ASKEP PNEUMONIA GAGAL NAFAS.doc
-
Upload
uda-yengki -
Category
Documents
-
view
66 -
download
3
Transcript of ASKEP PNEUMONIA GAGAL NAFAS.doc
LAPORAN PENDAHULUAN PNEUMONIA + GAGAL NAFAS
PENGERTIAN Pneumonia adalah Suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam
etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (FKUI). Pneumonia adalah Radang parenkim paru. Menurut anatomi, pneumonia dibagi
menjadi pneumonia laboris, pneumonia lobularis, bronkopneumonia & pneumonia interstisialis. (Makmuri, MS.)
Pneumonia adalah Suatu radang paru-paru yang ditandai oleh adanya konsolidasi exudat yang mengisi alveoli dan bronchiolus ( Axton )
Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam, seperti bakteri, virus, jamur, dan benda-benda asing.
KLASIFIKASIBerdasarkan anatomiknya, pneumonia dibagi atas pneumonia lobaris, pneumonia lobularis (bronchopneumonia) dan pneumonia interstitial (bronchitis).
Berdasarkan etiologinya, dibagi atas;1. Bakteri
Pneumokok, merupakan penyebab utama pneumonia. Pada orang dewasa umumnya disebabkan oleh pneumokok serotipe 1 samapi dengan 8. Sedangkan pada anak-anak serotipe 14, 1, 6, dan 9. Inseiden meningkat pada usia lebih kecil 4 tahun dan menurun dengan meningkatnya umur.
Steptokokus, sering merupakan komplikasi dari penyakit virus lain, seperti morbili dan varisela atau komplikasi penyakit kuman lainnya seperti pertusis, pneumonia oleh pnemokokus.
Basil gram negatif seperti Hemiphilus influensa, Pneumokokus aureginosa, Tubberculosa.
Streptokokus, lebih banyak pada anak-anak dan bersifat progresif, resisten terhadap pengobatan dan sering menimbulkan komplikasi seperti; abses paru, empiema, tension pneumotoraks.
2. Virus Virus respiratory syncytial, virus influensa, virus adeno, virus
sistomegalik.3. Aspirasi4. Pneumonia hipostatik
Penyakit ini disebabkan tidur terlentang terlalu lama.5. Jamur6. Sindroma Loeffler.
PATOFISIOLOGI :
NORMAL
(Sistem Pertahanan)
Terganggu
Organisme sal nafas bag bawah
Virus Pneumokokus Stapilokokus
Merusak sel epitel bersilia, Alveoli Toksin, Coagulase
sel goblet
Eksudat masuk Trombus
Kuman patogen mencapai ke Alveoli
bronkioli terminalis
Cairan edema + leukosit Sel darah merah, Permukaan
ke alveol leukosit, pneumokokus pleura tertutup
mengisi alvioli lapisan tebal
eksudat.
Konsilidasi Paru Leukosit + Fibrin Trombus Vena
Mengalami konsolidasi Pulmonalis
Kapasitas Vital, Lekosit lisis Nekrosis-
Compliance menurun Hemoragik
Abses,
Pneumatocele.
ISPA (Pneumothoraks) Daya Tahan Tubuh Menurun Penyakit Menahun
Bronchopneumonia(Panas tinggi, gelisah, dispneu, napas cuping hidung, muntah diare,
batuk kering kemudian produktif)
Infeksi Paru
Eksudat Intra Alveolus
Retensi Mukus
Gangguan Pertukaran Gas Gangguan Pembersihan Jalan Napas
Oksigenasi Berkurang
Hiperventilasi
Gangguan Keseimbangan cairan dan Elektrolit
GEJALA KLINIKBronchopneumoni biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratorius bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik mendadak sampai 30 - 40 C.dan mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, sesak dan sianosis sekunder hidung dan mulut, pernapasan cuping hidung merupakan trias gejala patognomik. Kadang-kadang disertai muntah dan diare. Batuk mula-mula kering kemudian jadi produktif.
PEMERIKSAAN FISIKPada stadium awal sukar dibuat diagnosa dengan pemeriksaan fisik. Tapi dengan adanya napas cepat dan dangkal, pernapasan cuping hidung, serta sianosis sekitar hidung dan mulut. Harus dipikirkan kemungkinan pneumonia. Hasil pemeriksaan fisik tergantung dari pada luas daerah yang terkena. Pada perkusi toraks sering tidak ditemukan kelainan. Pada auskultasi suara napas vesikuler dan lemah. Terdapat ronchi basah halus dan nyaring. Jika sering bronchopneumonia menjadi satu (confluens) mungkin pada perkusi terdengar keredupan dan suara napas mengeras.
PEMERIKSAAN PENUNJANGSecara laboratorik ditemukan lekositosis, biasanya 15.000 - 40.000 / m dengan pergeseran ke kiri. LED meninggi. Pengambilan sekret secara broncoskopi dan fungsi paru-paru untuk preparat langsung; biakan dan test resistensi dapat menentukan / mencari etiologinya. Tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar. Pada punksi misalnya dapat terjadi salah tusuk dan memasukkan kuman dari luar. Foto rontgen dilakukan untuk melihat : Komplikasi seperti empiema, atelektasis, perikarditis, pleuritis, dan OMA. Luas daerah paru yang terkena. Evaluasi pengobatanPada bronchopnemonia bercak-bercak infiltrat ditemukan pada salah satu atau beberapa lobur.
PENGOBATAN
1. Bila dispnea berat berikan Oksigen2. IVFD ; cairan DG 10 % atau caiara 24 Kcl, Glukosa 10 % tetesan dibagi rata
dalam 24 jam.3. Pengobatan: Penicilin Prokain 50.000 unit / kg BB / hari dan Kloramfenikol 75
mg / kg BB/ hari dibagi dalam 4 dosis.
PROGNOSISDengan menggunakan antibiotika yang tepat dan cukup, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1 %.
ASUHAN KEPERAWATANA. PENGKAJIANI. Anamnesa :
1. Identitas2. Keluhan Utama
Sesak napas3. Riwayat Penyakit sekarang, tanyakan :
Apakah masih ada batuk, berapa lama Apakah masih ada panas badan Apakah nyeri dada kalau batuk Apakah ada riak kalau batuk
4. Riwayat kesehatan yang lalu, tanyakan : Frekuensi ISPA Riwauat Alergi Kebiasaanmerokok Pengguaan obat-obatan Imunisasi Riwayat penyakit keturunan
5. Riwayat Keluarga, tannyakan: Apakah ada keluarga yang menderita batuk Apakah ada keluarga yang menderita alergi Apakah ada keluarga yang menderita TBC, Cancer paru
6. Riwayat Lingkungan Apakah rumah dekat dengan pabrik Apakah banyak asap atau debu Apakah ada keluarga yang merokok
7. Riwayat pekerjaan, tanyakan : Apakah bekerja pada tempat yang banyak debu,asap Apakah bekerja di pabrik Apakah saat bekerja menggunakan alat pelindung.
II.Pengkajian Fisik1. Ispeksi:
Amati bentuk thorax Amati Frekuensi napas, irama, kedalamannya Amati tipe pernapasan : Pursed lip breathing, pernapasan diapragma,
penggunaan otot Bantu pernapasan Tanda tanda reteraksi intercostalis , retraksi suprastenal Gerakan dada Adakan tarikan didinding dada , cuping hidung, tachipnea Apakah daa tanda tanda kesadaran meenurun
2. Palpasi Gerakan pernapasan Raba apakah dinding dada panas Kaji vocal premitus Penurunan ekspansi dada
3. Auskultasi Adakah terdenganr stridor Adakah terdengar wheezing Evaluasi bunyi napas, prekuensi,kualitas, tipe dan suara tambahan
4. Perkusi Suara Sonor/Resonans merupakan karakteristik jaringan paru normal Hipersonor , adanya tahanan udara Pekak/flatness, adanya cairan dalan rongga pleura Redup/Dullnes, adanya jaringan padat Tympani, terisi udara.
III.Pemeriksaan Diagnostik Radiologi Analisa Gas Darah Darah Lengkap, Urine lengkap.
B. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan1. Ketidak epektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan produk mucus
berlebihan dan kental, batuk tidak epektif.2. Gangguan pertukaran Gas berhubungan dengan proses inflamasi paru3. Intolernsi aktifitas berhubungan dengan kelelahan sekunder terhadap
peningkatan upaya pernapasan4. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan demam kehilangan
cairan , masukan cairan kurang karena dispnea 5. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi paru6. Cemas / takut berhubungan dengan hospitalisasi (ICU)7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi mengenai
proses penyakit, prosedur perawatan di rumah sakit.
NURSING DIAGNOSISPRIMARY NURSING DIAGNOSIS
1. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan infeksi paru2. Aadefisit volume cairan berhubungan dengan Respiratory distress, penurunan
intake cairan. berhubungan denganRELATED NURSING DIAGNOSIS
1. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan respiratory distress, anoreksia, vomiting, peningkatan konsumsi kalori sekunder terhadap infeksi.
2. Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan Respiratory distress, lethargy, penurunan intake cairan dan makanan, demam.
3. Kecemasan : anak berhubungan dengan hospitalisasi, respiratory distress.NURSING CARE PLAN.
1. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan infeksi paru-paru. Tujuan :Anak akan menunjukkan pola nafas yang efektif Kreteria :
RR dalam batas normal, suara nafas bersih, suhu dalam batas normal
Tidak ditemukan : batuk, PCH, Retraksi, Sianosis. Jumlah sel darah putih normal. Rongsent dada bersih Saturasi oksigen 85 % - 100 %.
Intervensi Keperawatan :1. Observasi : RR, suhu, suara naafas2. Lakukan fioterapi dada kerjakan sesuai jadwal3. Berikan oksigen yang dilembabkan sesuai indikasi4. Berikan antibiotik dan antipiretik sesuai advis
INITERVENSI KEPERAWATAN1. Kaji dan catat
Suhu tubuh intake dan output Tanda / gejala kekurangan cairan Bj urine
2. Lakukan perawatan mulut3. Beri cairan sesuai advis4. Kaji dan catat pengetahuan dan partisipasi keluarga dalam :
Monitoring intake dan output
Mengenali tanda dan gejala kekurangan cairan5. Ciptakan situasi / area yang nyaman6. Lakukan suction bila perlu7. Periksa dan catat hasil X – Ray dada 8. Obs. Saturasi oksigen9. Kaji dan catat pengetahuan dan partisipasi keluarga dlm :
Fisioterapi dada Pemberian obat-obatan Mengenali tanda / gejala ketidak efektifan pola nafas
10. Ciptakan situasi / area yang nyaman
2. Defisit volume cairan b/d Respiratory distress, penurunan intake cairan, demam
Tujuan : Anak akan menunjukkan volume cairan yang adekuat. Kriteria :
Intake cairan adequat, iv dan atau oral Tidak adanya lethargi, muntah, diare Suhu tubuh normal, mukosa membran lembab Turgor kulit kembali cepat Urine output normal, Bj urine normal