asuhan kebidanan
-
Upload
ellyn-dersternforlufh -
Category
Documents
-
view
173 -
download
0
Transcript of asuhan kebidanan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin,
hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. pada penderita anemia,
lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah dibawah normal.
Penyebabnya bias karena kurang gizi untuk pembentukan darah, misalnya zat
besi, asam folat dan B12. ( Ai Yeyeh Rukiyeh, 2010 ). Frekuensi ibu hami
dengan anemia di Indonesia relatif tinggi yaitu 63,5% sedang di Amerika 6%.
Kekurangan gizi dan perhatian yang kurang terdapat ibu hamil merupakan
perdisposis anemia divisiensi di Indonesia (Saifuddin, 2006 : 281). Menurut
WHO kejadian anemia kehamilan berkisar antara 20% sampai 89% dengan
menetapkan Hb 11 gr% sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di
Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi.
Hoo Swie Tjiong menemukan angka anemia kehamilan 3,8 % pada
trimester 1,13% trimester II < dan 24,8 % pada trimester III. Akrib Sukarman
menemukan sebesar 40,1 % di Bogor. Bakta menemukan anemia hamil
sebesr 50,7 % di Pukesmas Kota Denpasar sedangkan Shindu menemukan
sebesar 33,4 % di Pukesmas Ngawi. Simanjutak mengemukakan bahwa
sekitar 70 % ibu hamil di Indonesia menderita anemia kekurangan gizi. Pada
pengamatan lebih lanjut menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang
diderita masyarakat adalah karena kekurangan zat besi yang diatasi melalui
pemberian zat besi secara teratur dan peningkatan gizi (Manuaba, 1998 : 29) .
Menurut Depkes RI (2001) anemia dibagi menjadi dua derajat yaitu
anemia sedang bila kadar Hb antara 8-11 gr% dan anemia berat bila kadar Hb
< 8 gr%.(4) Berdasarkan klasifikasi WHO Hb wanita hamil dibagi menjadi
tiga kategori yaitu normal ≥ 11 gr%, anemia ringan 8-11 gr%, anemia berat <
8 gr%. Menurut Kasdu (2005) anemia digolongkan menjadi 3 yaitu 9-10gr%
anemia ringan, 7-8 gr% anemia sedang, < 7 gr% anemia berat.
1
Kehamilan terlalu tua adalah kehamilan diatas usia 34 tahun. Penyebab
kehamilan pada usia terlalu tua tidak tidak dianjurkan karena pada usia
tersebut kondisi kesehatan ibu mulai menurun, fungsi rahim menurun,
kualitas sel telur berkurang, meningkatnya komplikasi medis pada kehamilan
dan persalinan, berhubungan dengan kelainan degenerative, hipertensi dan
kencing manis. Resiko yang mungkin terjadi antara lain keguguran,
preeklamsia (tekanan darah tinggi, udem proteinuria), eklamsia (keracunan
kehamilan), timbul kesulitan pada persalinan, perdarahan, berat badan lahir
rendah (BBLR)
Letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam
uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi
yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala
janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Angka kejadian letak
lintang sebesar 1 dalam 300 persalinan. Hal ini dapat terjadi karena
penegakkan diagnosis letak lintang dapat dilihat pada kehamilan muda
dengan menggunakan ultrasonografi. Pemeriksaan USG juga bermanfaat
dalam menegakkan adanya plasenta previa.
Dengan ditemukannya letak lintang pada pemeriksaan antenatal,
sebaiknya diusahakan mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi luar.
Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek, baik terhadap ibu
maupun janinnya. Faktor – faktor yang mempengaruhi kematian janin pada
letak lintang di samping kemungkinan terjadinya letak lintang kasep dan
ruptura uteri, juga sering akibat adanya tali pusat menumbung serta trauma
akibat versi ekstraksi untuk melahirkan janin.
Letak lintang adalah suatu keadaaan dimana janin melintang (sumbu
panjang janin kira-kira tegak lurus dengan sumbu panjang tubuh ibu) di
dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada
pada sisi yanglain. Bila sumbu panjang tersebut membentuk sudut lancip,
hasilnya adalah letak lintang oblik. Letak lintang oblik biasanya hanya terjadi
sementara karena kemudian akan berubah menjadi posisi longitudinal atau
letak lintang saatpersalinan. Di Inggris letak lintang oblik dinyatakan sebagai
2
letak lintang yang tidak stabil. Kelainan letak pada janin ini termasuk dalam
macam-macam bentuk kelainan dalam persalinan (distosia).
Letak lintang terjadi pada 1 dari 322 kelahiran tunggal (0,3 %) baik
diMayo Clinic maupun di University of Iowa Hospital, USA. Di Parklannd
Hospital, dijumpai letak lintang pada 1 dari 335 janin tunggal yang lahir
selama lebih dari 4 tahun. Beberapa rumah sakit di Indonesia melaporkan
angka kejadian letak lintang, antara lain: RSU dr.Pirngadi Medan 0,6%; RS
Hasan Sadikin Bandung1,9%; RSUP dr.Cipto Mangunkusumo selama 5
tahun 0,1%; sedangkanGreenhill menyebut 0,3% dan Holland 0,5-0,6%.
Insidens pada wanita dengan paritas tinggi mempunyai kemungkinanan 10
kali lebih besar dari nullipara.
Dengan ditemukannya letak lintang pada pemeriksaan antenatal,
sebaiknya diusahakan mengubah menjadi presentasi kepala dengan versi luar.
Persalinan letak lintang memberikan prognosis yang jelek baik terhadap ibu
maupun janinnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian janin pada
letak lintang disamping kemungkinan terjadinya letak lintang kasep dan
ruptur uteri, juga sering akibat adanya tali pusat menumbung serta trauma
akibat versi ekstraks
B. RUMUSAN MASALAH
Pada tahun 2012 terdapat 7 ibu hamil dengan anemia, 16 ibu hamil dengan
letak lintang, dan faktor usia >35 tahun sebanyak 45 ibu hamil maka dari itu
penulis menerapkan bagaimana asuhan yang di berikan pada Ny ”M” G2P1(1)A0
hamil 27-28 minggu dengan anemia sedang dan faktor usia >35 tahun JTH
letak lintang di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013”.
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny ”M” G2P1(1)A0
hamil 27-28 minggu dengan anemia sedang dan faktor usia >35 tahun JTH
letak lintang di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013”secara dini
3
sehingga dapat mengantisipasi bila terjadi komplikasi- komplikasi yang
mungkin akan timbul.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengumpulan data dasar dengan mengidentifikasi Ny ”M”
G2P1(1)A0 hamil 27-28 minggu dengan anemia sedang dan faktor usia >35
tahun JTH letak lintang di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013”
b. Menginterprestasikan data dasar dengan menegakkan diagnosa, masalah,
kebutuhan pada Ny ”M” G2P1(1)A0 hamil 27-28 minggu dengan anemia
sedang dan faktor usia >35 tahun JTH letak lintang di Puskesmas
Sukarami Palembang Tahun 2013”.
c. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan antisipasi pada Ny
”M” G2P1(1)A0 hamil 27-28 minggu dengan anemia sedang dan faktor usia
>35 tahun JTH letak lintang di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun
2013”.
d. Mengidentifikasi dan menerapkan kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera pada Ny ”M” G2P1(1)A0 hamil 27-28 minggu dengan
anemia sedang dan faktor usia >35 tahun JTH letak lintang di Puskesmas
Sukarami Palembang Tahun 2013”.
e. Merencanakan asuhan yang akan dilakukan secara menyeluruh pada Ny
”M” G2P1(1)A0 hamil 27-28 minggu dengan anemia sedang dan faktor usia
>35 tahun JTH letak lintang di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun
2013”.
f. Mengimplementasikan perencanaan asuhan kepada Ny ”M” G2P1(1)A0
hamil 27-28 minggu dengan anemia sedang dan faktor usia >35 tahun
JTH letak lintang di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013”.
g. Mengevaluasi asuhan kebidanan yang berkaitan pada Ny ”M” G2P1(1)A0
hamil 27-28 minggu dengan anemia sedang dan faktor usia >35 tahun
JTH letak lintang di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013”.
4
D. MANFAAT PENULISAN
1. Bagi Pasien
a. Sebagai acuan bagi ibu agar melakukan pemeriksaan kehamilan
secara teratur sehingga kemungkinan komplikasi seperti anemia dapat
diketahui sejak dini.
b. Dapat digunakan sebagai dasar dalam bidang peningkatan pelayanan
ibu hamil dan dapat memberikan masukan untuk meningkatkan upaya
preventif berupa penyuluhan–penyuluhan tentang kehamilan dengan
anemia.
c. Sebaiknya dalam melakukan perencanaan kebidanan harus melibatkan
peran serta keluarga klien demi kelancaran proses kebidanan dan
pengobatan.
2. Bagi Penulis
Mendapat pengalaman yang sangat berharga dalam melakukan asuhan
kebidanan dan pendokumentasian.
3. Bagi Pendidikan
a. Sebagai tambahan isi perpustakaan / bahan referensi bagi penelitian
selanjutnya.
b. Hasil laporan ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kompetensi
mahasiswa.
E. RUANG LINGKUP
Pada pembuatan laporan ini penulis melakukan penulisan askeb ANC
hanya dibuat untuk 1 ibu hamil yang membahas kasus mengenai Ny ”M”
G2P1(1)A0 hamil 27-28 minggu dengan anemia sedang dan faktor usia >35
tahun JTH letak lintang di Puskesmas Sukarami Palembang Tahun 2013
dimana pengkajian, pengumpulan data dan pemeriksaan fisik dilakukan di
Puskesmas Sukarami palembang
5
F. WAKTU DAN PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal : Rabu,16 Januari 2013
Pukul : 09.45 WIB
Tempat : Ruang KIA Puskesmas Sukarami Jl Kebun Bunga
Kelurahan Kebun Bunga RT 37 RW 05 No 1 KM 9
Kecamatan Sukarami Palembang.
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Halaman sampul
Halaman pengesahan
Halaman persetujuan
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I Pendahuluan
BAB II Tinjauan Pustaka
BAB III Profil Puskesmas
BAB IV Manajemen Asuhan Kebidanan
BAB V Pembahasan
BAB VI Penutup
Daftar pustaka
Lampiran
6
BAB II
LANDASAN TEORI
I. KONSEP KEHAMILAN
1. PENGERTIAN
Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau
fetus di dalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi
(gestasi adalah periode waktu bayi berada di dalam rahim misalnya, dalam
kasus kembar, atau triplet/kembar tiga), masa kehamilan dimulai dari
konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari
(40 minggu/9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu trimester I dimulai dari konsepsi
sampai 3 bulan, trimester II dari bulan ke empat sampai 6 bulan, trimester
III dari bulan ke 7 sampai 9 bulan. (Sarwono, 2006)
2. PROSES KEHAMILAN
Proses kehamilan diawali dari pertemuan antara sel telur dan sel
sperma melalui coitus sehingga terjadi fertilisasi di tuba falopi. Hasil
konsepsi tersebut kemudian berkembang menjadi zigot yang kemudian
akan berkembang lagi menjadi embrio yang akan mengalami nidasi di
cavum uteri pada lapisan endometrium dan selanjutnya mengalami
perkembangan dengan suplai nutrisi dari ibu melalui plasenta.
Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim melalui
berbagai tahapan mulai dari pembentukan organ-organ sampai
perkembangan fungsi organ-organ tersebut. Selama masih didalam rahim,
metabolisme tubuh janin memiliki kesatuan dengan metabolisme tubuh
ibu, sehingga keduanya saling mempengaruhi. Setiap perubahan
metabolisme tubuh ibu akan berpengaruh juga terhadap perubahan
metabolisme janin, bahkan berpengaruh terhadap anatomi dan fisiologi
pada bayi setelah lahir.
7
3. DETEKSI DINI KEHAMILAN DENGAN FACTOR RESIKO
Deteksi dini kehamilan dengan factor resiko adalah kegiatan yang
dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan
komplikasi kebidanan. Kehamilan merupakan proses reprosuksi yang
normal, tetapi tetap mempunyai resiko untuk terjadinya komplikasi. Oleh
karenanya, deteksi dini oleh tenaga kesehatan dan masyarakat tentang
adanya faktor resiko dan komplikasi serta penanganan yang adekuat sedini
mungkin, merupakan kunci keberhasilan dalam penurunan angka kematian
ibu dan bayi yang dilahirkannya. Faktor resiko pada ibu hamil adalah:
a. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
b. Anak lebih dari 4
c. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun
d. Kurang energy kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari
23,5cm atau penambahan berat badan <9kg selama masa kehamilan.
e. Anemia dengan kadar hemoglobin <11gr/dl.
f. Tinggi badan kurang dari 145cm atau dengan kelainan bentuk panggul
dan tulang belakang.
g. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum
kehamilan ini.
h. Sedang/pernah menderita penyakit kronis antara lain: tuberculosis,
kelainan jantung-ginjal-hati, psikosis, kelainan endokrin, tumor dan
keganasan.
i. Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan ektopik
terganggu, mola hidatidosa, ketuban pecah dini, bayi dengan cacat
congenital.
j. Riwayat persalinan dengan komplikasi: Persalinan dengan seksio
caesar, ektraksivakum/forceps.
k. Riwayat nifas dengan komplikasi: perdarahan pasca persalinan, infeksi
masa nifas, psikosis post partum (post partum blues).
l. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan
riwayat cacat kongenital.
8
m. Kelainan jumlah janin: kehamilan ganda, kembar siam
n. Kelainan besar janin: pertumbuhan janin terhambat, janin besar
o. Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada usia
kehamilan lebih dari 32 minggu
4. ANC
a. PENGERTIAN
Ante Natal Care adalah asuhan kebidanan yang diberikan kepada
ibu hamil dari awal kehamilan sampai menjelang persalinan, untuk
mendapatkan pelayanan 7 T yaitu timbang berat badan, ukur tekanan
darah, ukur tinggi fundus uteri, imunisasi TT, pemberian tablet Fe, tes
terhadap IMS, dan temu wicara yang diberikan hanya oleh tenaga
kesehatan profesional dan tidak dapat diberikan oleh dukun bayi.
b. TUJUAN
1) Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan
bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, dan proses
kelahiran bayi.
2) Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, bedah atau
obstetri selama kehamilan.
3) Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi
komplikasi.
4) Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses,
menjalankan nifas normal dan merawat anak secara fisik,
psikologis dan sosial. ( Yuni,dkk. 2010 )
c. JADWAL ANC
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa
mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil memerlukan
sedikitnya 4 kali kunjungan selama periode antenatal yaitu satu kali
kunjungan selama trimester pertama, satu kali kunjungan selama
9
trimester ke-2 dan dua kali kunjungan selama trimester ke-3,
kunjungan tersebut dilakukan untuk deteksi dini terhadap tanda bahaya
kehamilan serta komplikasi-komplikasi yang menyertai kehamilan
seperti perdarahan pervaginam, hipertensi, preeklamsi berat dan
eklamsi, serta penyakit-penyakit yang menyertai kehamilan seperti
penyakit jantung, Asma, Gagal ginjal, dan salah satu diantaranya yang
masih jarang terdeteksi adalaah kehamilan dengan diabetes, semua
Resiko komplikasi dalam kehamilan tersebut dapat mengakibatkan
kematian pada ibu maupun janin yang akan mempertinggi angka
kematian ibu dan bayi jika tidak mendapatkan penanganan lebih awal.
Jadwal pemeriksaan kehamilan yaitu:
a) Pemeriksaan yang pertama kali ideal adalah sedini mungkin ketika
haidnya terlambat satu bulan.
b) Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan.
c) Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan.
d) Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan.
e) Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan.
Kunjungan antenatal care (ANC) sebaiknya dilakukan 4 kali selama
kehamilan, yaitu:
a. 1 kali pada trimester pertama (< 14 minggu).
b. 1 kali pada trimester kedua (antara minggu 14–28).
c. 2 kali pada trimester ketiga (antara minggu 28–36 dan sesudah
minggu ke 36).
d. PENILAIAN KLINIK
Penilaian klinik merupakan proses berkelanjutan yang dimulai
pada kontak pertama antara petugas kesehatan dengan ibu hamil dan
secara optimal berakhir pada pemeriksaan 6 minggu setelah persalinan.
Pada setiap kunjungan antenatal, petugas mengumpulkan dan
menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis mencakup
riwayat kehamilan saat ini, riwayat obstetri lalu, riwayat penyakit,
10
riwayat sosial ekonomi, dan pemeriksaan fisik yang mencakup fisik
umum (TTV, antropometri, pemeriksaan head to toe), pemeriksaan
luar seperti pemeriksaan abdomen (leopold 1, 2, 3, 4, dan auskultasi
DJJ), pemeriksaan dalam (pemeriksaaan vulva/perinium, inspekulum)
dan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium (darah, urin) dan
USG
II. KONSEP LETAK LINTANG
A. PENGERTIAN
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam
uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong pada sisi yang
lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi daripada kepala
janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul. Punggung janin
dapat berada di depan (dorsoanterior), di belakang (dorsoposterior) atau di
bawah (dorsoinferior).
Letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di dalam
uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada
sisi yang lain. Letak lintang merupakan salah satu malpresentasi janin
yang dapat menyebabkan kelambatan atau kesulitan dalam persalinan.
Letak lintang merupakan keadaan yang berbahaya karena besarnya
kemungkinan risiko kegawatdaruratan pada proses persalinan baik pada
ibu maupun janin.
Letak lintang adalah letak janin dengan posisi sumbu panjang tubuh
janin memotong atau tegak lurus dengan sumbu panjang Ibu. Pada letak
oblik biasanya hanya bersifat sementara, sebab hal ini merupakan
perpindahan letak janin menjadi letak lintang atau memanjang pada
persalinan.
Pada letak lintang, bahu biasanya berada di atas pintu atas panggul
sedangkan kepala terletak pada salah satu fosa iliaka dan bokong pada fosa
iliaka yang lain kondisi seperti ini disebut sebagai presentasi bahu atau
presentasi akromion. Posisi punggung dapat mengarah ke posterior,
11
anterior, superior, atau inferior, sehingga letak ini dapat dibedakan
menjadi letak lintang dorso anterior dan dorso posterior
B. ETIOLOGI
Penyebab letak lintang adalah :
1. Dinding abdomen teregang secara berlebihan disebabkan oleh
kehamilan multivaritas pada ibu hamil dengan paritas 4 atau lebih
terjadi insiden hampir sepuluh kali lipat dibanding ibu hamil nullipara.
Relaksasi dinding abdomen pada perut yang menggantung akibat
multipara dapat menyebabkan uterus berali kedepan. Hal ini
mengakibatkan defleksi sumbu panjang janin menjauhi sumbu jalan
lahir, sehingga terjadi posisi oblik atau melintang.
2. Janin prematur, pada janin prematur letak janin belum menetap,
perputaran janin sehingga menyebabkan letak memanjang.
3. Plasenta previa atau tumor pada jalan lahir. Dengan adanya plasenta
atau tumor dijalan lahir maka sumbu panjang janin menjauhi sumbu
jalan lahir.
4. Abnormalitas uterus, bentuk dari uterus yang tidak normal
menyebabkan janin tidak dapat engagement sehingga sumbu panjang
janin menjauhi sumbu jalan lahir.Panggul sempit, bentuk panggul yang
sempit mengakibakan bagian presentasi tidak dapat masuk kedalam
panggul (engagement) sehingga dapat mengakibatkan sumbu panjang
janin menjauhi sumbu jalan lahir.
C. DIAGNOSIS
1. Mudah ditegakkan bahkan dengan pemeriksaan inspeksi saja.
Abdomen biasanya melebar kearah samping dan pundus uteri melebar
di atas umbilikus
a. Pemeriksaan abdomen dengan palpasi perasat leopold
mendapatkan hasil :
b. Leopold 1 pundus uteri tidak ditemukan bagian janin.
12
c. Leopold II teraba balotemen kepala pada salah satu fosa iliaka dan
bokongpada fosa iliaka yang lain
d. Leopold III dan IV tidak ditemukan bagian janin, kecuali pada saat
persalinan berlangsung dengan baik dapat teraba bahu didalam
rongga panggul. Bila pada bagian depan perut ibu teraba suatu
dataran keras yang melintang maka berarti punggung anterior. Bila
pada bagian perut ibu teraba bagian – bagian yang tidak beraturan
atau bagian kecil janin berarti punggung posterior
2. Pada pemeriksaan dalam teraba bagian yang bergerigi yaiti tulang
rusuk pada dada janin diatas pintu atas panggul pada awal persalinan.
Pada persalinan lebih lanjut teraba klavikula.posisi aksilla
menunjukkan kemana arah bahu janin menghadap tubuh ibu. Bila
persalinan terus berlanjut bahu janin akan masuk rongga panggul dan
salah satu lengan sering menumbun (lahir terlebih dahulu) kedalam
vagina dan vulva
Gambar 2.1. Pemeriksaan luar pada letak lintang
13
D. PENATALAKSANAAN
Apabila pada pemeriksaan antenatal ditemukan letak lintang,
sebaiknya diusahakan menjadi presentasi kepala dengan versi luar.
Sebelum melakukan versi luar harus dilakukan pemeriksaan teliti ada atau
tidaknya panggul sempit, tumor dalam panggul, atau plasenta previa,
sebab dapat membahayakan janin dan meskipun versi luar berhasil, janin
mungkin akan memutar kembali. Untuk mencegah janin memutar kembali,
ibu dianjurkan menggunakan korset dan dilakukan pemeriksaan antenatal
ulangan untuk menilai letak janin. Ibu diharuskan masuk rumah sakit lebih
dini pada permulaan persalinan, sehingga apabila terjadi perubahan letak,
segera dapat ditentukan prognosis dan penanganannya. Pada permulaan
persalinan, masih dapat diusahakan mengubah letak lintang janin menjadi
presentasi kepala asalkan pembukaan masih kurang dari 4 cm dan ketuban
belum pecah.
Pada primigravida, jika versi luar tidak berhasil sebaiknya segera
dilakukan seksio sesaria. Sikap ini berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut:
1. Bahu tidak dapat melakukan dilatasi pada serviks dengan baik,
sehingga pada primigravida kala I menjadi lama dan pembukaan
serviks sukar menjadi lengkap
2. Karena tidak ada bagian besar janin yang menahan tekanan intra-uterin
pada waktu his, maka lebih sering terjadi ketuban pecah sebelum
pembukaan serviks sempurna dan dapat mengakibatkan terjadinya
prolapsus funikuli
3. Pada primigravida versi ekstraksi sulit dilakukan.
Pertolongan persalinan letak lintang pada multipara bergantung kepada
beberapa faktor. Apabila riwayat obstetri yang bersangkutan baik, tidak
didapat kesempitan panggul, dan janin tidak seberapa besar, dapat
ditunggu dan diawasi sampai pembukaan lengkap untuk melakukan versi
ekstraksi. Selama menunggu harus diusahakan supaya ketuban tetap utuh
14
dan melarang ibu meneran atau bangun. Apabila ketuban pecah sebelum
pembukaan lengkap dan terdapat prolapsus funikuli, harus segera
dilakukan seksio sesaria.
III. KOSEP ANEMIA
A. PENGERTIAN ANEMIA
Anemia dalam bahasa yunani artinya tanpa darah,yaitu keadaan
saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin(protein pembawa
oksigen)dalam sel merah berada dibawah normal,sel darah merah
mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut
oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian
tubuh.anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau
jumlah hemoglobin dalam sel darah merah ,sehingga darah tidak dapat
mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang di perlukan tubuh.
Menurut Beberapa Ahli Anemia adalah
1. Anemia Menurut Prof.Dr.Sarwono Prawirohardjo, SpOG
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah
11gr/dl pada trimester I dan III,atau kadar < 10,5 gr/dl pada trimester
II.Nilai batas tersebut terjadi karena hemodilusi,terutama pada
trimester II.
2. Anemia Menurut Ssweet,1997
Anemia adalah istilah umum yang digunakan untuk defisiensi
pada kuantitas atau kualitas sel darah merah (SDM) yang
berakibatkan penurunan kapasitas pembawa oksigen darah
3. Anemia Menurut Wawik Handayani,2008
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat
besi ,jenis anemia yang pengobatan nya yang relative
4. Anemia Menurut http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid:798
Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai dengan
kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah
15
di bandingkan normal.pada pria dikatakan anemia ialah jika kadar
hemoglobin kurang dari 14 gr/dl.pada wanita ialah jika kadar
hemoglobin kurang dari 11 gr/dl
5. Anemia Menurut www.anemiaibuhamil.com
Anemia umumnya di definisikan sebagai konsentrasi hemoglobin
(Hb) kurang dari normal atau mudah ,bahkan murah .anemia pada
kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai
kesejahteraan social ekonomi masyarkat dan pengaruhnya sangat
besar terhadap kualitas sumber daya manusia.
6. Anemia Menurut www.anemia.com
Anemia adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah
atau jumlah hemoglobin (protein pengangkut oksigen) kurang dari
normal selama hamil ,volume darah bertambah sehingga penurunan
konsetrasi sel darah merah dan hemoglobin yang sifatnya menengah
adalah normal
7. Anemia Menurut Engstrom dan Sittler
Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan atau masa
hemoglobin yang bedebar tidak memenuhi fungsinya untuk
menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat
besi, jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah, bahkan murah.
Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat, dan
pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia.
Baik di negara maju maupun di negara berkembang, seseorang
disebut menderita anemia bila kadar Hemoglobin (Hb) kurang dari
10 gr %, disebut anemia berat atau bila kurang dari 6 gr %, disebut
anemia gravis
Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal hemoglobin 12 – 15
gr % dan hematokrit 35-54 %, angka – angka tersebut juga berlaku
untuk wanita hamil, terutama wanita yang mendapat pengawasan
16
selama hamil. Oleh karena itu, pemeriksaan hematokrit dan
hemogloblin harus menjadi pemeriksaan darah rutin selama
pengawasan antenatal. Sebaiknya pemerintahan dilakukan setiap 3
bulan atau paling sedikit 1 kali pada pemeriksaan pertama atau pada
triwulan pertama dan sekali lagi pada triwulan akhir. Kebutuhan gizi
ibu hamil
a. Kebutuhan energi 300 Kkal/hari
b. Karbohidrat 1.500 kalori
c. Protein dan asam amino 60-76 gram /hari
d. Lemak tidak lebih dari 25 %
Kebutuhan vitamin yang larut dalam lemak
a. Vitamin A trimester III 200mg/hari
b. Vitamin D 10 mg/hari
c. Vitamin E 2 mg/hari
Kebutuhan Vitamin yang larut dalam air
a. Vitamin C 70 mg /hari
b. Thiamin 0,4 mg/hari
c. Niasin 2mg /hari
d. Riboflavin 0,2 mg /hari
e. Asam folat 0,2 mg/hari
f. Kalsium 900 mg /hari
g. Fosfor 700 mg/hari
h. Seng 15 mg /hari
i. Besi 30-60 mg /hari
B. PENYEBAB ANEMIA PADA UMUMNYA
1. Kurang zat besi dalam diet
2. Malabsorpsi
3. Kurang gizi (malnutrisi)
4. Kehilangan darah yang banyak pada saat persalian yang lalu,dan haid
5. Penyakit kronik seperti :tbc,paru,cacing usus,dan malaria
17
C. KRITERIA ANEMIA
Untuk memenuhi definisi anemia maka perlu di tetapkan batas-
batas hemoglobin dan hematokrit yang dianggap sudah terjadi
anemia,batas tersebut di pengaruhi oleh berbagai macam factor di
antaranya yaitu usia,jenis kelamin.batasan yang umum di gunakan
adalah criteria WHO pada tahun 1968. Dinyatakan sebagai anemia bila
terdapat nilai dengan criteria sebagai berikut:
1. Laki-laki dewasa Hb<13gr/dl
2. Perempuan Hb<12 gr/dl
3. Perempuan hamil Hb<11 gr/dl
4. Anak usia 6-14 tahun Hb<12 gr/dl
5. Anak usia bulan-6 tahun Hb<11 gr/dl
Untuk criteria anemia di klinik,rumah sakit atau praktik klinik pada
umunya, dinyatakan anemia bila terdapat nilai sebagai berikut:
1. Hb <10 gr/dl
2. Hematokrit < 30%
3. Eritrosit <2,8 juta/mm
D. DERAJAT ANEMIA
Derajat anemia di tentukanoleh kadar Hb,klasifikasi derajat anemia
yang umum dipakai adalah sebagai berikut:
1. Ringan Sekali Hb10gr/dl-13gr/dl
2. Ringan Hb 8gr/dl-9.9gr/dl
3. Sedang Hb 6gr/dl-7.9gr/dl
4. Berat Hb < 6gr/dl
18
E. TANDA DAN GEJALA ANEMIA
Gejala anemia sangat bervariasi ,tetapi pada umumnya dapat dibagi
menjadi tiga golongan besar,yaitu sebagi berikut:
1. Gejala Umum Anemia
Gejala umum anemia disebut juga sebagai sindrom anemia
atau anemic syndrome.gejala umum anemia atau sindrom anemia
adalah gejala yang timbul pada semua jenis anemia pada kadar
hemoglobin yang sudah menurun sedemikian rupa dibawah titik
tertentu.gejala ini timbul karena anoksia organ target dan mekanisme
kompetensi tubuh terhadap penurunan hemoglobin .gejala –gejala
tresebut apabila di klasifikasi kan menurut organ tertentu:
1. System Kardiovaskuler :lesu ,cepat
lelah,palpitasi,takikardi,sesak napas saat beraktifitas dan gagal
jantung
2. System Saraf :sakit kepala ,pusing,telinga
mendenging,mata berkunang-kunang,kelemahan
otot,iritabilitas,lesu serta perasaan dingin pada ekstermitas
3. System Urogenital :gangguan haid dan libido menurun
4. Epitel :warna pucat pada kulit dan mukosa,elastisitas kulit
menurun,serta rambut tipis dan halus
2. Gejala Khas Masing-Masing Anemia
Gejala khas yang menjadi cirri dari masing-masing jenis
anemia adalah sebagai berikut:
a) Anemia Defisiensi Besi:disfagia,atrofi papil lidah,stomatis
angularis
b) Anemia Defisiensi Asam Folat:lidah merah
c) Anemia Hemoliti:ikterus dan hepatosplenomegali
d) Anemia Aplastik:perdarahan kulit atau mukosa dan tanda-tanda
infeksi
19
3. Gejala Anemia Penyakit Dasar
Gejala penyakit dasar yang menjadi penyebab anemia.gejala
ini timbul karena penyakit –penyakit yang mendasari anemia
tersebut.
F. PENGARUH ANEMIA DALAM KEHAMILAN
1. Bahaya Anemia Selama Kehamilan
a. Dapat terjadi Abortus
b. Persalinan Premature
c. Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
d. Mudah menjadi Infeksi
e. Ancaman Decompensasi Kordis (hb < 6 gr/dl)
f. Molahidatidosa
g. Hiperemesis Gravidarum
h. Perdarahan Pervaginam
i. Ketuban Pecah Dini
2. Bahaya Pada Saat Persalinan
a. Ganguan His Mempengaruhi Kekuatan Mengejan
b. Kala 1 berlangsung lama
c. Dapat terjadi perdarahan post partum dan atonia uteri
3. Bahaya Pada Masa Nifas
a. Terjadi Sub Involusio Uteri menimbulkan perdarahan post partum
b. Memudahkan infeksi peurperium
c. Pengeluaran ASI berkurang
d. Mudah terjadi infeksi mamme
4. Bahaya terhadap janin
a. Abortus
b. Terjadi kematian intra uteri
c. Persalianan premature tinggi
d. Berat badan lahir rendah
20
e. Kelahiran dengan anemia
f. Dapat terjadi cacat bawaan
g. Bayi mudah terkena infeksi
G. JENIS-JENIS ANEMIA
1. Anemia Defisiensi Besi
Anemia umum nya di definisikan sebagai konsentrasi
hemoglobin ( Hb ) kurang dari normal atau konsentrasi SDM dalam
darah lebih rendah dari normal (Engstron dan Sittler 1994)
Diperkirakan bahwa kebutuhan maternal selam kehamilan aterm
kira-kira 1000mg dari zat besi elemental -300mg untuk
perkembangan janin dan plasenta dan 500 mg untuk ekspansi masa
hb maternal.kira-kira 200mg hilang melalui ekskresi kulit,usus,,dan
urinaturun.cara untuk pertimbangan kebutuhan zat besi ibu selama
hamil adalah pengenalan bahwa kebutuhan terhadap zat besi kira-
kira 5 mg dari zat besi elemental perhari selama trimester kedua da
ketiga .defisiensi zat besi dapat terjadi dengan cepat atau lambat
Simpanan zat besi tergantung pada asupan zat besi diet dan
absorsi zat besi diet bergantung kualitas zat besi makanan,dan
adanya peningkatan atau penghambat absorsi pencernaan bersamaan
makanan mengandung zat besi.
Anemia jenis ini biasa nya berbentuk normositik dan
hipokromikm serta paling banyak di jumpai
a. Tanda dan Gejala
Kebanyakan wanita hamil yang mengalami defisiensi zat
besi adalah asimtomatik .mereka yang datang dengan gejala
keluhan keletihan ,kurang energi,atau kunang-kunang.ibu dengan
anemia berat dapat juga mengalami dispnuea dan
papilatasi .pemeriksaan fisik dapat mengidentifikasi membrane
mukosa pucat,pada kebanyakn kasus anemia defisiensi zat besi,
21
stomastitis angular (erosi pada sudut mulut),pecah pada
bibir,glositis,dan kuku rapuh mungkin terlihat.
b. Diagnosis
Uji yang lebih definitive untuk mendiagnosa anemia
difisiensi zat besi adalah feritin sarum karena sebagian dari
defisiensi zat besi .penyebab lain anemia pada kehamilan tidak di
kateristikan oleh kadar firitin rendah.untuk alasan ini.
c. Pengobatan
Pengobatan yang dilakukan ialah dengan pemberian tablet besi
2. Anemia Megaloblastik
a. Penyebabnya ialah:kekurangan Vit B.12,malnutrisi dan infeksi
yang kronis
b. Pengobatan: Asam Folik 15 – 30 mg per hari, Vit B12 3×1 tablet
per hari, Sulfas Ferosus 3×1 tablet per hari,pada kasus berat dan
pengobatan per oral hasilnya lambanm maka dapat diberikan
tranfusi darah
3. Anemia Hipoplastik:
a. Penyebabnya: hipofungsi sumsum tulang belakang, membentuk
sel-sel darah merah baru. Untuk diagnosis diperlukan
pemeriksaan-pemeriksaan,darah tepi lengkap,Pemeriksaan fungsi
sternal,Pemeriksaan retikulosh.Penyebab belum diketahui pasti,
kecuali yang disebabkan oleh infeksi berat (sepsis), keracunan,
dan sinar rontgen atau sinar radiasi
b. Pengobatan: Terapi dengan obat-obatan tidak memuaskan
mungkin pengobatan yang paling balik yaitu transfusi darah yang
yang perlu sering diulang
4. Anemia Hemolitik
a. Penyebabnya: penghancuran / pemecahan sel darah merah yang
lebih cepat dari pembuatannya
22
b. Gejala Utama:Anemia dengan kelainan-kelainan gambaran
darah,kelelahan,dan kelemahan,gejala komplikasi yaitu terjadi
kelainan organ-organ vital
c. Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat
besi. Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi
glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan
maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya
cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet.
Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas,
karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar
adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan
pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan
tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek
H. PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi
seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi
daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat
ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan
kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan. Perlu
diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah
diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan
olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.
(www.forbetterhealth.wordpress.com.anemia-pada-ibu-hamil)
Pencegahan tersier pada anemia ibu hamil diantaranya yaitu
mempertahankan kadar hemoglobin tetap dalam batas normal,
memeriksa ulang secara teratur kadar hemoglobin, mengeliminasi
faktor risiko seperti intake nutrisi yang tidak adekuat pada ibu hamil,
tetap mengkonsumsi tablet Fe selama kehamilan dan tetap
23
mengkonsumsi makanan yang adekuat setelah persalinan.
(www.dinkes.banjarbarukota.go.id.epidemiologi-anemia-pada-ibu-
hamil.html).
Anemia juga bisa dicegah dengan mengatur jarak kehamilan
atau kelahiran bayi. Makin sering seorang wanita mengalami
kehamilan dan melahirkan, akan makin banyak kehilangan zat besi
dan menjadi makin anemis. Jika persediaan cadangan Fe minimal,
maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan
akhirnya menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya. Oleh
karena itu, perlu diupayakan agar jarak antar kehamilan tidak terlalu
pendek, minimal lebih dari 2 tahun. (www.scribd.com. Anemia-
Defisiensi-Besi-pada-Ibu-Hamil).
2. Pengobatan
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat
besi. Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi
glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan
maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup
diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus
untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat
besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan
akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi
hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini
adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya. (www.
puskesmas-oke.blogspot.com. anemia-pada-ibu-hamil.html).
Terapi besi oral lebih disukai, biasanya tablet fero sulfat 325 mg
tiga kali sehari. Setiap tablet memberikan unsur besi 65 mg. Terapi
besi parenteral dapat diindikasikan bila ada defisiensi besi berat dan
pasien tidak dapat mentoleransi besi oral atau bila diperlukan
restorasi hemoglobin yang cepat. Kira-kira 250 mg dekstran besi
24
(imferon) diperlukan untuk setiap 1,0g/100 ml kekurangan dalam
konsentrasi hemoglobin. (Taber Ben-Zion,1994,hal 89).
Jika diagnosanya sudah jelas difiseinsi besi, kombinasikan
suplemen besi dengan vitamin C. besi adalah komponen kunci
hemoglobin dan vitamin C diperlukan untuk membantu penyerapan
besi. Suplemen besi bisa cepat memperbaiki kondisi anemia
sepanjang penyebab kurang darahnya sendiri sudah diatasi. Gunakan
dosis yang dianjurkan karena kelebihan suplemen ini dapat
mengiritasi lambung dan untuk mencegahnya sebaiknya dimakan
bersama makanan atau setelah makan. Suplemen besi juga dapat
membri warna hitam pada feses dan menyebabkan konstipasi atau
diare.(www.sweetspearls.com. gejala-anemia)
IV. KONSEP 4T
A. KEHAMILAN TERLALU MUDA
Kehamilan terlalu muda adalah hamil pada usia kurang dari 20
tahun. Penyebab kehamilan pada usia terlalu muda tidak dianjurkan
karena secara fisik yaitu kondisi rahim dan panggul belum
berkembang optimal, mengakibatkan kesakita dan kematian ibu dan
bayinya, pertumbuhan dan perkembangan fisik ibu terhenti/ terhambat.
Secara mental yaitu belum siap menghadapi perubahan yang terjadi
saat kehamilan, belum siap menjalankan peran sebagai seorang ibu,
belum siap menghadapi masalah – masalah berumahtangga.
Gabungan faktor fisik dan mental yang belum matang akan
meningkat resiko terjadinya persalinan yang sulit dengan komplikasi
medis. Resiko yang mungkin dapat terjadi antara lain :
1. Keguguran
2. Preeklamsia (tekanan darah tinggi, odema, proterinuria)
3. Eklamsia (keracunan kehamilan)
4. Timbulnya kesulitan persalinan (persalinan lama dsb)
5. Bayi lahir sebelum waktunya
25
6. Berat badan lahir rendah (BBLR) hanya 2500 gram
7. Fistula vesikovaginal (merembes air seni ke vagina)
8. Kanker leher rahim
Resiko ini dapat meningkat kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Cara
menghindari yaitu tunda usia perkawinan, rencana jumlah anak yang
diinginkan, tunda kehamilan pertama sampai usia diatas 20 tahun,
konsultasi/ konseling pada petugas kesehatan, gunakan alat kontrasepsi
(kondom, PIL, IUD)
B. KEHAMILAN TERLALU TUA
Kehamilan terlalu tua adalah kehamilan diatas usia 34 tahun.
Penyebab kehamilan pada usia terlalu tua tidak tidak dianjurkan
karena pada usia tersebut kondisi kesehatan ibu mulai menurun, fungsi
rahim menurun, kualitas sel telur berkurang, meningkatnya komplikasi
medis pada kehamilan dan persalinan, berhubungan dengan kelainan
degenerative, hipertensi dan kencing manis. Resiko yang mungkin
terjadi antara lain keguguran, preeklamsia (tekanan darah tinggi, udem
proteinuria), eklamsia (keracunan kehamilan), timbul kesulitan pada
persalinan, perdarahan, berat badan lahir rendah (BBLR). Cara
menghindari yaitu tidak kehamilan lagi, gunakan kontrasepsi
(KONTAP, IUD, dan IMPLANT), konsultasi/ konseling pada tenaga
kesehatan. Pada pasangan yang belum mempunyai anak pada usia
tersebut, dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter.
C. KEHAMILAN TERLALU DEKAT
Kehamilan terlalu dekat adalah jarak antara kehamilan suatu
kehamilan satu dengan berikutnya kurang dari 2 tahun (24 bulan).
Jarak kehamilan yang optimal dianjurkan adalah 36 bulan. Penyebab
kehamilan terlalu dekat tidak dianjurkan karena kondisi rahim ibu
belum pulih, dapat mengakibatkan terjadinya penyulit dalam
kehamilan seperti anemia, dapat menghambat proses persalinan seperti
26
gangguan kekuatan kontraksi, kehamilan letak dan posisi janin, dapat
menyebabkan perdarahan pasca persalinan, waktu ibu untuk menyusui
dan merawat bayi kurang. Resiko yang mungkin terjadi antara lain
keguguran, anemia, payah jantung, bayi lahir sebelum waktunya
(premature), berat bayi lahir rendah (BBLR), cacat bawaan, tidak
optimalnya tumbuh kembang balita. Cara menghindari yaitu gunakan
alat kontrasepsi (IUD, IMLANTm PIL, SUNTIKAN)., berikan ASI
secara ekslusif selama 6 bulan, lanjutkan sampai 2 tahun, dengan
makanan pendamping ASI (MPASI), konsultasi pada petugas
kesehatan.
D. KEHAMILAN TELALU BANYAK
Kehamilan terlalu banyak adalah jumlah anak yang dilahirkan lebih
dari 3 orang. Penyebab kehamilan terlalu terlalu banyak tidak
dianjurkan karena dapat mengakibatkan terjadinya gangguan dalam
kehamilan seperti plasenta (ari –ari) yang letaknya dekat dengan jalan
lahir, dapat menghambat proses persaliinan, seperti gangguan kekuatan
kontraksi, kelainan letak dan posisi janin, dapat menyebabkan
perdarahan pasca persalinan, waktu ibu untuk menyusui dan merawat
bayi kurang, tumbuh kembang anak tidak optimal, menambah bebean
ekonomi keluarga. Resiko yang mungkin terjadi antara lain sisi
kesehatan yaitu keguguran, anemia, perdarahan hebat, preklamsia
(tekanan darah tinggi, odema, proteinuria). Eklamsia (keracunan
kehamilan karena hypertensi, dll), plasenta previa (plasenta
menghalangi jalan lahir), berat bayi lahir rendah (BBLR) kurang 2,5
kg, prolapsus uteri (turunnya rahim melalui vagina). Sisi ekonomi
yaitu kurang gizi, putus sekolah, kurang perhatian/ kasih saying,
pertumbuhan dan perkembangan anak tidak optimal. Cara menghindari
tidak hamil lagi, konsultasi/ konseling pada petugas, gunakan
kontrasepsi (kontap, IUD, IMPLANT).
27
BAB III
PROFIL PUSKESMAS
A. LETAK GEOGRAFIS
Puskesmas Sukarami terletak di Kecamatan Sukarami tepatnya di Jalan
Kebun Bunga Kelurahan Kebun Bunga RT 37/05. Berdekatan dengan
perkantoran seperti kantor Camat Sukarami, kantor KUA, kantor DIKNAS
dan kantor Lurah Kebun Bunga.
Letak Puskesmas Sukarami yang berada kira-kira 500 meter dari tepi jalan
Kolonel II. Burlian dan tidak dilewati oleh jalur kendaraan umum, maka
pengunjung Puskesmas harus menggunakan kendaraan pribadi atau ojek.
Wilayah kerjanya meliputi 2 kelurahan yaitu kelurahan Sukarami dan
kelurahan Kebun Bunga.
Tabel 3.1. Luas Wilayah Kerja Puskesmas Sukarami
No Kelurahan Luas wilayah Jumlah Penduduk
1. Kebun Bunga 750 Ha 32.223 jiwa
2. Sukarami 800 Ha 19.636 jiwa
Sumber : Dokumen bagian TU Puskesmas Sukarami Palembang
B. KEADAAN DEMOGRAFI
Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Sukarami terdiri dari 26.322 orang
laki-laki dan 25.537 orang perempaun yang tersebar di 2 (dua) kelurahan
tersebut.
Berdasarkan keadaan social ekonominya. Mata pencaharian penduduk
bervariasi terdiri dari :
1. Pegawai negeri
2. Pedagang
3. Pensiunan
28
4. Pengrajin
5. Buruh harian
Tabel 3.2 Demografi (Kependudukan) Puskesmas Sukarami Berdasarkan
Jumlah Penduduk Dalam Wilayah Puskesmas Sukarami Sampai Akhir
Tahun 2012,Yaitu:
NO DATA
KELURAHAN
JumlahKebun Bunga Sukarami
1. Jumlah penduduk 32.223 19.636 51.859
2. Jumlah Pddk laki-laki 16.411 9.911 26.322
3. Jumlah Pddk perempuan 15.812 9.725 25.537
4. Jumlah KK 7.421 4.686 12.107
5. Jumlah Masykin 3521 2714 6.235
6. Jumlah Ibu Hamil 462 388 850
7. Jumlah Ibu Bersalin 461 387 848
8. Jumlah Ibu Meneteki 461 387 848
9. Jumlah Bayi 440 274 714
10. Jumlah Balita 1229 661 1.890
11. Jumlah Lansia 1324 1117 2.441
12. Jumlah RT 66 48 114
13. Jumlah Rumah 4986 3025 8.011
14. Jumlah Posyandu 6 12 18
15. Jumlah Posyandu Lansia 1 6 7
16. Jumlah Kader 21 51 72
17. Jumlah SD/ MI 7 2 9
18. Jumlah SMP 2 1 3
19. Jumlah SMU 3 1 4
20. Jumlah PTN/ PTS - 2 2
21. Jumlah TTU 86 46 132
22. Jumlah TPM 33 27 60
29
23. Jumlah TPS 15 27 42
24.
Sarana Air Bersih
Sumur gali 3570 2970 6.540
PAM 2549 65 2.614
PAH 495 470 965
25. Jumlah Jamban Keluarga 4986 3025 8011
Sumber : Dokumen bagian TU Puskesmas Sukarami Palembang
C. KETENAGAAN
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan sehari-harinya. Puskesmas
Sukarami dipimpin oleh seorang pimpinan puskesmas yang sejak Maret 2009
di jabat oleh dr. Hj. Nurda yang dibantu oleh 33 orang staf berstatus PNS
maupun Non PNS baik paramedis maupun Non paramedis.
Tabel 3.3 Daftar Pegawai Puskesmas Sukarami Tahun 2012:
NO. JABATAN PEGAWAI JUMLAH
1. Dokter Umum 2 Orang
2. Dokter Gigi 1 Orang
3. Perawat Gigi 3 Orang
4. SKM 1 Orang
5. Perawat Ahli Madya 5 Orang
6. Perawat 1 Orang
7. Sarjana Keperawatan 1 Orang
8. Bidan 1 Orang
9. Bidan Ahli Madya 8 Orang
10. Kesling Ahli madya 1 Orang
11. Pembantu Ahli Gizi 1 Orang
12. Sanitasi 1 Orang
13. Asisten Apoteker 2 Orang
30
14. Analis 1 Orang
15. Analis AhliMadya 1 Orang
16. Tata Usaha 2 Orang
17. Penjaga Malam 1 Orang
Jumlah 33 Orang
Sumber : Dokumen bagian TU Puskesmas Sukarami Palembang
D. FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, Puskesmas Sukarami
memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut melalui 6 program pokok
puskesmas yaitu :
1. Promosi Kesehatan (Promkes)
2. Sanitasi (kesehatan lingkungan)
3. KIA/ KB
4. Gizi
5. Pencegahan dan pemberantasan pentakit (P2P)
6. Pengobatan
Seluruh program kegiatan tersebut difasilitasi dengan adanya ruang dan
peralatan yang memadai, program kerja, sumber daya manusia yang selalu
ditingkatkan kemampuannya dan protap-protap sebagai standar
pelayanannya.
Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan didalam gedung maupun diluar
gedung guna lebih memudahkan masyarakat memperoleh keterjangkauan
pelayanan kesehatan.
Fasilitas yang disediakan di Puskesmas Sukarami ini adalah sbb :
a. Klinik Pelayanan Kesehatan Ibu (KIA/ KB)
Kegiatan yang dilakukan di klinik ini meliputi pelayanan kebidanan
terhadap Ibu Hamil (Bumil), Ibu Bersalin (Bulin) dan ibu yang telah
bersalin (Bufas) serta ibu menyusui (Busui) untuk kegiatan KB,
31
Puskesmas Sukarami melayani kebutuhan masyarakat dalam hal KB
berupa IUD, Implant, Pil, Suntikan, dan Kondom.
b. Klinik Pelayanan Kesehatan Anak (BP Anak)
Klinik ini melayani kesehatan bayi dan balita. Dalam pelaksanaannya
klinik ini dilayani oleh para perawat terlatih di bidang anak yang mulai
mengembangkan sistem pelayanan dengan teknik MTBS (Manajemen
Terpadu Balita Sakit).
c. Klinik Pelayanan Kesehatan Umum (BP Dewasa)
Klinik ini melayani pengobatan umum bagi pasien umum/ dewasa pada
pelaksanaannya klinik ini juga dilayani oleh seorang dokter umum yang
dibantu oleh perawat terlatih. Di klinik ini dilayani pula pengobatan
terhadap penderita TB paru dan kusta selain penyakit laiinya.
d. Klinik Pelayanan Kesehatan Gigi (BP Gigi)
Klinik ini melayani pengobatan dan perawatan gigi bagi seluruh lapisan
masyarakat yang membutuhkannya terutama pengobatan dasar seperti
pencabutan dan penambalan gigi.
e. Klinik Sehat 2011 (Gilingan Mas)
Klinik ini melayani :
1) Konsultasi Gizi
Melayani konsultasi Gizi Masyarakat dan Gizi Perorangan, baik di
dalam maupun diluar gedung. Dilaksanakan oleh seorang petugas gizi.
2) Imunisasi
Melayani imunisasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis, Campak, TT Bumil/
Caten. Dilaksanakan setiap hari kamis oleh perawat terlatih dibawah
koordinator seorang Juru Immunisasi.
3) Konsultasi Keshatan Lingkungan (Sanitasi)
Memberikan konsultasi mengenai kesehatan dan kebersihan lingkungan
Rumah Sehat, Jamban Sehat, Sarana Air Bersih, Pemberantasan sarang
Nyamuk (PSN). Dilaksanakan oleh 2 (dua) orang sanitarian.
32
f. Laboratorium
Melayani pemeriksaan urine rutin, darah rutin, test kehamilan, test
trombosit, DDR, BTA sputum, golongan darah dan klinik VCT oleh 2
(dua) orang analis.
g. Promosi Kesehatan
1) Dalam gedung
Dilakukan perorangan secara konseling disetiap bagian pelayanan
maupun perkelompok pada waktu- waktu tertentu didalam gedung
puskesmas.
2) Luar gedung
Agar dapat menjangkau seluruh lapisan masyaraka. Promosi
kesehatan dilakukan diluar gedung Puskesmas misalnya : Disekolah
dasar melalui Usaha Kesehatan Sekolah dan Pelatihan Dokter Kecil
serta penyuluhan rutin setiap 3 bulan yang materinya meliputi :
Personal Hygiene, Kesehatan Lingkungan, penyakit Menular, P3K, Gizi
dan Napza.
Di Sekolah Menengah Pertama dan Atas melalui Usaha Kesehatan
sekolah, Pelatihan Kader Kesehatan Remaja serta penyuluhan rutin
setiap 3 bulan yang materinya meliputi : Personal Hygiene, Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat, P3K, Kesehatan Reproduksi, Penyakit
Menular, HIV/ AIDS, Gizi dan Napza.
Di lingkungan RT/ RW melalui kegiatan musyawarah pertemuan
RT/ RW yang materinya meliputi : Kelurahan Siaga, Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat, Kesehatan Lingkungan.
h. Lain-lain
Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Sukaramu melakukan kegiatan-kegiatan luar gedung. Kegiatan- kegiatan
tersebut diantaranya adalah Posyandu Balita di 18 Posyandu, Posyandu
Lansia di 7 Posyandu, UKS/ UKGS di 18 TK, PAUD 2, 9 SD, 8 MI, 3
SMP, dan 4 SMA, UKGMI di 2 Kelurahan serta melakukan kunjungan ke
rumah pasien bagi pasien-pasien yang membutuhkannya
33
BAB IV
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
I. PENGUMPULAN DATA
PENGKAJIAN
ANTE NATAL CARE
Tanggal/ pukul pengkajian: 16-01-2013/
09.45WIB
Pemeriksa : kelompok
RS / PKM / RB : PKM Sukarami
No. RM / REG : 19248 / 31
Pj Ruangan : Hj. Eta Mulyana, M.Keb
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama ibu : Ny. “M” Nama Suami : Tn. “Z”
Umur : 43 Tahun Umur : 44 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : DIII Ekonomi Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jl.Suka Karya Alamat : Jl.Suka karya
Lrg. Masjid no.1560 Lrg. Masjid no.1560
RT. 45 RW.008 RT. 45 RW.008
Kecamatan: Sukarami Kecamatan: Sukarami
2. Alasan Kunjungan :
Ibu datang ingin memeriksakan kehamilannya,mengaku hamil 7 bulan,
mengeluh sering pusing dan perutnya sedikit tidak nyaman ( begah )
seperti ada tekanan dari dalam.Ibu mengatakan gerakan anaknya lebih
sering dirasakan pada perut bagian kanan.
Riwayat Menstruasi :
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari, teratur
34
Lamanya : 7 hari
Nyeri haid : ya
HPHT : 7 – 7 - 2012
HTP : 13 – 4 – 2013
3. Riwayat Perkawinan :
Menikah : ya, ke : 1 kali
Usia Saat Menikah : 38 Tahun
Lamanya Menikah : 5 Tahun
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
NoThn
Partus
Tempat
Partus
Umur
keha
milan
Jns
pers.
Penolon
gPen
yulit
Mas
a
Nifa
s
Anak Keadaa
n anak
JK BB
1. 2011 Klinik Cuku
p
bulan
Normal Dokter Tidak
ada
Baik ♀ 2,9k
g
Mening
gal
2. Kehamilan saat ini
5. Riwayat Kehamilan saat ini : G2 P1(1)A 0
a. Pertama kali memeriksakan kehamilan pada usia kehamilan 5 bulan,
di Klinik oleh Bidan, Pemeriksaan saat ini yang ke 4
b. Masalah yang pernah dialami:
Hamil muda : mual
Hamil Tua : pusing
c. Imunisasi TT : diberikan
Pengobatan yang pernah diperoleh selama kehamilan ini : tablet FE ( 1x1),
vitamin B6, vitamin B complek, kalk
6. Riwayat penyakit/ operasi yang lalu : tidak ada
7. Riwayat yang berhubungan dengan masalah kesehatan reproduksi :
tidak ada
35
8. Riwayat kesehatan keluarga : Tidak ada
9. Riwayat Keluarga Berencana :
a. Metode KB yang pernah dipakai : belum pernah menggunakan KB
b. Komplikasi/ masalah : tidak ada
10. Pola makan dan minum :
a. Makan : 3 kali /hari
b. Minum : ±7 gelas/ hari (250ml/gelas)
c. Jenis makanan/minuman yang sering dikonsumsi : nasi, sayur, lauk,
teh, air putih.
d. Masalah/ gangguan yang ditemukan pada pola makan dan minum :
tidak ada
11. Pola Eliminasi : BAB : 1 kali/hari BAK : ±5
kali/hari
Masalah/gangguan yang ditemukan pada pola eliminasi : Tidak ada
12. Personal Hygiene : Mandi: 2 kali/hari
Sikat Gigi : 2 kali/ hari
13. Pola Istirahat : tidur siang :± 1 jam/hari, tidur malam : ±7
jam/hari
Tidur malam : 21.00 WIB
Masalah/gangguan yang ditemukan dalam pola istirahat : Tidak ada
14. Pola Psikososial :
a. Keadaan emosional : stabil
b. Komunikasi : kooperatif
c. Penerimaan klien terhadap kehamilan ini : Menerima
d. Social support dari : suami, orang tua, mertua dan keluarga lain
e. Hubungan ibu dengan : suami: harmonis
keluarga : harmonis
f. Adat Istiadat yang dilakukan dalam masa kehamilan: tidak ada
g. Pengambilan keputusan dalam keluarga : suami
h. Keluarga lain yang tinggal di rumah : tidak ada
i. Masalah/ gangguan yang ditemukan pada pola psikologis : tidak ada
36
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik :
a. Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran : compos mentis
c. Sikap Tubuh : normal
d. BB sekarang : 56 Kg BB sebelum Hamil : 49 Kg
TB : 155 cm LILA : 24 cm
e. Tanda-tanda vital : TD: 110/80 mmHg Nadi : 80 X/menit
Pernapasan : 19 X/menit Suhu : 36,5°C
f. kulit : tidak tampak kelainan
Turgor : baik
g. Rambut : bersih
h. Muka : terlihat cemas
i. Mata
Sklera : tidak ikterus
Konjungtiva : pucat
Penglihatan : jelas
Alat bantu : kacamata : tidak ada, kontak lensa : tidak ada
j. Gigi : tidak terdapat karies
Mulut : tidak tampak kelainan
gusi : normal
k. Telinga : tidak tampak kelainan
l. Leher : tidak tampak kelainan
m. Payudara : tidak tampak kelainan
Puting susu : menonjol, bersih
Areola mammae : bersih dan hiperpigmentasi
Pengeluaran ASI: tidak ada
n. Jantung : bunyi jelas dan teratur
o. Paru-paru : bunyi nafas bersih
p. Abdomen
Hepar/lien : normal
37
Bekas operasi : tidak ada
Pembesaran : melebar
Strie : livide
Linea Nigra : ada
Kontraksi uterus : tidak ada
Terlihat gerakan janin :belum ada
Bagian Atas : TFU tidak dapat dinilai / teraba bagian kecil janin
Bagian Samping : kanan ibu: teraba kurang bulat, lunak, kurang
melenting
kiri ibu: bulat, keraas, melenting
Bagian Bawah : teraba bagian punggung janin
Penurunan : tidak ada
TBJ : tidak dapat dinilai
DJJ : 132 x/menit
r. Ekstremitas : tidak tampak kelainan
s. Edema : ( - )
akral : normal
t. Refleks Patela : kanan : ( + ) , kiri : ( + )
u. Ano – genitalia :
Genitalia Ekksterna : Tidak dilakukan
Pengeluaran pervulva : Tidak ada
Inspeculo / vagina toucher : Tidak dilakukan
Perineum : Tidak dilakukan
Anus : Tidak dilakukan
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan panggul
a. Panggul luar : tidak dilakukan
1) Distansia spinarum : tidak dilakukan
2) Distansia cristarum : tidak dilakukan
38
3) Conjugata eksterna : tidak dilakukan
4) Lingkar panggul : tidak dilakukan
b. Panggul dalam :tidak dilakukan.
1) Indikasi : tidak dilakukan
2) Promontorium : tidak dilakukan
3) Linia inominata : tidak dilakukan
4) dinding samping : tidak dilakukan
5) Sacrum : tidak dilakukan
6) Spina ischiadika : tidak dilakukan
7) DI : tidak dilakukan
8) Arcus pubis : tidak dilakukan
9) Kesan panggul : tidak dilakukan
2. Laboratorium : tanggal 16 Januari 2013 , pukul 10.00
WIB.
a. Darah : HB : 7 gr/dl
b. Gol.Darah : A
c. Rh : (+)
d. Ht : tidak dilakukan
Trombosit : tidak dilakukan
CT : tidak dilakukan
BT : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak ada
e. Urine : Protein : ( - )
f. Reduksi : negatif (-)
g. Uji kehamilan : tidak dilakukan
h. Lain-lain : tidak ada
3. CTG : tidak dilakukan
4. USG : tidak dilakukan
39
5. RONTGEN : tidak dilakukan
II. DIAGNOSA/ MASALAH DAN KEBUTUHAN
Diagnosa :
G2P1(1)A0 hamil 27-28 minggu dengan anemia sedang disertai factor resiko
usia > 35 tahun, JTH, intrauterine, letak lintang
Data Subjektif :
1. Ibu mengatakan hamil anak ke-2
2. Ibu mengatakan pernah melahirkan 1 kali dan anaknya meninggal
3. Ibu mengatakan tidak pernah keguguran
4. Ibu mengatakan hamil 7 bulan
5. Ibu mengatakan mens terakhirnya pada tanggal 7-7-2012
6. Ibu mengeluh sering pusing
7. Ibu mengeluh perutnya sedikit tidak nyaman ( begah ) seperti ada tekanan
dari dalam
8. Ibu mengatakan gerakan anaknya lebih sering dirasakan pada perut bagian
kanan.
Data Objektif :
1. KU ibu : baik
2. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital :
a. TD : 110/80 mmHg
b. N : 80 x/menit
c. P : 19 x/menit
d. S : 36,50 C
3. Pemeriksaan Abdomen :
a. Bagian atas : TFU tidak dapat dinilai / teraba bagian-bagian kecil
janin
b. Bagian Samping : kanan ibu : teraba kurang bulat, lunak, kurang
melenting
Kiri ibu : teraba bulat, keras, melenting
40
c. Bagian Bawah : teraba bagian punggung janin
d. Penurunan : tidak ada
e. TBJ : tidak dapat menilai
f.DJJ : 132 x/menit
4. Pemeriksaan Penunjang :
a. HB : 7 gr/dL
b. Golongan darah : A Rh : positif (+)
c. Urine : protein : ( - ), reduksi : negatif ( - )
Masalah :
1. Pusing
DS : Ibu mengeluh sering pusing
DO : TD : 110/80 mmHg
HB : 7 gr/dl
2. Gangguan rasa nyaman
DS : Ibu mengeluh perutnya agak sedikit tidak nyaman (begah)
DO : Palpasi abdomen pembesaran melebar.
Kebutuhan :
1. Istirahat yang cukup
2. Nutrisi
3. Tablet FE
4. Support keluarga
III. DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL DAN ANTISIPASI
Diagnosa Potensial :
1. Ibu : Anemia berat
KPD
2. Janin : lilitan tali pusat
Prolapsus tali pusat
BBLR
41
Masalah Potensial :
Pusing semakin sering
Gangguan rasa nyaman meningkat
Antisipasi :
1. Tambah dosis tablet FE 2X1 perhari
2. Nutrisi yang adekuat
3. Posisi sujud
IV. KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Kebutuhan Tindakan Segera :
Tidak Ada
V. PERENCANAAN
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Anjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi
3. Anjurkan ibu tetap mengkonsumsi tablet tambah darah
4. Anjurkan ibu untuk tetap istirahat yang cukup
5. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygene
6. KIE tentang anemia
7. Anjurkan ibu untuk melakukan posisi sujud
8. Anjurkan keluarga untuk memberi dukungan pada ibu
9. Jelaskan pada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan
10. Jelaskan pada ibu mengenai hubungan seks selama kehamilan
11. Jelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan
12. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi atau apabila ada
keluhan
42
VI. PELAKSANAAN
1. Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
bahwa ibu mengalami anemia sedang Hb: 7 gr/dl TD : 110/80 mmHg
dan bayinya dalam keadaan baik tetapi letak bayinya tidak normal
dimana letak kepala tidak terdapat dibagian bawah melainkan di bagian
perut sebelah kiri..
2. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang dan menu yang bervariasi.
3. Memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe 2X1 perhari, dan
mengingatkan ibu sebaiknya diminum dengan air jeruk atau air putih,
tidak bersamaan dengan kopi atau teh karena akan mempengaruhi proses
penyerapan zat besi.
4. Menganjurkan ibu untuk tetap istirahat yang cukup tidur siang minimal 1
jam serta tidur malam minimal 8 jam.
5. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygine ( kebersihan
diri) , dengan cara mengganti celana dalam minimal 2x sehari atau setiap
kali terasa lembab dan memakai celana dalam yang berbahan katun atau
yang menyerap keringat untuk mencegah tumbuhnya kuman serta
anjurkan pula ibu untuk tidak menahan BAK.
6. Memberitahu dan menjelaskan pada ibu tentang anemia dan resiko yang
akan terjadi karena anemia.
Pada kehamilan: mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin
Pada persalinan: inersia uteri yaitu kontraksi uterus lemah dan tidak
normal pada saat persalinan.
43
Pada masa nifas: memudahkan infeksi nifas, berkurangnya produksi
ASI,dan terjadi anemia dimasa nifas.
7. Menganjurkan ibu untuk melakukan posisi sujud pada pagi hari sebelum
melakukan aktifitas dan pada malam hari sebelum tidur mininal 5 menit
atau semampu ibu agar posisi bayi kembali normal yaitu kepala berada
di bawah.
8. Menganjurkan keluarga untuk memberi dukungan seperti memberi
semangat pada ibu dalam menghadapi kehamilannya dan menemani ibu
saat memeriksakan kehamilannya.
9. Menjelaskan pada ibu tanda-tanda bahaya pada kehamilan, diantaranya
nyeri kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak pada kaki, muka
dan tangan, serta gerakan janin berkurang/ tidak seperti biasa, keluar
darah dari kemaluan.
10. Menjelaskan pada ibu mengenai hubungan seks selama kehamilan, yaitu
dengan memberikan nasehat agar menjarangkan atau tidak melakukan
hubungan seksual, khususnya pada wanita yang mudah keguguran untuk
meminimalkan terjadinya abortus
11. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan yaitu, sakit perut
menjalar kepinggang, keluar darah bercampur lendir dari
kemaluan,kontraksi perut yang semakin sering dan lama.
12. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi atau apabila
ada keluhan.
44
VII. EVALUASI
1. Ibu mengerti tentang kondisi janin dan dirinya serta hasil pemeriksaan
yang telah dilakukan.
2. Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi
3. Tablet Fe sudah diberikan dan ibu mengerti cara pengkonsumsian tablet Fe
sesuai dengan kebutuhan serta ibu bersedia untukmengkonsumsi tablet Fe.
4. Ibu mengerti tentang pola istirahat dan bersedia melakukan anjuran bidan
5. Ibu mengerti tentang cara menjaga personal hygiene
6. KIE tentang anemia telah dilakukan
7. Ibu mengerti dan bersedia melakukan posisi sujud
8. Keluarga bersedia untuk selalu memberikan support pada ibu
9. Ibu mengerti tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan
10. Ibu mengerti mengenai hubungan seks selama kehamilan yang dijelaskan
11. Ibu mengerti tentang tanda- tanda persalinan
12. Ibu bersedia untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi atau apabila ada
keluhan
45
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan Pengkajian yang dilakukan pada Ny ”M” telah sesuai
dengan standar pelayanan kebidanan yang meliputi anamneses, pemeriksaan
fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium, serta intervensi umum
dan khusus sesuai dengan resiko yang di temukan dalam pemeriksaan. Dalam
penerapannya tercantum dalam program 10 T yaitu Timbang berat badan dan
ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, nilai status gizi, ukur tinggi fundus
uteri, tentukan presentasi janin dan DJJ, skrining status imunisasi tetanus dan
berikan imunisasi tetanus toksoid bila di perlukan, pemberian tablet besi
minimal 90 tablet selama kehamilannya, tes laboratorium, tata laksana kasus,
dan temu wicara atau konseling.
Berdasarkan data subjektif yang didapat dari ibu, ibu mengatakan sering
pusing hilang timbul sejak satu bulan yang lalu. Data objektif yang didapat
yaitu keadaan umum tampak sakit ringan dan wajah ibu tampak pucat,
konjungtiva pucat, HB 7 gr/dl. Dari data diatas maka dapat ditegakkan
diagnose anemia. Berdasarkan buku (Ilmu Kebidanan, Sarwono) anemia adalah
anemia adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11gr/dl pada
trimester I dan III,atau kadar < 10,5 gr/dl pada trimester II. Sedangkan kadar
hemoglobin pada Ny “M” hanya 7 gr/dl, sehingga di klasifikasikan
Dari hasil anamnesa dan pemeriksaan maka di dapatkan data sebagai
berikut, Ny “M” berusia 43 tahun, hamil anak yang ke- 2, pernah melahirkan
satu kali dan anaknya meninggal, tidak pernah keguguran dan mentruasi
terakhir tanggal 07-07-2012 HTP tanggal 14-04-2013. Keadaan umum ibu
tampak sakit ringan. BB sekarang : 56 kg, TB : 155 cm, LILA: 24 cm, TD :
110/80 mmHg, P : 19 x/menit, N : 80 x/ menit, S : 36,50C, pemeriksaan
46
abdomen : bagian atas / TFU : tidak dapat dinilai/ teraba bagian kecil janin,
bagian Samping: bagian kanan ibu : kurang bulat,lunak,kurang melenting,
bagian kiri ibu : bulat, keras, melenting. bagian bawah : teraba punggung janin,
penurunan : tidak ada penurunan, TBJ : tidak bisa di nilai, DJJ :132x/menit
kuat dan teratur ,pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah : edema ( - ),
pemeriksaan penunjang : HB : 7 gr/dL, golongan darah : A, Rh : positif (-),
urine : protein : (-), reduksi : negatif (-).
Dari pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan kadar
hemoglobin,didapatkan hasil kadar hemoglobin sebesar 7 gr/dl. Dalam
hubungan adanya pengenceran darah sebagai penyesuaian diri secara fisiologi
dalam kehamilan, dalam teori didapatkan nilai 11 gr/dl sebagai batas normal
untuk kadar Hb dalam kehamilan. Sedangkan pasien ini memiliki Hb 7 gr/dl
sehingga dapat dikatakan bahwa pasien ini menderita anemia sedang.
Pada masalah NY ”M’ masalah sudah diantisipasi dengan asuhan yang
sesuai dengan prosedur yang benar yaitu anjurkan ibu untuk istirahat yang
cukup, nutrisi yang cukup, pemberian tablet Fe,selalu support pada ibu
sehingga anemia sedang tidak meningkat menjadi anemia berat.
Pada pemeriksaan (anamnesa), didapatkan data, usia ibu 43 tahun.
Menurut (Manuaba) faktor usia yang baik untuk melahirkan adalah dari
rentang 20-35 tahun, sedangkan pada Ny ”M” masuk dalam golongan faktor
resiko. Menurut (Manuaba) ibu hamil dengan usia > 35 tahun, memiliki resiko
abortus, partus prematuritas, BBLR, plasenta previa.
Pada pemeriksaan palapasi abdomen didapatkan kepala janin berada
dibagian samping kanan ibu maka menganjurkan ibu untuk melakukan posisi
sujud pada pagi hari sebelum melakukan aktifitas dan pada malam hari
sebelum tidur minimal 5 menit atau semampu ibu.
Asuhan pelaksaanaan yang diberikan pada Ny ”M” adalah menganjurkan
ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan menu yang
bervariasi, untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe 2X1 perhari, dan mengingatkan
ibu sebaiknya diminum dengan air jeruk atau air putih, tidak bersamaan dengan
kopi atau teh karena akan mempengaruhi proses penyerapan zat besi,
47
Menganjurkan ibu untuk tetap istirahat yang cukup tidur siang minimal 1 jam
serta tidur malam minimal 8 jam. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga
personal hygine ( kebersihan diri) , dengan cara mengganti celana dalam
minimal 2x sehari atau setiap kali terasa lembab dan memakai celana dalam
yang berbahan katun atau yang menyerap keringat untuk mencegah tumbuhnya
kuman serta anjurkan pula ibu untuk tidak menahan BAK, Memberitahu dan
menjelaskan pada ibu tentang anemia dan resiko yang akan terjadi karena
anemia yaitu pada kehamilan: mengganggu pertumbuhan dan perkembangan
janin, pada persalinan: inersia uteri yaitu kontraksi uterus lemah dan tidak
normal pada saat persalinan. Pada masa nifas: memudahkan infeksi nifas,
berkurangnya produksi ASI,dan terjadi anemia dimasa nifas. Menganjurkan ibu
untuk melakukan posisi sujud pada pagi hari sebelum melakukan aktifitas dan
pada malam hari sebelum tidur mininal 5 menit atau semampu ibu agar posisi
bayi kembali normal yaitu kepala berada di bawah. Menganjurkan keluarga
untuk memberi dukungan seperti memberi semangat pada ibu dalam
menghadapi kehamilannya dan menemani ibu saat memeriksakan
kehamilannya. Menjelaskan pada ibu tanda-tanda bahaya pada kehamilan,
diantaranya nyeri kepala yang hebat, penglihatan kabur, bengkak pada kaki,
muka dan tangan, serta gerakan janin berkurang/ tidak seperti biasa, keluar
darah dari kemaluan. Menjelaskan pada ibu mengenai hubungan seks selama
kehamilan, yaitu dengan memberikan nasehat agar menjarangkan atau tidak
melakukan hubungan seksual, khususnya pada wanita yang mudah keguguran
untuk meminimalkan terjadinya abortus. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-
tanda persalinan yaitu, sakit perut menjalar kepinggang, keluar darah
bercampur lendir dari kemaluan,kontraksi perut yang semakin sering dan lama,
serta melakukan kunjungan ulang bila terdapat keluhan. Sedangkan evaluasi
pada Ny ”M” adalah Ibu mengerti tentang kondisi janin dan dirinya serta hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan. Ibu bersedia untuk tetap mengkonsumsi
makanan yang bergizi dan menu yang variasi.Tablet Fe sudah diberikan dan
ibu mengerti cara pengkonsumsian tablet Fe sesuai dengan kebutuhan serta ibu
bersedia untuk mengkonsumsi tablet Fe. Ibu mengerti tentang pola istirahat dan
48
bersedia melakukan anjuran bidan. KIE tentang menjaga personal hygene telah
dilakukan. KIE tentang anemia telah dilakukan. Ibu mengerti dan bersedia
melakukan posisi sujud. Keluarga bersedia untuk selalu support ibu. Ibu
mengerti tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan. Ibu mengerti mengenai
hubungan seks selama kehamilan yang dijelaskan. Ibu mengerti tentang tanda-
tanda persalinan serta ibu mau kunjungan ulang bila terdapat keluhan lain.
Pasien dengan anemia sedang harus mendapatkan perhatian yang khusus baik
pada saat kehamilan maupun pertolongan persalinan.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah kami melakukan asuhan kebidanan pada Ny ”M” G2P1(1)A0 hamil
27 – 28 minggu dengan anemia sedang disertai faktor usia >35 tahun, JTH,
intrauterine, letak lintang kami mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Ny “M” berusia 43 tahun, hamil yang ke- 2,pernah melahirkan satu kali
dan anaknya meninggal, tidak pernah keguguran, dan mentruasi terakhir
tanggal 07-07-2012 HTP tanggal 14-04-2013. Keadaan umum ibu tampak
sakit ringan. BB sekarang : 56 kg, TB : 155 cm, LILA: 24 cm, TD : 110/80
mmHg, P : 19 x/menit, N : 80 x/ menit, S : 36,50C, pemeriksaan abdomen :
bagian atas / TFU : tidak dapat dinilai/ teraba bagian kecil janin, bagian
Samping: bagian kanan ibu : kurang bulat,lunak,kurang melenting, bagian
kiri ibu : bulat, keras, melenting. bagian bawah : teraba punggung janin,
penurunan : tidak ada penurunan, TBJ : tidak bisa di nilai,
DJJ :132x/menit kuat dan teratur ,pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah
: edema ( - ), pemeriksaan penunjang : HB : 7 gr/dL, golongan darah : A,
Rh : positif (+), urine : protein : (-), reduksi : negatif (-).
2. Dari data yang telah didapat Diagnosa didapatkan G2P1(1)A0 hamil 27 – 28
minggu dengan anemia sedang disertai faktor usia >35 tahun, JTH,
49
intrauterine, letak lintang. Masalah yang didapat yaitu ibu merasa sering
pusing dan gangguan rasa nyaman. Kebutuhan yang telah diberikan yaitu
istirahat cukup, nutrisi, tablet FE, support keluarga.
3. Diagnosa potensial yang mungkin terjadi dengan Anemia Sedang yaitu
pada ibu terjadi anemia berat, KPD, dan pada janin terjadi lilitan tali pusat,
prolapsus tali pusat, BBLR. Masalah potensial dari kasus tersebut adalah
pusing semakin sering, dan gangguan rasa nyaman semakin meningkat.
Antisipasi adalah tambah dosis tablet FE 2X1 perhari, nutrisis yang
adekuat, posisi sujud.
4. Kebutuhan tindakan segera yang diberikan tidak ada
5. Rencana asuhan kebidanan yang sesuai pada ibu hamil dengan anemia
sedang, factor resiko usia > 35 tahun, dan Letak lintang yang dapat
diberikan adalah Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan anjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi,
anjurkan ibu tetap mengkonsumsi tablet tambah darah, anjurkan ibu untuk
tetap istirahat yang cukup , KIE tentang menjaga personal hygene, KIE
tentang anemia, anjurkan ibu untuk melakukan posisi sujud, anjurkan
keluarga untuk memberi dukungan pada ibu, jelaskan pada ibu tentang
tanda-tanda bahaya pada kehamilan, jelaskan pada ibu mengenai hubungan
seks selama kehamilan, jelaskan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan,
anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi atau apabila ada
keluhan.
6. Pelaksanaan yang di berikan pada ibu dengan anemia sedang, factor resiko
usia > 35 tahun, dan Letak lintang yang sesuai dengan rencana asuhan
yang dibuat adalah menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi makanan
dengan gizi seimbang dan menu yang bervariasi, untuk tetap
mengkonsumsi tablet Fe 2X1 perhari, dan mengingatkan ibu sebaiknya
diminum dengan air jeruk atau air putih, tidak bersamaan dengan kopi atau
teh karena akan mempengaruhi proses penyerapan zat besi, Menganjurkan
50
ibu untuk tetap istirahat yang cukup tidur siang minimal 1 jam serta tidur
malam minimal 8 jam. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal
hygine ( kebersihan diri) , dengan cara mengganti celana dalam minimal
2x sehari atau setiap kali terasa lembab dan memakai celana dalam yang
berbahan katun atau yang menyerap keringat untuk mencegah tumbuhnya
kuman serta anjurkan pula ibu untuk tidak menahan BAK, Memberitahu
dan menjelaskan pada ibu tentang anemia dan resiko yang akan terjadi
karena anemia yaitu pada kehamilan: mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan janin, pada persalinan: inersia uteri yaitu kontraksi uterus
lemah dan tidak normal pada saat persalinan. Pada masa nifas:
memudahkan infeksi nifas, berkurangnya produksi ASI,dan terjadi anemia
dimasa nifas. Menganjurkan ibu untuk melakukan posisi sujud pada pagi
hari sebelum melakukan aktifitas dan pada malam hari sebelum tidur
mininal 5 menit atau semampu ibu agar posisi bayi kembali normal yaitu
kepala berada di bawah. Menganjurkan keluarga untuk memberi dukungan
seperti memberi semangat pada ibu dalam menghadapi kehamilannya dan
menemani ibu saat memeriksakan kehamilannya. Menjelaskan pada ibu
tanda-tanda bahaya pada kehamilan, diantaranya nyeri kepala yang hebat,
penglihatan kabur, bengkak pada kaki, muka dan tangan, serta gerakan
janin berkurang/ tidak seperti biasa, keluar darah dari kemaluan.
Menjelaskan pada ibu mengenai hubungan seks selama kehamilan, yaitu
dengan memberikan nasehat agar menjarangkan atau tidak melakukan
hubungan seksual, khususnya pada wanita yang mudah keguguran untuk
meminimalkan terjadinya abortus. Menjelaskan pada ibu tentang tanda-
tanda persalinan yaitu, sakit perut menjalar kepinggang, keluar darah
bercampur lendir dari kemaluan,kontraksi perut yang semakin sering dan
lama, serta melakukan kunjungan ulang bila terdapat keluhan.
7. Evalusi dari asuhan yang telah diberikan adalah Ibu mengerti tentang
kondisi janin dan dirinya serta hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Ibu
bersedia untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi dan menu yang
variasi.Tablet Fe sudah diberikan dan ibu mengerti cara pengkonsumsian
51
tablet Fe sesuai dengan kebutuhan serta ibu bersedia untuk mengkonsumsi
tablet Fe. Ibu mengerti tentang pola istirahat dan bersedia melakukan
anjuran bidan. KIE tentang menjaga personal hygene telah dilakukan. KIE
tentang anemia telah dilakukan. Ibu mengerti dan bersedia melakukan
posisi sujud. Keluarga bersedia untuk selalu support ibu. Ibu mengerti
tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan. Ibu mengerti mengenai
hubungan seks selama kehamilan yang dijelaskan. Ibu mengerti tentang
tanda- tanda persalinan serta ibu mau kunjungan ulang bila terdapat
keluhan lain. Pasien dengan anemia sedang harus mendapatkan perhatian
yang khusus baik pada saat kehamilan maupun pertolongan persalinan.
B. Saran untuk ibu
Bagi ibu hamil (pasien)
Dalam upaya untuk mendeteksi secara dini terjadinya anemia sedang dan
letak lintang sebaiknya ibu hamil hendaknya memeriksakan diri secara
rutin ke petugas kesehatan dan melakukan anjuran yang diberikan oleh
petugas kesehatan.
52