Askep TB Paru

25
LAPORAN KASUS PADA TN. E DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN PNEUMONIA RUANG HCU A. PENGKAJIAN 1. Identitas Klien Nama : Tn. E Umur : 75 Th Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Perum GMI, Tarogong kidul garut Diagnosa Medis : TB Paru Tanggal Masuk RS : 30-09-2015 Tanggal Dikaji : 01-10-2015 No.CM : 069066 Penanggung Jawab Nama : Tn. E Umur : 45 Th Alamat : Perum GMI, Tarogong kidul garut

description

yst

Transcript of Askep TB Paru

Page 1: Askep TB Paru

LAPORAN KASUS PADA TN. E DENGAN GANGGUAN SISTEM

PERNAPASAN PNEUMONIA RUANG HCU

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Klien

Nama : Tn. E

Umur : 75 Th

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Perum GMI, Tarogong kidul garut

Diagnosa Medis : TB Paru

Tanggal Masuk RS : 30-09-2015

Tanggal Dikaji : 01-10-2015

No.CM : 069066

Penanggung Jawab

Nama : Tn. E

Umur : 45 Th

Alamat : Perum GMI, Tarogong kidul garut

Hubungan dengan Klien : Anak

Page 2: Askep TB Paru

2. Riwayat Penyakit

I. KeluhanUtama

Sesak napas

II. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien masuk UGD RS Guntur pada tanggal 30-09-2015, penurunan

kesadaran, badannya lemah karna tida mau makan dan terjadi peningkatan

suhu/demam. Pada saat dikaji tgl 01-10-2015 klien mengeluh sesak napas,

sering batuk-batuk serta sering demam.

III. Riwayat penyakit dahulu

Menurut Klien dan keluarganya, sebelumnya klienmemiliki riwayat penyakit

jantung, serta klien sedang melakukan pengobatan TB bulan ke 2.

IV. Riwayat penyakit keluarga

Menurut penuturan keluarga klien, diantara anggota keluarga yang lain tidak

punya riwayat penyakit menular seperti TBC ataupun hepatitis ataupun

penyakit yang berat dan menurun seperti DM, hipertensi asma dan penyakit

lainnya.

3. Primary Survey

A. Airway ( Jalan napas )

Pada saat di kaji tanggal 01-10-2015. Jalan napas kurang baik baik, terdapat cupung

hidung saat bernapas, terpasang selang NGT, tanda-tanda fraktur multipel trauma

pada jalan napas, tidak ada sumbatan pada jalan napas klien, tidak ada penumpukan

secret ataupun lendir pada jalan napas

Page 3: Askep TB Paru

B. Breathing

Saat di kaji tanggal 01-10-2015

Inspeksi : Tanda-tanda jejas di dada tidak adak, bentuk dada simetris, tidak ada

benjolan pada daerah dada, otot bantu pernapasan (+), resvirasi 24x/menit, terpasang

oxigen 2-4 lpm.

Auskultasi : Bunyi napas vasikuler, tidak ada suara tambahan Wizing (-), ronchi

(+)

Perkusi : Saat diperkusi terdengar redup

Palpasi : Saat di palpasi tidak terdapat benjolan pada daerah dada, tidak

terdapat krepitasa ataupun nyeri tekan, dada terasa panas dan penurunan ekspansi

dada

C. Circulation

Pada saat dikaji tanggal 01-10-2015. Tanda-tanda shock tidak ada, TD: 110/80

mmHg, N: 85 x/mnt, S: 37°C, CRT < 2dtk, akral hangat. Terpasang infuse Asering

20tpm.

4. Secondary survey

D. Drug/disability

1. Kesadaran : Composmentis

2. GCS : 13 (E4 M5 V4)

3. Nervus Cranial

a) Nervus Olfaktorius ( Nervus Cranialis I )

Hasil Normosmi, klien dapat membedakan bau-bauan, klien dapat

menyebutkan bau minyak kayu putih ketika klien diminta untuk menutup

mata .

b) Nervus Optikus ( Nervus Cranialis II )

Page 4: Askep TB Paru

Mata normal tidak oedem pada palpebre, konjungtiva tidak anemis, sklera

tidak ikterik, penglihatan klien juga baik hal ini dibuktikan dengan

pemeriksaan lapang pandang dan reflek kornea .

c) Nervus Okulomotorius, Trokhlearis, Abdusen ( Nervus Cranialis III, IV,

VI )

Celah kelopak baik, klien dapat memandang lurus ke depan, kedudukan

kelopak mata terhadap pupil dan iris simetris, pupil isokor dengan diameter

pupil 4 mm, bentuk pupil bundar, refleks pupil baik, pada waktu disinari

pupil mengecil, hasil normal +2, reflek akomodasi baik, klien dapat melihat

jauh dan dekat, gerakan bola mata baik tidak ada kekakuan dan lancar.

d) Nervus Trigeminus ( Nervus Cranial V )

Klien dapat merapatkan giginya, refleks kornea baik, hal ini dibuktikan

dengan klien segera berkedip setelah mendapat rangsangan dari pilinan

kapas, klien dapat merasakan sentuhan, dapat membedakan panas dingin,

pada waktu tersenyum gigi simetris belum ada yang tanggal.

e) Nervus Fasialis ( Nervus Cranial VII )

Sulit di kaji

f) Nervus Vestibulo-Kokhlearis ( Nervus Cranial VIII )

Klien dapat mendengar dengan baik, hal ini dibuktikan dengan klien dapat

berkomunikasi dengan perawat, test rinne positif, test schwabach baik hal ini

dibuktikan dengan membandingkan pendengaran klien dengan perawat pada

waktu garpu tala digetarkan, test weber positif ( bunyi garputala terdengar

sama pada kedua telinga ).

g) Nervus Glossofaringeus, Vagus ( Saraf Otak IX, X )

Page 5: Askep TB Paru

Suara klien normal, refleks menelan baik, tidakh ada nyeri menelan, dapat

mengangkat lidah dan mengerakkan lidah sesuai dengan instruksi.

h) Nervus Assesorius ( Nervus Cranial XI )

Otot Sternokleidomastoideus baik, hal ini dibuktikan dengan tidak nyeri

tekan, klien dapat menoleh kekiri dan kekanan, otot trapezius baik, hal ini

dibuktikan tidak ada nyeri pada bahu dan klien dapat mengangkat bahu

dengan tahanan.

i) Nervus Hipoglosus ( Nervus Cranial XII )

Sulit di kaji

4. Terapi yang diberikan :

JENIS THERAPI DOSIS PEMBERIANInfus Asering 20 gtt/menit(infus set)Serfak 2x1gr(IV)/ hariPumpicel 2x40 mg / hariSanmol infus 2x1 (BP) OAT 1x1 POCPG 1x75 ml O2 2-4 lpm

E. Exposure

Pada saat di kaji tanggal 01-10-2015. Tanda- tanda trauma tidak adak, Klien mengeluh

sesak dan terpasan oxigen 2-4 lpm dengan repirasi 24x/menit, NGT terpasang dan tidak

ada tanda-tanda kontra indikasi pemasangan NGT, dengan pemberian nutrisi dalam

bentuk cair 200-300cc, DC terpasang dengan output kira-kira 200-300cc dan tidak

ditemukan kontra indikasi pemasangan DC, tidak terdapat ruptur dan pendarahan

F. Fahrenheit/follay cateter

Pada saat dikaji tanggal 01-10-2015

Tida terjadi penurunan suhu tubuh (Hipotermi ), Suhu tubuh klien 370C dan sering

demam, klien terpasang infus asering 20tpm, DC terpasang dengan output kira-kira

Page 6: Askep TB Paru

200-300cc dan tidak ditemukan kontra indikasi pemasangan DC, tidak terdapat ruptur

dan pendarahan.

G. Get vital sign/gastric tube

Pada saat dikaji tanggal 01-10-2015

TTV klien : TD : 110/80

N : 85x/menit

R : 24x/menit

S : 370C

NGT terpasang dengan input bubur sonde 200-300cc, tidak ada tanda-tanda distensi

abdomen, kontra indikasi pemasangan NGT tidak di temukan dan NGT terfiksasi dengan

baik, tidak ada ruptur ataupun pendarahan

H. Head to toe examination

1. Rambut

Inspeksi : Rambut tipis dan beruban, keadaan kurang bersih

2. Mata

Inspeksi : Kedua mata tampak simetris, tidak terdapat konjugtivitis

3. Telinga

Inspeksi : Kedua telinga tampak simetris, keadaan kebersihan tidak

terkaji

4. Mulut,gigi dan bibir

Inspeksi : Bibir kering, mual (+) Muntah (-), klien sudah tidak ada gigi

(ompong)

5. Dada

Inspeksi : Bentuk simetris, pengembangan dada simetris

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada daerah dada

Auskultasi : BJ I-II murni reguler, mur-mur (-), gallop (-), wh/rh -/-

6. Paru-paru

Inspeksi : Terpasang oksigen, nasal kanul 2-4 lpm

Page 7: Askep TB Paru

Auskultasi :Bunyi napas hipersonor, tidak ada suara tambahan Wizing (+),

ronchi (-)

7. Jantung

Auskultasi : bunyi jantung I/II normal reguler, murmur (-), gallop (-)

8. Abdomen

Palpasi : NT (-), datar, lembut

Auskultasi : BU (+) 10 x/menit

Perkusi : Terdengar suara timpani

9. Kulit

Inspeksi : Sawo matang, kering dan sudah berkeriput

10. Ekstremitas atas

Inspeksi : Ektermitas kanan terpasan infus, ektermitas kiri mengalami

hemipiresis, nyeri tidak bisa di gerakan dan ( deformitas - )

Palpasi : Nyeri saat di tekan (+), krepitasi (-)

ROM :

1 4

5 5

11. Ekstremitas bawah

Inspeksi : Tidak tampak adanya atrofi/ kontraktur

Palpasi : Tidak terdapat udema

Keluhan : Klien mengeluh lemas pada daerah ektermitas bawah

Pemeriksaan penunjang tanggal 30-09-2015

JENIS PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMALHaemoglobin 10 gr/dl L= 14-18 gr/dl, P= 12-16 gr/dlLeukosit 14.900 mm3 5000-10000 mm/jamEritrosit 3.8 jt/mm3 3.5-6.5 jt/mm3Trombosit 549.000 mm3 150000-350000 /mm3Hematokrit 33,2% L= 40-50 %, P=35-45 %GDS 163mgr% 100-140mgr%Ureum 142mgr% 11-55mgr%Creatinin 5.29mgr% 0,9-1,3mgr%SGOT 43U/L 10-50U/LSGPT 11U/L 10-50U/L

Page 8: Askep TB Paru

Pola AKtivitaas

No Kebutuhan Sebelum Sakit Setelah Sakit1 Nutrisi

a. BB

b. Diet

c. Kemampuan

Mengunyah

Menelan

Bantuan total/sebagian

d. Frekuensi makan

e. Porsi makan

f. Makanan yang

menimbulkan alergi

g. Makanan yang disukai

55 Kg

Bubur, lauk pauk

Buruk

Buruk

Dibantu

3x/hari

1/2 porsi

Tidak ada

Semua suka

50 Kg

Bubur sonde

Buruk

Buruk

Dibantu

3x/hari

300cc

Tidak ada

Semua suka

2 Cairan

Intake

Oral

Jenis

Jumlah cc/hari

Bantuan

total/sebagian

Intravena

Jenis

Jmlh cc/ hari

a. Output

Air putih,teh± 500 cc/hariDibantu

Tidak

Tidak BAK± 500 cc/hari

Air putih± 200-300 cc/hariDibantu

Ya500-1000ccTidak

BAK

± 200-300 cc/hari

Page 9: Askep TB Paru

Jenis

Jmlh cc/ hari

3 Eliminasi

a. BAB

Frekuensi

Konsistensi

Warna

Keluhan

Bantuan/sebagian

b. BAK

Frekuensi

Konsistensi

Warna

Keluhan

Bantuan/sebagian

2-3x/hariLembekKuningTidak adaDibantu

3-5x/hariCairKuning jernihTidak adaDibantu

1-2x/hari

Lembek

Kuning

Tidak ada

Dibantu

3-4x/hariCairKuning jernihTidak adaDibantu

4 Istirahat tidur

a. Lama tidur

b. Kesulitan memulai tidur

c. Gangguan tidur

d. Kebiasaan sebelum tidur

8-9 jam

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

5-6 jam/hari

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

5 Personal Hyegiene

a. Mandi

Frekuensi

Bantuan

total/sebagian

Kebiasaan mandi

b. Gosok gigi

c. Cuci rambut

d. Gunting kuku

e. Ganti pakaian

1-2x/hariDibantu Tidak adaYaKadang-kadangYaYa

1x/hari

Dibantu

Tidak ada

Tidak

Tidak

Ya

Page 10: Askep TB Paru

Ya

6 Aktivitas

a. Mobilisasi fisik

b. Olahraga

c. Rekreasi

tidak

tidak

tidak

tidak

tidak

tidak

I. ANALISA DATA

Nama : Tn. E

Umur : 75 Th

Ruang : HCU

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 2 3 4

1 Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan infeksi paruDS : Klien mengeluh sesak

napas

DO :

Klien nampak sulit

bernafas

Terpasang Oxigen 2-4lpm

TTV :

TD: 110/80mmHg

N: 185 x/menit

R: 24 x/menit

S: 37˚C

Kuman dormat (TB Primer)

Infeksi endogen

TB DWS (TB. Post Primer)

Sarang pneumenia kecil

(Panas tinggi, gelisah, dispneu, napas cuping

hidung, muntah diare, batuk kering kemudian produktif)

Infeksi Paru

Eksudat Intra Alveolus

Gangguan perfusi

jaringan otak

Page 11: Askep TB Paru

Retensi Mukus

Gangguan Pembersihan Jalan Napas

2 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolisme anaerob

DS :Klien mengatakan lemasDO: Klien nampak lemah Terpasan NGT BB menurun HB : 10 gr/dl

Kuman dormat (TB Primer)

Infeksi endogen

TB DWS (TB. Post Primer)

Bronchopneumonia(Panas tinggi, gelisah, dispneu, napas cuping

hidung, muntah diare, batuk kering kemudian produktif)

Infeksi Paru

Fibrous dan pelebaran

Atelektasis

Gangguan pertukaran gas

Siplai O2 menurun

Kelemahan

Peningkatan metabolisme

anaerob

Nutrisi kurang dari

kebutuhan

Gangguan

pemenuhan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

Page 12: Askep TB Paru

II. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

1. Ketidak epektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan produk mucus berlebihan dan kental, batuk tidak epektif.

2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolisme anaerob

Page 13: Askep TB Paru

III. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama : Tn. E

Umur : 75 Th

Ruang : HCU

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUANPERENCANAAN TT/NAMA

PERAWATINTERVENSI RASIONAL

1 2 3 4 5 6

1 Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan infeksi paru

DS : Klien mengeluh sesak napas

DO :

Klien nampak sulit bernafas

Terpasang Oxigen 2-4lpm

TTV :

TD: 110/80mmHg

N: 185 x/menit

R: 24 x/menit

Kitidak efektifan pola

nafas dapat teratasi

dengan kriteria:

Tujuan pendek:

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

1x24 jam

Klien mengeluh sesak

berkurang.

Wajah klien tampak

rileks.

1. Kaji penyebab

sesak

2. Observasi TTV

3. Anjurkan klien

untuk bed rest total

4. Pantau pemberian

1. Untuk mengetahui

penyebab terjadinya

sesak.

2. Untuk mengetahui

perkembangan klien

sejak dini

3. Untuk mencegah

peningkatan aktivitas

klien

4. Mengatur pemberian

Page 14: Askep TB Paru

S: 37˚C Tujuan panjang:

Setelah 2x24 jam

perawatan nyeri hilang.

Dengan criteria:

Pola nafas efektif

Sksesak hilang

TTV normal

TD: 100/80mmHg

N: 80 x/menit

R: 18 x/menit

S: 36˚C

oksigen sesuai indikasi.

5. Kolaborasi

pemberian antibiotik

sesuai advis

oksigen sesuai indikasi.

5. Membantu peningkatan

kekebalan tubuh

2 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolisme anaerob

DS :Klien mengatakan sering merasa mualDO: Klien nampak lemah Terpasan NGT BB menurun HB : 10 gr/dl

Guan pemenuhan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh dapat teratasi

dengan kriteria :

Tujuan Pendek :

Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

1x24 jam

Mual berkurang

1. Kaji respon menelan,

mengunyah dan gerak

lidah.

2. Kolaborasi dengan tim

medis dalam pemberian

nutrisi cair melalui

NGT.

1. Untuk menetapkan

jenis makanan yang

harus diberikan kepada

klien.

2. Mungkin diperlukan

untuk memberikan

cairan pengganti dan

juga makanan jika

Page 15: Askep TB Paru

Tujuan Panjang :

Setelah dilakukan

tindakan 2x24 jam

Klien nampak segar

BB dapat di

pertahankan/

bertambah 3. Monitor pemberian

nutrisi klien.

klien tidak mampu

untuk memasukkan

segala sesuatu melalui

mulut

3. Mengontrol input yang

masuk

Page 16: Askep TB Paru

IV. IMPLEMENTASI

Nama : Tn. E

Umur : 75 Th

Ruang : HCU

NO

DX

TANGGAL JAM TINDAKAN EVALUASI TT/

PERAWAT

1 2 3 4 5 6

1 26-09-2015 09.00

WIB

1. Kaji penyebab

sesak

2. Observasi TTV

3. Anjurkan klien

untuk bed rest

total

4. Pantau pemberian

oksigen sesuai

indikasi.

5. Kolaborasi

pemberian

antibiotik sesuai

advis

S : klien mengatakan

Sesak berkurang

O : Klien tampak sedikit

tenang

A : Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

3,4,5

Page 17: Askep TB Paru

2 26-09-2015 10.30

WIB

1. Kaji respon

menelan,

mengunyah dan

gerak lidah.

2. Kolaborasi

dengan tim

medis dalam

pemberian nutrisi

cair melalui

NGT.

3. Monitor

pemberian nutrisi

klien.

S : klien mengatakan

masih sulit mengunyah,

menelan dan

menggerakan lidah

O : NGT masih

terpasang

A : Masalah belum

teratasi

P:Lanjutkan intervensi

1,2,3

Page 18: Askep TB Paru

V. EVALUASI

Nama : Tn. E

Umur : 75 Th

Ruang : HCU

CATATAN PERKEMBANG

NO.

DX

HARI/TANGGAL PERKEMBANGAN TT/NAMA

PERAWAT

1 2 3 4

1 26-09-2015 S : klien mengatakan sesak berkurang

O :

Klien tampak sedikit tenang

TTV Normal

A : Masalah belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

3,4,5

I : Lakukan sesuai rencana

E : Rasa sakit berkurang

R : Lanjutkan intervensi

2 26-09-2015 S : klien mengatakan masih sulit

mengunyah, menelan dan

menggerakan lidah

O : NGT masih terpasang

Page 19: Askep TB Paru

A : Masalah belum teratasi

P:Lanjutkan intervensi 1,2,3

I : Lakukan sesuai rencana

E : KU mulai membaik

R : Lanjutkan intervensi