Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

16
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn S DENGAN RETENSI URIN PADA BPH DI IGD RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Tugas Praktik Program Profesi Ners Stase Kegawatdaruratan Disusun oleh : AGUNG ADI ARYONO A21100397 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG 2013

Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-retensi-urin-pada-bph-di-igd-rsud-saras 1/16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn S DENGAN RETENSI URIN PADA BPH DI

IGD RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Tugas Praktik 

Program Profesi Ners Stase Kegawatdaruratan

Disusun oleh :

AGUNG ADI ARYONO

A21100397

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

2013

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-retensi-urin-pada-bph-di-igd-rsud-saras 2/16

 

PENGESAHAN

Laporan Kasus

Asuhan Keperawatan Pada Tn S Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada

Purworejo

Telah disetujui pada tanggal :

Mengetahui :

Pembimbing Klinik 

RUWIYAH, S.Kep.Ns

Pembimbing Akademik 

M. MADKHAN ANIS S.Kep.NsKa Prodi S1 Keperawatan

HERNIYATUN, M.Kep, Sp. Mat

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-retensi-urin-pada-bph-di-igd-rsud-saras 3/16

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ 1

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang ...................................................................................... 4

B.  Tujuan.. ................................................................................................. 4

1.  Tujuan Umum ................................................................................ 4

2.  Tujuan Khusus ............................................................................... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.  Pengertian ................................................................................. 5

B.  Etiologi ..................................................................................... 5

C.  Batasan Karakteristik .............................................................. 6

D. 

Patofisiologi ............................................................................. 7E.  Diagnosa dan Intervensi Keperawatan .................................... 8

BAB III METODE PENELITIAN

A.  Pengkajian. ............................................................................... 10

B.  Masalah Keperawatan .............................................................. 10

C.  Rencana Keperawatan ............................................................. 11

D.  Implementasi ........................................................................... 11

E.  Evaluai ..................................................................................... 11

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 12

BAB V KESIMPULAN ................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................LAMPIRAN ....................................................................................................

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-retensi-urin-pada-bph-di-igd-rsud-saras 4/16

BAB I

PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG

Pembesaran prostat benigna atau lebih dikenal sebagai BPH sering diketemukan pada

 pria yang menapak usia lanjut1. Istilah BPH atau benign prostatic hyperplasia sebenarnya

merupakan istilah histopatologis, yaitu terdapat hiperplasia sel-sel stroma dan sel-sel

epitel kelenjar prostat. Hiperplasia prostat benigna ini dapat dialami oleh sekitar 70% pria

di atas usia 60 tahun. Angka ini akan meningkat hingga 90% pada pria berusia di atas 80

tahun.

Keluhan yang disampaikan oleh pasien BPH seringkali berupa LUTS (lower urinary

tract symptoms) yang terdiri atas gejala obstruksi (voiding symptoms) maupun iritasi

(storage symptoms) yang meliputi: frekuensi miksi meningkat, urgensi, nokturia,

 pancaran miksi lemah dan sering terputus-putus (intermitensi), dan merasa tidak puas

sehabis miksi, dan tahap selanjutnya terjadi retensi urine. Hubungan antara BPH denganLUTS sangat kompleks. Tidak semua pasien BPH mengeluhkan gangguan miksi dan

sebaliknya tidak semua keluhan miksi disebabkan oleh BPH.

Terapi yang akan diberikan pada pasien tergantung pada tingkat keluhan pasien,

komplikasi yang terjadi, sarana yang tersedia, dan pilihan pasien. Di berbagai daerah di

Indonesia kemampuan melakukan diagnosis dan modalitas terapi pasien BPH tidak sama

karena perbedaan fasilitas dan sumber daya manusia di tiap-tiap daerah. Walaupun

demikian dokter di daerah terpencilpun diharapkan dapat menangani pasien BPH dengan

sebaik-baiknya. Penyusunan guidelines di berbagai negara maju ternyata berguna bagi

 para dokter maupun spesialis urologi dalam menangani kasus BPH dengan benar.

B.  TUJUAN

1.  Tujuan Umum

Mampu melakukan asuhan keperawatan GADAR dengan retensi urine di IGD RSUD

Saras Husada Purworejo.

2.  Tujuan Khusus

a.  Mampu melakukan pengkajian pada pasien pada pasien BPH dengan masalah

utama retensi urine di IGD RSUD Saras Husada Purworejo

 b.  Mampu menganalisis dan merumuskan masalah keperawatan berdasarkan

kegawatdaruratan pada pasien dengan masalah keperawatan retensi urine di

IGD RSUD Saras Husada Purworejo

c.  Mengetahui efektifitas tindakan keperawatan yang diberikan pada pasien

dengan masalah keperawatan retensi urine di IGD RSUD Saras Husada

Purworejo

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-retensi-urin-pada-bph-di-igd-rsud-saras 5/16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.  PENGERTIAN

Retensio urine adalah kesulitan miksi karena kegagalan urine dari fesika urinaria.

(Kapita Selekta Kedokteran). Retensio urine adalah tertahannya urine di dalam akndung

kemih, dapat terjadi secara akut maupun kronis. (Depkes RI Pusdiknakes 1995).

Retensio urine adlah ketidakmampuan untuk melakukan urinasi meskipun terdapat

keinginan atau dorongan terhadap hal tersebut. (Brunner & Suddarth). Retensio urine

adalah sutau keadaan penumpukan urine di kandung kemih dan tidak punya kemampuan

untuk mengosongkannya secara sempurna.

B.  ETIOLOGI

Adapun penyebab dari penyakit retensio urine adalah sebagai berikut:1.  Supra vesikal berupa kerusakan pada pusat miksi di medulla spinallis S2 S4

setinggi T12 L1. Kerusakan saraf simpatis dan parasimpatis baik sebagian

ataupun seluruhnya, misalnya pada operasi miles dan mesenterasi pelvis,

kelainan medulla spinalis, misalnya miningokel, tabes doraslis, atau spasmus

sfinkter yang ditandai dengan rasa sakit yang hebat.

2.  Vesikal berupa kelemahan otot detrusor karena lama teregang, atoni pada

 pasien DM atau penyakit neurologist, divertikel yang besar.

3.  Intravesikal berupa pembesaran prostate, kekakuan leher vesika, striktur, batu

kecil, tumor pada leher vesika, atau fimosis.

4.  Dapat disebabkan oleh kecemasan, pembesaran porstat, kelainan patologiurethra (infeksi, tumor, kalkulus), trauma, disfungsi neurogenik kandung

kemih.

Sedangkan pada BPH penyebab secara pasti belum diketahui, namun terdapat faktor 

resiko umur dan hormon androgen (Anonim,FK UI,1995).

C.  BATASAN KARAKTERISTIK 

Adapun tanda dan gejala atau menifestasi klinis pada penyakit ini adalah sebagai berikut:

a.  Diawali dengan urine mengalir lambat.

 b.  Kemudian terjadi poliuria yang makin lama menjadi parah karena pengosongan

kandung kemih tidak efisien.

c.  Terjadi distensi abdomen akibat dilatasi kandung kemih.

d.  Terasa ada tekanan, kadang terasa nyeri dan merasa ingin BAK.

e.  Pada retensi berat bisa mencapai 2000 -3000 cc.

f.  Sensasi kandung kemih penuh

g.  Tidak ada haluran urine

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-retensi-urin-pada-bph-di-igd-rsud-saras 6/16

 

D.  PATOFISIOLOGI

Proses pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan sehingga perubahan

 pada saluran kemih juga terjadi secara perlahan-lahan. Pada tahap awal setelah

terjadinya pembesaran prostat, resistensi pada leher buli-buli dan daerah prostat

meningkat, serta otot destrusor menebal dan merenggang sehingga timbul sakulasi atau

divertikel. Fase penebalan destrusor ini disebut fase kompensasi. Apabila keadaan

 berlanjut, maka destrusor menjadi lelah dan akhirnya mengalami dekompensasi dan

tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi retensio urin yang selanjutnya

dapat menyebabkan hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas.

Benigne Prostat Hyperplasia (BPH) ialah pembesaran jinak kelenjar prostat,

disebabkan oleh karena hiperplasia beberapa atau semua komponen prostat meliputi

 jaringan kelenjar / jaringan fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pars

 prostatika (Lab/UPF Ilmu Bedah RSU Benigne Prostat Hyperplasia (BPH) ialah

 pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan oleh karena hiperplasia beberapa atausemua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar / jaringan fibromuskuler yang

menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika (Lab/UPF Ilmu Bedah RSUD Dr 

Soetomo, 1994 : 193). Benigne Prostat Hyperplasia (BPH) ialah pembesaran jinak 

kelenjar prostat, disebabkan oleh karena hiperplasia beberapa atau semua komponen

 prostat meliputi jaringan kelenjar / jaringan fibromuskuler yang menyebabkan

 penyumbatan uretra pars prostatika (Lab/UPF Ilmu Bedah RSUD Dr Soetomo, 1994 :

193). http://www.thedigilib.com (16 mei 2013)

Pada retensio urine, penderita tidak dapat miksi, buli-buli penuh disertai rasa

sakit yang hebat di daerah suprapubik dan hasrat ingin miksi yang hebat disertai

mengejan. Retensio urine dapat terjadi menurut lokasi, factor obat dan factor lainnyaseperti ansietas, kelainan patologi urethra, trauma dan lain sebagainya. Berdasarkan

lokasi bisa dibagi menjadi supra vesikal berupa kerusakan pusat miksi di medulla

spinalsi menyebabkan kerusaan simpatis dan parasimpatis sebagian atau seluruhnya

sehingga tidak terjadi koneksi dengan otot detrusor yang mengakibatkan tidak adanya

atau menurunnya relaksasi otot spinkter internal, vesikal berupa kelemahan otot

detrusor karena lama teregang, intravesikal berupa hipertrofi prostate, tumor atau

kekakuan leher vesika, striktur, batu kecil menyebabkan obstruksi urethra sehingga

urine sisa meningkat dan terjadi dilatasi bladder kemudian distensi abdomen. Factor 

obat dapat mempengaruhi proses BAK, menurunkan tekanan darah, menurunkan

filtrasi glumerolus sehingga menyebabkan produksi urine menurun. Factor lain berupa

kecemasan, kelainan patologi urethra, trauma dan lain sebagainya yang dapat

meningkatkan tensi otot perut, peri anal, spinkter anal eksterna tidak dapat relaksasi

dengan baik. Dari semua factor di atas menyebabkan urine mengalir labat kemudian

terjadi poliuria karena pengosongan kandung kemih tidak efisien. Selanjutnya terjadi

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-retensi-urin-pada-bph-di-igd-rsud-saras 7/16

distensi bladder dan distensi abdomen sehingga memerlukan tindakan, salah satunya

 berupa kateterisasi urethra.

Berdasarkan teori sehingga dapat digamarkan sebagi berikut :

Pembesaran prostat

Retensi urine

Kateterisasi Prostatektomi / TURP

E.  DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI

Masalah

Keperawatan

Out come Intervention Rasional

1.  Retensi

urine

(Kerusakan

eleminasi

urine)

-  Eleminasi urine

 baik 

-  Irrigasi bledder 

-  Kateterisasi urinari.

-  Melancarkan

saluran urin

-  Mengeluarkan

urine

2.   Nyeri akut -  Peningkatan

kenyamanan

-  Perilaku kontrol

nyeri

-  Penurunan

tingkat nyeri

-  Manajemen nyeri

(PQRST, riwayat

nyeri sebelumnya,

cara mengurangi

nyeri, respon)

-  Analgesic

adminstration

-  Mengatasi nyeri

-  Membantu

mengurangi nyeri

-  Memberikan rasa

nyaman

Kerusakan eleminasi urine 

Risikoinfeksi 

Perdarahan /

pembekuan darahSumbatan cateter

Distensi VUNyeri Ketakutan

Pembatasan aktifitasDevisit perawatan diri

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-retensi-urin-pada-bph-di-igd-rsud-saras 8/16

-  Manajemen

lingkungan:

Kenyamanan

3.  Risiko

infeksi

-  Faktor resiko

terkontrol

-  Kontrol infeksi

-  Pencegahan infeksi

-  Mengetahui

adanya tanda

infeksi

-  Mengurangi

terjadi infeksi

4.  Ketakutan -  Ketakutan

terkontrol

-  Tindakan

menurunkan

kecemasan /

ketakutan.

-  Merestrukturisasi

 pemahaman.

-  Memberikan rasa

nyaman

-  Menambah

 pemahaman

 pasien

mengurangi rasa

takut.5.  Kurang

 perawatan

diri

-  Pemenuhan

kebutuhan:

-  Perawatan diri:

Mandi

-  Perawatan diri:

Berpakaian

-  Perawatan diri:

Higiene

-  Perawatan diri:

Berhias

-  Perawatan diri:

Makan

-  Bantuan Perawatan

diri: Mandi

-  Bantuan Perawatan

diri: Berpakaian

-  Bantuan Perawatan

diri: Higiene

-  Bantuan Perawatan

diri: Berhias

-  Bantuan Perawatan

diri: Makan

-  Membantu

 pemenuhan

 perawatan diri

 pada pasien

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-retensi-urin-pada-bph-di-igd-rsud-saras 9/16

BAB III

TINJAUAN KHASUS

Telah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien S di IGD Saras Husada Purworejo.

Pengkajian

 Nama : Tn S

Umur : 69 Th

Alamat : Prembun 3/1 Prembun Kebumen

Tanggal :15 Mei 2013

Jam : 14.02

Riwayat kesehatan sekarang

Pasien datang ke IGD Saras Husada Purworejo dengan keluhan tidak bias bung air kecil

sejak kemarin sing,1 hari yang lalu. Pasien merasa sakit pada kandung kemih karena

tidak bias kencing. Pasien tampak menahan sakit. Tampak ada penumpukan padakandung kemih. Klien mengatakan sudah dilakukan op BPH di Rumah Sakit lain dan

sekarang hari ke 40 post op. setelah dilakukan op masih bias BAK dengan lancar.

Keluarga pasien mengatakan tidak ada yang mengalami penyakit yang sama seperti

yang di derita pasien sekarang.

Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit gula dan darah tinggi.

Pemeriksaan tanda tanda vital

TD : 150/80 mmHg

 N : 96 x/mnt

R : 24 x/mnt

S : 36,2 CGCS : 15

Pengkajian nyeri

P : pasien mengatakan sakit karena tidak bias kencing

Q : nyeri seperti di tekan

R : nyeri pada kandung kemih

S : sekala 7 tujuh

T : klien mengatakan sakit sejak tadi pagi

Masalah keperawatan

1.  Retensi urine berhubungan dengan hambatan pada saluran uretra ditandai dengan

Data subyektif 

-  Mengatakan tidak bias BAK sejak kemarin siang.

Data Obyektif 

-  Tampak ada penumpukan pada kandung kemih.

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-retensi-urin-pada-bph-di-igd-rsud-saras 10/16

2.   Nyeri berhubungan dengan peningkatan retensi urine pada kandung kemih ditandai

dengan

Data subyektif 

P : pasien mengatakan sakit karena tidak bias kencing

Q : nyeri seperti di tekan

R : nyeri pada kandung kemih

S : sekala 7 tujuh

T : klien mengatakan sakit sejak tadi pagi

Data Obyektif 

-  Pasien tampak menahan sakit

-  TD : 150/80 mmHg

-   N : 96 x/mnt

-  R : 24 x/mnt

-  S : 36,2 C

Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnose keperawatan Kriteria hasil Intervensi

1.  Retensi urine

 berhubungan dengan

hambatan pada saluran

uretra

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

 pemasangan kateter 

diharapkan eliminasi urin

 pasien baik 

-  Kateterisasi urinari

2.   Nyeri berhubungan

dengan peningkatan

retensi urine pada

kandung kemih

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 30 menit

diharapkan nyeri basien

 berkurang dengan skala

menjadi 2 (dua)

-  Manajemen nyeri

(PQRST, riwayat

nyeri sebelumnya,

cara mengurangi

nyeri, respon)

-  Analgesic

adminstration

-  Manajemen

lingkungan:

Kenyamanan

Tindakan IGDWaktu Tindakan Respon

15/05/2013

14.02

Memasang kateter Klien merasa nyeri saat di

 pasang kateter, kakteter tidak 

 bisa masuk menggunakan no

16, dan no 8. Kateter 

terpasang menggunakan no

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-retensi-urin-pada-bph-di-igd-rsud-saras 11/16

18

15/05/2013

14.35

Menejemen nyeri P : pasien mengatakan sakit

karena tidak bias

kencing sudah berkurang

Q : nyeri seperti ditekan

R : nyeri pada kandung

kemih dan saluran ureter 

S : sekala 3 tiga

T : klien mengatakan sakit

sejak tadi pagi

-  Klien mengatakan nyeri

 berkurang dari pada

sebelum terpasang

selang.-  Klien mengatakan untuk 

mengatasi sakitnya

dengan nafas dalam.

-  Klien kelihatan rileks

Evaluasi

Waktu Diagnosa keperawatan Evaluasi

15/5/13

14.45

Retensi urine

 berhubungan dengan

hambatan pada saluran

uretra

S: klien mengatakan sekarang merasa lega, klien

mengatakan sakit pada kandung kemih berkurang, klien

mengatakan agak sakit pada saluran kencing.

O: klien tampak rileks, urin keluar berwarna kuning

keemasan, jernih tidak ada gumpalan.

A: masalah keperawatan belum teratasi

P: pertahankan kateter sampai pemeriksaan selanjutnya

Lakukan perawatan kateter 

15/5/13

14.45

 Nyeri berhubungan

dengan peningkatan

retensi urine padakandung kemih

S: P : pasien mengatakan sakit karena tidak bias kencing

sudah berkurang

Q : nyeri seperti ditekanR : nyeri pada kandung kemih dan saluran ureter 

S : sekala 3 tiga

T : klien mengatakan sakit sejak tadi pagi

-  Klien mengatakan nyeri berkurang dari pada

sebelum terpasang selang.

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-retensi-urin-pada-bph-di-igd-rsud-saras 12/16

O: Klien kelihatan rileks TD : 130/80 N : 88 R : 24 S :

36C

A: masalah keperawatan belum teratasi

P: lanjutkan intervensi menejemen nyeri

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-retensi-urin-pada-bph-di-igd-rsud-saras 13/16

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada penelitian yang pernah dilakukan di RSUD Tugurejo Semarang dengan judul

“Faktor Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian infeksi saluran kemih pada pasien rawat

inap usia 20 tahun ke atas dengan kateter menetap di RSUD Tugurejo Semarang” 

memberikan kesimpulan bahwa pemakaian keteter lebih dari 3 hari dapat menimbulkan ISK 

(infeksi saluran kemih) sebanyak 25% kejadian.

BPH adalah suatu pembesaran prostat yang disebabkan bertambahnya struktur kelenjar 

dan jaringan ikat hal ini terjadi karena adanya pengaruh hormon testosteron yang diubah

menjadi dihidrotestosteron pada sel prostat. pembesaran prostat ini biasanya menandakan

 bahwa masa muda dan usia produkti bagi pria sudah berakhir. Selain itu gangguan prostat

lainnya dapat berupa peradangan prostat dan kanker prostat. Penyebab pasti pembesaran

 prostat masih belum bisa ditentukan, tetapi faktor umur, genetik dan hormon androgenmempunyai peranan penting dalam gangguan penyakit prostat. http://www.metris-

community.com/ (17/5/13)

Pada pasien BPH tidak kemungkinan akan dipasang kakteter karena adanya retensi

urin. Kasus BPH berpengaruh dengan kelancaran pembuangan urin, yaitu akan menggangu

saluran uretra pada normalnya. Saluran uretra akan terhimpit oleh pembengkakan prostat.

Bahkan uretra tidak mampulagi mengeluarkan urin sehingga akan terjadi gangguan pada

eliminasi urun (retensi urin). Banyaknya urin yang tertampung pada vesika juga akan

 berbengaruh terhadap pelebaran jalan urin pada ureter. Semakin banyak urin tertampung

maka semakin tinggi tekanan yang diberikan terhadap organ sekelilingnya. Tidak 

kemungkinan akan member tekanan pada prostat sehingga menimbulkan semakin tersumbatsaluran uretranya. Hal ini menjadi kejadian yang gawat karena bias terjadi pecah kandung

kemih jika tidak dikosongkan urin yang tertampung dalam vesika. Pengurangan ini bias

dilakukan dengan dua cara yaitu dilakukan tindakan medis pungsi dan pemasangan kateter.

Sesuai jurnal yang diajukan berhubungan dengan kasus yang dihadapi pada pasien IGD di

RSUD Saras Husada yaitu terjadi sumbatan pada uretra pasien post op hari ke 40. Tindakan

keperawatan yang dilakukan yaitu pemasangan kateter pada pasien tersebut. Pasien tersebut

 pertama kali dipasang kateter dengan nomor 16 tidak bias masuk karena ada tekanan dari

dalam. Kemudian diganti kateter nomor 8 tetap saja tidak bias masuk. Kemudian ketiga

kalinya dipasang kateter no 18 dan bias masuk. Rasional keberhasialan pemakaian kateter no

18 adalah kateter lebih besar mempunyai kekuatan untuk memberikan dorongan pada rogga

uretra yang terhimpit oleh prostat dari pada ukuran yang lebih kecil. Pada saat proses

dipasang kateter dari kesemuanya pasien merasa sakit. Adanya rasa sakit tersebut adalah

tanda adanya suatu hal yang tidak normal. Hal tersebut bias menandakan adaya luka pada

dinding uretra. Adanya luka tersebut bias menjadi jalan masuk bakteri E Coli yang

menyebabkan ISK. http://amazine.com (17/5/13)

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-retensi-urin-pada-bph-di-igd-rsud-saras 14/16

Berdasarkan jurnal ISK akan terjadi apabila terpasang kateter menatap selama lebih

dari 3 hari mendukung 25% kejadian. Pada tindakan pemasangan kateter juga akan menjadi

faktor pendukung terjadinya ISK. Pada pasien ini hendaknya dilakukan perawatan kateter dan

 pegatian kateter pada waktu yang tepat, karena untuk mengurangi terjadinya ISK.

Berkaitan dengan efektifitas pemasangan kateter mengunakan cara pelumuran kateter 

dan semprot pada saluran kateter bias dibuktikan. Dari kedua cara tersebut tidak berbengaruh

terhadap kecepan pemasangan kateter. Karena pada kasusu ini pasien dipasang menggunakan

cara seprot dengan rasionalnya lebih licin permukaan uretra sehingga lebih cepat masuk.

Tetapi dalam tindakan tersebut tidak terjadi sedemikian. Yaitu membenarkan kedua cara

 pemasangan kateter tersebut tidak ber bengaruh dengan kecepat keberhasilan pemasangan

kateter.

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN JELLY K-Y DENGAN INSTILLAGEL PADA

PASIEN DENGAN KATETERISASI URIN DI RUANG ASTER RSUD ULIN

BANJARMASIN. Tindakan kateterisasi merupakan tindakan invasif dan dapat menimbulkanrasa nyeri, sehingga jika dikerjakan dengan cara yang keliru akan menimbulkan kerusakan

uretra yang permanen. Nyeri merupakan keluhan utama yang sering dialami oleh pasien

dengan kateterisasi karena tindakan memasukkan kateter dalam vesika urinaria mempunyai

risiko terjadinya infeksi atau trauma pada uretra. Tindakan memberikan cairan pelumas atau

 jelly pada prosedur kateter urin sangat penting untuk mencegah atau mengurangi resiko

terjadinya trauma pada uretra dan sensasi nyeri yang dialami pasien. Ada dua teknik 

 pemberian jelly yaitu dengan penggunaan Jelly K-Y yang dioleskan pada ujung kateter dan

cara ke-2 penggunaan Instillagel yang disemprotkan langsung pada meatus uretra dengan

spuit 10 ml yang dilepaskan jarumnya. Penelitian ini mengenai perbedaan kecepatan

 pemasangan dan keluhan nyeri yang dialami pria dewasa usia 25-65 tahun yang pertama kalimenjalani kateterisasi urin dengan cara pelumasan yang berbeda. Rancangan penelitian ini

adalah eksperimen semu dengan jumlah sampel 17 orang untuk perlakuan dan 17 orang untuk 

kontrol. Kecepatan pemasangan diukur dengan stopwatch sedangkan intensitas nyeri diukur 

dengan menggunakan skala intensitas nyeri deskriptif secara objektif dari klien. Analisa data

dengan Mann-Whitney Test dengan tingkat kemaknaan a = 0,05. Hasil penelitian

menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara kecepatan pemasangan kateterisasi urin

yang dioleskan jelly k-y pada ujung kateter dan yang disemprotkan instillagel langsung ke

meatus uretra dan tidak ada perbedaan bermakna antara keluhan nyeri pada pemasangan

kateterisasi urin yang dioleskan jelly k-y pada ujung kateter dan yang

disemprotkan instillagel langsung ke meatus uretra.

Kata kunci: teknik pelumasan, kateter, kecepatan pemasangan dan keluhan nyeri

Page 15: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-retensi-urin-pada-bph-di-igd-rsud-saras 15/16

BAB V

KESIMPULAN

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 45 menit di IGD pada pasien S dapat

disimpulkan :

1.  Pasien dengan masalah keperawatan retensi urin merupakan kejadian yang gawat

yang perlu segera ditangani.

2.  Tindakan keperawatan memilih tindakan pemasangan lebih kateter dari pada

dilakukan pungsi pada vesika.

3.  Rencana keperawatan selanjutnya mengajurkan melakukan perawatan kateter karena

 berkaitan dengan resiko terjadinya ISK 

4.  Efektifitas penggunaan Jelly K-Y dengan Instillagel tindakan keperawatan memasang

kateter terbukti tidak ada perbedaan bermakna antara kecepatan pemasangan

kateterisasi urin yang dioleskan jelly k-y pada ujung kateter dan yang disemprotkan

instillagel langsung ke meatus uretra dan tidak ada perbedaan bermakna antara

keluhan nyeri pada pemasangan kateterisasi urin yang dioleskan jelly k-y pada ujung

kateter dan yang disemprotkan instillagel langsung ke meatus uretra.

Page 16: Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

7/16/2019 Asuhan Keperawatan Pada Tn s Dengan Retensi Urin Pada Bph Di Igd Rsud Saras Husada Purworejo

http://slidepdf.com/reader/full/asuhan-keperawatan-pada-tn-s-dengan-retensi-urin-pada-bph-di-igd-rsud-saras 16/16

DAFTAR PUSTAKA

McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By Mosby-

Year book.Inc,Newyork 

 NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA

Price, Sylvia A and Willson, Lorraine M, 1996, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses

 penyakit, Edisi empat, EGC, Jakarta

Sjamsuhidayat, R., Dejong, W., (1997 ) Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta.

University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications,

Philadelphia, USA

 ________, 2012 http://www.metris-community.com/penyakitprostat-penyebabprostat-

gejalaprostat/ akses (17/5/13)

 ________, 2013http://amazine.co/22875/5-cara-bakteri-menginfeksi-tubuh-manusia/ akses

(17/5/13)