ASKEP KELUARGA
-
Upload
aep-saepuloh -
Category
Documents
-
view
577 -
download
30
description
Transcript of ASKEP KELUARGA
BAB I
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Anemia
1. Pengertian
Mengenai pengertian tentang anemia penulis mengambil kutipan dari
berbagai macam sumber, diantaranya yaitu :
“Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar
hemoglobin (Hb) di bawah normal”. ( Brunner & Suddarth, 2002 : 22 )
“Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah berkurang dan
menurunnya kadar hemoglobin yang disebabkan oleh kekurangan gizi”.
( Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, 2003 )
“Anemia pada ibu hamil adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin
(Hb) dalam darah kurang dari 11 gr %”. ( Depkes RI, 1998 : 50 )
“Kehamilan resiko tinggi adalah suatu keadaan pada ibu hamil yang perlu
diwaspadai karena terdapat salah satu atau lebih faktor resiko yang mungkin
berpengaruh terhadap timbulnya kesulitan pada kehamilan atau persalinan “.
( Depkes RI, 1998 : 32 )
Dari pengertian tersebut di atas penulis menyimpulkan kehamilan resiko
tinggi anemia adalah suatu keadaan yang dialami oleh ibu hamil dimana kadar
hemoglobin dalam darah kurang dari 11 gr%, sehingga berpengaruh terhadap
timbulnya kesulitan pada kehamilan atau persalinan.
2. Penyebab
Penyebab anemia menurut Depkes RI, sebagai berikut :
a. Kurangnya konsumsi makanan yang kaya akan zat besi, terutama yang
berasal dari sumber hewani
b. Kebutuhan yang meningkat karena kehamilan, pada penyakit infeksi
(malaria dan penyakit kronis lainnya misalnya TB Paru)
1
c. Kehilangan besi yang berlebihan pada perdarahan termasuk haid yang
berlebih, sering melahirkan dan kecacingan, luka dengan perdarahan
d. Ketidakseimbangan antara kebutuhan tubuh akan besi dibandingkan
dengan penyerapan dari makanan. ( Depkes RI, 1998 : 51 )
3. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala menurut Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan
Sosial RI dalam buku Kader Usaha Perbaikan Gizi Keluarga, sebagai berikut :
a. Mata berkunang-kunang atau kepala pusing
b. Lemah atau kurang tenaga
c. Badan lesu
d. Cepat lelah
e. Gampang mengantuk
f. Lidah, bibir, kuku pucat sekali
g. Wajah / muka pucat dan kurang nafsu makan. ( Departemen Kesehatan
dan Kesejahteraan Sosial RI, 1999 : 76 )
4. Klasifikasi
Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar,
MPH dalam buku Sinopsis Obsetri Edisi Kedua, 1998 : 146 yaitu :
a. Anemia defisiensi besi ( 62,03 % )
b. Anemia megaloblastik ( 29,0 % )
c. Anemia hipoplastik ( 8,0 % )
d. Anemia hemolitik ( 0,7 % ).
Menurut Depkes RI 1999, anemia dapat dikategorikan sebagai berikut :
a. Anemia berat :
Apabila kadar Hb dalam darah kurang dari 8 gr%
b. Anemia ringan
Apabila kadar Hb dalam darah 8 – 11 gr%.
2
Pembagian anemia pada ibu hamil menurut Prof. Dr. Ida Bagus Gde
Manuaba dalam buku Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obsetri
Ginekologi dan KB, 2001 : 51 yaitu :
a. Ringan Hb 9 – 10 gr %
b. Anemia sedang 7 – 8 gr %
c. Anemia berat Hb kurang dari 7 gr %
Definisi anemia menurut WHO dalam buku Kapita Selekta
Penatalaksanaan Rutin Obsetri Ginekologi dan KB, sebagai berikut :
a. Anak prasekolah 11 gr%
b. Anak sekolah 12 gr%
c. Laki-laki dewasa 13 gr%
d. Wanita dewasa 12 gr%
e. Ibu hamil 11 gr%.
( Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, 2001 : 51 )
Menurunnya Hb menurut Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, dapat
menyebabkan :
a. Hb sekitar kurang dari 10 gr%
1) Pusing, cepat lelah
2) Prestasi kerja menurun
b. Hb kurang dari 8 gr%
1) Tampak anemia
2) Pusing, pening
3) Nyeri dada
4) Sukar bernafas.
( Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, 2001 : 51 )
3
5. Akibat anemia pada kehamilan dan janin
Berbagai akibat anemia pada kehamilan dan janin menurut Prof. Dr. Ida
Bagus Gde Manuaba, sebagai berikut :
a. Akibat anemia pada kehamilan
1) Hamil muda ( trimester pertama)
(a) Abortus
(b) Missed abortus
(c) Kelainan kongenital
(d) Ibu tidak kuat bekerja
2) Trimester kedua
(a) Persalinan prematur
(b) Perdarahan antepartum
(c) Gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
(d) Asfiksia intrauterin sampai kematian
(e) Berat badan lahir rendah
(f) IQ rendah
(g) Dekompensasi kordis sampai kematian ibu
3) Saat inpartu atau trimester ketiga
(a) Gangguan his primer dan sekunder
(b) Janin lahir dengan anemia
(c) Persalinan dengan tindakan tinggi
(1) Ibu cepat lelah
(2) Gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif
4) Pascapartus
(a) Atonia uteri menyebabkan perdarahan
(b) Retensio plasenta
(1) Plasenta adhesiva
(2) Plasenta akreta
(3) Plasenta inkreta
4
(4) Plasenta perkreta
(c) Perlukaan sukar sembuh
(d) Mudah menjadi febris puerperalis
(e) Gangguan involusi uteri
(f) Kematian ibu tinggi
(1) Perdarahan
(2) Infeksi puerparalis
(3) Gestosis.
b. Akibat anemia terhadap janin
1) Kematian mudigah (keguguran)
2) Kematian janin dalam kandungan
3) Kematian janin waktu lahir
4) Kematian perinatal tinggi
5) Prematuritas
6) Dapat terjadi cacat bawaan
7) Cadangan besi kurang.
( Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, 2001 : 51 )
6. Pencegahan dan Penanggulangan Anemia
Menurut Depkes RI, pencegahan dan penanggulangan anemia adalah
sebagai berikut :
a. Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung zat hewani, seperti :
hati, ikan, daging dan lain-lain serta sumber nabati, seperti : sayuran hijau,
tempe, tahu dan buah-buahan berwarna untuk membantu penyerapan besi
dan membantu proses pembentukan Hb.
Pada ibu hamil dengan anemia harus diperhatikan :
1) Ibu hamil harus makan dan minum lebih banyak daripada saat tidak
hamil.
5
2) Untuk mencegah kurang darah selama hamil, ibu harus banyak makan
makanan sumber besi, seperti : sayuran hijau, buah, tempe, tahu,
kacang hijau, kacang merah dan daging.
3) Selama hamil makanlah, makanan beraneka ragam setiap hari dalam
jumlah cukup dan makanan yang aman bagi kesehatan.
4) Bila nafsu makan ibu kurang, makanlah makanan yang segar-segar,
seperti : buah, sayur bening dan sayur segar lainnya.
5) Hindarkan pantangan terhadap pantangan yang keliru, yang dapat
merugikan kesehatan ibu seperti tidak boleh makan ikan, telur,
buah-buahan tertentu dan sebagainya.
6) Selama hamil sebaiknya tidak melakukan pekerjaan yang berat.
7) Mengatur jumlah kelahiran dan membatasi kehamilan dengan menjadi
peserta KB.
b. Pemberian tablet Fe
1) Dosis dan cara pemberian tablet besi ( tablet tambah darah ) pada ibu
hamil.
Dosis pencegahan :
Sehari 1 tablet berturut-turut selama minimal 90 hari :
a) Diberikan tanpa pemeriksaan Hb
b) Dimulai pada waktu pertama kali pemeriksaan kehamilan
c) Bila ibu hamil telah melahirkan tetapi Fe yang dimakan belum
mencukupi 90 tablet, maka tablet Fe harus diteruskan sampai
selesai.
2) Efek samping obat :
a) Pemberian tablet tambah darah kadang-kadang dapat
menimbulkan gejala seperti : mual, nyeri di daerah lambung,
muntah, kadang-kadang diare atau sulit buang air bersih.
b) Setelah minum tablet tambah darah, kotoran (tinja) akan menjadi
hitam, hal ini sama sekali tidak membahayakan.
6
c) Rasa tabletnya seperti zat besi
3) Cara makan obat :
a) Untuk mencegah timbulnya gejala diatas dianjurkan minum tablet
tambah darah setelah makan malam.
b) Dianjurkan tidak minum tablet tambah darah bersama-sama
dengan susu, teh, kopi, tablet kalk atau obat sakit maag.
4) Beberapa faktor yang perlu diperhitungkan dengan pemberian
zat besi :
a) Reaksi tubuh terhadap zat besi
b) Kemampuan resorbsi intestine
c) Kemampuan hemopoltisis sumsum tulang
d) Jumlah kehilangan darah
e) Faktor makanan :
- Teh dan kopi menghambat resorbsi zat besi
- Vitamin C meningkatkan resorbsi zat besi
1. Terdapat dalam buah segar
2. Vitamin C 25 mg meningkatkan resorbsi 2 kali
3. 500 mg meningkatkan resorbsi 6 kali
4. Hindari makan buah yang pengolahannya dapat
meningkatkan vitamin C.
f) Kemampuan pengendalian parasit infeksi yang menghilangkan
darah menahun.
g) Tingkat anemia yang di derita
h) Pada ibu hamil sejak permulaan sudah anemia, diperlukan
pemberian zat besi sehingga kehamilan dapat berlangsung tanpa
menimbulkan penyulit hamil, persalinan dan pascapartus.
( Depkes RI, 1998 : 52 )
7
7. Tindak Lanjut
Tentang tindak lanjut penulis mengutip dari Depkes RI dalam buku
Perawatan Kesehatan Bagi Kader, sebagai berikut :
a. Ibu hamil yang anemia perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
b. Ibu hamil mukanya sangat pucat, sembab dan tidak ada nafsu makan,
segera di rujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit.
c. Memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengadaan makanan antara
lain :
- Pemanfaatan pekarangan
- Penganekaragaman pangan
- Usaha peningkatan pendapatan keluarga. ( Depkes RI, 1997 : 35 )
8. Dampak Penyakit Terhadap Fungsi Keluarga
Dalam tulisan sebelumnya penulis telah menguraikan tentang fungsi
keluarga. Dengan adanya ibu hamil yang menderita anemia akan berdampak
pada fungsi keluarga, adapun dampak tersebut menurut penulis adalah sebagai
berikut :
a. Fungsi afektif
Keluarga mengajak klien untuk memperhatikan segala kebutuhan selama
hamil dan dalam hubungan dengan orang lain untuk perkembangan
individu dan psikososial.
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga membina hubungan antara sesama anggota keluarga dan
mempersiapkan anggota keluarga untuk tetap bisa bersosialisasi dengan
calon anggota keluarga baru.
c. Fungsi produktif
Mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan hidup keluarga
dengan adanya calon anggota keluarga baru sebagai generasi penerus.
d. Fungsi ekonomi
8
Kepala keluarga akan lebih bertanggung jawab untuk pengaturan
penggunaan penghasilan keluarga dengan bertambahnya calon anggota
baru, sehingga keluarga harus menabung untuk memenuhi kebutuhan
persalinan dan perawatan calon anggota keluarga yang baru.
e. Fungsi perawatan atau pemeliharaan
Untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga secara
keseluruhan, terutama saat ini bagi ibu dan calon anggota keluarga yang
baru.
f. Fungsi pendidikan
Dengan adanya penyakit anemia pada kehamilan keluarga perlu
mengetahui dan menjelaskan terutama kepada ibu hamil tentang
perawatan dan pencegahan agar tidak menderita anemia.
C. Proses Keperawatan Keluarga
Menurut Nasrul Effendy : “ Proses keperawatan adalah kegiatan yang
dinamis yang memerlukan dasar pengetahuan dan keterampilan yang telah
diselidiki dan di pelajari dengan menggunakan pemikiran yang tajam ”.
( Nasrul Effendy, 1998 : 46 )
Menurut Carol l, et all : Proses keperawatan keluarga adalah suatu
metoda yang sistematis yang menunjukan hubungan perawat-klien dalam
(1) menentukan kebutuhan perawatan (2) perencanaan implementasi
(3) mengevaluasi hasil dan berpusat pada klien serta berorientasi pada hasil.
(Carol L, Priscilla Le Mone, Fundamentals Of Nursing, Third Edition,
1993 : 224)
Tahap-tahap dalam proses keperawatan keluarga dengan masalah anemia
pada kehamilan :
1. Pengkajian
9
Definisi pengkajian penulis mengutip dari Nasrul Effendy,
sebagai berikut :
“ Pengkajian adalah sekumpulan tindakan ynag dilakukan oleh perawat
untuk mengukur keadaan klien atau keluarga dengan memakai norma-norma
kesehatan pribadi maupun sosial, sistem integrasi dan kesanggupan keluarga
untuk mengatasi masalahnya “ ( Nasrul Effendy, 1998 : 46 ).
Pengkajian ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu :
a. Pengumpulan data, dapat dilakukan melalui cara :
1) Wawancara
Yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui pada klien
dengan anemia.
a) Aspek fisik
Keadaan fisik klien yang menderita anemia dan keluhan-
keluhan yang dirasakan seperti sakit kepala, mata berkunang-
kunang, merasa lemah, letih dan lesu, tidak nafsu makan, jantung
berdebar-debar, sukar menelan, konjuctiva anemis, lidah licin,
merah dan stomatitis, kuku menjadi cekung, kelemahan otot,
postur berjalan lambat, pucat pada kulit dan membran mukosa,
pengisian kapiler melambat, kuku mudah patah, mual muntah,
turgor kulit buruk.
b) Mental
Bagaimana mental klien yang menderita penyakit anemia
terhadap penyakit-penyakitnya itu. Apakah menerima atau
menjadi rendah diri karena penyakirnya. Bagaimana pandangan
klien terhadap segala tindakan perawatan yang dilakukan.
c) Sosial, Budaya dan Ekonomi
(1) Penghasilan dan pengeluaran yang meliputi pekerjaan,
sumber penghasilan dan kesanggupan untuk memenuhi
10
kebutuhan. Apakah ada simpanan di bank atau disimpan
dirumah, siapakah yang menentukan keuangan dan
bagaimana keuangan itu digunakan.
(2) Suku bangsa dan agama
(3) Peranan masing-masing anggota keluarga
d) Kebiasaan
Kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan klien penderita
anemia sebelum atau sesudah menderita seperti kebiasaan tidur
dan pola makan, penurunan semangat untuk bekerja, kebutuhan
untuk istirahat dan tidur lebih banyak, penurunan masukan
makanan, masukan protein hewani rendah, masukan produksi
sereal tinggi, mual dan muntah.
e) Lingkungan
Rumah meliputi tipe rumah apakah permanen atau semi
permanen, luas rumah memadai atau tidak, jumlah ruangan,
persediaan air bersih, jenis dan kualitas air, cara pembuangan
sampah, bagaimana pembuangan air limbah, fasilitas komunikasi
dan transportasi, fasilitas pelayanan kesehatan, mempunyai
WC atau tidak, lingkungan rumah dari bahaya kecelakaan.
2) Pengamatan atau observasi langsung
Pengamatan terhadap hal-hal yang tidak perlu ditanyakan, karena
sudah dianggap cukup melalui pengamatan saja, diantaranya adalah :
a) Ventilasi dan penerangan
Keadekuatan penerangan (sumber penerangan, sinar matahari
yang masuk kedalam rumah dan keadekuatan sirkulasi udara)
ukuran ventilasi apakah 10-15 % dari luas lantai, dapat membaca
atau tidak tanpa bantuan penerangan pada siang hari.
b) Kebersihan
11
kebersihan diri atau kebersihan lingkungan sangat
mempengaruhi proses penyebaran suatu penyakit. Suatu penyakit
dapat mendorong terjadinya gangguan dalam memelihara
kebersihan diri seperti, kurang bertenaga dan penampilan tidak
rapih.
3) Studi dokumentasi
Meliputi data yang menunjang anemia :
a) Catatan pengobatan
Terdiri dari obat-obatan penambah darah, seperti tablet besi
(Fe) dan sejenisnya.
b) Pemeriksaan laboratorium
Pada penderita anemia, dilakukan pemeriksaan kadar Hb
(hemoglobin) dalam darah, volume sel packed (hematokrit) atau
kadar eritrosit darah dalam pemeriksaan ditemukan kadar
hemoglobin dalam darah pada ibu hamil yang menderita anemia
biasanya Hb dibawah 11 gr %.
4) Pemeriksaan fisik
Keadaan umum klien anemia biasanya mengeluh lemas, sakit
kepala, mata berkunang-kunang, tidak nafsu makan, konjuctiva
anemis, kuku menjadi cekung, jantung berdebar-debar, lidah licin
merah dan stomatitis, mual muntah, kulit dan membran mukosa
pucat, penurunan berta badan, turgor kulit buruk, lidah tampak
merah. Kaji keadaan umum dan tanda-tanda vital.
Data-data yang dikumpulkan meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Identitas keluarga
Mengetahui adanya susunan anggota keluarga, peran masing-masing
anggota keluarga terutama untuk penderita anemia yang membutuhkan
perhatian dan perawatan dari keluarganya.
12
2. Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang dialami maupun yang
pernah dialami, terutama riwayat penderita anemia pada anggota
keluarga.
3. Anggota keluarga
Dilakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui adanya tanda-tanda
suatu penyakit dan pengetahuan keluarga tentang nutrisi dan kehamilan.
4. Jarak antara lokasi dengan fasilitas kesehatan masyarakat yang ada
Pemeriksaan kehamilan harus dilakukan secara teratur, dengan jarak
yang jauh akan menimbulkan keengganan dan kemalasan untuk pergi
berobat.
5. Keadaan keluarga, meliputi :
a. Biologis
Apakah keluarga dapat memelihara dan merawat anggota
keluarga yang menderita penyakit anemia dengan memenuhi
kecukupan gizi keluarga.
b. Psikologis
Apakah keluarga memberikan kasih sayang, rasa aman, perhatian
diantara anggota keluarga terutama kepada anggota keluarga yang
menderita anemia.
c. Sosial
Apakah keluarga dan klien dapat membina sosialisasi antar
anggota keluarga dan lingkungan sekitarnya.
d. Kultural
Bagaimana kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan klien dan
keluarganya, dengan adanya tanda-tanda klinis penyakit anemia atau
akibat lanjutan penyakit anemia terhadap kehamilan.
13
e. Spiritual
Bagaimana keyakinan klien akan kesehatan dihubungkan
dengan latar belakang agama klien.
f. Lingkungan
Bagaimana lingkungan di sekitar klien, penerimaan masyarakat
terhadap klien dan keluarga. Apakah klien dapat melakukan aktifitas
sehari-hari.
g. Data penunjang lainnya, seperti nutrisi
Penderita anemia dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan
yang mengandung zat besi, asam folat dan vitamin B.12, bagi ibu
hamil dianjurkan untuk makan makanan seimbang.
b. Analisa data
Didalam menganalisis data penulis mengutip dari Nasrul Effendy,
ada tiga norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan
kesehatan keluarga, yaitu :
1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga,
meliputi :
a) Keadaan kesehatan fisik, mental, sosial anggota keluarga
b) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga
c) Keadaan gizi anggota keluarga
d) Status imunisasi anggota keluarga
e) Kehamilan dan keluarga berencana
2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan
Rumah meliputi : ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi,
luas rumah dibanding dengan anggota keluarga dan sebagainya.
3) Karakteristik keluarga :
a) Sifat-sifat keluarga
b) Dinamika dalam keluarga
c) Komunikasi dalam keluarga
14
d) Interaksi antar anggota keluarga
e) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan
anggota keluarga
f) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga.
( Nasrul Effendy, 1998 : 48 )
c. Perumusan masalah
Yaitu untuk menentukan masalah kesehatan dan masalah
keperawatan. Pada tahap ini penulis mengambil kutipan dari Nasrul
Effendy, perumusan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga yang
diambil didasarkan kepada penganalisaan praktek lapangan yang
didasarkan kepada analisa konsep, prinsip, teori dan standar yang dapat
dijadikan acuan dalam menganalisa sebelum mengambil keputusan
tentang masalah kesehatan dan keperawatan keluarga.
Dalam tipologi masalah kesehatan keluarga ada tiga kelompok
masalah besar, yaitu :
1. Ancaman kesehatan
Yaitu keadaan-keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya
penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi
kesehatan.
2. Kurang atau tidak sehat
Yaitu kegagalan dalam memantapkan kesehatan.
3. Situasi krisis
Yaitu saat-saat yang banyak menuntut individu atau keluarga
dalam menyesuaikan diri termasuk juga dalam hal sumber daya
keluarga.
Dari ketiga faktor tersebut kemungkinan masalah yang muncul
dari anggota keluarga yang menderita penyakit anemia adalah
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah anemia dan
15
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
sakit. ( Nasrul Effendy, 1998 : 48 )
d. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga menurut Nasrul Effendy, adalah
sebagai berikut :
“ Diagnosa keperawatan adalah pernyataan tentang factor-faktor yang
mempertahankan respon atau tanggapan yang tidak sehat dan
menghalangi perubahan yang diharapkan “. (Nasrul Effendy, 1998 : 51)
Dalam menetapkan diagnosa keperawatan keluarga, ditetapkan
faktor resiko dan faktor potensial terjadinya penyakit atau masalah
kesehatan keluarga, serta mempertimbangkan kemampuan keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi keluarga tersebut.
Diagnosa keperawatan ditegakkan dengan menggunakan formulasi
PES ( Problem, Etiologi, Sign ).
e. Prioritas masalah
Penulis dalam menyusun prioritas masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga, mengutip dari Nasrul Effendy, yang harus
didasarkan pada beberapa kriteria sebagai berikut :
1) Sifat masalah, dikelompokan menjadi :
a) Ancaman kesehatan
b) Keadan sakit atau kurang sehat
c) Situasi krisis
2) Kemungkinan masalah dapat dirubah
Adalah kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi masalah
atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi keperawatan dan
kesehatan.
3) Potensi masalah untuk di cegah
Adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul dan dapat
dikurangi atau dicegah melaluyi tindakan keperawatan kesehatan.
16
4) Masalah yang menonjol
Adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal
beratnya dan mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi
keperawatan dan kesehatan. ( Nasrul Effendy, 1998 : 52 )
Tabel 2.4
Perhitungan Nilai ( Scoring ) Masalah Kesehatan
No Kriteria Nilai Bobot
1 Sifat masalah
Skala : Tidak/kurang sehat ……………….
Ancaman kesehatan ………………
Krisis ……………………………..
3
2
1
1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala : Dengan mudah ……………………
Hanya sebagian …………………
Tidak dapat ……………………….
2
1
0
2
3 Potensi masalah untuk dicegah
Skala : Tinggi …………………………….
Cukup …………………………….
Rendah ……………………………
3
2
1
1
4 Menonjolnya masalah
Skala : Masalah berat harus ditangani ……
Masalah yang tidak perlu segera
ditangani ………………………….
Masalah tidak dirasakan ………….
2
1
0
1
Sumber : Nasrul Effendy, 1998 : 53 Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan
Masyarakat, EGC, Jakarta
17
Skoring :
1. Tentukan skor untuk setiap kriteria
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot.
Skor
Angka tinggi
3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria
4. Skor tertinggi adalah lima, dan sama untuk seluruh bobot
f) Format pengkajian keluarga
Tabel 2.5
Pengkajian Keluarga Mandiri
TglMasalah
Kesehatan
Masalah
Keperawatan
Kriteria Keluarga Mandiri Kategori/
Simpulan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan :
Kriteria keluarga mandiri terdiri dari tiga bagian, berikan cek ( √ ) pada kolom
dengan angka 1 – 10 sesuai dengan kriteria berikut ini :
A. Keluarga mengetahui masalah kesehatan, dengan kriteria :
1) Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan gejala dari
masalah kesehatan yang ada
2) Keluarga dapat menyebutkan penyebab masalah kesehatan
3) Keluarga dapat menyebutkan faktor yang mempengaruhi masalah
kesehatan.
4) Keluarga memiliki persepsi yang positif terhadap masalah
18
x Bobot
B. Keluarga mau mengambil keputusan untuk mengatasi masalah, dengan
kriteria :
5) Masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
6) Keluarga dapat mengungkapkan / menyebutkan akibat dari masalah
kesehatan tersebut.
7) Keluarga dapat membuat keputusan yang tepat tentang penanganan
masalah kesehatan tersebut.
C. Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan masalah kesehatan,
dengan kriteria :
8) Keluarga mampu menggali dan memanfatkan sumber daya berupa
pembiayaan untuk kesehatan, alat P3K, KMS, dan Kartu Keluarga
Sehat.
9) Keluarga terampil melaksanakan perawatan pada anggota keluarga
(preventif, promotif, dan kreatif).
10) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang mendukung
kesehatan.
Kategori keluarga mandiri/simpulan dibuat berdasarkan
penjumlahan kriteria diatas, masing-masing memiliki nilai satu.
Pembagian kategori berdasarkan pengelompokan sebagai berikut :
1. Keluarga Mandiri I ( KM I ) : skornya 1-4
2. Keluarga Mandiri II ( KM II ) : skornya 5-7
3. Keluarga Mandiri III ( KM III ) : skornya 8-10
2. Perencanaan
Langkah selanjutnya setelah pengkajian adalah menyusun perencanaan
perawatan kesehatan dan keperawatan keluarga. Dalam perencanaan penulis
mengambil kutipan dari Nasrul Effendy, sebagai berikut :
19
“ Perencanaan keperawatan adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan
perawat untuk dilaksanakan, dalam memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang telah diindentifikasi “ . (Nasrul Effendy, 1998 : 54)
Rencana keperawatan yang mungkin timbul pada keluarga yang
mempunyai masalah dengan penyakit anemia antara lain :
a. Masalah kesehatan : Anemia
Masalah keperawatan : Gangguan pemenuhan nutrisi : anemia
berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga
tentang anemia pada ibu hamil.
Tujuan : 1) Setelah diberikan penyuluhan selama
20 menit keluarga dapat mengenal adanya
anemia.
2) Keluarga mampu untuk mengambil
keputusan dalam melakukan tindakan
terhadap anemia ibu hamil.
3) Keluarga membawa dan memeriksakan
anggota keluarga ke Puskesmas atau ke
Posyandu
Intervensi : 1) Beri penyuluhan dan diskusikan dengan
keluarga tentang :
(a) Pengertian anemia
(b) Tanda dan gejala anemia
(c) Pengaruh anemia terhadap
kehamilan dan janin
(d) Cara mengatasi anemia.
2) Bantu keluarga untuk mengambil
keputusan dalam mengatasi masalah
anemia.
20
3) Motivasi keluarga untuk sering
memeriksakan kehamilan ke Puskesmas
atau ke Posyandu.
b. Masalah kesehatan : Gizi
Masalah keperawatan : Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan ketidakmauan
keluarga dalam mengkonsumsi makanan
bergizi.
Tujuan : 1) Setelah diberikan penyukuhan selama
20 menit keluarga mengenal adanya
masalah gizi tidak seimbang.
2) Keluarga mampu mengambil keputusan
dalam melakukan tindakan untuk memberi
makanan yang bergizi.
Intervensi : 1) Beri penyuluhan dan tanya jawab
tentang masalah gizi seimbang yang
meliputi :
(a) Pengertian gizi seimbang
(b) Tanda dan gejala kurang gizi
(c) Akibat kurang gizi
(d) Makanan yang baik untuk ibu
hamil
(e) Cara mengatasi kurang gizi
2) Bantu keluarga dalam mengambil
keputusan yang tepat untuk mengatasi
masalah gizi seimbang
3) Mendemonstrasikan tentang cara
pengolahan makanan yang baik dan benar.
c. Masalah kesehatan : Kehamilan resiko tinggi
21
Masalah keperawatan : Gangguan dalam proses persalinan
berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga
mengenal faktor-faktor penyulit persalinan.
Tujuan : 1) Setelah diberi penyuluhan selama
20 menit keluarga mampu mengenal
adanya kehamilan resiko tinggi.
2) Keluarga mampu mengambil keputusan
yang tepat dalam mengatasi masalah
kehamilan resiko tinggi.
3) Keluarga memeriksakan kehamilan ke
Posyandu atau Puskesmas.
Intervensi : 1) Beri penyuluhan kepada keluarga
tentang :
(a) Pengertian kehamilan resiko tinggi
(b) Akibat kehamilan resiko tinggi.
(c) Faktor-faktor yang menyebabkan
kehamilan resiko tinggi.
(d) Cara mengatasi kehamilan resiko
tinggi
2) Diskusikan dengan keluarga tentang
perawatan ibu hamil dirumah dan
fasilitas kesehatan yang ada untuk
membantu prosaes persalinan.
3) Motivasi keluarga untuk sering
berkunjungan dan memeriksakan
kehamilan ke Puskesmas atau Posyandu.
d. Masalah kesehatan : Lingkungan rumah kurang sehat
22
Masalah keperawatan : Resiko terjadinya gangguan kesehatan
berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga memelihara lingkungan rumah
Tujuan : 1) Setelah diberi penyuluhan selama
20 menit keluarga mampu menjelaskan
tentang rumah sehat.
2) Keluarga mampu mengambil tindakan
yang tepat dalam memelihara
lingkungan rumah.
3) Keluarga mampu menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada.
Intervensi : 1) Beri penyuluhan pada keluarga tentang :
(a) Pengertian rumah sehat
(b) syarat-syarat rumah sehat
(c) Akibat rumah tidak sehat
2) Beri motivasi pada keluarga untuk
memelihara lingkungan rumahnya.
3) Menganjurkan keluarga untuk membuka
jendela pada pagi hari serta menata
perabotan rumah dengan rapih.
3. Implementasi
Dalam memilih tindakan keperawatan ada 2 faktor yang perlu
diperhatikan, yaitu Sifat masalah dan sumber-sumber yang tersedia untuk
pemecahan masalah.
Dalam implementasi penulis mengutip dari Nasrul Effendy, yang
mencakup hal-hal di bawah ini :
a. Merangsang keluarga mengenal dan menerima masalah dan kebutuhan
kesehatan mereka melalui :
23
1) Memperluas pengetahuan keluarga melalui penyuluhan kesehatan.
2) Membantu keluarga melihat situasi dan akibat dari situasi tersebut.
3) Mengkaitkan kebutuhan kesehatan dan sasaran keluarga.
4) Mengembangkan sikap positif dalam keluarga.
b. Menolong keluarga untuk menentukan tindakan keperawatan :
1) Merundingkan dengan keluarga mengenai akibat-akibat bila mereka
tidak mengambil tindakan.
2) Memperkenalkan kepada keluarga tentang alternative yang dapat
mereka pilih dan sumber-sumber yang diperlukan dalam melakukan
tindakan keperawatan.
3) Merundingkan dengan keluarga akibat dari tindakan atau
kemungkinan side efek yang mungkin timbul.
c. Menimbulkan kepercayaan keluarga terhadap perawat :
1) Memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang
sakit.
2) Mencari cara untuk mengurangi ancaman kesehatan dan
perkembangan kepribadian para anggotanya.
3) Membantu memperbaiki fasilitas fisik rumah dengan menolong
keluarga memperbaiki yang sudah ada.
4) Mengembangkan pola komunikasi dengan keluarga agar terjadi
saling pengertian yang mendalam.
5) Membantu keluarga mengembangkan kesanggupan mereka dalam
memenuhi kebutuhan psikososial para anggotanya.
6) Mencegah rintangan-rintangan dalam mengadakan rujukan.
7) Perawat harus mempunyai pengetahuan yang luas tentang
sumber-sumber daya yang ada di masyarakat dan bagaimana
memanfatkannya. ( Nasrul Effendy, 1998 : 57 )
24
Tindakan yang dilakukan adalah tindakan primer, sekunder dan
tersier. Tindakan primer adalah dengan memberikan pendidikan atau
penyuluhan kesehatan mengenai masalah anemia. Tindakan sekunder adalah
dengan mencegah komplikasi lebih lanjut dengan memberikan perawatan
yang seoptimal mungkin. Tindakan tersier adalah untuk mengembalikan
penderita sejauh mungkin ke tingkat kualitas hidup yang optimal.
4. Evaluasi
Tentang pengertian evaluasi penulis mengutip pendapat Nasrul Effendy,
sebagai berikut :
“ Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai “.
Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan. Apabila dalam evaluasi tujuan
tidak tercapai, maka perlu dicari penyebabnya. Hal ini dapat terjadi karena
beberapa faktor :
a. Tujuan tidak realistis
b. Tindakan keperawatan yang tidak tepat
c. Ada faktor lingkungan yang tidak bisa diatasi.
( Nasrul Effendy, 1998 : 59 )
Dalam mengambil penyusunan evaluasi penulis mengutip dari
Suprajitno S.Kp, sebagai berikut :
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP dengan pengertian
S adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara
subjektif keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan, O
adalah keadaan objektif yang dapat di identifikasikan oleh perawat
dengan menggunakan pengamatan setelah implementasi
keperawatan, A merupakan analisa perawat setelah respon subjektif
yang telah ditentukan mengacu pada tujuan dan rencana perawatan
keluarga, P adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat
menemukan analisis. ( Suprajitno S.Kp, 2004 : 32 )
25
Hasil asuhan keperawatan dapat diukur dari 3 dimensi :
a. Keadaan fisik
Misalnya peningkatan berat badan pada klien yang menderita
anemia dan peningkatan kadar hemoglobin ( Hb ) dalam darah.
b. Psikologis dan sifat
Misalnya berkembangnya sikap positif keluarga terhadap perawat
dalam memberikan asuhan pada penderita anemia.
c. Pengetahuan dan perubahan perilaku.
Keluarga melaksanakan petunjuk-petunjuk yang berkaitan dengan
perawatan anemia.
26