Proposal Tugas Akhir Febri

30
PROPOSAL PERMOHONAN SKRIPSI PROPOSAL PERMOHONAN SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA PT. CIBALIUNG SUMBERDAYA DIAJUKAN KEPADA PT. CIBALIUNG SUMBERDAYA STUDI STUDI GEOLOGI, ALTERASI, DAN MINERALISASI GEOLOGI, ALTERASI, DAN MINERALISASI ENDAPAN EMAS ENDAPAN EMAS TIPE EPITERMAL SULFIDASI RENDAH TIPE EPITERMAL SULFIDASI RENDAH Oleh : MUCHLIS SETIAWAN MUCHLIS SETIAWAN 111.100.001 111.100.001 PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

description

contoh proposal tugas akhir

Transcript of Proposal Tugas Akhir Febri

PROPOSAL PERMOHONAN SKRIPSIPROPOSAL PERMOHONAN SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA PT. CIBALIUNG SUMBERDAYADIAJUKAN KEPADA PT. CIBALIUNG SUMBERDAYA

STUDI STUDI GEOLOGI, ALTERASI, DAN MINERALISASIGEOLOGI, ALTERASI, DAN MINERALISASI

ENDAPAN EMASENDAPAN EMAS TIPE EPITERMAL SULFIDASI RENDAHTIPE EPITERMAL SULFIDASI RENDAH

Oleh :

MUCHLIS SETIAWANMUCHLIS SETIAWAN

111.100.001111.100.001

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGIPROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERALFAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTAYOGYAKARTA

20132013

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan ke PT. Cibaliung Sumberdaya

Nama : Muchlis Setiawan

No Mahasiswa : 111.100.001

Alamat Jurusan : Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral,

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Jl. SWK 104 (Lingkar Utara), Condongcatur Yogyakarta 55283

Indonesia

Telp. (62-274) 566733, (62-274) 566802

Fax. (62-274) 486403

Alamat Rumah : Kutu Tegal No.164 RT. 12 RW. 26 Sinduadi Mlati Sleman

Yogyakarta 55284

Hp. +62-856-2949-681

Email : [email protected]

Yogyakarta, Desember 2013

Menyetujui,

Dosen pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Ir. Suprapto, MT. Dr. Agus Harjanto, S.T., M.T. NIP. 19570514 199003 1 001 NIP. 2 6908 95 0041 1

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Geologi,

Ir. Sugeng Raharjo MT.

NIP. 19581208 199203 1 001

2

I. PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Emas merupakan salah satu endapan mineral penting yang banyak dicari

oleh para ahli geologi karena mempunyai harga jual yang tinggi. Dewasa ini

kebutuhan emas semakin meningkat, sedangkan cadangan emas yang telah

diketahui semakin sedikit. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan

eksplorasi guna mendapatkan cadangan emas yang baru.

Keberadaanya secara lateral atau vertical akan menggambarkan

distribusi, konsentrasi, dan variabilitas kadar emas dan perak pada suatu zona

mineralisasi tertentu. Penelitian genesis mineralisasi endapan emas perak

epithermal ini diharapkan mampu memberikan informasi prospektifitas endapan

emas perak sehingga dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk

perencanaan pengembangan eksplorasi berikutnya.

1. 2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian skripsi ini adalah untuk memenuhi kurikulum

yang ada pada Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral,

UPN “Veteran” Yogyakarta, tahun ajaran 2013/2014 setiap mahasiswa dalam

mencapai gelar kesarjanaan program pendidikan Strata 1 (S1) harus

melakukan skripsi dengan topik sesuai teori yang didapatkan dalam bangku

kuliah serta aplikasinya dilapangan kerja.

Penelitian skripsi ini bertujuan agar mahasiswa mampu menjelaskan

genetis pembentukan mineralisasi endapan emas epithermal dengan

memperhatikan faktor kontrol struktur geologi terhadap mineralisasi, tipe dan

penyebaran alterasi hidrotermal, karakter mineralisasi, paragenesa mineral

hipogen dan supergen, serta inklusi fluida .

1. 3. Rumusan Masalah dan Hipotesa

Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian genetis mineralisasi

endapan emas epithermal ini, meliputi :

Faktor kontrol struktur geologi dan batuan samping terhadap mineralisasi.

Tipe dan penyebaran alterasi hidrotermal.

3

Karakter mineralisasi.

Hubungan tipe alterasi dan mineralisasi.

Paragenenesis mineral-mineral hipogen dan supergen.

Inklusi fluida yang meliputi temperatur dan salinitas yang mempengaruhi

pembentukan endapan emas perak.

Dari studi literatur dihasilkan hipotesa sementara, yaitu :

Kontrol struktur geologi yang mempengaruhi proses mineralisasi adalah

struktur sesar atau kekar pra-mineral (syn-genetic).

Karakter mineralisasi endapan emas ini pada umumnya termasuk sistem

epithermal sulfidasi rendah (low sulphidation).

Kadar emas dan perak yang tinggi umumnya berasosiasi dengan alterasi tipe

silisik dan argilik.

Temperatur dan salinitas larutan hidrotermal akan mengontrol pembentukan

endapan emas perak.

Proses-proses geologi permukaan (gerakan masa, pelapukan, dan erosi)

yang berlangsung setelah pembentukan mineralisasi emas dan perak umumnya

tidak mempengaruhi pola penyebaran dan konsentrasi endapan emas perak pada

zona urat tertentu.

1. 4. Metodologi Penelitian

Untuk mencapai tujuan penelitian skripsi ini digunakan metode

pendekatan, sebagai berikut :

1. Studi pustaka

Meliputi studi literatur teoritis yang berhubungan dengan mineralisasi

endapan emas perak dan kondisi geologi pada umumnya. Pada tahap ini

peneliti melakukan studi tentang geologi regional dan lokal daerah yang

akan diteliti meliputi geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi,

mineralisasi, alterasi, dsb.

2. Penelitian Lapangan

Penelitian dilakukan dengan pencarian dan pengumpulan data primer dan

sekunder. Data primer meliputi cek lapangan dan pemetaan geologi kembali

daerah telitian serta pengambilan sampel batuan. Data sekunder diharapkan

4

dapat diperoleh dari bagian eksplorasi PT. Cibaliung Sumberdaya yang

meliputi peta geologi, data inklusi fluida, mine sampling, data

microthermometry, analisis kimia urat-urat mineral, data bor, dan data-data

geologi lain yang menunjang penelitian.

3. Analisis Laboratorium

a. Analisis Petrografi

Analisis ini dilakukan untuk menentukan jenis mineral-mineral penyusun

litologi (batuan samping) dan urat secara mikroskopis. Selain itu analisis

ini juga dilakukan untuk identifikasi mineral sekunder yang terbentuk

oleh alterasi hidrotermal sehingga dapat ditentukan tipe alterasi.

b. Analisis Mineragrafi

Analisis ini dilakukan untuk mengamati dan mengidentifikasi mineral

bijih penyusun urat dan batuan samping dengan tujuan mempelajari dan

menentukan paragenesis mineral bijih berdasarkan tekstur dan

strukturnya.

c. Analisis microthermometry

Analisis microthermometry dilakukan untuk mengetahui kedalaman,

temperatur, dan karakter fluida hidrotermal.

4. Pengolahan Data

Analisis Stereografis dilakukan untuk analisis data-data struktur geologi

yang mengontrol proses mineralisasi.

Tabel Histogram.dan grafik variabilitas kadar emas perak tiap zona urat.

Paragenetis mineral bijih dan inklusi fluida untuk menentukan temperatur

homogenisasi (Th), temperatur pelelehan (Tm), dan salinitas larutan

hidrotermal yang pembawa bijih emas.

5. Interpretasi hasil penelitian

Merupakan tahap akhir penelitian dengan menyimpulkan genetis

mineralisasi endapan emas epithermal berdasarkan kajian komponen-

komponen pengontrolnya.

5

1. 5. Diagram Alir Penelitian

Gambar 1. Diagram alir penelitian

6

1. 6. Hasil yang Diharapkan

1. Peta Geologi dan Peta Struktur Geologi

Berdasarkan peta geologi diketahui penyebaran litologi penyusun daerah

telitian yang kemungkinan merupakan batuan samping (wall rock) yang

mengontrol proses mineralisasi. Sedangkan peta struktur geologi akan

menggambarkan pola penyebaran struktur geologi terutama sesar dan

kekar yang mengontrol zona lemah (urat-urat) dan penyebaran alterasi

hidrotermal.

2. Peta sebaran alterasi dan mineralisasi

Dari peta sebaran alterasi dan mineralisasi ini diketahui tipe alterasi dan

mineralisasi dari daerah telitian, sehingga jika ditampalkan dengan peta

geologi akan diketahui hubungan antara struktur geologi dan litologi

dengan tipe alterasi dan mineralisasi yang terbentuk.

3. Mengetahui karakter mineralisasi dari hasil pengamatan urat-urat alterasi

hidrotermal dilapangan yang didukung analisis laboratorium.

4. Mengetahui hubungan tipe alterasi hidrotermal dan mineralisasinya dari

hasil analisa petrografi dan analisa mineragrafinya.

5. Mengetahui paragenesa mineral hipogen dan supergen.

6. Mengetahui karakter fluida hidrotermal dari hasil analisa

microthermometry.

7. Dapat menyimpulkan genetis mineralisasi endapan emas perak

epithermal berdasarkan faktor-faktor pengontrolnya.

1. 7. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian skripsi ini diharapkan bermanfaat bagi perusahaan,

mahasiswa yang melakukan penelitian dan pihak-pihak lain yang

berkepentingan terhadap laporan skripsi ini.

Manfaat bagi Perusaahan :

1. Tersedianya peta geologi detil dan peta sebaran alterasi dan mineralisasi

daerah penelitian.

2. Tersedianya data - data hasil analisa mineralisasi dan alterasi hidrotermal

dari daerah penelitian.

7

3. Pemahaman tentang genetis mineralisasi endapan emas dan perak

epithermal dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan perencanaan

pengembangan eksplorasi.

Manfaat bagi mahasiswa :

1. Dapat mengetahui dan memahami genetis mineralisasi endapan emas

perak epithermal berdasarkan faktor-faktor pengontrolnya.

2. Dapat mengaplikasikan pengetahuan yang didapatkan dibangku kuliah ke

dalam dunia kerja dan mengetahui kondisi nyata dunia kerja

pertambangan emas.

3. Dapat menyelesaikan kurikulum Prodi Teknik Geologi, Fakultas

Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Yogyakarta dan mendapatkan gelar sarjana pada program pendidikan

strata satu (S1).

1. 8. Lokasi Penelitian Skripsi

Lokasi penelitian skripsi menyesuaikan dengan daerah eksplorasi PT.

Cibaliung Sumberdaya yang memungkinkan dilakukannya penelitian.

Gambar 2. Peta Geologi Regional Daerah Cibaliung

8

1. 9. Waktu Pelaksanaan Skripsi

Pelaksanaan penelitian skripsi ini direncanakan selama 1,5 bulan yaitu

13 Januari 2014 – 28 Februari 2014 atau dapat menyesuaikan dengan waktu

yang tersedia pada PT. Cibaliung Sumberdaya.

1. 10. Alternatif Judul Penelitian Skripsi

Studi kandungan mineral logam emas dan perak berdasarkan data anomali

gaya berat dan asosiasi mineraloginya.

Kendali struktur geologi terhadap distribusi dan intensitas mineralisasi emas

perak epitermal berdasarkan data seismik 2D dan 3D.

Atau dapat menyesuaikan dengan alternatif judul yang diajukan PT.

Cibaliung Sumberdaya dengan mempertimbangkan efektifitas, efisiensi

dan ketersediaan data-data yang ada pada PT. Cibaliung Sumberdaya.

II. DASAR TEORI

2. 1. Definisi Endapan Mineral Epitermal

Endapan bijih epitermal adalah endapan yang terbentuk pada lingkungan

hidrotermal dekat permukaan, mempunyai temperatur dan tekanan yang relatif

rendah berasosiasi dengan kegiatan magmatisme kalk-alkali sub-aerial, sering

kali endapannya dijumpai di dalam produk volkanik.

Endapan epitermal sering juga disebut endapan urat, penggantian

dissemination, stockwork, hot spring, volcanic hosted, dan lain-lain. Perbedaan

tersebut disebabkan oleh perbedaan parameter yang digunakan dalam

menggolongkan endapan mineral.

2. 2. Karakteristik Endapan Mineral

Pada kenyataannya tidak mudah untuk membatasi ciri-ciri endapan

epitermal dengan endapan hidrotermal lainnya. Batasan endapan epitermal

menurut Lindgrend, 1933.

9

Tabel 1. Ciri-ciri umum endapan epitermal (dari Lingrend, 1933)

Kedalaman Permukaan hingga 1500 m.

Temperatur 50 –2000C

Pembentuka

n

Pada batuan sedimen atau batuan beku, terutama yang

berasosiasi dengan batuan intrusif dekat permukaan atau

ekstrusif, biasanya disertai oleh sesar turun, kekar, dsb .

Zona bijih

Urat-urat yang simpel, beberapa tidak beraturan dengan

pembentukan kantong-kantong bijih, juga seringkali

terdapat pada pipa dan stockwork .

Jarang terbentuk sepanjang permukaan lapisan dan sedikit

kanampakan replacement (penggantian) .

Logam bijih Pb, Zn, Au, Ag, Hg, Sb, Hg, Sb, Cu, Se, Bi, U

Mineral bijih

Native Au, Ag, elektrum, Cu, Bi

Pirit, Markasit, Sfalerit, Galena, Kalkopirit, Cinabar,

Stibnite, Realgar, Orpiment, Ruby Silvers, Argentite,

Selenides, Tellurides.

Mineral

penyerta

(gangue)

Kuarsa, Chert, Kalsedon, Ametis, Serisit, Klorit rendah

Fe, Epidot, Karbonat, Fluorit, Barite, Adularia, Alunit,

Dickite, Rhodochrosite, Zeolit .

Ubahan

batuan

samping

Sering sedikit chertification (silisifikasi), kaolinisasi,

piritisasi, dolomitisasi, kloritisasi .

Tekstur dan

struktur

Crustification (banding), sangat umum sering sebagai fine

banding, cockade, vugs, urat terbreksikan. Ukuran butir

(kristal) sangat bervariasi .

Zonasi Makin kedalam makin tidak berturan, seringkali kisaran

vertikalnya sangat kecil .

10

Beberapa klasifikasi endapan epitermal dengan didasarkan parameter

yang berbeda-beda, antara lain :

2. 2. 1. Berdasarkan Kandungan Logam

Ferguson (1928, dalam Heald dkk, 1987) menggunakan rasio Au

terhadap Ag untuk mengidentifikasi dua tipe epitermal pada lava Tersier di

Nevada, yaitu :

a. Au dominan (Au/Ag > 1)

b. Ag dominan (Au/Ag <1)

Loughlin dan Behre (1933, dalam Heald dkk, 1987) mendiskusikan

tiga kategori endapan epitermal, yaitu :

a. Endapan merkuri

b. Endapan Au dan Ag dengan kandungan logam dasar minimal

c. Endapan logam dasar yang mengandung logam mulia

2. 2. 2. Berdasarkan Mineralogi dan Alterasi

Kimia fluida merupakan faktor penting didalam mengontrol

mineralisasi. Karakteristik mineralogi endapan epitermal, sangat mungkin

dibedakan berdasarkan dua fuida yang kontras, yaitu near-neutral pH fluids

(fluida dengan pH mendekati netral) dan acid pH (fluida dengan pH asam)

(Hedenquist, 1987). Ubahan hidrotermal yang berhubungan dengan pH

near - neutral digunakan istilah “adularia - sericite”, sedangkan yang

berhubungan dengan pH asam digunakan istilah acid - sulfate (Head dkk,

1987).

11

Tabel 2. Ciri-ciri endapan epitermal acid sulphate dan adularia - serisit

(berdasarkan Hayba, dkk 1986, Heald dkk, 1987, White & Hedequist 1990,

dan Henley 1991, White & Hedenquist 1995

Tinjauan Aspek

Sulfidasi Tinggi (Acid

Sulphate atau

Kaolinit-Alunit)

Sulfidasi rendah

(Adularia-Serisit)

Tatanan tektonik Keduanya terbentuk pada lingkungan subduksi,

terutama di dalam cekungan belakang busur.

Kontrol struktur

regional Kaldera, kubah silicic

Kaldera dan

lingkungan volkanik

yang lain.

Kontrol struktur lokal

Dikontrol oleh sistem

sesar regional utama

dan rekahan yang

dibentuk pada beberapa

generasi (episode) .

Sesar lokal/regional

atau rekahan.

Pola mineralisasi

Diseminasi dan kuarsa

masiv, open space dan

vug infilling tidak

umum, replacement

umum stockwork tidak

umum .

Open space dan vug

infilling, urat dengan

batas tegas,

stockwork Pb-Zn

dekat permukaan

umum tapi sedikit .

Tekstur mineralisasiVuggy dan kuarsa

masiv

Crustiform, comb,

colloform, quartz,

banded, cherty,

chalcedonic, vuggy,

urat stockwork dan

breksi hidrotermal .

Dimensi endapan Lebih kecil dari

adularia-serisit. Lebar

vertikal umumnya <

500 m, sering

12 – 190 km,

perbandingan urat pj :

lb = 3 : 1 , panjang

bisa beberapa km,

12

ekuidimensional . lebar vertikal 100 –

700 m .

Host rock

Batuan volkanik

subaerial asam –

intermediet, umumnya

riodasit (juga riolit,

trakiandesit, yang

membentuk kubah dan

aliran debu) .

Batuan volkanik

subaerial asam-

intermediet, riolit

hingga andesit serta

berasosiasi dengan

intrusi dan batuan

sedimen.

Hubungan waktu

Bijih + host umurnya

hampir sama (< 0,5 juta

th) .

Terdapat perbedaan

umur yang lama (>1

juta th) .

Mineral bijih

Enargit-luzonit,

tenantit, pirit, kovelit,

native Au, elektrum,

barit, sulphosalts,

tellurides, kadang

bismuthinite .

Galena, sfalerit,

kalkopirit, pirit,

arsenopirit,

achanthite, tetrahedrit,

native Au, Ag,

elektrum, barit,

tellurides. Tidak ada

bismuthinite .

Asosiasi geokimia

Anomali tinggi

Anomali rendah

Au, Ag, As, Cu, Sb, Bi,

Hg, Te, Sn, Pb, Mo,

Te/Se .

Au, Ag, As, Sb, Hg,

Zn, Pb, Se, K, Ag/Au

K, Zn, Ag/Au Cu, Te/Se

Logam yang diproduksi

Endapan Au dan Ag

Produksi Cu cukup

berarti

Endapan Au dan Ag

Produksi logam dasar

bervariasi

Asosiasi mineral

ubahan

Pirofilit, alunit, diaspor,

kaolinit, kristobalit,

serisit, silika. Tidak ada

adularia, sedikit klorit .

Serisit, adularia,

klorit, silika, illit,

epidot. Alunit dan

pirofilit supergen.

13

Ubahan batu samping

Advanced argillic

Bagian luar (atas)

merupakan zona argilik

menengah + seritisasi

maupun zona

propilitik .

Serisit (filik) hingga

argilik menengah.

Bagian luar

merupakan zona

propilitik .

Temperatur

pengendapan bijih

100 – 3200C (data

terbatas)

Bijih : 150 – 3000C,

gangue 1400C, pada

kasus tertentu terjadi

boiling .

Sifat Fluida

Sedikit data, salinitas

rendah-tinggi mungkin

1-6 wt% NaCl equiv,

fluida magmatik asam,

beberapa sebagai

mixing .

Salinitas rendah,

biasanya < 3 wt%

NaCl equiv. Dapat

mencapai 13 %

dominan fluida

meteorik near-neutral

ada bukti boiling.

Terdapat komponen

magmatik .

Kedalamam

pembentukan

300 – 600 m dapat

mencapai >1200 m

100 – 1400 m

sebagian besar 300 –

600 m .

Sumber sulfida lumpur Sedikit data mungkin

magmatik

Magmatik atau batu

samping volkanik .

Contoh

Motomboto,

Tombulilalto Sulut,

Masuparia Kalteng

Mt. Munro Kalteng,

Pongkor, Lebong

Tandai Bengkulu .

14

2. 2. 3. Berdasarkan Batuan Samping (Host-rock)

a. Volcanic - hosted

Endapan volcanic hosted umumya dianggap sebagai lokal endapan

epitermal sebagai urat sulfidasi rendah yang terdapat pada batuan

volkanik, karena pada umumnya proses mineralisasi epitermal

berhubungan dengan proses magmatisme dan volkanisme.

b. Sediment - hosted

Beberapa endapan epitermal terdapat pada endapan volkanik yang

tipis, sehingga mineralisasi akan menyebar hingga batuan dasar yang

terdapat dibawah endapan volkanik (sedimen atau metamorf).

c. Carbonate - hosted

Sebagai endapan emas yang tersebar pada batuan sedimen karbonatan.

Endapan ini umumnya dideskripsi juga sebagai “sediment hosted” atau

lebih dikenal sebagai “endapan Carlyn Type”.

2. 2. 4. Berdasarkan Bentuk Endapan

Klasifikasi ini merupakan cara paling simpel untuk mendiskripsi

endapan bijih dan sangat berguna untuk kepentingan eksplorasi. Klasifikasi

ini didasarkan pada bentuk endapan dengan mengabaikan genesa dan host

rocknya. Secara umum dapat dikelompokkan dalam 3 bentuk endapan,

yaitu:

a. Vein deposits

Dicirikan oleh endapan yang terbentuk pada urat. Pada daerah yang

didominasi oleh urat, umumnya juga hadir endapan yang terkait

dengan breksi hidrotermal maupun urat halus stockwork. Stockwork

biasanya terdapat pada bagian urat yang berubah orientasi.

b. Stockwork deposits

Endapan ini dicirikan oleh urat-urat halus yang saling berhubungan

(interkoneksi), membentuk zona yang kompleks. Umumnya terdapat

pada daerah yang mempunyai struktur kompleks (misal perpotongan

sesar) atau pada batuan yang britle.

15

c. Disseminated deposits

Mineralisasi lebih banyak tersebar (sebagai tekstur alterasi) pada

host rock, daripada yang terdapat pada urat. Disseminated deposits

umumnya terdapat pada endapan sulfidasi tinggi (permeabilitas

disebabkan oleh dissolusi asam dari silikat) serta pada sedimen

karbonatan.

2. 2. 5. Berdasarkan Model Genesa

Berger dan Eimin (1983, dalam Heald dkk, 1987) membagi tiga

kategori endapan epitermal, yaitu :

a. Hot spring model

Endapan epitermal yang umumnya terdapat dibawah area air panas,

sebagai tipikal endapan urat epitermal sulfidasi rendah (Giles dan

Nelson, 1984).

b. Open cell model

Pengendapan terbentuk secara lateral di antara dua fluida.

c. Closed model

Pengendapan mineral membentuk zona vertikal.

III. ALAT DAN FASILITAS

Untuk mendukung kegiatan penelitian skripsi maka dibutuhkan beberapa alat

pendukung yang diantaranya:

1. Peta topografi daerah telitian

2. Peta geologi regional dan peta geologi lokal

3. Data inklusi fluida

4. Data mine sampling

5. Data microthermometry

6. Data analisis kimia urat - urat mineral

7. Seperangkat komputer

8. Seperangkat mikroskop

9. Literatur yang berkait

10. Peralatan lapangan dan laboratorium yang menunjang penelitian skripsi

16

Fasilitas:

1. Akses ke perpustakaan

2. Akses ke internet

3. Akomodasi, Transportasi dan Konsumsi

4. Akses untuk penggandaan data

IV. PEMBIMBING

Untuk kelancaran pelaksanaan penelitian skripsi ini mahasiswa berharap

mendapatkan pembimbing lapangan dari perusahaan PT. Cibaliung Sumberdaya.

V. PENUTUP

Kesempatan yang diberikan pada mahasiswa untuk melakukan penelitian skripsi

pada PT. Cibaliung Sumberdaya akan dapat membuka wawasan bagi mahasiswa

geologi untuk lebih memahami pengetahuan yang telah didapatkan di bangku kuliah

dan mengaplikasikannya dalam dunia kerja. Dalam kesempatan ini mahasiswa akan

memanfaatkanya semaksimal mungkin selanjutnya hasil dari penelitian skripsi ini

dibuat dalam bentuk laporan Tugas Akhir yang akan dipertanggungjawabkan dalam

bentuk sidang pendadaran di universitas (program studi).

Mahasiswa mengucapkan terimakasih atas perhatian yang diberikan perusahaan dan

berharap mendapat kesempatan untuk dapat melakukan penelitian skripsi PT. Cibaliung

Sumberdaya.

VI. DAFTAR PUSTAKA

1. Bateman, A. M,. 1981. Deposit Mineral 3rd edition. John Wiley and Sons, New

York.

2. Daranin, E. A., 1994. Genesa dan Pengenalan Bijih. Departemen Pertambangan

dan Energi, Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Pusat Penelitian dan

Pengembangan Teknologi Mineral.

3. Harijoko, Agung., Yukiko Ohbuchi, Yoshinobu Motomura, Akira Imai dan

Koichiro Watanabe. 2007. Characteristics of the Cibaliung Gold Deposit:

Miocene Low-Sulphidation-Type Epithermal Gold Deposits in Western Java,

Indonesia. Resource Geology, 57, 114-123

17

4. Idrus, A., Darijanto, T., Suprapto. 1998. Studi Alterasi dan Mineralisasi pada

Endapan Emas-Perak Epitermal Daerah Cibodas-Cikidang Kabupaten Lebak

Jawa Barat. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan XXVII, Yogyakarta.

5. Lingrend, W. (1933). Mineral Deposit. USA : McGraw-Hill Book Company.

Inc.

6. Sutarto. 2001 “Buku Petunjuk Praktikum Endapan Mineral” Edisi 2,

Laboratorium Endapan Mineral, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi

Mineral, Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Yogyakarta .

7. Sutarto. 2012. Diktat Kuliah Endapan Mineral. Jurusan Teknik Geologi,

Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran”

Yogyakarta.

8. White, N. C. dan Hedenquest, J. W., (1995). Epithermal Gold Deposits Style

Characteristics and Exploration. A Workshop presented for the Society of

Economic Geologist.

VII. LAMPIRAN

Lampiran yang mahasiswa ajukan sebagai pertimbangan, antara lain :

1. Curriculum Vitae

2. Transkrip IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) sementara

18