Askep Klg

26
DI FOLIO SUDAH FIX A. Data Umum 1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. Y 2. Alamat dan telepon : Sumpiuh Rt 05 Rw 02 No 20 sumpiuh, Banyumas 3. Pekerjaan kepala keluarga : Polri 4. Pendidikan kepala keluarga : SMA Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi : No Nama Usi a JK Hub dg KK Pekerja an Pendidik an Imunisa si 1 2 3 4 5 Tn. Y Ny. I An. D An. R An. P 50 46 23 20 13 L P L P P Suami Istri Anak ke 1 Anak ke 2 Anak ke 3 Polri Ibu Rumah tangga Guru Blm Bkj Blm Bkj SMA SMA Mts - - 5. Genogram ( DI BUKUUU )

description

asuhan keperawatan keluarga

Transcript of Askep Klg

Page 1: Askep Klg

DI FOLIO SUDAH FIX

A. Data Umum1. Nama kepala keluarga (KK) : Tn. Y2. Alamat dan telepon : Sumpiuh Rt 05 Rw 02 No 20 sumpiuh,

Banyumas3. Pekerjaan kepala keluarga : Polri4. Pendidikan kepala keluarga : SMA

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :No Nama Usia JK Hub dg

KKPekerjaan Pendidikan Imunisasi

12

3

4

5

Tn. YNy. I

An. D

An. R

An. P

5046

23

20

13

LP

L

P

P

SuamiIstri

Anak ke 1

Anak ke 2

Anak ke 3

PolriIbu Rumah tanggaGuru

Blm Bkj

Blm Bkj

SMASMA

Mts

--

5. Genogram

( DI BUKUUU )

6. Tipe keluarga : Keluarga Inti7. Suku bangsa : Jawa8. Agama : Islam9. Status sosial ekonomi keluarga

Pendapatkan keluarga berasal dari kepala keluarga sebagai Polri untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti kebutuhan sandang pangan dan papan. Keluarga memiliki 4 sepeda motor, kulkas, mesin cuci , 4 sepeda, 2 tv,komputer, laptop, kompor gas,hp dll. Dan keluarga mempunyai usaha untuk menambah perekonomian keluarga.

Page 2: Askep Klg

10. Aktivitas rekreasi keluargaBiasanya keluarga berlibur ke pantai dan tempat rekreasi lainnya bila ada waktu senggang. Dan berkunjung ke rumah saudara. Dan biasa menonton televisi bersama.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Dewasa Muda

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhiAn. Dusia 23 th sebagai anak tertua belum menikah meski sudah dikatakan seusianya kini sudah pada nikah yaitu menikah di usia muda. An. D sudah memiliki seseorang yang disukainya dan insyaallah akan diseriusi dan ingin menikah di usia 26 th.

3. Riwayat keluarga intiTn. Y memiliki masalah kesehatan yaitu hipertensi, sedangkan anggota keluarga yang lain tidak memiliki masalah kesehatan yang serius hanya terkadang memiliki masalah kesehatan ringan seperti batuk pilek demam. Sumber kesehatan yang sering digunakan bial sakit memerlukan perawatan lebih lanjut biasanya di bawa ke [puskesmas/ RS terdekat. Keluarga Tn. Y merasa puas dengan semua pelayanan kesehatan yang ada dan berharap bisa lebih ditingkatkan lagi.

4. Riwayat keluarga sebelumnyaTn. Y memiliki masalah kesehatan yaitu hipertensi , dan untuk riwayat keluarganya tidak ada yang menderita hipertensi. Dan Ny. I tidak memiliki masalah kesehatan namun mbanya memiliki masalah kesehatan yaitu hipertensi. Dan ayahnya dan satu adiknya meninggal karena sakit di sistem pencernaan namun tidak diketahui secara detail sebenarnya sakit apa.

C. Pengkajian Lingkungan1. Karakteristik rumah

luas rumah : 9 x 14 m type rumah : type 2 jumlah ruangan : 13 ruanganjumlah jendela : 14 jendelajarak septic tank dengan sumber air : 7 msumber air minum yang digunakan : Sumurdenah rumah :

( DIBUKU )

Page 3: Askep Klg

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RWTetangga yang sering berinteraksi terlebih masih banyak tetangga yang masih ada hubungan darah dengan keluarga Tn. Y, disamping itu Tn. Y sebagai seksi keamanan di desanya sehingga berperan dalam masyarakat, dan biasanya arisan diadakan di depan rumah Ibu dari Ny. I dan pengajian rujin Ibu-ibu diadakan di mushala disamping rumah Ibu dari Ny. I yaitu Ny. RU, Tetangga ramah dan suka tolong menolong terutama bila salah satu tetangga mempunyai hajat maka tetangga juga ikut menolong. Biasanya dari puskesmas desa diadakan sidak terkait dengan mengantisipasi adanya wabah DBD dengan memeriksa ada tidaknya jentik-jentik dilingkungan masing-masing rumah, karena desa yang ditempati Tn. Y kerab terjadi DBD yang sering menyerang warga. Lingkungan desa yang dekat sekali dengan pasar menyebabkan banyaknya sampah yang tertinggal setelah bedagang dan di dekat pasar terdapat sungai kecil dekat pintu kereta api yang didalam sungai kecil tersebut banyak sekali sampah yang mengotori sungai dan sampah-sampah tersebut tidak hanya dari desa setempat namun juga dari desa lain yang juga membuang sampah di aliran sungai yang sama sehingga ini menyebabkan peluang bagi nyamuk berkembang biak. Aturan didesa apabila ada orang yang menginap di rumah salah satu warga maka harus melapor terlebih dulu ke seksi keamanan dan memperlihatkan KTPnya. Budaya di desa yang Tn. Y tempati ialah adanya budaya sedekah bumi yang masih dilakukan di desa setempat.

3. Mobolitas geografis keluargaTn. Y tempat tinggal asalnya di Nusawungu, cilacap. Dan Ny. I tempat tinggal asalnya di sumpiuh, Banyumas. Keluarga Tn. Y setelah menikah tinggal di Kebumen dan setelah beberapa tahun kemudian bertempat tinggal menetap di desa Sumpiuh karena sudah memiliki rumah sendiri di desa sumpiuh.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakatKeluarga selalu berkumpul setiap hari biasanya siang hari setelah

beberapa orang anggota keluarganya pulang dari kerja maupun sekolah, setiap malam selalu menonton televisi bersama namun terkadang Tn. Y sebagai kepala rumah tangga dan sebagai polri dinas dimalam hari dan pulang di pagi hari.

Keluarga dengan masyarakat setempat sering berinteraksi dalam kegiatan arisan bapak2/ pomapami dan arisan ibu2, pengajian rutin, dan jarak yang dekat antara tetangga dengan tempat tinggalnya menjadikan keluarga sering berinteraksi, dan anak Tn. Y yang sering bermain dengan anak-anak kecil sebayannya dan dibawahnya di lingkungan rumah dan mengaji bersama.

5. Sistem pendukung keluargaJumlah anggota keluarga yang sehat 4 yaitu Ny. I An. D, An. R dan An. P. Sedangkan Tn. Y mempunyai kondisi kesehatan yang kurang baik. Fasilitas yang ada seperti sepeda yang biasanya digunakan untuk bersepeda di saat-saat memiliki waktu luang dan ingin bersepeda bersama anak. Keluarga sangat

Page 4: Askep Klg

memperhatikan antara masing-masing anggota keluarga apabila saalah satu sakit maka An. D sebagai perawat di puskesmas menggunakan keahliannya untuk mengobati anggota keluarga namun bila kondisinya membutuhkan perawatan lebih lanjut maka akan di bawa ke puskesmas/ RS terdekat. Masing-masing anggota kleuarag selalu menberi dukungan kepada anggotanya supaya selalu semangat dan menjalani hidup dengan sebaik mungkin dan selalu nasehat menasehati tidak hanya Ortu kepada anak namun juga anak kepada Ortu saling menasehati sebagai bentuk saling peduli. Apabila salah satu anggota keluarga memiliki masalah maka terbuka dan menceritakan lalu menyelesaikannya bersama-sama , memiliki prinsip semua harus dibicarakan jangan ada yang dipendam bila dipendam bisa menjadi penyakit. Apabila salah satu anggota keluarga sakit maka banyak yang menjenguk dan sebaliknya apabila ada tetangga yang sakit maka keluarga Tn. Y menjenguknya.

D. Struktur Keluarga1. Pola komunikasi keluarga

Keluarga Tn. Y menggunakan komunikasi dua arah dimana saling meminta pendapat ke semua anggota keluarga sebelum memutuskan suatu hal. Tn. Y sebagai kepala keluarga menjadi pengambil keputusan dalam keluarga setelah dilakukan musyawarah antara anggota keluarga mengenai hal yang sedang diperbincangkan.

2. Struktur kekuatan keluargaSesama anggota keluarga saling mempengaruhi perilaku masing-masing anggota keluarga dengan saling mengingatkan satu sama lain.

3. Struktur peranTn. Y sebagai kepala rumah tangga menafkahi keluarga dan berusaha menjadi seorang Bapak yang baik untuk anak-anaknya, dan menjadi suami yang baik untuk istrinya. Ny. I sebagai Ibu rumah tangga dan berperan banyak dalam mendidik anak-anaknya mengajari saat belajar dan selalu mengurus pekerjaan rumah dengan baik seperti mencuci baju , mencuci piring, menyetrika, masak dan lain-lain. An. D sebagai kakak berusaha melindungi adik-adiknya dan memberi contoh yang baik untuk adik-adiknya An. R sebagai adik dan kakak bagi adiknya berusaha menjadi adik yang baik dan mnejadi emba yang baik untuk adiknya menjadi contoh bagi adiknya. An. P sebagai adik berusaha menurut kepada perkataan kakak dan mbanya dan mereka bertiga berusaha menjadi anak yang baik bagi Bapak dan Ibunya menyempatkan diri untuk membantu-bantu walau hanya hal kecil yang bisa dilakukannya untuk membantu kedua orang tuanya.

4. Nilai atau norma keluarga

Page 5: Askep Klg

Tn. Y dan keluarga mengganggap sakit adalah hal yang harus segera di atasi supaya tidak bertambah parah sehingga bila sakit keluarga Tn. Y memeriksakan di pelayanan kesehatan terdekat.

E. Fungsi Keluarga1. Fungsi afektif

Tn. Y dan Ny. I sangat senang memiliki anak-anak yang tumbuh dan berkembang dengan baik dan selalu menghormati kedua orang tua. Setiap pergi dan pulang mengucap salam sebagi do’a dan mencium tanga ortu. Selalu berpamitan bila hendak pergi ke suatu tempat dan Tn. Y selalu memberikan kepercayaan penuh pada anak-anaknya. Tn. Y sebagi Bapak terkadang khawatir sebagai bentuk kasih sayang selalu mengirim pesan singkat untu mengetahui sedang apa anaknya apakah baik-baik saja. Terlebih apabila anaknya ingin liburan selalu mengusahakan di waktu yang senggang meski jadwal kerjanya padat bahkan terkadang malam hari pun bekerja. Selain itu Tn. Y menunjukan kasih sayngnya terhadap anaknya yaitu senang mengantar anak-anaknya sekolah dan menjemputnya bilas sudah pulang kerja namun bila belum pulang kerja maka Ny. I yang menjemput An. P.

2. Fungsi sosialisasiHunungan dalam keluarga snagat baik dan menyenangkan, disiplin ditanamkan seperti bangun pagi, lalu menyegerakan melakukan pekerjaan yang harus dilakukan mungkin berangkat kerja/, kuliah, sekolah. TnY dan Ny. I selalu mengajarkan norma-norma agama yang akan menjadi bekal dimasa sekarang dan mas depannya, Yang muda mneghormati menyayngi berbakti kepada yang lebih tua dan yang lebih tua menghargai dan menyangi yang lebih muda .

3. Fungsi perawatan kesehatanTn. Y adalah Seorang bapak yang bertanggung jawab dan penuh kasih sayang memenuhi segala kebutuhan keluarga dari sandnag pangan dan papan , Ny. I dalam hal ini selalu menyediakan makanan yang baik gizi seimbang. Bila ada salah satu anggota keluarga yang sakit maka segera di obati di bawa ke puskesmas/ RS terdekat, Dan masing –maisng anggota sangat peduli dan merawat bila ada yang sakit. Kluarga beranggapan bila sakit langsung diobati biar tidak bertambah berat dan bila meraskan ada hal-hal yang tidak biasanya di dalam tubuh mungkin terasa ada yang berbeda maka harus memberitahu supaya di periksa dan diobatai. Keluarga sudah tahu dengan keadaan Tn. Y memiliki maslah keshatan yaitu hipertensi dan keluarga sudah tahu tanda-gejalanya dan tahu cara merawatnya seperti harus menghindari makanan yang asin-asin dan mengurangi aktivitas yang berat / jangan kebanyakan pikiran bila ada malash harus dibicarakan biar tidak dipendam sendiri. Keluarga selalu emmbersihkan rumah setiap hari dan menata rumah senyaman mungkin.

Page 6: Askep Klg

4. Fungsi reproduksia. Berapa jumlah anak : 3 anak. Anak pertama laki-laki, anak kedua dan

ketiga perempuan. Anak pertama dengan anak kedua selisih 3 tahun. Anak ke dua dengan anak ketiga selisih 7 tahun.

b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluargaKeluarga Tn. Y merencanakan jumlah anggota keluarga ( anak ) sesuai kesepakatan dengan istri. Anak 3 sudah cukup.

c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga. KB suntik 3 bulanan

5. Fungsi ekonomia. Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan

Tn. Y sebagai kepala rumah tangga telah banyak berjasa dan sangat bertanggung jawab dengan keluarganya, dari segi sandang , pangan dan papan, kini Tn. Y dan keluarga telah memiliki rumah sendiri beberapa tahun setelah menikah.

b. Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat sedalam upaya peningkatan status kesehatan keluargaBila ada anggota keluarga Tn. Y yang sakit dan membutuhkna perawatan lebih lanjut maka segera dibawa ke puskesmas/ RS terdekat.

F. Stress dan Koping KeluargaStressor jangka pendek dan panjang untuk saat ini tidak ada , Alhamdulillah

keluarga bersyukur semua baik-baik saja tidak ada yang mengganjal pikiran sejauh ini. Namun apabila ada masalah di salah satu anggota keluarga maka diharuskan menceritakan dan mencari solusi bersama tidak memendamnya sendiri Karena Tn. Y dan Ny. I beranggapan bila sesuatu maslah dipendam maka akan menjadi penyakit bagi dirinya sendiri. Apa bila ada alah satu anggota keluarga yang sakit keluarga mengganapnya adalah ujian yang akan menghapus dosa bagi yang sakit dan yang merawatnya mendapat pahala dan di naikan derajatnya bagi yang sakit. Sejauh ini tidak terjadi adanya adaptasi disfungsional dalam keluarga Tn. Y.

1. Stressor jangka pendek dan panjanga. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap situasi/stressor.

3. Strategi koping yang digunakanStrategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

4. Strategi adaptasi disfungsional

Page 7: Askep Klg

Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan

G. Pemeriksaan FisikTn. S

1. TTV

TD : mmHg

RR : x/ menit

N : x/ menit

S : oC

2. Antropometrik

BB : kg

TB : cm

3. Kepala : Rambut pendek tebal hitam tidak ada luka dikepala

4. Wajah : tidak pucat

5. Mata : Anikterik, pupil : baik. respon cahaya : baik. diameter pupil

: 2 mm.

6. Hidung : Tidak ada sputum, tidak nampak pernapasan cuping

hidung.

7. Mulut : Bibir tidak sianosis , mukosa bibir lembab.

8. Telinga : Tidak banyak serumen

9. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

10. Thorak :

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Teraba ictus cordis di SIC V – VI

Perkusi : Pekak

Auskultasi : Terdengar bunyi S1 dan S2,

Page 8: Askep Klg

Paru

Inspeksi : Simetris, tidak terdapat tarikan dinding dada kedalam, Nafas

teratur

Palpasi : Vokal fremitus kanan-kiri sama

Perkusi : Pekak

Auskultasi : Vesikuler

11. Abdomen

Inspeksi : Tidak ada luka di abdomen

Auskultasi : Peristaltik x/menit

Perkusi : Tidak ada suara abnormal di semua kuadran

Palpasi : CRT 1 detik

12. Genitalia : Tidak ada maslah di bagian genatalia

13. Ekstremitas

Atas : Tidak terdapat luka di ektremitas atas

Bawah : Tidak Terdapat luka di ekstremitas bawah

Ny. S

14. TTV

TD : mmHg

RR : x/ menit

N : x/ menit

S : oC

15. Antropometrik

BB : kg

TB : cm

16. Kepala : Rambut sedang tebal hitam tidak ada luka dikepala

17. Wajah : tidak pucat

Page 9: Askep Klg

18. Mata : Anikterik, pupil : baik. respon cahaya : baik. diameter pupil

: 2 mm.

19. Hidung : Tidak ada sputum, tidak nampak pernapasan cuping

hidung.

20. Mulut : Bibir tidak sianosis , mukosa bibir lembab.

21. Telinga : Tidak banyak serumen

22. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

23. Thorak :

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Teraba ictus cordis di SIC V – VI

Perkusi : Pekak

Auskultasi : Terdengar bunyi S1 dan S2,

Paru

Inspeksi : Simetris, tidak terdapat tarikan dinding dada kedalam, Nafas

teratur

Palpasi : Vokal fremitus kanan-kiri sama

Perkusi : Pekak

Auskultasi : Vesikuler

24. Abdomen

Inspeksi : Tidak ada luka di abdomen

Auskultasi : Peristaltik x/menit

Perkusi : Tidak ada suara abnormal di semua kuadran

Palpasi : CRT 1 detik

25. Genitalia : Tidak ada maslah di bagian genatalia

26. Ekstremitas

Atas : Tidak terdapat luka di ektremitas atas

Bawah : Tidak Terdapat luka di ekstremitas bawah

Page 10: Askep Klg

An. D1. TTV

TD : mmHg

RR : x/ menit

N : x/ menit

S : oC

2. Antropometrik

BB : kg

TB : cm

3. Kepala : Rambut pendek lurus tebal hitam tidak ada luka dikepala

4. Wajah : tidak pucat

5. Mata : Anikterik, pupil : baik. respon cahaya : baik. diameter pupil

: 2 mm.

6. Hidung : Tidak ada sputum, tidak nampak pernapasan cuping

hidung.

7. Mulut : Bibir tidak sianosis , mukosa bibir lembab.

8. Telinga : Tidak banyak serumen

9. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

10. Thorak :

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Teraba ictus cordis di SIC V – VI

Perkusi : Pekak

Auskultasi : Terdengar bunyi S1 dan S2,

Paru

Inspeksi : Simetris, tidak terdapat tarikan dinding dada kedalam, Nafas

teratur

Palpasi : Vokal fremitus kanan-kiri sama

Page 11: Askep Klg

Perkusi : Pekak

Auskultasi : Vesikuler

11. Abdomen

Inspeksi : Tidak ada luka di abdomen

Auskultasi : Peristaltik x/menit

Perkusi : Tidak ada suara abnormal di semua kuadran

Palpasi : CRT 1 detik

12. Genitalia : Tidak ada maslah di bagian genatalia

13. Ekstremitas

Atas : Tidak terdapat luka di ektremitas atas

Bawah : Tidak Terdapat luka di ekstremitas bawah

An. R1. TTV

TD : mmHg

RR : x/ menit

N : x/ menit

S : oC

2. Antropometrik

BB : kg

TB : cm

3. Kepala : Rambut sedang lurus tebal hitam tidak ada luka dikepala

4. Wajah : tidak pucat

5. Mata : Anikterik, pupil : baik. respon cahaya : baik. diameter pupil

: 2 mm.

6. Hidung : Tidak ada sputum, tidak nampak pernapasan cuping

hidung.

7. Mulut : Bibir tidak sianosis , mukosa bibir lembab.

Page 12: Askep Klg

8. Telinga : Tidak banyak serumen

9. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

10. Thorak :

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Teraba ictus cordis di SIC V – VI

Perkusi : Pekak

Auskultasi : Terdengar bunyi S1 dan S2,

Paru

Inspeksi : Simetris, tidak terdapat tarikan dinding dada kedalam, Nafas

teratur

Palpasi : Vokal fremitus kanan-kiri sama

Perkusi : Pekak

Auskultasi : Vesikuler

11. Abdomen

Inspeksi : Tidak ada luka di abdomen

Auskultasi : Peristaltik x/menit

Perkusi : Tidak ada suara abnormal di semua kuadran

Palpasi : CRT 1 detik

12. Genitalia : Tidak ada maslah di bagian genatalia

13. Ekstremitas

Atas : Tidak terdapat luka di ektremitas atas

Bawah : Tidak Terdapat luka di ekstremitas bawah

An. P1. TTV

TD : mmHg

RR : x/ menit

N : x/ menit

Page 13: Askep Klg

S : oC

2. Antropometrik

BB : kg

TB : cm

3. Kepala : Rambut panjang lurus tebal hitam tidak ada luka dikepala

4. Wajah : tidak pucat

5. Mata : Anikterik, pupil : baik. respon cahaya : baik. diameter pupil

: 2 mm.

6. Hidung : Tidak ada sputum, tidak nampak pernapasan cuping

hidung.

7. Mulut : Bibir tidak sianosis , mukosa bibir lembab.

8. Telinga : Tidak banyak serumen

9. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

10. Thorak :

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Teraba ictus cordis di SIC V – VI

Perkusi : Pekak

Auskultasi : Terdengar bunyi S1 dan S2,

Paru

Inspeksi : Simetris, tidak terdapat tarikan dinding dada kedalam, Nafas

teratur

Palpasi : Vokal fremitus kanan-kiri sama

Perkusi : Pekak

Auskultasi : Vesikuler

11. Abdomen

Inspeksi : Tidak ada luka di abdomen

Auskultasi : Peristaltik x/menit

Page 14: Askep Klg

Perkusi : Tidak ada suara abnormal di semua kuadran

Palpasi : CRT 1 detik

12. Genitalia : Tidak ada maslah di bagian genatalia

13. Ekstremitas

Atas : Tidak terdapat luka di ektremitas atas

Bawah : Tidak Terdapat luka di ekstremitas bawah

H. Harapan KeluargaSejauh ini pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan sudah baik. Dan keluarga Tn. Y berharap petugas kesehatan semakin berkualitas dalam segi keterampilan dan sikap seperti semakin ramah dan semakin bersahabat dengan pasien-pasiennya. Selalu membantu semua pasien dari segi manapun tanpa membeda-bedakan antara satu pasien dengan pasien yang lain.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------II. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa keperawatan mengacu pada PES dimana untuk problem dapat digunakan rumusan NANDA.Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari :

- Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)- Resiko (ancaman kesehatan)- Keadaan sejahtera (wellness)

Contoh duiagnosa keperawatan keluarga ;

Diagnosa Keperawatan Keluarga AktualContoh 1a. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga

Bapak R berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah kekurangan nutrisi.

b. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga Bapak R berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mengambil keputusan/tindakan untuk mengatasi masalah kekurangan nutrisi.

c. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga Bapak R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dangan masalah kekurangan nutrisi.

Pada contoh diatas, yang menjadi etiologi (tugas keluarga) mengandung 3 unsur yaitu ketidaktahuan (tidak mengenal masalah), ketidak mauan mengambil keputusan dan ketidak mampuan merawat, maka dari 3 diagnosa tersebut cukup hanya menentukan 1

Page 15: Askep Klg

(satu) diagnosa yaitu diagnosa yg ketiga, akan tetapi dalam metrumuskan tujuan dan intervensi harus melibatkan ketiga etiologi tersebut

Contoh 2Perubahan peran dalam keluarga (bapak S) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran suami

Contoh 3Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (ibu A) keluarga bapak B berhubungan dengan ketidakmampuan merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak (rematik).Diagnosa Keperawatan Keluarga Resiko (ancaman)

Sudah ada data yang menunjangtapi belum terjadi gangguan, misalnya lingkungan rumah kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat, dsb.Contoh

a. Resiko terjadi konflik pada keluarga bapak B berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah komunikasi

b. Resiko gangguan perkembangan pada Balita (Anak S) keluarga bapak B berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mellakukan stimulasi terhadap Balita.

Diagnosa Keperawatan Keluarga Sejahtera/Potensial

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan . Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial (sejahtera) boleh tidak menggunakan etiologi.Contoh

a. Potensial terjadinya kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga bapak Rb. Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi (Anak L) keluarga bapak Rc. Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah keluarga

bapak R

C. MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN KELUARGA

Cara membuat skor penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga :

NO KRITERIA SKOR BOBOT1 Sifat masalah

Aktual (Tidak/kurang sehat) Ancaman kesehatan Keadaan sejahtera

321

1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah Mudah Sebagian

21 2

Page 16: Askep Klg

Tidak dapat 03 Potensi masalah untuk dicegah

Tinggi Sedang Rendah

321

1

4 Menonjolnya masalah Masalah berat, harus segera ditangani Ada masalah, tetapi tidak perlu segera

ditangani Masalah tidak dirasakan

21

0

1

Skoring : Skor

x Bobot Angka tertinggi

Catatan : Skor dihitung bersama dengan keluarga

Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas

- Kriteria 1Sifat masalah ; bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena yang pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga

- Kriteria 2Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut :

Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah

Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu. Sumber daya masyarakat dalam bentuk fadsilitas, organisasi dalam masyarakat

dan dukungan masyarakat- Kriteria 3Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan :

Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam

memperbaiki masalah. Adanya kelompok ‘high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah potensi

untuk mencegah masalah.- Kriteria 4

Page 17: Askep Klg

Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga.

D. PERENCANAAN KEPERAWATAN KELUARGA

Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.

E. IMPLEMENTASI

Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal dibawah ini ;

1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara :

a. Memberikan informasib. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatanc. Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah

2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara :

a. Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakanb. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluargac. Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap tindakan

3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara :

a. Mendemonstrasikan cara perawatanb. Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumahc. Mengawasi keluarga melakukan perawatan

4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat, dengan cara ;

a. Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluargab. Melakukan perubahan lingkungan dengan seoptimal mungkin

5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan cara :

a. Memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluargab. Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

F. EVALUASI

Page 18: Askep Klg

Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk menilai keberhasilannya. Bila tidak / belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Unyuk itu dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.S : Hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan

intervensi keperawatan. Misal : Keluarga mengatakan nyerinya berkurang.

O : Hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi

keperawatan. Misal : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.

A : Analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan terkait dengan

diagnosa keperawatan.

P : Perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada tahap

evaluasi.

Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif dilakukan

selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

FORMAT PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Diagnosa Keperawatan

Keluarga

Tujuan Kriteria EvaluasiRencana Intervensi

Umum Khusus Kriteria Standar

Page 19: Askep Klg

FORMAT PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Diagnosa Keperawatan Keluarga

Tujuan Khusus

Tanggal Implementasi Evaluasi