BPH Perioperatif

22
ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF BPH (BENIGNA PROSTAT HYPERPLASIA) PADA KLIEN Tn “A“ DI KAMAR OPERASI RSUD MATARAM TANGGAL 25 MEI 2005 Tanggal masuk : 10 Mei 2005 Jam : 11.40 No MR : 24 30 47 A. PENGKAJIAN 1. Biodata a. Identitas klien Nama : Tn “ A“ Umur : 61 Tahun Jenis kelamin : laki – laki Agama : Islam Pendidikan : - Pekerjaan : Tani Alamat : Dsn. Lamben, Ds. Batujai, Kec. Praya Barat, Loteng b. Penanggung jawab Nama : Tn “ H“ Umur : 33 tahun Agama : Islam Jenis Kelamin : Laki-laki Hub dgn klien : Anak Alamat : Dsn. Lamben, Ds. Batujai, Kec. Praya Barat, Loteng

Transcript of BPH Perioperatif

Page 1: BPH Perioperatif

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF BPH

(BENIGNA PROSTAT HYPERPLASIA) PADA KLIEN Tn “A“

DI KAMAR OPERASI RSUD MATARAM

TANGGAL 25 MEI 2005

Tanggal masuk : 10 Mei 2005

Jam : 11.40

No MR : 24 30 47

A. PENGKAJIAN

1. Biodata

a. Identitas klien

Nama : Tn “ A“

Umur : 61 Tahun

Jenis kelamin : laki – laki

Agama : Islam

Pendidikan : -

Pekerjaan : Tani

Alamat : Dsn. Lamben, Ds. Batujai, Kec. Praya Barat,

Loteng

b. Penanggung jawab

Nama : Tn “ H“

Umur : 33 tahun

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Hub dgn klien : Anak

Alamat : Dsn. Lamben, Ds. Batujai, Kec. Praya Barat,

Loteng

2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama MRS : Tidak bisa kencing, kecing sedikit demi sedikit.

Page 2: BPH Perioperatif

b. Keluhan saat dikaji

Klien mengeluh nyeri saat kencing dan bila kencing keluar sedikit demi

sedikit, dan klien merasa khawatir dengan operasi yang akan

dijalaninya.

c. Riwayat perjalanan penyakit :

Klien mengatakan sejak 3 bulan yang lalu klien mengeluh sulit kencing,

bila kencing biasanya sedikit-sedikit (menetes). Klien mengatakan nyeri

tekan di bawah pusar. Klien mengatkan 1 bulan yang lalu pernah di

rawat di RSU Praya dengan keluhan yang sama tetapi karena klien tidak

merasakan adanya perubahan klien minta pulang paksa. Karena adanya

inisiatif dari keluarga klien dibawa ke RSUD Mataram pada tanggal 10 /

05 / 2005 jam 11.40 lewat poliklinik dengan keadaan umum sedang,

kesadaran Composmentis (4,5,6), tekanan darah 120/80, nadi 84, suhu

36,2, respirasi 20x/mt.

d. Riwayat penyakit sebelumnya:

Klien mengatakan belum pernah ia mengalami sakit seperti ini, klien

mengatakan biasanya ia mengeluh kepala pusing, badan pegal-pegal

serta matanya yang dikeluhkan hingga saat dikaji bila melihat untuk

jarak yang jauh sering samar-samar.

e. Riwayat penyakit keluarga.

Klien dan keluarga mengatakan tidak ada dari anggota keluarga yang

pernah mengalami penyakit yang serupa dengan klien, dan keluarga

juga mengatakan tidak ada anggota keluarga yang sedang maupun

pernah mengalami penyakit menurun dan menular.

3. Riwayat Bio-Psiko-Sosial-Spiritual

1) Biologis

a. Pernapasan

Sebelum sakit : klien menyatakan tidak pernah mangalami

gangguan pernapasan seperti sesak nafas.

Saat sakit : klien mengatakan tidak mengalami gangguan

dalam bernafas seperti sesak nafas, klien

mengatakan kadang-kadang ia batuk, bila saat

Page 3: BPH Perioperatif

batuk klien mengeluh nyeri meningkat pada

abdomen.

b. Nutrisi

Sebelum sakit : klien mengatakan makan 3x sehari kadang lebih

dengan porsi yang berbeda-beda, klien

mengatakan tidak ada kesulitan untuk menelan.

Klien minum biasanya 6-8 gelas sehari kadang

juga lebih.

Saat sakit : klien mengatakan, makan setiap 3 kali sehari

dengan porsi yang sedikit berkurang dari

biasanya sejak klien menjalani rawat inap. Klien

mengatakan minum 6-7 gelas sehari.

c. Eliminasi

Sebelum sakit : klien mengatakan bahwa BAB dab BAKnya

teratur. Klien BAB 2x sehari kadang lebih, tidak

ada nyeri saat mengedan sedangkan untuk

BAKnya biasanya 4-5x sehari kadang lebih, tidak

ada kesulitan dalam BAK.

Saat sakit : keluarga klien mengatakan, klien BAB ke kamar

mandi dengan dibantu keluarga, klien BAB 1-2

kali dalam 2 hari dengan konsistensi sedang dan

bau khas feses. Mengenai BAKnya klien

menggunakan dower kateter, pada saat

pengkajian jam 10.00, di dalam dower kateter

terdapat 200 cc air kemih.

d. Aktivitas

Sebelum sakit : klien mengatakan ia beraktivitas tanpa

mengalami gangguan.

Setelah sakit : klien mengatakan ia masih dapat memenuhi

kebutuhannya sendiri namun kadang klien

meminta bantuan kepada anggota keluarga yang

lain. Seperti ke kamar mandi, BAB.

e. Kebersihan diri

Page 4: BPH Perioperatif

Sebelum sakit : klien mengatakan mandi 2x kadang 3x sehari dan

sikat gigi 1-2x sehari.

Saat sakit : klien menyatakan sejak dirawat di RSU klien

tidak pernah mandi ataupun dilap oleh anggota

keluarganya.

f. Istirahat Tidur

Sebelum sakit : klien mengatakan tidak mengalami gangguan

istirahat tidur. Klien mempunyai kebiasaan tidur

jam 10 malam. Lama tidur klien 6-8 jam sehari.

Saat sakit : klien menyatakan sejak dirawat untuk tidur

kadang-kadang terganggu/ sering terjaga karena

adanya nyeri pada abdomen di bagian bawah

pusar. Klien mengatakan bahwa selama sakit

klien lebih sering tidur siang, klien tetap tidur

jam 10 malam,

2) PSIKOLOGIS

Klien mengatakan bahwa ia merasa khawatir dengan operasi yang akan

dijalaninya dan klien merasa cemas dengan keadaanya, klien juga sering

menyakan jam berapa ia akan dioperasi. Serta apakah penyakitnya akan

sembuh atau tidak.

3) SOSIAL

Klien menyatakan biasa bergaul dengan siapa saja di lingkungannya

maupun lingkungan rumah sakit saat ini.

4) SPIRITUAL

Sebelum sakit klien dapat menjalankan ibadahnya baik sholat lima

waktu, zidkir terkadang klien membaca yasin.

Setelah sakit klien menyatakan tetap menjalani kewajibannya sebagai

umat yang beragama namun tidak seperti sebelum sakit.

4. PEMERIKSAAN FISIK

a. Vital Sign

1) Keadaan umum : baik

2) Kesadaran : chomposmentis

3) Tekanan darah : 120/80 mmHg,

Page 5: BPH Perioperatif

4) Nadi : 80 X/mnt,

5) Respirasi. : 20 X/mnt.

6) Temperatur : 36 OC

b. Head to Toes

1) Kepala

Rambut : beruban, rambut pendek dan rambut terlihat bersih,

tidak terdapat ketombe, tidak terdapat lesi di kulit

kepala

Wajah : bentuk wajah oval, tidak terapat luka atau lesi di

sekitar wajah, pada saat perawatan luka wajah klien

tampak meringis akibat nyeri pada daerah operasi.

Kulit wajah keriput. skala nyeri berada pada angka 3

dengan menggunakan interval skala 0-5, raut wajah

klien tampak tegang.

Hidung : hidung klien bersih, tidak terdapat polip, pertumbuhan

rambut hidung tampak merata.

Mulut : keadaan bibir kering, tidak terdapat sariawan, lidah

klien kotor berwarna merah disertai bintik-bintik

putih pada pangkal lidah. keadaan gigi tidak lengkap

berwarna putih kekuning-kuningan.

Leher : tidak terdapat bendungan vena jugolaris, denyut

arteri karotis teraba, tidak terdapat pembesaran

kelenjar tiroid

Thorax : bentuk simetris, pengembangan dada maksimal, tidak

terdapat weezing dan stridor saat respirasi, frekuensi

20x/mt.

2) Abdomen : terdapat nyeri tekan, turgor kulit tidak kembali

cepat.

3) Extremitas (anggota gerak)

Tidak ada keterbatasan gerak pada kedua ekstremitas klien. Kulit

kering, ekstermitas atas tidak terdapat lesi, pergerakan tidak dibatasi

pada kedua ekstermits baik atas maupun bawah,kedua ekstermitas

klien berkeringat.

Page 6: BPH Perioperatif

4) Genetalia

Genetalia kotor, tidak terdapat bulu pubis.

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

o USG tanggal 21 Mei 2005

o Rontgen tanggal 20 Mei 2005

o Hasil laboratorium tanggal 21 Mei 2005

Haemoglobin : 11,7

Lekosit : 11.600

Eritrosit : 4,06

Trombosit : 249.000

Hematokrit : 34,3

Hitung Jenis lekosit : Ba : -, Eo : 2, St : -, Seg : 80, Lym : 18.

Laju endap darah : 10

Clthing time : 6’00”

Bleeding time : 3’00”

Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal Glukosa

- Puasa- 2 jam PP- Sewaktu 113

Mg%Mg%

70-106<160

Bilirubin - Total- Direck

0,080,36

Mg%Mg%

<1,0<0,2

SGOT 24 U/L <40SGPT 27 U/L <41Alkali Phospatase 169 U/L L: 115 P: 105Total Protein 6,0 Gr% 6,4 – 8,3Albumin 4,1 Gr% 3,5 – 5,0Globulin 1,9 Gr% 2,9 – 3,3Urea 43 Mg% 6 – 26 Kreatinin 1,1 Mg% L: 0,9 – 1,3

P : 0,6 – 11 6. PENGOBATAN (21-5-2005)

Ampicicillin 3x 1 Ampl

Antrain 3x 1 Ampl

Transamin 3x 1 Ampl

Page 7: BPH Perioperatif

B. PRE OPERATIF

1. ANALISA DATA

NO SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM1

2

DS : Klien mengatakan merasa khawatir dengan

operasinya klien mengatakan kepala terasa pusingDO : Adanya nyeri tekan klien tampak meringis akibat nyeri tekan di

daerah abdomen. skala nyeri berada pada angka 3 dengan

menggunakan interval skala 0-5 temperatur : 36 , Tc 120/80 mmHg, N 80

X/mnt, Resp. 20 X/mnt

DS : klien mengatakan merasa khawatir dengan

operasinyaDO : klien selalu bertanya tentang operasinya dan

apakah penykitnya akan sembuh atau tidak wajah klien tampak tegang ekstermitas klien berkeringat

Hiperplasi prostat

Menyempitnya saluran kencing

Menekan jaringan sekitar

Merangsang persyrafan sekitar

Nyeri

Kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tentang

proses pembedahan

Gangguan rasa nyaman nyeri

Cemas

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a) Gangguan rasa nyaman nyeri b/d hiperplasi prostat d/d Klien

mengatakan merasa khawatir dengan operasinya, klien mengatakan

kepala terasa pusing, Adanya nyeri tekan, klien tampak meringis akibat

nyeri tekan diabdomen, skala nyeri berada pada angka 3 dengan

menggunakan interval skala 0-5, temperatur : 36 , Tc 120/80 mmHg, N

80 X/mnt, Resp. 20 X/mn.

b) Cemas b/d kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tentang proses

pembedahan d/d klien mengatakan merasa khawatir dengan operasinya,

klien selalu bertanya tentang operasinya dan apakah penykitnya akan

sembuh atau tidak, wajah klien tampak tegang, ekstermitas klien

berkeringat.

3. RENCANA KEPERAWATAN.

Page 8: BPH Perioperatif

1. Prioritas keperawatan.

a. Gangguan rasa nyaman (nyeri)

b. Cemas

2. Rencana keperawatan

Hr/Tgl/Jam DX Tujuan Rencana Tidakan RasionalRabu

25/5/200509.00

Rabu25/5/2005

09.00

1

2.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit diharapkan gangguan rasa nyaman nyeri teratasi dengan criteria - Klien tidak

mengeluhkan adanya nyeri

- Skala nyeri ada pada angka 1 (0-10)

- Klien tidak meringis lagi

Setelah dilakukan perawatan selama 30 jam diharapkan kecemasan klien dapat berkurang dengan criteria sebagai berikut:

- Klien tidak merasa khawatir lagi.

- Klien mengatakan siap untuk dioperasi

- Tanda-tanda vital dalam batas yang normal

- Ekstermitas tidak berkeringat lagi

1. observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital klien

2. atur posisi yang nyaman untuk klien.

3. ajarkan pada klien teknik relaksasi dan distraksi

1. kaji penyebab cemas klien

2. jelaskan peda klien tentang tujuan operasi

3. beri pengertian dan support mental untuk klien siap menghadapi operasinya kali ini karena operasi akan berjalan dengan lancar, serta anjurkan klien untuk tetap tenang dan tidak memikirkan jalannya operasi

4. anjurkan klien untuk berdoa menurut kepercayaannya

1. tanda-tanda vital merupakan indicator utama terjadinya infeksi yang juga merupakan petunjuk terhadap tingkat kejadin nyeri

2. posisi yang nyaman dapat memberikan rasa nyaman dan aman bagi klien sehingga tidak memperberat rasa nyeri yang dirasakan klien.

3. dengan teknik relaksasi dapat menambah suplai O2 dalam jaringan yang nyeri sehingga nyeri dapat berkurang, distraksi dapat mengurangi impuls nyeri yang di persepsikan oleh korteks

1. dengan mengkaji penyebab cemas klien, dapat mengetahui masalah apa yang menimpa klien sehingga perawat dapat menentukan intervensi yang akan dilakukan.

2. Pengathuan tentang tujuan operasi dapat membantu klien untuk siap menghadapi operasinya

3. dengan harapan klien merasa tidak sendiri dan ada yang memerhatikannya dan klien tidak merasa khawatir dengan jalannya operasi yang keempat.

4. dengan harapan klien iklas dan rela menjalani operasinyas

Page 9: BPH Perioperatif

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN.

Hr/Tgl/Jam DX Tindakan Keperawatan Respon HasilRabu

25/5/200509.00

09.05

Rabu25/5/2005

09.15

09.30

09.35

1

2

1. Mengobservasi keadaa umum dan tanda-tanda vital klien

2. mengatur posisi yang nyaman bagi klien sebelum dilakukannya operasi (dalam posisi semi fowler)

3. Mengajarkan pada klien teknik relaksasi dan distraksi

1. Mengkaji penyebab cemas klien

2. Menjelaskan peda klien tentang tujuan operasi

3. Memberi pengertian dan support mental untuk klien siap menghadapi operasinya kali ini karena operasi akan berjalan dengan lancar, serta anjurkan klien untuk tetap tenang dan tidak memikirkan jalannya operasi

1. keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, klien merasa tenang, temperatur : 36 , Tc 120/80 mmHg, N 80 X/mnt, Resp. 20 X/mn.

2. klien mengatakan lebih nyaman dalam posisi yang demikian.

3. klien mengikuti instruksi yang dilakukan oleh perawat

1) klien mengatakan ia cemas karena penyakitnya tidak kunjung sembuh dan ia terus dioperasi

2) klien mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh perawat

3) klien mengatakan merasa siap untik melakukan operasi dan tidak khawatir lagi karena ia ingin sembuh dari sakitnya

Page 10: BPH Perioperatif

2. EVALUASI KEPERAWATAN.

Tgl/Jam DX Perkembangan SOAPRabu

25/5/200510.00

Rabu

25/5/200510.05

I

II

S : Klien mengatakan masih terasa nyeri bila di tekan Klien mengatakan merasa tenang

O : Klien tidak meringis lagi Skala nyeri berada pada angka 1 dengan menggunakan

interval skala 0-10 keadaan umum klien sedang

A : masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan ke intra operatif

S : Klien mengatakan tidak cemas lagi dan tidak khawatir lagi Klien mengatakan siap untuk melaksanakan operasinya

O : Klien tidak cemas Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, klien

merasa tenang, temperatur : 36 , Tc 120/80 mmHg, N 80 X/mnt, Resp. 20 X/mn.

A : masalah teratasi

P : Intervensi dilanjutkan ke intra operatif

Page 11: BPH Perioperatif

C. INTRA OPERATIF

Klien tidur terlentang di atas meja tindakan, baju operasi dibuka, infus

dipasang RL di grojok, kemudian klien diatur pada posisi miring kiri untuk

dilakukan tindakan anestesi spinal karena tindakan yang dilakukan adalah

prostatectomy. Anestesi dilakukan jam 10.30. Klien diatur pada posisi

terlentang lagi, klien mengatakan kakinya terasa lemas, susah untuk diangkat.

Dilakukan desinfeksi dengan betadine pada daerah operasi, setelah itu daerah

operasi ditutup dengan duk steril. Operasi dimulai pada jam 10.40, memeriksa

tekanan darah klien, Alat-alat disiapkan, karena merupakan operasi besar alat-

alat yang yang digunakan juga banyak antara lain : klem bengkok dan klem

lurus 12 buah, 2 buah gunting, 4 pincet dua diantaranya pincet anatomis. Pisau

dan gagangnya. Setelah itu dilakukan tindakan insisi sepanjang 8 cm,

dilakukan dengan perlahan-lahan dan lapis demi lapis, dilakukan cesht pada

arteri yang putus guna menghentikan perdarahan, selanjutnya vesica urinaria

dibuka dan dilakukan pemasangan dawer cateter no 24 dan irigasi no 18,

selama tindakan terjadi perdarahan kurang lebih 400 cc dan klien di grojok

guna menyeimbangi cairan yang keluar agar tidak terjadi syok pada klien

kurang lebih 1500 cc NaCl. setelah selesai luka ditutup kembali dengan

jahitan dua lapis. Bekas operasi ditutup dengan gass steril diberi plester, duk

diangkat, infus dinormalkan kembali.

Page 12: BPH Perioperatif

1. Analisa Data

NO SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM1 DS :

Klien mengatakan kakinya terasa lemas dan tidak dapat diangkat

klien mengatakan tidak terasa nyeri pada bagian perut dan kakinya

DO : Klien terbaring terlentang

keadaan lemah, tertutup dengan duk

Terjadi perdarahan 400 cc Temperatur : 36 , Tc 120/80

mmHg, N 80 X/mnt, Resp. 20 X/mnt

efek spinal anestesi

faso dilatasi

Tekanan darah menurun

Syok hipopolemik

tindakan infasi

perdarahan

Penurunan kadar haemoglobin dalam darah

Tekanan darah menurun

Syok hipopolemik

Resiko tinggi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

2. Diagnosa keperawatan

a) Potensial terjadinya perdarahan b/d tindakan opensif d/d Klien

mengatakan kakinya terasa lemas dan tidak dapat diangkat, klien

mengatakan tidak terasa nyeri pada bagian perut dan kakinya, klien

terbaring terlentang keadaan lemah, tertutup dengan duk, terjadi

perdarahan 400 cc, temperatur : 36 , Tc 120/80 mmHg, N 80 X/mnt,

Resp. 20 X/mnt.

Page 13: BPH Perioperatif

3. Rencana Keperawatan

Tgl/Jam

DX Tujuan Rencana Tidakan Rasional

Rabu25/5/0511.50

1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien diharapkan potensial terjadinya perdarahan tidak terjadi dengan kriteria - Tekanan darah

normal- Perdarahan selama

operasi kurang dari 500 cc

- Tidak ada tanda-tanda syok

1. observasi tekanan darah klien

2. observasi jumlah perdarahan klien

3. atasi perdarahan

4. berikan cairan melalui IV sesuai protap

1. tanda-tanda vital merupakan indicator utama untuk menilai apakah terjadi perdarahan hebat yang dapat mengakibatkan syok

2. memantau dan menilai jumlah perdarahan yang keluar selama tindakan

3. guna mengghindari terjadinya syok

4. guna menyeimbangi jumlah cairang yang keluar selama tindakan agar tidak terjadi syok pada klien selama tindakan operasi.

4. Imlpementasi Keperawatan

Hr/Tgl/Jam DX Tindakan Keperawatan Respon HasilRabu

25/5/200512.00

1 1. mengobservasi tekanan darah klien setiap 5 menit.

2. Mengobservasi jumlah perdarahan pada klien yang terjadi selama operasi

3. Mengatasi perdarahan yang terjadi4. memberikan cairan melalui IV sesuai

protap.(infus NaCl)

1. tekanan darah klien 110/80 mmhg, klien tampak lemah seperti orang tidur.

2. perdarahan 400 cc3. perdarahan nampak berhenti4. infus di grojok guna

menyeimbangi cairan yang keluar selama tindakan guna tidak terjadi syok pada klien.

5. Evaluasi

Tgl/Jam DX Perkembangan SOAPRabu

25/5/200512.40

I S : -O :

Tekanan darah klien 110/80 mmHg Perdarahan 400 cc Tidak ada terlihat tanda-tanda syok

A : masalah teratasi

P : Intervensi dilanjutkan ke post operasi

Page 14: BPH Perioperatif

D. POST OPERATIF

Diruang RR klien terbaring lemah, klien mengatakan kakinya terasa

lemas tidak dapat diangkat, infus terpasang 20 tts/mnt, dawer cateter

terpasang, irigasi terpasang, klien merasa seperti orang tidur.

1. Analisa Data

NO SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM1 DS :

Klien mengatakan kakinya terasa lemas dan tidak dapat diangkat

Klien mengatakan merasa seperti orang tidur.

DO : Klien terlihat lemah Klien tidur dalam posisi semi

fowler ( ½ duduk ) dan tidak dapat mengangkat kedua kakinya

Protap anestesi bedrest 24 jam

Pengaruh anestesi spinal dan Pemasangan alat-alat kesehatan.

Intoleransi aktivitas

2. Diagnosa Keperawatan

a. Intoleransi aktivitas b/d pengaruh anestesi spinal dan tindakan infasif

d/d Klien mengatakan kakinya terasa lemas dan tidak dapat diangkat,

Klien mengatakan merasa seperti orang tidur, Klien terlihat lemah,

Klien tidur terlentang dan tidak dapat mengangkat kudua kakinya,

Protap anestesi bedrest 24 jam.

3. Rencana Tindakan

Hr/Tgl/Jam DX Tujuan Rencana Tidakan RasionalRabu

25/5/2005 12.50

1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien diharapkan intoleransi aktivitas dapat dicegah dengan kriteria : - Mempercepat

pengembalian fungsi gerak dari pengaruh anestesi

- Aktivitas klien terpenuhi

1. observasi vital sign

2. posisikan pasien semi fowler

3. penuhi kebutuhan pasien

4. anjurkan pada pasien untuk bedrest 24 jam.

1. vital sign merupakan petunjuk utama untuk mengetahui keadaan umum klien

2. dengan posisi semi fowler diharapkan efek anastesi tidak mempengaruhi otak.

3. pasien akan merasa kebutuhannya terpenuhi dan klien dapat bedrest dengan tenang

4. untuk mengembalikan fungsi oragan-organ tubuh dari pengaruh anastesi, serta menjaga keadaan luka operasi.

4. Implementasi

Page 15: BPH Perioperatif

Hr/Tgl/Jam DX Tindakan Keperawatan Respon HasilRabu

25/5/200512.50

1 1. observasi vital sign

2. posisikan pasien semi fowler

3. penuhi kebutuhan pasien

4. anjurkan pada pasien untuk bedrest 24 jam

1. didapatkan vital sign sebagai berikut:suhu : 36 OCnadi : 80x/menitTD : 120/80 mmHgRR : 20 x/menit

2. terlihat pasien tidur dalam posisi semi fowler

3. kebutuhan pasien terpenuhi selama di ruang recovery room

4. klien tampak bedrest dengan posisi semi fowler dan tampak lemas.

5. Evaluasi

Tgl/Jam DX Perkembangan SOAPRabu

25/5/200513.00

I S : -O :

Klien tampak lemas, Kebutuhan klien selama diruangan recovery room terpenuhi Klien tampak bedrest dengan posisi semi fowler

A : masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan di ruang mawar.