ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY,’’S’’ BBLR DENGAN IKTERUS …

14
1 Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020 ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY,’’S’’ BBLR DENGAN IKTERUS DI RUANG NICU RSUD SUMBAWA BESAR Neni Astuti 1 , Siti Mudrikatin 2 , Gempi Tri Sumini 3 123 STIKES Husada Jombang email : [email protected] ABSTRAK Latar belakang: Bayi BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memandang usia kehamilan. Ikterus patologis adalah ikterus yang jika kuningnya timbul dalam 24 jam pertama setelah lahir dan jika dalam sehari kadar bilirubin meningkat secara pesat atau progresif (Proverawati, 2010 : 11-12). Metode Penelitian: Jenis studi Kasus menggunakan metode deskriptif , teknik pengumpulan meliputi data primer yaitu pemeriksaan fisik, wawancara dan observasi, serta data sekunder yang meliputi studi dokumentasi.Hasil Penelitian : Dari hasil pengkajian data subjektif yaitu pasien rujukan dari Puskesmas Labuan Badas dengan BBL 2100 gram dan bayi tampak kuning. Hasil dari pemeriksaan objektif TTV N :138x/menit, RR :50x/menit, suhu :36,5 o C. Hasil pemeriksaan antoprometri BB 2050 gram, PB : 45 cm, LK :32 cm, LD:30 cm, Lila:9 cm. Pemeriksaan fisik diperoleh conjungtiva tidak anemis, sklera ikterus, warna kulit tampak kuning, pemeriksaan refleks rooting lemah, reflek sucking lemah. Asuhan yang diberikan pada bayi BBLR dengan ikterus yaitu menganjurkan ibu untuk memberian Air Susu Ibu, memberikan penjelasan pada ibu tentang pentingnya pemberian Air Susu Ibu, menimbang berat badan bayi setiap hari, mengobservasi TTV, meletakkan bayi dibawah fototherapi 1 x 24 jam , menjaga kehangatan bayi dengan perawatan di inkubator suhu 34-36 o C, melakukan pemeriksaan laboratorium. Kata Kunci :Asuhan Kebidanan, BBLR, Ikterus 1. PENDAHULUAN Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memandang usia kehamilan. Ikterus terjadi apabila terdapat peningkatan kadar bilirubin dalam darah, sehingga kulit dan sklera bayi tampak kuning (Proverawati, 2010 : 1). Ikterus neonatorum adalah perubahan warna kuning pada kulit, membran mukosa, sklera dan organ lain yang disebabkan oleh peningkatan kadar bilirubin di dalam darah (Proverawati, 2010 : 17). Ikterus patologis adalah ikterus yang jika kuningnya timbul dalam 24 jam pertama setelah lahir dan jika dalam sehari kadar bilirubin meningkat secara pesat atau

Transcript of ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY,’’S’’ BBLR DENGAN IKTERUS …

Page 1: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY,’’S’’ BBLR DENGAN IKTERUS …

1

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY,’’S’’ BBLR

DENGAN IKTERUS DI RUANG NICU

RSUD SUMBAWA BESAR

Neni Astuti1, Siti Mudrikatin2, Gempi Tri Sumini3

123STIKES Husada Jombang

email : [email protected]

ABSTRAK

Latar belakang: Bayi BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang

dari 2.500 gram tanpa memandang usia kehamilan. Ikterus patologis adalah

ikterus yang jika kuningnya timbul dalam 24 jam pertama setelah lahir dan jika

dalam sehari kadar bilirubin meningkat secara pesat atau progresif

(Proverawati, 2010 : 11-12). Metode Penelitian: Jenis studi Kasus menggunakan

metode deskriptif , teknik pengumpulan meliputi data primer yaitu pemeriksaan

fisik, wawancara dan observasi, serta data sekunder yang meliputi studi

dokumentasi.Hasil Penelitian : Dari hasil pengkajian data subjektif yaitu pasien

rujukan dari Puskesmas Labuan Badas dengan BBL 2100 gram dan bayi tampak

kuning. Hasil dari pemeriksaan objektif TTV N :138x/menit, RR :50x/menit, suhu

:36,5oC. Hasil pemeriksaan antoprometri BB 2050 gram, PB : 45 cm, LK :32 cm,

LD:30 cm, Lila:9 cm. Pemeriksaan fisik diperoleh conjungtiva tidak anemis,

sklera ikterus, warna kulit tampak kuning, pemeriksaan refleks rooting lemah,

reflek sucking lemah. Asuhan yang diberikan pada bayi BBLR dengan ikterus

yaitu menganjurkan ibu untuk memberian Air Susu Ibu, memberikan penjelasan

pada ibu tentang pentingnya pemberian Air Susu Ibu, menimbang berat badan

bayi setiap hari, mengobservasi TTV, meletakkan bayi dibawah fototherapi 1 x 24

jam , menjaga kehangatan bayi dengan perawatan di inkubator suhu 34-36 oC,

melakukan pemeriksaan laboratorium.

Kata Kunci :Asuhan Kebidanan, BBLR, Ikterus

1. PENDAHULUAN

Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR) adalah bayi yang lahir

dengan berat badan kurang dari

2.500 gram tanpa memandang

usia kehamilan. Ikterus terjadi

apabila terdapat peningkatan

kadar bilirubin dalam darah,

sehingga kulit dan sklera bayi

tampak kuning (Proverawati,

2010 : 1). Ikterus neonatorum

adalah perubahan warna kuning

pada kulit, membran mukosa,

sklera dan organ lain yang

disebabkan oleh peningkatan

kadar bilirubin di dalam darah

(Proverawati, 2010 : 17). Ikterus

patologis adalah ikterus yang

jika kuningnya timbul dalam 24

jam pertama setelah lahir dan

jika dalam sehari kadar bilirubin

meningkat secara pesat atau

Page 2: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY,’’S’’ BBLR DENGAN IKTERUS …

2

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

progresif (Proverawati, 2010 :

11-12).

Angka Kematian Bayi

(AKB) menurut UNICEF

(United Nationa Children’s

Fund) setiap tahunnya 2,6 juta

bayi di seluruh dunia, tak

mampu bertahan hidup selama

lebih dari satu bulan. Satu juta

diantaranya meninggal saat lahir.

Perempuan yang melahirkan

kesulitan mendapat pertolongan,

karena kemiskinan, konflik, dan

lemahnya institusi, dengan 29

kematian per 1.000 kelahiran.

Menurut UNICEF 80%

kematian disebabkan oleh

asfiksia, komplikasi saat lahir,

atau infeksi seperti pneumonia

dan sepsis (UNICEF, 2018).

Hasil Survei Demografi

Kesehatan Indonesia (SDKI)

2017 menunjukkan adanya

penurunan angka kematian

neonatal dari 19 per 1.000

kelahiran hidup menjadi menjadi

15 per 1.000 keleahiran hidup).

Serta kematian bayi turun dari

32 per 1.000 kelahiran hidup

menjadi 24 per 1.000 kelahiran

hidup. Data KEMENKES RI

2018 mencatat presentasi BBLR

6,2 % dari kelahiran bayi tiap

tahunnya. Berdasarkan Laporan

Dinas Kesehatan Provinsi Nusa

Tenggara Barat tahun 2017

jumlah kasus kematian bayi

adalah 953 kasus dari 103.926

kelahiran hidup, turun

dibandingkan tahun 2016

dengan jumlah kasus kematian

bayi adalah 1.006 kasus dari

103.132 kelahiran hidup. Jumlah

kematian bayi tertinggi terjadi di

Kabupaten Lombok Timur

dengan jumlah 346 kasus di

tahun 2017 dan terendah ada di

Kabupaten Sumbawa Barat

dengan 17 kasus di 2017. Angka

kematian bayi (AKB) di

Kabupaten Sumbawa pada tahun

2017 sebanyak 54 kasus, jumlah

ini mengalami penurunan dari

tahun 2016 dengan 66 kasus

kematian bayi. Jumlah kasus

BBLR di NTB tahun 2016

adalah 4.072 kasus. Dan jumlah

kasus BBLR 2016 di Sumbawa

adalah 470 kasus (BPJS

Kabupaten Sumbawa, 2017).

Sedangkan jumlah kasus BBLR

di RSUD Sumbawa Besar

selama bulan Maret tahun 2019

adalah 20 kasus atau 37,03 %

Page 3: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY,’’S’’ BBLR DENGAN IKTERUS …

3

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

BBLR dan 15 kasus atau 27,77

% ikterus patologis dari 54

jumlah bayi keseluruhan di

Ruang NICU RSUD Sumbawa

Besar.

Penyebab terjadinya bayi

BBLR secara umum bersifat

multifaktorial, sehingga kadang

mengalami kesulitan untuk

melakukan tindakan

pencegahan. Namun penyebab

terbanyak terjadinya bayi BBLR

adalah kelahiran prematur.

Semakin muda usia kehamilan

semakin besar risiko jangka

pendek dan jangka panjang

dapat terjadi (Proverawati, 2010

: 5). Masalah – masalah jangka

pendek yang terjadi pada BBLR

adalah gangguan metabolik,

gangguan imunitas, gangguan

pernafasan, gangguan sistem

peredaran darah, dan gangguan

cairan dan elektrolit. Sedangkan

masalah-masalah jangka panjang

pada BBLR adalah masalah

psikis, dan masalah fisik

(Proverawati, 2010 : 9-29).

Ikterus terjadi karena

peningkatan kadar bilirubin

indirek (unconjugated) dan atau

kadar bilirubindirek

(conjugated). Bilirubin sendiri

adalah anion organic yang

berwarna orange dengan berat

molekul 584. Bilirubin dibuat

daripada heme yang merupakan

gabungan protoporfirin dan besi.

Hiperbilirubinemia adalah kadar

bilirubin yang dapat

menimbulkan efek patologi.

Tingginya kadar bilirubin yang

dapat menimbulkan efek

patologi pada setiap bayi

berbeda beda. Komplikasi yang

dapat ditimbulkan apabila bayi

ikterus tidak segera ditangani

dan kadar bilirubinnya semakin

tinggi, yakni dapat menyebabkan

kern ikterus dimana bayi

dengan keadaan ini mempunyai

resiko terhadap kematian atau

jika dapat bertahan hidup akan

mengalami ganggaun

perkembangan neurologis.

(Marmi dan Kukuh Rahardjo,

2014 : 276).

Ada beberapa asuhan

untuk menurunkan prevalensi

bayi BBLR di masyarakat, yaitu

mendorong perawatan kesehatan

remaja putri, mengusahakan

semua ibu hamil mendapatkan

perawatan antenatal yang

Page 4: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY,’’S’’ BBLR DENGAN IKTERUS …

4

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

konfrensi, memperbaiki status

gizi ibu hamil, menghentikan

kebiasaan merokok pada ibu,

mengkonsumsi tablet fe secara

teratur, penyuluhan kesehatan

tentang pertumbuhan dan

perkembangan janin

(Proverawati, 2010 : 49-50).

2. METODE PENELITIAN

1) Rancangan Penelitian /

Desain Penelitian

Penelitian adalah suatu

proses mencari sesuatu secara

sistemik dalam waktu yang

lama dengan menggunakan

metode ilmiah serta aturan-

aturan yang berlaku untuk

dapat menghasilkan suatu

penelitian yang baik. Untuk

dapat menghasilkan

penelitian yang baik, maka

dibutuhkan desain penelitian

untuk menunjang dan

memberikan hasil penelitian

yang sistemik.

Desain penelitian adalah

semua proses yang diperlukan

dalam perencanaan dan

pelaksanaan penelitian, yang

membantu penelitian dalam

pengumpulan dan

menganalisis data.

Jenis penelitian yang

digunakan penulis dalam

Laporan Tugas Akhir ini

adalah metode observasional

deskriptif dengan pendekatan

studi kasus yang dilaksanakan

oleh penulis melalui

pendekatan manajemen

kebidanan.

Studi kasus yang

digunakan penulis dalam

membuat Laporan Tugas

Akhir ini adalah dengan

menggunakan asuhan

kebidanan menurut 4 langkah

manajemen SOAP dari

pengkajian data subyektif,

obyektif, analisa, dan

penatalaksanaan pada Asuhan

kebidanan pada bayi Ny.’’S’’

BBLR dengan ikterus.

2) Kerangka Kerja penelitian

Tahap-tahap dalam

pelaksanaan asuhan

kebidanan ini dijelaskan

dalam bagan alur berikut :

Kerangka kerja asuhan

kebidanan pada bayi Ny.’’S’’

BBLR dengan ikterus.

Page 5: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY,’’S’’ BBLR DENGAN IKTERUS …

5

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

3) Tempat dan Waktu

Penelitian

Studi kasus ini dilakukan

di Rumah Sakit Umum

Daerah Sumbawa Besar

dengan alamat Jl. Garuda No.

5, Kelurahan Brang Biji

Kecamatan Sumbawa

Kabupaten Sumbawa

Provinsi Nusa Tenggara Barat

dan dilaksanakan pada hari

Senin 18 Maret 2019.

4) Subjek Studi Kasus

Subjek penulisan : Bayi

Ny,’’S’’ Berat Badan Lahir

Rendah (BBLR) dengan

Ikterus.

5) Jenis Data

Berdasarkan sumbernya,

data penulisan dapat

dikelompokkan dalam dua

jenis yaitu data primer dan

data sekunder.

Data primer adalah data

yang diperoleh atau

dikumpulkan oleh penulis

secara langsung dari sumber

datanya.

Data Sekunder adalah data

yang diperoleh atau

dikumpulkan penulis dari

berbagai sumber yang telah

ada (penulis sebagai tangan

kedua).

Dalam penulisan ini

penulis menggunakan data

primer dan data sekunder.

Data primer yaitu wawancara

secara langsung oleh penulis

kepada keluarga klien

sedangkan data sekunder

berupa hasil AKB dan BBLR

serta beberapa materi dari

UNICEF, Profil Kesehatan

Republik Indonesia, Profil

Nusa Tenggara Barat dan

Kabupaten Sumbawa serta

beberapa jurnal kesehatan.

Page 6: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY,’’S’’ BBLR DENGAN IKTERUS …

6

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

6) Alat Dan Metode

Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data

merupakan cara penulis untuk

mengumpulkan data yang

akan dilakukan dalam

penulisan.

Dalam penelitian ini

penulis menggunakan metode

pengumpulan data dengan

cara menggunakan

wawancara, Observasi

(pengamatan) dan

dokumentasi.Selama

wawancara penulis

menggunakan instrumen

berupa pedoman wawancara

kemudian daftar periksa atau

checklist serta jenis

wawancara yang terarah.

Pengumpulan data secara

observasi (pengamatan),

penulis melakukan

pengamatan secara langsung

terhadap klien yang menjadi

subjek penulisan. Instrumen

yang digunakan antara lain

lembar observasi dan lembar

checklist. Pengumpulan data

secara dokumentasi, penulis

mengumpulkan data

penunjang klien berupa hasil

pemeriksaan Labolatorium

dari dokumen asli.

Alat yang digunakan

penulis dalam metode

pengumpulan data dengan

cara wawancara yaitu :

1) Daftar periksa atau

checklist

2) Bolpoin

Alat yang digunakan

penulis dalam metode

pengumpulan data dengan

cara observasi (pengamatan)

yaitu :

1) Timbangan berat badan

untuk menimbang bayi

2) Metline untuk mengukur

kepala bayi, lingkar dada

bayi, lingkar lengan atas

(lila) bayi, panjang badan

bayi

3) Thermotmether untuk

mengukur suhu tubuh bayi

4) Bilirubin cash untuk

menghitung kadar

bilirubin pada dahi dan

dada bayi

5) Penlight untuk melihat

reaksi pupil mata bayi

6) Lembar checklist untuk

mengisi APGAR SCORE

Page 7: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY,’’S’’ BBLR DENGAN IKTERUS …

7

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

7) Lembar observasi untuk

mengisi perkembangan

kondisi bayi

8) Bulpoin

Alat yang digunakan

penulis dalam metode

pengumpulan data dalam

dokumentasi yaitu :

1) Lembar hasil laboratorim

9) Analisa Data

Penulisan analisa data

menurut Miles dan Huberman

(1994) mencakup tiga hal

yaitu reduksi data, penyajian

data dan penarikan

kesimpulan.

Triagulasi teknik

digunakan penulis dalam

penelitian ini yaitu

wawancara, Observasi

(pengamatan) dan

dokumentasi. Sumber data

pada penelitian ini yaitu

orang tua bayi yang

diwawancarai, bayi yang

diobservasi, serta hasil

pemeriksaan penunjang

berupa cek labolatorium yang

dilakukan. Dari wawancara

penulis mendapat data kasar

klien yang akan lebih pasti

bila telah melaksanakan

observasi (pengamatan) pada

klien serta diagnosa yang

ditegakkan akan semakin

jelas bila terdapat hasil

pemeriksaan penunjangnya

berupa cek labolatorium.

10) Rencana Jalannya

Penelitian

Awal penelitian langkah

awal penelitian ini yaitu

pengajuan judul yang akan

dijadikan bahan penelitian.

Disini penulis mengajukan

judul tentang Asuhan

Kebidanan pada bayi Ny.’’S’’

BBLR dengan Ikterus.

Saat penelitian penulis

melakukan pengumpulan data

pasien di RSUD Sumbawa

Besar.

Hasil dari penelitian

berupa Laporan Tugas Akhir

yang meliputi tinjauan kasus

dan pembahasan hasil

penelitian berdasarkan data

yang ada dihubungkan

dengan teori-teori yang

terkait.

11) Etika Penelitian

Informed consent

merupakan bentuk persetujuan

antara penelitian dengan

Page 8: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY,’’S’’ BBLR DENGAN IKTERUS …

8

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

responden penelitian dengan

memberikan lembar persetujuan

persetujuan untuk menjadi

responden. Tujuan informed

consent adalah agar subjek

mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui

dampaknya. Jika subjek

bersedia, maka mereka harus

menandatangani lembar

persetujuan. Jika responden

tidak bersedia, maka peneliti

harus menghormati hak pasien.

Beberapa informasi yang harus

ada dalam informed consent

tersebut antara lain partisipasi

pasien, tujuan dilakukannya

tindakan, jenis data yang

dibutuhkan, komitmen, prosedur

pelaksanaan, potensial masalah

yang akan terjadi, manfaat,

kerahasiaan, informasiyang

mudah dihubungi, dan lain-lain

(Aziz Alimun, 2014 : 86-87).

Informed consent berarti

partisipan punya informasi yang

adekuat tentang penelitian,

mampu memahami informasi,

bebas menetukan pilihan,

memeberikan kesempatan

kepada mereka untuk ikut atau

tidak ikut berpartisipasi dalam

penelitian secara sukarela ( I

Ketut Swarjanna, 2014 : 174-

175)

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Pengkajian Data Subjektif

Pada tinjauan pustaka

BBLR adalah Berat Badan

Lahir Rendah (BBLR) adalah

bayi yang lahir dengan berat

badan kurang dari 2.500 gram

tanpa memandang usia

kehamilan (Proverawati, 2010

: 1). Adapun faktor penyebab

BBLR yaitu faktor ibu (gizi

saat hamil kurang, umur

kurang dari 20 tahun atau

lebih dari 35 tahun, jarak

kehamilan dengan persalinan

sebelumnya, penyakit

menahun ibu seperti

hipertensi, jantung serta

kebiasaan merokok,), faktor

janin (adanya kelainan

kromosom, kehamilan

kembar atau adanya infeksi),

faktor plasenta (berta plasenta

kurang dari 500 gram,

plasenta yang berongga, serta

plasenta yang lepas) faktor

lingkungaan (bertempat

tinggal di dataran tinggi,

Page 9: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY,’’S’’ BBLR DENGAN IKTERUS …

9

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

sering terpapar radiasi serta

terpapar zat beracun.

Ikterus neonatorum

adalah perubahan warna

kuning pada kulit, membran

mukosa, sklera dan organ lain

yang disebabkan oleh

peningkatan kadar bilirubin di

dalam darah (Proverawati,

2010 : 17).

Berdasarkan data dari

hasil kasus BBLR dengan

Ikterus yaitu pada data

subjektif diperoleh keluhan

utama klien merupakan klien

pasien rujukan dari

Puskesmas Labuan Badas

dengan BBLR dengan ikterus

pada pukul 10.00 WITA klien

datang dengan keluhan warna

kulit bayi kuning dan malas

menyusu.

Penyebab ikterus

neonatorum yaitu :

1) Produksi bilirubin yang

berlebihan

2) Gangguan dalam proses

uptake dan konjugasi

hepar dan konjugasi

hepar

3) Gangguan dalam

transportasi

bilirubindalam darah

terikat oleh albumin

kemudian diangkut

kehepar

4) Gangguan dalam

ekskresi.

Jadi pada pengkajian data

subjektif tidak ditemukan

adanya kesenjangan antara

tinjauan pustaka dan tinjauan

kasus.

b. Pengkajian Data Objektif

Pada tinjauan pustaka

tanda-tanda bayi kecil untuk

masa kehamilan (KMK) :

1) Umur bayi dapat cukup,

kurang atau lebih bulan,

tetapi beratnya kurang dari

2.500 gram

2) Gerakannya cukup aktif,

tangis cukup kuat, kulit

keriput, lemak bawah kulit

tipis

3) Bila kurang bulan,

jaringan payudara kecil,

puting kecil.

4) Bila cukup bulan,

payudara dan puting sesuai

masa kehamilan

5) Bayi perempuan bila

cukup bulan labia mayora

menutupi labia minora

Page 10: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY,’’S’’ BBLR DENGAN IKTERUS …

10

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

6) Bayi laki-laki testis

mungkin telah turun,

Rajah telapak kaki lebih

dari 1/3 bagian,

Menghisap cukup kuat

(Proverawati, 2010 : 2-3).

Tanda-tanda BBLR, bayi yang

lahir dengan berat badan rendah

mempunyai ciri :

1) Umur kehamilan sama

dengan atau kurang dari 37

minggu

2) Berat badan sama dengan

atau kurang dari 2.500

3) Panjang badan sama

dengan atau kurang dari 46

cm, lingkar kepala sama

dengan atau kurang dari 33

cm, lingkar dada sama

dengan atau kurang dari 30

cm,

4) Rambut lanugo masih

banyak, Jaringan lemak

subkutan tipis atau kurang,

5) Tulang rawan daun telinga

belum sempurna

pertumbuhannya

6) Tumit mengkilap, telapak

kaki halus

7) Genitalia belum sempurna,

labia minora belum

tertutup oleh labia mayora,

klitoris menonjol (pada

bayi perempuan)

8) Testis belum turun ke

dalam skrotum, pigmentasi

dan rugue pada skrotum

kurang (pada bayi laki-

laki),

9) Tonus otot lemah sehingga

bayi kurang aktif dan

pergerakannya lemah,

Fungsi syaraf yang belum

atau tidak efektif dan

tangisnya lemah

10) Jaringan kelenjar mammae

masih kurang akibat

pertumbuhan otot dan

jaringan lemak masih

kurang, Verniks kaseosa

tidak ada atau sedikit bila

(Proverawati : 2010 : 3-4).

Ikterus patologis dengan tanda-

tanda sebagai berikut :

1) Jika kuningnya timbul

dalam 24 jam pertama

setelah lahir

2) Jika dalam sehari kadar

bilirubin meningkat secara

pesat atau progresif

3) Jika bayi tampak tidak

aktif, tidak mau menyusu,

cendrung lebih banyak

tidur, disertai suhu tubuh

Page 11: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY,’’S’’ BBLR DENGAN IKTERUS …

11

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

yang mungkin meningkat

atau malah turun

4) Jika bayi kuning lebih dari

2 minggu, Jika air

kencingnya berwarna tua

seperti air teh.

Pemeriksaan fisik pada tinjauan

pustaka adalah pemeriksaan

mata sklera putih dan warna

kulit kemerahan dan reflek

rooting : + kuat (bayi menoleh

kekanan atau kekiri saat disentuh

pada ujung mulut atau pipi,

reflek sucking : + kuat (bayi

menghisap puting payudara ibu

atau botol susu dengan kuat ).

Pada tinjauan kasus data

objektif diperoleh melalui

pemeriksaan fisik berupa,

palpasi, auskultasi dan perkusi.

Pada tinjauan kasus data objektif

di dapatkan hasil keadaan umum

sedang, kesadaran compos

mentis, apgar score : 7-8,

respirasi 50x/menit, nadi

138x/menit, s ; 36,5 oC, BBL

2100 gram, PB 45 cm, LK : 32

cm, LD : 30 cm. Pada

pemeriksaan fisik pada mata

terdapat sclera ikterik, kullit bayi

warna kuning dan pemeriksaan

Reflek rooting : + lemah (bayi

menoleh kekanan atau kekiri

saat disentuh pada ujung mulut

atau pipi, reflek sucking : +

lemah (bayi menghisap puting

payudara ibu atau botol susu

dengan lemah ).

Jadi pada pengkajian data

objektif ditemukan adanya

kesenjangan antara tinjauan

pustaka dan tinjauan kasus.

Tinjauan pustaka menyebutkan

pemeriksaan fisik pada mata

sklera putih dan warna kulit

kemerahan dan pemeriksaan

reflek rooting dan sucking kuat

sedangkan pada tinjauan kasus

pemeriksaan fisik pada mata

sclera ikterik dan warna kulit

bayi kuning dan pemeriksaan

reflek rooting dan sucking

lemah.

c. Analisa Data

Pada tinjauan pustaka

terdapat diagnosa. Diagnosa bayi

Ny.’’S’’ BBLR dengan Ikterus

Pada tinjauan kasus berdasarkan

data subjektif dan data objektif

ditemukan diagnosa yaitu bayi

Ny.’’S’’ BBLR dengan Ikterus

Jadi pada analisa data tidak

ditemukan adanya kesenjangan

Page 12: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY,’’S’’ BBLR DENGAN IKTERUS …

12

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

antara tinjauan pustaka dan

tinjauan kasus.

d. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan

merupakan tindakan nyata yang

dilakukan pada klien secara

komprehensif dengan melihat

kondisi klien dan fasilitas yang

ada.

Pada tinjauan pustaka menurut

Marmi Raharjo tindakan untuk

mengatasi masalah ikterus

neonatorum : pemberian ASI

yang teratur dan penanganan

fototherapy 24 jam.

Penatalaksanaannya pada BBLR

mempertahankan suhu tubuh

bayi, pengaturan dan

pengawasan intake,

penimbangan berat badan,

pencegahan dan penanganan

infeksi, kolaborasi dengan

dokter spesialis anak .

Berdasarkan data diatas tidak

terdapat kesenjangan antara

tinjauan pustaka dengan tinjauan

kasus.

3. KESIMPULAN

Dalam pengkajian data

subjektif pada kasus bayi

Ny.’’S’’ lahir pada tanggal 17

maret 2019 di ruang bersalin di

puskesmas labuan badas secara

spontan normal dengan berat

badan lahir 2100 gram, PB 45

cm, dengan jenis kelamin laki-

laki.

Sedangkan data objektif

didapatkan hasil pemeriksaan

keadaan umum sedang,

kesadaran composmentis, apgar

score 7-8, N : 138 x/menit, S:

36,5 OC, RR : 50 x/menit. BB :

2100 gram, PB : 45 cm, LK : 32

cm, LD : 30 cm, lila 9 cm, pada

pemeriksaan fisik inspeksi

kepala normal, ubun-ubun besar

menutup, tidak terdapat caput

succedenum, tidak terdapat

chepal hematoma, mata simetris,

konjungtiva tidak anemis, sklera

ikterik dan tidak sekret, warna

kulit tampak kuning, hidung

tidak ada pernafasan cuping

hidung, mulut tidak terdapat

kelainan, anus berlubanag satu,

ekstremitas atas dan bawah tidak

tampak kelaianan jari. Pada

pemeriksaan fisik palpasi kepala

tidak ada molase, genetalia 2

testis suudah turun ke skrotum

tidak ada kelaianan letak lubang

uretra, anus berlubang satu. Pada

pemeriksaan fisik auskultasi

Page 13: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY,’’S’’ BBLR DENGAN IKTERUS …

13

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

dada bunyi nafas normal, tidak

ada wneezing atau ronchi. Pada

pemeriksaan reflek morro (+)

kuat, reflek rooting (-) mulai

kuat, reflek sucking (-) mulai

kuat, reflek swallowing (+) kuat,

graph refleks (+) kuat,

babysnsky reflek (+) kuat, tonick

neck reflek (+) kuat. Di samping

itu penulis tidak mengalami

hambatan selama pengkajian,

karena keluarga klien dan

petugas kesehatan bersifat

kooperatif.

Pada analisa data didapatkan

diagnosa Asuhan Kebidanan

pada bayi Ny.’’S’’ BBLR

dengan Ikterus.

Pada penataksanaan Asuhan

Kebidanan pada bayi Ny.’’S’’

BBLR dengan Ikerus sesuai

dengan asuhan kebidanan yang

telah dilakukan yaitu :

mempertahankan suhu tubuh

bayi, pengaturan dan

pengawasan intake,

penimbangan berat badan,

pencegahan dan penanganan

infeksi, kolaborasi dengan

dokter spesialis anak sedangkan

penanganan pada ikterus

patologis adalah memberikan

ASI pada bayi sesering mungkin

(2 jam sekali) fototherapi 24

jam.

4. REFERENSI

A.Aziz Alimul. 2014. Metode

Penelitian. Jakarta :

Salemba Medika.

Fadlun & Feryanto Achmad.

2011. Asuhan Kebidanan

Patologis. Palembang :

Salemba Medika.

Mutmainnah Annisa Ui. 2017.

Asuhan Persalinan

Normal & Bayi Baru

Lahir. Samarinda : ANDI.

Maternity Dainty, dkk. 2018.

Asuhan Kebidanan

Neonatus, Bayi, Balita &

Anak Prasekolah.

Yogyakarta : ANDI.

Marmi & Kukuh Rahardjo.

2014. Asuhan Neonatus,

Bayi, Balita, dan Anak

Prasekolah. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Pantiawati Ika. 2010. Bayi

dengan BBLR (Berat

Badan Lahir Rendah).

Yogyakarta : Nuha

Medika.

Prawirohardjo Sarwono. 2014.

Ilmu Kebidanan. Jakarta :

Page 14: ASUHAN KEBIDANAN PADA BY. NY,’’S’’ BBLR DENGAN IKTERUS …

14

Jurnal Akademika Husada │Volume II Nomor 1 : Maret 2020

PT. BINA PUSTAKA :

SARWONOPRAWIROH

ARDJO.

Rukiyah & Yulianti. 2016.

Asuhan Neonatus, Bayi,

Dan Anak Balita. Jakarta :

Trans Info Media.

Proverawati & Asmawati. 2010.

Berat Badan Lahir

Rendah. Yogyakarta : Nuha

Medika.

Swarjanna I Ketut. 2015.

Metedologi Penelitian

Kesehatan. Yogyakarta :

Monica Bendatu.