asuhan keperawatan lansia dengan masalah kardiovaskuler
Click here to load reader
-
Upload
tessa-c-olivia -
Category
Documents
-
view
2.246 -
download
43
Transcript of asuhan keperawatan lansia dengan masalah kardiovaskuler
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN MASALAH KARDIOVASKULER
A. PengertianSistem kardiovaskuler sering disebut sebagai sistem transportasi tubuh atau sistem
peredaran darah. Sistem ini memiliki tiga komponen utama, yaitu jantung, pembuluh darah, dan darah.
Jantung dan pembuluh darah memberikan oksigrn dan nutrient setiap sel hidup yang perlukan untuk bertahan hidup. tanpa fungsi jantung kehidupan akan berakhir. penurunan fungsi system kardiovaskuler (KV) telah memiliki dampak system yang lainnya. namun, pada kondisi tanpa penyakit yang berat jantung lansia mampu untuk menyediakan suplai darah yang mengandung oksigen secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Penyakit pada system kardiovaskuler yang sering terjadi pada lansia umumnya adalah hipertensi, congestive heart failure (CHF), aritmia,
B. Anatomi dan FisiologiSistem kardiovaskuler sering disebut sebagai sistem transportasi tubuh atau sistem
peredaran darah. Sistem ini memiliki tiga komponen utama, yaitu jantung, pembuluh darah, dan darah.1. Jantung
Jantung merupakan organ tubuh yang paling berperan di dalam sistem kardiovaskuler. Fungsi jantung adalah memompa darah ke seluruh bagian tubuh. Lokasi jantung sendiri berada di dekat paru-paru. Tepatnya di bagian kiri tengah dada.Jantung terdiri dari 3 lapis yaitu :a. Pericardium (lapisan luar)
Merupakan lapisan pembungkus jantung yang terdiri dari jaringan ikat.b. Miokardium (lapisan tengah)
Merupakan selaput jantung yang terdiri dari 3 macam otot yaitu: atrium, ventrikel, dan serat khusus
c. Endokardium (lapisan dalam)Lapisan dalam jantung yang berhubungan langsung dengan ruangan dalam jantung terdiri dari jaringan epitel.
2. Pembuluh daraha. Pembuluh darah jantung
Pada dinding jantung terdapat pembuluh darah yang memberikan makanan terhadap otot jantung.
b. Pembuluh darah yang masuk Vena cava
Darah yang masuk ke atrium kiri keseluruh tubuh mengandung co2. Vena pulmonalis
Darah masuk ke atrium kiri yang berasal dari paru-paru mengadung o2.c. Pembuluh darah yang masuk keluar
AortaDarah keluar dari ventrikel kiri ke seluruh tubuh, mengandung o2.
Arteri pulmonalisDarah keluar dari ventrikel kanan ke paru-paru mengandung co2.
3. DarahDarah terdiri atas plasma (55% dari volume darah) dan sel (45%). Serum darah
atau plasma terdiri dari :Air : 91%Protein : 8% (albumin, globulin, protrombin, dan fibrinogen).Mineral : 0,9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor,
magnesium, dan besi.Sisanya diisi oleh sejumlah bahan organic yaitu : glucose, lemak, urea, asam urat,
kreatinin, kolesterol dan asam amino. Plasma juga terdiri dari: gas oksigen dan karbondioksida, hormone-hormon, enzim dan antigen. Sel darah terdiri atsa eritrosit, leukosit, dan trombosit.
C. Penyakit pada system kardiovaskuler yang sering terjadi pada lansia1. Hipertensi
a. PengertianHipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darahpersisten dimana tekanan
sistoliknya diatas 140 mmhg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmhg.( smith tom, 1995 ) menurut who, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmhg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmhg ( kodim nasrin, 2003 ). Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmhg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmhg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmhg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolic karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( smith tom, 1995 ).
b. EtiologiPenyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan – perubahan pada :- Elastisitas dinding aorta menurun- Katub jantung menebal dan menjadi kaku- Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur
20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
- Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
- Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.- Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut : Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi
Ciri perseoranganCiri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:
Umur ( jika umur bertambah maka td meningkat ) Jenis kelamin ( laki-laki lebih tinggi dari perempuan ) Ras ( ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih )
Kebiasaan hidupkebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah : Konsumsi garam yang tinggi ( melebihi dari 30 gr ) Kegemukan atau makan berlebihan Stress Merokok Minum alcohol Minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin )
- Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah :
Ginjal
Glomerulonefritis
Pielonefritis
Nekrosis tubular akut
Tumor
Vascular
Aterosklerosis
Hiperplasia
Trombosis
Aneurisma
Emboli kolestrol
Vaskulitis
Kelainan endokrin
DM
Hipertiroidisme
Hipotiroidisme
Saraf
Stroke
Ensepalitis
SGB
Obat – obatan
Kontrasepsi oral
Kortikosteroid
c. Tanda dan gejalaMenurut rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita
hipertensi yaitu : mengeluh sakit kepala, pusing lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual muntah, epistaksis, kesadaran menurun.
d. Klasifikasi Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas : ( darmojo, 1999 )
hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmhg dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmhg. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmhg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmhg.
Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu : hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.
e. Pemeriksaan penunjang1) Hemoglobin / hematokrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
2) BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal3) Glukosa4) Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan
oleh peningkatan katekolamin ( meningkatkan hipertensi )5) Kalium serum
Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
6) Kalsium serumPeningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
7) Kolesterol dan trigliserid serumPeningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan plak ateromatosa ( efek kardiovaskuler )
8) Pemeriksaan tiroidHipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
9) Kadar aldosteron urin/serumUntuk mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )
10) UrinalisaDarah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
11) Asam uratHiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
12) Steroid urinKenaiakn dapat mengindikasikan hiperadrenalisme
13) IVPDapat mengidentifikasi penyebab hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal / ureter
14) Foto dadaMenunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
15) CT scanUntuk mengkaji tumor serebral, ensefalopati
16) EKGDapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
f. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi meliputi :
Terapi tanpa ObatTerapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini meliputi :
DietDiet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah : - Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr. - Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh. - Penurunan berat badan - Penurunan asupan etanol - Menghentikan merokok
Latihan FisikLatihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip yaitu : Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain
Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh
subyek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai
untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga
untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita
untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien
tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien dapat
mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi
juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar penderita dapat
bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya perlu dilakukan seumur hidup
penderita.
2. Congestive heart failure (CHF)a. Pengertian
CHF adalah ketidak mampuan jantung memompa kardiak output secara adekut untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh. CHF bukanlah suatu penyakit, tetapi ia merupakan faktor presipitasi dari beberapa gejala. beberapa fktor yang berkontribusi adalah usia, rheumatic heart disease, valvular heart disease, aritmia, renal disease, DM, tirotoksikosis, miocard infark, cardiomyopathy, emboli paru, infeksi, anemia, emosional stress, dan gaya hidup.usia berhubungan dengan kardiovaskular dan perubahan ginjal yang berdampak pada gejala klinik CHF dan respon pengobatan termasuk penurunan ginjal dan system aliran darah. meningkatnya kekakuan arteri dan tahanan perifer, berkurangnya pengembangan ventrikel dan berkurangnya kapasitas aerobik.pada lansia, ketidakmampuan menjaga fungsi dikarenakan kongestif paru dan jantung dapat mengakibatkan siklus aktifitas yang menurun dan menurunkan kemampuan melakukan perawatan diri.
b. Etiologi1) Kerusakan otot jantung, misalnya pada:
Penyakit jantung koroner. Miokaditis. Kardiomiopati. Defisiensi vitamin misalnya, penyakit beri-beri.
2) Pembebanan terhadap ventrikel3) Hambatan pengisian ventrikel, misalnya pada miocard infark, pericarditis
konstriktifa.c. Tanda dan gejala
1) Tanda dan gejala gagal jantung kiri: Paroxysmal nocturnal dispneu, ortopneu. Pernafasan cheyne stokes. Udema paru. Batuk, wheezing. Fungsi ginjal menurun. Lemah dan mudah lelah. Crackles pada auskultasi paru.
2) Tanda dan gejala gagal jantung kanan: Lelah yang memuncak pada sore hari. Kesulitan konsentrasi. Hepar membesar. Anoreksia, muntah, dan distensi abdominal. Edema tungkai dan asites.
d. Klasifikasiklas defenisiI Tidak ada keluhan pada akivitas sehari-hariII Kelhan timbul pada aktivitas sehari-hari dan keluhan hilang bila istirahatIII Keluhan timbul pada aktivitas ringan. tetapi keluhan hilang pada istirahatIV Kelhan timbul pada isirhat
e. PenatalaksanaanPenatalaksanaan pasien dengan gagal jantung adalah sesuai dengan prinsip:1) Istirahat, pengaturan posisi yang nyaman dan pemberian oksigen.2) Cari sebab dab faktor pencetus3) Diet rendah garam dan batasi cairan4) Mengurangi retensi cairan dengan kolaborasi pemberian diuretika5) Meningkatkan kontraktilitas jantung ( inotropik ) dengan digitalis6) Menurunkan bban kerja jantung dengan pemberian vasodilator
f. Pemeriksaan penunjang1) Foto torak: pembesaran jantung, adanya edem paru2) EKG: kenaikan segmen st/t menunjukan penyebab gagal jantung3) Enzim SGOT dan SGPT: peningkatan pada gagal jantung4) Elektroli, bun, kreatinin meningkat: penurunan fungsi ginjal5) AGD: untuk menilai keadekuatan PO2 menurun, PCO2 meningkat, pH menurun
3. Aritmiaa. Pengertian
Gangguan irama jantung atauaritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada infark miokardium.aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis (doenges, 1999). Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk
potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (price, 1994). Gangguan irama jantung tidak hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk gangguan kecepatan denyut dan konduksi (hanafi, 1996).
b. EtiologiEtiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :
1) Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditiskarena infeksi)
2) Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner), misalnya iskemia miokard, infark miokard.
3) Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti aritmia lainnya
4) Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)5) Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan
irama jantung6) Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.7) Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)8) Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)9) Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung10) Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem konduksi
jantung)
c. Tanda dan gejala1) Perubahan td ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi;
bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat, sianosis, berkeringat; edema; haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berat.
2) Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil.
3) Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina, gelisah
4) Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal; hemoptisis.
5) Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan
d. Klasifikasi
1) Sinus takikardi meningkatnya aktifitas nodus sinus, gambaran yang penting pada ECG adalah : laju gelombang lebih dari 100 x per menit, irama teratur dan ada gelombang p tegak disandapan i,ii dan avf.
2) Sinus bradikardi penurunan laju depolarisasi atrim. Gambaran yang terpenting pada ecg adalah laju kurang dari 60 permenit, irama teratur, gelombang p tgak disandapan i,ii dan avf.
3) Komplek atrium premature impul listrik yang berasal di atrium tetapi di luar nodus sinus menyebabkan kompleks atrium prematur, timbulnya sebelu denyut sinus berikutnya. Gambaran ecg menunjukan irama tidak teratur, terlihat gelombang p yang berbeda bentuknya dengan gelombang p berikutnya.
4) Takikardi atrium suatu episode takikardi atrium biasanya diawali oleh suatu kompleks atrium prematur sehingga terjadi reentri pada tingkat nodus av.
5) Fluter atrium. Kelainan ini karena reentri pada tingkat atrium. Depolarisasi atrium cept dan teratur, dan gambarannya terlihat terbalik disandapan II,III dan atau aVF seperti gambaran gigi gergaji
6) Fibrilasi atrium Fibrilasi atrium bisa tibul dari fokus ektopik ganda dan atau daerah reentri multipel. Aktifitas atrium sangat cepat.sindrom sinus sakit
7) Komplek jungsional premature
8) Irama jungsional
9) Takikardi ventrikuler
e. penatalaksanaan1) Terapi medis Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
a) Anti aritmia Kelas 1 : sodium channel blocker Kelas 1 A
Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flutter.Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang menyertai anestesi. Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang
Kelas 1 BLignocain untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel takikardia.Mexiletine untuk aritmia entrikel dan VT
Kelas 1 CFlecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
b) Anti aritmia Kelas 2 (Beta adrenergik blokade) Atenolol, Metoprolol, Propanolol : indikasi aritmi jantung, angina pektoris dan hipertensi
c) Anti aritmia kelas 3 (Prolong repolarisation) Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang
d) Anti aritmia kelas 4 (calcium channel blocker) Verapamil, indikasi supraventrikular aritmia
2) Terapi mekanisa) Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia
yang memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif.b) Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat
darurat.c) Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan
mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.
d) Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.
f. pemeriksaan penunjang1) EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan
tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.2) Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan
dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja). Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.
3) Foto dada : Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup
4) Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan miokard yang dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan kemampuan pompa.
5) Tes stres latihan : dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan yang menyebabkan disritmia.
6) Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat mnenyebabkan disritmia.
7) Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.
8) Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat menyebabkan.meningkatkan disritmia.
9) Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi akut contoh endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.
10) GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A. Pengkjian 1. Identitas pasien
Nama :Umur :Jenis kelamin :Alamat :Pekerjaan :
2. Riwayat kesehatan- Riwayat kesehatan sekarang
mengeluh sakit kepala, pusing lemas, kelelahan, sesak nafas, gelisah, mual muntah, epistaksis, kesadaran menurun.Tanda dan gejala gagal jantung kiri:
Paroxysmal nocturnal dispneu, ortopneu. Pernafasan cheyne stokes. Udema paru. Batuk, wheezing. Fungsi ginjal menurun. Lemah dan mudah lelah. Crackles pada auskultasi paru.
Tanda dan gejala gagal jantung kanan: Lelah yang memuncak pada sore hari. Kesulitan konsentrasi. Hepar membesar. Anoreksia, muntah, dan distensi abdominal. Edema tungkai dan asites
- Riwayat kesehatan dahuluRiwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, marah, faktor stress multiple ( hubungsn, keuangan, pekerjaan )
- Riwayat kesehatan keluargaFaktor resiko keluarga contoh penyakit jantung, stroke, hipertensiRiwayat IM sebelumnya (disritmia), kardiomiopati, GJK, penyakit katup jantung, hipertensi.
3. Pemeriksaan fisik
B. DiagnosaC. Intervensi