ASUHAN KEBIDANAN

35
LAPORAN PENDAHULUAN PADA An “ J ” USIA 16 BULAN DENGAN “ GASTROENTERITIS “ SEHUBUNGAN DENGAN MASALAH DEMAM ATAU HIPERTERMI DI RUANG ANAK RSUD BANGIL TANGGAL 28 APRIL 2010 Oleh : Iffah Normaetika NIM: 02.09.156

Transcript of ASUHAN KEBIDANAN

Page 1: ASUHAN KEBIDANAN

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA An “ J ” USIA 16 BULAN DENGAN “ GASTROENTERITIS “ SEHUBUNGAN DENGAN MASALAH DEMAM ATAU HIPERTERMI

DI RUANG ANAK RSUD BANGILTANGGAL 28 APRIL 2010

Oleh :

Iffah NormaetikaNIM: 02.09.156

PRODI DIII KEBIDANANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN

HUSADA

Page 2: ASUHAN KEBIDANAN

MOJOKERTO2009 / 2010

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia Hipertermi di

Ruang Anak RSUD Bangil telah disetujui pada

Hari :

Tanggal :

Mahasiswa

Iffah Normaetika

NIM 02.09.156

Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan

Kurnia Inriyanti, S.ST Kholifah, A.Md Keb

NPP. 10.02.060 1965 0300 19870 32011

Mengetahui,

Kepala Ruangan

Kholifah, A.Md Keb

1965 0308 1987032011

Page 3: ASUHAN KEBIDANAN

LEMBAR KONSUL

NO TANGGAL URAIAN KONSUL TTD

1. 30 April 2010 - Menambahkan Anomnese

Page 4: ASUHAN KEBIDANAN

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA An “ J ” DENGAN GASTROENTERITIS SEHUBUNGAN DENGAN

MASALAH DEMAM ATAU HIPERTERMI

I. DEFINISI

Demam adalah mekanisme pengeluaran panas yang mampu untuk mempertahankan

kecepatan pengeluaran produksi panas yang mengakibatkan peningkatan susu suhu

tubuh abnormal. Hipotalamus yang terletak antara bemesfer serebral, mengontrol suhu

tubuh sebagaimana termoston dalam rumah. Hipotalamus postersor mengontrol

pengeluaran panas dan hipotalamus postersor produksi panas.

( Potter, 2007 )

Demam merupakan akibat dari perubahan sel point hipotalamus pirogen seperti

bakteri dan virus menyebabkan peningkatan suhu tubuh saat bakteri dan virus masuk ke

dalam tubuh. Pirogen bekerja sebagai antigen yang mempengaruhi system imun sel

darah putih diproduksi oleh banyak lagi untuk meningkatkan pertahanan tubuh melawan

infeksi. Bila sel saraf di hipotalamus anterior menjadi panas melebihi sel poin, maka

impuls akan dikirim untuk menurunkan suhu tubuh. Mekanisma pengeluaran panas

termasuk berkeringat. Verodilatasi ( pelebaran ) pembuluh darah dan hambatan produksi

panas. Kon bonsasi produksi panas distimulus melalui kontraksi otot volunteer dan

getaran ( menggigil ) pada otot. Bila vasokonstriksi tidak efektif dalam pencegahan

pengeluaran panas. Tubuh mulai menggigil lesi atau trauma pada hipotalamus atau

kardospinalis dapat menyebabkan perubahan yang serius pada kontrol suhu. ( Potter,

2007 )

Demam juga berfungsi sebagai tujuan diasnostik pola demam berbeda tergantung

pirogen, peningkatan dan penurunan jumlah pirogen berakibat puncak demam dan turun

dalam waktu yang berbeda.

- Pola Demam

a. Terus – menerus : Tinggi menetap lebih dari 24 jam bervariasi 1ºC sampai 2 ºC.

b. Intermitter : Demam memuncak secara beriringan dengan Demam

memuncak secara beriringan.

Page 5: ASUHAN KEBIDANAN

c. Remiten : Demam memuncak dan turun tanpa kembali ketingkat suhu

normal.

d. Relaps : Periode episode demam diselingi dengan tingkat suhu

normal, episode dmam dapat menunjang lebih dari 24 jam.

II. ETIOLOGI

Demam dapat disebabkan karena :

- Adanya infeksi oleh bakteri atau virus

- Adanya peradangan

- Adanya neoplasma

- Kerusakan saraf spinal atau otak

III. PATOFISIOLOGI

Agen infeksi substansiToksin dari peradangan

Monocytes ( Macrophoges selEndotelium tipe sel yang lain )

Pyrogenic Cytokinet

Hipotalamus Anterior

Reaksi Antipiretik

↑PGE 2

Termogulator sel poin

Konsentrasi panas Produksi panas

FEVER

Page 6: ASUHAN KEBIDANAN

IV. TANDA DAN GEJALA

- Peningkatan suhu tubuh diatas suhu normal

- Kulit hangat dan tampak kemerahan

- Gelisah

- Haus

- Penurunan turgor kulit

- Takikordi

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan

- Suhu : Peningkatan suhu tubuh diatas batas normal.

- Pernafasan : Peningkatan frekuensi pernafasan

- Nadi : Peningkatan frekuensi nadi

b. Pemeriksaan lab

Glukosa darah : Lemak darah, koleterol, NDL, LDL, Hemoglobin,

Hemotokrit, Eritrosit, Faal hati, SGPT, elektrolit, natrium,

dan kalsium.

VI. KOMPLIKASI

Hipotria seluler ( O2 tak adekuat ), Hipokria Miokonal, mengakibatkan angina

( nyeri dada ). Hipokria serebral mengakibatkan konfus

VII. PENATALAKSANAAN

- Mengobati penyakit atau infeksinya

- Pemberian anti pireutik untuk mencegah hiperpireksia

- Mengganti cairan tubuh yang hilang akibat evaporasi

- Terapi nonformakologis denan meningkatkan pengeluaran panas

evaporasi, radiasi, konduksi, dan konveksi

VIII. PENGKAJIAN

a.Mengukur TTV, termasuk suhu, nadi, pernafasan

- Peningkatan suhu tubuh diatas batas normal

Page 7: ASUHAN KEBIDANAN

- Takikordi

- Takipnea

b. Palpasi kulit : kulit hangat atau panas

c.Observasi penampilan dan perilaku pasien pada saat bicara dan istirahat :

- Gelisah

- Tampak kemerahan

d. Kaji perubahan suhu, nadi, pengisian kapiler dan tekanan :

- Penurunan turgor kulit

- Masukan cairan berkurang

e.Mengkaji turgor kulit degan cara mencubit kulit untuk melihat kerutan yang lambat,

elastis :

- Penurunan turgor kulit

- Masukan cairan berkurang

f. Observasi keringat membran mukosa kulit, hidung, mata, dan kulit

- Kulit dan membran mukosa kering

- Haus

DIAGNOSA

- Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses penyakit

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam

diharapkan suhu pasien turun antara 36ºC – 37,5ºC

Kriteria hasil : - Suhu tubuh turun paling sedikit 1ºC setelah terapi.

- Suhu tubuh tetap sama antara 36ºC – 37,5ºC sampai paling

sedikit 24 jam

INTERVENSI

1. Bina hubungan saling percaya

R/ Dasar mengembangkan tindakan keperawatan

2. Berikan kompres hangat

R/ digunakan untuk mengurangi demam

3. Pantau suhu pasien ( derajat dan pola )

R/ Suhu 38,9ºC – 41,1ºC menunjukkan proses penyakit akut

4. Pertahankan suhu ruangan pada 21ºC jika pasien menggigil

Page 8: ASUHAN KEBIDANAN

R/ Suhu ruangan dapat meningkatkan suhu tubuh, namun menggigil harus dihindari

karena meningkatkan suhu tubuh

5. Berikan baju yang tipis

R/ Untuk menyerap keringat

6. Atur posisi pasien senyaman mungkin

R/ Saat pasien mobilisasiperlu dilakukan pergerakan posisi senyaman mungkin agar

tidak bertentangan dengan p×

7. Berikan anti piretik, missal ASA ( aspiran ), asetuminofan

R/ berkolaborasi dengan tim medis

Page 9: ASUHAN KEBIDANAN

ASUHAN KEBIDANAN

I . PENGKAJIAN

1. Biodata

- Umur pasein menunjukkan tahap perkembangan pasien secara fisik maupun

psikologis

- Jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan

pengaruhnya terhadap terjadinya penyakit.

- Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang penyakit

2. Keluhan utama

Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan menggangu oleh pasien pada

saat mengkaji.

3. Riwayat kesehatan yang lalu

Apakah pasien pernah menderita penyakit yang pernah diderita sebelumnya.

4. Riwayat kesehatan sekarang

Anamnese pada pasien tentang penyakit yang diderita apakah pernah dialami pasien

atau baru pertama kali menderita penyakit tersebut.

5. Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat kesehatan keluarga yang mempunyai penyakit menurun atau tidak dalam

keluarga selain yang diderita oleh pasien.

6. Pola kebiasaan sehari – hari

Meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola aktifitas, pola personal Hygene, pola

istirahat, pola seksual.

7. Data Sosial Budaya

Kebiasaan yang dilakukan di lingkungan pasien dan keluarga baik yang bersifat

menunjang maupun menghambat.

8. Pemeriksaan Fisik

Umum : - Bagaimana keadaan, penampilan, kesan umum, pada saat

pengkajian.

- Pemeriksaan TTV meliputi TD, suhu, nadi, RR

Khusus : - Pemeriksaan dimulai dari kepala, mata, hidung, mulut, leher,

telinga, dada, perut, genetalia.

Page 10: ASUHAN KEBIDANAN

9. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang perlu dilakukan untuk mengetahui sejauhmana penyakit

tersebut berkembang dengan pemeriksaan lab.

10. Kesimpulan

Merupakan hasil dan pengkajian data.

II. IDENTIFIKASI MASALAH / DIAGNOSA

Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah

berdasarkan data yang dikumpulkan sehingga dapat mempermudah dalam pembuatan

diagnosa.

III. ANTISIPASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL

Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan

dan mengantisipasi terhadap kemungkinan tiba – tiba.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Identifikasi tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah keadaan yang

mengancam keselamatan jiwa p×.

V. PENGEMBANGAN RENCANA INTERVENSI

Merencanakan rencana yang telah direncanakan / merumuskan asuhan sesuai

rencana asuhan.

VI. IMPLEMENTASI

Semua rencana yang telah direncanakanpada langkah VI, dilaksanakan secara

menyeluruh dengan efisien dan aman.

VII.EVALUASI

Melakukan keefektifan asuahan yang diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan

yang telah diidentifikasi dalam diagnose masalah menurut Helen Varney.

S : Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan hasil pengumpulan data pasien

melaui anamnese.

Page 11: ASUHAN KEBIDANAN

O : Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik pasien. hasil lab dan

tes diagnostik yang dirumuskan dalam data untuk mendukung asuhan.

A : Assesment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interenti data subjektif dan

objektif dalam suatu identifikasi.

1. Diagnosa / masalah

2. Antisipasi diagnosa

3. Perlunya tindakan segera

P : Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan ( I ) dan evaluasi perencanaan

berdasarkan assessment.

Page 12: ASUHAN KEBIDANAN

DAFTAR PUSTAKA

- Potter, patricia A. anne Griffin Derry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep

dan Praktik : alih bahasa : Yamia Asih. Jakarta. ECG 2005

- Hamifah, Mlizonic. 2004. Buku saku Hand book for Interrod Edisi 2. Tosca Enterprise

- Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk

Perencanaan dan Pondokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. EGC : Jakarta

Page 13: ASUHAN KEBIDANAN

DATA KEBIDANAN

- Tanggal Pengkajian : 27 April 2010

- Jam : 16.00 WIB

I. PENGKAJIAN

No. Reg = 444

Tgl MRS = 27 April 2010

Tgl. Pengkajian = 27 April 2010

Ruang = Anak

Oleh = Iffah Normaetika

Jam = 16.00 WIB

DATA SUBJEKTIF

a. Biodata

- Nama : An. Jamaluddin

- Jenis kelamin : Laki - laki

- Umur : 16 bulan

- Alamat : Dsn. Rancak 01 / 06, Kanigoro, Kec. Rembang, Kab.

Pasuruan

- D× : GED sedang

Penanggung jawab

- Nama : Tn Romli

- Jenis Kelamin : Laki - laki

- Umur : 29 tahun

- Suku bangsa : Indonesia

- Agama : Islam

- Status : Kawin

- Pendidikan : -

- Pekerjaan : Swasta

Page 14: ASUHAN KEBIDANAN

- Alamat : Dsn. Rancak 01 / 06, Kanigoro, Kec. Rembang, Kab.

Pasuruan

b. Keluhan Utama

- Alasan MRS : Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien mengeluh

badanya panas sejak 3 hari yang lalu, muntah sering, BAB

cair sering

- Pada saat dikaji : Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien masih panas,

muntah sering, BAB cair sering.

c. Riwayat penyakit sekarang

Keluarga pasien mengatakan bahwa sebelum MRS, pasien panas tinggi sejak 3 hari

yang lalu yaitu tanggal 24 April 2010 disertai dengan muntah sering, BAB cair sering.

Kemudian keluarganya membawa pasien ke RSUD Bangil pada pukul 21.09 WIB dan

langsung diperiksa oleh dokter juga di UGD dan pasien disarankan dirawat inap

karena suhunya mencapai 38,1ºC dengan waktu yang lama dan kondisi yang lemah.

d. Riwayat Penyakit yang lalu

Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien selama ini tidak pernah MRS dan biasanya

jika tubuh pasien panas tidak pernah lebih dari 2 hari selain itu keluarga pasien juga

mengatakan bahwa pasien tidak pernah menderita penyakit serius dan menular.

e. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga pasien mengatakan tidak ada dalam keluarganya yang menderita penyakit

menular seperti hepatitis, HIV, dan penyakit menurun seperti Gm dan lain – lain.

f. Pola Kebiasaan Sehari - hari

1. Pola istirahat / tidur

- Waktu tidur : • Di rumah

Siang : antara pukul 13.00 – 16.00 WIB

Malam : antara pukul 20.00 – 06.00 WIB

• Di Rumah Sakit

Siang : antara pukul 13.00 – 15.00 WIB

Malam : antara pukul 19.00 – 06.00 WIB

- Hal – hal yang mempermudah tidur : suasana terang

- Hal yang mempermudah pasien terbangun : jika ada keramaian

Page 15: ASUHAN KEBIDANAN

2. Pola Eliminasi

- BAK : • Di rumah : ± 5 – 6 × / hari : konsistensinya : cair dan encer

warna kuning

• Di RS : ± 4-5 x per hari : konsistensinya : cair dan encer warna

kuning

- BAB : •Di rumah : 1x / hari

•Di RS : 5-6 x / hari

3. Pola Nutrisi

a. Jumlah dan jenis makanan

• Di rumah : 3x sehari. Nasi, lauk, sayur, 1 porsi habis, susu

• Di Rumah Sakit : 3 x sehari. Bubur tim, sayur, lauk, tiap porsi.

b. Waktu pemberian makan

• Di rumah : Makan 3 x sehari , pagi, siang, malam

Pagi : 07.00, Siang : 12.00,

Malam 19.00

• Di Rumah Sakit : Pagi, siang, sore

c. Jumlah dan jenis cairan

• Di rumah : Air putih ± 2 – 3 gelas perhari

• Di Rumah Sakit : Air putih dan infuse RL, DS 0.5 %,

NaCl 45 %

d. Waktu pemberian cairan

• Di rumah : Saat makan dan pada saat haus

• Di RS : Tidak tentu

e. Masalah makan dan minum

• Kesulitan mengunyah : Tidak ada kesulitan mengunyah

• Kesulitan menelan : Tidak ada kesulitan menelan

• Mual, muntah : Tidak ada rasa mual dan muntah

• Tidak dapat makan sendiri : Tidak dapat makan sendiri

4. Kebersihan diri / Personal Hyiene

a. Pemeliharaan badan

Page 16: ASUHAN KEBIDANAN

• Di rumah : mandi 2 x sehari, pagi dan sore

• Di Rumah Sakit : Di seka 1 -2 x / hari

b. Pemeliharaan gigi dan mulut

• Di rumah : Gosok gigi 2 x sehari, pagi dan malam

• Di Rumah Sakit : Gosok gigi 2 x sehari, pagi dan malam

c. Pemeliharaan kuku

Kuku tampak bersih dan pendek

d. Ganti baju

• Di rumah : ± 2 – 3 x / hari

• Di rumah Sakit : ± 3 – 4 x / hari

5. Data psikososial

• Pola komunikasi

Pasien dapat berkomunikasi dengan keluarga dan orang lain tetapi

masih kurang jelas

• Orang yang paling dekat dengan pasien

Ibu pasien

• Dampak darurat di Rumah Tangga

Pasien melakukan aktivitas seperti biasanya

• Hubungan dengan orang lain / interaksi social

Hubungan dengan orang lain baik

• Keluarga yang dihubungi bila diperlukan

Ibu pasien dan keluarganya

6. Data Spiritual

• Keyakinan terhadap sehat / sakit

Ibu meyakinkan anaknya agar tabah dalam menghadapi penyakitnya

dan ibu juga membantu dengan doa agar anaknya dapat sembuh

• Keyakinan terhadap penyembuhan

Ibu dan keluarga yakin setelah dirawat di rumah Sakit anaknya akan

sembuh kembali

7. Pemeriksaan fisik

• Kesadaran umum : Lemah

Terpasang infuse

Page 17: ASUHAN KEBIDANAN

• Tanda – tanda vital : S : 38,1ºC

N : 130 x 1 menit

• Kesadaran : Composmentis, bcs : 4 – 5 – 6

• Pemeriksaan Kepala dan leher

a. Kepala dan rambut

- Bentuk kepala : simetris

- Kulit kepala : bersih

- Rambut : Hitam, lurus

- Bentuk wahjah : simetris, tidak ada oedema

- Warna kulit : merah

b. Mata

- Konjungtiva : Merah muda

- Sklera : Putih

- Pupil : Isokor

- Kornea : Hitam merata

c. Telinga

- Keadaan telinga : Simetris ka / ki, bersih, tidak ada

serumen

- Lain – lain : -

d. Hidung

Tidak ada epistaksis

e. Mulut

- Bentuk mulut : simetris, tidak ada trismus, halitosis

- Gusi : tidak ada edema/ tanda – tanda radang

- Lidah : Tidak ada glosia, mikroglosia, dan tidak

ada tremor

- GIgi : Tidak ada karies gigi, banyak

mengeluarkan saliva

f. Leher

- Kelenjar tirosol : Tidak ada nyeri tekan dan pembesaran

kelenjar tiroid

- Vena Jugularis : Tidak ada peninggian vena jagularis

g. Dada

Page 18: ASUHAN KEBIDANAN

- Inspeksi : Bentuk dada

- Palpasi : Tidak berjalan abnormal

- Perkusi : Tidak terkaji

- Auskultasi : Wheezing (-), ronchi (-)

h. Paru – paru

- Inspeksi : Bentuk dan pengembangan paru - paru

- Palpasi : Tidak terdapat benjolan abnormal

- Perkusi : Sonor

- Auskultasi : Tidak ada suara napas dasar dan suara

napas tambahan

i. Jantung

- Palpasi : -

- Bunyi jantung : Normal

j. Abdomen

- Inspeksi : Simetris

- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

- Perkusi : terdengar tympan

- Auskultas : Bising usus normal 5 – 14 x 1 menit

k. Ekstremitas

- Atas : Kedua tangan simetris, lengan kiri

terpasang infuse

- Bawah : Simetris, Oedema (-)

l. Genetalia

- Inspeksi : Bersih, tidak terpasang kateter

Page 19: ASUHAN KEBIDANAN

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan lab tanggal : 28 April 2010

Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal

Darah lengkap

- Hemoglobin

- Leukosit

- Eritrosit

- DCV

- Trombosit

Faal hati

- Billirubin

Indirect

- Billirubin

Direct

- S.G.O.T

- S.G.P.T

13,2

7000

4.630.000

37

207.000

0,59

0,58

38

-38

55

13,5 – 189 / dl

4500 – 11.000 cel / OL

4,5 – 6 Jt

40 – 54 %

150.000 – 450.000 cel/ul

0,1 mg / dl

0 – 0,25 mg / dl

0 – 37 u/i

0 – 42 u/i

TERAPI :

- Infusd RL 250 cc 30 tpm micro

- Injeksi viccilin 3 x 250 mg

- Paracetamol 3 x cth ½ tablet

Page 20: ASUHAN KEBIDANAN

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH

Nama pasien : An “ J “

Umur : 16 bulan

No Tanggal Muncul Diagnosa Masalah Tgl Teratasi

1. Ds : Ibunya mengatakan

bahwa anaknya

panas sejak 3 hari

yang lalu, muntah

sering, BAB cair

sering

Do : K/u lemah

TTV : - S : 38,1 ºC

- N : 130x1 menit

- Bibir : kering

- Terpasang infuse

RL 30 tpm micro

- Mata cekung

- Tubuh lemah

- BAB cair sering

Proses penyakit Peningkatan suhu

tubuh

Page 21: ASUHAN KEBIDANAN

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH

Nama pasien : An “ J “

Umur : 16 bulan

No Tgl Muncul Diagnosa Masalah Tgl Teratasi TTD

1. 27 April 2010 Peningkatan suhu tubuh

berhubungan dengan proses

penyakit

Ds : pasien mengatakan

badannya panas sejak 3

hari yang lalu, muntah

sering (+),

BAB cair sering (+)

Do : K/u lemah

TTV : - S : 38,1 ºC

- N : 130 x / menit

- Bibir : kering

- Terpasang infuse RL 30

tpm micro

- Mata cekung

- Tubuh lemas

- BAB cair sering

29 April 2010

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

- Pemasangan cairan infuse

Page 22: ASUHAN KEBIDANAN

V. IMPLEMENTASI

No Tanggal Jam Tindakan TTD

1.

2.

27 April

2010

28 April

2010

08.00

10.00

- Melakukan pendekatan pada pasien dan

keluarga pasien untuk mempermudah proses

keperawatan

- Melakukan observasi : TTV

S : 38,1 ºC

N : 130 x / menit

- Memakai baju tipis yang mudah menyerap

keringat

- Memberikan kompres hangat pada pasien

- Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam

pemberian injeksi viccilin 3 x 250 mg

- Menganjurkan pasien minum yang banyak

- Menganjurkan pasien untuk memperbanyak

minum air putih

- Memberikan air panas pada keluarga pasien

untuk menyeka dan mengompres pasien

- Melakukan observasi TTV :

S : 38,1 ºC

N : 130 x/menit

- Memakaikan baju tipis yang mudah menyerap

keringat

- Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam

injeksi viccilin dan paracetamol 3 x ctn ½

tablet

Page 23: ASUHAN KEBIDANAN
Page 24: ASUHAN KEBIDANAN

VI. INTERVENSI

Nama pasien: An “ J “

NO Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional TTD

1. 27 April 2010 Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 1 x 24 jam

diharapakan suhu

pasien menurun

1. K/u baik

2. Mukosa bibir

lembab

3. Suhu tubuh dalam

batas normal 36 –

37ºC

1. Lakukan pendekatan

dengan pasien dan

keluarganya

2. Berikan kompres

hangat

3. Pantau suhu tubuh

pasien

4. Berikan baju yang

tipis

5. Atur posisi pasien

senyaman mungkin

6. Anjurkan minum air

putih yang banyak

7. Kolaborasi dengan

tim medis

1. Dasar mengembangkan

tindakan keperawatan

2. Digunakan untuk

kompres demam

3. Suhu 38 - 41ºC

menunjukkan proses

penyakit akut

4. Suhu ruangan dapat

meningkatkan suhu tubuh

5. Saat mobilasasi perlu

dilakukan pergerakan

posisi senyaman mungkin

agar tidak bertentangan

dengan pasien

6. Untuk mengurangi

dehidrasi

7. Untuk mempercepat

kesembuhan

Page 25: ASUHAN KEBIDANAN

VII. EVALUASI

No Tanggal Jam Catatan Perkembangan TTD

1.

2.

27 April

2010

28 April

2010

08.00

10.00

S : Ibu mengatakan panas anaknya sudah agak

turun tetapi pasien merasa muntah yang

berlebih, BAB sering

O : - K/u lemah

- Terpasang infuse rL 30 tpm

- Bibir agak lembab, mata cekung, badan

lemah

N : 130 x/menit

S : 38,1ºC

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

S : Ibu mengatakan panas anaknya sudah

turun,tidak muntah, BAB padat

O : - K/u cukup

- Terpasang infuse rL 30 tpm

- Bibir agak lembab, mata cekung, badan

lemah

N : 110 x/menit

S : 36ºC

A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dihentikan