Askep klien dgn ggn cardiovaskuler AKPER PEMDA MUNA

10
Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler (Jantung Dan Pembuluh Darah) Aterosklerosis, Angina Pektoris Dan Infark Miokardum A. Pengertian 1. Aterosklerosis Koroner : adalah kondisi patologis arteri koroner yang ditandai dengan penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak dan jaringan fibrosa di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri dan penurunan aliran darah ke jantung. 2. Angina Pektoris : adalah suatu sindroma klinis yang ditandai dengan episode atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan di depan. 3. Infark Miokardium : infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat penyempitan kritis arteri koroner karena aterosklerosis atau penyumbatan arteri koroner oleh emboli atau thrombus. B. Etiologi 4. Aterosklerosis Koroner : akibat kelainan metabolisme lipid, koagulasi darah, dan keadaan biofisika serta biokimia dinding arteri. 5. Angina Pektoris : disebabkan oleh berkurangnya aliran darah arteri korner, menyebabkan 1

Transcript of Askep klien dgn ggn cardiovaskuler AKPER PEMDA MUNA

Page 1: Askep klien dgn ggn cardiovaskuler AKPER PEMDA MUNA

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler (Jantung Dan Pembuluh Darah)

Aterosklerosis, Angina Pektoris Dan Infark Miokardum

A. Pengertian

1. Aterosklerosis Koroner : adalah kondisi patologis arteri

koroner yang ditandai dengan penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak dan

jaringan fibrosa di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan

struktur dan fungsi arteri dan penurunan aliran darah ke jantung.

2. Angina Pektoris : adalah suatu sindroma klinis yang

ditandai dengan episode atau paroksisma nyeri atau perasaan tertekan di depan.

3. Infark Miokardium : infark miokardium mengacu pada

proses rusaknya jaringan jantung akibat penyempitan kritis arteri koroner karena

aterosklerosis atau penyumbatan arteri koroner oleh emboli atau thrombus.

B. Etiologi

1. Aterosklerosis Koroner : akibat kelainan metabolisme

lipid, koagulasi darah, dan keadaan biofisika serta biokimia dinding arteri.

2. Angina Pektoris : disebabkan oleh berkurangnya aliran

darah arteri korner, menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak adekuat atau

dengan kata lain kebutuhan oksigen jantung meningkat.

3. Infark Miokardium : kemungkanan disebabkan oleh

penyempitan kritis arteri koroner karena aterosklerosis atau penyumbatan total

arteri oleh emboli atau thrombus.

C. Manifestasi Klinis

1. Aterosklerosis Koroner : menimbulkan gejala dan

komplikasi sebagai akibat penyempitan lumen arteri dan penyumbatan aliran

darah ke jantung yang menyebabkan terjadinya iskemik miokardium sehingga

terjadi manifestasi klinis utama yakni terjadinya nyeri dada.

2. Angina Pektoris : Terjadi nyeri dada yang hilang timbul

dengan derajat yang bervariasi, mulai dari rasa tertekan pada dada sampai nyeri

hebat yang disertai dengan atau rasa akan menjelang ajal. Nyeri sangat terasa

1

Page 2: Askep klien dgn ggn cardiovaskuler AKPER PEMDA MUNA

pada daerah dibelakang sternum atas atau sternum ketiga tengah (retrosternal) dan

nyeri bersifat terlokalisasi.

3. Infark Miokardium : resiko terjadi pada pria usia diatas 40

tahun sering disertai hipertensi arterial. Serangan terjadi juga pada wanita dan pria

muda diawal 30-an atau bahkan 20-an, kasus meningkat tajam pada wanita

pascamenopause. Secara keseluruhan pada pria lebih tinggi dari wanita pada

semua tingkat usia. Gejala utama yang sering muncul adalah nyeri dada yang

berlangsung secara tiba-tiba dan berlangsung secara terus menerus, terletak

dibagian bawah sternum dan perut atas. Nyeri akan terasa semakin berat sampai

terasa tak tertahankan., bias menyebar ke bahu, biasanya bahu kiri.

D. Pemeriksaan Diagnostik

1. Riwayat pasien : dilakukan dengan dua tahap :

a. Riwayat penyakit sekarang.

b. Riwayat penyakit terdahulu serta riwayat kesehatan

keluarga, khususnya yang berhubungan dengan penyakit jantung dalam

keluarga.

2. Elektrokardiogram (EKG) : digunakan untuk evaluasi

lebih jauh mengenai fungsi jantung, khususnya fungsi ventrikel. Pada angina

pectoris dapat terjadi elevasi gelombang ST, jika terjadi iskemik miokardium

maka dapat terjadi T inverted/terbalik dan ST depresi. Pada kasus infark

miokardium dapat terjadi elevasi segmen ST atau justru depresi dalam, terjadi

IMA dengan gelombang Q dan tanpa gelombang Q.

3. Enzim dan Isoenzim Serum :

a. Kreatin kinase (CK dengan isoenzimnya CK-MB)

kadarnya selalu meningkat dalam darah pada fase akut Infark miokard.

b. Lactat Dehidrogenase Isoenzim (LDH): kurang bisa

dipercaya sebagai indicator kerusakan otot jantung karena reaksinya lebih

lambat dan menigkat lebih lama, oleh karena itu pasien biasanya terlambat

dibawa ke rumah sakit. Ada dua macam LDH yang penting untuk penegakan

diagnosa MI yaitu LDH1 dan LDH2. Apabila presentase LDH1 melebihi LDH2,

maka keadaan ini disebut “terbalik”, menunjukan adanya MI akut.

2

Page 3: Askep klien dgn ggn cardiovaskuler AKPER PEMDA MUNA

4. Pemeriksaan Ekokardiografi :

a. Secara dua dimensi jauh lebih bermanfaat dari pada

M-made.

b. Dapat menilai faal jantung.

E. Penatalaksanaan Medis

Tujuannya adalah untuk memperkecil kerusakan jantung sehingga mengurangi

kemungkinan terjadinya komplikasi. Hilangnya nyeri merupakan indicator utama

bahwa kebutuhan dan suplai telah mencapai keseimbangan.

1. Mengembalikan kesimbangan antara suplai dan kebutuhan

oksigen jantung.

2. Terapi obat-obatan :

a. Vasodelator : nitrogliserin(NTG) intravena, adalah

pilihan utama. Dosisnya bervariasi antara satu pasien dengan pasien yang lain.

b. Antikoagulan : Heparin adalah antikoagulan adalah

pilihan untuk mempertahankan integritas jantung.

c. Trombolitik : ada tiga macam trombolitik yaitu :

(1) streptokinase, (2) aktifator plasminogen jaringan (t-PA=tissue

Plasminogen Activator) dan (3) anistreplase.

d. Pemberian Oksigen : dimulai saat awitan nyeri.

e. Analgetik : pemberiannya dibatasi hanya pada

pasien yang tidak efektif diobati dedngan nitrat dan antikoagulan. Analgetik

pilihan masih tetap morfin sulfat per intravena dengan dosis meningkat 1

sampai 2 mg.

F. Proses Keperawatan

1. Pengkajian

a. Angina Pektoris :

o Kapan cenderung terjadinya serangan ?

setelah makan? Setelah melakukan aktivitas tertentu? Setelah melakukan

aktivitas secara umum? Setelah mengunjungi anggota keluarga atau

teman-teman?

3

Page 4: Askep klien dgn ggn cardiovaskuler AKPER PEMDA MUNA

o Bagaimana pasien menggambarkan

nyerinya ?

o Apakah awitan nyeri mendadak atau

bertahap ?

o Berapa lama hal itu terjadi-dalam berapa

detik ? menit? Jam ?

o Apakah kualitas nyeri menetap dan terus

menerus ?

o Apakah rasa tidak nyaman disertai dengan

gejala seperti perspirasi yang berlebihan, sedikit sakit kepala, mual,

palpitasi, dan napas pendek ?

o Berapa menit nyeri berlangsung setelah

minum nitrogliserin ?

o Bagaimana nyeri berkurang ?

b. Infark Miokardium :

Pengkajian sistematis pasien mencakup riwayat yang cermat khususnya yang

berhubungan dengan gambaran gejala : nyeri dada, sulit bernapas (dispnu),

palpitasi, pingsan (sinkop) atau keringat dingin (diaporesis). Masing-masing

gejala harus dievaluasi waktu dan durasinya, serta faktor yang mencetuskan

dan yang meringankan. Selain itu adanya pengkajian fisik yang lengkap dan

tepat juga sangat penting untuk mendeteksi adanya komplikasi.

o Nyeri dada

o Frekwensi dan irama jantung

o Teknan darah

o Denyut nadi perifer

o Tempat infus intravena

o Warna kulit dan suhu

o Paru

o Napas pendek

o Fungsi gastrointestinal

4

Page 5: Askep klien dgn ggn cardiovaskuler AKPER PEMDA MUNA

o Status volume cairan

G. Patogenesis, Penyimpangan Terhadap KDM

5

Page 6: Askep klien dgn ggn cardiovaskuler AKPER PEMDA MUNA

H. Diagnosa Keperawatan

1. Angina Pektoris :

a. Nyeri berhubungan dengan iskemia miokardium.

b. Cemas berhubungan dengan rasa takut akan

kematian.

c. Kurang pengetahuan akan sifat dasar penyakit dan

metode untuk menghindari komplikasi.

d. Potensial terjadi ketidakpatuhan terhadap aturan

terapeutik berhubungan dengan tidak mau menerima perubahan pola hidup

yang sesuai.

2. Infark Miokardium :

a. Nyeri dada berhubungan dengan berkurangnya

aliran darah koroner.

b. Potensial pola pernafasan tidak efektif berhubungan

dengan cairan berlebih.

c. Potensial gangguan perfusi jaringan berhubungan

turunnya curah jantung.

d. Cemas berhungan dengan takut akan kematian.

e. Potensial tidak menjalankan program perawatan diri

berhubungan dengan mengingkari diagnosa gangguan MI.

6

Page 7: Askep klien dgn ggn cardiovaskuler AKPER PEMDA MUNA

7