prof, Mr - Pengantar Ilmu Hukum, 4. L. J. Van Apeldoorn, Prof, Mr - Pengantar Ilmu Hukum,

Pradya ParamitaPradya Paramita Jakarta, 1982.Jakarta, 1982. 5. Satjipto Raharjo, Pro, Dr, SH - Ilmu Hukum, PT Citra 5. Satjipto Raharjo, Pro, Dr, SH - Ilmu Hukum, PT Citra

Aditya Bakti,Aditya Bakti, Bandung 1996.Bandung 1996. 6. Sutrisno. R. Pardoen, Drs, dkk - Pengantar Ilmu Hukum, 6. Sutrisno. R. Pardoen, Drs, dkk - Pengantar Ilmu Hukum,

PT. GramediaPT. Gramedia