ASUHAN KEBIDANAN
Transcript of ASUHAN KEBIDANAN
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA An “ J ” USIA 16 BULAN DENGAN “ GASTROENTERITIS “ SEHUBUNGAN DENGAN MASALAH DEMAM ATAU HIPERTERMI
DI RUANG ANAK RSUD BANGILTANGGAL 28 APRIL 2010
Oleh :
Iffah NormaetikaNIM: 02.09.156
PRODI DIII KEBIDANANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN
HUSADA
MOJOKERTO2009 / 2010
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia Hipertermi di
Ruang Anak RSUD Bangil telah disetujui pada
Hari :
Tanggal :
Mahasiswa
Iffah Normaetika
NIM 02.09.156
Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan
Kurnia Inriyanti, S.ST Kholifah, A.Md Keb
NPP. 10.02.060 1965 0300 19870 32011
Mengetahui,
Kepala Ruangan
Kholifah, A.Md Keb
1965 0308 1987032011
LEMBAR KONSUL
NO TANGGAL URAIAN KONSUL TTD
1. 30 April 2010 - Menambahkan Anomnese
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA An “ J ” DENGAN GASTROENTERITIS SEHUBUNGAN DENGAN
MASALAH DEMAM ATAU HIPERTERMI
I. DEFINISI
Demam adalah mekanisme pengeluaran panas yang mampu untuk mempertahankan
kecepatan pengeluaran produksi panas yang mengakibatkan peningkatan susu suhu
tubuh abnormal. Hipotalamus yang terletak antara bemesfer serebral, mengontrol suhu
tubuh sebagaimana termoston dalam rumah. Hipotalamus postersor mengontrol
pengeluaran panas dan hipotalamus postersor produksi panas.
( Potter, 2007 )
Demam merupakan akibat dari perubahan sel point hipotalamus pirogen seperti
bakteri dan virus menyebabkan peningkatan suhu tubuh saat bakteri dan virus masuk ke
dalam tubuh. Pirogen bekerja sebagai antigen yang mempengaruhi system imun sel
darah putih diproduksi oleh banyak lagi untuk meningkatkan pertahanan tubuh melawan
infeksi. Bila sel saraf di hipotalamus anterior menjadi panas melebihi sel poin, maka
impuls akan dikirim untuk menurunkan suhu tubuh. Mekanisma pengeluaran panas
termasuk berkeringat. Verodilatasi ( pelebaran ) pembuluh darah dan hambatan produksi
panas. Kon bonsasi produksi panas distimulus melalui kontraksi otot volunteer dan
getaran ( menggigil ) pada otot. Bila vasokonstriksi tidak efektif dalam pencegahan
pengeluaran panas. Tubuh mulai menggigil lesi atau trauma pada hipotalamus atau
kardospinalis dapat menyebabkan perubahan yang serius pada kontrol suhu. ( Potter,
2007 )
Demam juga berfungsi sebagai tujuan diasnostik pola demam berbeda tergantung
pirogen, peningkatan dan penurunan jumlah pirogen berakibat puncak demam dan turun
dalam waktu yang berbeda.
- Pola Demam
a. Terus – menerus : Tinggi menetap lebih dari 24 jam bervariasi 1ºC sampai 2 ºC.
b. Intermitter : Demam memuncak secara beriringan dengan Demam
memuncak secara beriringan.
c. Remiten : Demam memuncak dan turun tanpa kembali ketingkat suhu
normal.
d. Relaps : Periode episode demam diselingi dengan tingkat suhu
normal, episode dmam dapat menunjang lebih dari 24 jam.
II. ETIOLOGI
Demam dapat disebabkan karena :
- Adanya infeksi oleh bakteri atau virus
- Adanya peradangan
- Adanya neoplasma
- Kerusakan saraf spinal atau otak
III. PATOFISIOLOGI
Agen infeksi substansiToksin dari peradangan
Monocytes ( Macrophoges selEndotelium tipe sel yang lain )
Pyrogenic Cytokinet
Hipotalamus Anterior
Reaksi Antipiretik
↑PGE 2
Termogulator sel poin
Konsentrasi panas Produksi panas
FEVER
IV. TANDA DAN GEJALA
- Peningkatan suhu tubuh diatas suhu normal
- Kulit hangat dan tampak kemerahan
- Gelisah
- Haus
- Penurunan turgor kulit
- Takikordi
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan
- Suhu : Peningkatan suhu tubuh diatas batas normal.
- Pernafasan : Peningkatan frekuensi pernafasan
- Nadi : Peningkatan frekuensi nadi
b. Pemeriksaan lab
Glukosa darah : Lemak darah, koleterol, NDL, LDL, Hemoglobin,
Hemotokrit, Eritrosit, Faal hati, SGPT, elektrolit, natrium,
dan kalsium.
VI. KOMPLIKASI
Hipotria seluler ( O2 tak adekuat ), Hipokria Miokonal, mengakibatkan angina
( nyeri dada ). Hipokria serebral mengakibatkan konfus
VII. PENATALAKSANAAN
- Mengobati penyakit atau infeksinya
- Pemberian anti pireutik untuk mencegah hiperpireksia
- Mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi
- Terapi nonformakologis denan meningkatkan pengeluaran panas
evaporasi, radiasi, konduksi, dan konveksi
VIII. PENGKAJIAN
a.Mengukur TTV, termasuk suhu, nadi, pernafasan
- Peningkatan suhu tubuh diatas batas normal
- Takikordi
- Takipnea
b. Palpasi kulit : kulit hangat atau panas
c.Observasi penampilan dan perilaku pasien pada saat bicara dan istirahat :
- Gelisah
- Tampak kemerahan
d. Kaji perubahan suhu, nadi, pengisian kapiler dan tekanan :
- Penurunan turgor kulit
- Masukan cairan berkurang
e.Mengkaji turgor kulit degan cara mencubit kulit untuk melihat kerutan yang lambat,
elastis :
- Penurunan turgor kulit
- Masukan cairan berkurang
f. Observasi keringat membran mukosa kulit, hidung, mata, dan kulit
- Kulit dan membran mukosa kering
- Haus
DIAGNOSA
- Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam
diharapkan suhu pasien turun antara 36ºC – 37,5ºC
Kriteria hasil : - Suhu tubuh turun paling sedikit 1ºC setelah terapi.
- Suhu tubuh tetap sama antara 36ºC – 37,5ºC sampai paling
sedikit 24 jam
INTERVENSI
1. Bina hubungan saling percaya
R/ Dasar mengembangkan tindakan keperawatan
2. Berikan kompres hangat
R/ digunakan untuk mengurangi demam
3. Pantau suhu pasien ( derajat dan pola )
R/ Suhu 38,9ºC – 41,1ºC menunjukkan proses penyakit akut
4. Pertahankan suhu ruangan pada 21ºC jika pasien menggigil
R/ Suhu ruangan dapat meningkatkan suhu tubuh, namun menggigil harus dihindari
karena meningkatkan suhu tubuh
5. Berikan baju yang tipis
R/ Untuk menyerap keringat
6. Atur posisi pasien senyaman mungkin
R/ Saat pasien mobilisasiperlu dilakukan pergerakan posisi senyaman mungkin agar
tidak bertentangan dengan p×
7. Berikan anti piretik, missal ASA ( aspiran ), asetuminofan
R/ berkolaborasi dengan tim medis
ASUHAN KEBIDANAN
I . PENGKAJIAN
1. Biodata
- Umur pasein menunjukkan tahap perkembangan pasien secara fisik maupun
psikologis
- Jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan
pengaruhnya terhadap terjadinya penyakit.
- Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang penyakit
2. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan menggangu oleh pasien pada
saat mengkaji.
3. Riwayat kesehatan yang lalu
Apakah pasien pernah menderita penyakit yang pernah diderita sebelumnya.
4. Riwayat kesehatan sekarang
Anamnese pada pasien tentang penyakit yang diderita apakah pernah dialami pasien
atau baru pertama kali menderita penyakit tersebut.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga yang mempunyai penyakit menurun atau tidak dalam
keluarga selain yang diderita oleh pasien.
6. Pola kebiasaan sehari – hari
Meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola aktifitas, pola personal Hygene, pola
istirahat, pola seksual.
7. Data Sosial Budaya
Kebiasaan yang dilakukan di lingkungan pasien dan keluarga baik yang bersifat
menunjang maupun menghambat.
8. Pemeriksaan Fisik
Umum : - Bagaimana keadaan, penampilan, kesan umum, pada saat
pengkajian.
- Pemeriksaan TTV meliputi TD, suhu, nadi, RR
Khusus : - Pemeriksaan dimulai dari kepala, mata, hidung, mulut, leher,
telinga, dada, perut, genetalia.
9. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang perlu dilakukan untuk mengetahui sejauhmana penyakit
tersebut berkembang dengan pemeriksaan lab.
10. Kesimpulan
Merupakan hasil dan pengkajian data.
II. IDENTIFIKASI MASALAH / DIAGNOSA
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan data yang dikumpulkan sehingga dapat mempermudah dalam pembuatan
diagnosa.
III. ANTISIPASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan
dan mengantisipasi terhadap kemungkinan tiba – tiba.
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Identifikasi tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah keadaan yang
mengancam keselamatan jiwa p×.
V. PENGEMBANGAN RENCANA INTERVENSI
Merencanakan rencana yang telah direncanakan / merumuskan asuhan sesuai
rencana asuhan.
VI. IMPLEMENTASI
Semua rencana yang telah direncanakanpada langkah VI, dilaksanakan secara
menyeluruh dengan efisien dan aman.
VII.EVALUASI
Melakukan keefektifan asuahan yang diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan
yang telah diidentifikasi dalam diagnose masalah menurut Helen Varney.
S : Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan hasil pengumpulan data pasien
melaui anamnese.
O : Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik pasien. hasil lab dan
tes diagnostik yang dirumuskan dalam data untuk mendukung asuhan.
A : Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interenti data subjektif dan
objektif dalam suatu identifikasi.
1. Diagnosa / masalah
2. Antisipasi diagnosa
3. Perlunya tindakan segera
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan ( I ) dan evaluasi perencanaan
berdasarkan assessment.
DAFTAR PUSTAKA
- Potter, patricia A. anne Griffin Derry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep
dan Praktik : alih bahasa : Yamia Asih. Jakarta. ECG 2005
- Hamifah, Mlizonic. 2004. Buku saku Hand book for Interrod Edisi 2. Tosca Enterprise
- Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pondokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. EGC : Jakarta
DATA KEBIDANAN
- Tanggal Pengkajian : 27 April 2010
- Jam : 16.00 WIB
I. PENGKAJIAN
No. Reg = 444
Tgl MRS = 27 April 2010
Tgl. Pengkajian = 27 April 2010
Ruang = Anak
Oleh = Iffah Normaetika
Jam = 16.00 WIB
DATA SUBJEKTIF
a. Biodata
- Nama : An. Jamaluddin
- Jenis kelamin : Laki - laki
- Umur : 16 bulan
- Alamat : Dsn. Rancak 01 / 06, Kanigoro, Kec. Rembang, Kab.
Pasuruan
- D× : GED sedang
Penanggung jawab
- Nama : Tn Romli
- Jenis Kelamin : Laki - laki
- Umur : 29 tahun
- Suku bangsa : Indonesia
- Agama : Islam
- Status : Kawin
- Pendidikan : -
- Pekerjaan : Swasta
- Alamat : Dsn. Rancak 01 / 06, Kanigoro, Kec. Rembang, Kab.
Pasuruan
b. Keluhan Utama
- Alasan MRS : Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien mengeluh
badanya panas sejak 3 hari yang lalu, muntah sering, BAB
cair sering
- Pada saat dikaji : Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien masih panas,
muntah sering, BAB cair sering.
c. Riwayat penyakit sekarang
Keluarga pasien mengatakan bahwa sebelum MRS, pasien panas tinggi sejak 3 hari
yang lalu yaitu tanggal 24 April 2010 disertai dengan muntah sering, BAB cair sering.
Kemudian keluarganya membawa pasien ke RSUD Bangil pada pukul 21.09 WIB dan
langsung diperiksa oleh dokter juga di UGD dan pasien disarankan dirawat inap
karena suhunya mencapai 38,1ºC dengan waktu yang lama dan kondisi yang lemah.
d. Riwayat Penyakit yang lalu
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien selama ini tidak pernah MRS dan biasanya
jika tubuh pasien panas tidak pernah lebih dari 2 hari selain itu keluarga pasien juga
mengatakan bahwa pasien tidak pernah menderita penyakit serius dan menular.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak ada dalam keluarganya yang menderita penyakit
menular seperti hepatitis, HIV, dan penyakit menurun seperti Gm dan lain – lain.
f. Pola Kebiasaan Sehari - hari
1. Pola istirahat / tidur
- Waktu tidur : • Di rumah
Siang : antara pukul 13.00 – 16.00 WIB
Malam : antara pukul 20.00 – 06.00 WIB
• Di Rumah Sakit
Siang : antara pukul 13.00 – 15.00 WIB
Malam : antara pukul 19.00 – 06.00 WIB
- Hal – hal yang mempermudah tidur : suasana terang
- Hal yang mempermudah pasien terbangun : jika ada keramaian
2. Pola Eliminasi
- BAK : • Di rumah : ± 5 – 6 × / hari : konsistensinya : cair dan encer
warna kuning
• Di RS : ± 4-5 x per hari : konsistensinya : cair dan encer warna
kuning
- BAB : •Di rumah : 1x / hari
•Di RS : 5-6 x / hari
3. Pola Nutrisi
a. Jumlah dan jenis makanan
• Di rumah : 3x sehari. Nasi, lauk, sayur, 1 porsi habis, susu
• Di Rumah Sakit : 3 x sehari. Bubur tim, sayur, lauk, tiap porsi.
b. Waktu pemberian makan
• Di rumah : Makan 3 x sehari , pagi, siang, malam
Pagi : 07.00, Siang : 12.00,
Malam 19.00
• Di Rumah Sakit : Pagi, siang, sore
c. Jumlah dan jenis cairan
• Di rumah : Air putih ± 2 – 3 gelas perhari
• Di Rumah Sakit : Air putih dan infuse RL, DS 0.5 %,
NaCl 45 %
d. Waktu pemberian cairan
• Di rumah : Saat makan dan pada saat haus
• Di RS : Tidak tentu
e. Masalah makan dan minum
• Kesulitan mengunyah : Tidak ada kesulitan mengunyah
• Kesulitan menelan : Tidak ada kesulitan menelan
• Mual, muntah : Tidak ada rasa mual dan muntah
• Tidak dapat makan sendiri : Tidak dapat makan sendiri
4. Kebersihan diri / Personal Hyiene
a. Pemeliharaan badan
• Di rumah : mandi 2 x sehari, pagi dan sore
• Di Rumah Sakit : Di seka 1 -2 x / hari
b. Pemeliharaan gigi dan mulut
• Di rumah : Gosok gigi 2 x sehari, pagi dan malam
• Di Rumah Sakit : Gosok gigi 2 x sehari, pagi dan malam
c. Pemeliharaan kuku
Kuku tampak bersih dan pendek
d. Ganti baju
• Di rumah : ± 2 – 3 x / hari
• Di rumah Sakit : ± 3 – 4 x / hari
5. Data psikososial
• Pola komunikasi
Pasien dapat berkomunikasi dengan keluarga dan orang lain tetapi
masih kurang jelas
• Orang yang paling dekat dengan pasien
Ibu pasien
• Dampak darurat di Rumah Tangga
Pasien melakukan aktivitas seperti biasanya
• Hubungan dengan orang lain / interaksi social
Hubungan dengan orang lain baik
• Keluarga yang dihubungi bila diperlukan
Ibu pasien dan keluarganya
6. Data Spiritual
• Keyakinan terhadap sehat / sakit
Ibu meyakinkan anaknya agar tabah dalam menghadapi penyakitnya
dan ibu juga membantu dengan doa agar anaknya dapat sembuh
• Keyakinan terhadap penyembuhan
Ibu dan keluarga yakin setelah dirawat di rumah Sakit anaknya akan
sembuh kembali
7. Pemeriksaan fisik
• Kesadaran umum : Lemah
Terpasang infuse
• Tanda – tanda vital : S : 38,1ºC
N : 130 x 1 menit
• Kesadaran : Composmentis, bcs : 4 – 5 – 6
• Pemeriksaan Kepala dan leher
a. Kepala dan rambut
- Bentuk kepala : simetris
- Kulit kepala : bersih
- Rambut : Hitam, lurus
- Bentuk wahjah : simetris, tidak ada oedema
- Warna kulit : merah
b. Mata
- Konjungtiva : Merah muda
- Sklera : Putih
- Pupil : Isokor
- Kornea : Hitam merata
c. Telinga
- Keadaan telinga : Simetris ka / ki, bersih, tidak ada
serumen
- Lain – lain : -
d. Hidung
Tidak ada epistaksis
e. Mulut
- Bentuk mulut : simetris, tidak ada trismus, halitosis
- Gusi : tidak ada edema/ tanda – tanda radang
- Lidah : Tidak ada glosia, mikroglosia, dan tidak
ada tremor
- GIgi : Tidak ada karies gigi, banyak
mengeluarkan saliva
f. Leher
- Kelenjar tirosol : Tidak ada nyeri tekan dan pembesaran
kelenjar tiroid
- Vena Jugularis : Tidak ada peninggian vena jagularis
g. Dada
- Inspeksi : Bentuk dada
- Palpasi : Tidak berjalan abnormal
- Perkusi : Tidak terkaji
- Auskultasi : Wheezing (-), ronchi (-)
h. Paru – paru
- Inspeksi : Bentuk dan pengembangan paru - paru
- Palpasi : Tidak terdapat benjolan abnormal
- Perkusi : Sonor
- Auskultasi : Tidak ada suara napas dasar dan suara
napas tambahan
i. Jantung
- Palpasi : -
- Bunyi jantung : Normal
j. Abdomen
- Inspeksi : Simetris
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : terdengar tympan
- Auskultas : Bising usus normal 5 – 14 x 1 menit
k. Ekstremitas
- Atas : Kedua tangan simetris, lengan kiri
terpasang infuse
- Bawah : Simetris, Oedema (-)
l. Genetalia
- Inspeksi : Bersih, tidak terpasang kateter
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan lab tanggal : 28 April 2010
Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
Darah lengkap
- Hemoglobin
- Leukosit
- Eritrosit
- DCV
- Trombosit
Faal hati
- Billirubin
Indirect
- Billirubin
Direct
- S.G.O.T
- S.G.P.T
13,2
7000
4.630.000
37
207.000
0,59
0,58
38
-38
55
13,5 – 189 / dl
4500 – 11.000 cel / OL
4,5 – 6 Jt
40 – 54 %
150.000 – 450.000 cel/ul
0,1 mg / dl
0 – 0,25 mg / dl
0 – 37 u/i
0 – 42 u/i
TERAPI :
- Infusd RL 250 cc 30 tpm micro
- Injeksi viccilin 3 x 250 mg
- Paracetamol 3 x cth ½ tablet
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH
Nama pasien : An “ J “
Umur : 16 bulan
No Tanggal Muncul Diagnosa Masalah Tgl Teratasi
1. Ds : Ibunya mengatakan
bahwa anaknya
panas sejak 3 hari
yang lalu, muntah
sering, BAB cair
sering
Do : K/u lemah
TTV : - S : 38,1 ºC
- N : 130x1 menit
- Bibir : kering
- Terpasang infuse
RL 30 tpm micro
- Mata cekung
- Tubuh lemah
- BAB cair sering
Proses penyakit Peningkatan suhu
tubuh
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH
Nama pasien : An “ J “
Umur : 16 bulan
No Tgl Muncul Diagnosa Masalah Tgl Teratasi TTD
1. 27 April 2010 Peningkatan suhu tubuh
berhubungan dengan proses
penyakit
Ds : pasien mengatakan
badannya panas sejak 3
hari yang lalu, muntah
sering (+),
BAB cair sering (+)
Do : K/u lemah
TTV : - S : 38,1 ºC
- N : 130 x / menit
- Bibir : kering
- Terpasang infuse RL 30
tpm micro
- Mata cekung
- Tubuh lemas
- BAB cair sering
29 April 2010
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
- Pemasangan cairan infuse
V. IMPLEMENTASI
No Tanggal Jam Tindakan TTD
1.
2.
27 April
2010
28 April
2010
08.00
10.00
- Melakukan pendekatan pada pasien dan
keluarga pasien untuk mempermudah proses
keperawatan
- Melakukan observasi : TTV
S : 38,1 ºC
N : 130 x / menit
- Memakai baju tipis yang mudah menyerap
keringat
- Memberikan kompres hangat pada pasien
- Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian injeksi viccilin 3 x 250 mg
- Menganjurkan pasien minum yang banyak
- Menganjurkan pasien untuk memperbanyak
minum air putih
- Memberikan air panas pada keluarga pasien
untuk menyeka dan mengompres pasien
- Melakukan observasi TTV :
S : 38,1 ºC
N : 130 x/menit
- Memakaikan baju tipis yang mudah menyerap
keringat
- Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam
injeksi viccilin dan paracetamol 3 x ctn ½
tablet
VI. INTERVENSI
Nama pasien: An “ J “
NO Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional TTD
1. 27 April 2010 Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1 x 24 jam
diharapakan suhu
pasien menurun
1. K/u baik
2. Mukosa bibir
lembab
3. Suhu tubuh dalam
batas normal 36 –
37ºC
1. Lakukan pendekatan
dengan pasien dan
keluarganya
2. Berikan kompres
hangat
3. Pantau suhu tubuh
pasien
4. Berikan baju yang
tipis
5. Atur posisi pasien
senyaman mungkin
6. Anjurkan minum air
putih yang banyak
7. Kolaborasi dengan
tim medis
1. Dasar mengembangkan
tindakan keperawatan
2. Digunakan untuk
kompres demam
3. Suhu 38 - 41ºC
menunjukkan proses
penyakit akut
4. Suhu ruangan dapat
meningkatkan suhu tubuh
5. Saat mobilasasi perlu
dilakukan pergerakan
posisi senyaman mungkin
agar tidak bertentangan
dengan pasien
6. Untuk mengurangi
dehidrasi
7. Untuk mempercepat
kesembuhan
VII. EVALUASI
No Tanggal Jam Catatan Perkembangan TTD
1.
2.
27 April
2010
28 April
2010
08.00
10.00
S : Ibu mengatakan panas anaknya sudah agak
turun tetapi pasien merasa muntah yang
berlebih, BAB sering
O : - K/u lemah
- Terpasang infuse rL 30 tpm
- Bibir agak lembab, mata cekung, badan
lemah
N : 130 x/menit
S : 38,1ºC
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
S : Ibu mengatakan panas anaknya sudah
turun,tidak muntah, BAB padat
O : - K/u cukup
- Terpasang infuse rL 30 tpm
- Bibir agak lembab, mata cekung, badan
lemah
N : 110 x/menit
S : 36ºC
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dihentikan