askep TB PARU

download askep TB PARU

of 70

Transcript of askep TB PARU

askep TB PARUASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TB PARU & HEMAPTOE DI RUANG PENYAKIT PARU LAKI Pangertian Penyakit infeksi kronis dengan karakteristik terbentuknya tuberkel granuloma pada paru. Etiologi Mycobacterium tuberkulosis (Amin, M.,1999). Faktor Resiko Rasial/Etnik group : Penduduk asli Amerika, Eskimo, Negro, Imigran dari Asia Tenggara. Klien dengan ketergantuangan alkhohol dan kimia lain yang menimbulkan penurunan status kesehatan. Bayi dan anak di bawah 5 tahun. Klien dengan penurunan imunitas : HIV positip, terapi steroid & kemoterapi kanker.

PatofisiologiMycobacterium TBC

Masuk jalan napas

Tinggal di Alveoli

Tanpa infeksi

Inflamasi

disebar oleh limfe

Fibrosis

Timbul jar. Ikat sifat

Elastik & tebal. Kalsifikasi

- Batuk - Spuntum purulen - Hemoptisis - BB menurun

Alaveolus tidak kembali saat ekspirasi Nekrosis/perkejuan Gas tidak dapat Kavitasi berdifusi dgn. Baik. Exudasi

Sesak Kuman

Infeksi primer

Sembuh total

Sembuh dgn. Sarang ghon

Komplikasi - Menyebar ke seluruh tubuh scr. Bronkhogen, limphogen, hematogen

Infeksi post primer

Kuman dormant Muncul bertahun kemudian

Diresorpsi kembali/sembuh

Membentuk jar. keju Jika dibatukkan membentuk kavitas.

Sarang meluas sembuh dgn. Jar. Fibrotik

. Kavitas meluas Membentuk sarang Memadat & membungkus diri tuberkuloma Bersih & menyembuh

1. 2. 3. 4. 5.

Gejala Klinis Demam (subfebris, kadang-kadang 40 - 41 C, seperti demam influensa. Batuk (kering, produktif, kadang-kadang hemoptoe (pecahnya pembuluh darah). Sesak napas, jika infiltrasi sudah setengah bagian paru. Nyeri dada, jika infiltrasi sudah ke pleura. Malaise , anoreksia, badan kurus, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam.

Pengkajian (Doegoes, 1999) 1. Aktivitas /Istirahat

2. 3. 4. 5. 6. 7. -

Kelemahan umum dan kelelahan. Napas pendek dgn. Pengerahan tenaga. Sulit tidur dgn. Demam/kerungat malam. Mimpi buruk. Takikardia, takipnea/dispnea. Kelemahan otot, nyeri dan kaku. Integritas Ego : Perasaan tak berdaya/putus asa. Faktor stress : baru/lama. Perasaan butuh pertolongan Denial. Cemas, iritable. Makanan/Cairan : Kehilangan napsu makan. Ketidaksanggupan mencerna. Kehilangan BB. Turgor kulit buruk, kering, kelemahan otot, lemak subkutan tipis. Nyaman/nyeri : Nyeri dada saat batuk. Memegang area yang sakit. Perilaku distraksi. Pernapasan : Batuk (produktif/non produktif) Napas pendek. Riwayat tuberkulosis Peningkatan jumlah pernapasan. Gerakan pernapasan asimetri. Perkusi : Dullness, penurunan fremitus pleura terisi cairan). Suara napas : Ronkhi Spuntum : hijau/purulen, kekuningan, pink. Kemanan/Keselamatan : Adanya kondisi imunosupresi : kanker, AIDS, HIV positip. Demam pada kondisi akut. Interaksi Sosial : Perasaan terisolasi/ditolak.

Diagnosa Keperawatan 1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah. 2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolarkapiler. 3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan produksi spuntum/batuk, dyspnea atau anoreksia

4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan primer, penurunan geraan silia, stasis dari sekresi. 5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, terapi dan pencegahan berhubungan dengan infornmasi kurang / tidak akurat.

Intervensi Diagnosa Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah. Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif. Kriteria hasil : Mencari posisi yang nyaman yang memudahkan peningkatan pertukaran udara. Mendemontrasikan batuk efektif. Menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi. 1. Rencana Tindakan : Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat penumpukan sekret di sal. pernapasan. R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik. Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk. R/ Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak efektif, menyebabkan frustasi. Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin. R/ Memungkinkan ekspansi paru lebih luas. Lakukan pernapasan diafragma. R/ Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan meningkatkan ventilasi alveolar. Tahan napas selama 3 - 5 detik kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut. Lakukan napas ke dua , tahan dan batukkan dari dada dengan melakukan 2 batuk pendek dan kuat. R/ Meningkatkan volume udara dalam paru mempermudah pengeluaran sekresi sekret. Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk. R/ Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien.

2.

3. 4.

5.

6.

7. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi : mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi.

R/ Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan mukus, yang mengarah pada atelektasis. 8. Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk. R/ Hiegene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejahteraan dan mencegah bau mulut. 9. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi. Pemberian expectoran. Pemberian antibiotika. Konsul photo toraks. R/ Expextorant untuk memudahkan mengeluarkan lendir dan menevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya. Diagnosa Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler. Tujuan : Pertukaran gas efektif. Kriteria hasil : Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif. Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru. Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab. Rencana tindakan : 1. Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin. R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit. 2. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan tanda-tanda vital.

R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syock sehubungan dengan hipoksia. 3. Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan. R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik. 4. Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya sesak atau kolaps paru-paru. R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik. 5. Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dnegan menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.

R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas. 6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi. Pemberian antibiotika. Pemeriksaan sputum dan kultur sputum. Konsul photo toraks. R/Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya. Diagnosa Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan produksi spuntum/batuk, dyspnea atau anoreksia Tujuan : Kebutuhan nutrisi adekuat Kriteria hasil : Menyebutkan makanan mana yang tinggi protein dan kalori Menu makanan yang disajikan habis Peningkatan berat badan tanpa peningkatan edema Rencana tindakan 1. Diskusikan penyebab anoreksia, dispnea dan mual. R/ Dengan membantu klien memahami kondisi dapat menurunkan ansietas dan dapat membantu memperbaiki kepatuhan teraupetik. 2. Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan. R/ Keletihan berlanjut menurunkan keinginan untuk makan. 3. Tawarkan makan sedikit tapi sering (enam kali sehari plus tambahan). R/ Peningkatan tekanan intra abdomen dapat menurunkan/menekan saluran GI dan menurunkan kapasitas. 4. Pembatasan cairan pada makanan dan menghindari cairan 1 jam sebelum dan sesudah makan. R/ cairan dapat lebih pada lambung, menurunkan napsu makan dan masukan. 5. Atur makanan dengan protein/kalori tinggi yang disajikan pada waktu klien merasa paling suka untuk memakannya. R/ Ini meningkatkan kemungkinan klien mengkonsumsi jumlah protein dan kalori adekuat. 6. Jelaskan kebutuhan peningkatan masukan makanan tinggi elemen berikut a. Vitamin B12 (telur, daging ayam, kerang). b. Asam folat (sayur berdaun hijau, kacang-kacangan, daging). c. Thiamine (kacang-kacang, buncis, oranges). d. Zat besi (jeroan, buah yang dikeringkan, sayuran hijau, kacang segar). R/ Masukan vitamin harus ditingkatkan untuk mengkompensasi penurunan metabolisme dan penyimpanan vitamin karena kerusakan jarinagn hepar. 7. Konsul dengan dokter/shli gizi bila klien tidak mengkonsumsi nutrien yang cukup.

R/ Kemungkinan diperlukan suplemen tinggi protein, nutrisi parenteral,total, atau makanan per sonde.

Daftar Pustaka Amin, M., (1999). Ilmu Penyakit Paru. Surabaya :Airlangga Univerciti Press Carpenito, L.J., (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2 Jakarta : EGC (2000). Diagnosa Keperawatan. Ed. 8. Jakarta : EGC Doengoes, (1999). Perencanaan Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC Makalah Kuliah . Tidak diterbitkan. Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN Nama : Gaguk Eko Waluyo

NIM

: 019930016 B

n Dirawat

Ruangan : Paru Laki-Laki No. Reg. : 10079691 Pengkajian : Tanggal 4-9 - 2001 Jam : 11.00 WIB ------------------------------------------------------------------------------------------------I. IDENTITAS Nama : Tn. Diran (D) Tgl. MRS : 30 - 9 - 2001 Umur : 73 tahun Diagnosa : TB paru + Hemaptoe Jenis kelamin : Laki-Laki Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Agama : Islam Pekerjaan : Swasta/pedagang makanan Pendidikan : SLTA Alamat : Girilaya 11/17 Surabaya : Batuk darah selama 1 jam kurang lebih 5 sendok makan, dan GCS 4 - 4 - 4 Keluhan Utama : Klien mengatakan sesak napas Upaya yang telah dilakukan : Telah diberikan bantuan oksigen 2l/menit . Terapi/operasi yang pernah dilakukan : minum obat OAT teratur

II. RIWAYAT KEPERAWATAN Riwayat Penyakit Sebelumnya Klien mempunyai TB paru sejak 5 tahun yang lalu, minum obat OAT secara teratur dan mempunyai penyakit kencing batu sejak tahun 1996. Riwayat Penyakit Sekarang Batuk darah sejak 1 hari sebelum MRS, tanggal 30 - 8 - 2001 batuk darah kira-kira 5 sendok makan, sebelumnya batuk berdahak putih. Lama-lama penderita tidak sadar lalu di bawa ke rumah sakit. Riwayat Kesehatan Keluarga Istrisekarang adalag istri ke dua, tidak mempunyai penyakit yang berbahaya, menular atau menurun. Kedua anaknya juga tidak mempnyai penyakit yang berat, hanya batuk pilek dibelikan obat sembuh.

Genogram

Keadaan Kesehatan Lingkungan Klien bertempat tinggal di Surabaya, yang penduduknya padat, dan udara panas, pada daerah tempat tinggalnya antar rumah sangat rapat, udara bersih. Alat Bantu yang Dipakai Klien tidak memakai alat bantu, baik gigi, kaca mata maupun pendengaran. III. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK Keadaan Umum Klien dalam keadaan lemah, kelin tidur dalamposisi head down /trendenlenbeg, kaki terpasang infus RL tetesan 20 tetes/menit, dan terpasang oksigen 2 l /menit.

Tanda-Tanda Vital Suhu 36,8 celcius, pada axilla, nadi 92 x/menit, tidak teratur, Tensi : 160/90 mmHg. Lengan kanan, RR = 30 x/menit, dengan memakai pernapasan perut dan bantuan otot pernapasan sternokleidomastoid. Body System Pernapasan (B1) Hidung terpasang kanula oksigen 2l/menit Trachea tidak ada kelainan Terdapat retraksi dada, batuk darah kira-kira 200 cc, napas dangkal. Suara tambahan terdengar bunyi ronchi. Bentuk dada simestris. CardioVaskuler (B2) Dada terasa neyri bila untuk membatukan dahak., palpitasi tidak ada, clubbing fingger tidak ada. Suara jantung normal. Edema : tidak ada. Persyarafan (B3) Kesadaran Compomentis, GCS : 4 - 5 - 6 Kepala dan wajah : tak da kelainan. Mata : sklera putih, Conjungtiva :merah muda, pupil : isokor. Leher : tak ada kelaianan. Reflek batuk ada, tapi tidak keras. Persepsi sensoris : Pendengaran : normal /dbn. Penciuman : normal /dbn. Pengecapan : normal /dbn. Penglihatan : normal /dbn. Perabaan : normal /dbn. Perkemihan Produksi urine : 1500 ml. Tak tentu. Warna : kuning kecoklatan, Bau : Khas. Tidak ada masalah Pencernaan - Eliminasi Alvi Mulut dan tenggorokan : mulut keadaan kotor ada bekas cairan darah. Abdomen : tak ada kelainan. Rektum tak ada kelainan, BAB 1 x/hari, Diet TKTP, Bubur, tiap makan dihabiskan. Tulang - Otot - Integumen Kemampuan pergerakan bebas, perese tidak ada. Extrimitas atas dan bawah tidak ada kelainan Tulang belakang tidak ada kelainan. Kulit : kuning kecoklatan Akral dingin basah. Turgor cukup. Sistem Endokrine Tidak ada kelainan Sosial / Interaksi Hubungan dnegan klien : kenal Dukungan keluarga : aktif Dukungan kelompok/teman/masyarakat : kurang. Reaksi saat interaksi : kooperatif Spiritual Konsep tentang penguasa kehidupan Alloh Sumber kekuatan/harapan di saat sakit : Alloh. Ritual agama yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini : sholat

-

-

-

Sarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama yang diharapkan saat ini lewat ibadah. Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dalam menghadapi situasi sakit saat ini : Ya. Keyakinan/kepercayaa bahwa penyakit dapat disembuhkan : ya Persepsi terhadap penyebab penyakit : cobaan/peringatan. Pemeriksaan Penunjang Photo thoraks terakhir : Infiltrat pada kedua apex paru ka-ki Fenting diafragma ka-ki Kalsifikasi pada parenkhim paru ka-ki Laboratorium tanggal 31 - 8 - 2001 Hb. 14,1 (13,5 - 18,9) Leukosit : 12.250 (4.000 - 11.000/cmm) Kreatinin Serum: 2,1 (0,7 - 1,3 mg/dl) BUN = 36 (10 - 20 mg/dl) Lab. Tanggal 3 - 9 - 2001 TTH = negatip, Gram ; positip, negatif (saliva). Terapi Injeksi Transamin 3 x 1 amp. Ampicillin 4 x 1 gr. Codein 3 x 1 Tanda Tangan Mahasiswa

Gaguk Eko Waluyo NIM.: 019930016 B

ANALISA DATA NO DATAS: Klien mengatakan kemarin sudah tidak batuk darah lagi dan sesak, sekarang kalau batuk darah lagi dan sesak. O : Klien tampak diam, (setelah batuk darah) : Nadi 92 x/menit : Keluar keringat dingin basah

KEMUNGKINAN PENYEBAB= Kurang akurat informasi yang diterima = Pendidikan klien = Stress

MASALAHAnsietas

Fisiologi Emosional - nadi cepat - diam - Diaphoresis - takut

Kognitip - sering menanyakan

Ansietas

: Klien tampak menanyakan masalah klien ke dokter S. Klien mengatakan segala keperluannya dibantu karena oleh dokter tidak boleh bergerak. O : Klien tampak segala keperluannya dibantu istrinya seperti makan, minum BAB,BAK dll. : Skala AKS = 0

-Klien dengan dx. TB paru dengan hemamptoe. - Dapat advis dokter tidak boleh bergerak

Sindrom perawatan diri

Segala kperluannya dibantu oleh istrinya seperti makan, minum BAB,BAK dll.

Sindrom perawatan diri

Di alveoli terjadi inflamasi, kalsifikasi, eksudasi, nekrosis, dan akhirnya terjadi kavitasi Batuk dengan tekanan keras pembuluh darah arteri pulmonalis pecah Batuk darah ujung Nyeri Merangsang saraf terbuka

Nyeri

S : Klien mengelun nyeri dada bila untuk batuk O: Klien tamapak kalau batuk tidak terlalu keras, tampak memegangi dadanya. : Klien tampak dian menyeringai. : Nadi 92 x/menit. : Skala nyeri = 2 S: Klien mengatakan napasnya sesak lagi. O : Klien tampak napasnya cepat memakai pernapasan perut (RR = 30 x/menit). : Tampak ada bantuan otot pernapasan sternokleidomastoid. : Terpasang oksiegen 2 l/menit : Posisi klien tredenlenbeg (head down). : Batuk darah 200cc.

Gangguan pertukaran gas

Inflamasi Fibrosis disebar oleh limfe Timbul jar. Ikat sifat Elalastik & tebal.

Alveolus tidak kembali saat ekspirasi Gas tidak dapat berdifusi dgn. Baik. SesakBersihan jalan napas tak efektif

S: Klien mengatakan baru saja batuk darah 1/3 gelas besar.

Gangguan pertukaran gas

O : Klien kedaaan posisi tredelenbeg (head down) : Di mulut masih ada bekas darah. : Klien tampak batuk sambil mengeluarkan darah. : Sampai jam 10.00 WIB darah yang dikeluarakan 200 cc

Adanya inflamasi

Fibrosis

Kalsifikasi Eksudasi Nekrosisi/perkejuan

- Batuk - Spuntum Pururlen

Kavitasi ---------------Hemoptisis

Bersihan jalan napas tak efektif

RENCANA TINDAKAN PERAWATAN Tanggal 5 September 2001 Diagnosa Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah. Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif (1 hari). Kriteria hasil : Klien tidak ada suara napas tambahan. Klien mencari posisi yang nyaman yang memudahkan peningkatan pertukaran udara bila diindikasikan. Klien minum banyak ( 1500 - 2000 cc)untuk menurnkan kekentalan sekret. Rencana Tindakan : 1. Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk agar tidak keraskeras.. R/ Batuk yang keras menyebabkan perdarahan pembuluh adrah pada pulmonal. 2. Lakukan pernapasan diafragma.

R/ Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan meningkatkan ventilasi alveolar. 3. Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk. R/ Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien. 4. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi : mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi. R/ Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan mukus, yang mengarah pada atelektasis. 5. Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk. R/ Hiegene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejahteraan dan mencegah bau mulut. 6. Jelaskan pada klien dan keluarga mematuhi anjuran dari dokter dan perawat : seperti menghindari makanan yang menyebabkan batuk, serta bau-bauan. R/ Dengan informasi yang jelas klien diharapkan dapat bekerja sama dalam pemberian terapi. 7. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi. Pemberian obat transamin 3 x 1 amp., codein 3 x 1 tab, posisi tredelenbeg (head down) R/ Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas perdarahan klien dari batuk darahnya Diagnosa Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler. Tujuan : Pertukaran gas efektif (1 hari). Kriteria hasil :

Klien mengetahui penyebab dari batuk daraha Klien tidak sesak napas lagi ( R = normal) Tidak memakai oksigen tambahan.

Rencana tindakan : 1. Berikan posisi yang nyaman, sesuai yang diindikasikan oleh dokter. R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit. 2. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan tanda-tanda vital. R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syock sehubungan dengan hipoksia. 3. Berikan Oksigen sesuai advis dokter 2 l/menit R/ dapat mengurangi sesak napas / menambahi kekurangan oksigennya.

4. Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan dan jelaskan tentang etiologi /faktor pencetus adanya sesak.. R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik. 5. Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dnegan menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam. R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas. 6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi. Pemberian antibiotika. R/Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.

TINDAKAN KEPERAWATAN Tanggal : 6 September 2001 Diagnosa : Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dnegan sekresi yang kental/ sekresi darah. 1. Mengajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk agar tidak keras-keras. 2. Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk. 3. Menganjurkan untuk minum agar menurunkan viskositas sekresi : mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari

4. Mendorong keluarga dalam memberikan perawatan mulut yang baik setelah batuk. 5. Menjelaskan pada klien dan keluarga mematuhi anjuran dari dokter dan perawat : seperti menghindari makanan yang menyebabkan batuk, serta bau-bauan, menghindari banyak bergerak/bicara, tidak boleh batuk dengan keras-keras. 6. Memberikan advis dokter : Pemberian obat transamin 3 x 1 amp., codein 3 x 1 tab, posisi tredelenbeg (head down) R/ Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas perdarahan klien dari batuk darahnya Diagnosa Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler. 1. Memberikan posisi yang nyaman, sesuai yang diindikasikan oleh dokter. 2. Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan tanda-tanda vital. 3. Memberikan Oksigen sesuai advis dokter 2 l/menit 4. Menjelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan dan jelaskan tentang etiologi /faktor pencetus adanya sesak.. 5. Menganjurkanklien untuk berperilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dnegan menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.

DIAGNOSA KEPERAWATAN(BERDASARAKAN PRIORITAS)

1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dnegan sekresi yang kental/sekresi darah. 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dnegan kerusakan membran alveolar kapiler. 3. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan pecahnya pembuluh darah pulmonal bila batuk darah. 4. Ansietas berhubungan dnegan informasi yang kurang/tidak akurat tentang terjadinya batuk darah. 5. Sindrom kurang perawatan diri berhubungan dnegan tindakan perawatan dari batuk darah.

CATATAN PERKEMBANGAN Tanggal 6 September 2001 Diagnosa Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dnegan sekresi yang kental/sekresi darah. S : Klien mengatakan sudah sesak lagi. O ; Klien tampak memakai pernapasan perut (R ; 20 x/menit). : Possi klien masih tredelenbeg. : Tidak ada bantuan otot-otot pernapasan ketika bernapas.

: Terapi Oksigen sudah dilepas. A : Masalah teratasi P : Dihentikan, kecuali No. 3, 4, 7. Diagnosa Gangguan pertukaran gas berhubungan dnegan kerusakan membran alveolar - kapiler. S : Klien mengatakan batuk darahnya sudah tidak lagi. O: Klien keadaan masih agak lemah. : Posisi tredelenbeg. : Klien masih tampak batuk, tapi tidak keras dan tak ada darahnya. : Klien tampak bisa tersenyum. A : Masalah belum teratasi P : Dilanjutkan No. 1, 2, 5, 6.Diposkan oleh akhlis nurse di 23:41 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Berbagi ke Google Buzz

0 komentar: Poskan Komentar

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN DIAGNOSA TUBERKULOSIS DI RUANG BOUGENVILE RUMAH SAKIT TINGKAT II dr. SOEDJONO A. Pengkajian Pengkajian dilakukan tanggal 5 Januari jam 17.45 WIB.

A. Biodata a. Identitas Pasien Nama Pangkat/Golongan Kesatuan Jenis Kelamin Pendidikan Agama Alamat No Rekam Medik Tgl Masuk RS Penanggung Jawab Pekerjaan Alamat Diagnosa Medis Keluhan Utama Riwayat Sekarang : : : : : : : : : : : : : : Tn. H Umur: 23 Tahun

Prada NRP 3109022345388 Akmil Laki-laki SMU Islam Asrama Akmil 02 04 04 25 21 5 Januari 2011 Tn. A TNI-AD Asmil Akmil TBC Pasien mengatakan batuk disertai dahak yang kental. Pasien datang via poliparu dengan keluhan batuk mulai setengah bulan yang lalu dan kemarin hari senin dan selasa batuk disertai darah serta saat batuk sesek. Pasien mengatakan sulit bernafas atau kadang sesak nafas.Pasien mengatakan dahak sulit keluar dan terasa nyeri dan terlihat pasien sulit mengeluarkan dahak.Pasien mengatakan tidak nafsu makan dan nampak pasien hanya menghabiskan seperempat porsi.Pasien mengatakan tenggorokan kering dan panas dan nampak tenggorokan pasien kemerahan.Pasien mengatakan tidak nyenyak tidur dan pasien nampak terbangaun terus.Pasien mengatakan takut akan penyakitnya tidak dapat sembuh selamanya dan pasien nampak gelisah dan selalu berdoa dan

b. c. d.

e. B. a. b.

Penyakit :

c. d.

Riwayat Dahulu Riwayat Keluarga

Penyakit : Penyakit :

juga pasien Nampak batuk terus tanpa menutpi mulutnya dengan sapu tangan. Pasien mengatakan tidak pernah sakit sama sekali. Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit seperti ini.

C. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum : Sedang Kesadaran : Composmentis Tanda Tanda Vital : TD 120/80 : Nadi 84 kali/menit : : Suhu 36,5 C : RR 32 kali/rmenit : : BB 65 kg TB b. IMT Kepala Rambut Mata Telinga Hidung Mulut Leher Dada Paru : : : : : : : 178 cm 20,96 Mesocephal. Tidak ada lesi, warna rambut hitam. Konjungtiva tidak anemis, pupil isokor. Pendengaran baik tidak ada serumen. Tidak ada polip, secret tidak ada, penciuman normal. Lidah tidak kotor, gigi bersih, bibir kering. Tenggorokan tidak ada yang sakit, tak ada kesulitan menelan. Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : : : : Exspansi paru simetris. Vocal fremitus sama. Ada akumulasi cairan di rongga thorax sebelah kiri. Ada ronchi pada daerah sekitar bronkus. Area perikorditial. Ictus cordis teraba diantara

:

Jantung

:

Inspeksi Palpasi

: :

Perkusi Auskultasi

: :

IC 4+5 middle sinistra. Redup. Suara jantung I dan II reguler. Datar, super. Bising Tidak usus ada 5kali/menit pembesaran

Abdomen

:

Inspeksi Auskultasi Palpasi Perkusi

: : : :

hepar, nyeri tekan daerah epigastrium

Extrimitas

:

Atas Bawah

: :

Tympani (+) Extrimitas kanan terpasang infus RL.

atas

Tidak ditemukanya oedem pada kaki atau tungkai. Genetalia : Tidak terpasang DC, tidak ada lesi, tidak ada penyakit kelamin. Kulit : Turgor kulit membalik dalam hitungan kurang dari satu detik, kulit teraba hangat. D. Terapi tanggal 7 Januari 2011 Infus RL 18 kali/menit. Injeksi Cefotaxime Injeksi Kalnex GG Tampung Sputum Cek Laboratorium GD I/II LED 2 X 1 gr IV. 3 X 1 IV. 3 X 1. Sewaktu, BTA). pagi, sore (cek

1 X sehari. E. Data Penunjang a . Lab Tgl. 7-1-2011 Normal WBC Lymph Mid Gran Lymph Mid Gran X 10 1.2 6.8 X 10^/uL ^3/uL 4.0 X 10^3/uL 0.9 X 10^3/uL

HGB RBC HCT MCV MCH MCH.C RDW-CV RDW-SD PLT MPV PDW PCT Glukosa EA Kreatin T-ASI T/ALAT

3.5 X 10^3/uL 47.0 % 11.2 % 41.8 % 13.8 g/dl 5.62 X 10^6/uL 45.3 % 80.7 UM^3 24.5 pg 30.4 g/dl 15.8 % 49.3 UM^3 203 X 10^3/uL 9.1 UM^3 14.9 0.184 % 232 P mg/dl 30.65 mg/dl 0.97 E mg/dl 73.4 U/L 49.2 U/L

11.0 16.5 g/dl 3.80 5.80 X 10^6/uL 35.0 50.0 % 80.0 97.0 UM^3 26.5 33.5 pg 31.5 56.0 UM^3 10.0 - 15.0 % 35.0 56.0 UM^3 150 450 X 10^3/uL 6.5 11.0 UM^3 UM^3 10.0 18.0 0.100 0.500 % 75 115 mg/dl 10 50 mg/dl 0.5 11 mg/dl 0 37 U/L 0 40 U/L

b. Radiologi tanggal 7 Januari 2011 Foto thorax Pulmones terdapat tanda tanda tuberkulosis E. Pengumpulan Data a. Ds

1. Pasien mengatakan sulit bernafas atau kadang sesak nafas. 2. Pasien mengatakan dahak sulit keluar dan terasa nyeri. 3. Pasien mengatakan tidak nafsu makan. 4. Pasien mengatakan tenggorokan kering dan panas. 5. Pasien mengatakan tidak nyenyak tidur. 6. Pasien mengatakan takut akan

penyakitnya tidak dapat sembuh selamanya. b. Do 1. Pasien tampak nafas cepat dan dangkal. 2. Dengan hasil TTV : - RR 32 kali/menit. - Nadi 84 kali/menit. - Tensi 120/80 - Suhu 36,5 C 3. Pasien nampak menghabiskan porsi saja dengan penurunan BB, awalnya 60 kg menjadi 50 kg diketahui data BB = 65 kg, TB = 178 cm, IMT = 20,96. 4. Pasien terlihat kesakitan saat batuk.

5. Suara pasien terdengar serak karena sputum yang berwarna putih dan kental kecoklatan sukar dikeluarkan. 6. Tenggorokan terlihat kemerahan. 7. Pasien tampak cemas. 8. Pasien tampak sering terbangun pada malam hari dengan pola tidur siang = 1jam, malam = 5jam. 9. Pasien terlihat cemas dan selalu gelisah serta berdoa dengan pasien selalu menanyakan tentang perkembangan penyakitnya. 10.Pasien nampak batuk terus tanpa menutup mulutnya dengan sapu tangan. F. Analisa Data No 1. Data DS : Masalah Bersihan Etiologi jalan Sputum yang

- Pasien mengatakan sulit bernafas atau sesak saat batuk dengan sekret kental. DO : - Pasien terlihat nafas cepat dan dangkal. - RR kali/menit. - Nadi kali/menit.

96

- Posisi fowler. - Hasil pemeriksaan perkusi akumulasi dada cairan pada Ada di semi

rongga thorax sebelah kiri. - Hasil rongten foto Radiologi

tanggal 7 Januari 2011 Foto thorax Pulmones terdapat tanda tanda tuberkulosis - 2. DS : Gangguan Ketidakmampuan kecukupan asupan

- Pasien

kebutuhan nutrisi nutrisi. dari

mengatakan tidak nafsu kurang makan. DO : - Pasien menghabiskan

kebutuhan tubuh.

porsi

makanan. - Penurunan BB awalnya 70 kg menjadi 65 kg. - BB = 65 kg. - TB = 178 cm. - IMT = 20,96. 3. DS : Resiko tinggi Pertahanan primer

- Pasien saluran pernafasan

mengatakan tenggorokan atas. kering dan sakit saat menelan dan sukar

mengeluarkan sekret. DO : - Pasien terlihat sakit saat menelan. - Tenggorokan terlihat merah. 4. DO : Resiko tinggi Kuman TBC

- Pasien nampak kuman TBC batuk terus menerus

menyebar melalui udara.

tanpa menutupi mulutnya

dengan sapu tangan. 5. DS : Kurang Kurang informasi tentang penyakitnya.

- Pasien mengatakan mempunyai perasaan resiko takut penyakit akan yang

dideritanya. DO : - Pasien tampak cemas dan selalu berdoa. - Pasien menyakan perkembangan penyakitnya. - Pasien tampak sering terbangun pada malam hari dengan pola tidur siang = 1jam, selalu tentang

malam = 5jam. G. Perumusan Diagnosa Keperawatan Sesuai Prioritas a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sputum yang kental dan berwarna kecoklatan Pasien mengatakan sulit bernafas atau sesak saat batuk dengan sekret kental.Pasien terlihat nafas cepat dan dangkal dengan RR 32 kali/menit, Nadi 96 kali/menit. Posisi semi fowler.Hasil pemeriksaan pada perkusi dada Ada akumulasi

cairan di rongga thorax sebelah kiri.Hasil foto rongten Radiologi tanggal 7 Januari 2011Pulmones terdapat tanda tanda tuberkulosis. b. Gangguan kebutuhan nutrisi: kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan kecukupan asupan nutrisi ditandai dengan pasien mengatakan tidak nafsu makan, diit yang disajikan hanya menghabiskan seperemapat porsi saja dan penurunan BB yang awalnya 70 kg menjadi 65 kg dengan TB 178 cm serta IMT 20,96. c. Resiko tinggi terjadinya infeksi saluran pernafasan atas berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat yang ditandai dengan pasien mengatakan tenggorokan kering dan sakit saat menelan dan sukar mengeluarkan secret. d. Resiko tinggi terhadap penyebaran infeksi ditandai dengan pasien terlihat batuk terus tanpa menutupi mulutnya dengan sapu tangan. e. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit yang ditandai dengan pasien mengatakan mempunyai perasaan takut akan resiko penyakit yang dideritanya, pasien tampak cemas dan selalu berdoa, pasien selalu menanyakan tentang perkembangan penyakitnya dan pasien nampak sering terbangun dengan pola tidur siang =1 jam, dan malam= 5jam. H. ASUHAN KEPERAWATAN Nama : Tn. H Umur : 23 tahun Tgl/Jam Diagnosa Keperawatan 6-120011/18.30 Bersihan jalan Setelah Tujuan dilakukan Ruang : Bougenvile Diagnosa Medis : TBC No Reguler : 02 04 04 25 21 Perencanaan Rencana Tindakan 1. Jelaskan klien

nafas berhubungan tindakan keperawatan dengan yang sputum 2 x 24 jalan nafas kental dan kembali maka

tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat

berwarna

coklat kebersihan jalan napas

penumpukan sekret di sal. pernapasan. 2. Ajarkan klien

Pasien mengatakan efektif. sulit bernafas atau sesak dengan kental.Pasien terlihat nafas cepat dan dangkal. RR 32 kali/menit. Nadi kali/menit.Posisi semi fowler.Hasil pada 96 saat batuk sekret Kriteria hasil : 3. Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin. 4. Lakukan pernapasan diafragma. Tahan napas selama 3 - 5 detik kemudian secara perlahanlahan, keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut.

>Mencari yang yang

memudahkan peningkatan pertukaran udara. 5. Auskultasi paru

>Menyatakan strategi menurunkan kekentalan sekresi. untuk

sebelum dan sesudah klien batuk. 6. Ajarkan klien

tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi :

mempertahankan

hidrasi

yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari bila tidak

kontraindikasi. 7. Dorong berikan perawatan atau mulut

yang baik setelah batuk. Kolaborasi dengan tim

kesehatan lain : Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi. Tentang: Pemberian expectoran. Pemberian antibiotika. Konsul toraks. Pemberian asma. 6-12011/18.30 Kerusakan pertukaran berhubungan dengan Setelah dilakukan 1. Berikan posisi selama 2 X 24 jam yang nyaman, biasanya anti photo

kerusakan maka pertukaran gas membran alveolar- pasien kembali efektif.

dengan peninggian kepala tempat tidur. Balik ke sisi

kapiler

ditandai

Kriteria hasil : 2. Observasi fungsi >Memperlihatkan >1. frekuensi pernapasan efektif. 3. Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut

>Mengalami perbaikan pertukaran gas pada paru. 4. Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor

pencetus adanya sesak atau kolaps paru-paru. 5. Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dengan menggunakan pernapasan

lebih lambat dan dalam. 6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain Dengan dokter, radiologi dan

fisioterapi. Pemberian antibiotika. Pemeriksaan sputum sputum. Konsul toraks. 6-12011/18.30 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan ketidak cukupan nutrisi ditandai dengan pasien mengatakan tidak nafsu makan dan pasien nampak menghabiskan porsi makanan penurunan BB awalnya 70 kg menjadi 65 kg, BB = 65 kg, TB = 178 cm,dan IMT = 20,96. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 X 24 jam maka kebutuhan nutrisi adekuat. Kriteria hasil : 1.

penyebab makan tidak enak dan dengarkan keluhanya

serta lihat ekspresi pasien saat makan.

2. Ajarkan dan bantu >1. 3. Tawarkan makan dan kalori. sedikit tapi sering (enam kali 4. Pembatasan cairan pada makanan dan

menghindari cairan 1 jam sebelum dan sesudah makan.

>3.

5. Peningkatan berat badan tanpa

[endif]-->Atur

dengan protein/kalori tinggi yang disajikan pada waktu klien merasa paling suka untuk memakannya. 6. Jelaskan kebutuhan peningkatan makanan berikut a. Vitamin (telur, kerang). b. Asam (sayur berdaun folat hijau, daging B12 ayam, tinggi masukan elemen

peningkatan edema.

kacang-kacangan, daging). c. Thiamine (kacang-kacang, oranges). d. Zat (jeroan, buah besi yang sayuran buncis,

dikeringkan,

hijau, kacang segar). 7. Kolaborasikan dengan dokter/ahli gizi bila klien tidak mengkonsumsi nutrien yang cukup. I. LEMBAR PENGKAJIAN KEPERAWATAN Nama : Tn. H Ruang : Bougenvile Diagnosa Medis : TBC No Reguler : 02 04 04 25 21 Evaluasi Paraf

Umur : 23 tahun N Tgl/Jam Diagnosa o Keperawat an 1. 6-11 2011/ 18.30

Implementasi

1. Menjelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat penumpukan sekret di saluran pernapasan dengan cara pasien duduk dengan agak membungkuk. Minta ia menarik napas

Tgl7 -12011jam18. 30 S : Pasien mengatakan masih sukar bernafas namun sudah tidak batuk darah. O : Pasien nampak bernafas/ses ak nafas, nafas cepat dan dangkal, RR

dalam-dalam lalu tahan dan kontraksikan otot perut. Tiup napas lebih kuat dan batuk. 2. Mengajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk dengan cara duduk semi fowler dan pasien di usahakan ambil nafas dalam dan tahan 3-5 detik dan batukan. 3. Bernapas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin. 4. Mengajarkan pernapasan diafragma. Tahan napas

25kali/menit ,tanpa terpasang 02, nadi 70kali/menit dan posisi semi fowler. A : Masalah teratasi sebagian. P : Lanjutkan intervensi 1 & 2.

selama 3 - 5 detik kemudian secara perlahanlahan, keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut. Lakukan napas ke dua , tahan dan dari dengan melakukan batuk 2 batukkan dada

pendek

dan kuat. 5. Mengauskultasi paru dan sebelum sesudah

klien batuk. 6. Mengajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi :

mempertahank an hidrasi yang

adekuat; meningkatkan masukan cairan sampai cc/hari tidak kontraindikasi. 7. Mendorong atau memberikan perawatan mulut baik batuk. Mengkolaborasi dengan tim yang setelah 1000 1500 bila

kesehatan lain : Dengan dokter, dan

radiologi

fisioterapi.Tent ang: [endif]->Pemeriksa an dan sputum kultur [endif]->Konsul photo toraks. 3. 6-12011/ 18.50 3 a. Vitamin B12 (telur, daging ayam, kerang). b. Asam folat (sayur berdaun hijau, kacangkacangan, daging). c. Thiamine (kacangkacang, buncis, oranges). d. Zat (jeroan, buah yang besi

dikeringkan , sayuran

hijau, kacang segar). S : Pasien mengatakan sekarang makan

makan tapi (enam sehari

sedikit sering kali plus

suadah enak dan bersemangat . O : Pasien nampak mengahabis kan makananya habis setengah porsi lebih. A : Masalah teratasi. P: Pertahankan intervensi. BAB IV

tambahan). 4. Membatasi cairan makanan pada dan

menghindari cairan sebelum 1 jam dan

sesudah makan.

PEMBAHASAN Setelah penulis mempelajari tinjauan teoritis dan membandingkanya dengan tinjauan khusus, maka penulis mendapat beberapa kesenjangan dan persamaan selama dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn. H dengan penyakit TB Paru yang antara lain : A. Pengkajian Selama dalam tahap pengkajian terhadap Tn. H baik dalam wawancara dan observasi tidak menemui hambatan yang berarti. Hal ini terjadi karena respon yang postif pasien terhadap perawat dan dukungan dari keluarga pasien yang menginginkan pasien cepat sembuh, walaupun penyakit pasien itu merupakan penyakit yang lama sembuhnya dan menyangkut interaksi sosial. Pengkajian yang dilakukan penulis meliputi pengumpulan data yang dibantu oleh pasien itu sendiri dan informasi dari keluarga pasien serta status pasien dengan berkolaborasi dengan dokter serta ahli gizi guna menangani pasien selama di Rumah Sakit dr. Soedjono Magelang,

Informasi tersebut benar adanya sesuai dengan kenyataan serta pemeriksaan penunjang, namun untuk pemeriksaan BTA penulis tidak menyertakan karena waktu pengkajian hanya dilakukan 2 hari saja. Setelah tanda tanda tersebut didapat, kemudian dirumuskan diagnosa keperawatan pasien melalui analisa data dan didapatkan diagnosa keperawatan pasien antara lain : Tidak efektifya jalan nafas berhubungan dengan sputum yang kental dan berwarna kecoklatan Pasien mengatakan sulit bernafas atau sesak saat batuk dengan sekret kental.Pasien terlihat nafas cepat dan dangkal dengan RR 32 kali/menit, Nadi 96 kali/menit. Posisi semi fowler.Hasil pemeriksaan pada perkusi dada Ada akumulasi cairan di rongga thorax sebelah kiri.Hasil foto rongten Radiologi tanggal 7 Januari 2011Pulmones terdapat tanda tanda tuberkulosis. Gangguan kebutuhan nutrisi: kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan kecukupan asupan nutrisi ditandai dengan pasien mengatakan tidak nafsu makan, diit yang disajikan hanya menghabiskan seperemapat porsi saja dan penurunan BB yang awalnya 70 kg menjadi 65 kg dengan TB 178 cm serta IMT 20,96. Resiko tinggi terjadinya infeksi saluran pernafasan atas berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat yang ditandai dengan pasien mengatakan tenggorokan kering dan sakit saat menelan dan sukar mengeluarkan secret. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penyakit yang ditandai dengan pasien mengatakan mempunyai perasaan takut akan resiko penyakit yang dideritanya, pasien tampak cemas dan selalu berdoa, pasien selalu menanyakan tentang perkembangan penyakitnya dan pasien nampak sering terbangun dengan pola tidur siang =1 jam, dan malam= 5jam. Kelima diagnosis keperawatan diatas didapatkan pada landasan teoritis. Keadaaan ini menunjukan bahwa keadaaan pasien benar mengalami penyakit gangguan saluran pernafasan dengan kasus TB Paru. Tidak semua tindakan yang tertulis dilaksanakan oleh penulis, namun hanya beberapa saja yang dapat dilaksanakan karena respon masalah yang dialami Tn. H masih dalam batas yang dapat ditoleransi dapat disembuhkan apabila ada partisipasi aktif pasien serta keluarganya secara optimal. Dalam pengkajian dan perumusan diagnosa keperawatan ini perlu dilakukan hubungan interaksi yang baik dan komunikasi teraupetik dengan pasien dan keluarga disebabkan dapat

meimbulkan perasaan rendah diri pada pasien karena penyakit yang dialaminya dapat menyebabkan ia diisolasi oleh lingkungan sekitarnya. B. Tahap Perencanaan Dalam tahap perencanaan, penulis merencanakan tindakan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang didapatkan dengan membandingkan antara landasan teoritis dengan masalah yang dialami pasien dan respon pasien terhadap masalah yang dialaminya. Sehingga rencana yang dibuat lebih spesifik ke pemenuhan kebutuhan pasien saat ini tanpa mengabaikan kebutuhan jangka panjangnya. Dan ditetapkanya tujuan jangka panjang serta mudah untuk dikerjakan serta dilakukan dengan kriteria hasil yang mudah diobservasi sehingga dalam evaluasi lebih mudah untuk menilainya. C. Tahap Pelaksanaan Dalam tahap pelaksanaan, penulis tidak mengalami hambatan yang berarti sebab pasien dan keluarga sangat kooperatif dengan rencana tindakan yang telah penulis uraikan diatas dan percaya bahwa tindakan yang telah direncanakan tersebut sangat membantu dalam kesembuhan pasien. Dalam pelaksanaan partisipasi aktif dari pasien sangat baik dan mau mengikuti anjuran yang diberikan penulis sehingga dalam waktu yang relatif singkat masalah yang dialami pasien dapat diatasi dengan baik. Dalam tahapan ini juga penulis juga libatkan partisipasi pasien dalam mencegah penularan ke orang lain, dengan cara membuang sisa sputum ke dalam plastik hitam yang selalu di talikan, serta mengajarkan batuk ditutup dengan sapu tangan atau tissue yang telah disediakan, atau dengan disediakanya pot sputum tertutup. D. Tahap Evaluasi Dalam tahap evaluasi penulis melibatkan pasien dan keluarga untuk melihat kemajuan yang dialmi pasien yang meliputi jalan nafas efektif kembali lancar dengan kriteria sekret dapat keluar dan batuk berkurang serta rasa nyaman dan lega di dada. Juga kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi sesuai dengan kriteria selera makan pasien sudah meningkat, diit disajikan dapat pasien habiskan.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang mengalami gangguan saluran pernafasan : TB Paru diperlukan proses keperwatan yang jelas dan sistematis dengan melibatkan peran serta pasien dan keluarga, sehingga terjalin hubungan yang teraupeutik antara perawat, pasien dan keluarga. Hali ini akan sangat membantu perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan sesuia dengan yang direncanakan berdasarkan masalah yang dihadapi pasien, karena masalah yang dialami pasien sangat kompleks berhubungan dengan faktor interaksi sosial di masyarakat dan penerimaan masyarakat terhadap pasien bila sudah dinyatakan sembuh dari rumah sakit. Penyakit TB Paru adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oeh basil mikrobakterium tuberkulosis. Penyakit ini bukanlah penyakit keturunan namun penyakit yang dapat ditularkan dari satu individu ke individu lain dengan perantara udara disebut dengan doplet nuklei yaitu bintik bintik uadara yang keluar pada saat batuk / bersin atau dari saluran nafas. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pasien dengan TB Paru, perlu melibatkan keluarga untuk membina hubungan formal dalam keluarga dan menghindari anggota keluarga lain untuk tertular penyakit yang diderita pasien, dengan memberitahu mereka cara penularan dan tempat yang dapat menularkan serta mengajari mereka cara melindugi diri mereka dari terjangkitnya penyakit TB Paru selama di rumah sakit. Selama pengkajian hingga proses keperawaan pada pasien TB ini penulis dapat memahami dan menerapkan pendekatan proses asuhan keperawatan. Disamping itu penulis dapat menyusun intervensi dan implementasi pada pasien penderita tuberkulosis serta dapat membuat diagnosa berdasarakan analisa data dan tinjauan teori. Setelah dilakukanya proses keperawtan pada kasus tuberkulosis. Jadi apapun yang bersifat pengetahuan, harusnya terlabih dahulau mengetahui dan mempelajari teori, karena teori merupakn hasil penelitian dan pengamatan para ahli yang sudah terpercaya keakuratanya. Dengan begitu penulis masih harus banyak belajar lagi sehingga mampu menerapkan sistem pendokumentasian keperawatan yang benar dan nyata pada penderita tuberkulosis. B. Saran 1. Hendaknya pasien yang mengalami penyakit TB Paru tidak merasa rendah diri

berhubuangan dengan penyakit yang dialaminya, sebab pada dasarnya manusia tidak menginginkan sakit, namun situasi dan kondisi tubuh yang melemah seiring denagn

proses penuan maka kuman dapat menyerang sera pola gizi yang kurang memadai ditunjang aktifitas yang kurang sehat mendukung terjadinya penyebaran kuman secara cepat. Penyakit TB paru dapat diobati dengan pengobatan yang rutin dan belangsung secara terus menerus. 2. Bila pasien mengalami tanda dan gejala seperti batuk batuk didiringi dengan sekret kental dan berwarna putih/bercampur darah diaanjurkan untuk segera berobat kerumah sakit dan mendapatkan perawatan paripurna sehingga dapat mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan dan mengurangi beban keluarga dalam perawatan anggota keluarga yang sakit. 3. Perawatan sesuai dengan prosedur perawatan sangat mendukung dalam penyembuahn pasien dengan gangguan sistem pernafasan, sebab itu tenaga perawat harus dibekali ilmu dan pengetahuan yang baik tentang prosedur perawatan yang lazim dilaksanakan kepada pasien dengan gangguan sistem pernafasan. 4. Penyakit TB Paru merupakan salah satu penyakit yang menjadi program pemerintah untuk ditanggulangi. Apabila pasien mengalami kesulitan dalam pengobatan, dianjurkan ntuk melaporkan diri ke Puskesmas terdekat atau Pusat Peayanan Kesehatan terdekat yang bergerak terhadap pencegahan dan pengobatan penyakit TB Paru. 5. Kepada Kepala SMK KESDAM IV/Diponegoro supaya lebih meningkatkan kegiatan belajar mengajar, supaya dimasa mendatang diperoleh lulusan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi dengan sekolah lain yang bergerak di dunia kesehatan. 6. Kepada Kepala Sekolah SMK KESDAM IV/Diponegoro supaya buku buku dan fasilitas yang ada dilengkapi dan lebih ditingkatkan, semisal : perpustakaan supaya dirapikan dan sering dibuka serta direvisi agar penunjang informasinya lebih up to date. 7. Kepada para pembimbing lebih kagi menyamakan persepsi antara satu pembimbing dengan yang lainya agar terjalin informasi yang sekiranya tidak membingungkan siswa untuk memperoleh informasi dan penyusunan yang tepat. 8. Kepada para rekan sesama siswa supaya lebih meningkatkan motivasi dan minat belajar, sehngga akan terbentuk kekerabatan dan dapat kompak seterusnya sehngga memperoleh kelulusan yang dapat dibanggakan. DAFTAR PUSTAKA

Call SA et al. Does this patient have influenza? JAMA. 2005 Feb 23;293(8):98797. [PMID: 15728170]

Haque RA et al. Chronic idiopathic cough: a discrete clinical entity? Chest. 2005 May;127(5):17103. [PMID: 15888850]

Hewlett EL et al. Clinical practice. Pertussisnot just for kids. N Engl J Med. 2005 Mar 24;352(12):121522. [PMID: 15788498]

Lin DA et al. Asthma or not? The value of flow volume loops in evaluating airflow obstruction. Allergy Asthma Proc. 2003 MarApr;24(2):10710. [PMID: 12776443]

Metlay JP et al. Testing strategies in the initial management of patients with community-acquired pneumonia. Ann Intern Med. 2003 Jan 21;138(2):10918. [PMID: 12529093]

Pratter MR et al. An empiric integrative approach to the management of cough: ACCP evidencebased clinical practice guidelines. Chest. 2006 Jan;129(1 Suppl):222S231S. [PMID: 16428715]Sabtu, 05 Februari 2011

TB PARU16:20 smartnews No comments

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KLIEN TB PARU Nama : Nim : Tanggal pengkajian : 28 Nopember 2006 Jam : 20.45 Wib I. Pengumpulan Data A. BIODATA 1. Identitas klien Nama : Tn. A Umur : 15 Th

Jenis : Laki laki Agama : Islam Alamat : Treblasalak Glenmore No. Reg : 13871 Dx. Medis : TB. Paru Tgl. MRS : 28 11 2006 Jam : 20. 30 Wib 2. Penanggung jawab Nama : P.J Umur : 25 Th Jenis kelamin : Laki laki Pekerjaan : Alamat : Treblasalak Glenmore Status : Kakak B. RIWAYAT KEPERAWATAN 1. Alasan Masuk Rumah Sakit Klien datang ke RSBH pada tanggal 28 Nop 2006 Pukul 20.30 Wib dengan keluhan panas sejak 1 minggu yang lalu, sesak dan batuk. 2. Keluhan Utama Klien mengatakan nafasnya terasa sesak 3. Riwayat Keperawatan 1) Riwayat penyakit dahulu Klien menderita batuk kronis semenjak 2 bulan yang lalu, selain itu klien mengatakan pernah menderita pileks dalam jangka yang lama. 2) Riwayat penyakit sekarang Klien mengatakan badannya panas, panas seperti terbakar dengan skala panas 390 c (hipertermi) disertai sesak dengan kualitas sesak sedang (RR = 26 29 x/mnt). Sejak 1 minggu yang lalu. Sebelumnya klien berobat di Puskesmas Sepanjang pada tanggal 8 21 Nop 2006, karena keadaan klien tidak membaik maka keluarga memutuskan untuk membawa klien ke RSBH. 3) Riwayat penyakit keluarga Klien mengatakan bahwa di dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit TBC selain itu Tn. A tidak punya penyakit keturunan (HT, DM) ataupun penyakit menular. 4. Genogram

Keterangan : : Laki laki meninggal : Perempuan meninggal : Laki laki

: Perempuan : Klien : Garis keturunan : Tinggal serumah 1. Keadaan Umum Keadaan umum lemah, kesadaran composmentis dengan GCS 4 5 6 Tanda tanda vital T : 120/80 mmHg S : 390 c N : 104 x/mnt RR : 28x/mnt

2. Body sistem 1) Sistem pernafasan (inspirasi) Hidung simetris, pileks, cuping hidung tampak, batuk produktif dengan adanya produksi sputum meningkat. Trakhea : bentuk trakhea simetris Dada : Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : : : : Bentuk dada asimetris, gerakan dada teratur Tidak ada nyeri tekan pada dada Pekak dan terjadi penurunan frenitus Terdapat bunyi tambahan berupa krekel, ronchi basah dan terdapat diatas apex paru selama inspirasi cepat 2) Cardiovaskular Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : : : : Ictus cordis tidak tampak ICS 5,6 midclavikula sinistra

Ictus cordis teraba di ICS 5,6 midclavikula sinistra, tidak ada nyeri tekan Redup S1 S2 tunggal (tidak ada suara tambahan) 3) Sistem persyarafan Kesadaran compomentis dengan GCS 4 5 6 Kepala dan wajah Mata Leher : : : Simetris tidak ada luka, wajah berwarna merah Sklera putih, konjungtiva merah muda, pupil isocor, reflek cahaya +/+ Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid Persepsi sensori Pendengaran

Penciuman

Pengecapan

Penglihatan :

:

:

: Tidak ada gangguan pendengaran, terbukti dengan dapat menjawab pertanyaan dengan baik. Tidak ada gangguan penciuman, klien dapat membedakan bau makanan dan bau obat obatan. Klien dapat membadakan rasa manis, pahit dll Klien dapat melihat baik, tidak memakai alat bantu penglihatan seperti kacamata ataupun kontaks lensa 4) Perkemihan dan eliminasi urie Sebelum sakit

Setelah sakit :

: BAK lancar, waktu BAK tidak sakit, urine berwarna kuning jernih BAK biasanya 5 6 x/hari BAK lancar, waktu BAK tidak sakit, urine sakit, ureine pekat, bau khas amoniak, BAK dilakukan ditempat tidur dengan memakai pot urinal, tidak terpasang kateter, BAK hanya 1 2 x/hari 5) Pencernaan dan eliminasi alvi Mulut : Bibir Lidah Tenggorokan Leher : : : : Mukosa bibir kering, tidak sianosis Kotor berwarna putih Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan Abdomen : Inskpeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : : : : Bentuk datar dan tidak terdapat lesi Tidak ada nyeri tekan di daerah abdomen Timpani, tidak ada nyeri ketuk Peristaltik usus normal (10 12 x/mnt) Anus : Tidak terdapat hemoroid atau kelainan lain pada anus Diit klien : Sebelum sakit Setelah sakit : : Klien BAB setiap hari 3 x/hari lancar, tidak sakit Klien tidak BAB sama sekali sejak masuk rumah sakit 6) Sistem muskuluskeletal dan integumen Kemampuan pergerakan sendi khas Ekstremitas atas : tangan kanan kiri terpasang infus Ekstremitas bawah : tidak ada kelainan

Kulit : Tidak terjadi sianosis, teraba panas Akral : Hangat Tirgor : Menurun kembali > 1 detik Kuku : tidak pucat 7) Sistem endokrin Tidak ada pembesaran kelenjar endokrin Tidak ada kekeringan rambut dan kulit 8) Sistem reproduksi Penis : Tidak terdapat tanda peradangan Uretra : Tidak terdapat skeresi Axilla : Tidak terdapat benjolan maupun lesi Scrotum : Tidak ada pembesaran II. PSIKOSOSIAL 1. Konsep diri Dalam keluarga klien berperan sebagai seorang anak tunggal dan sebagai siswa kelas 2 SMP. 2. Sosial interaksi Klien dan keluarga memiliki hubungan baik, terbukti dengan keluarga klien yang selalu menunggu klien. 3. Harga diri Klien berharap untuk segera sembuh dari sakitnya dan dapat kembali beraktivitas sebagaimana biasanya. 4. Sosial interaksi Hubungan klien dengan keluarganya baik begitu juga dengan kerabat/saudaranya dan klien mampu bersosialisasi dengan perawat 5. Spritual Klien menganut agama Islam dan percaya kepada Allah SWT, klien selalu berdoa kepada Allah SWT demi kesembuhannya, walaupun klien tidak bisa menjalankan ibadahnya seperti biasa. III. Pemeriksaan Penunjang 1. Foto thorax Terdapat cairan di dalam paru 2. Pemeriksaan Laboratorium 1) Darah - Hemoglobin - Leukosit - BBS - DIFF : : : : 10 ( N : L = 13,4 17,6 , P = 11,4 16,0) 14.400 ( N : L = 4700 10.300 , P = 4300 11300) 80/10 ( N : L = 0 15 , P = 0 20)

- / - / 30 / 70 / 27 / - 1% 2) Urine - Sedimen : 3 - 5 / - / 2 - 3 / - 1 - 11 3) LFT - S.G.O.T : 16 ( N : L = 0 18 , P = 0 15 ) - S.G.P.T : 22 ( N : L = 0 22 , P = 0 17 ) 4) RFT - BUN : 21 (N = 4,7 23) - Serum Creat : 0,65 (N = L = 0,6 1,1 , P = 0,5 0,9) - Urine Aside : 7,9 (N = L = 3,40 7,0 , P = 2,40 5,7) 5) Glukose KGA = 108 (N = 70 100) 3. Pemeriksaan sputum BTA positif 4. Terapi Infus RL : d5 1500 cc Antibiotik (Cefotaxim) 3 x 1 gr Antiemetik (Ranitidin) 2 x 1 amp Antipiretik (paracetamol) 3 x 1 tab O2 2 liter/menit Bronkodilator

ANALISA DATA No Kelompok Data Etiologi Masalah 1S

O:

: Klien mengatakan sesak, sesak bertambah bila melakukan aktivitas K/u lemah Klien kurang rileks tegang Cuping hidung tampak Tidak ada sionosis Terdapat ronchi Batuk produktif Ada sputum BTA (+) Pergerakan dada : terjadi ketidakseimbangan pergerakan pernafasan antara dekstra dan sinistra Foto thorax : terlihat dalam paru tertumpuk banyak cairan Micobacterium TB Invasi Saluran nafas atas Penumpukan sekret Sekret kental Sulit keluar Sesak Jalan nafas tidak efektif Gangguan jalan nafas tidak efektif 2S O: : Klien mengatakan panas, panas seperti terbakar K/u lemah Klien kurang rileks (tegang) Wajah tampak merah Mukosa bibir kering Kulit teraba panas Lab : Hb = 10 Leukosit = 14.400 BBS = 80/10 Diff = - / - / 30 / 70 / 27 / - 1%

BTA (+) Micobacterium TB Invasi Saluran nafas atas TB Paru Imun tubuh menurun Peradangan/infeksi Reaksi inflamasi Mengeluarkan pirogen Merangsang pusat panas di Hypotalamus Suhu tubuh meningkat Gangguan suhu tubuh Gangguan suhu tubuh (hipertermi)

DIAGNOSA KEPERAWATAN NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL MULAI TTD 1

2 Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan adanya sekret yang ditandai dengan klien sesak, nafas tersengal sengal dengan sesak, cuping hidung (+), ronchi (+) batuk, BTA (+), sputum produktif, RR : 28 x/mnt Gangguan keseimbangan suhu tubuh (hipertermi) inflamasi yang ditandai dengan klien mengatakan panas, wajah tampak merah, mukosa bibir kering, T = 120/80 S= 39 N= 104 28 11 2006

NCP No Tujuan Intervensi Rasional 1 Jalan nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam Kriteria hasil : Klien dan keluarga mampu menjelaskan tentang penyebab sesak dan tindakan yang akan dilakukan Sesak yang dirasakan klien dapat ber (-) Klien dapat / mampui melakukan batuk efektif RR kembali dalam keadaan normal (16 18 x/mnt) Tidak terdapat suara tambahan 1. Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab sesak dan tindakan yang akan dilakukan 2. Berikan klien posisi fowler atau semi fowler 3. Anjurkan klien untuk batuk efektif 4. Ajarkan klien minum air hangat 5. Kolaborasi dengan tim medis lain

6. Kaji fungsi pernafasan, contoh bunyi nafas, kecepatan, irama dan kedalaman nafas

7. Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa/batuk efektif, catat karakter, jumlah sputum dan adanya hemoptisis 1. Klien dan keluarga dapat mengerti dan menjelaskan penyebab sesak

2. Posisi membantu memaksimalkan expansi paru

3. Air hangat dapat membantu mengencerkan sputum 4. Membantu mengeluarkan secret / sputum 5. - Membantu pernafasan - Meningkatkan ukuran lumen percabangan trakheo bronkial sehingga menurunkan tahanan terhadap aliran udara 6. Penurunan bunyi nafas dapat menunjukkan atelektasus ronchi, mengi menunjukkan akumulasi sekret/ketidakmam-puan untuk membersihkan jalan nafas

7. Pengeluaran sulit bila secret sangat tebal, sputum berdarah kental/darah cerah diakibatkan oleh kerusakan paru atau luka bronkial dan dapat memerlukan evaluasi/intervensi lanjutan 2 Panas atau suhu tubuh turun setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam Kriteria hasil : Klien mampu menjelaskan tentang penyebab panas dan tindakan yang telah dilakuakan Keluarga klien mampu memberikan kompres hangat Mukosa bibir lembab Wajah tampak rileks Suhu tubuh kembali dalam batas normal (36 370 c) 1. Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab panas dan tindakan yang akan dilakukan 2. Ajarkan keluarga klien untuk memberikan kompres hangat pada klien

3. Anjurkan klien memakai pakaian dan selimut tipis 4. Batasi pengunjung

5. Kolaborasi dengan dokter pemberian antipiretik Paracetamol 3 x 1 Terapi pemasangan infus RL : D5 = 1500 cc/24jam 6. Obs. TTV 1. Klien dan keluarga mengerti tentang penyebab panas dan kooperatif dalam pelaksanaan tindakan keperawatan 2. Kompres hangat dapat membuka pori pori, sehingga mempermudah penguapan dan membuat suhu menurun 3. Pakaian tipis membantu proses penurunan suhu tubuh dengan cara evaparasi 4. Menciptakan suasana nyaman dan klien dapat beristirahat 5. Antipiretik mempercepat menurunkan panas - Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit

6. Mengetahui perkembangan kesehatan klien lebih dini

IMPLEMENTASI No Dx Tgl/jam Implementasi Ttd 1 28 11 06 20.45

22.00 - Memberikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab sesak dan tindakan yang akan dilakukan R/ klien dan keluarga mampu menjelaskan penyebab sesak dan kooperatif terhadap tindakan yang dilakukan - Memberikan posisi fowler / semi fowler R/ klien merasa sesak sedikit berkurang - Menganjurkan klien minum air hangat R/ klien minum air hangat 3 x 200 cc - Mengajarkan klien untuk batuk efektif R/ klien mampu batuk efektif, secret keluar - Kolaborasi dengan tim medis lain R/ klien memakai O2 nasal - Memberikan bronkoditor R/ klien meminum - Mengkaji fungsi pernafasan R/ terdapat suara tambahan / ronchi - Mencatat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa/batuk efektif, lihat apakah terjadi hemophsis R/ klien mampu mengeluarkan secret dengan jalan batuk efektif, pada secret tidak terdapat darah

IMPLEMENTASI No Dx Tgl/jam Implementasi Ttd 1 29 11 06 11.30

22.00 - Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang penyebab panas dan tindakan yang akan dilakukan dilakukan R/ Klien mengerti dan dapat menjaskan kondisi panasnya, serta kooperatif terhadap tindakan perawat - Ajarkan keluarga untuk memberikan kompres hangat pada klien R/ keluarga melaksanakan segala tindakan yang diajarkan oleh perawat (memberikan kompres hangat pada klien) - Anjurkan klien memakai pakaian dan selimut tipis R/ klien mau memakai pakaian dan selimut tipis - Batasi pengunjung R/ klien dapat beristirahat dengan tenang - Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian anti piretik ex : - Paracetamol : R/ panas tubuh klien berkurang - Pemasangan infus RL : D5 : R/ klien merasa segar

EVALUASI No. Dx Tanggal / jam Evaluasi Ttd 1 28 Nop 2006 S O

A P: :

: : Klien mengatakan sesak berkurang, sesak bertambah jika melakukan aktivitas K/u cukup baik Sesak sedikit berkurang Batuk Tidak ada sianosis Cuping hidung masih tampak Terdapat sputum Tanda tanda vital Masalah belum teratasi Lanjutkan intervensi 2 28 Nop 2006 06.00 S

A P:

: : Klien mengatakan panasnya sudah mulai berkurang K/u cukup baik Wajah tampak merah Mukosa bibir kering Kulit terasa panas Tanda tanda vital T : 120/80 mmHg S : 380 c N: 104 x/mnt Masalah teratasi sebagian Lanjutkan intervensi

EVALUASI No. Dx Tanggal / jam Evaluasi Ttd 1 29 Nop 2006 16.00 S O

A P: :

: : Klien mengatakan sudah tidak sesak lagi K/u cukup baik Tidak sesak lagi Batuk berkurang Cuping hidung tidak tampak Tidak ada spuntum Terdapat sputum Tanda tanda vital T : 120/80 mmHg S : 360 c N : 88 x / mnt RR : 18 x/mnt Masalah belum teratasi Lanjutkan intervensi 2 29 Nop 2006 16.00 S

A P:

: : Klien mengatakan badanya sudah tidak panas K/u cukup baik Wajah tidak tampak merah Mukosa bibir lembab Tanda tanda vital T : 120/80 mmHg S : 367 0 c N: 88 x/mnt Masalah teratasi sebagian Lanjutkan intervensi