Modul 1 Blok 3 Kelompok 3

14
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem uropoetika atau bisa juga disebut dengan sistem perkemihan merupakan suatu sistem yang berfungsi untuk mensekresikan urin sehingga sistem ini juga berperan penting dalam regulasi cairan dan PH dalam tubuh. sistem uropoetika ini meliputi ginjal, ureter, kandung kemih (vesica urinaria) dan urethra. 1.2 Tujuan Setelah melewati modul ini mahasiswa di harapkan mengetahui dan dapat menjelaskan anatomi dan fisiologi dari sistem uropoetika, keseimbangan cairan dan PH dalam tubuh serta mekanisme terjadinya miksi. 1.3 Manfaat Agar mahasiswa dapat mengetahui anatomi dan fisiologi dari sistem uropoetika serta mahasiswa dapat menggunakan ilmu yang didapat sebagai bekal untuk mempelajari ilmu yang nanti akan dipelajari di blok-blok selanjutnya. .

description

hay

Transcript of Modul 1 Blok 3 Kelompok 3

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sistem uropoetika atau bisa juga disebut dengan sistem perkemihan merupakan suatu sistem

    yang berfungsi untuk mensekresikan urin sehingga sistem ini juga berperan penting dalam

    regulasi cairan dan PH dalam tubuh. sistem uropoetika ini meliputi ginjal, ureter, kandung kemih

    (vesica urinaria) dan urethra.

    1.2 Tujuan

    Setelah melewati modul ini mahasiswa di harapkan mengetahui dan dapat menjelaskan

    anatomi dan fisiologi dari sistem uropoetika, keseimbangan cairan dan PH dalam tubuh serta

    mekanisme terjadinya miksi.

    1.3 Manfaat

    Agar mahasiswa dapat mengetahui anatomi dan fisiologi dari sistem uropoetika serta

    mahasiswa dapat menggunakan ilmu yang didapat sebagai bekal untuk mempelajari ilmu yang

    nanti akan dipelajari di blok-blok selanjutnya.

    .

  • 2

    BAB 2

    ISI DAN PEMBAHASAN

    2.1 SKENARIO

    Mimpi yang tak indah

    Si Udin sudah dua hari ini diare yang menyebabkan badan lemas akibat terjadinya

    dehidrasi dan hiponatremia. Udin sudah minum oralit dan air yang banyak sehingga pada malam

    hari udin terbangun ketika sedang tidur nyenyak dan mimpi yang indah karena ngompol!!!

    2.2 STEP 1

    Identifikasi kata/kalimat yang asing dan sulit :

    Diare = Keadaan abnormal peningkatan frekuensi buang air besar lebih dari 3

    kali sehari, dimana feses dalam keadaan lembek / cair.

    Hiponatremia = Kadar Na di dalam darah yang rendah, dimana produksi panas dan

    dingin tidak seimbang.

    Dehidrasi = Kekurangan cairan dalam tubuh.

    Oralit = Larutan yang komposisi nya adalah NaCl, CaCl, Glukosa anhidrad dan

    Natrium bikarbonat, yang berfungsi untuk menyembuhkan diare, dan

    juga sebagai pengganti mineral dan cairan yang keluar akibat diare

    tersebut.

    2.3 STEP 2

    Identifikasi Masalah

    1. Apa pengertian, organ, fungsi dan struktur dari sistem uropoetika ?

    2. Bagaimana mekanisme pembentukan urin ?

    3. Bagaimana mekanisme miksi ?

    4. Mengapa warna urin berbeda-beda ?

    5. Apa yang terjadi bila tubuh kelebihan air dan cairan ?

  • 3

    6. Mengapa diare bisa menimbulkan dehidrasi, hiponatremia, dan badan menjadi lemas ?

    7. Mengapa saat tidur udin tidak sadar saat ingin buang air kecil ?

    2.4 STEP 3

    Analisis Masalah

    1. Definisi dari sistem uropoetika :

    Sistem eksresi yang berperan dalam pengaturan konsentrasi volume cairan dalam

    tubuh. zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan oleh sistem uropoetika

    melalui urin, sedangkan zat yang masih berguna akan direabsorbsi kembali ke dalam

    darah.

    Fungsi sistem uropoetika :

    - Mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme melalui urin.

    - Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh.

    - Menjaga keseimbngan pH tubuh.

    - Menjaga keseimbangan volume darah.

    Organ yang berperan dalam sistem uropoetika :

    Ginjal

    Ginjal terbagi menjadi 3 bagian :

    - Korteks ginjal merupakan bagian terluar ginjal, terdiri dari nefron.

    - Medula ginjal merupakan bagian dalam ginjal terdiri dari nefron, berbentuk seperti

    piramid.

    - Pelvis ginjal merupakan rongga yang menghubungkan ginjal dengan ureter.

    Nefron merupakan unit terkecil dari ginjal yang mampu membentuk urin yang terdiriri

    dari korpuskulum renalis dan tubulus renalis.

  • 4

    Fungsi Ginjal

    - Mempertahankan keseimbangan H2O dalam tubuh

    - Membantu keseimbangan asam basa

    - Membentuk hormon eritropyotin untuk merangsang pembentukan sel darah merah

    - Sekresi hormon

    - Pengeluaran senyawa zat adiktif seperti obat

    - Mempertahankan volume plasma dan membentuk urin

    - Mempertahankan tekanan osmosis CES

    - Pengaturan keseimbangan air dan elektrolit

    - Menghasilkan renin

    Ureter

    Merupakan saluran fibromuskular yang mengalirkan urin dari ginjal ke kandung

    kemih. Didalam ureter terdapat tiga lapisan yaitu jaringan ikat, otot polos, dan lapisan

    mukosa.

    Vesica Urinaria

    Terletak di dalam rongga panggul,di depan simphysis pubis (dekat tulang ekor),

    bentuk seperti kerucut, dan dikelilingi otot-otot yang kuat dan dapat mengembang

    mengempis, berfungsi untuk tempat penampungan urin. Vesica urinaria memiliki tiga

    bagian, yaitu :

    1) Fundus : bagian menghadap belakang dan bawah

    2) Korpus : bagian antara fundus dan vertex

    3) Vertex : bagian yang berhubungan dengan ligamentum vesica umbilialis

    dan menghadap depan.

  • 5

    Uretra

    Pada wanita uretra pendek dan lurus serta berfungsi untuk menyalurkan urin.

    Pada pria uretra panjang dan melengkung, berfungsi untuk menyalurkan urin dan

    reproduksi serta terdapat saluran aksesoris yaitu prostat dan penis.

    Terdapat otot yaitu otot sfingter interna yang bekerja secara involunter dan otot sfingter

    eksterna yang bekerja secara volunter.

    2. Mekanisme pembentukan urin

    1) Ginjal

    a) Filtrasi glomerulus : darah mengalir, plasma bebas protein

    tersaring dalam kapsula bowman.

    b) Rebsorpsi tubulus : setelah terjadi filtrasi kemudian mengalir ke

    tubulus, lalu bahan yang masih bermanfaat dikembalikan ke kapiler

    peritubulus, perpindahan bahan-bahan dari bagian dalam tubulus ke

    dalam darah disebut reabsorpsi tubulus. Bahan hasil saringan

    dikeluarkan yang dibawa oleh kapiler peritubulus lalu dibawa ke

    ginjal.

    c) Sekresi tubulus : pemindahan bahan-bahan sekresi dari kapiler

    peritubulus ke dalam lumen tubulus, disini urin sudah siap mengalir ke

    ureter.

    3. Mekanisme miksi

    Ginjal ureter vesica urinaria urethra

    4. Yang menyebabkan perbedaan warna pada urin adalah pigmen urobilin yang memberikan

    warna kuning pada urin.

    5. Bila kelebihan air maka akan terjadi pembentukan serta pengeluaran urin yang banyak

    6. yang menyebabkan dehidrasi adalah pada saat defekasi juga mengeluarkan cairan

    sehingga terjadilah dehidrasi.

  • 6

    2.5 STEP 4

    Kerangka Konsep

    2.6STEP 5

    Identifikasi sasaran belajar

    1. Mahasiswa mampu mengetahui struktur dan fungsi dari sel.

    2. Mahasiswa mampu mengetahui definisi jaringan dasar.

    3. Mahasiswa mampu mengetahui struktur dan fungsi jaringan kulit

    4. Mhasiswa mampu mengetahui adneksa jaringan kulit

    DARAH

    SEKRESI

    VESICA

    URINARIA

    URIN

    URETER

    GINJAL REABSORPSI

    FILTRASI

    MIKSI

    URETHRA

  • 7

    2.7 STEP 6

    Belajar Mandiri

    2.8 STEP 7

    Sintesis

    SISTEM UROPOETIKA

    Sistem uropoetika atau bisa juga disebut dengan sistem perkemihan merupakan suatu

    sistem yang berfungsi untuk mensekresikan urin sehingga sistem ini juga berperan penting dalam

    regulasi cairan, PH, dan volume darah dalam tubuh. sistem uropoetika ini meliputi ginjal, ureter,

    kandung kemih (vesica urinaria) dan urethra.

    (Sherwood, 2007)

    GINJAL

    Ginjal berada di kavitas abdominis bagian atas, di kanan dan kiri kolumna vertebralis,

    dibelakang poriteneum. Ginjal merupakan suatu organ yang fungsinya untuk membentuk urin.

    Ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit struktural dan fungsional dari ginjal yang

    berfungsi membentuk urin. Berat ginjal kurang lebih 150gr dan panjang ginjal sekitar 5-7,5cm.

    ginjal memiliki jaringan lemak yang berfungsi menjaga ginjal tetap pada tempatnya yang disebut

    dengan fascia renalis. Ginjal kanan lebih rendah daripada ginjal kiri karena pada bagian kanan

    terdapat hepar. Ginjal memiliki 3 bagian, yang pertama korteks ginjal yang tersusun oleh

    korpuskulum renalis dan tubulus kontortus. Yang kedua adalah medula renalis merupakan bagian

    tengah yang disusun oleh lengkung Henle dan tubulus kolektivus. Medula renalis terdiri atas

    potongan-potongan berbentuk baji yang disebut piramid renalis. Ujung masing-masing piramid

    adalah apeks atau papila. Yang ketiga adalah pelvis renalis merupakan sebuah rongga yang

    dibentuk oleh perluasan ureter dalam ginjal pada hilus, perluasan pelvis ginjal berbentuk corong

    yang disebut kaliks menyelubungi papila renalis. Urin mengalir dari piramide renalis kedalam

    kaliks, ke pelvis renalis dan keluar ke ureter.

  • 8

    Fungsi ginjal

    1. Pembentukan urine

    2. Membuang zat-zat sisa melalui urin

    3. Regulasi cairan dan elektrolit dalam tubuh

    4. Regulasi pH tubuh

    5. Regulasi volume dan tekanan darah

    6. Sekresi renin

    7. Sekresi eritropoietin

    8. Aktivasi vitamin D

    9. Sekresi hormon adrenalin

    (Sherwood, 2007)

    NEFRON

    Nefron adalah unit struktural dan fungsional ginjal. Disetiap ginjal terdiri atas 1 juta

    nefron, setiap nefron yaitu terdiri atas dua bagian besar sebuah korpuskulum renalis dan tubulus

    ginjal. Korpuskulum renalis terdiri dari glomerulus yang dikelilingi kapsula bowman, glomerulus

    adalah jaringan kapiler yang dibentuk dari sebuah arteriol afferent dan arteriol efferent, kapusla

    bowman atau kapsula glomerulus adalah ujung perluasan tubulus renalis yang menutupi

    glomerulus, lapisan dalam kapsula bowman memiliki pori yang sangat permiabel, lapisan luar

    tidak berpori dan tidak permiabel, lapisan dalam dan lapisan luar kapsula bowman berisi filtrat

    ginjal, cairan yang berasal dari darah glomerulus yang kemudian diubah menjadi urine. Tubulus

    renalis adalah lanjutan dari kapsula bowman dan terdiri dari tubulus kontortus proksimal,

    lengkung henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus koletktivus. Tubulus kontortus distal dari

    beberapa nefron bergabung menjadi sebuah tubulus kolektivus. Nefron terbagi dua jenis

    superficial nefron ( tubulus renalis pendek) dan juxtamedullary nefron ( tubulus renalis lebih

    panjang).

  • 9

    Aliran darah pada ginjal :

    Arteri renalis arteri lebih kecil arteriol afferent glomerulus arteriol efferent

    kapiler peritubulus vena renalis vena kava inferior

    (Scanlon & Sanders, 2003)

    URETER

    Terletak di sebagian di rongga abdomen dan sebagian di ronggapelvis. Di stiap ginjal

    mamiliki dua ureter, dipersarafi oleh saraf simpatis dan saraf parasimpatis, neuron serta serabut

    saraf nervus. Otot polos di dinding ureter berkontraksi dalam bentuk gelombang peristaltic untuk

    mendorong urine ke dalam vesica urinaria. Selama pengisian, vesika urinaria ini mengembang

    dan menekan bagian ujung mencegah aliran balik urine. Ureter memiliki 3 lapisan yaitu :

    1. Fibrosa : lapisan luar, yang merupakan jaringan ikat

    2. Muskularis longitudinal : lapisan tengah, yang merupakan jaringan otot

    3. Epithelium mukosa : lapisan dalam, yang merupakan jaringan epitel

    Ureter memiliki fungsi untuk mengangkut urin ke vesica urinaria dan mencegah aliran balik urin

    ke ginjal.

    (Sloane, 2003)

    VESICA URINARIA

    Merupakan kantung otot di bawah peritoneum dan dibelakang tulang kemaluan yag

    berfungsi sebagai tempat penyimpanan urin sementara. Pada wanita terletak di bawah uterus dan

    pada pria terletak di atas kelenjar prostat. Vesica urinaria terbagi menjadi dua bagian yaitu

    korpus yang merupakan bagain penampung urin dan leher yang merupakan penghubung dengan

    urethra. Terdapat dua sfringter yaitu sfringter uretra interna dan sfringter uretra eksterna,

    sfringter uretra interna merupakan otot polos yang bekerja secara involunter dan membantu

    penutupan vesica urinaria ke uretra sedangkan sfringter uretra eksterna merupakan otot rangka

    yang bekerja secara volunter dan membantu menunjang organ pelvis. Lapisan otot polos pada

  • 10

    dinding vesica urinaria yang disebut dengan muskulus detrusor yang mengelilingi vesica

    urinaria. Kapasitas vesica urinaria adalah 800 ml. Vesica urinaria memiliki lapisan mukosa yang

    berfungsi mencegah robekkan yang terjadi pada saat vesica urinaria mengembang. Saat vesica

    urinaria kosong dan mengkerut terbentuk lipatan yang disebut dengan rugae.

    (Sherwood, 2007)

    URETHRA

    Urethra merupkan saluran yang membawa urin dari vesica urinaria ke luar dari tubuh.

    Uretra pada wanita panjangnya 2,5 - 4 cm dan letaknya didepan vagina ( uretra femina ),

    sedangkan pada pria panjangnya sekitar 17 20 cm dan menghubungkan dengan kelenjar prostat

    dan penis (uretra musculina ) . pada pria urethra juga merupakan saluran keluarnya sperma.

    (Sloane, 2003)

    MEKANISME PEMBENTUKAN URIN

    1. Filtrasi glomerulus

    - Pengambilan plasma darah dari kapiler glomerolus menuju kapsula bowman.

    - Tidak selektif terhadap bahan tapi seberapa banyak urin yang mau dibuang

    - Cairan yang dhasilkan disebut filtrasi ginjal

    - Isi filtrate ada protein sedikit dan tidak ada darah

    2. Reabsorpsi Tubulus

    - Selektif terhadap mempertimbangkan manfaatnya untuk tubuh

    - Transpor aktif, sel sel ditubulus menggunkan ATP untuk mereabsorpsi zat zat

    yang dibutuhkan oleh tubuh, ion ion positif di reabsorpsi melalui transport aktif

    - Transport pasif, pada saat ion-ion positif direabsorpsi, ion ion negative akan terikut

    oleh ion-ion positif

    - Osmosis, yang mereabsorpsi air dan mineral terutama Na

    - Pinocytosis merupakan proses reabsorpsi protein-protein kecil

    - 99 % filtrate direbsorpsi , 1% jadi urin

  • 11

    - Dalam waktu 24 jam membentuk 100 180 Filtrat ginjal dan menghasilkan 1 2 liter

    urin

    - Proses reabsorpsi dipengaruhi oleh hormon ADH, PTH, ANH dan Aldosteron

    - Terjadinya reabsorpsi dari filtrat didalam tubulus renalis kedalam darah di kapiler

    peritubular

    3. Sekresi Tubulus

    - Proses sekresi zat-zat sisa seperti ceratinin dan ion H+ dari darah dalam kapiler

    peritubular ke filtrat dalam tubulus renalis

    Hormon yang mempengaruhi pembentukan urin

    1. Antidiuretic Hormone (ADH) = meningkatkan reabsorpsi air dari filtrat ke darah

    2. Parathyroid Hormone (PTH) = meningkatkan reabsorpsi ion Ca+2 dari filtrat ke darah

    dan eksresi ion phosphate ke dalam filtrat

    3. Aldosteron = meningkatkan reabsorpsi ion Na+ dari filtrat ke darah

    dan eksresi ion K+ ke dalam filtrat. Air juga akan ikut di

    reabsorpsi karena reabsorpsi dari sodium

    4. Atrial natriuretic hormone (ANH) = mengurangi reabsorpsi ion Na+. sehingga lebih

    banyak sodium dan air yang di eksresi.

    Pengaturan asam-basa oleh ginjal

    Apabila PH cairan tubuh menjadi terlalu asam maka ginjal akan mensekresikan lebih

    banyak ion H+ ke dalam filtrat dan akan lebih banyak mengembalikan ion HCO3

    - ke dalam

    darah, sehingga pH dalam tubuh akan meningkat. Apabila pH dalam tubuh terlalu basa, maka

    ginjal akan melakukan kebalikannya, yaitu mensekresikan ion HCO3- ke filtrat dan

    mengembalikan ion H+ ke dalam darah, sehingga pH dalam tubuh akan turun ke angka normal.

    Pengaturan asam basa oleh ginjal yang lain adalah dengan phosphate buffer system. Ada

    dua komponen utama yang terlibat dalam phosphate buffer system yang pertama adalah sodium

    dihydrogen phosphate (NaH2PO4) yang merupakan asam lemah dan sodium monohydrogen

    phosphate (Na2HPO4) yang merupakan basa lemah. Asam lemah dan basa lemah ini akan

  • 12

    bereaksi dengan asam kuat atau basa kuat dan akan menghasilkan substansi yang tidak memberi

    pengaruh yang besar terhadap pH tubuh, contohnya adalah apabila pH tubuh asam maka sodium

    monohydrogen phosphate akan berikatan dengan asam kuat untuk menghasilkan garam yang

    tidak berpengaruh terhadap pH tubuh dan asam lemah yang memberikan pengaruh yang sedikit

    terhadap pH.

    (Scanlon & Sanders, 2003)

    MEKANISME MIKSI

    Setelah urin dibentuk di ginjal maka urin akan dialurkan ke vesica urinaria melalui ureter.

    Apabila vesica urinaria terisi oleh urin yang cukup banyak maka otot detrusor pada vesica

    urinaria akan meregang yang akan memicu reseptor regang yang ada pada vesica urinaria,

    kemudian impuls akan dihantarkan ke saraf sakral di medula spinalis, sehingga terjadi refleks

    miksi untuk relaksasi sfingter interna. Namun, kita masih dapat menahan miksi sampai kita

    menemukan tempat yang tepat untuk miksi, karena terdapat sfingter eksterna yang merupakan

    otot rangka yang kerjanya dikontrol oleh otak secara sadar, sehingga kita dapat menahan miksi

    sampai kita menemukan tempat yang tempat untuk miksi.

    (Guyton & Hall, 2006)

  • 13

    BAB 3

    KESIMPULAN DAN SARAN

    1.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa sistem uropoetika adalah suatu

    sistem yang berfungsi menjaga homeostasis cairan dalam tubuh manusia. Sistem uropoetika

    terdiri dari 2 ginjal, 2 ureter, 1 vesica urinaria dan 1 urethra. Ginjal merupakan organ

    pembentuk urin yang berperan penting dalam regulasi cairan tubuh, sedangkan ureter, vesica

    urinaria dan urethra merupakan organ yang berfungsi untuk mengeksresikan urin ke luar dari

    tubuh atau yang bisa disebut dengan miksi.

    1.2 Saran

    Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, sehingga kami

    selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat

    membangun.

  • 14

    Daftar Pustaka

    Bibliography Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku

    Kedokteran EGC.

    Koeppen, B. M., & Stanton, B. A. (2007). Renal Physiology 4th edition. Philadelphia: Mosby Elsevier.

    Scanlon, V. C., & Sanders, T. (2003). Essential of Anatomy and Physiology 4th edition. Philadelphia:

    F.A.Davis Company.

    Sherwood, L. (2007). Fisiologi Manusia Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

    Sloane, E. (2003). Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC.