askep kanker TIROID

15
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIAGNOSA KARSINOMA TIROID I. DASAR KONSEP II. Pengertian Karsinoma tiroid adalah Neo Pl asma yang jin ak ber asa l dari sel epitel yang tumbuh pada kelenjar gondok. (Ahmas AK. Muda, 199 ! 11"#. III. $tiologi Pada kasus ini etiologi yang pasti belum diketahui. %ang berperan khususnya untuk papilar dan &alikular adalah radiasi dan gaiter endemis dan untuk jeni s medu lar adal ah &akt or gen etik, belum dike tahu i suat u kars inog en yan g berp eran untuk kanker anap last ik dan medular. (Ari& Mansjoer, ' ! '")#.

Transcript of askep kanker TIROID

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN DIAGNOSA KARSINOMA TIROID

A. DASAR KONSEP

I. Pengertian

Karsinoma tiroid adalah Neo Plasma yang jinak berasal dari sel epitel yang tumbuh pada kelenjar gondok. (Ahmas AK. Muda, 1994 ; 118).

II. Etiologi

Pada kasus ini etiologi yang pasti belum diketahui. Yang berperan khususnya untuk papilar dan falikular adalah radiasi dan gaiter endemis dan untuk jenis medular adalah faktor genetik, belum diketahui suatu karsinogen yang berperan untuk kanker anaplastik dan medular. (Arif Mansjoer, 2000 ; 287).III. Patofisiologi

IV. Manifestas Klinis

Gelaja karsinoma tiroid bisa ditemukan sebagai berikut :

1. Kista bisa cepat membesar nodul jinak perlahan, sedangkan nodul ganas agak cepat dan nodul anaplastik sangat cepat (dihitung dalam minggu) tanpa nyeri.

2. Terdapat faktor resiko yaitu :

Masa anak-anak pernah mendapat terapi sinar didaerah leher atau sekitar.

Anggota keluarga lainnya mendarita kelainan kelanjar gondok.

3. Merasakan adanya gangguan mekanik di daerah leher seperti gangguan menelan yang menunjukkan adanya desakan esofagus atau perasaan sesak yang menunjukkan adanyaa desakan ke trakea.

4. Pembesaran kelenjar getah bening di daerah leher (mungkin metastasis).

5. Penonjolan / kelainan pada tempurung kepala (metastasis di tengkorak) perasaan sesak dan batuk yang disertai dahak berdarah (metastasis di paru-paru bagi jenis falikular).

(Arif Mansjoer, 2000 ; 288)

V. Gambaran Nistologi

Menurut Mc. Kenzi (1971) ada 4 tipe jaringan karsinoma tiroid yang berbeda yang dipakai untuk pelaksanaan sehari-hari yaitu :

1. Karsinoma Papilar

Merupakan tipe kanker tiroid yang sering ditemukan, banyak para wanita atau kelompok usia diatas 40 tahun. Karsinoma papilar merupakan tumor yang perkembangannya lambat dan dapat muncul bertahun-tahun sebelum menyebar kedaerah nadus nodus limpa.

2. Karsinoma Falikular

Terdapat kira-kira 25% dari seluruh karsinoma tiroid yang ada, terutama mengenai kelompok usia diatas 50 tahun. Menyerang pembuluh darah yang kemudian menyebar ketulang dan jaringan paru, jarang menyebar kedaerah nodus limpa tapi dapat melekat di trakeu, otot leher, pembuluh darah besar dan kulit yang kemudian menyebabkan dispnea serta disfagia.

3. Karsinoma Medular

Timbulnya dijaringan tiroid parafolikur. Banyaknya 5-10%dari seluruh karsinoma tiroid dan umumnya mengenai orang yang berusia diatas 50 tahun. Penyebarannya melewati nodes limpa dan menyerang struktur disekelilingnya.tumor ini sering terjadi dan merupakan bagian dari multiple endocrine neaplasia (MEN). Tipe II yang juga bagian dari penyakit endokrin dimana terdapat sekresi yang berlebihan dari kalsitonin, ACTN, prostoglandin dan seratonin.

4. Karsinoma Anaplastik

Merupakan tumor yang berkembang dengan cepat dan luar biasa agresif. Kanker jenis ini secara langsung menyerang struktur yang berdekatan yang menimbulkan gejala seperti

Stridor (suara serak/parau, suara nafas terdengar nyaring)

Suara serak

Disfagia (gangguan daya bicara)

VI. Pemeriksaan Penunjangan

1. Pemeriksaan TSH(sensitif) dan T4 bebas

2. pemeriksaaan laboratorium, pemeriksaan kadar kalsitonin untuk pasien yang dicurigai, karsinama medular, DL,SGOT, SGPT, BSH.

3. pemeriksaan ultrasanografi untuk menentukan apakah nodul padat atau kistik.

4. pemeriksaan sidik tiroid

5. pemeriksaan radiologis dilakukan untuk mencari metastatis. Dilakukan foto palos jaringan lunak leher anterior-posterior dan lateral dengan posisi leher hiperektensi bila tumor membesar. Esofagogram bila secara klinis terdapat tanda-tanda adanya inflitrasi ke esofagos dan foto tulang bila tanda-tanda metastasis ketulang yang bersangkutan.

(Arif Mansjoer 2000:288)

VII. Penatalaksanaan

1. Operasi

Teknik operasi yang direkomendasikan ialah tiroidetomi artinya mengangkat kelenjar tiroid bisa sabelah(dekstra atau sinistra) atau keduanya(bilateral).

2 Radiasi

Radiasi interna dilakukan dengan syarat jaringan tiroid normal yang afinitusnya lebih besar harus dihilangkan dulu dengan operasi atau ablasio dengan pemberian 1131 dosis yang lebih tinggi sehingga jaringan tiroid normal rusak semua. Radiasi ini diberikan pada tumor yang bermetastatis atau terdapat sisa tumor.

Radiasi eksterna diberikan juga pada terapi paliatif bagi tumor yang telah bermetastatis.

3 Kemoterapi

Jenis pengobatan ini diberikan pada karsinoma anaplastik karena radiasi internal dan humoral tidak bermanfaat lagi. Obat yang diberikan ialah adriamisin tunggal atau kombinasi dengan cyspalthinum

4 Hurmonal

Terapi ini bertujuan menekan TSH yang diduga ikut berperan dalam merangsang ploriferasi pertumbuhan sel-sel maligna.

(Arif mansjoer 2000 : 290-291)

ASUHAN KEPERAWATAN

I.1. Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar deri proses keperawatan yang bertujuan mengumpulkan informasi atau data tentang pasien agar dapar mengidentifikasi, mengenali masalah, masalah kebutuhan kesehatan keperawatan pasien baik fisik, mental, sosial dan lingkungan.2. Pengumpulan data

Pada pengumpulan data ini dapat diperoleh dengan cara observasi pengukuran terhadap obyek dan pemeriksaan data yang tertulis.

A. Anamnese

1. Identitas pasien

Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, alamat, no RMK, tgl MRS, pekerjaan, agama.

2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Kelihan apa yang paling dirasakan oleh klien yang datang saat berobat. Pada klien karsinoma tiroid biasanya mengeluh terasa nyeri bila dibuat menelan karena adanya desahan esofagus

b. Riwayat kesehatan sekarang

Dimulai sejak klien menemukan benjolan yang keras / kenyal bila diraba dan melekat pada leher.

c. Riwayat kesehatan dahulu

Karsinoma tiroid bermula pada masa kanak-kanak atau dewasa awal adenokarsinoma folikular biasanya tampak pada usia di atas 40 tahun.

d. Riwayat penyakit keluarga

Di dalam keluarga apakah ada yang menderita penyakit karsinoma tiroid atau enyakit keturunan atau menular.

3. Pola-pola fungsi kesehatan

a. Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat

Bagaimana tanggapan klien terhadap penyakitnya dan tata cara perawatannya serta baimana tanggapan klien mengenai kebiasaan hidup sehat.b. Pola Nutrisi dan Metabolisme

Pada klien dengan karsinoma tiroid tidak ada panyangan tentang makan, pada metabolisme terjadi perubahan yaitu terjadi peningkatan nafsu makan dan penurunan berat badanc. Pola Aktivitas

Pada klien pre op tidak ada terbatasan untuk aktivitas semua dilakukan seperti biasa, mungkin pada post op klien bisa terjadi keterbatasan aktivitas karena proses pembedahan.

d. Pola Eliminasi

Dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi baik alvi maupun urine tidak terdapat gangguan, kalaupun ada mungkin disebabkan faktor lain.

e. Pola Sensori dan Kognitif

Pada sensori biasanya klien kanker tiroid tidak mengalami gangguan. Pada kognitif mungkin pengertian klien mengenal penyakitnya masih kurang bahkan tidak tau cara mengatasinya klien hanya merasa cemas.

f. Pola Persepsi Diri

Pada klien dengan kanker tiroid biasa juga terjadi perubahan sosial, karena minder atas penyakitnya.

g. Pola Hubungan Peran

Dengan adanya penyakit yang diderita klien bisa juga klien merasa malu berhubungan dengan orang lain.

h. Pola Reproduksi dan Sexual

Pada klien kanker tiroid tidak ada gangguan pada reproduksinya dan sexual kalaupun ada disebabkan oleh faktor lain.

i. Pola Penanggulangan Stress

Pada siapa biasanya klien menceritakan masalahnya, bagaimana kaping yang digunakannya.

j. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan

Agama apa yang dianut, apakah selama sakit ia masih mampu menjalankan ibadah atau ada perubahan yang berhubungan dengan penyakit yang diderita.4. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum

Kesadaran kompos mentis, tekanan darah dalam batas normal (120/80 mmHg) adapun terjadi peningkatan tekanan darah bisa disebbakan adanya komplilaso atau adanya riwayat hipertensi.

2. Kepala

Pada kepala bentuk normo cephalik dan simetris tidak terdapat penonjolan dan tidak mengalami nyeri kepala.

3. Leher

Pada insfeksi leher terdapat bukti gaiter yang dibuktikan oleh pembengkakan pada area leher atau suatu benjolan di bagian depan leher yang bergerak bila dibuat menelan apabila di palpasi teraba benjolan yang keras / kenyal.

4. Rambut

Pada pemeriksaan rambut tidak didapatkan. Suatu kelainan pada kasus endokrin terjadi kerontokan rambut biasanya pada pasien diabetes melitus miksedema.

5. Mata

Pada klien karsinoma tiroid bisa terjadi kelainan kesulitan memfokuskan mata.

6. Telingga

Klien karsinoma tiroid tidak dijumpai adanya kelainan pada telinga yaitu benjolan atau nyeri tekan.

7. Hidung

Pada hidung tidak ditemukan difarmitus, septum deviasi, apabila ada sekret, bau, obstruksi dan polip disebabkan komplikasi lain.

8. Mulut

Pada mulut, gusi tidak didapatkan ulkus perdarahan.

9. Thorax

Pada daerah thorax pada klien karsinoma tiroid tidak didapatkan kelainan bentuk thorax.

10. Kulit

Pada pemeriksaan kulit ada perubahan-perubahan ada kulit yaitu hangat, kulit lembab, palmar, eritema.

11. Abdomen

Pada klien karsinoma tiroid inspeksi abdomen tidak ada suatu, kelainan (membuncit, datar, penonjolan, umbilikus menonjol masuk kedalam) kemampuan didapatkan itu merupakan bawaan klien pada palpasi turgor kulit, tidak nyeri, hepar tidak teraba, pada auskultasi peristaltik usus normal (tidak terjadi peningkatan).

12. Gastrointestinal

Pada sistem gastrointestinal adapun perubahan-perubahan yaitu peningkatan nafsu makan, diare, penurunan berat badan.

13. Genetourinaria

Bisa terjadi urin dalam jumlah banyak.

14. Kardiovaskuler

Bisa terjadi perubahan-perubahan yaitu takikardi, nadi kuat, takipnea.

15. Neurologis

Bisa terjadi perubahan-perubahan insomnia, peka, agitosi, tremor, gelisah, hiperrefleksia pada reflek tendam.

16. Metabolik

Terdapat perubahan-perubahan metabolik (intalerasi ada panas, peningkatan suhu).

II. Diagnosa Keperawatan

1. Ansietas berhubungan dengan faktor kurang pengetahuan tentang kejadian pra operasi dan post operasi, proses pembedahan.

2. Potensial terjadi gangguan sosialisasi berhubungan dengan karsinoma tiroid yang dideritanya.

3. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi trakea.

4. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan edema jaringan.

5. Resiko terhadap infeksi berhubungan dnegan luka pembedahan.

6. Nyeri berhubungan dengan manipulasi bedah terhadap jaringan edema pasca operasi.

7. Kurangnya pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi prognosis dan kebutuhan tindakan berhubungan dengan tidak mengenali sumber informasi. (Marilyn E Doenges, 2000)

III. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Pre Operasi

1. Ansietas berhubungan dengan faktor kurang pengetahuan tentang kejadian pra operasi dan post operasi, proses pembedahan.

Tujuan : Klien mengungkapkan ansietas berkurang / hilang.

Kriteria Evaluasi : Klien mengungkapkan pemahaman tentang kejadian pre operasi dan post operasi, klein tamak rileks.

Rencana Tindakan :

a. Jelaskan apa yang terjadi selama proses pre operasi dan post operasi.

R/ pengetahuan tentan apa yang diperlukan membantu mengurangi cemas dan meningkatkan kerjasama klien setelah pemulihan.

b. Biarkan klien dan keluarga mengungkapkan tentang pengalaman pembedahan.

R/ dengan mengungkapkan perasaan pemecaham masalah dan memungkinkan pemberian perawatan.

c. Informasikan pada klien bahwa ada suara serak dan ketidak nyamanan menelan dapat dialami setelah pembedahan.

R/ membantu mengurangi kecemasan klien dalam menghadapi kondisi setelah pembedahan.

d. Informasikan tentang program pemulihan setelah operasi.

R/ program rehabilitasi merupakan bagian terapi yang sangat penting karena dapat mencapai tingkat dan fungsi yang terbaik.

e. Ajarkan dan biarkan klien memperaktekkan bagaimana menyokong leher (untuk menghindari tegangan pada insisi bila turun dari tempat tidur atau batuk

R/ praktek aktivitas post operasi membantu menjamin, penurunan program pasca operasi terkomplikasi.

2. Potensial terjadi gangguan sosialisasi berhubungan dengan karsinoma tiroid yang dideritanya.

Tujuan : Tidak terjadi gangguan sosialisasi setalah diberikan penyuluhan.

Kriteria Evaluasi : Klien dapat bergaul dengan lingkungan sekitar seperti biasa

Rencana Tindakan

a. Berikan penyuluhan dan dorongan pada pasien agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan seperti biasa

R/ Dengan diberikan dorongan diharapkan pasien tidak terjadi hambatan dalam penyesuaian diri dengan lingkungan.

b. Berikan informasi yang dapat dipercaya dan perkuat informasi yang telah diberikan

R/ Memberikan informasi yang dipercaya menambah agar pasien tetap sangat dan percaya diri.

c. Berikan support pada pasien agar pasien memberanikan diri untuk brtanya, bila ada hal-hal yang belum dimengerti yang menyangkut penyakitnya

R/ Memberikan dorongan agar pasien dapat bersosialisasi seperti biasanya.

Diagnosa Post Operasi

1. Nyeri berhubungan dengan manipulasi bedah terhadap jaringan edema pasca operasi

Tujuan : Klien menginformasikan nyeri berkurang / hilang

Kriteria Evaluasi : - Klien tidak mengeluh nyeri lagi

- Ekspresi wajah tampak rileks

- Skala nyeri 0 - 3

Rencana Tindakan :

a. Kaji tanda-tanda adanya nyeri baik verbal maupun non verbal. Catat lokasi, intensitas dan lamanya

R/ Bermanfaat dalam mengevaluasi nyeri, menentukan pilihan intervensi, menentukan efektifitas terapi.

b. Latakkan pasien dalam posisi semi fawlwr dan sokong kepala, leher dengan bantal

R/ Mencegah hiperekstensi leher dan melindungi integritas garis jahitan.

c. Pertahankan leher / kepala dalam posisi netral san sokong selama perubahan posisi

R/ Mencegah stres pada garis jahitan dan menurunkan tegangan otot.

d. Berikan minuman yang sejuk atau mkanan yang lunak

R/ Menurunkan nyeri tenggorok tetapi makanan lunak di toleransi jika pasien mengalami kesulitan menelan.

e. Anjurkan pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi seperti imajinasi, musik yang lembut

R/ Membantu untuk memfokuskan kembali perhatian dan membantu pasien mengatasi nyeri / rasa tidak nyaman secara lebih efektif.

f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian abat analgetik

R/ merupakan peran interdependent perawat dalam pemberian obat penurun nyeri dan rasa tidak nyaman.

2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan luka pembedahan

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi infeksi pada luka

Kriteria Evaluasi : - Tidak didapat tanda-tanda radang / infeksi

- Mencapai penyembuhan tepat waktu

Rencana Tindakan :

a. Observasi tanda-tanda infeksi / peradangan adanya pus pada luka

R/ Infeksi yang biasanya telah mencetuskan keadaan ketoasidosis atau dapat mengalami infeksinasokonial.

b. Pertahankan tehnik aseptik bila mengganti balutan / merawat luka

R/ Meminimalkan kesempatan introduksi bakteri.

c. Berikan perawatan kulit dengan teratur, jaga kulit tetap kering

R/ Sirkulasi perifer bisa terganggua yang menempatkan pasien pada peningkatan resiko terjadinya kerusakan pada kulit.

d. Infeksi balutan dan luka perhatikan karakteristik drainase

R/ Deteksi dini terjadinya infeksi memberikan kesempatan untuk intervensi tepat waktu dan mencegah komplikasi lebih serius.

e. Pertahankan potensi dan pengosongan alat drainase secara rutin

R/ Membantu membuang drainase, meningkatkan penyembuhan luka dan menurunkan resiko infeksi.

f. Awasi tanda vital sign

R/ Peningkatan suhu / takikardio dapat menunjukkan terjadinya sepsis.

g. Ambil kultur luka / drainase dengan tepat

R/ Mengidentifikasi adanya infeksi.

h. Berikan antibiotik sesuai indikasi

R/ Antibiotik spektrum luas dapat digunakan secara protilak.

IV. Implementasi

Pelaksanaan merupakan tindakan yang dilakukan dari rencana yang sudah dibuat dan merupakan realisasi dari rencana yang telah disusun berdasarkan prioritas tindakan yang dilakukan berdasarkan rencana tindakan.

V. Evaluasi

Eveluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan, bertujuan untuk menilai keefektifan perawat dan untuk mengomunikasikan status pasien, dari hasil tindakan keperawatan. (Azis Alimul H. 2002)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad A.K Muda, 1994. Kamus Lengkap Kedokteran. Gita Media. Surabaya

Mansjoer, Arif, 1999. Kapita Selekta Kedokteran,Jilid 3 FKUI. Jakarta

Soeperman, 1999. Buku Ajar Penyakit Dalam, Jilid I Edisi 2. FKUI. Jakarta

Carpenito, Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8 EGC. Jakarta

Doengoes Marilynn. E, 1999. Rencana Asuhan Keprawatan Medikel Bedah, Edisi 3, EGC. Jakarta

Engram, Barbara, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikel Bedah, Volume 3, EGC. Jakarta

Azis Alimul H, 2002. Dokumentasi Keperawatan, EGC. Jakarta

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny. M

DENGAN DIAGNOSA CARSINOMA THYROID

DI RUANG BEDAH A RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Oleh

RIZA AGUSTINA

02.110.055

AKADEMI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2005Kelenjar Tiroid

Goiterendemis

Sekresi tiroid

Pemenuhan nutrisi menurun

Peningkatan metabolisme

Tirokalsitanin

Tiroksi

Faktor genetik

Radiasi

Hipertiroid

Penurunan kalsium

Sekresi sal cerna

Hipertermi

Kejang

Hipokalsium

Stroke val menurun

Curah jantung menurun menurun

Hyposia

Aktivitas menurun

Lemas

Hipertiroid

Pertumbuhan tumor

Di dalam

Di luar

Sesak

Di dalam konsep diri

Operasi (total thyrodektomi)

Pre operasi

Perubahan konsep diri

Cemas

Post operasi

Luka

Resiko infeksi

Aktivitas menurun

Nyeri