Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

31
ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN OKSIGENASI I. PENGERTIAN OKSIGENASI Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. II. TUJUAN PEMBERIAN OKSIGENASI 1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan 2. Untuk menurunkan kerja paru-paru 3. Untuk menurunkan kerja jantung III. ANATOMI SISTEM PERNAPASAN A. Saluran Nafas Atas 1. Hidung • Terdiri atas bagian eksternal dan internal • Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago • Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum • Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung • Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia • Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru • Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru • Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia 2. Faring • Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring • Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral

description

askep kebutuhan oksigenasi

Transcript of Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

Page 1: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

I. PENGERTIAN OKSIGENASIOksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

II. TUJUAN PEMBERIAN OKSIGENASI1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan2. Untuk menurunkan kerja paru-paru3. Untuk menurunkan kerja jantung

III. ANATOMI SISTEM PERNAPASANA. Saluran Nafas Atas1. Hidung• Terdiri atas bagian eksternal dan internal• Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago• Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum• Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung• Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia• Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru• Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru• Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghidu) karena reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan dengan pertambahan usia

2. Faring• Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring• Faring dibagi menjadi tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring (laringofaring)• Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan digestif3. Laring• Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea• Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :- Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelan- Glotis : ostium antara pita suara dalam laring- Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun (Adam's apple)- Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah kartilago tiroid)- Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid

Page 2: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

- Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara (pita suara melekat pada lumen laring)• Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi• Laring juga berfungsi melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batu4. Trakea• Disebut juga batang tenggorok• Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karinaB. Saluran Nafas Bawah1. Bronkus• Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri• Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus)• Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental• Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf2. Bronkiolus• Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus• Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas3. Bronkiolus Terminalis• Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)4. Bronkiolus respiratori• Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori• Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas5. Duktus alveolar dan Sakus alveolar• Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar• Dan kemudian menjadi alveoli6. Alveoli• Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2• Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2• Terdiri atas 3 tipe :- Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli- Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)- Sel-sel alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahananPARU• Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut• Terletak dalam rongga dada atau toraks• Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar• Setiap paru mempunyai apeks dan basis• Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris

Page 3: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

• Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus• Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya

PLEURA• Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis• Terbagi mejadi 2 :- Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada- Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru• Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru• Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru

IV. FISIOLOGI SISTEM PERNAPASANBernafas / pernafasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang (ekspirasi).Proses bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :1. Ventilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-paru atau sebaliknya.Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan gerakan pasif.Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :a. Tekanan udara atmosfirb. Jalan nafas yang bersihc. Pengembangan paru yang adekuat2. Difusi yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus dan kapiler paru-paru.Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut membran respirasi.Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi. Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :a. Luas permukaan parub. Tebal membran respirasic. Jumlah darahd. Keadaan/jumlah kapiler darahe. Afinitasf. Waktu adanya udara di alveoli3. Transpor yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler.Oksigen perlu ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus

Page 4: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 % oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke dalam cairan plasma dan sel-sel.Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :a. Curah jantung (cardiac Output / CO)b. Jumlah sel darah merahc. Hematokrit darahd. Latihan (exercise)

V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERNAPASANFaktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah :1. Tahap PerkembanganSaat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.2. LingkunganKetinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.3. Gaya HidupAktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru.4. Status KesehatanPada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.5. NarkotikaNarkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan kedalaman pernapasan.6. Perubahan/gangguan pada fungsi pernapasanFungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat mempengarhi pernapasan

Page 5: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

yaitu :a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar parub. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paruc. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel jaringan.Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan obstruksi sebagian jalan napas.Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen di dalam tubuh yang diinspirasi sampai jaringan. Hal ini dapat berhubungan dengan ventilasi, difusi gas atau transpor gas oleh darah yang dapat disebabkan oleh kondisi yang dapat merubah satu atau lebih bagian-bagian dari proses respirasi. Penyebab lain hipoksia adalah hipoventilasi alveolar yang tidak adekuat sehubungan dengan menurunnya tidal volume, sehingga karbondioksida kadang berakumulasi didalam darah.Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan membran mukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat penting untuk fungsi serebral. Korteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya selama 3 - 5 menit sebelum terjadi kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut biasanya terlihat cemas, lelah dan pucat.7. Perubahan pola nafasPernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.8. Obstruksi jalan napasObstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi : hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas.Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).

VI. PENGKAJIAN KEPERAWATANSecara umum pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data tentang :

1. Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang masalahnya/penyakitnya.

2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada saat perawat

Page 6: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

mengkaji, dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama seharusnya mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time)3. Riwayat perkembangana. Neonatus : 30 - 60 x/mntb. Bayi : 44 x/mntc. Anak : 20 - 25 x/mntd. Dewasa : 15 - 20 x/mnte. Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun

4. Riwayat kesehatan keluargaDalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang mengalami masalah / penyakit yang sama.

5. Riwayat sosialPerlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya : merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen dll.

6. Riwayat psikologisDisini perawat perlu mengetahui tentang :a. Perilaku / tanggapan klien terhadap masalahnya/penyakitnyab. Pengaruh sakit terhadap cara hidupc. Perasaan klien terhadap sakit dan therapid. Perilaku / tanggapan keluarga terhadap masalah/penyakit dan therapy

7. Riwayat spiritual

8. Pemeriksaan fisika. Hidung dan sinusInspeksi : cuping hidung, deviasi septum, perforasi, mukosa (warna, bengkak, eksudat, darah), kesimetrisan hidung.Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilarisb. FaringInspeksi : warna, simetris, eksudat ulserasi, bengkakc. TrakheaPalpasi : dengan cara berdiri disamping kanan pasien, letakkan jari tengah pada bagian bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, ke bawah dan ke samping sehingga kedudukan trakhea dapat diketahui.d. ThoraksInspeksi :• Postur, bervariasi misalnya pasien dengan masalah pernapasan kronis klavikulanya menjadi elevasi ke atas.

Page 7: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

• Bentuk dada, pada bayi berbeda dengan orang dewasa. Dada bayi berbentuk bulat/melingkar dengan diameter antero-posterior sama dengan diameter tranversal (1 : 1). Pada orang dewasa perbandingan diameter antero-posterior dan tranversal adalah 1 : 2Beberapa kelainan bentuk dada diantaranya : Pigeon chest yaitu bentuk dada yang ditandai dengan diameter tranversal sempit, diameter antero-posterior membesar dan sternum sangat menonjol ke depan. Funnel chest merupakan kelainan bawaan dengan ciri-ciri berlawanan dengan pigeon chest, yaitu sternum menyempit ke dalam dan diameter antero-posterior mengecil. Barrel chest ditandai dengan diameter antero-posterior dan tranversal sama atau perbandingannya 1 : 1.Kelainan tulang belakang diantaranya : Kiposis atau bungkuk dimana punggung melengkung/cembung ke belakang. Lordosis yaitu dada membusung ke depan atau punggung berbentuk cekung. Skoliosis yaitu tergeliatnya tulang belakang ke salah satu sisi.• Pola napas, dalam hal ini perlu dikaji kecepatan/frekuensi pernapasan apakah pernapasan klien eupnea yaitu pernapasan normal dimana kecepatan 16 - 24 x/mnt, klien tenang, diam dan tidak butuh tenaga untuk melakukannya, atau tachipnea yaitu pernapasan yang cepat, frekuensinya lebih dari 24 x/mnt, atau bradipnea yaitu pernapasan yang lambat, frekuensinya kurang dari 16 x/mnt, ataukah apnea yaitu keadaan terhentinya pernapasan.Perlu juga dikaji volume pernapasan apakah hiperventilasi yaitu bertambahnya jumlah udara dalam paru-paru yang ditandai dengan pernapasan yang dalam dan panjang ataukah hipoventilasi yaitu berkurangnya udara dalam paru-paru yang ditandai dengan pernapasan yang lambat.Perlu juga dikaji sifat pernapasan apakah klien menggunakan pernapasan dada yaitu pernapasan yang ditandai dengan pengembangan dada, ataukah pernapasan perut yaitu pernapasan yang ditandai dengan pengembangan perut.Perlu juga dikaji ritme/irama pernapasan yang secara normal adalah reguler atau irreguler, ataukah klien mengalami pernapasan cheyne stokes yaitu pernapasan yang cepat kemudian menjadi lambat dan kadang diselingi apnea, atau pernapasan kusmaul yaitu pernapasan yang cepat dan dalam, atau pernapasan biot yaitu pernapasan yang ritme maupun amplitodunya tidak teratur dan diselingi periode apnea.Perlu juga dikaji kesulitan bernapas klien, apakah dispnea yaitu sesak napas yang menetap dan kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, ataukah ortopnea yaitu kemampuan bernapas hanya bila dalam posisi duduk atau berdiri.Perlu juga dikaji bunyi napas, dalam hal ini perlu dikaji adanya stertor/mendengkur yang terjadi karena adanya obstruksi jalan napas bagian atas, atau stidor yaitu bunyi yang kering dan nyaring dan didengar saat inspirasi, atau wheezing yaitu bunyi napas seperti orang bersiul, atau rales yaitu bunyi yang mendesak atau bergelembung dan didengar saat inspirasi, ataukah ronchi yaitu bunyi napas yang kasar dan kering serta di dengar saat ekspirasi.Perlu juga dikaji batuk dan sekresinya, apakah klien mengalami batuk produktif yaitu batuk yang diikuti oleh sekresi, atau batuk non produktif yaitu batuk kering dan keras tanpa sekresi, ataukah hemoptue yaitu batuk yang mengeluarkan darah• Status sirkulasi, dalam hal ini perlu dikaji heart rate/denyut nadi apakah takhikardi yaitu denyut nadi lebih dari 100 x/mnt, ataukah bradikhardi yaitu denyut nadi kurang dari 60 x/mnt.Juga perlu dikaji tekanan darah apakah hipertensi yaitu tekanan darah arteri yang tinggi, ataukah hipotensi yaitu tekanan darah arteri yang rendah.Juga perlu dikaji tentang oksigenasi pasien apakah terjadi anoxia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam jaringan kurang, atau hipoxemia yaitu suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam darah kurang, atau hipoxia yaitu berkurangnya persediaan oksigen dalam jaringan

Page 8: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

akibat kelainan internal atau eksternal, atau cianosis yaitu warna kebiru-biruan pada mukosa membran, kuku atau kulit akibat deoksigenasi yang berlebihan dari Hb, ataukah clubbing finger yaitu membesarnya jari-jari tangan akibat kekurangan oksigen dalam waktu yang lama.Palpasi :Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri tekan, massa, peradangan, kesimetrisan ekspansi dan taktil vremitus.Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat dihantarkan melalui sistem bronkhopulmonal selama seseorang berbicara. Normalnya getaran lebih terasa pada apeks paru dan dinding dada kanan karena bronkhus kanan lebih besar. Pada pria lebih mudah terasa karena suara pria besar

VII. DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi diantaranya adalah :1. Bersihan jalan nafas tidak efektif2. Pola napas tidak efektif3. Gangguan pertukaran gas4. Penurunan kardiak output5. Rasa berduka6. Koping tidak efektif7. Perubahan rasa nyaman8. Potensial/resiko infeksi9. Interaksi sosial terganggu10. Intoleransi aktifitas, dll sesuai respon klien1. Bersihan jalan napas tidak efektifYaitu tertumpuknya sekresi atau adanya obstruksi pada saluran napas.Tanda-tandanya :• Bunyi napas yang abnormal• Batuk produktif atau non produktif• Cianosis• Dispnea• Perubahan kecepatan dan kedalaman pernapasanKemungkinan faktor penyebab :• Sekresi yang kental atau benda asing yang menyebabkan obstruksi• Kecelakaan atau trauma (trakheostomi)• Nyeri abdomen atau nyeri dada yang mengurangi pergerakan dada• Obat-obat yang menekan refleks batuk dan pusat pernapasan• Hilangnya kesadaran akibat anasthesi• Hidrasi yang tidak adekuat, pembentukan sekresi yang kental dan sulit untuk di expektoran• Immobilisasi• Penyakit paru menahun yang memudahkan penumpukan sekresi2. Pola napas tidak efektifYaitu respon pasien terhadap respirasi dengan jumlah suplay O2 kejaringan tidak adekuatTanda-tandanya :• Dispnea• Peningkatan kecepatan pernapasan• Napas dangkal atau lambat

Page 9: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

• Retraksi dada• Pembesaran jari (clubbing finger)• Pernapasan melalui mulut• Penambahan diameter antero-posterior• Cianosis, flail chest, ortopnea• Vomitus• Ekspansi paru tidak simetrisKemungkinan faktor penyebab :• Tidak adekuatnya pengembangan paru akibat immobilisasi, obesitas, nyeri• Gangguan neuromuskuler seperti : tetraplegia, trauma kepala, keracunan obat anasthesi• Gangguan muskuloskeletal seperti : fraktur dada, trauma yang menyebabkan kolaps paru• CPPO seperti : empisema, obstruksi bronchial, distensi alveoli• Hipoventilasi akibat kecemasan yang tinggi• Obstruksi jalan napas seperti : infeksi akut atau alergi yang menyebabkan spasme bronchial atau oedema• Penimbunan CO2 akibat penyakit paru3. Gangguan pertukaran gasYaitu perubahan asam basa darah sehingga terjadi asidosis respiratori dan alkalosis respiratori.4. Penurunan kardiak outputTanda-tandanya :• Kardiak aritmia• Tekanan darah bervariasi• Takikhardia atau bradikhardia• Cianosis atau pucat• Kelemahan, vatigue• Distensi vena jugularis• Output urine berkurang• Oedema• Masalah pernapasan (ortopnea, dispnea, napas pendek, rales dan batuk)Kemungkinan penyebab :• Disfungsi kardiak output akibat penyakit arteri koroner, penyakit jantung• Berkurangnya volume darah akibat perdarahan, dehidrasi, reaksi alergi dan reaksi kegagalan jantung• Cardiak arrest akibat gangguan elektrolit• Ketidakseimbangan elektrolit seperti kelebihan potassiom dalam darah

VIII. RENCANA KEPERAWATAN1. Mempertahankan terbukanya jalan napasA. Pemasangan jalan napas buatanJalan napas buatan (artificial airway) adalah suatu alat pipa (tube) yang dimasukkan ke dalam mulut atau hidung sampai pada tingkat ke-2 dan ke-3 dari lingkaran trakhea untuk memfasilitasi ventilasi dan atau pembuangan sekresiRute pemasangan :• Orotrakheal : mulut dan trakhea• Nasotrakheal : hidung dan trakhea• Trakheostomi : tube dimasukkan ke dalam trakhea melalui suatu insisi yang diciptakan pada

Page 10: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

lingkaran kartilago ke-2 atau ke-3• Intubasi endotrakhealB. Latihan napas dalam dan batuk efektifBiasanya dilakukan pada pasien yang bedrest atau post operasiCara kerja :• Pasien dalam posisi duduk atau baring• Letakkan tangan di atas dada• Tarik napas perlahan melalui hidung sampai dada mengembang• Tahan napas untuk beberapa detik• Keluarkan napas secara perlahan melalui mulut dampai dada berkontraksi• Ulangi langkah ke-3 sampai ke-5 sebanyak 2-3 kali• Tarik napas dalam melalui hidung kemudian tahan untuk beberapa detik lalu keluarkan secara cepat disertai batuk yang bersuara• Ulangi sesuai kemampuan pasien• Pada pasien pot op. Perawat meletakkan telapak tangan atau bantal pada daerah bekas operasi dan menekannya secara perlahan ketika pasien batuk, untuk menghindari terbukanya luka insisi dan mengurangi nyeriC. Posisi yang baik• Posisi semi fowler atau high fowler memungkinkan pengembangan paru maksimal karena isi abdomen tidak menekan diafragma• Normalnya ventilasi yang adekuat dapat dipertahankan melalui perubahan posisi, ambulasi dan latihanD. Pengisapan lendir (suctioning)Adalah suatu metode untuk melepaskan sekresi yang berlebihan pada jalan napas, suction dapat dilakukan pada oral, nasopharingeal, trakheal, endotrakheal atau trakheostomi tube.E. Pemberian obat bronkhodilatorAdalah obat untuk melebarkan jalan napas dengan melawan oedema mukosa bronkhus dan spasme otot dan mengurangi obstruksi dan meningkatkan pertukaran udara.Obat ini dapat diberikan peroral, sub kutan, intra vena, rektal dan nebulisasi atau menghisap atau menyemprotkan obat ke dalam saluran napas.2. Mobilisasi sekresi paruA. HidrasiCairan diberikan 2±secara oral dengan cara menganjurkan pasien mengkonsumsi cairan yang banyak - 2,5 liter perhari, tetapi dalam batas kemampuan/cadangan jantung.B. HumidifikasiPengisapan uap panas untuk membantu mengencerkan atau melarutkan lendir.C. Postural drainageAdalah posisi khuus yang digunakan agar kekuatan gravitasi dapat membantu di dalam pelepasan sekresi bronkhial dari bronkhiolus yang bersarang di dalam bronkhus dan trakhea, dengan maksud supaya dapat membatukkan atau dihisap sekresinya.Biasanya dilakukan 2 - 4 kali sebelum makan dan sebelum tidur / istirahat.Tekniknya :• Sebelum postural drainage, lakukan :- Nebulisasi untuk mengalirkan sekret- Perkusi sekitar 1 - 2 menit- Vibrasi 4 - 5 kali dalam satu periode

Page 11: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

• Lakukan postural drainage, tergantung letak sekret dalam paru.3. Mempertahankan dan meningkatkan pengembangan paruA. Latihan napasAdalah teknik yang digunakan untuk menggantikan defisit pernapasan melalui peningkatan efisiensi pernapasan yang bertujuan penghematan energi melalui pengontrolan pernapasanJenis latihan napas :• Pernapasan diafragma• Pursed lips breathing• Pernapasan sisi iga bawah• Pernapasan iga dan lower back• Pernapasan segmentalB. Pemasangan ventilasi mekanikAdalah alat yang berfungsi sebagai pengganti tindakan pengaliran / penghembusan udara ke ruang thoraks dan diafragma. Alat ini dapat mempertahankan ventilasi secara otomatis dalam periode yang lama.Ada dua tipe yaitu ventilasi tekanan negatif dan ventilasi tekanan positif.C. Pemasangan chest tube dan chest drainageChest tube drainage / intra pleural drainage digunakan setelah prosedur thorakik, satu atau lebih chest kateter dibuat di rongga pleura melalui pembedahan dinding dada dan dihubungkan ke sistem drainage.Indikasinya pada trauma paru seperti : hemothoraks, pneumothoraks, open pneumothoraks, flail chest.Tujuannya :• Untuk melepaskan larutan, benda padat, udara dari rongga pleura atau rongga thoraks dan rongga mediastinum• Untuk mengembalikan ekspansi paru dan menata kembali fungsi normal kardiorespirasi pada pasien pasca operasi, trauma dan kondisi medis dengan membuat tekanan negatif dalam rongga pleura.Tipenya :a. The single bottle water seal systemb. The two bottle waterc. The three bottle water4. Mengurangi / mengoreksi hipoksia dan kompensasi tubuh akibat hipoksiaDengan pemberian O2 dapat melalui :• Nasal canule• Bronkhopharingeal khateter• Simple mask• Aerosol mask / trakheostomy collars• ETT (endo trakheal tube)5. Meningkatkan transportasi gas dan Cardiak OutputDengan resusitasi jantung paru (RJP), yang mencakup tindakan ABC, yaitu :A : Air way adalah mempertahankan kebersihan atau membebaskan jalan napasB : Breathing adalah pemberian napas buatan melalui mulut ke mulut atau mulut ke hidungC : Circulation adalah memulai kompresi jantung atau memberikan sirkulasi buatanJadi secara umum intervensi keperawatan mencakup di dalamnya :a. Health promotion

Page 12: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

• Ventilasi yang memadai• Hindari rokok• Pelindung / masker saat bekerja• Hindari inhaler, tetes hidung, spray (yang dapat menekan nervus 1)• Pakaian yang nyamanb. Health restoration and maintenance• Mempertahankan jalan napas dengan upaya mengencerkan sekret• Teknik batuk dan postural drainage• Suctioning• Menghilangkan rasa takut dengan penjelasan, posisi fowler/semi fowler, significant other• Mengatur istirahat dan aktifitas dengan memberikan HE yang bermanfaat, fasilitasi lingkungan, tingkatkan rasa nyaman, terapi yang sesuai, ROM• Mengurangi usaha bernapas dengan ventilasi yang memeadai, pakaian tipis dan hangat, hindari makan berlebih dan banyak mengandung gas, atur posisi• Mempertahankan nutrisi dan hidrasi juga dengan oral hygiene dan makanan yang mudah dikunyah dan dicerna• Mempertahankan eliminasi dengan memberikan makanan berserat dan ajarkan latihan• Mencegah dan mengawasi potensial infeksi dengan menekankan prinsip medikal asepsis• Terapi O2• Terapi ventilasi• Drainage dada

IX. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASIImplementasi keperawatan sesuai dengan intervensi dan evaluasi dilakukan sesuai tujuan dan kriteria termasuk di dalamnya evaluasi proses.

Daftar Pustaka http://iwansain.wordpress.com/2007/08/22/kebutuhan-oksigenasi/

Gangguan/ Masalah Kebutuhan Oksigenasi1. HipoksiaMerupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat defisiensi oksigen atau peningkatan kebutuhan oksigen di tingkat sel.

2. Perubahan pola pernapasana. Takipnea, Pernapasan dengan frekuensi lebih dari 24 kali per menit.b. Bradipnea, Pola pernapasan yang lambat abnormal, ? 10 kali per menit.c. Hiperventilasi, Cara tubuh mengompensasi metabolisme tubuh yang terlampau tinggi dengan pernapasan lebih cepat dan dalam sehingga terjadi peningkatan jumlah oksigen dalam paru-paru.d. Kussmaul, Pola pernapasan cepat dan dangkal yang dapat pada keadaan asidosis metabolik.e. Hipoventilasi , Upaya tubuh untuk mengeluarkan karbondioksida dengan cukup pada ventilasi alveolar.f. Dispnea, Sesak dan berat saat bernafas.g. Ortopnea, Kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri.

Page 13: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

h. Cheyne stokes, Siklus pernapasan yang amplitudonya mula-mula naik kemudian menurun dan berhenti, lalu dimulai lagi dari siklus baru.i. Pernapasan paradoksial, Di mana dinding paru-paru bergerak berlawanan arah dari keadaan normal.j. Biot , Pernapasan dengan irama yang mirip dengan cheyne stokes, akan tetapi amplitudonya tidak teratur.k. Stridor , Pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran pernapasan.l. Sianosis, Kebiruan pada kulit karena jumlah haemoglobin dioksigenasi yang berlebihan di dalam pembuluh darah kulit atau kapiler.

3. Obstruksi jalan nafasSuatu keadaan pada individu dengan pernapasan yang mengalami ancaman, terkait dengan ketidakmampuan batuk secara efektif.Tanda klinis:• Batuk tidak efektif atau tidak ada• Tidak mampu mengeluarkan sekret di jalan napas• Suara napas menunjukkan adanya sumbatan• Jumlah, irama,dan kedalaman pernapasan tidak normal.

4. Pertukaran gasSuatu kondisi pada individu yang mengalami penurunan gas, baik oksigen maupun karbondioksida, antara alveoli paru-paru dan sistem vaskuler.Tanda klinis:• Dispenia pada usaha napas• Napas denagn bibir pada fase ekspirasi yang panjang• Agitasi• Lelah, letargi.• Meningkatnya tahanan vascular paru-paru.• Menurunnya saturasi oksigen dan meningkatnya PaCO2• Sianosis

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCULBeberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan gangguan

pemenuhan kebutuhan oksigenasi antara lain:1. Pola nafas tidak efektif b.d., kelelahan otot pernafasan, cemas, nyeri, disfungsi neuromuskular,

penurunan energi 2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d. spasme jalan nafas. 3. Gangguan pertukaran gas b.d. ketidakseimbangan perfusi ventilasi, perubahan membran kapiler

alveolar.

III. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN1.      Pola nafas tidak efektif b.d. kelelahan otot pernafasan, cemas, nyeri, disfungsi neuromuskular,

penurunan energi.NOC: Status respirasi ventilasi, dengan kriteria hasil klien:

Page 14: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

-         Memiliki RR dalam batas normal-         Mampu inspirasi dalam-         Memiliki dada yang mengembang secara simetris-         Dapat bernafas dengan mudah-         Tidak menggunakan otot-otot tambahan dalam bernafas-         Tidak mengalami dispnea-         Tidak mengalami ortopneaNIC: Respiratory monitoring

-         Monitor rata-rata, irama, kedalamn dan usaha respirasi-         Perhatikan pergerakan dada, amati kesemetrisan, penggunaan oto-otot aksesoris, dan retraksi

otot supraklavikuler dan interkostal-         Monitor respirasi yang berbunyi, seperti mendengkur-         Monitor pola pernafasan: bradipneu, takipneu, hiperventilasi, respirasi Kussmaul, respirasi

Cheyne-Stokes, dan apneustik Biot dan pola taxic-         Perhatikan lokasi trakea-         Monitor peningkatan ketidakmampuan istirahat, kecemasan, dan haus udara, perhatikan

perubahan pada SaO2, SvO2, CO2 akhir-tidal, dan nilai gas darah arteri (AGD), dengan tepat-         Posisikan pasien on side-         Monitor kualitas dari nadi-         Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit.

2.      Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d. spasme jalan nafas.NOC: Kepatenan jalan nafas, dengan kriteria hasil klien:

-         Tidak mengalami demam-         Tidak mengalami kecemasan-         Tidak tersedak-         Memiliki RR dalam batas normal-         Memiliki irama pernafasan yang normal-         Mampu mengeluarkan sputum dari jalan nafas-         Bebas dari suara nafas tambahan

NIC: Airway suctioning-         Tentukan kebutuhan suction oral dan atau trakheal-         Auskultasi suara nafas sesudah dan sebelum melakukan saksion-         Informasikan kepada klien dan keluarga tentang saksion-         Gunakan perlindungan universal-         Pasang nasal kanul selama dilakukan saksion-         Monitor status oksigen pasien (tingkat SaO2 dan SvO2) dan status hemodinamik (tingkat MAP

[mean arterial pressure] dan irama jantung) segera sebelum, selama dan setelah saksion-         Perhatikan tipe dan jumlah sekresi yang dikumpulkan

3.            Gangguan pertukaran gas b.d. ketidakseimbangan perfusi ventilasi, perubahan membran kapiler alveolar

NOC: Status respirasi pertukaran gas, dengan kriteria hasil klien:-         Memiliki mental status yang normal-         Dapat bernafas dengan mudah-         Tidak mengalami dispnea

Page 15: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

-         Tidak mengalami sianosis-         Tidak mengalami somnolen-         Memiliki PaO2 dan PaCO2 dalam batas normal-         Memiliki pH arteri dalam batas normal-         Memiliki saturasi O2 dalam batas normal-         Memiliki perfusi ventilasi yang seimbang

NIC: Airway management-         Posisikan klien untuk memaksimalkan potensi ventilasinya.-         Identifikasi kebutuhan klien akan insersi jalan nafas baik aktual maupun potensial.-         Lakukan terapi fisik dada-         Auskultasi suara nafas, tandai area penurunan atau hilangnya ventilasi dan adanya bunyi

tambahan-         Monitor status pernafasan dan oksigenasi, sesuai kebutuhan

DAFTAR PUSTAKA

Gordon, Marjory dkk. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions and Classification 2001-2002. Philadelphia:

USA

Johnson, Marlon, M.Maas, S. Moorhead. 2000. Nusing Outcomes Classification ( NOC) Second edition.

Mosby: USA.

Kozier, Barbara, G. Erb, K. Blais. 1995. Fundamental of Nursing Concept, Process and Practice. Addison-

Wesley: California

McCloskey. 1996. Nursing Intervention Classification ( NIC). Mosby: USA

Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 3.    Salemba Medika:

Jakarta.

B.  Penyebab Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyebab klien mengalami gangguan oksigenasi,

sebagai berikut:1.      Gangguan jantung, meliputi : ketidakseimbangan jantung meliputi ketidakseimbangan konduksi,

kerusakan fungsi valvular, hipoksia miokard, kondisi-kondisi kardiomiopati, dan hipoksia jaringan perifer.

2.      Gangguan pernapasan meliputi hiperventilasi, hipoventilasi dan hipoksia.3.      Kapasitas darah untuk membawa oksigen.4.      Faktor perkembangan.5.      Perilaku atau gaya hidup

Page 16: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA KESEHATAN DAN UMUM

BERANDA I PUTU JUNIARTHA SEMARA PUTRA MY BLOG 1 MY BLOG 2 MY BLOG 3 MY BLOG 4 MY BLOG 5

WHO AM I?

Monday, June 4, 2012

Page 17: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

Juniartha Semara Putra

LAPORAN PENDAHULUANGANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

1.     PENGERTIAN a.       Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk

mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh ( Tarwoto dan Wartonah, 2006).b.      Oksigen adalah kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel

tubuh, mempertahankan, dan aktivitas berbagai organ atau sel ( Carpeniti-Moyet, 2006).Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa oksigen adalah suatu komponen gas yang

merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel.2.     ETIOLOGI

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen menurut Tarwoto dan Wartonah antara lain:

A.    FAKTOR FISIOLOGIa.       Menurunnya kapasitas peningakatan oksigen ( misal: anemia).b.      Menurunnya konsentrasi oksigen oksigen yang diinspirasi.c.       Hipovolemia mengakibatkan transpor oksigen terganggu akibat tekanan darah menurun.d.      Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka, dll.e.       Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada ( kehamilan, obesitas ).B.     FAKTOR PERKEMBANGANa.       Bayi prematur: kurangnya pembentukan surfaktan.b.      Bayi dan toddler: akibat adanya infeksi saluran nafas.c.       Anak usia sekolah dan remaja: resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok.d.      Dewasa muda dan pertengahan: akibat diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, dan stres.e.       Dewasa tua: adanya penuaan yang mengakibatkan kemungkinan arteoriklerosis dan ekspansi

paru menurun.C.     FAKTOR PERILAKUa.       Nutrisi: penurunan ekspansi paru pada obesitas.b.      Exerase: meningkatkan kebutuhan oksigen.c.       Merokok: nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah.d.      Substanse abuse dan nikotin: menyebabkan intake nutrisi/Fe menurun mengakibatkan penurunan

Hb, alkohol menyebabkan depresi pernafasan.D.    FAKTOR LINKUNGANa.       Tempat kerja ( polusi ).b.      Suhu lingkungan.c.       Ketinggian tempat dari permukaan laut.

3.     MASALAH KEBUTUHAN OKSIGENASIa.       BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF

Page 18: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

Bersihan jalan nafas adalah suatu keadaan ketika seorang individu mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status pernafasan sehubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk efektif.

b.      POLA NAFAS TIDAK EFEKTIFPola nafas tidak efektif adalah keadaan ketika seorang individu mengalami kehilangan ventilasi yang aktual atau potensial yang berhubungan dengan perubahan pola pernafasan.

c.       GANGGUAN PERTUKARAN GASGangguan pertukaran gas adalah keadaan ketika individu mengalami penurunan jalannya gas ( oksigen dan karbon dioksida ) yang aktual antara alveoli paru-paru dan sistem vaskuler.

4.     KOMPLIKASIKomplikasi yang mungkin terjadi dari ganguan pemenuhan oksigen adalah:

  Penurunan kesadaran  Hipoksia  Disorientasi  Gelisah dan cemas5.     PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK  PEMERIKSAAN FUNGSI PARU

Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara efisien.  PEMERIKSAAN GAS DARAH ARTERI

Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi.

  OKSIMETRIUntuk mengukur saturasi oksigen kapiler

  PEMERIKSAAN SINAR X DADAUntuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal.

  BRONKOSKOPIUntuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing yang menghambat jalan nafas.

  ENDOSKOPIUntuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.

  FLUOROSKOPIUntuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan kontraksi paru.

  CT-SCANUntuk mengintifikasi adanya massa abnormal.

6.     PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATANa.       PENATALAKSANAAN MEDIS  Pemantauan Hemodinamika  Pengobatan bronkodilator  Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter, misal: nebulizer, kanula

nasal, masker untuk membantu pemberian oksigen jika diperlukan.  Penggunaan ventilator mekanik  Fisoterapi dadab.      PENATALAKSANAAN KEPERAWATANa.       Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif

Page 19: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

  Pembersihan jalan nafas  Latihan batuk efektif  Pengisafan lender  Jalan nafas buatanb.      Pola Nafas Tidak Efektif  Atur posisi pasien ( semi fowler )  Pemberian oksigen  Teknik bernafas dan relaksasic.       Gangguan Pertukaran Gas  Atur posisi pasien ( posisi fowler )  Pemberian oksigen  Pengisapan lender

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN OKSIGENASI

A.   PENGKAJIAN 1.      BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIFa.       Data Subjektif  Pasien mengeluh sesak saat bernafas  Pasien mengeluh batuk tertahan  Pasien tidak mampu mengeluarkan sekresi jalan nafas  Pasien merasa ada suara nafas tambahanb.      Data Objektif  Pasien tampak tersengal-sengal dan pernafasan dangkal  Terdapat bunyi nafas tambahan  Pasien tampak bernafas dengan mulut  Penggunaan otot bantu pernafasan dan nafas cuping hidung  Pasien tampak susah untuk batuk2.      POLA NAFAS TIDAK EFEKTIFa.       Data Subjektif  Pasien mengatakan nafasnya tersengal-sengal dan dangkal  Pasien mengatakan berat saat bernafasb.      Data Objektif  Irama nafas pasien tidak teratur

Page 20: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

  Orthopnea  Pernafasan disritmik  Letargi 3.      GANGGUAN PERNAFASAN GASa.       Data Subjektif  Pasien mengeluh pusing dan nyeri kepala  Pasien mengeluh susah tidur  Pasien merasa lelah  Pasien merasa gelisahb.      Data Objektif  Pasien tampak pucat  Pasien tampak gelisah  Perubahan pada nadi  Pasien tampak lelah

B.   DIAGNOSA KEPERAWATANa.       Bersihan Jalan Nafas Berhubungan Dengan:  Sekresi kental/belebihan sekunder akibat infeksi, fibrosis kistik atau influenza.  Imobilitas statis sekresi dan batuk tidak efektif  Sumbatan jalan nafas karena benda asingb.      Pola Nafas Tidak Efektif Berhubungan Dengan:  Lemahnya otot pernafasan  Penurunan ekspansi paruc.       Gangguan Pertukaran Gas Berhubungan Dengan:  Perubahan suplai oksigen  Obstruksi saluran nafas  Adanya penumpukan cairan dalam paru  Edema paru

C.   PERENCANAANDx 1: bersihan jalan nafas tidak efektifTujuan: bersihan jalan nafas efektifKreteria hasil:

  Menunjukkan jalan nafas bersih  Suara nafas normal tanpa suara tambahan  Tidak ada penggunaan otot bantu nafas  Mampu melakukan perbaikan bersihan jalan nafas

Page 21: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

Dx 2:

pola nafas tidak efektifTujuan: pola nafas efektifKreteria hasil:

  Menunjukkkan pola nafas efektif dengan frekuensi nafas 16-20 kali/menit dan irama teratur  Mampu menunjukkan perilaku peningkatan fungsi paru

Dx 3:

gangguan pertukaran gasTujuan: mempertahankan pertukaran gasKreteria hasil:

  Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan

INTERVENSI RASIONAL  Auskultasi dada untuk karakter bunyi nafas

dan adanya secret. Pantau TTV

  Terapi inhalasi dan latihan pernafasan dalam dan batuk efektif

  Catat adanya derajat dispnea, geliasah, distres pernafasan, dan penggunaan otot bantu nafas

  Anjurkan intake cairan 3000cc/hari jika tidak ada kontraindikasi

  Beri posisi yang nyaman seperti posisi semi fowler

  Kolaborasi humidikasi tambahan ( nebulizer ) dan terapi oksigen

  Pernafasan mengi, rochi, wheezing menunjukkan tertahannya secret obstruksi jalan nafas

  Untuk memudahkan pernafasan dan membantu mengeluarkan secret

  Disfungsi pernafasan adalah variable yang tergantung pada tahap proses kronis selain proses akut yang menimbulkan perawatan di rumah sakit

  Membantu mengencerkan secret

  Memungkinkan ekspansi paru maksimal  Kelembapan mempermudah pengeluaran

dan mencegah pembentukan mucus tebal pada bronkus dan membantu pernafasan

INTERVENSI RASIONAL Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan

ekspansi dada. Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot bantu

Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi. Ambulasi pasien sesegera mungkin

Berikan HE tentang gaya hidup sehat, teknik bernafas, dan relaksasi

Delegatif dalam pemberian pengobatan

Kecepatan pernafasan meningkatkan dispnea dan terjadi peningkatan kerja nafas, kedalaman nafas bervariasi tergantung derajat gagal nafas. Ekspansi dada

Duduk tinggi memungkinkan ekpansi paru dan memudahkan pernafasan

HE dapat member pengetahuan pada pasien tentang faktor yang terkait dengan posisinya

Pengobatan mempercepat penyembuhan dan memperbaiki pola nafas

Page 22: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

  Tidak ada gejala distres pernafasan

D.  

IMPLEMENTASIImpementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana tindakan

keperawatan  Mandiri: aktivitas perawat yang didasarkan pada kemampuan sendiri dan bukan merupakan

petunjuk/perintah dari petugas kesehatan  Delegatif: tindakan keperawatan atas intruksi yang diberikan oleh petugas kesehatan yang

berwenang  Kolaboratif: tindakan perawat dan petugas kesehatan yang lain dimana didasarkan atas keputusan

bersama.E.    EVALUASI 1.      Dx 1: menunjukkkan adanya kemampuan dalam  Menunjukkan jalan nafas paten  Tidak ada suara nafas tambahan  Mampu melakukan perbaikan bersihan jalan nafas2.      Dx 2:  Menunjukkan pola nafas efektif dengan frekuensi dan kedalaman nafas yang normal  Tidak ada gejala distres pernafasan3.      Dx 3:  Perbaikan ventilasi dan oksigenasi jatingan  Tidak ada gejala distres pernafasan

DAFTAR PUSTAKA      Alimul, Hidayat A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi

Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.         Carpenito-Moyet, Lynda Juall.2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta:

EGC.         Doenges, Marilynn.1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC         Nanda. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.

Jakarta: EGC.         Tarwonto dan Wartonah.2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Asuhan

INTERVENSI RASIONAL  Catat frekuensi, kedalaman, dan

kemudahan dalam bernafas

  Selidiki kegelisahan dan perubahan mental atau tingkat kesadaran

  Berikan terapi oksigen melalui nasal, masker parsial

Peningkatan kerja nafas dapat menunjukkan peningkatan konsumsi oksigen

Dapat menunjukkan peningkatan hipoksia atau komplikasi

Memaksimalkan sediaan oksigen khususnya ventilasi menurun

Page 23: Asuhan Keperawatan Kebutuhan Oksigenasi

Keperaweatan. Jakarta: Salemba Medika.