Assimen Febri Blok 3
-
Upload
muhammad-febriandi -
Category
Documents
-
view
239 -
download
5
description
Transcript of Assimen Febri Blok 3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga proposal penelitian ini dapat selesai dengan baik dan lancar.
Penelitian yang ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas blok 3 mengenai metodologi
penelitian. Kegiatan ini dilaksanakan di Rumah Sakit Muh. Hoesin, Palembang dan
laboratorium farmasi Fakultas Kedokteran Unsri Indralaya dengan topik masalah kesehatan
yang berjudul “Penggunaan Rimpang Kunyit Putih sebagai Alternatif Pengobatan Kista”.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prof. dr.
H.A. Kurdi Syamsuri, SpOG, drh. Muhaimin Ramdja, M.Sc, dan Dr. dr. H. Yuwono,
M.Biomed yang telah banyak memberikan bantuan serta bimbingan mulai dari awal
kegiatan pembuatan proposal hingga penyelesaian proposal ini.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada para responden yang telah
bersedia memberikan data dan informasi yang penulis butuhkan dalam menyelesaikan
proposal ini.
Akhirnya, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis sehingga proposal ini dapat
diselesaikan dengan baik. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan di masa mendatang . Semoga hasil laporan ini dapat memberikan kontribusi
dalam peningkatan kesehatan di lokasi penelitian serta menjadi pertimbangan bagi
pemerintah setempat dalam mengambil keputusan.
Indralaya, November 2010
Penulis
Muhammad Febriandi Djunaidi
1
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................................1
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................4
A. Latar Belakang.............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................5
C. Tujuan..........................................................................................................................5
D. Manfaat Peneltian.........................................................................................................6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................7
A. Landasan Teori...............................................................................................................7
1. Kista.............................................................................................................................7
2. Kunyit putih...............................................................................................................10
B. Kerangka Konsep.......................................................................................................12
C. Hipotesis Penelitian....................................................................................................13
D. Batasan Operasional...................................................................................................13
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN.................................................................................14
A. Jenis Penelitian...........................................................................................................14
B. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................................................14
C. Populasi......................................................................................................................14
D. Sampel........................................................................................................................15
E. Cara Pengumpulan Data.............................................................................................17
F. Alat Pengumpulan Data..............................................................................................19
G. Variabel......................................................................................................................19
H. Cara Pengolahan dan Analisis Data............................................................................19
I. Masalah Etik..............................................................................................................20
J. Rencana Kegiatan.......................................................................................................20
K. Organisasi Penelitian..................................................................................................21
2
L. Perencanaan Biaya.....................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................23
3
BAB 1PENDAHULUAN
A. Latar BelakangKanker dapat menyerang semua lapisan masyakat tanpa mengenal
status sosial, umur, dan jenis kelamin. Anak-anak, remaja, dan orang dewasa
tak luput dari serangan kanker. Begitu pula dengan pria maupun wanita dapat
terserang penyakit yang paling menakutkan di dunia ini. Namun, dari data
yang ada, kaum wanita paling banyak terkena kanker. Penyakit ini sebenarnya
timbul akibat kondisi fisik yang tidak normal serta pola makan dan pola hidup
yang tidak sehat, meskipun diketahui kanker bisa diturunkan oleh orang tua
kepada anaknya. Kaum wanita cukup rentan terhadap serangan kanker,
terutama organ vital seperti payudara dan organ reproduksi seperti rahim,
indung telur, dan vagina. Bagi wanita, penyakit ini menjadi momok yang
menakutkan.
Selama ini wanita yang terkena kanker banyak berobat ke dokter
dengan cara operasi, radioterapi, kemoterapi, hormonal terapi, dan
immunoterapi. Namun, tidak sedikit dari mereka yang mengalami kegagalan
padahal sudah mengeluarkan biaya yang mahal. Mereka akhirnya beralih ke
pengobatan alternatif, salah satunya dengan terapi tanaman obat. Pengobatan
kanker dengan menggunakan tanaman obat memang semakin lama semakin
berkembang. Hal ini didukung oleh banyaknya penderita yang membuktikan
keampuhan tanaman obat menyembuhkan kanker.
Di Indonesia, sebagai negara kedua terbesar yang memiliki tanaman
obat terbanyak yang memiliki berbagai khasiat untuk mengobati segala jenis
penyakit. Khususnya untuk mengobati kanker, banyak sekali tanaman obat di
Indonesia yang memiliki khasiat untuk mengobati kanker. Salah satunya
4
adalah Kaempferia rotunda atau yang lazim disebut kunyit putih yang ampuh
untuk menyembuhkan penyakit kista pada organ reproduksi wanita.
Atas dasar inilah peneliti ingin mealakukan pengujian terhadap kasiat kunyit
putih dalam mengobati Kista yang akan dilakukan di laboratorium farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Penyakit ini sebagaimana diketahui
merupakan penyakit berbahaya dan memerlukan terapi dengan biaya pengobatan
yang cukup mahal, oleh karena itu dengan melakukan pengujian ini peneliti ingin
mendapatkan alternatif pengobatan yang alami serta mudah di dapat sehingga
kekayaan yang dimiliki oleh bangsa ini dapat dimanfaatkan secara optimal.
B. Rumusan MasalahKista sebenarnya dapat disembuhkan secara klinis dan dengan
menggunakan pengobatan tradisional dengan menggunakan kunyit putih.
Namun hal ini masih belum bisa dipercaya oleh masyarakat umumnya. Lalu
muncul pertanyaan, apakah kunyit putih mampu menyembuhkan penyakit
kista?
C. Tujuan1. Tujuan umum :
Untuk menguji apakah kunyit putih bisa digunakan untuk
menyembuhkan kista.
2. Tujuan khusus :
a. Membuktikan kebenaran secara klinis bahwa kunyit putih mampu
mengobati penyakit kista.
5
b. Mengetahui kandungan dari kunyit putih yang menjadi penyembuh
kanker.
c. Mengetahui fungsi spesifik dari zat yang terkandung dalam kunyit putih,
apakah berfungsi sebagai antioksidan untuk pencegahan kanker.
D. Manfaat Peneltian1. Dapat menjadi landasan untuk penelitian selanjutnya dalam pemanfaatan
kunyit putih sebagai obat tradisional.
2. Dapat digunakan untuk referensi dalam pembuatan obat secara modern
3. Menambah wawasan mengenai obat tradisional
4. Membantu dalam memecahkan masalah kanker yang merupakan penyakit
terganas di dunia
6
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kista
“Gambar 1 : Kista”
Kista, polycystic ovary disease, adalah suatu kondisi di mana ovarium
terdapat elemen kecil (cysts) yang mempengaruhi kesuburan perempuan hingga ia
tidak bisa hamil.
a. Penyebab
Kista mempengaruhi siklus menstruasi perempuan karena sistem hormonal
yang terganggu. Secara alami, hormon akan meregulasi pertumbuhan sel telur di
ovarium. Medis belum mampu dengan gamblang menjelaskan bagaimana siklus
hormonal perempuan penderita terganggu.
Follicles adalah semacam kantung-kantung di dalam ovarium yang berisi sel
telur. Pada kasus kista, follicles di dalam ovarium hanya berjumlah sedikit. Sel telur
di dalam follicles tidak matang, sehingga tidak bisa masuk ke dalam ovarium. Alih-
alih, akan membentuk kristal di dalam ovarium.
7
Hal inilah yang menyebabkan seorang perempuan mandul. Follicles yang
tidak matang dan ketidakmampuan untuk menyalurkan sel telur (proses ovulasi)
sepertinya menjadi penyebab rendahnya jumlah hormon stimulasi follicle (HSF),
melebihi kandungan hormon androgen di dalam ovarium.
Seorang perempuan yang didiagnosis menderita kista biasanya berusia sekitar
20 – 30 tahun. Biasanya perempuan yang memiliki kista, jika dirunut silsilah
keluarganya, ada ibu atau nenek yang mengalami gejala kista serupa.
b. Gejala-gejala
Perempuan yang memiliki kista di dalam ovariumnya akan mengalami gejala-
gejala sebagai berikut:
1. Mengalami menstruasi yang tidak teratur, abnormal, dan rapat secara periode
2. Terdapat masa absen, biasanya (tetapi tidak selalu) terjadi setelah satu atau
lebih masa menstruasi normal
3. Timbul jerawat yang parah dan sangat mengganggu
4. Ukuran payudara mengalami penyusutan
5. Mengalami perkembangan pada karakteristik lelaki (virilization), seperti
tumbuh rambut di sekujur tubuh dan wajah, suara berubah menjadi keras dan
dalam, ukuran cilitorus membesar.
6. Diabetes
7. Rambut menjadi lebih tebal seperti layaknya seorang lelaki
8. Mandul atau tidak mempunyai keturunan meski sudah melakukan pengobatan
9. Kandungan hormon insulin sangat sedikit
10. Mengalami kegemukan, obesitas
8
c. Tes-tes yang dapat dilakukan untuk menentukan apakah seorang perempuan
mempunyai kista di dalam ovariumnya:
1. Abdominal ultrasound
2. Abdominal MRI
3. Biopsy of the ovary
4. Estrogen level
5. Fasting glucose and insulin levels
6. FSH levels
7. Male hormone (testosteron) levels
8. Urine 17-ketosteroids
9. Vagina ultrasounds
Tes darah yang dilakukan:
Pregnancy test (serum HCG)
Proactin levels
Throd function test
d. Perawatan
Pengobatan yang dilakukan untuk perempuan penderita kista tergantung dengan
gejala yang timbul.
1. Birth control pills
2. Clomiphene citrate
3. Flutamide
4. Spironolactone
Perawatan dengan clomiphene citrate akan menyebabkan pituitary gland
meningkatkan produksi HSF. Ini akan membantu sel telur menjadi matang dan dapat
9
dialirkan menuju ovarium. Sering kali seorang perempuan membutuhkan obat-obatan
yang kuat untuk memicu kehamilan.
Untuk perempuan yang mengalami kista, mereka juga berisiko terkena diabetes
mellitus. Oleh karena itu pengobatan dengan glucophane (metformin) akan diberikan
untuk membuat sel-sel lebih sensitif menghasilkan insulin, yang menyebabkan proses
ovulasi kembali normal. Mengurangi berat badan dengan diet akan sangat membantu
untuk mengurangi tingginya kadar insulin di dalam darah.
e. Komplikasi yang ditimbulkan kista
1. Berisiko besar terkena kanker endometrial
2. Terjadi kemandulan
3. Ada hubungannya dengan obesitas; tekanan darah yang meningkat
4. Diabetes
5. Berisiko terkena kanker payudara
2. Kunyit putih
Kunyit putih (Kaempferia rotunda), sebagai anggota keluarga besar Curcuma,
mengandung zat kurkumin. Dalam buku Encyclopedia of Medical Plants dinyatakan,
kurkumin mempunyai khasiat anti-oksidan dan anti-inflamasi. Bahkan khasiat anti-
oksidannya lebih kuat dari vitamin E, sedangkan khasiat anti-inflamasinya lebih kuat
daripada hidrokortison kimia/sintetis.
Kunyit putih adalah terna yang hidup menahun. Tanaman ini banyak tumbuh liar
di daerah Jawa hingga ketinggian 750 m di atas permukaan laut. Tinggi tanaman
dapat mencapai 70 cm. Tanaman merumpun dengan batang semu yang tumbuh dari
rimpang. Daun tunggal berwarna hijau muda bercorak cokelat di bagian tengah.
10
Helaian daun berbentuk lanset, bagian ujung meruncing, pangkal berpelepah, dan tepi
daun rata. Panjang daun sekitar 20-30 cm dan lebar 7-10 cm. Bunga keluar dari
rimpang secara bergerombol dan berwarna keunguan. Akar berdaging membentuk
rimpang yang tidak terlalu besar. Jika dibelah rimpang tampak berwarna putih pucat
dan berserat halus.
Menurut laporan American Institute of Cancer Report yang dimuat The New
York Times akhir Juli 1999, kanker dapat dicegah dengan kunyit. Zat anti-oksidan
pada kunyit berfungsi mencegah kerusakan asam deoksiribonukleat (senyawa yang
menyusun gen), karena kerusakan gen adalah salah satu penyebab terjadinya kanker.
Dr Maksum menjelaskan khasiat kunyit putih dalam melawan sel kanker masih
sebatas penelitian in vitro (laboratorium) dan belum mencapai uji klinis. Namun
kunyit putih sudah banyak dipakai sebagai obat alternatif untuk penyakit kanker.
Penelitian secara in vitro dilakukan dengan uji bioaktivasi. Sel kanker
dikembangbiakkan dalam laboratorium dan setelah diberikan konsentrasi tertentu dari
kunyit putih sel kanker tersebut menjadi mati. Selain itu didapatkan pula bahwa
aktivitas kunyit putih dalam mematikan sel kanker lebih baik dibandingkan dengan
tanaman Mahkota Dewa.
Kandungan minyak atsiri dalam rimpang kunyit putih cukup banyak dengan
rendemen sekitar 0,2%. Kunyit putih mengandung cineole, camphane, zingiberene,
borneol, camphor,curcumin, resin, curcumol, dan curdione yang bersifat antikanker.
Berkhasiat sebagai peluruh haid, peluruh dahak (ekspektoran), peluruh kentut
(karminatif), penghilang rasa sakit (analgesik), perangsang muntah bila keracunan,
melancarkan peredaran darah, dan pernafasan. Mengatasi memar, luka, keseleo,
terantuk, terpukul, bisul, bengkak, rematik, pegal linu, sengatan kalajengking atau
ular, memulihkan tenaga setelah melahirkan, menenangkan anak rewel, menguatkan
pencernaan, pencernaan terganggu, perut kembung, sakit perut, menambah nafsu
11
makan, perangsang muntah bila terkena racun, menghilangkan nafas bau,
menghilangkan sakit, pelancar peredaran darah, lemah syahwat, terlambat haid, nyeri
haid, cacingan, ambeien, demam, sakit gigi, radang selaput lendir, jantung koroner,
TBC, asma, nyeri dada, radang saluran napas, pencegah tumor, menghilangkan
gumpalan di jaringan tubuh atau pembuluh darah, mencegah kanker servik dan vulva,
ayan(epilepsi), pembengkakan limpa.
“Gambar 2 : Kunyit putih”
B. Kerangka Konsep
12
Efek ?
Efek ?
Subjek
Penelitian
Kelompok kontrol yang diberi plasebo
Random
Kelompok perlakuan yang menggunakan
kunyit putih
C. Hipotesis PenelitianKunyit putih (Kaempferia rotunda) dapat digunakan untuk mengobat kista
D. Batasan Operasionali. Bagian tanaman yang banyak digunakan sebagai obat
antikanker adalah rimpangnya. Rimpang kunyit putih bersa
pahit dan sifatnya sejuk. Ambil rimpang kunyit putih, setelah
itu cuci dan potong menjadi beberpa ukuran kecil. Lalu rebus
denga air bersih hingga air tersebut berubah warna menjadi
kecoklatan, kemudian saring air rebusan ramping kunyit putih
tersebut ke dalam segelas air.
ii. Kondisi pasien yang menunjukkan sembuh atau belum
sembuh dapat dilihat dari hasil uji laboratorium yang dilakukan
pasien.
iii. Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah
skala nominal, yaitu sembuh atau belum sembuh.
13
BAB 3METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis PenelitianJenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji klinik,
dengan analisis pragmatik (untuk menilai obat dalam tata laksana pasien) karena
alasan sbb :
a. Dengan dilakukannya randomisasi, maka bias dapat dikontrol secara efektif.
b. Kriteria inklusi, perlakuan, dan outcome telah ditentukan terlebih dahulu,
c. Statistik akan lebih efektif, karena jumlah kelompok (perlakuan dan kontrol)
sebanding dan kekuatan statistik tinggi.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini ± selama 6 bulan.
Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium farmasi Fakulatas Kedokteran
Unsri Indralaya dan Rumah Sakit Moh. Hoesin.
C. Populasia. Populasi Target : Penderita kista A di Palembang
b. Populasi Terjangkau : Penderita kista yang dirawat di RS.
Moh. Hoesin tahun 2010.
14
D. Sampel
Randomisasi
Untuk menjamin agar tidak terjadi bias subjektif, maka peneliti
melakukan randomisasi terhadap subjek dengan cara blok (blocked
randomiszation). Diharapkan terjadi komparabilitas (validitas interna) pada
kedua kelompok sehingga ciri – ciri penting kedua kelompok tidak banyak
berbeda.
1. Penyamaran (Blinding)
Untuk menghindari atau meminimalkan bias, maka pada penelitian ini
dilakukan penyamaran (blinding) dengan penyamaran ganda dimana subjek
maupun peneliti tidak mengetahui intervensi yang akan dilakukan.
2. Jumlah Sampel (sample size)
Untuk menghitung besar sampel kita menggunakan formula (peacock) :
N : Pt (1 – Pt) + Pc (1 – Pc)
N = jumlah sampel setiap kelompok
Pt = Probabilitas sukses obat baru
o Kepustakaano Penelitian (laporan)
15
(Pt – Pc)²F(,)
Pilot study
Pc = Probabilitas sukses plasebo/drug of choice
= tidak boleh < 80%
Penderita kista yang berumur antara 17-50 tahun yang dirawat di RS.
Muh. Hoesin, Palembang. Besar sampel yang diambil adalah sebanyak 100 orang.
Cara pengambilan sampel dilakukan dengan teknik systematic sampling, yaitu
dengan membagi jumlah atau anggota populasi dengan perkiraan jumlah sampel
yang diinginkan. Misalnya hasil sebagai interval adalah X, maka yang terkena
sampel adalah setiap kelipatan dari X tersebut.
Sampel yang telah dirandom, kemudian dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan adalah
kelompok yang mendapatkan pengobatan dengan rebung kuning. Kelompok
kontrol adalah kelompok yang diberikan plasebo.
10. Kriteria Inklusi dan Ekslusi
Kriteria Inksklusi :
a. Pasien penderita kista dengan rentang umur 17-50 tahun di RSMH
b. Pasien lain yang bukan penderita kista dengan rentang umur 17-50
tahun di RSMH
16
Kriteria Eksklusi :
a. Pasien menolak untuk dijadikan partisipan dalam uji klinik ini.
c. Adanya penyakit lain yang diderita, seperti tifus, malaria, dll.
d. Pasien mengalami gangguan jiwa atau kelainan organ.
Kriteria Drop-out :
e. Timbul efek samping obat yang berat
f. Penyakit bertambah berat
g. Penderita tidak kooperatif
h. Lepas follow-up
i. Meninggal
Kriteria with-draw :
a. Sampel menarik diri dari uji klinik obat
E. Cara Pengumpulan Data1. Data primer :
Peneliti melakukan uji klinis secara langsung di laboratorium
terhadap rimpang kunyit putih yang melalui 2 tahapan, yaitu :
a) Tahapan 1 : penelitian laboratorium dengan
menggunakan
binatang (praklinis)
17
b) Tahapan 2 : penelitian laboratorium dengan
menggunakan manusia
dibagi menjadi 4 fase, ialah :
1) Fase I : bertujuan untuk meneliti keamanan
serta toleransi
pengobatan.
2) Fase II : bertujuan untuk menilai sistem atau
dosis pengobatan
yang paling efektif.
3) Fase III : bertujuan untuk mengevaluasi obat
atau cara
pengobatan baru dibandingkan dengan pengobatan
yang telah ada (obat antivirus).
4) Fase IV : mengevaluasi obat baru yang telah
dipakai di
masyarakat dalam jangka waktu tertentu untuk
melihat apakah terdapat efek samping.
2. Data sekunder :
Peneliti menggunakan hasil penelitian-penelitian sebelumnya
mengenai kista dan pemanfaatan dari kunyit putih, salah satu contohnya
adalah penelitian yang dilakukan oleh American Institute of Cancer
18
Report yang dimuat The New York Times akhir Juli 1999, kanker dapat
dicegah dengan kunyit. Zat anti-oksidan pada kunyit berfungsi mencegah
kerusakan asam deoksiribonukleat (senyawa yang menyusun gen), karena
kerusakan gen adalah salah satu penyebab terjadinya kanker.
F. Alat Pengumpulan DataData akan dikumpulkan dengan alat :
1. Peralatan laboratorium.
2. Alat perekam, seperti handycam.
3. Alat tulis-menulis.
4. Kamera.
G. VariabelVariabel independent / bebas : rimpang kunyit putih
Variabel dependent / terikat : dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Sembuh. Kondisi yang dikatakan sembuh pada penelitian ini adalah dimana
kondisi pasien tidak timbul lagi gejala-gejala kista dan hasil pemeriksaan
USG serta CT scan yang menunjukkan tidak ada lagi massa di ovarium
2. Belum sembuh. Kondisi dimana keadaan pasien mulai melemah serta hasil
pemeriksaan USG maupun CT scan yang tidak menujukkan penurunan
besar massa di ovarium.
19
H. Cara Pengolahan dan Analisis DataDalam pengolahan data, peneliti menggunakan bantuan komputer dari
proses editing, coding hingga diperoleh data entry. Sedangkan proses analisis
data dilakukan dengan memakai uji stastistik chi square.
Pada penelitian ini, plasebo diberikan kepada kelompok kontrol, dan
penelitian ini juga menggunakan desain studi double blinding. Kedua hal ini
dilakukan peneliti untuk mengurangi atau menyingkirkan bias, baik dari sisi
peneliti maupun dari sisi subyek penelitian.
I. Masalah EtikEtika dalam uji klinik dapat dibedakan procedural dan substantive ethics.
Keduanya harus dipenuhi sebelum suatu uji klinik dianggap etis untuk
dilaksanakannya. Procedural ethics (etika yang menyangkut prosedur
pelaksanaan uji klinik) pada umumnya berkisar pada hak azasi manusia, Deklarasi
Helsinki, Good Clinical (trial) Practice (GCP), dan consent. Ia berhubungan
dengan “bagaimana” suatu controlled trial dilakukan. Sedangkan etika substantif
mempertanyakan apakah studi itu layak dikerjakan atau tidak.
Dalam proses penelitian ini peneliti berusaha semaksimal mungkin
menghindari masalah etika. Usaha-usaha tersebut adalah :
1. Meminta informed consent kepada subjek penelitian pada setiap tindakan
yang dilakukan.
2. Bila terdapat pasien yang belum sembuh atau penyakitnya berkembang
menjadi lebih parah dalam kurun waktu 4 minggu, maka penelitian terhadap
pasien itu akan dihentikan dan akan segara diberikan pengobatan yang
intensif.
20
J. Rencana Kegiatan
Kegiatan Waktu yang dibutuhkan
1. Menyusun proposal penelitian
2. Mencari populasi dan sample
3. Melakukan informed consent
4. Membagi sampel secara random menjadi dua
kelompok (perlakuan dan kontrol)
5. Melakukan uji pra-klinis
6. Melakukan intervensi dengan pemberian
ramuan rimpang kunyit putih (kelompok
perlakuan) dan placebo (kelompok kontrol)
a. Fase I
b. Fase II
c. Fase III
d. Fase IV
7. Membuat laporan penelitian
1. 2 minggu
2. 1 bulan
3. 2 minggu
4. 1 minggu
5. 2 minggu
6. dibagi menjadi beberapa
fase yang membutuhkan
waktu yang berbeda :
a. 2 minggu
b. 2 bulan
c. 4 bulan
d. 1 tahun
7. 1 bulan
K. Organisasi Penelitian
Pembimbing :
Prof. dr. H.A. Kurdi Syamsuri, SpOG
dr. Muhaimin Ramdja, M.Sc
Dr. dr. H. Yuwono, M.Biomed
Peneliti : Muhammad Febriandi Djunaidi
21
Riwayat Peneliti : Peneliti merupakan mahasiswa fakultas kedokteran
Universitas Sriwijaya, sebelumnya peneliti bersekolah di SMA Negeri 3 Unggulan
Kayuagung, Peneliti pernah melakukan penelitian di berbagai tempat di Palembang,
peneliti melihat banyaknya penggunaan tanaman kunyit putih yang digunakan
sebagai pengobatan penyakit pada organ reproduksi wanita termasuk penyakit kista
sehingga peneliti ingin melakukan penelitian untuk membuktikan kegunaan rimpang
kunyit putih sebagai pengobatan kista.
L. Perencanaan Biaya
Kegiatan Biaya yang dibutuhkan
Menyusun proposal penelitian
Melakukan informed consent (transportasi)
Melakukan uji pra-klinis
Melakukan intervensi dengan pemberian ramuan
rimpang kunyit putih (kelompok perlakuan) dan
placebo (kelompok kontrol)
Membuat laporan penelitian
Jumlah
Rp. 15.000,00
Rp. 50.000,00
Rp. 200.000,00
Rp. 150.000,00
Rp. 20.000,00
Rp.435.000,00
22
DAFTAR PUSTAKA
Dorland, W. A. Newman. 2006. Kamus Kedokteran Dorland (edisi ke-29). Terjemahan Oleh: Andy Setiawan, dkk. EGC, Jakarta, Indonesia.
Mansjoer, Arif dkk. 2000. Kapita Selekta Jilid 2 (edisi ketiga). Media Aesculapius, Jakarta, Indonesia.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta, Jakarta, Indonesia.
Hira, Annea. 2008. Pencegahan Penyakit Kista. Universitas Tokyo, Tokyo. 2008
(http://www.anneahira.com, diakses 14 November 2010)
Sastroasmoro, Sudigdo dan Sofyan Ismael. 1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Binarupa Aksara, Jakarta, Indonesia.
Darmansjah, Iwan. 2001. Masalah Etika dalam Uji Klinik. Seminar Etika Biomedis Pusat Pengembangan Etika, Universitas Atma Jaya, Jakarta, 1997. (http://www.iwandarmansjah.web.id., diakses 12 November 2010).
Zulkarnain, Ahmad Zaki. 2007. Manfaatkan Alam untuk Pengobatan : Menyongsong Era Farmasi Herbal. (http://www.teknopreneur.com., diakses 20 Desember 2008).
Muhlisah, Fauziah. 1995. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta: Penebar Swadaya .
Dalimarta, Setiawan. 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I. Jakarta: Trubus Agriwidya.
Mardiana, Lina. 2009. Mencegah dan Mengobati Kanker pada Wanita dengan Tanaman Obat. Jakarta: Penebar Swadaya.
Lecture note.
23