Assimen Febri Blok 3

33
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga proposal penelitian ini dapat selesai dengan baik dan lancar. Penelitian yang ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas blok 3 mengenai metodologi penelitian. Kegiatan ini dilaksanakan di Rumah Sakit Muh. Hoesin, Palembang dan laboratorium farmasi Fakultas Kedokteran Unsri Indralaya dengan topik masalah kesehatan yang berjudul “Penggunaan Rimpang Kunyit Putih sebagai Alternatif Pengobatan Kista”. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prof. dr. H.A. Kurdi Syamsuri, SpOG, drh. Muhaimin Ramdja, M.Sc, dan Dr. dr. H. Yuwono, M.Biomed yang telah banyak memberikan bantuan serta bimbingan mulai dari awal kegiatan pembuatan proposal hingga penyelesaian proposal ini. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada para responden yang telah bersedia memberikan data dan informasi yang penulis butuhkan dalam menyelesaikan proposal ini. Akhirnya, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis sehingga proposal ini dapat diselesaikan dengan 1

description

nkf

Transcript of Assimen Febri Blok 3

Page 1: Assimen Febri Blok 3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,

sehingga proposal penelitian ini dapat selesai dengan baik dan lancar.

Penelitian yang ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas blok 3 mengenai metodologi

penelitian. Kegiatan ini dilaksanakan di Rumah Sakit Muh. Hoesin, Palembang dan

laboratorium farmasi Fakultas Kedokteran Unsri Indralaya dengan topik masalah kesehatan

yang berjudul “Penggunaan Rimpang Kunyit Putih sebagai Alternatif Pengobatan Kista”.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prof. dr.

H.A. Kurdi Syamsuri, SpOG, drh. Muhaimin Ramdja, M.Sc, dan Dr. dr. H. Yuwono,

M.Biomed yang telah banyak memberikan bantuan serta bimbingan mulai dari awal

kegiatan pembuatan proposal hingga penyelesaian proposal ini.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada para responden yang telah

bersedia memberikan data dan informasi yang penulis butuhkan dalam menyelesaikan

proposal ini.

Akhirnya, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis sehingga proposal ini dapat

diselesaikan dengan baik. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun

untuk perbaikan di masa mendatang . Semoga hasil laporan ini dapat memberikan kontribusi

dalam peningkatan kesehatan di lokasi penelitian serta menjadi pertimbangan bagi

pemerintah setempat dalam mengambil keputusan.

Indralaya, November 2010

Penulis

Muhammad Febriandi Djunaidi

1

Page 2: Assimen Febri Blok 3

Daftar Isi

KATA PENGANTAR.............................................................................................................1

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................4

A. Latar Belakang.............................................................................................................4

B. Rumusan Masalah........................................................................................................5

C. Tujuan..........................................................................................................................5

D. Manfaat Peneltian.........................................................................................................6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................7

A. Landasan Teori...............................................................................................................7

1. Kista.............................................................................................................................7

2. Kunyit putih...............................................................................................................10

B. Kerangka Konsep.......................................................................................................12

C. Hipotesis Penelitian....................................................................................................13

D. Batasan Operasional...................................................................................................13

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.................................................................................14

A. Jenis Penelitian...........................................................................................................14

B. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................................................14

C. Populasi......................................................................................................................14

D. Sampel........................................................................................................................15

E. Cara Pengumpulan Data.............................................................................................17

F. Alat Pengumpulan Data..............................................................................................19

G. Variabel......................................................................................................................19

H. Cara Pengolahan dan Analisis Data............................................................................19

I. Masalah Etik..............................................................................................................20

J. Rencana Kegiatan.......................................................................................................20

K. Organisasi Penelitian..................................................................................................21

2

Page 3: Assimen Febri Blok 3

L. Perencanaan Biaya.....................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................23

3

Page 4: Assimen Febri Blok 3

BAB 1PENDAHULUAN

A. Latar BelakangKanker dapat menyerang semua lapisan masyakat tanpa mengenal

status sosial, umur, dan jenis kelamin. Anak-anak, remaja, dan orang dewasa

tak luput dari serangan kanker. Begitu pula dengan pria maupun wanita dapat

terserang penyakit yang paling menakutkan di dunia ini. Namun, dari data

yang ada, kaum wanita paling banyak terkena kanker. Penyakit ini sebenarnya

timbul akibat kondisi fisik yang tidak normal serta pola makan dan pola hidup

yang tidak sehat, meskipun diketahui kanker bisa diturunkan oleh orang tua

kepada anaknya. Kaum wanita cukup rentan terhadap serangan kanker,

terutama organ vital seperti payudara dan organ reproduksi seperti rahim,

indung telur, dan vagina. Bagi wanita, penyakit ini menjadi momok yang

menakutkan.

Selama ini wanita yang terkena kanker banyak berobat ke dokter

dengan cara operasi, radioterapi, kemoterapi, hormonal terapi, dan

immunoterapi. Namun, tidak sedikit dari mereka yang mengalami kegagalan

padahal sudah mengeluarkan biaya yang mahal. Mereka akhirnya beralih ke

pengobatan alternatif, salah satunya dengan terapi tanaman obat. Pengobatan

kanker dengan menggunakan tanaman obat memang semakin lama semakin

berkembang. Hal ini didukung oleh banyaknya penderita yang membuktikan

keampuhan tanaman obat menyembuhkan kanker.

Di Indonesia, sebagai negara kedua terbesar yang memiliki tanaman

obat terbanyak yang memiliki berbagai khasiat untuk mengobati segala jenis

penyakit. Khususnya untuk mengobati kanker, banyak sekali tanaman obat di

Indonesia yang memiliki khasiat untuk mengobati kanker. Salah satunya

4

Page 5: Assimen Febri Blok 3

adalah Kaempferia rotunda atau yang lazim disebut kunyit putih yang ampuh

untuk menyembuhkan penyakit kista pada organ reproduksi wanita.

Atas dasar inilah peneliti ingin mealakukan pengujian terhadap kasiat kunyit

putih dalam mengobati Kista yang akan dilakukan di laboratorium farmakologi

Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Penyakit ini sebagaimana diketahui

merupakan penyakit berbahaya dan memerlukan terapi dengan biaya pengobatan

yang cukup mahal, oleh karena itu dengan melakukan pengujian ini peneliti ingin

mendapatkan alternatif pengobatan yang alami serta mudah di dapat sehingga

kekayaan yang dimiliki oleh bangsa ini dapat dimanfaatkan secara optimal.

B. Rumusan MasalahKista sebenarnya dapat disembuhkan secara klinis dan dengan

menggunakan pengobatan tradisional dengan menggunakan kunyit putih.

Namun hal ini masih belum bisa dipercaya oleh masyarakat umumnya. Lalu

muncul pertanyaan, apakah kunyit putih mampu menyembuhkan penyakit

kista?

C. Tujuan1. Tujuan umum :

Untuk menguji apakah kunyit putih bisa digunakan untuk

menyembuhkan kista.

2. Tujuan khusus :

a. Membuktikan kebenaran secara klinis bahwa kunyit putih mampu

mengobati penyakit kista.

5

Page 6: Assimen Febri Blok 3

b. Mengetahui kandungan dari kunyit putih yang menjadi penyembuh

kanker.

c. Mengetahui fungsi spesifik dari zat yang terkandung dalam kunyit putih,

apakah berfungsi sebagai antioksidan untuk pencegahan kanker.

D. Manfaat Peneltian1. Dapat menjadi landasan untuk penelitian selanjutnya dalam pemanfaatan

kunyit putih sebagai obat tradisional.

2. Dapat digunakan untuk referensi dalam pembuatan obat secara modern

3. Menambah wawasan mengenai obat tradisional

4. Membantu dalam memecahkan masalah kanker yang merupakan penyakit

terganas di dunia

6

Page 7: Assimen Febri Blok 3

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Kista

“Gambar 1 : Kista”

Kista, polycystic ovary disease, adalah suatu kondisi di mana ovarium

terdapat elemen kecil (cysts) yang mempengaruhi kesuburan perempuan hingga ia

tidak bisa hamil.

a. Penyebab

Kista mempengaruhi siklus menstruasi perempuan karena sistem hormonal

yang terganggu. Secara alami, hormon akan meregulasi pertumbuhan sel telur di

ovarium. Medis belum mampu dengan gamblang menjelaskan bagaimana siklus

hormonal perempuan penderita terganggu.

Follicles adalah semacam kantung-kantung di dalam ovarium yang berisi sel

telur. Pada kasus kista, follicles di dalam ovarium hanya berjumlah sedikit. Sel telur

di dalam follicles tidak matang, sehingga tidak bisa masuk ke dalam ovarium. Alih-

alih, akan membentuk kristal di dalam ovarium.

7

Page 8: Assimen Febri Blok 3

Hal inilah yang menyebabkan seorang perempuan mandul. Follicles yang

tidak matang dan ketidakmampuan untuk menyalurkan sel telur (proses ovulasi)

sepertinya menjadi penyebab rendahnya jumlah hormon stimulasi follicle (HSF),

melebihi kandungan hormon androgen di dalam ovarium.

Seorang perempuan yang didiagnosis menderita kista biasanya berusia sekitar

20 – 30 tahun. Biasanya perempuan yang memiliki kista, jika dirunut silsilah

keluarganya, ada ibu atau nenek yang mengalami gejala kista serupa.

b. Gejala-gejala

Perempuan yang memiliki kista di dalam ovariumnya akan mengalami gejala-

gejala sebagai berikut:

1. Mengalami menstruasi yang tidak teratur, abnormal, dan rapat secara periode

2. Terdapat masa absen, biasanya (tetapi tidak selalu) terjadi setelah satu atau

lebih masa menstruasi normal

3. Timbul jerawat yang parah dan sangat mengganggu

4. Ukuran payudara mengalami penyusutan

5. Mengalami perkembangan pada karakteristik lelaki (virilization), seperti

tumbuh rambut di sekujur tubuh dan wajah, suara berubah menjadi keras dan

dalam, ukuran cilitorus membesar.

6. Diabetes

7. Rambut menjadi lebih tebal seperti layaknya seorang lelaki

8. Mandul atau tidak mempunyai keturunan meski sudah melakukan pengobatan

9. Kandungan hormon insulin sangat sedikit

10. Mengalami kegemukan, obesitas

8

Page 9: Assimen Febri Blok 3

c. Tes-tes yang dapat dilakukan untuk menentukan apakah seorang perempuan

mempunyai kista di dalam ovariumnya:

1. Abdominal ultrasound

2. Abdominal MRI

3. Biopsy of the ovary

4. Estrogen level

5. Fasting glucose and insulin levels

6. FSH levels

7. Male hormone (testosteron) levels

8. Urine 17-ketosteroids

9. Vagina ultrasounds

Tes darah yang dilakukan:

Pregnancy test (serum HCG)

Proactin levels

Throd function test

d. Perawatan

Pengobatan yang dilakukan untuk perempuan penderita kista tergantung dengan

gejala yang timbul.

1. Birth control pills

2. Clomiphene citrate

3. Flutamide

4. Spironolactone

Perawatan dengan clomiphene citrate akan menyebabkan pituitary gland

meningkatkan produksi HSF. Ini akan membantu sel telur menjadi matang dan dapat

9

Page 10: Assimen Febri Blok 3

dialirkan menuju ovarium. Sering kali seorang perempuan membutuhkan obat-obatan

yang kuat untuk memicu kehamilan.

Untuk perempuan yang mengalami kista, mereka juga berisiko terkena diabetes

mellitus. Oleh karena itu pengobatan dengan glucophane (metformin) akan diberikan

untuk membuat sel-sel lebih sensitif menghasilkan insulin, yang menyebabkan proses

ovulasi kembali normal. Mengurangi berat badan dengan diet akan sangat membantu

untuk mengurangi tingginya kadar insulin di dalam darah.

e. Komplikasi yang ditimbulkan kista

1. Berisiko besar terkena kanker endometrial

2. Terjadi kemandulan

3. Ada hubungannya dengan obesitas; tekanan darah yang meningkat

4. Diabetes

5. Berisiko terkena kanker payudara

2. Kunyit putih

Kunyit putih (Kaempferia rotunda), sebagai anggota keluarga besar Curcuma,

mengandung zat kurkumin. Dalam buku Encyclopedia of Medical Plants dinyatakan,

kurkumin mempunyai khasiat anti-oksidan dan anti-inflamasi. Bahkan khasiat anti-

oksidannya lebih kuat dari vitamin E, sedangkan khasiat anti-inflamasinya lebih kuat

daripada hidrokortison kimia/sintetis.

Kunyit putih adalah terna yang hidup menahun. Tanaman ini banyak tumbuh liar

di daerah Jawa hingga ketinggian 750 m di atas permukaan laut. Tinggi tanaman

dapat mencapai 70 cm. Tanaman merumpun dengan batang semu yang tumbuh dari

rimpang. Daun tunggal berwarna hijau muda bercorak cokelat di bagian tengah.

10

Page 11: Assimen Febri Blok 3

Helaian daun berbentuk lanset, bagian ujung meruncing, pangkal berpelepah, dan tepi

daun rata. Panjang daun sekitar 20-30 cm dan lebar 7-10 cm. Bunga keluar dari

rimpang secara bergerombol dan berwarna keunguan. Akar berdaging membentuk

rimpang yang tidak terlalu besar. Jika dibelah rimpang tampak berwarna putih pucat

dan berserat halus.

Menurut laporan American Institute of Cancer Report yang dimuat The New

York Times akhir Juli 1999, kanker dapat dicegah dengan kunyit. Zat anti-oksidan

pada kunyit berfungsi mencegah kerusakan asam deoksiribonukleat (senyawa yang

menyusun gen),  karena kerusakan gen adalah salah satu penyebab terjadinya kanker.

Dr Maksum menjelaskan khasiat kunyit putih dalam melawan sel kanker masih

sebatas penelitian in vitro (laboratorium) dan belum mencapai uji klinis. Namun

kunyit putih sudah banyak dipakai sebagai obat alternatif untuk penyakit kanker.

Penelitian secara in vitro dilakukan dengan uji bioaktivasi. Sel kanker

dikembangbiakkan dalam laboratorium dan setelah diberikan konsentrasi tertentu dari

kunyit putih sel kanker tersebut menjadi mati. Selain itu didapatkan pula bahwa

aktivitas kunyit putih dalam mematikan sel kanker lebih baik dibandingkan dengan

tanaman Mahkota Dewa.

Kandungan minyak atsiri dalam rimpang kunyit putih cukup banyak dengan

rendemen sekitar 0,2%. Kunyit putih mengandung cineole, camphane, zingiberene,

borneol, camphor,curcumin, resin, curcumol, dan curdione yang bersifat antikanker.

Berkhasiat sebagai peluruh haid, peluruh dahak (ekspektoran), peluruh kentut

(karminatif), penghilang rasa sakit (analgesik), perangsang muntah bila keracunan,

melancarkan peredaran darah, dan pernafasan. Mengatasi memar, luka, keseleo,

terantuk, terpukul, bisul, bengkak, rematik, pegal linu, sengatan kalajengking atau

ular, memulihkan tenaga setelah melahirkan, menenangkan anak rewel, menguatkan

pencernaan, pencernaan terganggu, perut kembung, sakit perut, menambah nafsu

11

Page 12: Assimen Febri Blok 3

makan, perangsang muntah bila terkena racun, menghilangkan nafas bau,

menghilangkan sakit, pelancar peredaran darah, lemah syahwat, terlambat haid, nyeri

haid, cacingan, ambeien, demam, sakit gigi, radang selaput lendir, jantung koroner,

TBC, asma, nyeri dada, radang saluran napas, pencegah tumor, menghilangkan

gumpalan di jaringan tubuh atau pembuluh darah, mencegah kanker servik dan vulva,

ayan(epilepsi), pembengkakan limpa.

“Gambar 2 : Kunyit putih”

B. Kerangka Konsep

12

Efek ?

Efek ?

Subjek

Penelitian

Kelompok kontrol yang diberi plasebo

Random

Kelompok perlakuan yang menggunakan

kunyit putih

Page 13: Assimen Febri Blok 3

C. Hipotesis PenelitianKunyit putih (Kaempferia rotunda) dapat digunakan untuk mengobat kista

D. Batasan Operasionali. Bagian tanaman yang banyak digunakan sebagai obat

antikanker adalah rimpangnya. Rimpang kunyit putih bersa

pahit dan sifatnya sejuk. Ambil rimpang kunyit putih, setelah

itu cuci dan potong menjadi beberpa ukuran kecil. Lalu rebus

denga air bersih hingga air tersebut berubah warna menjadi

kecoklatan, kemudian saring air rebusan ramping kunyit putih

tersebut ke dalam segelas air.

ii. Kondisi pasien yang menunjukkan sembuh atau belum

sembuh dapat dilihat dari hasil uji laboratorium yang dilakukan

pasien.

iii. Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah

skala nominal, yaitu sembuh atau belum sembuh.

13

Page 14: Assimen Febri Blok 3

BAB 3METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis PenelitianJenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji klinik,

dengan analisis pragmatik (untuk menilai obat dalam tata laksana pasien) karena

alasan sbb :

a. Dengan dilakukannya randomisasi, maka bias dapat dikontrol secara efektif.

b. Kriteria inklusi, perlakuan, dan outcome telah ditentukan terlebih dahulu,

c. Statistik akan lebih efektif, karena jumlah kelompok (perlakuan dan kontrol)

sebanding dan kekuatan statistik tinggi.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini ± selama 6 bulan.

Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium farmasi Fakulatas Kedokteran

Unsri Indralaya dan Rumah Sakit Moh. Hoesin.

C. Populasia. Populasi Target : Penderita kista A di Palembang

b. Populasi Terjangkau : Penderita kista yang dirawat di RS.

Moh. Hoesin tahun 2010.

14

Page 15: Assimen Febri Blok 3

D. Sampel

Randomisasi

Untuk menjamin agar tidak terjadi bias subjektif, maka peneliti

melakukan randomisasi terhadap subjek dengan cara blok (blocked

randomiszation). Diharapkan terjadi komparabilitas (validitas interna) pada

kedua kelompok sehingga ciri – ciri penting kedua kelompok tidak banyak

berbeda.

1. Penyamaran (Blinding)

Untuk menghindari atau meminimalkan bias, maka pada penelitian ini

dilakukan penyamaran (blinding) dengan penyamaran ganda dimana subjek

maupun peneliti tidak mengetahui intervensi yang akan dilakukan.

2. Jumlah Sampel (sample size)

Untuk menghitung besar sampel kita menggunakan formula (peacock) :

N : Pt (1 – Pt) + Pc (1 – Pc)

N = jumlah sampel setiap kelompok

Pt = Probabilitas sukses obat baru

o Kepustakaano Penelitian (laporan)

15

(Pt – Pc)²F(,)

Page 16: Assimen Febri Blok 3

Pilot study

Pc = Probabilitas sukses plasebo/drug of choice

= tidak boleh < 80%

Penderita kista yang berumur antara 17-50 tahun yang dirawat di RS.

Muh. Hoesin, Palembang. Besar sampel yang diambil adalah sebanyak 100 orang.

Cara pengambilan sampel dilakukan dengan teknik systematic sampling, yaitu

dengan membagi jumlah atau anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel

yang diinginkan. Misalnya hasil sebagai interval adalah X, maka yang terkena

sampel adalah setiap kelipatan dari X tersebut.

Sampel yang telah dirandom, kemudian dibagi menjadi dua kelompok,

yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan adalah

kelompok yang mendapatkan pengobatan dengan rebung kuning. Kelompok

kontrol adalah kelompok yang diberikan plasebo.

10. Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Kriteria Inksklusi :

a. Pasien penderita kista dengan rentang umur 17-50 tahun di RSMH

b. Pasien lain yang bukan penderita kista dengan rentang umur 17-50

tahun di RSMH

16

Page 17: Assimen Febri Blok 3

Kriteria Eksklusi :

a. Pasien menolak untuk dijadikan partisipan dalam uji klinik ini.

c. Adanya penyakit lain yang diderita, seperti tifus, malaria, dll.

d. Pasien mengalami gangguan jiwa atau kelainan organ.

Kriteria Drop-out :

e. Timbul efek samping obat yang berat

f. Penyakit bertambah berat

g. Penderita tidak kooperatif

h. Lepas follow-up

i. Meninggal

Kriteria with-draw :

a. Sampel menarik diri dari uji klinik obat

E. Cara Pengumpulan Data1. Data primer :

Peneliti melakukan uji klinis secara langsung di laboratorium

terhadap rimpang kunyit putih yang melalui 2 tahapan, yaitu :

a) Tahapan 1 : penelitian laboratorium dengan

menggunakan

binatang (praklinis)

17

Page 18: Assimen Febri Blok 3

b) Tahapan 2 : penelitian laboratorium dengan

menggunakan manusia

dibagi menjadi 4 fase, ialah :

1) Fase I : bertujuan untuk meneliti keamanan

serta toleransi

pengobatan.

2) Fase II : bertujuan untuk menilai sistem atau

dosis pengobatan

yang paling efektif.

3) Fase III : bertujuan untuk mengevaluasi obat

atau cara

pengobatan baru dibandingkan dengan pengobatan

yang telah ada (obat antivirus).

4) Fase IV : mengevaluasi obat baru yang telah

dipakai di

masyarakat dalam jangka waktu tertentu untuk

melihat apakah terdapat efek samping.

2. Data sekunder :

Peneliti menggunakan hasil penelitian-penelitian sebelumnya

mengenai kista dan pemanfaatan dari kunyit putih, salah satu contohnya

adalah penelitian yang dilakukan oleh American Institute of Cancer

18

Page 19: Assimen Febri Blok 3

Report yang dimuat The New York Times akhir Juli 1999, kanker dapat

dicegah dengan kunyit. Zat anti-oksidan pada kunyit berfungsi mencegah

kerusakan asam deoksiribonukleat (senyawa yang menyusun gen),  karena

kerusakan gen adalah salah satu penyebab terjadinya kanker.

F. Alat Pengumpulan DataData akan dikumpulkan dengan alat :

1. Peralatan laboratorium.

2. Alat perekam, seperti handycam.

3. Alat tulis-menulis.

4. Kamera.

G. VariabelVariabel independent / bebas : rimpang kunyit putih

Variabel dependent / terikat : dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Sembuh. Kondisi yang dikatakan sembuh pada penelitian ini adalah dimana

kondisi pasien tidak timbul lagi gejala-gejala kista dan hasil pemeriksaan

USG serta CT scan yang menunjukkan tidak ada lagi massa di ovarium

2. Belum sembuh. Kondisi dimana keadaan pasien mulai melemah serta hasil

pemeriksaan USG maupun CT scan yang tidak menujukkan penurunan

besar massa di ovarium.

19

Page 20: Assimen Febri Blok 3

H. Cara Pengolahan dan Analisis DataDalam pengolahan data, peneliti menggunakan bantuan komputer dari

proses editing, coding hingga diperoleh data entry. Sedangkan proses analisis

data dilakukan dengan memakai uji stastistik chi square.

Pada penelitian ini, plasebo diberikan kepada kelompok kontrol, dan

penelitian ini juga menggunakan desain studi double blinding. Kedua hal ini

dilakukan peneliti untuk mengurangi atau menyingkirkan bias, baik dari sisi

peneliti maupun dari sisi subyek penelitian.

I. Masalah EtikEtika dalam uji klinik dapat dibedakan procedural dan substantive ethics.

Keduanya harus dipenuhi sebelum suatu uji klinik dianggap etis untuk

dilaksanakannya. Procedural ethics (etika yang menyangkut prosedur

pelaksanaan uji klinik) pada umumnya berkisar pada hak azasi manusia, Deklarasi

Helsinki, Good Clinical (trial) Practice (GCP), dan consent. Ia berhubungan

dengan “bagaimana” suatu controlled trial dilakukan. Sedangkan etika substantif

mempertanyakan apakah studi itu layak dikerjakan atau tidak.

Dalam proses penelitian ini peneliti berusaha semaksimal mungkin

menghindari masalah etika. Usaha-usaha tersebut adalah :

1. Meminta informed consent kepada subjek penelitian pada setiap tindakan

yang dilakukan.

2. Bila terdapat pasien yang belum sembuh atau penyakitnya berkembang

menjadi lebih parah dalam kurun waktu 4 minggu, maka penelitian terhadap

pasien itu akan dihentikan dan akan segara diberikan pengobatan yang

intensif.

20

Page 21: Assimen Febri Blok 3

J. Rencana Kegiatan

Kegiatan Waktu yang dibutuhkan

1. Menyusun proposal penelitian

2. Mencari populasi dan sample

3. Melakukan informed consent

4. Membagi sampel secara random menjadi dua

kelompok (perlakuan dan kontrol)

5. Melakukan uji pra-klinis

6. Melakukan intervensi dengan pemberian

ramuan rimpang kunyit putih (kelompok

perlakuan) dan placebo (kelompok kontrol)

a. Fase I

b. Fase II

c. Fase III

d. Fase IV

7. Membuat laporan penelitian

1. 2 minggu

2. 1 bulan

3. 2 minggu

4. 1 minggu

5. 2 minggu

6. dibagi menjadi beberapa

fase yang membutuhkan

waktu yang berbeda :

a. 2 minggu

b. 2 bulan

c. 4 bulan

d. 1 tahun

7. 1 bulan

K. Organisasi Penelitian

Pembimbing :

Prof. dr. H.A. Kurdi Syamsuri, SpOG

dr. Muhaimin Ramdja, M.Sc

Dr. dr. H. Yuwono, M.Biomed

Peneliti : Muhammad Febriandi Djunaidi

21

Page 22: Assimen Febri Blok 3

Riwayat Peneliti : Peneliti merupakan mahasiswa fakultas kedokteran

Universitas Sriwijaya, sebelumnya peneliti bersekolah di SMA Negeri 3 Unggulan

Kayuagung, Peneliti pernah melakukan penelitian di berbagai tempat di Palembang,

peneliti melihat banyaknya penggunaan tanaman kunyit putih yang digunakan

sebagai pengobatan penyakit pada organ reproduksi wanita termasuk penyakit kista

sehingga peneliti ingin melakukan penelitian untuk membuktikan kegunaan rimpang

kunyit putih sebagai pengobatan kista.

L. Perencanaan Biaya

Kegiatan Biaya yang dibutuhkan

Menyusun proposal penelitian

Melakukan informed consent (transportasi)

Melakukan uji pra-klinis

Melakukan intervensi dengan pemberian ramuan

rimpang kunyit putih (kelompok perlakuan) dan

placebo (kelompok kontrol)

Membuat laporan penelitian

Jumlah

Rp. 15.000,00

Rp. 50.000,00

Rp. 200.000,00

Rp. 150.000,00

Rp. 20.000,00

Rp.435.000,00

22

Page 23: Assimen Febri Blok 3

DAFTAR PUSTAKA

Dorland, W. A. Newman. 2006. Kamus Kedokteran Dorland (edisi ke-29). Terjemahan Oleh: Andy Setiawan, dkk. EGC, Jakarta, Indonesia.

Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Jilid 2 (edisi ketiga). Media Aesculapius, Jakarta, Indonesia.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta, Jakarta, Indonesia.

Hira, Annea. 2008. Pencegahan Penyakit Kista. Universitas Tokyo, Tokyo. 2008

(http://www.anneahira.com, diakses 14 November 2010)

Sastroasmoro, Sudigdo dan Sofyan Ismael. 1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Binarupa Aksara, Jakarta, Indonesia.

Darmansjah, Iwan. 2001. Masalah Etika dalam Uji Klinik. Seminar Etika Biomedis Pusat Pengembangan Etika, Universitas Atma Jaya, Jakarta, 1997. (http://www.iwandarmansjah.web.id., diakses 12 November 2010).

Zulkarnain, Ahmad Zaki. 2007. Manfaatkan Alam untuk Pengobatan : Menyongsong Era Farmasi Herbal. (http://www.teknopreneur.com., diakses 20 Desember 2008).

Muhlisah, Fauziah. 1995. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta: Penebar Swadaya .

Dalimarta, Setiawan. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Mardiana, Lina. 2009. Mencegah dan Mengobati Kanker pada Wanita dengan Tanaman Obat. Jakarta: Penebar Swadaya.

Lecture note.

23