askep komunitas lansia dg stroke

79
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN STROKE DI LINGKUNGAN KRAJAN KEL. BINTORO KEC. PATRANG JEMBER Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas 2 MAKALAH oleh: Kelompok 6 Suhariyati NIM 112310101001 Rosita Debby Irawan NIM 112310101003 Riska Umi Yatun NIM 112310101023 Melinda Puspitasari NIM 112310101025 Dewa Ayu Dwi C.Y. S NIM 112310101046 Rilla Kartika S. NIM 112310101058 Fitania Marizka P. NIM 112310101064

Transcript of askep komunitas lansia dg stroke

Page 1: askep komunitas lansia dg stroke

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN STROKE DI LINGKUNGAN KRAJAN KEL. BINTORO

KEC. PATRANG JEMBER

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas 2

MAKALAH

oleh:Kelompok 6

Suhariyati NIM 112310101001Rosita Debby Irawan NIM 112310101003Riska Umi Yatun NIM 112310101023Melinda Puspitasari NIM 112310101025Dewa Ayu Dwi C.Y. S NIM 112310101046Rilla Kartika S. NIM 112310101058Fitania Marizka P. NIM 112310101064

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER

2013

Page 2: askep komunitas lansia dg stroke

PRAKATA

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas rahmat dan karunia-

Nya sehingga makalah “Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Penyakit Stroke

di Lingkungan Krajan, Kel. Bintoro, Kec. Patrang Jember” ini dapat diselesaikan

dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas

Keperawatan Komunitas 2 Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak sekali

kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan masukan dan saran yang

membangun guna untuk perbaikan sehingga penyusunan makalah yang akan

datang menjadi lebih baik.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Jember, Desember 2013

ii

Page 3: askep komunitas lansia dg stroke

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang................................................................................ 1

1.2 RumusanMasalah ........................................................................... 1

1.3 Tujuan ............................................................................................ 1

BAB 2. KONSEP TEORI ................................................................................ 2

BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN............................................................. 14

BAB 4. PEMBAHASAN.................................................................................. 37

BAB 5. PENUTUP........................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 40

Lampiran........................................................................................................... 41

iii

Page 4: askep komunitas lansia dg stroke

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi

sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir,

dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial

sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi.

Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan

segera dan terintegrasi. Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia

telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa

dimana seseorang akan mengalami kemunduran dengan sejalannya waktu.

Ada beberapa pendapat mengenai “usia kemunduran” yaitu ada yang menetapkan

60 tahun, 65 tahun dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan 65

tahun sebagai usia yang menunjukkan proses menua yang berlangsung secara

nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Dari 19 juta jiwa penduduk

Indonesia 8,5% mengalami stroke yaitu lansia.

1.2 Rumusan Masalah

1.1.1 Bagaimana konsep teori stroke?

1.1.2 Bagaimana asuhan keperawatan pada lansia dengan stroke?

1.1.3 Bagaiman kesenjangan teori dan kenyataan saat dilapangan?

1.3 Tujuan Makalah

1.3.1 Memberikan informasi mengenai masalah lansia dengan stroke;

1.3.2 Untuk membantu mengurangi masalah pada lansia dengan stroke;

1.3.3 Sebagai alternative penyelesaian masalah keperawatan yang dialami

lansia dengan stroke.

Page 5: askep komunitas lansia dg stroke

2

BAB 2. KONSEP TEORI

2.1 Definisi

Stroke adalah suatu penyakit gangguan fungsi anatomi otak yang terjadi

secara tiba-tiba dan cepat, disebabkan karena gangguan perdarahan otak. Stroke

atau Cerebro Vasculer Accident (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang

diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak ( Brunner dan Suddarth,

2002). Stroke adalah sindrom yang awal timbulnya mendadak, progresif cepat,

berupa deficit neurologis fokal atau global yang langsung 24 jam atau lebih atau

langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan

peredaran otak non traumatic (Mansjoer dkk, 2000). Stroke secara umum

merupakan defisit neurologis yang mempunyai serangan mendadak dan

berlangsung 24 jam sebagai akibat dari terganggunya pembuluh darah otak

(Hudak dan Gallo, 1997).

2.2 Klasifikasi

Berdasarkan proses patologi dan gejala klinisnya stroke dapat diklasifikasikan

menjadi :

2.2.1 Stroke Hemoragik  

Terjadi perdarahan cerebral dan mungkin juga perdarahan subarachnoid yang

disebabkan pecahnya pembuluh darah otak. Umumnya terjadi pada saat

melakukan aktifitas, namun juga dapat terjadi pada saat istirahat. Kesadaran

umumnya menurun dan penyebab yang paling banyak adalah akibat hipertensi

yang tidak terkontrol. Terdapat dua jenis stroke hemoragik :

a. Perdarahan intraserebral. Perdarahan intraserebral adalah perdarahan di

dalam otak yang disebabkan oleh trauma (cedera otak) atau kelainan

pembuluh darah (aneurisma atau angioma). Jika tidak disebabkan oleh

salah satu kondisi tersebut, paling sering disebabkan oleh tekanan darah

tinggi kronis. Perdarahan intraserebral menyumbang sekitar 10% dari

Page 6: askep komunitas lansia dg stroke

3

semua stroke, tetapi memiliki persentase tertinggi penyebab kematian

akibat stroke.

b. Perdarahan subarachnoid. Perdarahan subarachnoid adalah perdarahan

dalam ruang subarachnoid, ruang di antara lapisan dalam (Pia mater) dan

lapisan tengah (arachnoid mater) dari jaringan selaput otak (meninges).

Penyebab paling umum adalah pecahnya tonjolan (aneurisma) dalam

arteri. Perdarahan subarachnoid adalah kedaruratan medis serius yang

dapat menyebabkan cacat permanen atau kematian. Stroke ini juga satu-

satunya jenis stroke yang lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan

pada pria.

2. 2. 2 Stroke Non Hemoragik  

Dapat berupa iskemia, emboli, spasme ataupun thrombus pembuluh darah

otak, umumnya terjadi setelah beristirahat cukup lama atau bangun tidur. Tidak

terjadi perdarahan, kesadaran umumnya baik dan terjadi proses edema otak oleh

karena hipoksia jaringan otak. Stroke non hemoragik dapat juga diklasifikasikan

berdasarkan perjalanan penyakitnya, yaitu :

a. TIA (Trans Ischemic Attack) yaitu gangguan neurologist yang timbul

mendadak dan hilang dalam beberapa menit (durasi rata-rata 10 menit) atau

beberapa jam saja,  dan gejala akan hilang sempurna dalam waktu kurang

dari 24 jam. 

b. Rind (Reversible Ischemic Neurologis Defict) yaitu gangguan neurologist

setempat yang akan hilang secara sempurna dalam waktu 1 minggu dan

maksimal 3 minggu.  

c. Stroke in Volution atau Progresif yaitu stroke yang terjadi masih terus

berkembang dimana gangguan yang muncul semakin berat dan bertambah

buruk. Proses ini biasanya berjalan dalam beberapa jam atau beberapa hari.  

d. Stroke Complete   yaitu gangguan neurologist yang timbul bersifat menetap

atau permanent, maksimal sejak awal serangan dan sedikit memperlihatkan

parbaikan dapat didahului dengan TIA yang berulang (Lumbantobing,

2001).

Page 7: askep komunitas lansia dg stroke

4

2.3 Epidemiologi

Lansia adalah periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam

ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan

waktu. Ada beberapa pendapat mengenai “usia kemunduran” yaitu ada yang

menetapkan 60 tahun, 65 tahun dan 70 tahun. Badan kesehatan dunia (WHO)

menetapkan 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan proses menua yang

berlangsung secara nyata dan seseorang telah disebut lanjut usia. Dari 19 juta jiwa

penduduk Indonesia 8,5% mengalami stroke yaitu lansia. Data WHO

menunjukkan bahwa kematian akibat pembuluh darah lebih banyak dibanding

penyakit lain, yaitu sekitar 15 juta tiap tahun atau sekitar 30% dari kematian total

pertahunnya dan sekitar 4,5 juta diantaranya disebabkan oleh stroke. Dari seluruh

kematian di negara-negara industri, 10-20% disebabkan oleh stroke dan sekitar

88% kematian akibat stroke terjadi pada usia diatas 65 tahun. Stroke merupakan

masalah utama kesehatan di negara maju, penyebab utama kecacatan pada orang

deawasa dan penyebab kedua terjadinya demensia. Di seluruh dunia prevalensi

stroke ada 7,1 juta pada tahun 2000 dan akan terus meningkat. Data di negara

berkembang seperti indonesia menunjukkan insidensi 234 per 100.000 penduduk.

Menurut data Riskesdes Depkes RI 2007 dalam laporan nasionalnya mendapatkan

bahwa penyebab kematian utama untuk semua usia adalah stroke (15,4%). TB

(7,5%), hipertensi (6,8%).

2.4 Etiologi

Stroke non haemoragi merupakan penyakit yang mendominasi kelompok

usia menengah dan dewasa tua karena adanya penyempitan atau sumbatan

vaskuler otak yang berkaitan erat dengan kejadian stroke.

1. Trombosis Serebri merupakan penyebab stroke yang paling sering ditemui

yaitu pada 40% dari semua kasus stroke yang telah dibuktikan oleh ahli

patologis. Biasanya berkaitan erat dengan kerusakan fokal dinding

pembuluh darah akibat anterosklerosis.

Page 8: askep komunitas lansia dg stroke

5

2. Embolisme. Kebanyakan emboli serebri berasal dari suatu flowess dalam

jantung sehingga masalah yang dihadapi sesungguhnya merupakan

perwujudan dari penyakit jantung.

Sedangkan menurut Price (2005) mengatakan bahwa stroke haemoragi

disebabkan oleh perdarahan serebri. Perdarahan intrakranial biasanya disebabkan

oleh ruptura arteria serebri. Ekstravasali darah terjadi dari daerah otak dan atau

subaracnoid, sehingga jaringan yang terletak di dekatnya akan tergeser.

Perdarahan ini dibedakan berdasarkan tempat terjadinya perdarahan.

Menurut Harsono ini dibedakan berdasarkan tempat terjadinya perdarahan antara

lain:

a. Perdarahan Sub Arachnoid (PSA). Kira-kira ¾ harus perdarahan sub

arachnoid disebabkan oleh pecahnya seneusisma 5-6% akibat malformasi

dari arteriovenosus.

b. Perdarahan Intra Serebral (PIS). Penyebab yang paling sering adalah

hipertensi, dimana tekanan diastolic pecah.

Harsono juga membagi faktor risiko yang dapat ditemui pada klien dengan

Stroke yaitu:

A. Faktor risiko utama

1. Hipertensi

Hipertensi dapat mengakibatkan pecahnya maupun menyempitnya

pembuluh darah otak. Apabila pembuluh darah otak menyempit maka

aliran darah ke otak akan terganggu dan sel-sel otak akan mengalami

kematian.

2. Diabetes Mellitus

Debetes mellitus mampu menebalkan dinding pembuluh darah otak yang

berukuran besar. Menebalnya pembuluh darah otak akan menyempitkan

diameter pembuluh darah yang akan menggangu kelancaran aliran darah

ke otak, pada akhirnya akan menyebabkan kematian sel- sel otak.

3. Penyakit Jantung

Beberapa Penyakit Jantung berpotensi menimbulkan strok. Dikemudian

hari seperti Penyakit jantung reumatik, Penyakit jantung koroner dengan

Page 9: askep komunitas lansia dg stroke

6

infark obat jantung dan gangguan irana denyut janung. Factor resiko ini

pada umumnya akan menimbulkan hambatan atau sumbatan aliran darah

ke otak karena jantung melepaskan sel- sel / jaringan- jaringan yang telah

mati ke aliran darah.

4. Transient Ischemic Attack (TIA)

TIA dapat terjadi beberapa kali dalan 24 jam/ terjadi berkali- kali dalam

seminggu. Makin sering seseorang mengalami TIA maka kemungkinan

untuk mengalami stroke semakin besar.

B. Faktor Resiko Tambahan

a. Kadar lemak darah yang tinggi termasuk Kolesterol dan Trigliserida.

Meningginya kadar kolesterol merupakan factor penting untuk terjadinya

asterosklerosis atau menebalnya dinding pembuluh darah yang diikuti

penurunan elastisitas pembuluh darah.

b. Kegemukan atau obesitas

c. Merokok. Merokok dapat meningkatkan konsentrasi fibrinogen yang akan

mempermudah terjadinya penebalan dinding pembuluh darah dan

peningkatan kekentalan darah.

d. Riwayat keluarga dengan stroke

e. Lanjut usia

f. Penyakit darah tertentu seperti polisitemia dan leukemia. Polisitemia dapat

menghambat kelancaran aliran darah ke otak. Sementara leukemia/ kanker

darah dapat menyebabkan terjadinya pendarahan otak.

g. Kadar asam urat darah tinggi

h. Penyakit paru- paru menahun.

2.5 Manifestasi klinis

Stroke ini menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada

lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya

tidak adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori)

Page 10: askep komunitas lansia dg stroke

7

a. Kehilangan motorik : hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi

pada sesi otak yang berlawanan, hemiparesis atau kelemahan salah satu sisi

tubuh.

b. Kehilangan komunikasi : disartria (kesulitan bicara), disfasia atau afasia

(bicara defektif atau kehilangan bicara), apraksia (ketidakmampuan untuk

melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya)

c. Gangguan persepsi: disfungsi persepsi visual, gangguan hubungan visual-

spasial, kehilangan sensori

d. Kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologis

e. Disfungsi kandung kemih

Gejala - gejala CVA muncul akibat daerah tertentu tak berfungsi yang

disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. Gejala itu muncul

bervariasi, bergantung bagian otak yang terganggu. Gejala-gejala itu antara lain

bersifat:

a. Sementara yaitu timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai

beberapa jam dan hilang sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini

disebut Transient ischemic attack (TIA). Serangan bisa muncul lagi dalam

wujud sama, memperberat atau malah menetap.

b. Sementara, namun lebih dari 24 jam dimana gejala timbul lebih dari 24 jam

dan ini dissebut reversible ischemic neurologic defisit (RIND)

c. Gejala makin lama makin berat (progresif). Hal ini desebabkan gangguan

aliran darah makin lama makin berat yang disebut progressing stroke atau

stroke inevolution

d. Sudah menetap/permanent (Lumbantobing, 2001).

2.6 Patofisisologi

1) Stroke Hemoragic

Perdarahan serebri termasuk urutan ketiga dari semua penyebab utama

kasus gangguan pembuluh darah otak. Perdarahan serebral dapat terjadi di luar

duramater (hemoragi ekstradural atau epidural), dibawah duramater, (hemoragi

Page 11: askep komunitas lansia dg stroke

8

subdural), diruang subarachnoid (hemoragi subarachnoid) atau di dalam substansi

otak (hemoragi intraserebral).

a. Hemoragi ekstradural (epidural) adalah kedaruratan bedah neuro yang

memerlukan perawatan segera. Ini biasanya mengikuti fraktur tengkorak

dengan robekan arteri dengan arteri meningea lain.

b. Hemoragi subdural (termasuk hemoragi subdural akut) pada dasarnya

sama dengan hemoragi epidural, kecuali bahwa hematoma subdural

biasanya jembatan vena robek. Karenanya, periode pembentukan

hematoma lebih lama ( intervensi jelas lebih lama) dan menyebabkan

tekanan pada otak. Beberapa pasien mungkin mengalami hemoragi

subdural kronik tanpa menunjukkan tanda dan gejala.

c. Hemoragi subarachnoid dapat terjadi sebagai akibat trauma atau

hipertensi, tetapi penyebab paling sering adalah kebocoran aneurisma

pada area sirkulus wilisi dan malformasi arteri-vena kongenital pada otak.

Arteri di dalam otak dapat menjadi tempat aneurisma.

d. Hemoragi intraserebral paling umum pada pasien dengan hipertensi dan

aterosklerosis serebral, karena perubahan degeneratif karena penyakit ini

biasanya menyebabkan ruptur pembuluh darah. pada orang yang lebih

muda dari 40 tahun, hemoragi intraserebral biasanya disebabkan oleh

malformasi arteri-vena, hemangioblastoma dan trauma, juga disebabkan

oleh tipe patologi arteri tertentu, adanya tumor otak dan penggunaan

medikasi (antikoagulan oral, amfetamin dan berbagai obat aditif).

Perdarahan biasanya arterial dan terjadi terutama sekitar basal ganglia.

Biasanya awitan tiba-tiba dengan sakit kepala berat. Bila hemoragi

membesar, makin jelas defisit neurologik yang terjadi dalam bentuk

penurunan kesadaran dan abnormalitas pada tanda vital. Pasien dengan

perdarahan luas dan hemoragi mengalami penurunan kesadaran dan

abnormalitas pada tanda vital.

2) Stroke Non Hemoragic Terbagi atas 2 yaitu :

1. Pada stroke trombotik, oklusi disebabkan karena adanya penyumbatan

lumen pembuluh darah otak karena thrombus yang makin lama makin

Page 12: askep komunitas lansia dg stroke

9

menebal, sehingga aliran darah menjadi tidak lancar. Penurunan aliran

arah ini menyebabakan iskemi yang akan berlanjut menjadi infark. Dalam

waktu 72 jam daerah tersebut akan mengalami edema dan lama kelamaan

akan terjadi nekrosis. Lokasi yang tersering pada stroke trombosis adalah

di percabangan arteri carotis besar dan arteri vertebra yang berhubungan

dengan arteri basiler. Onset stroke trombotik biasanya berjalan lambat.

2. Sedangkan stroke emboli terjadi karena adanya emboli yang lepas dari

bagian tubuh lain sampai ke arteri carotis, emboli tersebut terjebak di

pembuluh darah otak yang lebih kecil dan biasanya pada daerah

percabangan lumen yang menyempit, yaitu arteri carotis di bagian tengah

atau Middle Carotid Artery (MCA). Dengan adanya sumbatan oleh

emboli akan menyebabkan iskemi

2.7 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosa

stroke antara lain adalah:

1. Angiografi dilakukan untuk memperlihatkan penyebab dan letak

gangguan. Suatu kateter dimasukkan dengan tuntunan fluoroskopi dari

arteria femoralis di daerah inguinal menuju arterial, yang sesuai kemudian

zat warna disuntikkan.

2. CT-Scan dapat menunjukkan adanya hematoma, infark dan perdarahan.

3. EEG (Elektro Encephalogram) dapat menunjukkan lokasi perdarahan,

gelombang delta lebih lambat di daerah yang mengalami gangguan.

4. Pungsi Lumbal

a. menunjukan adanya tekanan normal

b. tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan

adanya perdarahan

5. MRI menunjukan daerah yang mengalami infark, hemoragik.

6. Ultrasonografi Dopler untuk mengidentifikasi penyakit arteriovena

7. Sinar X Tengkorak menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal

(Doenges , 2000).

Page 13: askep komunitas lansia dg stroke

10

2.8 Komplikasi

Menurut Smeltzer (2001), komplikasi yang terjadi pada pasien stroke

yaitu:

a. Hipoksia serebral

Diminimalakan dengan memberikan oksigenasi darah adekuat ke otak.

Fungsi otak tergantung pada ketersediaan O2 yang dikirimkan ke jaringan.

Pemberian O2 suplemen dan mempertahankan hemoglobin dan hematokrit pada

tingkat dapat diterima akan membantu dalam mempertahankan hemoglobin dan

hematrokit pada tingkat dapat diterima akan membantu dalam mempertahankan

oksigenasi jaringan adekuat.

b. Aliran darah serebral  

Bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan intregitas pembuluh

darah serebral. Hidrasi adekuat ( cairan intravena) harus menjamin penurunan

vikosis darah dan memperbaiki aliran darah serebral dan potensi meluasnya area

cedera.

c. Embolisme serebral  

Dapat terjadi setelah infark miokard / fibrilasi atrium / dapat berasal dari

katup jantung protestik. Embolisme akan menurunkan aliran darah ke otak dan

selanjutnya menurunkan aliran darah serebral. Disritmia dapat mengakibtakan

curah jantung tidak konsisten dan penghentian trombul lokal. Selain itu disritmia

dapat menyebabkan embolus serebral dan harus diperbaiki.

2.9 Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan keperawatan

Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor faktor kritis sebagai

berikut:

1. Berusaha menstabilkan tanda – tanda vital

2. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung

3. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter

Page 14: askep komunitas lansia dg stroke

11

4. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat

mungkin pasien harus dirubah posisi setiap 2 jam dan dilakukan latihan-

latihan gerak pasif

Terapi darurat memiliki tiga tujuan, yaitu:

a. pertama mencegah terjadinya cedera otak akut dengan memulihkan

perfusi ke daerah iskemik non infark,

b. kedua membaikkan cedera saraf sedapat munkin,

c. ketiga mencegah cedera neurologik lebih lanjut dengan melindungi sel

didaerah iskemik dari kerusakan lebih lanjut (Smeltzer. 2002).

b. Tindakan konservatif

1. Fasodilator yang meningkatkan aliran darah cerebral (ADS) secara

percobaan, tetapi maknanya: pada tubuh manusia belum dapat dibutuhkan

2. Dapat diberikan histamin, aminophilin, acetazolamide, papaverin intra

arterial

3. Anti agregasi trombosis seperti aspirin, digunakan untuk menghambat reaksi

pelepasan agregasi. Trombosis yang terjadi ulcerasi alteroma

4. Tindakan pembedahan untuk memperbaiki aliran darah cerebral, misalnya

pada tindakan endarterectomy carotis.

Pada stroke iskemik akut, mempertahankan fungsi jaringan adalah tujuan dari

apa yang disebut sebagai strategi Neuroprotektif. Terapinya dapat berupa

hipotermia, dan pemakaian obat, yaitu:

a. neuroprotektif seperti antikoagulasi, trombolisis intravena, trombolisis

intra arteri.

b. terapi perfusi dimana dilakukan induksi hipertensi untuk meningkatkan

tekanan darah arteri rata-rata sehingga perfusi otak dapat meningkat.

c. Pengendalian edema dan terapi medis umum juga dilakukan, serta terapi

bedah untuk mencegah tekanan dan distorsi pada jaringan yang masih

sehat (Price, 2005).

2.10 Pencegahan

A. Pencegahan primer

Page 15: askep komunitas lansia dg stroke

12

1) Strategi kampanye nasional yang terintegrasi dengan program pencegahan

penyakit vaskular lainnya

2) Memasyarakatkan gaya hidup sehat bebas strok:

a) Mengindari : rokok, stres mental, alkohol, kegemukan, konsumsi

garam berlebihan, obat-obatan golongan amfetamin, kokain, dan

sejenisnya.

b) Mengurangi: kolesterol dan lemak dalam makanan.

c) Mengendalikan: hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung

(misalnya fibrilasi atrium, infark miokard akut, penyakit jantung

reumatik), penyakit vaskular aterosklerosis nlainnya.

d) Menganjurkan konsumsi gizi seimbang dan olah raga teratur.

B. Pencegahan sekunder

1) Modifikasi gaya hidup berisiko strok dan fator resiko misalnya:

a) Hipertensi: diet, obat antihipertensi yang sesuia

b) Diabetes melitus: diet, obat hipoglikemik oral/insulin

c) Penyakit jantung aritmia nonvalvular (antikoagulan oral)

d) Dislipidemia: diet rendah lemak dan obat antidislipidemia

e) Berhenti merokok

f) Hindari alkohol, kegemukan, gan kurang gerak

g) Hiperurisemia: diet, antihiperurisermia

h) Polisitimia

2) Melibatkan peran serta keluaraga seoptimal mungkin

3) Obat-obatan yang digunakan

a) Asetosal (asam asetil salisilat) digunakan sebagai obat pilihan

pertama, dengan dosis berkisar antara 80_320 mg/hari

b) Antikoagulan oral (warfarin/dikomarol) diberikan pada pasien dengan

faktor resiko penyakit jantung (fibrilasi atrium, infark miokard akut,

kelainan katup), kodisi koagulopati yang lain dengan syarat-sayarat

tertentu. Dosi awal warfarin 10 mg/hari dan disesuiakan berdasarkan

hasil masa protombin/trombotes (masa protombion 1,3-1,5 kali nilai

kontrol atau INR=2-3 atau trombotes 10-15%), biasanya tercapai

Page 16: askep komunitas lansia dg stroke

13

setelah 3-5 hari pengobatan. Bila masa protombin/trombotes sudah

stabil maka frekuensi pemeriksaannya dikurangi menjadi setiap

minggu kemidian bulan.

c) Pasien yang tidak tahan asetosal, dapat diberikan tiklopidin 250-500

mg?hari, dosis rendah asetosal 80mg +cilostazol 50-100 mg/hari, atau

asetosal 80mg=dipiridamol 75-150 mg/hari

4) Tindakan ivasif

a) flebotomi untuk polisitemia

b) enarterektomi karotis hanya dilakukan pada pasien yang simtomatik

dengan stenosis 70-99% unilateral dan baru

c) tindakan bedah lainnya (reseksi artery vein malformation (AVM) ,

kliping aneurisma berry) (Mansjoer dkk, 2000).

Page 17: askep komunitas lansia dg stroke

14

BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian

A. Karakteristik demografi

1. Identitas diri klien

Nama lengkap : Ny. S

Tempat/tgl lahir : Jember, 01 Juli 1932

Jenis kelamin : Perempuan

Status perkawinan : Janda

Agama : Islam

Suku bangsa : Madura, JawaPendidikan terakhir: SD

Diagnosa medis : Stroke

Alamat : Jln. Kepodang 11, Krajan Jember

2. Keluarga atau orang lain yang penting/dekat yang dapat dihubungi:

Nama : Ny. F

Alamat: Jln. Kepodang 11, Krajan Jember

No. Telepon : -

Hubungan dengan klien: Anak ke-3

3. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi

Pekerjaan saat ini : Tidak bekerja

Pekerjaan sebelumnya: Petani

Sumber pendapatan : Menyewahkan sawah (4 tahun)

Kecukupan pendapatan : Kurang tercukupi

4. Aktivitas rekreasi

Hobi : -

Bepergian/wisata : -

Keanggotaan organisasi : -

Lain-lain : -

5. Riwayat keluarga

a. Saudara kandung

Page 18: askep komunitas lansia dg stroke

15

Nama Keadaan Saat Ini Keterangan1. Ny. Sn Meninggal Meninggal karena

stroke2. Ny. Sy Meninggal Meninggal karena

stroke3. Ny. S Tirah baring Stroke

b. Riwayat kematian dalam keluarga (1 tahun terakhir)

Nama : -

Umur : -

Penyebab kematian : -

c. Kunjungan keluarga:

Ny. F mengatakan anak Ny. S yang ke-1, ke-2, ke-5 tidak pernah mengunjungi

sedangkan anak Ny. S ke-4 tinggal disamping rumah jarang mengunjungi, cucu

Ny. S (anak Ny. F) sering mengunjungi.

B. Pola kebiasaan sehari-hari

1. Nutrisi

Frekuensi amkan : 3x/hari

Nafsu makan : 3 sendok makan

Jenis makanan : nasi, roti, susu

Kebiasaan sebelum makan : -

Makanan yang tidak disukai : -

Alergi terhadap makanan : -

Pantangan makanan : -

Keluhan yang berhubungan dengan makan : -

2. Eliminasi

a. BAK

Frekuensi dan waktu:

Tidak diketahui karena klien menggunakan popok, namun Ny. F mengatakan

mengganti popok 3x

Kebiasaan BAK pada malam hari:

ya, Ny. F mengatakan popok klien penuh pada dini hari

Page 19: askep komunitas lansia dg stroke

16

Keluhan yang berhubungan dengan BAK: -

b. BAB

Frekuensi dan waktu: keluarga mengatakan beberapa hari

ini klien sulit BAB

Konsistensi : keluarga mengatakan 3 hari ini klen tidak bisa

BAB

Keluhan yang berhubungan dengan BAB : klien

mengeluhkan nyeri abdomen

Pengalaman memakai laxantif/pencahar : klien tidak pernah

menggunakan pencahar

3. Personal higiene

a. Mandi

Frekuensi dan waktu mandi : 3x/ hari (seka)

Pemakaian sabun (ya/tidak): tidak

b. Oral higiene

Frekuensi dan waktu gosok gigi: (tidak ada gigi)

Menggunakan pasta gigi: -

c. Cuci rambut

Frekuensi: Ny. F mengatakan jarang

Penggunaan shampo (ya/tidak): ya

d. Kuku dan tangan

Frekuensi gunting kuku: tidak pernah. Kukuh klien terlihat

panjang dan kotor

Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun: tidak

4. Istirahat dan tidur

Lama tidur malam: 5 jam

Tidur siang: 1-2 jam

Keluhan yang berhubungan dengan tidur : -

5. Kebiasaan mengisi waktu luang

Olahraga : -

Nonton TV : -

Page 20: askep komunitas lansia dg stroke

17

Berkebun/memasak : -

Lain-lain : tirah baring

6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

(jenis/frekuensi/jumlah/lama pakai)

a. Merokok (ya/tidak) : tidak

b. Minuman keras (ya/tidak) : tidak

c. Ketergantungan terhadap obat (ya/tidak) : tidak

7. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari

Jenis kegiatan Lama waktu untuk setiap kegiatan

1. Tirah baring Hampir setiap hari

2. - -

3. - -

C. Status kesehatan

1. Status kesehatan saat ini

a. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir: lumpuh

b. Gejala yang dirasakan : tidak bisa menggerakan ekstermitas bagian

kiri

c. Faktor pencetus: hipertensi dan stresor

d. Timbulnya keluhan: ( √ )Mendadak ( ) Bertahap

e. Waktu mulai timbulnya keluhan : Ny.F mengatakan klien mengalami

kelumpuhan sebelah kiri sejak idul adha 2013

f. Upaya mengatasi:

Pergi ke RS/klinik pengobatan/dokter praktik : tidak

Pergi ke bidan/perawat : ya

Mengonsumsi obat-obatan sendiri : ya, jika batuk dan sakit

kepala (obat yang di jual di warung-warung)

Mengonsumsi obat-obatan tradisional : jamu

Lain-lain: -

2. Riwayat kesehatan masa lalu

a. Penyakit yang pernah diderita: hipertensi (sejak 4 tahun yang lalu)

Page 21: askep komunitas lansia dg stroke

18

b. Riwayat alergi (obat, makanan, binatang, debu, dan lain-lain): -

c. Riwayat kecelakaan : -

d. Riwayat dirawat di rumah sakit : Ny. F mengatakan klien tidak

mau dirawat di rumah sakit

e. Riwayat pemakaian obat : jika batuk dan sakit kepala (obat yang di

jual di warung-warung)

3. Pengkajian/pemeriksaan fisik (Observasi, pengukuran, auskultasi, perkusi

dan palpasi)

a. Keadaan umum (TTV): T: 140/80mmHg, S: 36,8oC, R: 27x/menit,

N: 76x/menit

b. BB/TB: -/-

c. Rambut:

Inspeksi: terlihat kusut berwarna putih

d. Mata:

Inspeksi: bentuk simetris, konjugtiva normal, seklera normal

Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan

e. Telinga:

Inspeksi: tidak ada jejas, dalam telinga terlihat kotor

Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan

f. Mulut, gigi, dan bibir:

Inspeksi: bentuk mulut tidak simetris, bibir sulit digerakkan, gigi ompong

g. Dada:

Jantung

I: bentuk dada simetris

P: tidak terdapat kardiomegali

P: pekak

A: S1 S2 normal (Lub Dup)

Paru-paru

I: bentuk dada simetris, tidak terdapat jejas

P: pengembangan paru seimbang kanan dan kiri

P: sonor

Page 22: askep komunitas lansia dg stroke

19

A: vaskuler

h. Abdomen:

I: tidak terdapat jejas

A: bising usus menurun

P: tidak terjadi hepatomegali, terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah

P: timpani

i. Kulit, kuku:

I: tidak terdapat jejas, tugor kulit menurun, kuku panjang dan kotor

P: CRT 2 menit

j. Ekstremitas atas:

Kanan: jari tangan dan tangan masih bisa digerakkan sedikit-sedikit, tonus otot

menurun

Kiri: jari tangan dan tangan sulit digerakkan, tonus otot menurun

k. Ekstremitas bawah:

Kanan: kaki bisa digerakkan

Kiri: kaki sulit digerakkan

D. Hasil pengkajian khusus (format terlampir)

1. Masalah kesehatan kronis: masalah kesehatan kronis ringan skor 24)

2. Fungsi kognitif: ada gangguan (skor 3)

3. Status fungsional: ketergantungan (point 17)

4. Status psikologis (skala depresi): Depresi berat (nilai 26)

5. Dukungan keluarga: kurang

E. Lingkungan tempat tinggal

1. Kebersihan dan kerapihan ruangan: kurang baik, terlihat dibawah

tempat tidur klien ada karung sehingga terdapat benjolan pada tempat

tidur klien

2. Penerangan: baik

3. Sirkulasi udara: baik, terdapat cukup jendela pada rumah klien

4. Keadaan kamar mandi dan WC: kurang baik, kamar mandi beralaskan

keramik, namun sebagian keramik ada yang pecah sehingga daerah

tersebut bercampur tanah dan bebatuan krikil.

Page 23: askep komunitas lansia dg stroke

20

5. Pembuangan air kotor: baik, ada salurannya

6. Sumber air minum: air hujan

7. Pembuangan sampah: baik

8. Sumber penerangan: baik, sudah memakai lampu listrik

9. Penataan halaman (kalau ada): tertata dengan baik.

10. Privasi: baik, klien memakai sarung

11. Resiko injuri: ya

RESUME PENGKAJIAN

Pada pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa PSIK Universitas Jember

di Lingkungan Krajan, Kel. Bintoro Kec. Patrang Kabupaten Jember ditemukan

bahwa klien bernama Ny. S, umur klien 81 tahun, beragama islam dan dari suku

Madura. Klien bertempat tinggal Jln. Kepodang 11, Krajan Kel.Bintoro

Kec.Patrang Jember. Klien tinggal bersama seorang anaknya. Keseharian dari Ny.

S sejak empat tahun yang lalu hanya berdiam diri di rumah karena menderita

stroke. Namun karena keterbatasan biaya sejak Ny. S menderita Stroke ia tidak

pernah memeriksakan penyakitnya ke puskesmas ataupun rumah sakit.

Dari riwayat keluraganya diketahui bahwa dua saudara kandung Ny. S meninggal

karena penyakit Stroke. Sebelum menderita sakit menurut anaknya, Ny. S

memiliki riwayat hipertensi. Saat dilakukan pengkajian didapatkan hasil

pengukuran tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah klien : 140/80 mmHg,

RR : 28x/mnt, nadi:76x/mnt, S: 36,60c. Saat dilakukan pemeriksaan fisik, bagian

ekstremitas klien yang sebelah kiri mengalami kelumpuhan, klien berbicara pelo,

rambut pasien berwarna putih (beruban) dan terlihat kusut. Saat ini klien sulit

untuk melakukan ADL. Keluarga klien mengatakan tidak tahu tentang cara

melatih pergerakan pada ekstremitas klien yang megalami kelumpuhan.

Page 24: askep komunitas lansia dg stroke

21

II. ANALISIS DATA KEPERAWATAN GERONTIK

Data Masalah

DS:

Ny.F mengatakan klien mengalami

kelumpuhan sebelah kiri sejak idul adha

2013

DO:

a. Ekstremitas atas:

Kanan: jari tangan dan tangan masih

bisa digerakkan sedikit-sedikit, tonus

otot menurun

Kiri: jari tangan dan tangan sulit

digerakkan, tonus otot menurun

b. Ekstremitas bawah:

Kanan: kaki bisa digerakkan

Kiri: kaki sulit digerakkan

Hambatan mobilitas fisik

DS:

a. Keluarga mengatakan beberapa hari

ini klien sulit BAB

b. Keluarga mengatakan 3 hari ini klen

tidak bisa BAB

c. Klien mengeluhkan nyeri abdomen

DO:

Bising usus menurun

Konstipasi

DS:

a. Ny. F mengatakan ketika menyeka

tidak menggunakan sabun

b. Ny. F mengatakan jarang mencuci

Syndrom defisit perawatan diri

Page 25: askep komunitas lansia dg stroke

22

rambut

c. Ny.S menggatakan jarang mencuci

tangan

DO:

Kuku klien terlihat panjang dan kotor

DS:

Keluarga mengatakan belum

sepenuhnya paham mengenai penyakit

klien

DO:

Klien terlihat bingung ketika ditanyai

mengenai pengertian stroke

Defisit pengetahuan keluarga Ny. S

III. Diagnosa Keperawatan

1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular

ditandai dengan:

a. Ny.F mengatakan klien mengalami kelumpuhan

sebelah kiri sejak idul adha 2013

b. Ekstremitas atas:

Kanan: jari tangan dan tangan masih bisa digerakkan sedikit-sedikit,

tonus otot menurun

Kiri: jari tangan dan tangan sulit digerakkan, tonus otot menurun

c. Ekstremitas bawah:

Kanan: kaki bisa digerakkan

Kiri: kaki sulit digerakkan

2. Konstipasi berhubungan dengan kurang aktivitas ditandai dengan:

a. Keluarga mengatakan beberapa hari ini klien sulit BAB

b. Keluarga mengatakan 3 hari ini klen tidak bisa BAB

c. Klien mengeluhkan nyeri abdomen

d. Bising usus menurun

Page 26: askep komunitas lansia dg stroke

23

3. Syndrom defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan

neuromuskular ditandai dengan:

a. Ny. F mengatakan ketika menyeka tidak menggunakan sabun

b. Ny. F mengatakan jarang mencuci rambut

c. Ny.S menggatakan jarang mencuci tangan

d. Kukuh klien terlihat panjang dan kotor

4. Defisit pengetahuan keluarga Ny. S berhubungan dengan

kurangnya informasi mengenai konsep penyakit tidandai dengan:

a. Keluarga mengatakan belum sepenuhnya paham mengenai penyakit klien

b. Klien terlihat bingung ketika ditanyai mengenai pengertian stroke

IV. Intervensi atau Rencana Asuhan Keperawatan Gerontik

Waktu DiagnosaTujuan dan

Kriteria HasilIntervensi Paraf

10, 12,

13, 14

Desember

2013

Hambatan

mobilitas fisik

berhubungan

dengan

gangguan

neuromuskular

Setelah diberikan asuhan

keperawatan selama 3x1

jam klien menunjukkan

peningkatan mobilitas,

dengan kriteria hasil:

1. Sendi dan otot jari

tangan dan kaki

sebelah kiri tidak kaku

2. Sendi dan otot

ekstermitas sebelah kiri

tidak kaku

3. Tidak terjadi dekubitus

dan nyeri punggung

1. Bina hubungan saling

percaya

2. Kaji kebutuhan akan

bantuan pelayanan

kesehatan dirumah

3. Ajarkan klien dan

keluarga dalam latihan

ROM pasif

4. Anjurkan klien untuk

merubah posisi tidur

setiap jam

5. Anjurkan keluarga

untuk mengawasi

seluruh kegiatan

mobilitas serta bantu

klien jika diperlukan.

6. Ajarkan keluarga dalam

Page 27: askep komunitas lansia dg stroke

24

pemijatan punggung

7. Berikan penguatan

positif selama aktivitas.

10, 12, 14

Desember

2013

Konstipasi

berhubungan

dengan kurang

aktivitas

Setelah diberikan asuhan

keperawatan selama 3x1

jam klien bisa BAB,

dengan kriteria hasil:

1. Mempertahankan

bentuk feses lunak

setiap 1-3 hari

2. Bebas dari

ketidaknyamanan dan

konstipasi

3. Mengidentifikasi

indikator untuk

mencegah konstipasi

1. Monitoring tanda

dan gejala konstipasi

2. Monitoring bising

usus

3. Monitoring feses:

frekuensi, konsistensi

dan volume

4. Mitor tanda dan

gejala ruptur

usus/peritonitis

5. Anjurkan keluarga

untuk memberikan

makanan yang mudah

dicerna dan tinggi

serat seperti pepaya

6. Dukung intake

cairan

10, 13, 14

Desember

2013

Syndrom

defisit

perawatan diri

berhubungan

dengan

gangguan

neuromuskular

Setelah diberikan asuhan

keperawatan selama 3x1

jam klien menunjukkan

peningkatan dalam

merawat diri, dengan

kriteria hasil:

1. Klien terbebas dari

bau badan dan merasa

nyaman

2. Kuku klien terlihat

bersih dan pendek

1. Kaji kebutuhan dan

keterbatasan perawatan

diri klien

2. Monitoring tingkat

kenyamanan klien

terhadap kebersihan

diri

3. Sediakan bantuan agar

klien mampu secara

utuh untuk melakukan

Page 28: askep komunitas lansia dg stroke

25

self-care.

4. Latih klien untuk

menggunakan tangan

kanannya dalam

pemenuhan perawatan

diri seperti memegang

roti lalu memakannya

5. Ajarkan keluarga

dalam perawatan diri

klien dengan benar:

makan, eliminasi,

mandi, berpakaian

6. Berikan penguatan

positif selama tindakan.

10, 14

Desember

2013

Defisit

pengetahuan

keluarga Ny. S

berhubungan

dengan

Setelah diberikan asuhan

keperawatan selama 2x1

jam keluarga dan klien

memahami konsep

penyakit, dengan kriteria

hasil:

1. Pasien dan

keluarga menyatakan

pemahaman tentang

penyakit, kondisi,

prognosis dan

program pengobatan

2. Pasien dan

keluarga mampu

melaksanakan

prosedur yang

dijelaskan secara

1. Berikan penilaian

tentang tingkat

pengetahuan pasien

tentang proses penyakit

yang spesifik

2. Jelaskan

patofisiologi dari

penyakit dan

bagaimana hal ini

berhubungan dengan

anatomi dan fisiologi,

dengan cara yang tepat.

3. Gambarkan tanda

dan gejala yang biasa

muncul pada penyakit,

dengan cara yang tepat

4. Gambarkan proses

Page 29: askep komunitas lansia dg stroke

26

benar

3. Pasien dan

keluarga mampu

menjelaskan kembali

apa yang dijelaskan

perawat/tim kesehatan

lainnya

penyakit, dengan cara

yang tepat

5. Identifikasi

kemungkinan

penyebab, dengna cara

yang tepat

6. Sediakan informasi

pada pasien tentang

kondisi, dengan cara

yang tepat

7. Hindari harapan

yang kosong

8. Sediakan bagi

keluarga informasi

tentang kemajuan

pasien dengan cara

yang tepat

9. Diskusikan

perubahan gaya hidup

yang mungkin

diperlukan untuk

mencegah komplikasi

di masa yang akan

datang dan atau proses

pengontrolan penyakit

10. Diskusikan pilihan

terapi atau penanganan

11. Dukung pasien

untuk mengeksplorasi

atau mendapatkan

second opinion dengan

Page 30: askep komunitas lansia dg stroke

27

cara yang tepat atau

diindikasikan

12. Instruksikan pasien

mengenai tanda dan

gejala untuk

melaporkan pada

pemberi perawatan

kesehatan, dengan cara

yang tepat

V. Implementasi atau Catatan Keperawatan

TanggalDiagnosis

Keperawatan

Tindakan keperawatan

dan respons klienTanda tangan

10, 12, 13, 14

Desember

2013.

Hambatan mobilitas

fisik berhubungan

dengan gangguan

neuromuskular

1. Telah membina

hubungan saling

percaya

2. Telah Mengkaji

kebutuhan akan

bantuan pelayanan

kesehatan dirumah

3. Telah mengajarkan

klien dan keluarga

dalam latihan ROM

pasif

4. Telah menganjurkan

klien untuk merubah

posisi tidur setiap jam

5. Telah menganjurkan

keluarga untuk

Page 31: askep komunitas lansia dg stroke

28

Konstipasi

berhubungan dengan

kurang aktivitas

mengawasi seluruh

kegiatan mobilitas serta

bantu klien jika

diperlukan.

6. Telah Mengajarkan

keluarga dalam

pemijatan punggung.

7. Telah memberikan

penguatan positif

selama aktivitas.

1. Telah

memonitoring tanda

dan gejala konstipasi.

2. Telah

memonitoring bising

usus.

3. Telah

memonitoring feses:

frekuensi, konsistensi

dan volume

4. Telah memonitor

tanda dan gejala ruptur

usus/peritonitis

5. Telah

menganjurkan

keluarga untuk

memberikan makanan

yang mudah dicerna

dan tinggi serat seperti

Page 32: askep komunitas lansia dg stroke

29

Syndrom defisit

perawatan diri

berhubungan dengan

gangguan

neuromuskular

papaya.

6. Telah mendukung

intake cairan.

1. Telah mengkaji

kebutuhan dan

keterbatasan

perawatan diri klien

2. Telah memonitoring

tingkat kenyamanan

klien terhadap

kebersihan diri.

3. Telah menyediakan

bantuan agar klien

mampu secara utuh

untuk melakukan self-

care.

4. Telah melatih klien

untuk menggunakan

tangan kanannya

dalam pemenuhan

perawatan diri seperti

memegang roti lalu

memakannya.

5. Telah mengajarkan

keluarga dalam

perawatan diri klien

dengan benar : makan,

eliminasi, mandi,

Page 33: askep komunitas lansia dg stroke

30

Defisit pengetahuan

keluarga Ny. S

berhubungan dengan

berpakaian.

6. Telah memberikan

penguatan positif

selama tindakan.

1. Telah

memberikan penilaian

tentang tingkat

pengetahuan pasien

tentang proses

penyakit yang

spesifik.

2. Telah

menjelaskan

patofisiologi dari

penyakit dan

bagaimana hal ini

berhubungan dengan

anatomi dan fisiologi,

dengan cara yang

tepat.

3. Telah

menggambarkan tanda

dan gejala yang biasa

muncul pada penyakit,

dengan cara yang

tepat.

4. Telah

menggambarkan

proses penyakit,

dengan cara yang

Page 34: askep komunitas lansia dg stroke

31

tepat.

5. Telah

mengidentifikasi

kemungkinan

penyebab, dengna cara

yang tepat

6. Telah

menyediakan

informasi pada pasien

tentang kondisi,

dengan cara yang

tepat

7. Telah

menghindari harapan

yang kosong

8. Telah

memberikan keluarga

informasi tentang

kemajuan pasien

dengan cara yang

tepat

9. Telah

mendiskusikan

perubahan gaya hidup

yang mungkin

diperlukan untuk

mencegah komplikasi

di masa yang akan

datang dan atau proses

pengontrolan

penyakit.

Page 35: askep komunitas lansia dg stroke

32

10. Telah

mendiskusikan pilihan

terapi atau

penanganan

11. Telah mendukung

pasien untuk

mengeksplorasi atau

mendapatkan second

opinion dengan cara

yang tepat atau

diindikasikan

12. menginstruksikan

pasien mengenai tanda

dan gejala untuk

melaporkan pada

pemberi perawatan

kesehatan, dengan

cara yang tepat.

VI. Evaluasi atau Catatan Perkembangan

Tanggal Diagnosis

Keperawatan

SOAP TTD

10 Desember

2013

Hambatan mobilitas

fisik berhubungan

dengan gangguan

neuromuskular

S : Keluarga mengatakan tangan

dan kaki Ny. S sebelah kiri masih

belum bisa di gerakkan.

Ny. S mengatakan punggungnya

merasa pegal

O: Jari tangan Ny. S masih kaku

untuk digerakkan, jari kaki sudah

Page 36: askep komunitas lansia dg stroke

33

Konstipasi

berhubungan dengan

kurang aktivitas

Syndrom defisit

perawatan diri

berhubungan dengan

gangguan

neuromuskular

Defisit pengetahuan

keluarga Ny. S

berhubungan dengan

kurang pengetahuan

mengenai konsep

penyakit

mulai tidak kaku

Ny. S masih belum bisa

melakukan tindakan ROM dengan

benar

A : Masalah sebagian teratasi

P : Lanjutkan intervensi

keperawatan 3, 4, 5, 6

S: Keluarga mengatakan klien

masih klien belum bisa BAB

O: Bising usus 7x/menit

A: Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

keperawatan 2, 3, 4, 5 dan 6

S: Keluarga mengatakan masih

jarang mencuci rambut klien

O: Rambut masih terlihat kusut

Kukuh klien pendek dan bersih

A: Masalah sebagian teratasi

P: Lanjutkan intervensi

keperawatan 2, 3, 4, dan 5

S: Ny. F masih mengatakan

bingung mengenai stroke

O: Saat ditanya Ny. F bisa

menjawab penyebab stroke Ny. S

A: Masalah sebagian teratasi

P: Lanjutkan intervensi

keperawatan 1,2,3, 4, 6,7, 8, 9, 10,

dan 11

Page 37: askep komunitas lansia dg stroke

34

12 Desember

2013

Hambatan mobilitas

fisik berhubungan

dengan gangguan

neuromuskular

Konstipasi

berhubungan dengan

kurang aktivitas

Defisit pengetahuan

keluarga Ny. S

berhubungan dengan

kurang pengetahuan

mengenai konsep

penyakit

S: Klien merasa punggung tidak

merasa pegal setelah dipijat

punggung

O: Ibu jari tangan klien sebelah

kiri sudah mulai tidak kaku

A: Masalah sebagian teratasi

P: Lanjutkan intervensi

keperawatan 3 dan 7

S : Keluarga mengatakan

memberikan papaya pada Ny.S

Keluarga mengatakan klien bisa

BAB

O : Bising usus normal

A : Masalah teratasi

P : Hentikan Intervensi

Keperawatan.

S: Ny. F masih mengatakan

bingung mengenai stroke

O: Saat ditanya Ny. F bisa

menjawab penyebab dan tanda

gejala stroke

A: Masalah sebagian teratasi

P: Lanjutkan intervensi

keperawatan 1,2, 4, 6,7, 8, 9, dan

10

Page 38: askep komunitas lansia dg stroke

35

13 Desember

2013

Hambatan mobilitas

fisik berhubungan

dengan gangguan

neuromuskular

Syndrom defisit

perawatan diri

berhubungan dengan

gangguan

neuromuskular

S: Keluarga mengatakan bisa

menerapkan ROM walaupun tidak

setiap hari

O: Kemampuan keluarga dalam

menerapakan ROM sudah baik

Jari manis dan jari kelingking

klien sudah tidak kaku

Jari tengah klien masih kaku

Kaki dan tangan kiri klien masih

kaku

A: Masalah keperawatan sebagian

teratasi

P: Lanjutkan intervensi 5,

modivikasi intervensi:

Anjurkan pada keluarga agar

menggenggamkan mainan seperti

kain pada tangan kiri klien agar

sendi jari tangan klien tidak kaku

ketika keluarga tidak dapat

melatih ROM

S: Klien mengatakan sudah

nyaman dengan rambutnya

O: Klien terlihat bersih dan rapi

Kukuh terlihat bersih dan pendek

Klien terlihat setelah mengucek-

ucek hidungnya tidak cuci tangan

A: Masalah sebagian teratasi

P: Lanjutkan intervensi 2,3,5,6

S: Keluarga mengatakan sudah

Page 39: askep komunitas lansia dg stroke

36

14 Desember

2013

Hambatan mobilitas

fisik berhubungan

dengan gangguan

neuromuskular

Syndrom defisit

perawatan diri

berhubungan dengan

gangguan

neuromuskular

Defisit pengetahuan

keluarga Ny. S

berhubungan dengan

membantu klien ROM pagi ini

O: Terlihat klien menggenggam

kain pada tangan kiri

Terlihat adanya peningkatan

mobilitas dengantangan dan kaki

tidak kaku serta jari tangan dan

kaki tidak kaku

Tidak terdapat dekubitus

A: Masalah teratasi

P: Hentikan intervensi

S: Klien mengatakan sudah

nyaman, keluarga sudah

membantu klien dengan baik

dalam perawatan diri klien

termasuk cuci tangan

O: Klien terlihat bersih dan

rapi,tidak bau

A: Masalah teratasi

P: Hentikan intervensi

S: Ny. F masih mengatakan

bingung mengenai stroke

O: Saat ditanya Ny. F bisa

menjawab penyebab, tanda gejala,

penatalaksanaan, komplikasi

stroke

A: Masalah sebagian teratasi

P: Hentikan intervensi

Page 40: askep komunitas lansia dg stroke

37

BAB 4. PEMBAHASAN

Berdasarkan pembahasan asuhan keperawatan diatas dapat diketahui

bahwa tidak ada perbedaan antara teori dan kenyataan di lapangan. Antara teori

dan kenyataan dilapangan saling berkesesuaian. Salah satu buktinya adalah

berdasarkan hasil pengkajian pada pasien yang mengalami stroke didapatkan

bahwa pasien mengalami kelumpuhan sehingga dapat ditarik masalah

keperawatan gangguan mobilitas fisik. Pasien juga tidak mampu melakukan ADL

sehingga dapat ditarik diagnosa defisit perawatan diri. Beberapa penatalaksanaan

keperawatan yang telah dilakukan juga sesuai dengan teori pada pasien stroke dan

keluarganya ialah backrub, latihan rentang gerak atau ROM, pendidikan

kesehatan tentang stroke, dan personal hygiene.

Page 41: askep komunitas lansia dg stroke

38

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Di Indonesia prevalensi klien Stroke jumlahnya dari tahun ke tahu

semakin meningkat. Stroke dapat terjadi pada berbagai golongan usia, namun

lebih banyak terjadi pada usia lansia. Stroke atau Cerebro Vasculer Accident

(CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai

darah ke bagian otak.

Pada kasus yang kami kelola, didapatkan data bahwa Ny. S yang

bertempat tinggal di Lingkungan Krajan, Kel. Bintoro Kec. Patrang Jember

mengalami penyakit Stroke sejak empat tahun lalu, namun penyakitnya tersebut

bertambah parah sejak Idul Adha pada tahun 2013. Saat ini Ny. S mengalami

kelumpuhan di bagian ektremitas kiri. Setelah dilakukan asuhan keperawatan.

Implementasi yang dilakukan adalah pendidikan dan demonstrasi ROM

mendapatkan hasil yang baik pada klien Stroke, dimana Klien dan keluarga dapat

mempraktekkan latihan ROM secara mandiri dan Klien sudah sedikit demi sedkit

dapat menggerakkan bagian ektremitasnya yang mengalami kelumpuhan.

Implementasi selanjutnya ialah pendidikan kesehatan mengenai penyakit stroke

pada keluarga, mendapatkan hasil yang baik pada keluarga dengan penderita

stroke, dimana pendidikan kesehatan yang telah diberikan pada keluarga dapat

mulai memperhatikan kesehatannya dan membantu menambah pengetahuan

keluarga dalam menerapkannya pada Ny.S yaitu salah satunya untuk

memperhatikan makan yang tidak diperbolehkan bagi penderita stroke.

Implementasi selanjutnya ialah personal higiene dan back rub, dimana pada

implementasi ini keluarga dapat mempraktekkan secara mandiri.

5.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan setelah melakukan asuhan keperawatan,

antara lain:

1. Bagi sasaran

Page 42: askep komunitas lansia dg stroke

39

Setelah dilakukan asuhan keperawatan, klien dapat memahami dan

mempraktekkan tindakan-tindakan yang telah diajarkan oleh perawat

secara mandiri;

2. Bagi keluarga

Keluarga yang tinggal bersama klien, seharusnya dapat membantu

mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi klien dengan memeriksakan

ke pelayanan kesehatan dan menjaga kesehatan klien, keluarga juga dapat

mempraktekkan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat.;

3. Bagi masyarakat

Masyarakat dapat lebih menjaga kesehatan dengan cara menjaga kebesihan

diri, lingkungan rumah dan pola makan yang sehat dan berolah raga secara

teratur;

4. Bagi tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan harus lebih aktif untuk melakukan pencegahan-

pencegahan dalam mengatasi masalah penyakit yang ada di daerah sekitar

untuk meminimalkan kejadian penyakit dan dapat meningkatkan derajat

kesehatan masyarakatnya.

Page 43: askep komunitas lansia dg stroke

40

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :

EGC

Doengoes, Marilynn E,. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.

Hudak Gallo. 1997. Keperawatan Kritis Edisi VI Volume II. Jakarta : EGC.

Lumbantobing. 2001. Neurogeriatri. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

Mansjoer, Arief dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media

Aesculapius.

NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi

2012-2014. Ahli bahasa Made Sumarwati dan Nike Budhi Subekti. Jakarta:

EGC.

Price S.A.2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta :

EGC

Smeltzer & Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner

Suddarth. Jakarta: EGC.

Page 44: askep komunitas lansia dg stroke

41

Lampiran 1

MASALAH KESEHATAN KRONIS

No. Keluhan kesehatan atau gejala yang

dirasakan klien dalam waktu 3 bulan

terakhir berkaitan dengan fungsi-

fungsi

Selalu

(3)

Sering

(2)

Jarang

(1)

T.

Pernah

(0)

A. Fungsi Penglihatan

1. Penglihatan kabur

2. Mata berair √

3. Nyeri pada mata √

B. Fungsi Pendengaran

4. Pendengaram berkurang

5. Telinga berdenging √

C. Fungsi Paru (Pernapasan)

6. Batuk malam disertai keringat malam

7. Sesak napas √

8. Berdahak/sputum √

D. Fungsi Jantung

9. Jantung berdebar-debar

10. Cepat lelah √

11. Nyeri dada √

E. Fungsi Pencernaan

12. Mual/muntah

F. 13. Nyeri Ulu hati √

14. Makan dan minum banyak

(berlebihan)

15. Perubahan kebiasaan buang air besar

(mencret atau sembelit)

Page 45: askep komunitas lansia dg stroke

42

G. Fungsi Pergerakan

16. Nyeri kaki saat berjalan

17. Nyeri pinggang atau tulang belakang √

18. Nyeri persendian/bengkak √

H. Fungsi Persyarafan

19. Lumpuh/kelemahan pada kaki atau

tangan

20. Kehilangan rasa √

21. Gemetar/tremor √

22. Nyeri/pegal pada daerah tengkuk √

I. Fungsi Saluran Kemih

23. Buang air kecil banyak

24. Buang air kecil pada malam hari √

25. Tidak mampu mengontrol

pengeluaran air kemih (ngompol)

Analisis Hasil

Skor : ≤ 25 : Tidak ada masalah kesehatan kronis s.d masalah kesehatan kronis

ringan

Skor : 26- 50 : Masalah kesehatan kronis sedang

Skor : ≥ 51 : Masalah kesehatan kronis berat

Page 46: askep komunitas lansia dg stroke

43

Lampiran 2

FUNGSI KOGNITIF

Pengkajian fungsi kognitif dialkukan dalam rangka mengkaji kemampuan klien

berdasarkan daya orientasi waktu, orang, tempat, serta daya ingat.

Petunjuk : Isilah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan respon klien

No. Item Pertanyaan Benar Salah

1 Jam berapa sekarang ?

Jawab : tidak tahu

2 Tahun berapa sekarang ?

Jawab : 2013

3 Kapan bapak/ibu lahir ?

Jawab : tidak tahu

4 Berapa umur bapak ibu sekarang ?

Jawab : tidak tahu

5 Di mana alamat bapak/ibu sekarang ?

Jawab : bintoro

6 Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal

bersama bapak/ibu ?

Jawab : anak saya

7 Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama

bapak/ibu ?

Jawab : Fatimah

8 Tahun berapa Hari Kemerdekaan Indonesia

Jawab : tidak tahu

9 Siapa nama Presiden Republik Indonesia ?

Jawab : tidak tahu

10 Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1 √

Page 47: askep komunitas lansia dg stroke

44

Jawab : tidak bisa

Analisis Hasil

Skore benar : 8-10 : tidak ada gangguan

Skore benar : 0-7 : ada gangguan

Page 48: askep komunitas lansia dg stroke

45

Lampiran 3

STATUS FUNGSIONAL

Modifikasi indeks kemandirian Katz

Pengkajian status fungsional didasarkan pada kemandirian klien dalam

menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari. Kemandirian berarti tanpa

pengawasan, pengarahan, atau bantuan orang lain. Pengkajian ini didasarkan pada

kondisi aktual klien dan bukan pada kemampuan, artinya jika klien menolak untuk

melakukan suatu fungsi, diangap sebagai tidak melakukan fungsi meskipun ia

sebenarnya mampu.

No. Aktivitas Mandiri

(Niali 1)

Tergantung

(0)

1 Mandi di kamar mandi (menggosok gigi,

membersihkan, dan mengeringkan badan)

2 Menyiapkan pakaian, membuka, dan

mengenakannya

3 Memakan makanan yang telah disiapkan √

4 Memelihara kebersihan diri untuk

penampilan diri (menyisir rambut,

mencuci rambut, menggosok gigi,

mencukur kumis)

5 Buang air besar di WC (membersihkan dan

mengeringkan daerah bokong)

6 Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja) √

7 Buang air kecil di kamar mandi

(membersihkan dan mengeringkan daerah

kemaluan)

8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih √

9 Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau

ke luar ruangan tanpa alat bantu, seperti

Page 49: askep komunitas lansia dg stroke

46

tongkat.

10 Menjalankan ibadah sesuai agama dan

kepercayaan yang dianut

11 Melakukan pekerjaan rumah, seperti:

merapihkan tempat tidur, mencuci pakaian,

memasak dan membersihkan ruangan)

12 Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau

kebutuhan keluarga

13 Mengelola keuangan (menyimpan dan

menggunakan uang sendiri )

14 Menggunakan sarana transportasi umum

untuk bepergian

15 Menyiapkan obat dan minum obat sesuai

dengan aturan (takaran obat dan waktu

minum obat tepat)

16 Merencanakan dan mengambil keputusan

untuk kepentingan keluarga dalam hal

penggunaan uang, aktivitas sosial yang

dilakukan dan kebutuhan akan pelayanan

kesehatan

17 melakukan aktivitas di waktu luang

(kegiatan keagamaan, sosial, rekreasi, olah

raga, dan menyalurkan hobi)

JUMLAH POIN MANDIRI 0 17

Analisis Hasil

Point : 13-17 : Mandiri

Pont : 0-12 : Ketergantungan

Lampiran 4

Page 50: askep komunitas lansia dg stroke

47

STATUS PSIKOLOGIS

(Skala Depresi Geriatrik Yesvage, 1983)

NoApakah Bapak/Ibu Dalam Satu Minggu

Terakhir:Ya Tidak

1 Merasa puas dengan kehidupan yang dijalani? Ya Tidak

2 Banyak meninggalkan kesenangan/minat dan

aktivitas anda?

Ya Tidak

3 Merasa bahwa kehidupan anda hampa? Ya Tidak

4 Sering merasa bosan? Ya Tidak

5 Penuh pengharapan akan masa depan? Ya Tidak

6 Mempunyai semangat yang baik setiap waktu? Ya Tidak

7 Diganggu oleh pikiran-pikiran yang tidak

dapat diungkapkan?

Ya Tidak

8 Merasa bahagia di sebagian besar waktu? Ya Tidak

9 Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda? Ya Tidak

10 Sering kali merasa tidak berdaya? Ya Tidak

11 Sering merasa gelisahdan gugup? Ya Tidak

12 Memilih tinggal dirumah daripada pergi

melakukan sesuatu yang bermanfaat?

Ya Tidak

13 Sering kali merasa khawatir akan masa depan? Ya Tidak

14 Merasa mempunyai lebih banyak masalah

dengan daya ingat dibandingkan orang lain?

Ya Tidak

15 Berpikr bahwa hidup ini sangat menyenagkan

sekarang?

Ya Tidak

16 Sering kali merasa merana Ya Tidak

17 Merasa kurang bahagia? Ya Tidak

18 Sangat khawatir terhadap masa lalu Ya Tidak

19 Merasakan bahwa hidup ini sangat Ya Tidak

Page 51: askep komunitas lansia dg stroke

48

menggairahkan?

20 Merasa berat untuk memulai sesuatu hal yang

baru?

Ya Tidak

21 Merasa dalam keadaan penuh semangat? Ya Tidak

22 Berpikir bahwa keadaan anda tidak ada

harapan?

Ya Tidak

23 Berpikir bahwa banyak orang yang lebih baik

daripada anda?

Ya Tidak

24 Sering kali menjadi kesal dengan hal sepele? Ya Tidak

25 Sering kali merasa ingin menangis? Ya Tidak

26 Merasa sulit untuk berkonsentrasi? Ya Tidak

27 Menikmati tidur? Ya Tidak

Apakah bapak/ibu dalam satu minggu

terakhir:

28 Memilih menghindar dari perkumpulan sosial? Ya Tidak

29 Mudah mengambil keputusan? Ya Tidak

30 Mempunyai pikiran yang jernih? Ya Tidak

JUMLAH ITEM YANG TERGANGGU 17 9

Analisa Hasil:

Terganggu → Nilai 1

Normal → nilai 0

Nilai : 6-15 : Depresi ringan sampai sedang

Nilai : 16- 30 : Depresi berat

Nilai : 0-5 : → Normal