Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

32
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem. Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah – masalah lain diluar kesehatan sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masalah, tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi – segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah “ sehat sakit “ atau kesehatan tersebut. Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah 1

description

Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

Transcript of Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

Page 1: Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak

terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi

perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap

unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, baik secara individu,

keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem. Komunitas adalah

sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering dibandingkan

dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan

untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang

kehidupan sehari-hari.

Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang

saling berkaitan dengan masalah – masalah lain diluar kesehatan sendiri.

Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masalah, tidak hanya dilihat

dari segi kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi – segi yang ada

pengaruhnya terhadap masalah “ sehat sakit “ atau kesehatan tersebut.

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,

saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat

dan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari

masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah

pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka

tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi,

2007).

Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan

khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu

kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program

kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan,

penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi,

pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada

1

Page 2: Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi

masyarakat secara keseluruhan. Keperawatan kesehatan komunitas

menurut ANA (1973) adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan

masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan

masyarakat.

Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat menyeluruh

dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur

tertentu, berkelanjutan dan melibatkan masyarakat. Dari beberapa

pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perawatan kesehatan komunitas

adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupakan keterpaduan

antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran

serta masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif

secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif

dan rehabilitatif, secara menyeluruh dan terpadu ditujukan kesatuan yang

utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan

manusia secara optimal.

Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk

individu, keluarga, dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga

penduduk di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak

terjangkau termasuk kelompok siswa di sekolah. Dalam meningkatkan

derajat kesehatan komunitas pelajar intervensi dibuat untuk seluruh pelajar

dan lingkungan sekolah sehingga diharapkan suatu hasil yang berarti untuk

civitas akademika sendiri.

Professional kesehatan lebih banyak meluangkan waktu dengan lansia

dalam perawatan kesehatan, karena itu mereka harus berfokus untuk

mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan khususnya. Lansia memerlukan

bantuan yang lebih besar dalam identifikasi, definisi, dan resolusi masalah

yang mempengaruhi mereka. Insiden masalah kesehatan kronis yang lebih

besar, kemajuan teknologi dan masalah ekonomi, social, dan kesehatan

kontemporer masa kini mendorong professional perawatan kesehatan

berfokus pada peningkatan harapan dan kualitas hidup. Meningkatnya usia

2

Page 3: Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

harapan hidup (UHH) memberikan dampak yang kompleks terhadap

kesejahteraan lansia.

Di satu sisi peningkatan UHH mengindikasikan peningkatan taraf

kesehatan warga negara. Namun di sisi lain menimbulkan masalah masalah

karena dengan meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut akan berakibat

semakin besarnya beban yang ditanggung oleh keluarga, masyarakat dan

pemerintah, terutama dalam menyediakan pelayanan dan fasislitas lainnya

bagi kesejahteraan lansia. Hal ini karena pada usia lanjut individu akan

mengalami perubahan fisik, mental, sosial ekonomi dan spiritual yang

mempengaruhi kemampuan fungsional dalam aktivitas kehidupan sehari-

hari sehingga menjadikan lansia menjadi lebih rentan menderita gangguan

kesehatan baik fisik maupun mental. Walaupun tidak semua perubahan

struktur dan fisiologis, namun diperkirakan setengah dari populasi penduduk

lansia mengalami keterbatasan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, dan

18% diantaranya sama sekali tidak mampu beraktivitas. Berkaitan dengan

kategori fisik, diperkirakan 85% dari kelompok umur 65 tahun atau lebih

mempunyai paling tidak satu masalah kesehatan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari lansia?

2. Perubahan apa saja yang terjadi pada lansia?

3. Permasalahan apa yang timbul pada lansia?

4. Bagaimana peran perawat terhadap lansia?

C. TUJUAN

a. Tujuan umum Agar mahasiswa /mahasiswi keperawatan Universitas

Jenderal Soedirman memperoleh informasi dan gambaran tentang

Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Kelompok Khusus Lansia.

b. Tujuan khusus

1. Mampu menjelaskan konsep teori tentang kelompok khusus

lansia.

2. Mampu melaksanakan pengkajian pada kelompok khusus lansia

dengan masalah yang ada.

3

Page 4: Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

3. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada komunitas

kelompok khusus lansia.

4. Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan

komunitas pada kelompok khusus lansia.

5. Mampu menerapkan rencana keperawatan pada asuhan

keperawatan komunitas pada kelompok khusus lansia.

6. Mampu meyimpulkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan

komunitas pada kelompok khusus lansia yang bermasalah.

D. Manfaat Penulisan

makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Lansia dan Masyarakat Umum Memberikan gambaran kesehatan guna

meningkatkan status kesehatan lansia di komunitas.

2. Mahasiswa / Penyusun Menambah pengetahuan dan mampu membuat

serta memberikan asuhan keperawatan lansia sehingga nantinya

diharapkan mampu mengembangkan asuhan keperawatan terhadap

lansia dimasa mendatang.

4

Page 5: Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya

antara usia 65 dan 75 tahun. Jumlah kelompok usia ini meningkat drastic

dan ahli demografi memperhitungkan peningkatan populasi lansia sehat

terus menigkat sampai abad selanjutnya (Potter & Perry, 2005).

Lanjut usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan.

Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu

dipertimbangkan yaitu aspek biologi, aspek ekonomi dan aspek sosial.

Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami

proses penuaan secara terus menerus, yang ditandai dengan

menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap

serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal ini

disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan,

serta sistem organ. Secara ekonomi, penduduk lanjut usia lebih

dipandang sebagai beban dari pada sebagai sumber daya. Banyak

orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi memberikan

banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa

kehidupan masa tua, seringkali dipersepsikan secara negatif sebagai

beban keluarga dan masyarakat (Ismayadi, 2004).

Menurut Constantinidies menua (menjadi tua) adalah suatu

proses menghilangnya secara perlahan – lahan kemampuan jaringan

untuk memperbaiki diri / mengganti diri dan mempertahankan fungsi

formalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan

memperbaiki kerusakan yang diderita. Menurut organisasi dunia (WHO)

lanjut usia meliputi usia pertengahan (middleage) adalah kelompok usia

45-59 tahun, Usia lanjut (elderly) adalah kelompok usia 60-74 tahun,

Usia lanjut (old) adalah kelompok usia 75-90 tahun, dan usia sangat tua

(very old) adalah kelompok usia diatas 90 tahun.

5

Page 6: Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

Asuhan keperawatan lansia mengahadapi tantangan khusus

karena perbedaan fisiologis, kognitif, dan kesehatan psikososial. Lansia

bervariasi pada tingkat kemampuan fungsional. Mayoritas merupakan

anggota komunitas yang aktif, terlibat, dan produktif. Hanya sedikit yang

telah kehilangan kemampuan untuk merawat diri sendiri, bingung atau

merusak diri, dan tidak mampu mebuat keputusan yang berkaitan

dengan kebutuhan mereka.

a) Kebutuhan Hidup Orang Lanjut Usia

Setiap orang memiliki kebutuhan hidup. Orang lanjut usia juga

memiliki kebutuhan hidup yang sama agar dapat hidup sejahtera.

Kebutuhan hidup orang lanjut usia antara lain kebutuhan akan

makanan bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin,

perumahan yang sehat dan kondisi rumah yang tentram dan aman,

kebutuhan-kebutuhan sosial seperti bersosialisasi dengan semua

orang dalam segala usia, sehingga mereka mempunyai banyak

teman yang dapat diajak berkomunikasi, membagi pengalaman,

memberikan pengarahan untuk kehidupan yang baik. Kebutuhan

tersebut diperlukan oleh lanjut usia agar dapat mandiri. Kebutuhan

tersebut sejalan dengan pendapat Maslow menyatakan bahwa

kebutuhan manusia meliputi

1) Kebutuhan fisik (physiological needs) adalah kebutuhan fisik

atau biologis seperti pangan, sandang, papan, seks dan

sebagainya.

2) Kebutuhan ketentraman (safety needs) adalah kebutuhan

akan rasa keamanan dan ketentraman, baik lahiriah maupun

batiniah seperti kebutuhan akan jaminan hari tua, kebebasan,

kemandirian dan sebagainya.

3) Kebutuhan sosial (social needs)adalah kebutuhan untuk

bermasyarakat atau berkomunikasi dengan manusia lain

melalui paguyuban, organisasi profesi, kesenian, olah raga,

kesamaan hobby dan sebagainya.

4) Kebutuhan harga diri (esteem needs) adalah kebutuhan akan

harga diri untuk diakui akan keberadaannya.

6

Page 7: Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

5) Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs) adalah

kebutuhan untuk mengungkapkan kemampuan fisik, rohani

maupun daya pikir berdasar pengalamannya masing-masing,

bersemangat untuk hidup, dan berperan dalam kehidupan.

Sejak awal kehidupan sampai berusia lanjut setiap orang

memiliki kebutuhan psikologis dasar (Setiati,2000).

Kebutuhan tersebut diantaranya orang lanjut usia membutuhkan rasa

nyaman bagi dirinya sendiri, serta rasa nyaman terhadap lingkungan

yang ada. Tingkat pemenuhan kebutuhan tersebut tergantung pada

diri orang lanjut usia, keluarga dan lingkungannya . Jika

kebutuhankebutuhan tersebut tidak terpenuhi akan timbul masalah-

masalah dalam kehidupan orang lanjut usia yang akan menurunkan

kemandiriannya (Ismayadi, 2004).

b) Teori – teori Proses Menua

Sebenarnya secara individual

1. Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda

2. Masing – masing lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda

3. Tidak ada satu faktorpun ditemukan untuk mencegah proses

menua

Ada beberapa teori tentang proses penuaan, antara lain:

1. Teori Genetic Clock Menurut teori ini menua telah terprogram

secara genetik untuk spesies tertentu . Setiap spesies

mempunyai di dalam nukleinya suatu jam genetik yang telah di

putar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan

menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak

berputar.. Jadi menurut konsep ini jika jam ini berhenti, kita

akan mati meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau

penyakit terminal. Konsep “ genetic clock” didukung oleh

kenyatan bahwa ini cara menerangkan mengapa pada

beberapa spesies terlihat adanya perbedaan harapan hidup

yang nyata.

7

Page 8: Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

2. Teori Mutasi Genetik (somatic mutatie theori ) Menua terjadi

sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh

molekul – molekul DNA dan setiap sel pada saatnya akan

mengalami mutasi.

3. Teori “ pemakaian dan rusak “ Kelebihan usaha dan stres

menyebabkan se –sel tubuh lelah terbakar.

4. Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh yang

disebut “ teori akumulasi dari produk sisa”.

5. Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.

6. Tidak ada perlindungan terhadap radiasi, penyakit dan

kekurangan gizi.

7. Reaksi dari kekebaian sendiri ( auto immunne theori) Didalam

metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus.

Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat

tersebut sehingga tubuh menjadi lemah dan sakit.

8. “ Teori imonologi saw virus” Sistem imun menjadi efektif

dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam

tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

9. Teori stres menua akibat terjadi hilangnya sel – sel yang bisa

digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat

mempertahankan kesetabilan lingkungan internal, kelebihan

usaha dan stres menyebabkan sel –sel tubuh lelah terpakai.

10.Teori radikal bebas Radikal bebas dapat dibentuk dialam

bebas, tidak stabil radikal bebas ( kelompok atom )

mengakibatkan oksidasi oksigen bahan – bahan organik

seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel –

sel tidak dapat regenerasi.

11.Teori rantai silang Sel – sel yang tua dan usang, reaksi

kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan

kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis,

kekacauan dan hilangnya fungsi.

12.Theori program Kemampuan organisme untuk menetapkan

jumlah yang membelah setelah sel- sel mati.

13.

8

Page 9: Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

c) Perubahan – perubahan yang terjadi pada Lanjut Usia

Perubahan – perubahan fisik

1. Sel

a. Lebih sedikit jumlahnya

b. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan kurangnya cairan

intramuskuler

c. Menurunnya porposi protein di otak, otot,ginjal, darah dan hati

d. Terganggunya mekanisme perbaikan sel

e. Otak menjadi atropis beratnya berkurang 5-10%

2. Sistem pernafasan

a. Cepat menurunnya persarafan

b. Lambannya dalam respon dan waktu untuk bereaksi

khususnya dengan stres.

c. Mengecilnya saraf panca indra: berkurangnya penglihatan,

hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf penciuman dan

rasa,. Lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan

rendahnya ketahanan terhadap dingin.

d. Kurangnya sensitif pada sentuhan

3. Sistem Pendengaran

a. Prebiakusis ( gangguan dalam pendengaran ), hilangnya

kemampuan atau daya pendengaran pada telinga dalam,

terutama terhadap bunyi dan atau nada – nada tinggi, suara

yang tidak jelas, sulit mengerti kata, 50% terjadi pada usia

diatas 65 tahun.

b. Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis

c. Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena

meningkanya kreatin

d. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang

mengalami ketegangan jiwa atau stres

4. Sistem penglihatan

a. Spingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap

sinar

9

Page 10: Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

b. Kornea lebih berbentuk sferis atau bola, lensa lebih suram

atau kekeruhan pada lensa menjadi katarak, jelas

menyebabkan gangguan penglihatan

c. Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi

terhadap kegelapan menjadi lebih lambat, dan susah melihat

dalam cahaya gelap

d. Hilangnya daya akomodasi, menurunya lapang pandang,

menurunnya membedakan warna biru atau hijau.

5. Sistem kardiovaskuler

a. Elastisitas dinding vaskuler menurun,katup jantung menebal

dan menjadi kaku.

b. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap

tahun sesudah berumur 20 tahun, menyebabkan kontraksi dan

volumenya.

c. Kehilangan elestisitas pembuluh darah, kurangnya efektifitas

pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi

dari tidur ke duduk, atau dari duduk ke berdiri bisa

menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg

( mengakibatkan pusing mendadak).

d. Tekanan darah meningkat diakibatkan meningkatnya

resistensi pembuluh darah perifer, sistolik normal kurang lebih

170 mmHg, diastolik normal kurang lebih 90 mmHg

6. Sistem pengaturan temperatur tubuh Pada pengaturan tuhu,

hipotalamus dianggap bekerja sebagai termostat, yaitu

menetapkan suhu teratur, kemunduran terjadi akibat berbagai

faktor yang mempengaruhinya yang sering ditemui antara lain:

a. Temperatur tubuh menurun atau hipotermi secara fisiologis

kurang lebih 35 derajat celcius ini akibat metabolisme

menurun.

b. Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi

panas banyak sehingga terjadi rendahnya aktifitas otot.

7. Sistem Respirasi

a. Otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku,

menurunnya aktifitas silia

10

Page 11: Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

b. Paru – paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu

meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan

maksimum menurun dan kedalaman bernafas menurun.

c. Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya

berkurang

d. Oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg,

karbodioksida pada arteri tidak berganti

e. Kemampuan untuk batuk berkurang

f. Kemampuan pegas, dinding dada dan kekuatan otot

pernafasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia.

8. Sistem gastrointestinal

a. Kehilangan gigi penyebab utama adanya periondontal disease

b. Indra pengecap menurun dan esofagus melebar

c. Lambung : rasa lapar menurun asam lambung menurun, waktu

mengosongkan menurun

d. Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi

e. Liver : makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan,

berkurangnya aliran darah

f. Menciutnya ovari dan uterus

g. Atropi payudara

h. Pada laki – laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa,

meskipun adanya penurunan secara berangsur – angsur.

i. Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun

j. Selaut lendir menurun

9. Sistem Genitourinaria.

Ginjal: mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal

menurun sampai 50% fungsi tubulus berkurang.

a. Vesika urinaria : otot – otot menjadi lemah, kapasitas menurun

sampai 200ml, atau dapat menyebabkan buang air kecil

meningkat, vasikaurinaria susah dikosongkan sehingga

mengakibatkan meningkatnya retensi urin.

b. Pembesaran prostat kurang lebih 75 % dialami oleh pria diatas

65 % tahun

c. Atrofi vulva

11

Page 12: Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

10.Sistem Endokrin

a. Produksi dari hampir semua hormon menurun.

b. Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.

c. Pitutari: pertumbuhan hormon ada terapi lebih rendah dan

hanya didalam pembuluh darah,berkurangnya produksi dari

ACT,TSH,FSH dan LH.

d. Menurunnya aktifitas tiroid menurunnya BMR dan daya

pertukaran zat

e. Menurunnya produksi aldosteron

f. Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya progesteron,

estrogen dan testosteron

11.Sistem kulit

a. Kulit keriput atau mengkerut

b. Permukaan kulit kasar dan bersisik

c. Menurunnya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi

kulit menurun.

d. Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.

e. Rambut dan hidung dan telinga menebal.

f. Berkurangnya elastisitas kulit akibat dari menurunnya cairan

dan vaskularitas

g. Pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan

rapuh, kuku kaki tumbuh secara berlebihan, kuku menjadi

pudar dan kurang bercahaya.

h. Kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya.

12.Sistem muskoloskeletal

a. Tulang kehilangan density ( cairan ) dan makin rapuh

b. Kiposis, pinggang lutut dan jari –jari pergelangan terbatas

geraknya.

c. Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek.

d. Persendian membesar dan kaku

e. Tendon mengerut dan mengalami sklerosis

f. Atropi serabut otot, sehingga gerak menjadi lambat, otot kram

dan tremor.

12

Page 13: Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

B. Tugas Perkembangan Lansia

Peck mengonseptualisasikan tiga tugas yang berisi pengaruh dari

hasil konflik antara perbedaan integritas dan keputusasaan.

Perbedaan ego versus preokupasi peran kerja. Tugas ini membutuhkan

pergeseran sistem nilai seseorang, yang memungkinkan lansia untuk

mengevaluasi ulang mendefinisikan kembali pekerjaan mereka.

Penilaian ulang ini mengrahkan lansia untuk mengganti peran yang

sudah hilang dengan peran dan aktivitas baru. Selanjutnya, lansia

mampu menemukan cara-cara baru memandang diri mereka sendiri

sebagai orangtua dan okupasi.

Body transcendence versus preokupasi tubuh. Sebagian besar lansia

mengalami beberapa penurunan fisik.Untuk beberapa orang,

kesenangan dan kenyamanan berarti kesejahteraan fisik. Orang-orang

tersebut mungkin mengalami kesulitan terbesar dalam mengabaiakan

status fisik mereka. Orang lain memiliki kemampuan untuk terlibat dalam

kesenangan psikologi dan aktivitas sosial sekalipun mereka mengalami

perubahan dan ketidaknyamanan fisik. Peck mengemukakan bahwa

dalam sistem nilai mereka, ”sumber-sumber kesenangan sosial dan

mental dan rasa menghormati diri sendiri mengabaikan kenyamanan fisik

semata.”

Transendensi ego versus preokupasi ego. Peck mengemukakan bahwa

cara paling konstruktif untuk hidup di tahun-tahun terakhir dapat

didefinisikan dengan : ”hidup secara dermawan dan tidak egois yang

merupakan prospek dari kematian personal-the night of the ego, yang

bisa disebut-paras dan perasaan kurang penting dibanding pengetahuan

yang telah diperoleh seseorang untuk masa depan yang lebih luas dan

lebih panjang daripada yang dapat dicakup oleh ego seseorang.”

manusia menyelesaikan hal ini melalui warisan mereka, anak-anak

mereka, kontribusi mereka pada masyarakat, dan persahabatan mereka.

Mereka ”ingin membuat hidup lebih aman, lebih bermakna, atau lebih

bahagia bagi orang-orang yang meneruskan hidup setelah kematian.”

Untuk mengklarifikasi, ”individu yang panjang umur cenderung lebih

khawatir tentang apa yang mereka lakukan daripada tentang siapa

13

Page 14: Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

mereka sebenarnya, mereka hidup di luar diri mereka sendiri daripada

kepribadian mereka sendiri secara egosentris. (Stanley & Beare, 2006).

C. Permasalahan yang timbul Pada Lansia

Berikut ini kita bicarakan masalah kesehatan lansia.

1. Permasalah Umum

a. Bersarnya jumlah penduduk lansia dan tingginya prosentase

kenaikan lansia memerlukan upaya peningkatan kualitas

pelayanan dan pembinaan kesehatan bagi lanjut usia. Jumlah

penduduk Indonesia pada tahun 2000 akan meningkat menjadi

209.535.49. jiwa dan jumlah lansianya 15.262.199., berarti 7.28%

(Anwar,1994 ). Menurut Kinsilla dan Taeuber ( 1993) peningkatan

penduduk lansia dalam waktu 1990-2000 sebesar 41% dan

merupakan yang tertinggi didunia ( Darmojo, 1999:1).

b. Jumlah lansia miskin makin banyak

c. Nilai perkerabatan melemah, tatanan masyarakat makin

individualistik

d. Rendahnya kualitas dan kuantitas tenaga profesional yang

melayani lansia

e. Terbatasnya sarana dan fasilitas pelayanan bagi lansia

f. Adanya dampak pembangunan yang merugikan seperti urbanisasi

dan popuilasi pada kehidupan dan penghidupan lansia.

2. Permasalahan Khusus

a. Terjadinya perubahan normal pada fisik lansia Perubahan normal

( alami ) tidak dihindari cepat dan lambatnya perubahan

dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, sosial, ekonomi dan medik.

Perubahan akan terlihat pada jaringan organ tubuh seperti: kulit

menjadi kering dan keriput, rambut beruban dan rontok,

penglihatan menurun sebagian dan menyeluruh, pendengaran

juga berkurang, daya penciuman berkurang,tinggi badan

menyusut karena proses ostoporosis yang berakibat badan

bungkuk, tulang keropos masanya berkurang, kekuatan berkurang

14

Page 15: Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

dan mudah patah, elastisitas jaringan paru berkurang, nafas

menjadi pendek, terjadi pengurangan fungsi organ di dalam perut,

dinding pembuluh darah menebal dan terjadi peningkatan tekanan

darah, otot bekerja tidak efisien, terjadi penurunan fungsi organ

reproduksi terutama ditemukan pada wanita, otak menyusut dan

reaksi menjadi lambat terutama pada pria dan sexsualitas tidak

selalu menurun.

b. Terjadi perubahan abnormal pada fisik lansia Perubahan fisik

pada lansia dapat diperbaiki dan dapat dihilangkan melalui

nasehat atau tindakan medik. Perubahan yang terjadi misalnya:

katarak, kelainan sendi, kelainan prostat dan inkotenensia.

D. Sikap perawat terhadap lansia

Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang

mempelajari dan memberikan pelayanan kepada orang lanjut usia yang

dapat terjadi di berbagai tatanan dan membantu orang lanjut usia

tersebut untuk mencapai dan mempertahankan fungsi yang optimal.

Perawat gerontologi mengaplikasikan dan ahli dalam memberikan

pelayanan kesehatan utama pada lanjut usia dank keluarganya dalam

berbagai tatanan pelayanan. Peran lanjut perawat tersebut independen

dan kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional.

Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan

asuhan keperawatan, malaksanakan advokasi dan bekerja untuk

memaksimalkan kemampuan atau kemandirian lanjuy usia,

meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, mencegah dan

meminimalkan kecacatan dan menunjang proses kematian yang

bermartabat. Perawat gerontologi dalam prakteknya menggunakan

managemen kasus, pendidikan, konsultasi , penelitian dan administrasi.

Penting bagi perawat untuk mengkaji sikapnya pada penuaan

karena sikap tersebut mempengaruhi asuhan keperawatan. Untuk

memberi asuhan yang efektif, perawat harus menciptakan sikap positif

terhadap lansia. Sikap negatif dapat mengakibatkan penurunan rasa

nyaman, adekuat, dan kesejahteraan klien. Lebih jauh lagi, sikap

tersebut dapat menyebabkan penurunan kualitas asuhan. Klien dalam

15

Page 16: Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

fasilitas perawatan jangka panjang memberi tantangan khusus bagi

perawat. Klien ini sering kali memandang diri sendiri sebagai pecundang,

dan mungkin masyarakat juga memandang mereka seperti itu.

Perawat dapat meningkatkan kemandirian dan harga diri klien

yang merasa bahwa hidup tidak lagi berharga. Perawat harus

menjelaskan sikap pribadi dan nilai tentang lansia untuk memberikan

perawatan paling efektif. Usia, pendidikan, pengalaman kerja, dan

lembaga pekerjaan seorang perawat mempengaruhi stereotip.

Pengalaman pribadi dengan lansia sebagai anggota keluarga dapat juga

mempengaruhi sikap. Karena lansia menjadi lebih lazim dalam

pelayanan kesehatan, maka penting sekali bagi perawat untuk

mengembangkan pendekatan asuhan yang positif bagi klien lansia.

Pendekatan perawatan lanjut usia

a. Pendekatan fisik Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut

usia ada 2 bagian yaitu :

Klien lanjut usia yang masih aktif, yang masih mampu

bergerak tanpa bantuan orang lain.

Klien lanjut usia yang pasif atau tidak dapat bangun yang

mengalami kelumpuhan atau sakit.

b. Pendekatan psikis Perawatan mempunyai peranan yang panjang

untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut usia,

perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap

segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia pribadi

dan sebagai sahabat yang akrab.

c. Pendekatan sosial Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan

bercerita merupakan upaya perawatan dalam pendekatan sosial.

Memberi kesempatan berkumpul bersama dengan sesama klien

lanjut usia untuk menciptakan sosialisasi mereka.

16

Page 17: Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

BAB III

PROSES KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pengkajian multidimensional meliputi kesehatan mental dan fisik, fungsi

tubuh, dan situasi social. Pengkajian yang difokuskan pada pengkajian

unutk etiologi fisiologis, psikologis, dan lingkungan dari kondisi gangguan

mental pada lanjut usia yag dirawat (Kushariyadi, 2010). Menurut Anderson

E dan McFarlene, dalam model asuhan keperawatan pengkajian secara

umum meliputi inti komunitas yaitu penduduk serta delapan subsistem yang

mempengaruhinya. Inti komunitas, perlu dikaji tentang pendidikan,

pekerjaan, agama, keyakinan/nilai yang dianut serta data-data tentang

subsistem sebagai berikut :.

1. Data inti

a. Demografi, Karekteristik Umur Dan Sex, Vital Statistik

Data demograf kelompok atau komunitas yang terdiri : jumlah

penduduk lansia dalam wilayah, umur, pendidikan, jenis kelamin, vital

stastistik, pekerjaan, agama, nilai – nilai, keyakinan serta riwayat

timbulnya kelompok atau komunitas yang dapat dicontohkan sebagai

berikut :

Jumlah penduduk : 987 jiwa

a) Laki – laki : 523 jiwa

b) Perempuan : 464

jiwan penduduk : Para penduduk mayoritas berpendidikan hingga lulus SLTA

dan beberapa diantaranya perguruan tinggi. Suku Bangsa :

Suku Jawakawinan : Menikah dan kebanyakan penduduk di komunitas tersebut

adalah janda (lansia) karena kebanyakan pasangannya meninggal.

kepercayaan : Nilai dan norma para masyarakat masih mengenal nilai

kesopanan, gotong royong dan kerukunan antar warganya. Hal ini dapat dilihat

dari adanya kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang masih terus berjalan.

17

Page 18: Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

Seperti: kerja bakti, arisan, dan takziyah. : Mayoritas beragama Islam dan

beberapa diantaranya beragama nasrani

2. Data subsistem

a. Lingkungan fisik

1) Kualitas udara Keadaan udara di daerah tempat tinggal lansia

beriklim sejuk atau panas, apakah terdapat polusi udara yang

dapat mengganggu pernafasan warga atau tidak.

2) Kualitas air Sumber air yang digunakan warga untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari, keadaan saluran air disekitar rumah.

3) Tingkat kebisingannya Adanya sumber suara / bising yang dapat

mengganggu keadaan lansia, contohnya seperti pabrik.

4) Jarak antar rumah/ kepadatan Jarak antar rumah satu dengan

yang lainnya, apakah saling berdempetan.

b. Pendidikan

Riwayat pendidikan, pendidikan terakhir dan juga apakah ada sarana

pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan

warga.

c. Keamanan dan transportasi

Keadaan penjagaan lingkungan sekitar seperti adanya siskamling,

satpam atau polisi. Apakah dari keamaan tersebut menimbulkan stress

atau tidak. Sarana transportasi yang digunakan warga untuk mobilisasi

sehari menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi.

d. Politik dan pemerintahan

Kebijakan yang ada didaerah tersebut apakah cukup menunjang

sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai

bidang termasuk kesehatan.

e. Pelayanan social dan kesehatan

Tersedianya tempat pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas,

balai pengobatan) untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat

atau memantau apabila gangguan sudah terjadi serta karakteristik

pemakaian fasilitas pelayanan kesehatan.

18

Page 19: Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

f. Komunikasi

Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas

tersebut untuk saling berkomunikasi antar warga atau untuk

mendapatkan informasi dari luar misalnya televisi, radio, koran, atau

leaflet yang diberikan kepada komunitas.

g. Ekonomi

Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan, masih bekerja

atau tidak, bagaimana dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

h. Rekreasi

Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya

terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan

komunitas untuk mengurangi stress.

B. Analisis data

a. Diagnosa keperawatan

Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah

dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas yang terdiri dari :

Masalah (Problem) Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari

keadaan normal yang terjadi.

Penyebab (Etiologi) Yang meliputi perilaku individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat, lingkungan fisik dan biologis, psikologis

dan sosial serta interaksi perilaku dengan lingkungan.

Tanda dan Gejala (Sign and Sympton) Yaitu informasi yang perlu

untuk merumuskan diagnosa serta serangkaian petunjuk timbulnya

masalah.

No

.

Data Problem Etiologi

1 Ds:

- Kader posyandu

mengatakan 35% lansia

menderita diabetes namun

jarang

Diabetes pada

lansia

Kebiasaan

hidup lansia

yang tidak

terkontrol

19

Page 20: Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

memeriksakankondisinya

Do:

-Lansia menkonsumsi

makanan dengan tidak

terkontrol dan hanya

berada dirumah setiap hari

2 Ds:

-bidan desa mengatakan

lansia banyak yang

menderita hipertensi dan

lansia malas mengikuti

posyandu lansia yang

diselenggarakan setiap

bulannya

Hipertensi Ketidakpatuhan

lansia dalam

mengikuti

posyandu lansia

3 Ds:

-banyak warga yang

mengeluh gatal-gatal pada

tubuhnya

Do:

-tubuh terlihat bintik-bintik

merah

Resiko

Kerusakan

integritas kulit

Perubahan

status

kesehatan

Diagnosa

1. Diabetes berhubungan dengan Kebiasaan hidup lansia yang tidak

terkontrol

2. Hipertensi berhubungan dengan Ketidakpatuhan lansia dalam mengikuti

posyandu lansia

3. Resiko Kerusakan integritas kulit behubungan dengan Perubahan status

kesehatan

20

Page 21: Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

b. Kriteria penapisan

Dx. KepKriteria penapisan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

DX. 1 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 42

DX. 2 4 3 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 40

DX. 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 39

Ket

1. Sesuai degan peran perawat komunitas

2. Jumlah yang beresik.

3. Besarnya resiko

4. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan

5. Minat masyarakat

6. Kemungkinan untuk diatasi

7. Sesuai program pemerintah

8. Sumber daya tempat

9. Sumber daya waktu

10. Sumber daya dana

11. Sumber daya peralatan

12. Sumber daya manusia

Skor :

1 = sangat rendah

2 = rendah

3 = cukup

4 = tinggi

5 = sangat tinggi

Jumlah skor 121

21

Page 22: Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

c. Rencana tindakan

Diagnosa Tujuan jangka pendek Tujuan jangka panjang

Diabetes berhubungan

dengan Kebiasaan

hidup lansia yang tidak

terkontrol ditandai

dengan 35% lansia

menderita diabetes

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 4 minggu

komunitas diharapkan:

Lansia mampu

mengontrol asupan

makan sehari-harinya

dan dapat melakukan

sedikit aktivitas.

Lansia rutin setiap

bulannya menghadiri

kegiatan posyandu

yang diadakan

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 8 minggu,

komunitas diharapkan

angka diabetes (kadar

glukosa) pada lansia

dapat menurun.

22

Page 23: Asuhan Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus Lansia

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E.T. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik.

Jakarta : EGC

Basford, Lynn. & Slevin, Oliver. (2006). Teori & Praktik Keperawatan

Pendekatan Integral pada Asuhan Pasien. Jakarta : EGC

Ismayadi (2004). Asuhan Keperawatan Dengan Reumatik (Artritis Treumatoid)

Pada Lansia. Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera

Utara

Kushariyadi. (2008). Asuhan Keperawatan Klien Lanjut Usia dengan Demensia

pada Home Care. UniversitaMuhammadiyah Malang

Kushariyadi. (2009). Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta :

Salemba Medika

Nugroho, Wahyudi. (2000). Keperawatan Gerontik Edisi kedua. Jakarta: EGC

Potter, Patricia. A. & Anne Griffin Perry.(2005). Buku Ajar Fundamental

Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC

Riyadi. Sugeng (2007), Keperawatan Kesehatan Masyaraka. Jakarta : EGC

Mickey. & Beare, Patricia Gauntlett. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik

Edisi kedua. Jakarta : EGC

23