Askep Pneumonia

download Askep Pneumonia

of 28

description

askep pneumonia

Transcript of Askep Pneumonia

ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA PADAANAKLeave a reply BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPenyakit salauran nafas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatn yang tinggi diseluruh dunia. Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum berhubungan dengan infeksi saluran nafas yang terjadi di masyarakat atau didalam rumah sakit/pusat perawatan. Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran nafas bawah akut diparenkim paru yang serius dijumpai sekitar 15%-20%.Kejadian PN di ICU lebih sering daripada PN diruangan umun, yaitu dijumpai pada hamper 25% dari semua infeksi pada 9-27% dari pasien yang diintubasi. Pneumonia dapat terjadi pada orang normal tanpa kelainan iminitas yang jelas. Namun pada kebanyakan pasien dewasa yang menderita pneumonia didapati adanya satu atau lebih penyakit dasar yang mengganggu daya tahan tubuh.B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas yaitu:1. bagaimanakah konsep medis tentang Pneumonia?2. Bagaimanakah konsep dasar asuhan keperawatan dan penerapan askep pada pasien pneumonia?C. Tujuan Pembelajaran1. Agar Mahasiswa/I mampu mengerti konsep dasar medic dari gangguan system pernafasan : pneumonia2. Agar mahasiswa/I mampu memahami dan melakukan proses keperawatan pada pasien dengan gangguan system pernafasan : pneumonia

BAB IIPEMBAHASANA. Definisi Pneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh bakteri, jamur ,virus, atau aspirasi karena makanan atau benda asing. Pneumonia adalah infeksi pada parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan didalam alveoli hal ini terjadi akibat adanya infeksi agen/ infeksius atau adanya kondisi yang mengganggu tekanan saluran trakheabronkialis. (Ngastiyah, 1997)Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Selain gambaran umum di atas, Pneumonia dapat dikenali berdasarkan pedoman tanda-tanda klinis lainnya dan pemeriksaan penunjang (Rontgen, Laboratorium). (Wilson, 2006)B. Etiologi Beberapa penyebab dari pneumonia yaitu:1. Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus aureus.2. Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus.3. Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis, ryptococosis, pneumocytis carini.4. Aspirasi : Makanan, cairan, lambung.5. Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas.Pneumonia virus bisa disebabkan oleh:Virus sinsisial pernafasan, Hantavirus, Virus influenza,Virus parainfluenza,Adenovirus, Rhinovirus, Virus herpes simpleks, Micoplasma (pada anak yang relatif besar). Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering adalah:1. virus sinsisial pernafasan2. adenovirus3. virus parainfluenza4. virus influenza.C. PatofisiologiSebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif. Ada beberapa mekanisma yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di saluran napas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik, dan humoral. Bayi pada bulan-bulan pertama kehidupan juga memiliki antibodi maternal yang didapat secara pasif yang dapat melindunginya dari pneumokokus dan organisme-organisme infeksius lainnya.Perubahan pada mekanisme protektif ini dapat menyebabkan anak mudah mengalami pneumonia misalnya pada kelainan anatomis kongenital, defisiensi imun didapat atau kongenital, atau kelainan neurologis yang memudahkan anak mengalami aspirasi dan perubahan kualitas sekresi mukus atau epitel saluran napas. Pada anak tanpa faktor-faktor predisposisi tersebut, partikel infeksius dapat mencapai paru melalui perubahan pada pertahanan anatomis dan fisiologis yang normal. Ini paling sering terjadi akibat virus pada saluran napas bagian atas. Virus tersebut dapat menyebar ke saluran napas bagian bawah dan menyebabkan pneumonia virus.Kemungkinan lain, kerusakan yang disebabkan virus terhadap mekanisme pertahan yang normal dapat menyebabkan bakteri patogen menginfeksi saluran napas bagian bawah. Bakteri ini dapat merupakan organisme yang pada keadaan normal berkolonisasi di saluran napas atas atau bakteri yang ditransmisikan dari satu orang ke orang lain melalui penyebaran droplet di udara. Kadang-kadang pneumonia bakterialis dan virus ( contoh: varisella, campak, rubella, CMV, virus Epstein-Barr, virus herpes simpleks ) dapat terjadi melalui penyebaran hematogen baik dari sumber terlokalisir atau bakteremia/viremia generalisata.Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan respons inflamasi akut yang meliputi eksudasi cairan, deposit fibrin, dan infiltrasi leukosit polimorfonuklear di alveoli yang diikuti infitrasi makrofag. Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi lobaris yang khas pada foto toraks. Virus, mikoplasma, dan klamidia menyebabkan inflamasi dengan dominasi infiltrat mononuklear pada struktur submukosa dan interstisial. Hal ini menyebabkan lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran napas, seperti yang terjadi pada bronkiolitis.Mekanisme daya tahan traktus respiratorius bagian bawah sangat efisien untuk mencegah infeksi dan terdiri dari:1. Susunan anatomis rongga hidung2. Jaringan limfoid di naso-oro-faring3. Bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan sek ret fiat yang dikeluarkan oleh set epitel tersebut.4. Refleks batuk5. Refleks epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret yang terinfeksi.6. Drainase sistem limfatik dan fungsi menyaring kelenjar limfe regional.7. Fagositosis, aksi enzimatik dan respons imuno-humoral terutama dari imu noglobulin A (IgA).Anak dengan daya tahan terganggu akan menderita pneumonia berulang atau tidak mampu mengatasi penyakit ini dengan sempurna. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia ialah daya tahan badan yang menurun, misalnya akibat malnutrisi energi protein (MEP), penyakit menahun, faktor iatrogen seperti trauma pada paru, anestesia, aspirasi, pengobatan dengan antibiotika yang tidak sempurna.D. Tanda Dan GejalaBatuk nonproduktif, Ingus (nasal discharge), Suara napas lemah, Retraksi intercosta, Penggunaan otot bantu nafas, Demam, Ronchii, Cyanosis, Leukositosis, Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar, Batuk, Sakit kepala, Kekakuan dan nyeri otot, Sesak nafas, Menggigil, Berkeringat, Lelah.Gejala lain yang mungkin ditemukan adalah:1. kulit yang lembab2. mual dan muntah3. kekakuan sendi.E. Pemeriksaan Penunjang1. Pada pemeriksaan darah tepi dapat terjadi leukositosis dengan hitung jenis bergeser ke kiri.2. Bila fasilitas memungkinkan pemeriksaan analisis gas darah menunjukkan keadaan hipoksemia (karena ventilation perfusion mismatch). Kadar PaCO2 dapat rendah, normal atau meningkat tergantung kelainannya. Dapat terjadi asidosis respiratorik, asidosis metabolik, dan gagal nafas.3. Pemeriksaan kultur darah jarang memberikan hasil yang positif tetapi dapat membantu pada kasus yang tidak menunjukkan respon terhadap penanganan awal.4. Pada foto dada terlihat infiltrat alveolar yang dapat ditemukan di seluruh lapangan paru. Luasnya kelainan pada gambaran radiologis biasanya sebanding dengan derajat klinis penyakitnya, kecuali pada infeksi mikoplasma yang gambaran radiologisnya lebih berat daripada keadaan klinisnya. Gambaran lain yang dapat dijumpai :a. Konsolidasi pada satu lobus atau lebih pada pneumonia lobarib. Penebalan pleura pada pleuritisc. Komplikasi pneumonia seperti atelektasis, efusi pleura, pneumomediastinum, pneumotoraks, abses, pneumatokelF. Penatalaksanaan Terapi 1. Bila dispnea berat berikan Oksigen2. IVFD ; cairan DG 10 % atau caiara 24 Kcl, Glukosa 10 % tetesan dibagi rata dalam 24 jam.3. Pengobatan: Penicilin Prokain 50.000 unit / kg BB / hari dan Kloramfenikol 75 mg /kg BB/ hari dibagi dalam 4 dosis.G. Konsep Asuhan Keperawatan1. PENGKAJIANa. Data demografib. Riwayat Masuk, Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas, cyanosis atau batuk-batuk disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang sudah menurun apabila anak masuk dengan disertai riwayat kejang demam (seizure).c. Riwayat Penyakit Dahulu, Predileksi penyakit saluran pernafasan lain seperti ISPA, influenza sering terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya penyakit Pneumonia. Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat memperberat klinis penderitad. Pengkajian1) Sistem Integumen : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder), banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan2) Sistem Pulmonal : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk (produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju pernafasan meningkat, terdengar stridor, ronchii pada lapang paru,3) nSistem Cardiovaskuler : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi, kualitas darah menurun4) Sistem Neurosensori : GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi5) Sistem Musculoskeletal : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan penggunaan otot aksesoris pernafasan6) Sistem genitourinaria : produksi urine menurun/normal,7) Sistem digestif : konsistensi feses normal/diare2. Diagnosa Keperawatana. Kerusakan Pertukaran Gas berhubungan dengan Gangguan pengiriman oksigen.b. Infeksi, Resiko Tinggi Terhadap (penyebaran) berhungan dengan Ketidakadekuatan pertahanan utama.c. Ketdakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan pembentukan edema.3. IntervensiDx 1: Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pengiriman oksigen.KH:a. Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan tak ada gejala distres pernapasan.b. Berpartisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigenasi. Intervensi:1) Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernapas.R : Manifestasi distres pernapasan tergantung pada/indikasi derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum.2) Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, napas dalam, dan batuk efektif.R : Tindakan ini meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan pengeluaran sekret untuk memperbaiki ventilasi.3) Pertahankan istirahat tidur. Dorong menggunakan teknik relaksasi dan aktivitas senggang.R : Mencegah terlalu lelah dan menurunkan kebutuhan/konsumsi oksigen untuk memudahkan perbaikan infeksi.4) Observasi penyimpangan kondisi, catat hipotensi banyaknya jumlah sputum merah muda/berdarah, pucat, sianosis, perubahan tingkat kesadaran, dispnea berat, gelisah.R : Syok dan edema paru adalah penyebab umum kematian pada pneumonia dan membutuhkan intervensi medik segera.Dx 2: Infeksi, Resiko Tinggi Terhadap (penyebaran) berhungan dengan Ketidakadekuatan pertahanan utama.KH:a. Mencapai waktu perbaikan infeksi berulang tanpa komplikasi.b. Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi.Intervensi:1) Pantau tanda vital dengan ketat, khusunya selama awal terapi.R : Selama periode waktu ini, potensial komplikasi fatal (\hipotensi/syok) dapat terjadi.2) Anjurkan pasien memperhatikan pengeluaran sekret (mis., meningkatkan pengeluaran daripada menelannya) dan melaporkan perubahan warna, jumlah dan bau sekret.R : Meskipun pasien dapat menemukan pengeluaran dan upaya membatasi atau menghindarinya, penting bahwa sputum harus dikeluarkan dengan cara aman.3) Tunjukkan/dorong tehnik mencuci tangan yang baik.R : Efektif berarti menurunkan penyebaran /tambahan infeksi.4) Batasi pengunjung sesuai indikasi.R : Menurunkan pemajanan terhadap patogen infeksi lain.Dx 3: Ketdakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan pembentukan edema.KH:a. Tidak mengalami aspirasib. Menunjukkan batuk yang efektif dan peningkatan pertukaran udara dalam paru-paru.Intervensi :1) Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada.R : Takipnea, pernapasan dangkal, dan gerakan dada tak simetris sering terjadi karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan/atau cairan paru.2) Auskultasi area paru, catat area penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi napas adventisius, mis., krekels, megi.R : Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan. Bunyi napas bronkial (normal pada bronkus) dapat juga terjadi pada area konsolidasi. Krekels, ronki, dan mengi terdengar pada inspirasi dan/atau ekspirasi pada respons terhadap pengumpulan cairan, sekret kental, dan spasme jalan napas/obstruksi.3) Bantu pasien napas sering. Tunjukkan/bantu pasien mempelajari melakukan batuk, mis., menekan dada dan batuk efektif sementara posisi duduk tinggi.R : Napas dalam memudahkan ekspansi maksimum paru-paru/jalan napas lebih kecil. Batuk adalah mekanisme pembersihan jalan napas alami, membantu silia untuk mempertahankan jalan napas paten. Penekanan menurunkan ketidaknyamanan dada dan posisi duduk memungkinkan upaya napas lebih dalam dan lebih kuat.4) Penghisapan sesuai indikasi.R : Merangsang batuk atau pembersihan jalan napas secara mekanik pada pasien yang tak mampu melakukan karena batuk tak efektif atau penurunan tingkat kesadaran.BAB IIITINJAUAN KASUSA. PengkajianI. Biodata1) Identitas klienNama : An.RUmur : 7 bulanJenis kelamin : Laki lakiAgama : IslamAlamat : Jl R.A. KartiniTanggal MRS : 28 Oktober 2012Jam MRS : 09.00 WIBTgl pengkajian : 28 Oktoer 2012Jam pengkajian : 10.00 WIBDiagnosa medis : PneumoniaNo. Registrasi : 75442) Identitas orang tuaAyahNama : Tn.NUmur : 28 ThnPendidikan : SDPekerjaan : Supir mobilAgama : IslamAlamat : Jl R.A. KartiniIbuNama : Ny.MUmur : 24 ThnPendidikan : SMPPekerjaa : Ibu Rumah TanggaAgama : IslamAlamat : Jl R.A. Kartini3) Identitas sadara kandungKlien adalah anak tunggal(tidak mempunyai saudara kandung)II. Keluhan utama/ alasan kunjungan1) Keluhan utama : Sesak nafas2) Alasan kunjungan : klien masuk rumah sakit dengan sesak nafas yang dialami sejak 3 hari yang lalu, batuk berlendir, beringus dan disertai dengan demam tinggi.III. Riwayat kesehatan1) Riwayat kesehatan sekarangIbu klien mengatakan anaknya mengalami sesak nafas sejak 3 hari yang lalu, batuk berlendir, beringus dan disertai dengan demam yang tinggi.2) Riwayat kesehatan masa lalua. Prenatal care1. Pemeriksaan kehamilan: 5kali2. Keluhan selama hamil: tidak ada keluhan3. Riwayat terkena sinar dan terapi obat: tidak ada4. kenaikan berat badan selama hamil: lupa5. Imunisasi TT: 2kali6. Golongan darah ayah: tidak tahu7. Golongan darah ibu: Bb. Natal1. 1.Tempat melahirkan:di rumah2. 2.Lama dan jenis persalinan:spontan3. 3.Penolong persalinan:bidan4. 4.Cara memudahkan persalinan:tidak ada5. 5.Obat perangsang:tidak ada6. Komplikasi waktu lahir:tidak adac. Post natal1. Kondisi bayi BBL: 2,8 kg PBL: 50 cm2. Bayi kemerahan setelah lahir,tidak ada cianosisuntuk semua usiad. Penyakit yang pernah dialami:demame. Kecelakaan yamg pernah dialami:tidak adaf. Tidak pernah dioperasi dan dirawat dirumah sakit sebelumnyag. Alergi makanan obat-obatan tidak adah. Komsumsi obat-obatan bebas jika sakit:tidak pernahi. Perkembangan anak disebandingkan dengan anak yang lainnya sama3) Riwayat kesehatan keluargaIbu mengatakan anggota keluarga ada yang batuk-batuk yang disertai darah, yaitu nenek yang tinggal serumah dengan klien. Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti diabetes melitus.IV. Riwayat ImunisasiNo. Jenis ImunisasiWaktu PemberianReaksi Setelah Pemberian

12345BCGDPT(I,II.III)POLIO(I.II.III.IV)CAMPAKHEPATITIS(I,II,III)1bulan2bln,3bln.4bln2bln.3bln.4bln,6bln9bulan (belum dilakukan)2bln,3bln,4blnDemamTidak adaTidak adaTiak ada

V. Riwayat tumbuh kembang1. Pertumbuhan fisika. Berat badan baru lahir :2,8 kgb. Panjang badan: 50 cm2. Perkembangan tiap tahapUsia anak saata. Berguling :4bulanb. duduk :6bulanc. merangkak :7buland. senyum kepada orang lain pertama kali:2bulane. bicara pertama kali:1bulanf. berpakaian tanpa bantuan orang lain:belum bisaVI. Riwayat nutrisi1. Pemberian asia. a.Pertama kali disusui:1minggu setelah bayi lahirb. b.cara pemberian:setiap kali bayi menangis2. Pola perubahan nutrisi tiap tahapan sampai nutrisi saat iniusia 0 6 bulan: ASIusia 7 bulan : ASI + bubur beras merahVII. Riwayat psikososial1. Anak tunggal2. lingkungan berada di kota3. rumah dekat dengan masjid4. tidak ada tempat bermain5. tidak punya kamar sendiri6. ada tangga yang berbahaya7. anak tidak punya ruang bermain8. hubungan antara anggota keluarga harmonis9. pengasuh anak adalah ibunya sendiriVIII. Riwayat spiritualSupport sistem dalam keluarga: Orang tua klien selalu berdoa agar klien cepat sembuh dan diberikan umur yang panjang oleh Allah SWT.IX. Reaksi hospitalisasi1. Pemahaman tengtang keluarga dan rawat inapa) Mengapa ibu membawa anaknya kerumah sakit: karena panik melihat anaknyab) Apakah dokter menceritakan keadaan anaknya: iyac) Perasaan orang tua pada saat ini: takut,cemas dan kwatir2. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inapKlien belum mampu mengatakan mengapa ia berada di rumah sakit, klien hanya mampu menangis bila ada orang lain yang tidak ia kenal berada didekatnya.X. Aktivitas sehari-hariPola makan dan MinumPola Makan:NoPols makanKondisi sebelum sakitKondisi selama sakit

1.2.3.4.5.6.Selera makan Menu makanan Frekuensi makanMakanan pantangan Pembatasan pola makan Cara makanNafsu makan baikASI+ bubur beras merah3x seharitidak adatidak adadisuapinNafsu makan menurunsesuai diet2x seharimakanan berminyaktidak adadisuapin

Pola minum:Pola minumSebelum sakitSelama sakit

MinumanFrekuensiJumlah masukanminum ASI + air putih,5-6 kali sehari, 1000-1500 ml/hari.minum ASI + air putih, 3-5 kali sehari, 800-1000 ml/hari.

Pola EliminasiBAKPola BAKSebelum sakitSelama sakit

Frekuensi BAKJumlah keluaranBauWarna4 5 kali sehari, 1200cc,khas,jernih.3 4 kali sehari, 800 cc,khas,jernih.

BABPola BABSebelum sakitSelama sakit

Frekuensi BABKonsistensiBauWarna2 3 kali sehari,lunak,khas,kuning.1 kali sehari,keras,khas,kuning.

Pola istirahat / tidurPola istirahat tidurSebelum sakitSelama sakit

Banyaknya waktu tiudrGangguan waktu tidur10 jam per hari,tidak ada. 6 jam perhari,tida bisa tidur karena sesak nafas.

Pola personal higinePola personal higyeneSebelum sakitSelama sakit

MandiKeramas3 kali sehari ( di mandikan ibu ),3 kali 1 minggu2 kali sehari ( di mandikan ibu pakai waslap ),2 kali 1 minggu.

Pola aktivitasSebelum sakitSelama sakit

bisa bermainhanya bisa menangis

XI. Pemeriksaan fisikKeadaan umum : Lemah1. Tanda-tanda Vitala) Tekanan darah :100/80 mmHgb) Nadi :98 x/Mntc) Suhu :39 Cd) Pernapasan :32 x/Mnt2. Antropometria) Panjang badan : 75 cmb) Berat badan : 8 kgc) LILA : 10 cmd) Lingkar kepala : 30 cme) Lingkar dada : 35 cmf) Lingkar perut : 40 cm3. Sistem pernapasana. Hidung : Simetris kiri & kanan, Ada secret dan ingus, pernapasan cuping hidung, tidak ada polip,tidak ada epistaksis, pernapasan dangkal dan cepat (takipneu).b. Leher : tidak nampak pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada tumor.c. Dada : bentuk dada simetris kiri dan kanan, perbandingan ukuran antara posterior dan anterior 1: 2, pergerakan dada tidak simetris.d. Suara napas : Terdengar bunyi stridor, ronchii pada lapang paru.e. clubbing finger : tidak ada.4. Sistem cardiovaskulera. Kongjungtiva tidak anemia,bibir cyianosis,arteri karotis kuat,tekanan vena jugularis tidak meninggi.b. b. Suara jantung : S1 Lup ,S2 Dup.c. Tidak ada bising aorta & Mur-mur.d. Ukuran jantung normal,Capillary Refilling time 3 detik.5. Sistem pencernaana. Gaster tidak kembung, tidak ada nyeri.b. Abdomen : Hati tidak teraba, Lien & ginjal tidak teraba.c. Peristaltik : 30 x/Mnt6. Sistem indraa. Mata1) Kelopak mata : Tidak edema2) Bulu mata : Menyebar3) Alis : Menyebar4) Mata : Reaksi terhadap rangsangan cahaya adab. Hidung1) Stuktur hidung simetris kiri & kanan , penciuman baik, tidak ada trauma di hidung, mimisan tidak ada2) Ada secret dan ingus yang menghalangi penciumanc. Telinga1) Keadaan daun telinga simetris kiri & kanan ,kanal Auditorius kurang bersih, serumen tidak ada.2) Fungsi pendengaran normal ( jika klien di panggil maka ia akan menoleh ke arah suara tersebut.7. Sistem Sarafa. Fungsi Serebral1) Orientasi,daya ingat,perhatian dan perhitungan tidak Di identifikasi,2) Kesadarana) Eyes : 4b) Motorik : 6c) Verbal : 5d) GCS : 15 (normal 13-15)b. Fungsi Cranial1) Nervus I (olfaktorius): Penciuman tidak diidentifikasi2) Nervus II (optikus): Visus dan lapang pandang tidak diidentifikasi3) Nervus III,IV,VI (okulomotorius,troklearis,abducens): Gerakan otot mata tidak diidentifikasi4) Nervus V (trigeminus):Motorik dan sensorik tidak dapat diidentifikasi.5) Nervus VII (facialis) ; Motorik dan sensorik tidak dapat diidentifikasi6) Nervus VIII (akustikus): Pendengaran normal. Keseimbangan tidak dapat diidentifikasi.7) Nervus IX (glosofaringeus): Fungsi pengecapan tidak dapat diidentifikasi.8) Nervus X (Vagus): Gerakan ovula tidakdapat diidentifikasi9) Nervus XI (aksesoris) : Sternocledomastoideus dan trapesius tidak dapat diidentifikasi10) Nervus XII (hipoglosus) : Gerakan lidah tidak dapat diidentifikasic. Fungsi motorik1) Massa otot : lemah2) Tonus otot : menurun3) kekuatan otot : 25%(dapat menggerakan anggota gerak Tetapi tidak kuat menahan berat dan Tekanan pemeriksa.d. Fungsi sensorikSuhu,gerakan,posisi dan diskriminasi tidak dapat Diiidentifikasi.e. Fungsi CerebellumKoordinasi dan keseimbangan tidak dapat dikaji.f. RefleksRefleks bisep(+),Refleks trisep(+),dan Refleks babinski(+)g. Iritasi MeningenTidak ditemukan adanya kaku kuduk.h. Pemeriksaan tingkat perkembanganDengan menggunakan DDST :1) Motorik kasar : duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan2) Motorik halus : mencari benang, menggaruk manik- manik, memindahkan kubus, mengambil 1 kubus3) Bahasa : meniru bunyi kata- kata, dapat berkata papa atau mama4) Personal sosial : tepuk tangan8. Sistem Muskuloskeletala. Kepala1) Bentuk : Normal2) Gerakan : tidak diidentifikasib. VertebraeTidak ada kelainan bentuk seperti lordosis,scleosis,kifosisc. PelvisKlien belum jalan,ortholan barlaws tidak dilakukand. Lutut1) Tidak bengkok dan tidak kaku,gerakan baik(aktif)e. Kakitidak bergerak.f. Tangantidak bengkak,tanga kanan terpasang infuse9. Sistem Integumenta) Rambut : hitam,tidak mudah dicabutb) kulit : kulit pucat,temperatur hangat,teraba lembab,bulu kulit menyebar, tidak ada tahi lalat.c) Kuku : warna merah muda,permukan datar,tidak mudah patah,kuku pendek dan agak bersih.10. Sistem Endokrina) kelenjar thyroid : tidak ada pembesaranb) Ekskresi urine berlebihan : tidak adac) Polidipsi dan Poliphagi : tidak adad) Keringat berlebihan : tidak adae) e) Riwayat air seni dikerumuni semut : tidak ada.11. Sistem PerkemihanEdema palpebra tidak ada,edema anasarka tidak ada, kencing batu tidak ada.12. Sistem ReproduksiTidak dikaji13. Sistem Immunea) Alergi cuaca tidak ada,alergi debu tidak ada.b) Penyakit yang berhubungan dgn cuaca seperti batuk dan fluc) Bicara1) Ekspresive :Klien menangis jika merasakan sakit2) Reseptive : tidak diidentifikasiXII. Pemeriksaan penunjang1) Pemeriksaan darah lengkap (trombosit dan LED): Trombosit = 450 103/L2) LED = 7 mm/jm3) kultur sputum : terdapat virus sinnsial pernafasanXIII. Penatalaksanaana. Terapi oksigenb. Cairan glukosa 10%c. Kloramfenikol 250 mg 3X sehariB. Analisa Data Nama Pasien : An.RUmur : 7 bulanNo.Registrasi : 7544NoData penunjangKemungkinan penyebab

123DO: Klien nampak sesak pernapasan cuping hidung, pernapasan dangkal Klien nampak pucat dan cianosisDS: Ibu klien mengatakan anaknya sesak.DO: Klien nampak batuk berlendir dan beringus. terdengar bunyi ronchi, stridor pada lapang paru. Pergerakan dada tidak simetris. TTV:T : 100/80N : 98 X/ menitS : 39 CP : 32 X/ menitDS : Ibu klien mengatakan bahwa anaknyaBatuk berlendir dan beringus. Klien mengatakan dadanya terasa sakit saat batuk.DO : KU : Lemah Suu : 39 CDS : Klien mengeluh badannya panas.DO : Porsi makan tidak dihabiskan Selera makan menurun BB : 15 kgTB : 120 cmDS : Ibu klien mengatakan anaknya malas makan. Ibu klien mengatakan porsi makan anaknya tidak dihabiskan. Edema antara kapiler dan alveoliPeningkatan O2 dan Co2 yang berdifusiKecepatan difusi gas menurunDifusi O2 dan Co2 tergangguPembentukan sel eksudatAlveoli dibronciolus berisi eksudat eritrosit, fibrin dan bakteriPenumpukan secret/mucusObtruksi jalan nafasStimulus chemoreseptor hipotalamus.TermoregulatorPeningkatan metabolismeKompensasi cadangan lemak yang dipergunakan oleh tubuh

C. Daftar Diagnosa KeperawatanNama Pasien : An.RNo.Regristasi : 7544NoTgl munculDiagnose keperawatanTgl teratasi

28 oktober 201229 oktober 201230 oktober 201231 oktober 2012Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan pengiriman oksigenjalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan mucus dijalan nafasHipertermi berhubungan dengan inflamasi pada jaringan parenkim paruNutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia

D. Intervensi keperawatanNama Pasien : An.RNo.Regristasi : 7544E. Evaluasi Nama Pasien : An.RNo.Regristasi : 7544NoTanggalEvaluasi

1.2.3.4.28 10 201229 10 201230-10-201231-10-2012S : Klien mengeluh SesakO : Klien masih sesakA : Masalah belum teratasiP : Lanjutkan intervensi 2,3,4.S : Klien mengeluh masih batuk dan beringusO : Klien masih batuk Pergerakan dada tidak simetris,terdengar bunyi ronchi.A : Masalah belum teratasiP : Lanjutkan intervensi 2,3,4.S : ibu Klien mengatakan anaknya badannya masih panas.O : Badan klien masih teraba panasSuhu 38 cA: Masalah belum teratasiP : Lanjutkan intervensi 2, 3,4.S : Ibu klien mengatakan anaknya malas makanO : Klien malas makanKlien hanya makan porsiA : Masalah belum teratasiP : Lanjutkan intervensi 2,3, 4, 5

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanPneumonia adalah peradangan pada paru-.paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh bakteri, jamur ,virus, atau aspirasi karena makanan atau benda asing. Insiden pneumonia berbeda untuk daerah yang satu dengan daerah yang lain. Dan dipengaruhi oleh musim, insiden meningkat pada usia lebih 4tahun. Dan menurun dengan meningkatnya umur. Faktor resiko yang meningkatkan insiden yaitu umur 2bulan, gisi kurang, BBLR, tidak mendapat hasil yang memadai, polusi udara, kepadatan tempat tinggal, imunisasi kurang lengkap, membentuk anak dan defisiensi vitamin A, dosis pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat, mortabilitas dapat diturunkan kurang dari 1% bila pasien disertai dengan mall nutrisi, energi, protein,(MEP) dan terlambat berobat, kasus yang tidak diobati maka angka mortalitasnya masih tinggi. Maka kita sebagai perawat yang profesional dalam melakukan proses keperawatan harus memperhatikan hal-hal tersebut. Agar implementasi yang kita berikan sesuai dengan diagnosa keperawatan dan tepat pada sasaran.B. Saran Diharapkan sebagai mahasiswa keperawatan mampu untuk menerapkan asuhan keperawatan yang terbaik untuk pasiennya.DAFTAR PUSTAKABiddulph, Jonn, dkk. 1999. Kesehatan Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University PressNgastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGCMansjoer, Arif, dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media AesculapiusAbout these ads Share this: Twitter Facebook6 This entry was posted in Uncategorized on April 13, 2013. Post navigationLeave a Reply Top of Form

Bottom of FormThe Twenty Twelve Theme. Blog at WordPress.com. Follow Follow allansetoTop of FormGet every new post delivered to your Inbox.Bottom of FormBuild a website with WordPress.com