ASP_GROUP II (Lap.Keu SKPD).docx

24
Laporan Keuangan SKPD PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan output akhir dari proses akuntansi yang dilaksanakan di tingkat SKPD dan di tingkat PPKD. Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Para pengguna laporan keuangan di pemerintah daerah yang utama adalah DPRD, masyarakat para pembayar pajak, masyarakat pemilih, pemasok, pihak kreditur, donor, pemerintah pusat, para pemerhati pemda, selain para pimpinan dan pelaksana manajemen pemda sendiri yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan yang relevan. B. TUJUAN DAN KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN B.1. Tujuan Laporan Keuangan Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan: Kelompok II Page 1

Transcript of ASP_GROUP II (Lap.Keu SKPD).docx

Page 1: ASP_GROUP II (Lap.Keu SKPD).docx

Laporan Keuangan SKPD

PENDAHULUAN

Laporan keuangan merupakan output akhir dari proses akuntansi yang

dilaksanakan di tingkat SKPD dan di tingkat PPKD. Laporan keuangan merupakan

laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang

dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah

menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan

kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam

membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.

Para pengguna laporan keuangan di pemerintah daerah yang utama adalah DPRD,

masyarakat para pembayar pajak, masyarakat pemilih, pemasok, pihak kreditur, donor,

pemerintah pusat, para pemerhati pemda, selain para pimpinan dan pelaksana

manajemen pemda sendiri yang berkepentingan untuk pengambilan keputusan yang

relevan.

B. TUJUAN DAN KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN

B.1. Tujuan Laporan Keuangan

Secara spesifik, tujuan pelaporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan

informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan

akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan:

a) menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan

ekuitas dana pemerintah;

b) menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi,

kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah;

c) menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya

ekonomi;

d) menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya;

e) menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan

memenuhi kebutuhan kasnya;

Kelompok II Page 1

Page 2: ASP_GROUP II (Lap.Keu SKPD).docx

Laporan Keuangan SKPD

f) menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai

penyelenggaraan kegiatan pemerintahan; menyediakan informasi yang berguna

untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.

Pelaporan keuangan pemerintah harus menyajikan secara wajar dan mengungkapkan

secara penuh atas kegiatan pemerintah dan sumber daya ekonomis yang dipercayakan,

serta menunjukkan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Laporan keuangan harus disajikan dengan memenuhi hal-hal berikut:

a) Disajikan dengan menunjukkan perbandingan antara periode berjalan dengan

periode sebelumnya. Agar perbandingan dapat bermanfaat, maka informasi

keuangan dari periode berjalan harus dilaporkan secara konsisten dengan

informasi pada periode sebelumnya. Apabila terjadi perubahan akuntansi harus

diungkapkan dalam laporan keuangan.

b) Diterbitkan tepat waktu segera setelah periode akuntansi berakhir.

c) Laporan keuangan harus menyajikan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian

yang penting. Informasi laporan keuangan dapat diandalkan bila pemakai laporan

dapat menggunakan informasi tersebut untuk pengambilan keputusan atas

transaksi dan kejadian yang penting berdasarkan kondisi keuangan yang

sesungguhnya.

d) Laporan keuangan mencakup Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan

Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

B.2. Komponen Laporan Keuangan Pemda

Laporan keuangan Pemda merupakan laporan keuangan gabungan dari seluruh SKPD

dan laporan keuangan PPKD sebagai PPKD/BUD. Laporan keuangan Pemda ini dibuat

setiap semester/tahunan dan merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan

keuangan daerah untuk tahun anggaran tersebut.

Untuk bisa menyusun laporan keuangan Pemda, terlebih dahulu disusun laporan

keuangan Satuan Kerja secara terpisah, juga PPKD menyusun laporan keuangan sebagai

PPKD/BUD. Pada saat akan disusun laporan keuangan pemda maka laporan keuangan

Kelompok II Page 2

Page 3: ASP_GROUP II (Lap.Keu SKPD).docx

Laporan Keuangan SKPD

SKPD dan PPKD digabungkan untuk menjadi laporan keuangan tingkat Pemda. Format

laporan keuangan PPKD sama dengan laporan keuangan SKPD. Yang berbeda dari

kedua laporan keuangan tersebut adalah cakupan transaksi dan akun yang digunakannya.

Adapun komponen laporan keuangan yang disusun oleh PPKD terdiri atas:

a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);

b) Neraca;

c) Laporan Arus Kas; dan

d) Catatan atas Laporan Keuangan.

Komponen laporan keuangan di tingkat SKPD terdiri atas:

a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);

b) Neraca; dan

c) Catatan atas Laporan Keuangan.

C. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

Laporan Keuangan yang dihasilkan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah merupakan

hasil proses akuntansi sesuai dengan siklus akuntansi yang dilaksanakan sebelumnya,

yaitu tahap pengidentifikasian dokumen sumber, tahap penjurnalan, dan tahap posting ke

buku besar setiap akun. Agar memudahkan kontrol dalam penyusunan laporan

keuangan, secara manual dapat dibantu melalui penyusunan Kertas Kerja (Worksheet).

Format dokumen kertas kerja (worksheet) adalah sebagai berikut:

Kelompok II Page 3

Page 4: ASP_GROUP II (Lap.Keu SKPD).docx

Laporan Keuangan SKPD

Langkah-langkah dalam penyusunan laporan keuangan SKPD sesuai dengan kertas kerja

yang dibuat terdiri atas: Neraca saldo, Jurnal Penyesuaian, Neraca Saldo setelah

Penyesuaian, Jurnal Penutupan, Laporan Realisasi Anggaran sebelum konversi dan

Laporan Realisasi Anggaran setelah konversi, kemudian menyusun Neraca sebelum

konversi dan Neraca setelah konversi.

C.1. Neraca Saldo

Neraca saldo merupakan ikhtisar buku besar. PPK-SKPD melakukan rekapitulasi saldo-

saldo buku besar menjadi neraca saldo. Angka-angka saldo dari semua akun buku besar

dipindahkan ke kolom neraca saldo dalam worksheet, sesuai dengan posisi debit atau

kredit dalam saldo di buku besar masing-masing.

C.2. Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian dimaksudkan agar nilai dari akun-akun LRA dan neraca sudah

menunjukkan nilai wajar pada tanggal pelaporan. Penyesuaian ini meliputi: transaksi

penyesuaian akibat adanya perbedaan waktu pengakuan transaksi seperti pengakuan

piutang, pengakuan persediaan, akumulasi penyusutan di akhir periode akuntansi,

penyesuaian untuk SP2D yang belum diterbitkan untuk pembelian/pembangunan aktiva

tetap, penyesuaian penerimaan hibah berupa aset.

Standar jurnal penyesuaian di tingkat SKPD adalah sebagai berikut:

Kelompok II Page 4

Page 5: ASP_GROUP II (Lap.Keu SKPD).docx

Laporan Keuangan SKPD

Kolom neraca saldo setelah ditambah/dikurangi dengan akun yang disesuaikan akan

menjadi angka neraca saldo yang telah disesuaikan (as adjusted trial balance).

C.3. Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran SKPD sebelum Konversi

Laporan Realisasi Anggaran SKPD (LRA SKPD) disusun setiap semester. Laporan ini

menyajikan informasi realisasi pendapatan dan belanja SKPD yang masing-masing

diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. Struktur Laporan Realisasi

Anggaran SKPD sebelum konversi adalah sebagai berikut:

Kelompok II Page 5

Page 6: ASP_GROUP II (Lap.Keu SKPD).docx

Laporan Keuangan SKPD

C.4 Jurnal Penutupan

Pada setiap akhir tahun anggaran, setelah disusun LRA SKPD, kemudian dibuat jurnal

penutup. Jurnal penutup ini bertujuan menutup (me – nol – kan) pendapatan dan belanja

SKPD serta menutup surplus/defisit ke ekuitasnya SKPD.

Kelompok II Page 6

Page 7: ASP_GROUP II (Lap.Keu SKPD).docx

Laporan Keuangan SKPD

C.5. Penyusunan Neraca SKPD sebelum Konversi

Setelah disusun LRA SKPD, kemudian melakukan jurnal penutupan, selanjutnya Satuan

Kerja menyusun Neraca SKPD. Neraca ini menyajikan informasi tentang posisi

keuangan SKPD mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.

Format neraca SKPD sebelum konversi adalah sebagai berikut:

Kelompok II Page 7

Page 8: ASP_GROUP II (Lap.Keu SKPD).docx

Laporan Keuangan SKPD

Kelompok II Page 8

Page 9: ASP_GROUP II (Lap.Keu SKPD).docx

Laporan Keuangan SKPD

Kelompok II Page 9

Page 10: ASP_GROUP II (Lap.Keu SKPD).docx

Laporan Keuangan SKPD

C.6. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam Laporan

Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus memiliki referensi silang

dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Kelompok II Page 10

Page 11: ASP_GROUP II (Lap.Keu SKPD).docx

Laporan Keuangan SKPD

Kelompok II Page 11

Page 12: ASP_GROUP II (Lap.Keu SKPD).docx

Laporan Keuangan SKPD

C.7. Konversi Laporan Keuangan SKPD

Laporan keuangan yang dibuat oleh SKPD yang terdiri atas LRA, Neraca, dan Catatan

atas Laporan Keuangan, disusun berdasarkan struktur anggaran APBD sesuai

Permendagri No. 13 Tahun 2006. Sehingga, terdapat perbedaan struktur akun

pendapatan dan belanja bila dibandingkan dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (PP

No. 24 Tahun 2005). Oleh karena itu, perlu dilakukan sebuah langkah konversi. Berikut

bagan konversi yang dimaksud.

C.7.1. Konversi untuk LRA

Pendapatan Asli Daerah yang merupakan wewenang SKPD untuk mencatat dan

melaporkannya dalam LRA, seperti terlihat, dalam bagan di atas, tidak terdapat

perbedaan. Oleh karena itu, untuk PAD tidak memerlukan konversi.

Kelompok II Page 12

Page 13: ASP_GROUP II (Lap.Keu SKPD).docx

Laporan Keuangan SKPD

Belanja yang merupakan wewenang SKPD untuk mencatat dan melaporkannya dalam

LRA, seperti terlihat, dalam bagan di atas, harus dilakukan konversi, yaitu: Belanja

Tidak Langsung tidak dikenal dalam struktur pada format SAP, sehingga perlu

dikonversi ke Belanja Operasi. Sedangkan untuk Belanja Langsung konversi sebagai

berikut:

(i) Dari komponen belanja langsung, yaitu belanja pegawai ke komponen belanja

operasi pada akun belanja pegawai,

(ii) Dari komponen belanja langsung, yaitu akun belanja barang dan jasa ke komponen

belanja barang, dan

(iii) Dari komponen belanja langsung, yaitu akun belanja modal ke komponen

belanjamodal.

Dalam konversi agar sesuai dengan PP No. 24 Tahun 2005 tentang SAP, pelaporan

realisasi belanja dalam LRA tidak berdasarkan program dan kegiatan, sebagaimana

klasifikasi anggaran belanja langsung dalam APBD, tetapi untuk tujuan Penjabaran

Laporan Realisasi APBD, belanja harus dilaporkan bersama program dan kegiatan.

Dengan demikian, perlu dibuat dua versi pelaporan LRA, yaitu berdasarkan

Permendagri No. 13 Tahun 2006 kemudian konversinya yang berdasarkan PP No. 24

Tahun 2005 sebagaimana telah dijelaskan di atas.

C.7.2. Konversi untuk Neraca

Ketika akan melakukan konversi Neraca, perlu diteliti lebih dahulu pada klasifikasi

mana terjadi perbedaan antara Permendagri No. 13 Tahun 2006 dengan PP No. 24

Tahun 2005, kemudian lakukan konversi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh

konversi pada bagan di bawah ini:

Kelompok II Page 13

Page 14: ASP_GROUP II (Lap.Keu SKPD).docx

Laporan Keuangan SKPD

Kelompok II Page 14

Page 15: ASP_GROUP II (Lap.Keu SKPD).docx

Laporan Keuangan SKPD

Perbedaan di dalam Aset Tetap ada pada kelompok Jalan, Jaringan dan Instalasi

berdasarkan akun pada Permendagri No. 13 Tahun 2006, sedangkan berdasarkan format

PP No. 24 Tahun 2005 kelompok yang sama adalah Jalan, Irigasi, dan Jaringan.

Bila diperhatikan lebih saksama ke dalam susunan Kode Rekening Permendagri No. 13

Tahun 2006, yang dimaksud dengan jaringan termasuk di dalamnya adalah jaringan

irigasi, sehingga sebenarnya tidak ada perbedaan substansi di antara keduanya.

Perbedaan pada kelompok Aset Lainnya terlihat bahwa dalam format PP No. 24 Tahun

2005 dibedakan antara Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi, sedangkan di

Permendagri No. 13 Tahun 2006 hanya ada Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah

dengan tidak memisahkan ke dalam dua kelompok seperti pada PP No. 24 Tahun 2005.

Oleh karena itu, dalam konversi, sesuai dengan kejadian transaksinya, perlu dibedakan

ke dalam dua kelompok seperti dalam PP No. 24 Tahun 2005.

Kelompok II Page 15

Page 16: ASP_GROUP II (Lap.Keu SKPD).docx

Laporan Keuangan SKPD

Perbedaan kelompok Kewajiban:

(*) Dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006 (Lampiran E.XII-Format Neraca SKPD)

terdapat Uang Muka dari Kas Daerah. Bila yang dimaksud adalah transfer kas dari BUD,

maka diakui/dicatat sebagai RK-PPKD yang menjadi bagian dari akun ekuitas dana di

SKPD.

(**) Dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006 terdapat Pendapatan Diterima di

Muka/Pendapatan yang Ditangguhkan. Hal ini terjadi dari transaksi pendapatan yang

diterima oleh Bendahara Penerimaan yang belum disetorkan ke Kas Daerah. Namun

sebenarnya bila transaksi itu terjadi maka diakui/dicatat ke pendapatan sesuai dengan

jenisnya dan bukan sebagai pendapatan yang ditangguhkan. Tetapi bila akun tersebut

muncul dari transaksi lainnya yang menyebabkan pendapatan diterima di muka, maka

dapat dikonversikan ke dalam Utang Jangka Pendek Lainnya menurut PP No. 24 Tahun

2005.

Kelompok II Page 16

Page 17: ASP_GROUP II (Lap.Keu SKPD).docx

Laporan Keuangan SKPD

Dari bagan di atas dapat diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan antara Permendagri

No. 13 Tahun 2006 dengan PP No. 24 Tahun 2005 bagi komponen Ekuitas pada Neraca.

(*) Akun Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek

merupakan contra account dari Ekuitas Dana Lancar

C.8.Penyusunan Laporan Keuangan SKPD setelah Konversi

C.8.1.Laporan Realisasi Anggaran SKPD setelah Konversi

Setelah melakukan konversi, maka format Laporan Realisasi Anggaran SKPD yang

berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 adalah sebagai berikut:

Kelompok II Page 17

Page 18: ASP_GROUP II (Lap.Keu SKPD).docx

Laporan Keuangan SKPD

C.8.2. Neraca SKPD setelah Konversi

Setelah melakukan konversi, maka format Neraca SKPD yang berdasarkan Peraturan

Pemerintah No. 24 Tahun 2005 adalah sebagai berikut:

Kelompok II Page 18

Page 19: ASP_GROUP II (Lap.Keu SKPD).docx

Laporan Keuangan SKPD

Kelompok II Page 19

Page 20: ASP_GROUP II (Lap.Keu SKPD).docx

Laporan Keuangan SKPD

Kelompok II Page 20