Askep Leukemia

download Askep Leukemia

of 30

description

askep leukimia

Transcript of Askep Leukemia

Askep Leukemia

KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah diberi nikmat sehat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah keperawatan medikal bedah dengan judul leukemia. Tidak lupa kita kirimkan shalawat beriring salam kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW karena atas berkat dari beliaulah kita dapat merasakan alam yang penuh dengan pengetahuan dan teknologi seperti saat ini. Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Yusran Hasymi atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis.Penulis menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

Bengkulu, 29 November 2011

Penulis

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangLeukemia merupakan kanker yang terjadi pada sel darah manusia. Untuk mengetahui tentang leukemia, kita harus mengenal dahulu sel-sel darah yang normal serta apa yang terjadi jika terkena leukemia. Darah manusia terdiri dari cairan yang disebut sebagai plasma darah, dan tiga kelompok sel darah. Kelompok sel darah itu dibedakan menjadi sel darah merah, sel darah putih, dan keping-keping darah.

Sel darah putih atau leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap infeksi atau serangan penyakit lainnya. Sel darah merah atau eritrosit berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh, dan membawa karbon dioksida dari jaringan tubuh kembali ke paru-paru. Keping-keping darah atau trombosit sangat berperan dalam proses pembekuan darah. Ketika terjadi leukemia, tubuh akan memproduksi sel-sel darah yang abnormal dan dalam jumlah yang besar. Pada leukemia, sel darah yang abnormal tersebut adalah kelompok sel darah putih. Sel-sel darah yang terkena leukemia akan sangat berbeda dengan sel darah normal, dan tidak mampu berfungsi seperti layaknya sel darah normal.

Peran perawat sangatlah penting pada kasus ini. Peran perawat sangat berguna untuk memberikan asuhan keperawatan yang sesuai dengan standar keperawatan dan kode etik dalam menangani pasien dengan diagnosa leukemia.

Penyebab leukemia sejauh ini belum diketahui. Namun banyak penelitian yang dilakukan untuk memecahkan masalah ini. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa leukemia lebih sering menyerang kaum pria dibandingkan kaum wanita, dan juga pada kelompok orang kulit putih dibandingkan dengan orang kulit hitam. Namun sampai saat ini belum diketahui mengapa hal tersebut dapat terjadi. Dalam makalah ini kami sebagai penulis akan menerangkan asuhan keperawatan pada konsep teori penyakit leukemia dengan asuhan keperawatan pada kasus penyakit leukemia tersebut.1.2 Tujuan Penulisan1.2.1 Tujuan umumMampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan leukemia1.2.2 Tujuan khususa) Mampu menjelaskan konsep teori penyakit leukemiab) Mampu melakukan pengkajian pada klien yang mengalami penyakit leukemiac) Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien yang mengalami leukemiad) Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami penyakit leukemiae) Mampu menerapkan rencana yang telah disusun pada klien yang mengalami penyakit leukemiaf) Mampu menganalisa kesenjangan yang terjadi antara konsep teori dengan aplikasi asuhan keperawatan pada klien yang mengalami penyakit leukemiag) Mampu menyimpulkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien yang mengalami penyakit leukemia

1.3 Manfaat PenulisanAdapun manfaat yang dapat diambil dari pembuatan makalah ini yaitu pembaca dan penulis bisa lebih memahami materi mengenai penyakit leukemia dilihat dari perbandingan data di lahan dan konsep teori yang sesungguhnya.

BAB IITINJAUAN TEORITIS2.1 Konsep Teori Penyakit2.1.1 PengertianLeukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah (Prof. Dr. Iman, 1997).Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, 2002).Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain (Mansjoer, 2002).Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001). Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas maka penulis berpendapat bahwa leukimia adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh proliferasi abnormal dari sel-sel leukosit yang menyebabkan terjadinya kanker pada alat pembentuk darah.Sel darah normal, sel darah terbentuk di sumsum tulang. Tulang sumsum adalah bahan yang lembut di tengah sebagian besar tulang. Belum menghasilkan sel darah yang disebut sel batang dan ledakan. Sebagian besar sel darah matang di sumsum tulang dan kemudian pindah ke pembuluh darah. Darah mengalir melalui pembuluh darah dan jantung disebut darah perifer. Sumsum tulang membuat berbagai jenis darah sel. Setiap jenis memiliki fungsi khusus: a) Sel darah putih membantu melawan infeksib) Sel darah merah membawa oksigen ke jaringan seluruh tubuhc) Trombosit membantu gumpalan darah terbentuk bahwa kontrol perdarahanSifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumusm tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Juga terjadi proliferasi di llllllhati, limpa dan nodus limfatikus, dan invasi organ non hematologis, seperti meninges, traktus gastrointesinal, ginjal dan kulit.2.1.2 Jenis-jenis Leukemia1. Leukemia Mielogenus Akut (LMA)LMA mengenai sel stem hematopeotik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel Mieloid: monosit, granulosit, eritrosit, eritrosit dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena; insidensi meningkat sesuai bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.2. Leukemia Mielogenus Kronis (LMK)LMK juga di masukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namun lebih banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. LMK jarang menyerang individu di bawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran LMA tetapi tanda dan gejala lebih ringan, pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar.

3. Leukemia Limfositik Akut (LLA)LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 LLA jarang terjadi. Manifestasi limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer, sehingga mengganggu perkembangan sel normal..4. Leukemia Limfositik Kronis (LLC)LLC merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 sampai 70 tahun. Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala, baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit lain.2.1.2 Anatomi Fisiologia) AnatomiSel darah putih, leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara amoebeid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah manusia dewasa yang sehat - sekitar 7000-25000 sel per tetes. Dalam setiap milimeter kubil darah terdapat 6000 sampai 10000(rata-rata 8000) sel darah putih .Dalam kasus leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes. Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal. Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada sumsum tulang. Leukosit turunan meliputi: sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk makrofaga, neutrofil, dan sel dendritik. Ada beberapa jenis sel darah putih yang disebut granulosit atau sel polimorfonuklear yaitu: 1. Basofil.2. Eosinofil.3. Neutrofil.dan dua jenis yang lain tanpa granula dalam sitoplasma:1. Limfosit2. Monosit.(skema pembelahan sel darah putih)

b) FisiologiFisiologi sel darah manusia1. LeukositLeukosit adalah sel darah berinti. Di dalam darah manusia, jumlah normal leukosit rata-rata 5000-9000 sel/mm3, bila jumlahnya lebih dari 12000, keadaan ini disebut leukositosis, bila kurang dari 5000 disebut leukopenia. Dilihat dalam mikroskop cahaya maka sel darah putih mempunyai granula spesifik (granulosit), yang dalam keadaan hidup berupa tetesan setengah cair, dalam sitoplasmanya dan mempunyai bentuk inti yang bervariasi, yang tidak mempunyai granula, sitoplasmanya homogen dengan inti bentuk bulat atau bentuk ginjal. Terdapat dua jenis leukosit agranuler : limfosit sel kecil, sitoplasma sedikit, monosit sel agak besar mengandung sitoplasma lebih banyak. Terdapat tiga jenis leukosir granuler: Neutrofil, Basofil, dan Asidofil (eosinofil) yang dapat dibedakan dengan afinitas granula terhadap zat warna netral basa dan asam. Granula dianggap spesifik bila ia secara tetap terdapat dalam jenis leukosit tertentu dan pada sebagian besar precursor (pra zatnya). Meski masing-masing jenis sel terdapat dalam sirkulasi darah, leukosit tidak secara acak terlihat dalam eksudat, tetapi tampak sebagai akibat sinyal-sinyal kemotaktik khusus yang timbul dalam berkembangnya proses peradangan. (Effendi, 2003)Leukosit mempunyai peranan dalam pertahanan seluler dan humoral organisme terhadap zat-zat asingan. Ketika viskositas darah meningkat dan aliran lambat, leukosit mengalami marginasi, yakni bergerak ke arah perifer sepanjang pembuluh darah. Kemudian melekat pada endotel dan melakukan gerakan amuboid. Melalui proses diapedesis, yakni kemampuan leukosit untuk menyesuaikan dgn lubang kecil lekosit, dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan menembus kedalam jaringan penyambung. Pergerakan leukosit di daerah intertisial pada jaringan meradang setelah leukosit beremigrasi, atau disebut kemotaktik terarah oleh sinyal kimia. (Effendi, 2003).Jumlah leukosit per mikroliter darah, pada orang dewasa normal adalah 4000-11000, waktu lahir 15000-25000, dan menjelang hari ke empat turun sampai 12000, pada usia 4 tahun sesuai jumlah normal. Variasi kuantitatif dalam sel-sel darah putih tergantung pada usia. waktu lahir, 4 tahun dan pada usia 14 -15 tahun persentase khas dewasa tercapai. (Effendi, 2003).Fungsi sel Darah putihGranulosit dan Monosit mempunyai peranan penting dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme. dengan kemampuannya sebagai fagosit (fago- memakan), mereka memakan bakteria hidup yang masuk ke sistem peredaran darah. melalui mikroskop adakalanya dapat dijumpai sebanyak 10-20 mikroorganisme tertelan oleh sebutir granulosit. pada waktu menjalankan fungsi ini mereka disebut fagosit. dengan kekuatan gerakan amuboidnya ia dapat bergerak bebas didalam dan dapat keluar pembuluh darah dan berjalan mengitari seluruh bagian tubuh. dengan cara ini ia dapat mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap organisme hidup dan menghancurkannya, menyingkirkan bahan lain seperti kotoran-kotoran, serpihan-serpihan dan lainnya, dengan cara yang sama, dan sebagai granulosit memiliki enzim yang dapat memecah protein, yang memungkinkan merusak jaringan hidup, menghancurkan dan membuangnya. Dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka dapat dibuang dan penyembuhannya dimungkinkan. Sebagai hasil kerja fagositik dari sel darah putih, peradangan dapat dihentikan sama sekali. Bila kegiatannya tidak berhasil dengan sempurna, maka dapat terbentuk nanah. Nanah beisi "jenazah" dari kawan dan lawan - fagosit yang terbunuh dalam kinerjanya disebut sel nanah. demikian juga terdapat banyak kuman yang mati dalam nanah itu dan ditambah lagi dengan sejumlah besar jaringan yang sudah mencair. dan sel nanah tersebut akan disingkirkan oleh granulosit yang sehat yang bekerja sebagai fagosit.2.1.3 EtiologiPenyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia yaitu :1. Faktor genetik : virus tertentu meyebabkan terjadinya perubahan struktur gen ( T cell leukemia-lymphoma virus/HTLV).2. Radiasi ionisasi : lingkungan kerja, pranatal, pengobatan kanker sebelumnya.3. Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen anti neoplastik.4. Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol5. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot6. Kelainan kromosom : Sindrom Blooms, trisomi 21 (Sindrom Downs), Trisomi G (Sindrom Klinefelters), Sindrom fanconis, Kromosom Philadelphia positif, Telangiektasis ataksiaGejala penyakit leukemia biasanya ditandai dengan adanya anemia. Infeksi akan mudah atau sering terjadi karena sel darah putih tidak dapat berfungsi dengan baik, rasa sakit atau nyeri pada tulang, serta pendarahan yang sering terjadi karena darah sulit membeku. Jika tidak diobati, maka akan mengakibatkan leukemia akut dan akhirnya dapat menyebabkan kematian. Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih. Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui. Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma Down dan sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia.2.1.4 Manisfestasi klinisManifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut :a. Pilek tidak sembuh-sembuhb. Pucat, lesu, mudah terstimulasic. Demam dan anorexiad. Berat badan menurune. Ptechiae, memar tanpa sebabf. Nyeri abdomeng. Lumphedenopathyh. HepatosplenomegalyGejala yang tidak khas ialah sakit sendi atau sakit tulang yang dapat disalahartikan sebagai penyakit rematik. Gejala lain dapat timbul sebagai akibat infiltrasi sel leukemia pada alat tubuh seperti lesi purpura pada kulit, efusi pleura, kejang pada leukemia serebral (Iman, 1997).2.1.5 PatofisiologiNormalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan menimbulkan anemia dan trombositipenia. Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi. Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yangt akan berdampak pada penurunan lekosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan. Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe, nodus limfe, dan nyeri persendian (Iman, 1997).Sel mesenkim, stem sel, sel retikular

Sumsum tulang

Jaringan mieloid

Sel blas, mioblast

Poliferasi SDP immatur

Mekanisme imun terganggu

Hematopoesis terganggu

akumulasi imun terganggu

Resiko infeksi

inflamasi

Hati

Tulang

SSP

Limpa

Hepatomegali

Nyeri tulang

Limfatomegali

Sist neorologis trganngu

Nyeri tekan

Gg. nutrisi

Sakit kepala, nausea, penglihatan kabur, diplopea,

Prod. SDM trganggu

trombositopenia

Anemia

Pembekuan trganggu

Suplai o2 menurun

Pucat, lesu, letargi, dispnea

Perdarahan spontan

Resiko syok hipovolemik

Risiko injuri

Gg pola nafas

(http://nursungscib.com/pathophysiology/pathofisiology-of-leukemia/)2.1.6 Penatalaksanaan Medis1. Pelaksanaan kemoterapi2. Irradiasi cranial3. Terdapat tiga fase pelaksanaan keoterapi :a. Fase induksiDimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi kortikostreroid (prednison), vincristin dan L-asparaginase. Fase induksi dinyatakan behasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%.b. Fase Profilaksis Sistem saraf pusatPada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan hydrocotison melaui intrathecal untuk mencegah invsi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.c. KonsolidasiPada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan unutk mempertahankan remisis dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, mingguan atau bulanan dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat dikurangi.

4. Program terapiPengobatan terutama ditunjukkan untuk 2 hal (Netty Tejawinata, 1996) yaitu:a) Memperbaiki keadaan umum dengan tindakan:- Tranfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi anemi. Apabila terjadi perdarahan hebat dan jumlah trombosit kurang dari 10.000/mm, maka diperlukan transfusi trombosit.- Pemberian antibiotik profilaksis untuk mencegah infeksi.b) Pengobatan spesifikTerutama ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal. Pelaksanaannya tergantung pada kebijaksanaan masing-masing rumah sakit, tetapi prinsip dasar pelaksanaannya adalah sebagai berikut:- Induksi untuk mencapai remisi: obat yang diberikan untuk mengatasi kanker sering disebut sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara kombinasi dengan maksud untuk mengurangi sel-sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun intratekal sehingga dapat mengurangi gejala-gajala yang tampak.- Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa tidak memperbanyak diri lagi.- Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf pusat- Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisic) Pengobatan imunologikBertujuan untuk menghilangkan sel leukemia yang ada di dalam tubuh agar pasien dapat sembuh sempurna. Pengobatan seluruhnya dihentikan setelah 3 tahun remisi terus menerus.

2.2 Konsep Dasar Askep2.2.1 Pengkajiana. Data biografi pasienLeukemia banyak menyerang laki-laki dari pada wanita dan menyerang pada usia lebih dari 20 tahun khususnya pada orang dewasa.b. Riwayat Kesehatana) Riwayat Kesehatan SekarangPada penyakit leukemia ini klien biasanya lemah, lelah, wajah terlihat pucat, sakit kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat.b) Riwayat penyakitPada riwayat penyakit klien dengan leukemia, kaji adanya tanda-tanda anemia yaitu pucat, kelemahan, sesak, nafas cepat. Kaji adanya tanda-tanda leucopenia yaitu demam dan adanya infeksi. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia yaitu ptechiae, purpura, perdarahan membran mukosa. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola yaitu limfadenopati, hepatomegali, splenomegali. Kaji adanya pembesaran testis. Kaji adanya hematuria, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi disekitar rectal, nyeri ( Lawrence, 2003).c)Riwayat Kesehatan Keluarga Adanya gangguan hematologis, adanya faktor herediter misal kembar monozigot.d) Riwayat kebiasaan sehari-hariPerbedaan pola aktivitas dirumah dan dirumah sakit.

e) Riwayat psikososiala. PsikologiPada kasus ini biasanya klien dan keluarga takut dan cemas terhadap penyakit yang diderita. Klien sangat membutukan dukungan dari keluarga dan perawat.b. Sosial EkonomiKlien mempunyai hubungan yang baik dengan keluarga maupun dengan tetangga disekitar rumahnya dengan adanya keluarga dan tetangga yang membesuk serta klien hidup dalam keadaan ekonomi yang sederhana.f) Data penunjangData laboratorium pada klien dengan leukemia :- Anemi normokrom normositer- Leukosit >15.000/mm3 (5000-10000/ mm3)- Sitogenik : kelainan pada kromosom 12, 13, 14, kadang-kadang pada kromosom 6, 11- Hb : 7,3 mg / dl ( N : 12.0 16.0 g/dL).- Trombosit : 100.000 (150.000-400.000/mm3)- SDP : 60.000/cm (50.000)- PT/PTT : memanjang- Copper serum : meningkat- Zink serum : menurun g) PenatalaksanaanTerapi dan obat yang diberikan pada klien dengan leukemia :- Transfusi bila perlu- Klorambusil

2.2.2 Diagnosa Keperawatan1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia3. Resiko terhadap cedera : perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah trombosit4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan muntah5. Perubahan membran mukosa mulut : stomatitis yang berhubungan dengan efek samping agen kemoterapi6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitis7. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia8. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas.9. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan alopesia atau perubahan cepat pada penampilan.10. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan mempunyai anak yang menderita leukemia (Simon, 2003).2.2.3 Intervensi dan Rasional a) Dx. 1Tujuan : pasien bebas dari infeksiKriteria hasil :a. Normotermiab. Hasil kultur negativec. Peningkatan penyembuhanIntervensi :1. Pantau suhu dengan teliti (TTV)Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi2. Tempatkan klien dalam ruangan khususRasional : untuk meminimalkan terpaparnya klien dari sumber infeksi3. Anjurkan semua pengunjung dan staf rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci tangan dengan baikRasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif4. Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur invasifRasional : untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko infeksi5. Evaluasi keadaan klien terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigiRasional : untuk intervensi dini penanganan infeksi6. Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baikRasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan organisme7. Berikan periode istirahat tanpa gangguanRasional : menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi seluler8. Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usiaRasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuh9. Berikan antibiotik sesuai ketentuanRasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus

b) Dx. 2 Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitasKriteria hasil : - klien tidak pusing- Klien tidak lemah- HB 12 gr/%- Leukosit normal- Tidak anemisIntervensi :1. Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dala aktifitas sehari-hariRasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuan2. Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguanRasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau penyambungan jaringan3. Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkanRasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensi4. Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasiRasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri5. Kolaborasikan pemasangan tranfusi darahRasional : transfusi darah dapat meningkatkan kadar hemoglobin di dalam darah klien.c) Dx. 3Tujuan : klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahanKriteria hasil : HB 12gr/% Tidak anemisIntervensi :1. Gunakan semua tindakan untuk mencegah perdarahan khususnya pada daerah ekimosisRasional : karena perdarahan memperberat kondisi dengan adanya anemia2. Cegah ulserasi oral dan rectalRasional : karena kulit yang luka cenderung untuk berdarah3. Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksiRasional : untuk mencegah perdarahan4. Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembutRasional : untuk mencegah perdarahan5. Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan darah menurun, denyut nadi cepat, dan pucat)Rasional : untuk memberikan intervensi dini dalam mengatasi perdarahan6. Hindari obat-obat yang mengandung aspirinRasional : karena aspirin mempengaruhi fungsi trombosit7. Ajarkan orang tua dan klien yang lebih besar ntuk mengontrol perdarahan hidungRasional : untuk mencegah perdarahand) Dx. 4Tujuan : Tidak terjadi kekurangan volume cairan, pasien tidak mengalami mual dan muntahKriteria hasil : - klien tidak lemah dan anemis- Turgor kulit baik- Mukosa bibir lembab, tidak sianosis

Intervensi :1. Berikan antiemetik awal sebelum dimulainya kemoterapiRasional : untuk mencegah mual dan muntah2. Berikan antiemetik secara teratur pada waktu dan program kemoterapiRasional : untuk mencegah episode berulang3. Kaji respon klien terhadap anti emeticRasional : karena tidak ada obat antiemetik yang secara umum berhasil4. Hindari memberikan makanan yang beraroma menyengatRasional : bau yang menyengat dapat menimbulkan mual dan muntah5. Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi seringRasional : karena jumlah kecil biasanya ditoleransi dengan baik6. Berikan cairan intravena sesuai ketentuanRasional : untuk mempertahankan hidrasie) Dx. 5Tujuan : pasien tidak mengalami mukositis oralKriteria hasil : - kesehatan oral klien baikIntervensi :1. Inspeksi mulut setiap hari untuk adanya ulkus oralRasional : untuk mendapatkan tindakan yang segera2. Hindari mengukur suhu oralRasional : untuk mencegah trauma3. Gunakan sikat gigi berbulu lembut, aplikator berujung kapas, atau jari yang dibalut kasaRasional : untuk menghindari trauma4. Berikan pencucian mulut yang sering dengan cairan salin normal atau tanpa larutan bikarbonatRasional : untuk menuingkatkan penyembuhan5. Gunakan pelembab bibirRasional : untuk menjaga agar bibir tetap lembab dan mencegah pecah-pecah (fisura)6. Hindari penggunaan larutan lidokain pada anak kecilRasional : karena bila digunakan pada faring, dapat menekan refleks muntah yang mengakibatkan resiko aspirasi dan dapat menyebabkan kejang7. Berikan diet cair, lembut dan lunakRasional : agar makanan yang masuk dapat ditoleransi klien 8. Inspeksi mulut setiap hariRasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi9. Dorong masukan cairan dengan menggunakan sedotanRasional : untuk membantu melewati area nyeri10. Hindari penggunaa swab gliserin, hidrogen peroksida dan susu magnesiaRasional : dapat mengiritasi jaringan yang luka dan dapat membusukkan gigi, memperlambat penyembuhan dengan memecah protein dan dapat mengeringkan mukosa11. Berikan obat-obat anti infeksi sesuai ketentuanRasional : untuk mencegah atau mengatasi mukositis12. Berikan analgetikRasional : untuk mengendalikan nyerif) Dx. 6Tujuan : pasien mendapat nutrisi yang adekuatKriteria hasil : - klien tidak pucat- Klien tidak anemis- Mukosa bibir lembab- Nafsu makan meningkat- Bb meningkat

Intervensi :1. Dorong klien untuk tetap rileks saat makanRasional : jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat langsung dari mual dan muntah serta kemoterapi2. Izinkan klien memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, rencanakan unmtuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan klien meningkatRasional : untuk mempertahankan nutrisi yang optimal3. Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemen yang dijual bebasRasional : untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi4. Izinkan klien untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makananRasional : untuk mendorong agar klien mau makan5. Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi seringRasional : karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baik6. Dorong klien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrientRasional : kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan untuk menghilangkan produk sisa suplemen dapat memainkan peranan penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuat7. Timbang BB, ukur TB dan ketebalan lipatan kulit trisepRasional : membantu dalam mengidentifikasi malnutrisi protein kalori, khususnya bila BB kurang dari normalg) Dx. 7 Tujuan : klien tidak mengalami nyeri atau nyeri menurun sampai tingkat yang dapat diterima klienKriteria hasil : - skala nyeri 3Intervensi :1. Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan intervensi2. Jika mungkin, gunakan prosedur-prosedur (misal pemantauan suhu non invasif, alat akses venaRasional : untuk meminimalkan rasa tidak aman3. Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasiRasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu pemberian atau obat4. Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepatRasional : sebagai analgetik tambahan5. Berikan obat-obat anti nyeri secara teraturRasional : untuk mencegah kambuhnya nyerih) Dx. 8Tujuan : klien mampu mempertahankan integritas kulitKriteria hasil : - klien bersih- Klien merasa nyamanIntervensi :1. Berikan perawatan kulit yang cemat, terutama di dalam mulut dan daerah perianalRasional : karena area ini cenderung mengalami ulserasi2. Ubah posisi dengan seringRasional : untuk merangsang sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit3. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringanRasional : mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit4. Kaji kulit yang kering terhadap efek samping terapi kankerRasional : efek kemerahan atau kulit kering dan pruritus, ulserasi dapat terjadi dalam area radiasi pada beberapa agen kemoterapi5. Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang keringRasional : membantu mencegah friksi atau trauma kulit6. Dorong masukan kalori protein yang adekuatRasional : untuk mencegah keseimbangan nitrogen yang negative7. Anjurkan memilih pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang teradiasiRasional : untuk meminimalkan iritasi tambahani) Dx. 9 Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan perilaku koping positifKriteria hasil : - keluarga tidak cemas- Klien memahami instruksi dari perawatIntervensi :1. Berikan penutup kepala yang adekuat selama pemajanan pada sinar matahari, angin atau dinginRasional : karena hilangnya perlindungan rambut2. Anjurkan untuk menjaga agar rambut yang tipis itu tetap bersih, pendek dan halusRasional : untuk menyamarkan kebotakan parsial3. Jelaskan bahwa rambut mulai tumbuh dalam 3 hingga 6 bulan dan mungkin warna atau teksturnya agak berbedaRasional : untuk menyiapkan klien dan keluarga terhadap perubahan penampilan rambut baru4. Dorong hygiene dan alat alat yang sesuai dengan jenis kelamin , misalnya wig, skarf, topi, tata rias, dan pakaian yang menarikRasional : untuk meningkatkan penampilanj) Dx. 10Tujuan : pasien atau keluarga menunjukkan pengetahuan tentang prosedur diagnostik atau terapiKriteria hasil : - klien dan keluarga bisa memahami prosedur yang disampaikan perawat- Klien dan keluarga tidak cemasIntervensi :1. Jelaskan alasan setiap prosedur yang akan dilakukan pada klienRasional : untuk meminimalkan kekhawatiran yang tidak perlu2. Jadwalkan waktu agar keluarga dapat berkumpul tanpa gangguan dari staffRasional : untuk mendorong komunikasi dan ekspresi perasaan3. Bantu keluarga merencanakan masa depan, khususnya dalam membantu klien menjalani kehidupan yang normalRasional : untuk meningkatkan perkembangan klien yang optimal4. Dorong keluarga untuk mengespresikan perasaannya mengenai kehidupan klien sebelum diagnosa dan prospek klien untuk bertahan hidupRasional : memberikan kesempatan pada keluarga untuk menghadapi rasa takut secara realistis5. Diskusikan bersama keluarga bagaimana mereka memberitahu klien tentang hasil tindakan dan kebutuhan terhadap pengobatan dan kemungkinan terapi tambahanRasional : untuk mempertahankan komunikasi yang terbuka dan jujur6. Hindari untuk menjelaskan hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan yang adaRasional : untuk mencegah bertambahnya rasa khawatiran keluarga (Doenges, 1999).2.2.4 ImplementasiImplementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah dibuat untuk mencapai hasil yang efektif. Dalam pelaksanaan implementasi keperawatan, penguasaan keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap perawat sehingga pelayanan yang diberikan baik mutunya. Dengan demikian tujuan dari rencana yang telah ditentukan dapat tercapai.2.2.5 EvaluasiEvaluasi adalah suatu penilaian terhadap keberhasilan rencana keperawatan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien. Hasil yang diharapkan pada klien dengan leukemia adalah :a. Klien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksib. Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari sesuai tingkat kemampuan, adanya laporan peningkatan toleransi aktifitas.c. Klien tidak menunjukkan bukti-bukti perdarahan.d. Klien menyerap makanan dan cairan, anak tidak mengalami mual dan muntahe. Membran mukosa tetap utuh, ulkus menunjukkan tidak adanya rasa tidak nyamanf. Masukan nutrisi adekuatg. Klien beristirahat dengan tenang, tidak melaporkan dan atau menunjukkan bukti-bukti ketidaknyamanan, tidak mengeluhkan perasaan tidak nyaman.h. Kulit tetap bersih dan utuhi. Klien mengungkapkan masalah yang berkaitan dengan kerontokan rambut, klien membantu menentukan metode untuk mengurangi efek kerontokan rambut dan menerapkan metode ini dan klien tampak bersih, rapi, dan berpakaian menarik.j. Klien dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang prosedur, keluarga menunjukkan pengetahuan tentang penyakit klien dan tindakannya. Keluarga mengekspresikan perasaan serta kekhawatirannya dan meluangkan waktu bersama klien.k. Keluarga tetap terbuka untuk konseling dan kontak keperawatan, keluarga dan klien mendiskusikan rasa takut, kekhawatiran, kebutuhan dan keinginan mereka pada tahap terminal, pasien dan keluarga mendapat dukungan yang adekuat (Wong. D.L, 2004).

BAB IIITINJAUAN KASUSNo. Reg : 111234Tanggal masuk : 10-11-2010Tanggal Dikaji : 10-11-2010Ruangan : MelatiDiagnosa Medis : Leukemia

3.1 Pengkajiana. Identitas KlienNama : Tn. ZUmur : 27 tahunJenis Kelamin : Laki-lakiAlamat : SukamerinduPendidikan : SMAAgama : IslamAnak ke : 1Penanggung JawabNama : Ny.KUmur : 50 tahunJenis Kelamin : PerempuanAlamat : SukamerinduPekerjaan : WiraswastaHub dengan klien : Ibu kandungb.Keluhan UtamaKlien datang dengan keluhan utama demam, lemah, tidak bertenaga dan nafsu makan menurun disertai mual dan muntah.c. Riwayat Kesehatan1. Riwayat Kesehatan sekarangKlien Tn. Z masuk IGD Rumah sakit M. Yunus Bengkulu pada tanggal 10 Desember 2010 diantar keluarga pukul 12.45 WIB dengan keluhan utama demam, lemah disertai dengan nafsu makan menurun dan rasa mual muntah. Keluhan tersebut dirasakan sejak 5 bulan terakhir, dan akhir-akhir ini sering disertai dengan suka pingsan. Pada saat perawat melakukan pengkajian tanggal 10 Desember 2010 pukul 13.30 Wib di ruangan Melati didapatkan bahwa klien tampak pucat, lemah, pusing, berkunang saat berdiri dan nafsu makan menurun, klien tampak gelisah.2. Riwayat Kesehatan DahuluSebelumnya klien belum pernah masuk rumah sakit dengan penyakit yang dialami klien saat ini.3. Riwayat Kesehatan KeluargaDalam anggota keluarga klien, kakek klien pernah menderita penyakit yang sama dengan penyakit yang sedang diderita klien saat ini dan tidak ada yang mengalami penyakit menular.d. Pemeriksaan Fisika) Keadaan Umum : Lemahb) Kesadara : Compos Mentisc) TTV : TD : 110/70 mmHgN : 108x/menitS : 38,50CRR : 18x/menitGCS, : E = 4M = 6V = 5JUMLAH : 15d) Kepala :Inspeksi : Warna rambut hitam, penyebaran merata, tidak terdapat ketombe/kotoran. Palpasi : Tidak terdapat benjolan.e) Mata : Inspeksi : Tidak terdapat sekret, konjungtiva anemis, penglihatan baik.f) Hidung : Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada pembengkakan, tidak terdapat secret.g) Mulut : Inspeksi : Mukosa bibir kering, pucat, tidak terdapat lesi.h) Telinga :Inspeksi : Bersih tidak terdapat serumen, tidak ada lesi.Palpasi : Tidak terdapat benjolan, tidak ada peradangan, pendengaran baik.i) Leher :Inspeksi : warna kulit merata, tidak terdapat lesi.Palpasi : tidak terdapat pembesaran venajugolaris pada leherj) Dada/Thorak : Inspeksi : Bentuk dada simetris, tidak terdapat lesi, warna kulit sama dengan sekitar.Palpasi : Tidak terdapat benjolan, pengembangan paru kiri & kanan tidak sama.Perkusi : Bunyi jantung mur mur, bunyi paru resonances.Auskultasi : Pernapasan bronchovesiculer.k) Abdomen :Inspeksi : Tidak terdapat lesi, tidak ada luka bekas operasi, warna sama dengan sekitar.Palpasi : terdapat hepatomegali dan splenomegali.Auskultasi : Bising usus 20x/menit. Perkusi : Bunyi tympani.l) Genetalia : Inspeksi : Tidak terdapat lesi, warna sama dengan sekitar, tidak terdapat iritasi, bentuk simetris.Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada daerah perineal.m) Extremitas :Atas : Tangan kanan terpasang infus, pergerakan lemah, reflek bisep & trisep baik.Bawah : Pergerakan lemah, reflek patela baik, reflek bisep & trisep baik. n) Kulit : pucat , turgor buruk, texture halus.

e. Riwayat Psikososial1. Psikologi Klien tampak cemas dengan keadaan penyakitnya. Hubungan klien dengan keluarga baik. Terlihat keluarga ramai menjenguk klien di Rumah Sakit.2. Sosial dan ekonomiKlien bekerja sebagai wiraswasta, banyak kerabat klien mengunjungi klien ketika dirawat.3. Data SpiritualKepercayaan dan keyakinan klien terhadap agama cukup, sebelum sakit klien sering beribadah.f. Data PenunjangHb : 9,3 mg / dl ( N : 12.0 16.0 g/dL). Leukosit : 24000 / mm3 (5000-10000/ mm3) Trombosit : 100.000 (150.000-400.000/mm3) SDP : 60.000/cm (50.000)PT/PTT : memanjangCopper serum : meningkatZink serum : menurun

Kebiasaan Sehari-hariNoKEBIASAANDIRUMAHDIRUMAH SAKIT

1.

2.

3.

4.

5.A. Nutrisi- Makanan Frekuensi Jenis Masalah- Minum Frekuensi Jenis Kebiasaan minum kopiPola EliminasiBAB Frekuensi Konsistensi Warna Bau BAK Frekuensi Warna Gangguan BAK Jumlah Bau Istirahat dan tidur Tidur siang Tidur malam Gangguan tidur Personal Hygiene- MandiFrekuensi Pakai Sabun- Cuci Rambut Frekuensi Pakai shampo - Sikat gigi Frekuensi Pakai pastaKebersihanAktivitas sehari-hari3X sehari1 porsiNasi + sayurTidak ada

6-7 gelas / hariAir putihTidak ada

1x sehariLembekKuningKhas

2 x sehariKuningTidak ada1500 ccKhas

Jarang6-7 jam / hariTidak ada

2x / hariYa

3x / mingguYa

2x / hariYaAktivitas klien dilakukan secara mandiri3X sehari1/2 porsiNasi + Sayurada

2-3 gelas / hariAir putihTidak ada

1x sehariAgak kerasKuningKhas

1x sehariKuningTidak ada1000 ccKhas

4-5 jam / hari5-6 jam / hariTidak ada

Hanya di LapTidak

Tidak pernahTidak

Tidak pernahTidak pernahAktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat

ANALISA DATANama : Tn. Z Ruangan : MelatiUmur : 27 Tahun No. Register : 111234No.Data SenjangInterpretasi DataMasalah

1.

2.DS : - Klien mengeluh badannya terasa lemah- Klien mengatakan tidak nafsu makan- klien mengatakan mual dan muntahDO :- Klien tampak gelisah- Klien tampak pucat dan lemah- Turgor kulit jelek- Mukosa bibir kering- BB awal 55kg- BB sekarang 49kg - TB 160cm

DS :- Kilen mengatakan pusing - Klien mengatakan badannya lemah- Klien mengatakan berkunang saat berdiri- Klien mengatakan mengalami tanda-tanda ini sejak 5 bulan terakhir.- HB 9,3 gr / %- Leukosit 24000/mm3DO :- Klien tampak lemah- Klien tampak pucat- Klien tampak anemis- Aktivitas klien tampak dibantuSel mesenkimSel blast, mioblastProliferasi SDP immaturAkumulasiInfiltrasiHatiHematomegaliGg nutrisi

Kegagalan sumsum tulang belakangProduksi eritrosit menurunTransfor nutrisi kejaringan menurunKelemahanIntoleransi aktivitasGangguan nutrisi

Intoleransi aktivitas

DIAGNOSA KEPERAWATANNama : Tn. Z Ruangan : MelatiUmur : 27 Tahun No. Register : 111234No Diagnosa keperawatan Tanggal ditemukan Paraf Tanggal teratasiParaf

1.

2.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia, malaise, mual dan muntah, efek samping kemoterapi dan atau stomatitisIntoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia10-11-10

10-11-10ji

ji

INTERVENSI KEPERAWATANNama : Tn. Z Ruangan : MelatiUmur : 27 Tahun No. Register : 111234Nodx Tgl/jamTujuan dan kriteria hasilRencana TindakanRasional Paraf

110-11-10/ 14.00

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil :- Klien tidak tampak gelisah- Klien tidak pucat dan lemah- Turgor kulit baik- Mukosa bibir lembab- Tidak anoreksia- BB meningkat

1. Dorong klien untuk tetap rileks saat makan

2. Izinkan klien memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan klien meningkat3. Berikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemen yang dijual 4. Izinkan klien untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan5. Dorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering6. Dorong klien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient

7. Timbang BB, ukur TB1. Jelaskan bahwa hilangnya nafsu makan adalah akibat langsung dari mual dan muntah serta kemoterapi2. Untuk mempertahankan nutrisi yang optimal

3. untuk memaksimalkan kualitas intake nutrisi

4. Untuk mendorong agar klien mau makan

5. Karena jumlah yang kecil biasanya ditoleransi dengan baik6. kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan untuk menghilangkan produk sisa suplemen dapat memainkan peranan penting dalam mempertahankan masukan kalori dan protein yang adekuat7. membantu dan mengidentifikasikan malnutrisi kalori, khususnya bila BB kurang dari normalji

2

11-10-1015.00Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri. Dengan Kriteria hasil :- Kilen tidak pusing - Klien tidak lemah- Klien tidak berkunang saat berdiri- HB 12 gr / %- Leukosit normal- Klien tidak tampak pucat- Klien tidak tampak anemis

1. Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas sehari-hari2. Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan

3. Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan4. Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi5. Kolaborasikan dengan pemberian transfusi darah

1. Menentukan derajat dan efek ketidakmampuan

2. Menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau penyambungan jaringan3. Mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemeliharaan intervensi4. Memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri

Pemberian transfusi darah akan meningkatkan kadar hemoglobin di dalam darahji

IMPLEMENTASI KEPERAWATANNama : Tn. Z Ruangan : MelatiUmur : 27 Tahun No. Register : 111234Tgl/jam NoTindakan KeperawatanRespon hasilParaf

10-11-1014.30

15.301

21. Mendorong klien untuk tetap rileks saat makan2. Mengizinkan klien memakan semua makanan yang dapat ditoleransi, merencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan klien meningkat3. Memberikan makanan yang disertai suplemen nutrisi gizi, seperti susu bubuk atau suplemen yang dijual 4. Mengizinkan klien untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan5. Mendorong masukan nutrisi dengan jumlah sedikit tapi sering6. Mendorong klien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient7. Menimbang BB dan mengukur TB

1. Mengevaluasi laporan kelemahan,memperhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas sehari-hari2. Memberikan lingkungan tenang dan memerlukan istirahat tanpa gangguan3. Mengkaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan4. Memberikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi5. Mengkolaborasikan pemberian transfusi darah

- Klien makan dengan rileks

- Klien hanya menghabiskan 3/4 porsi makanannya

- Nutrisi klien tercukupi- Klien memilih sendiri makanan yang ia inginkan sesuai dengan diit yang telah disarankan- Klien ingin memakan makanannya- Nutrisi klien tercukupi- BB klien 52kg dan TB 160cm

- Klien tampak masih berbaring di tempat tidur

- Lingkungan tenang, klien merasa nyaman

- Klien tampak bersemangat

- Klien mengikuti instruktur yang diberikan

- Hb klien meningkatji

ji

EVALUASINama : Tn. Z Ruangan : MelatiUmur : 27 Tahun No. Register : 111234TglNo dxPerkembangan Paraf

13-11-10

13-11-101

2S = - Klien mengatakan sudah ada nafsu makan tapi sedikit- klien mengatakan tidak mual dan muntahO =- Klien masih tampak pucat dan lemah- Turgor kulit baik- Mukosa bibir lembab- BB awal 55kg- BB sekarang 52kg - TB 160cmA = Masalah teratasi sebagianP = Intervensi dilanjutkan S = - Kilen mengatakan pusing- HB 10 gr / %- Leukosit 12.000/mm3TD : 120/70 mmHgN : 95x/menitS : 37,50CRR : 18x/menitO =- Klien tampak lemah- Klien tampak pucat- Konjungtiva tampak anemis- Aktivitas klien tampak dibantuA = masalah teratasi sebagianP = intervensi dilanjutkanji

ji

BAB IVPENUTUP

3.1.Kesimpulan.Adapun kesimpulan dari pembuatan makalah ini yaitu Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sel darah manusia. Untuk mengetahui tentang leukemia, kita harus mengenal dahulu sel-sel darah yang normal serta apa yang terjadi jika terkena leukemia.Dan kepada pembaca dan penulis bisa lebih memahami materi mengenai penyakit leukemia dilihat dari perbandingan data di lahan dan konsep teori yang sesungguhnya.3.2.Saran.Kami yakin makalah ini banyak kekurangannya maka dari itu kami sangat mengharapkan saran dari teman-teman dalam penambahan untuk kelengkapan makalah ini,karna dari saran yang kami terima dapat mengkoreksi makalah yang kami buat ini.atas saran dari teman-teman kami ucapkan terima kasih.