askep jadii

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kelenjar paratiroid tumbuh dari jaringan endoderm, yaitu sulcus pharyngeus ketiga dan keempat. Kelenjar paratiroid yang berasal dari sulcus pharyngeus keempat cenderung bersatu dengan kutub atas kelenjar tiroid yang membentuk kelenjar paratiroid dibagian kranial. Selama sekresi hormone paratiroid (PTH), kelenjar paratiroid bertanggung jawab mempertahankan kadar kalsium ekstraseluler. Pasien mungkin tidak atau mengalami tanda-tanda dan gejala akibat terganggunya beberapa sistem organ. Gejala apatis, keluhan mudah lelah, kelemahan otot, mual, muntah, konstipasi, hipertensi dan aritmia jantung dapat terjadi; semua ini berkaitan dengan peningkatan kadar kalsium dalam darah. Terapi yang dianjurkan bagi pasien hiperparatiroidisme primer adalah tindakan bedah untuk mengangkat jaringan paratiriod yang abnormal 1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apakah hiperparatiroidisme itu? 2. Bagaimana klasifikasi hiperparatiroidisme? 3. Apa penyebab hiperparatiroidisme? 1

Transcript of askep jadii

Page 1: askep jadii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kelenjar paratiroid tumbuh dari jaringan endoderm, yaitu sulcus pharyngeus

ketiga dan keempat. Kelenjar paratiroid yang berasal dari sulcus pharyngeus keempat

cenderung bersatu dengan kutub atas kelenjar tiroid yang membentuk kelenjar

paratiroid dibagian kranial.

Selama sekresi hormone paratiroid (PTH), kelenjar paratiroid bertanggung

jawab mempertahankan kadar kalsium ekstraseluler.

Pasien mungkin tidak atau mengalami tanda-tanda dan gejala akibat

terganggunya beberapa sistem organ. Gejala apatis, keluhan mudah lelah, kelemahan

otot, mual, muntah, konstipasi, hipertensi dan aritmia jantung dapat terjadi; semua ini

berkaitan dengan peningkatan kadar kalsium dalam darah.

Terapi yang dianjurkan bagi pasien hiperparatiroidisme primer adalah

tindakan bedah untuk mengangkat jaringan paratiriod yang abnormal

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah hiperparatiroidisme itu?

2. Bagaimana klasifikasi hiperparatiroidisme?

3. Apa penyebab hiperparatiroidisme?

4. Bagaimana pada klien dengan hiperparatiroidisme?

5. Bagaimana penatalaksanaan klien dengan hiperparatiroidisme?

1.3 TUJUAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:

Untuk mengetahui pengertian hiperparatiroidisme

Untuk mengetahui kasifikasi hiperparatiroidisme

Untuk mengetahui penyebab hiperparatiroidisme

Untuk mengetahui pengkajian yang dilaksanakan pada klien hiperparatiroidisme

Untuk mengetahui cara pengobatan klien dengan hiperparatiroidisme

1

Page 2: askep jadii

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 ANATOMI FISIOLOGI KELENJAR PARATIROID

2.1.1 Anatomi

Secara normal ada empat buah kelenjar paratiroid pada manusia, yang terletak

tepat dibelakang kelenjar tiroid, dua tertanam di kutub superior kelenjar tiroid dan dua

di kutub inferiornya. Namun, letak masing-masing paratiroid dan jumlahnya dapat

cukup bervariasi.

Setiap kelenjar paratiroid panjangnya kira-kira 6 milimeter, lebar 3 milimeter,

dan tebalnya dua millimeter dan memiliki gambaran makroskopik lemak coklat

kehitaman.

2.1.2 Fisiologi

Kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroid (parathiroid hormone,

PTH) yang bersama-sama dengan Vit D3, dan kalsitonin mengatur kadar kalsium

dalam darah. Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium plasma, yaitu dihambat

sintesisnya bila kadar kalsium tinggi dan dirangsang bila kadar kalsium rendah. PTH

2

Page 3: askep jadii

akan merangsang reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal, meningkatkan absorbsi

kalsium pada usus halus, sebaliknya menghambat reabsorbsi fosfat dan melepaskan

kalsium dari tulang. Jadi PTH akan aktif bekerja pada tiga titik sasaran utama dalam

mengendalikan homeostasis kalsium yaitu di ginjal, tulang dan usus. (R.

Sjamsuhidayat, Wim de Jong, 2004, 695)

2.2 DEFINISI HIPERPARATIROID

Hiperparatiroidisme adalah berlebihnya produksi hormon paratiroid oleh

kelenjar paratiroid ditandai dengan dekalsifikasi tulang dan terbentuknya batu ginjal

yang mengandung kalsium. Hiperparatiroidisme dibagi menjadi 2, yaitu

hiperparatiroidisme primer dan sekunder. Hiperparatiroidisme primer terjadi dua atau

tiga kali lebih sering pada wanita daripada laki-laki dan pada pasien-pasien yang

berusia 60-70 tahun. Sedangkan hiperparatiroidisme sekunder disertai manifestasi

yang sama dengan pasien gagal ginjal kronis. Rakitisi ginjal akibat retensi fosfor akan

meningkatkan stimulasi pada kelenjar paratiroid dan meningkatkan sekresi hormon

paratiroid. (Brunner & Suddath, 2001,hal 1319)

Hiperparatiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar-kelenjar paratiroid

memproduksi lebih banyak hormon paratiroid dari biasanya. Pada pasien dengan

hiperparatiroid, satu dari keempat kelenjar paratiroid yang tidak normal dapat

membuat kadar hormon paratiroid tinggi tanpa mempedulikan kadar kalsium. dengan

kata lain satu dari keempat terus mensekresi hormon paratiroid yang banyak walaupun

kadar kalsium dalam darah normal atau meningkat. (www.endocrine.com)

2.3 KLASIFIKASI

1. Hiperparatiroidisme primer (Primary hyperparathyroidism)

Kebanyakan orang yang menderita hiperparatiroidisme primer mempunyai

konsentrasi serum hormon paratiroid yang tinggi. Kira-kira 85% dari keseluruhan

hiperparatiroid primer disebabkan oleh adenoma tunggal. Sedangkan 15% lainnya

melibatkan berbagai kelenjar (contoh berbagai adenoma atau hiperplasia). Sedikit

hiperparatiroidisme utama disebabkan oleh paratiroid karsinoma.

3

Page 4: askep jadii

2. Hiperparatiroidisme sekunder (Secondary hyperparathyroidisme)

Hiperparatiroidisme sekunder adalah produksi hormon paratioid yang berlebihan

kerana rangsangan produksi yang tidak normal. Secara khusus, kelainan ini berkaitan

dengan kegagalan ginjal akut. Penyebab umum lainnya adalah disebabkan oleh

kekurangan vitamin D.

2.4 ETIOLOGI

1. Primer (sekresi PTH tidak sesuai )

Adenoma (tersering > 80 %)

Hiperplasi

mungkin familial

mungkin disertai dengan neoplasia endokrin multiplemungkin familial dan

disertai dengan kalsium urin rendah (hiperkalsemi hipokalsiurik familial)

kira – kira 50% tanpa gejala

2. Sekunder (sekresi PTH sesuai)

Gagal ginjal kronik

Malabsorbsi

kelainan gastrointestinal

kelainan hepatobilier

Penyebab lain dari hipokalsemi

2.5 PATOFISIOLOGI

Hiperparatiroidisme dapat bersifat primer (yaitu yang disebabkan oleh

hiperplasia atau neoplasma paratiroid) atau sekunder, dimana kasus biasanya

berhubungan dengan gagal ginjal kronis.

Hiperparatiroidisme ditandai oleh kelebihan PTH dalam sirkulasi. PTH

terutama bekerja pada tulang dan ginjal. Dalam tulang, PTH meningkatkan resorpsi

kalsium dari limen tubulus ginjal. Dengan demikian mengurangi eksresi kalsium

dalam urine. PTH juga meningkatkan bentuk vitamin D3 aktif dalam ginjal, yang

selanjutnya memudahkan ambilan kalsium dari makanan dalam usus. Sehingga

hiperkalsemia dan hipofosatmia kompensatori adalah abnormlitas biokimia yang

4

Page 5: askep jadii

dideteksi melalui analisis darah. Konsentrasi PTH serum juga meningkat.

( Rumahorbor, Hotma,1999,hal 73-74)

Adenoma dan Hiperplasia

PTH

Tulang Ginjal Aktivasi vitamin D

6 MANIFESTASI KLINIK

Pasien mungkin tidak atau mengalami tanda-tanda dan gejala akibat

terganggunya beberapa sistem organ. Gejala apatis, keluhan mudah lelah, kelemahan

otot, mual, muntah, konstipasi, hipertensi dan aritmia jantung dapat terjadi; semua ini

berkaitan dengan peningkatan kadar kalsium dalam darah. Manifestasi psikologis

dapat bervariasi mulai dari emosi yang mudah tersinggung dan neurosis hingga

keadaan psikosis yang disebabkan oleh efek langsung kalsium pada otak serta sistem

saraf. Peningkatan kadar kalsium akan menurunkan potensial eksitasi jaringan saraf

dan otot.

5

meningkatkan rearbsobsi

meningkatkan ekskresi fosfat

Meningkatkan ambilan kalsium

oleh mukosa usus

Resorpsi:kalsium

dan fosfor

dilepaskan

dalam darah

USUS

HIPERKALSEMIA/HIPOFOSTEMIA

Page 6: askep jadii

Pembentukan batu pada salah satu atau kedua ginjal yang berkaitan dengan

peningkatan ekskresi kalsium dan fosfor merupakan salah satu komplikasi

hiperparatiroidisme primer. Kerusakan ginjal terjadi akibat presipitasi kalsium fosfat

dalam pelvis da ginjal parenkim yang mengakibatkan batu ginjal (rena calculi),

obstruksi, pielonefritis serta gagal ginjal.

Gejala muskuloskeletal yang menyertai hiperparatiroidisme dapat terjadi

akibat demineralisasi tulang atau tumor tulang, yang muncul berupa sel-sel raksasa

benigna akibat pertumbuhan osteoklast yang berlebihan. Pasien dapat mengalami

nyeri skeletal dan nyeri tekan, khususnya di daerah punggung dan persendian; nyeri

ketika menyangga tubuh; fraktur patologik; deformitas; dan pemendekkan badan.

Kehilangan tulang yang berkaitan dengan hiperparatiroidisme merupakan faktor risiko

terjadinya fraktur.

Insidens ulkus peptikum dan prankreatis meningkat pada

hiperparatiroidisme dan dapat menyebabkan terjadinya gejala gastroitestinal. (Brunner

& Suddath, 2001)

2.7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Hiperparatiroidisme didiagnosis ketika tes menunjukkan tingginya level

kalsium dalam darah disebabkan tingginya kadar hormone paratiroid.

Pemeriksaan diagnostik :

1) Pemeriksaan radioimmunoassay

Pemeriksaan radioimmunoassay untuk parathormon sangat sensitif dan dapat

membedakan hiperparatiroidisme primer dengan penyebab hiperkalasemia

lainnya pada lebih dari 90 % pasien yang mengalami kenaikan kadar kalsium

serum.

2) pemeriksaan sinar-x atau pemindai tulang

pada kasus-kasus penyakit yang sudah lanjut Perubahan tulang dapat dideteksi

dengan pemeriksaan sinar-x.Penggambaran dengan sinar X pada abdomen

bisa mengungkapkan adanya batu ginjal

3) Pemeriksaan Jumlah Urin6

Page 7: askep jadii

jumlah urin selama 24 jam dapat menyediakan informasi kerusakan ginjal dan

resiko batu ginjal.

4) Pemeriksaan USG, MRI, Pemindai thallium serta biopsi jarum halus telah

digunakan untuk mengevaluasi fungsi paratiroid dan untuk menentukan lokasi

kista, adenoma serta hiperplasia pada kelenjar paratiroid.

5) Tes darah

mempermudah diagnosis hiperparatiroidisme karena menunjukkan penilaian

yang akurat berapa jumlah hormon paratiroid.

Hasil pemeriksaan Laboratorium:

1) Kalsium serum meninggi

2) Fosfat serum rendah

3) Fosfatase alkali meninggi

4) Kalsium dan fosfat dalam urin bertambah

5) Foto Rontgen:

o Tulang menjadi tipis, ada dekalsifikasi

o Cystic-cystic dalam tulang

o Trabeculae di tulang

PA: osteoklas, osteoblast, dan jaringan fibreus bertambah

2.8 KOMPLIKASI

1) peningkatan ekskresi kalsium dan fosfor

2) Dehidrasi

3) batu ginjal

4) hiperkalsemia

5) osteitis fibrosa cystica

2.9 PENATALAKSANAAN

7

Page 8: askep jadii

1) Pembedahan

terapi yang dianjurkan bagi pasien hiperparatiroidisme primer adalah tindakan

bedah untuk mengangkat jaringan paratiriod yang abnormal. Namun demikian,

pada sebagian pasien yang asimtomatik disertai kenaikaan kadar kalsium

serum ringan dan fungsi ginjal yang normal, pembedahan dapat ditunda dan

keadaan pasien dipantau dengan cermat akan adanya kemungkinan bertambah

parahnya hiperkalsemia, kemunduran kondisi tulang, gangguan ginjal atau

pembentukan batu ginjal (renal calculi).

2) Hidrasi

Dehidrasi karena gangguan pada ginjal mungkin terjadi, maka penderita

hiperparatiroidisme primer dapat menderita penyakit batu ginjal. Karena itu,

pasien dianjurkan untuk minum sebanyak 2000 ml cairan atau lebih untuk

mencegah terbentuknya batu ginjal. Jus buah yang asam dapat dianjurkan

karena terdapat bukti bahwa minuman ini dapt menurunkan pH urin. Kepada

pasien diuminta untuk melaporkan manifestasi batu ginjal yang lain seperti

nyeri abdomen dan hemapturia. Pemberian preparat diuretik thiazida harus

dihindari oleh pasien hiperparatiroidisme primer karena obat ini akan

menurunkan eksresi kalsium lewat ginjal dan menyebabkan kenaikan kadar

kalsium serum. Disamping itu, pasien harus mengambil tindakan untuk

menghindari dehidrasi. Karena adanya resiko krisis hiperkalsemia, kepada

pasien harus diberitahukan untuk segera mencari bantuan medis jika terjadi

kondisi yang menimbulkan dehidrasi (muntah, diare)

3) Mobilitas

mobilitas pasien dengan banyak berjalan atau penggunaan kursi goyang harus

diupayakan sebanyak mungkin karena tulang yang mengalami stress normal

akan melepaskan kalsium merupakan predisposisi terbentuknya batu ginjal.

4) Pemberian fosfat per oral

menurunkan kadar kalsium serum pada sebagian pasien. Penggunaan jangka

panjang tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan pengendapan ektopik

kalsium fosfat dalam jaringan lunak.

5) Diet dan obat-obatan.

8

Page 9: askep jadii

Kebutuhan nutrisi harus dipenuhi meskipun pasien dianjurkan untuk

menghindari diet kalsium terbatas atau kalsium berlebih. Jika pasien juga

menderita ulkus peptikum, ia memerlukan preparat antasid dan diet protein

yang khusus. Karena anoreksia umum terjadi, peningkatan selera makan

pasien harus diupayakan. Jus buah, preparat pelunak feses dan aktivitas fisik

disertai dengan peningkatan asupan cairan akan membantu mengurangi gejala

konstipasi yang merupakan masalah pascaoperatif yang sering dijumpai pada

pasien-pasien ini.

2.10 ASUHAN KEPERAWATAN

a. Pengkajian

Tidak terdapat manifestasi yang jelas tentang hiperparatiroidisme dan

hiperkalsemia resultan. Pengkajian keperawatan yang rinci mencakup :

1) Riwayat kesehatan klien.

Apakah klien pernah mengalami trauma/fraktur tulang?

Apakah pernah mengalami nyeri pada persendian?

Apakah pernah mempunyai riwayat batu ginjal?

Apakah klien pernah menderita radiasi daerah leher dan kepala?

2) Riwayat penyakit dalam keluarga

3) Keluhan utama, antara lain :

a) Sakit kepala, kelemahan, lethargi dan kelelahan otot

b) Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, anorexia, obstipasi, dan nyeri

lambung yang akan disertai penurunan berat badan

c) Depresi

d) Nyeri tulang dan sendi.

4) data fokus Pemeriksaan fisik yang mencakup :

9

Page 10: askep jadii

a) Observasi dan palpasi adanya deformitas tulang.

b) Amati warna kulit, apakah tampak pucat.

c) Perubahan tingkat kesadaran dari compos mentis ke apatis sampai koma.

d) Gejala muskuloskeletal:

nyeri skeletal dan nyeri tekan, khususnya di daerah punggung dan

persendian

nyeri ketika menyangga tubuh; fraktur patologik; deformitas; dan

pemendekkan badan.

5) pengkajian psikologis

Bila kadar kalsium tetap tinggi, maka akan tampak tanda psikosis organik

seperti bingung bahkan koma dan bila tidak ditangani kematian akan

mengancam.

Manifestasi psikologis dapat bervariasi mulai dari emosi yang mudah

tersinggung dan neurosis hingga keadaan psikosis yang disebabkan oleh

efek langsung kalsium pada otak serta sistem saraf.

6) Pemeriksaan diagnostik, termasuk :

a) Pemeriksaan laboratorium : dilakukan untuk menentukan kadar kalsium

dalam plasma yang merupakan pemeriksaan terpenting dalam menegakkan

kondisi hiperparatiroidisme. Hasil pemeriksaan laboratorium pada

hiperparatiroidisme primer akan ditemukan peningkatan kadar kalsium

serum; kadar serum posfat anorganik menurun sementara kadar kalsium

dan posfat urine meningkat.

b) Pemeriksaan radiologi, akan tampak penipisan tulang dan terbentuk kista

dan trabekula pada tulang.

b. Diagnosa Keperawatan

10

Page 11: askep jadii

Diagnosa keperawatan utama yang dapat dijumpai pada klien dengan

hiperparatiroidisme antara lain :

1) Risiko terhadap cidera yang berhubungan dengan demineralisasi tulang yang

mengakibatkan fraktur patologi.

2) Perubahan eliminasi urine yang berhubungan dengan keterlibatan ginjal

sekunder terhadap hiperkalsemia dan hiperfosfatemia.

3) Perubahan nutrisi yang berubahan dengan anorexia dan mual.

4) Konstipasi yang berhubungan dengan efek merugikan dari hiperparatiroidisme

pada saluran gastrointestinal.

c. Rencana Tindakan Keperawatan

1) Diagnosa Keperawatan : Risiko terhadap cidera yang berhubungan dengan

demineralisasi tulang yang mengakibatkan fraktur patologi.

Tujuan : Klien tidak akan menderita cidera, seperti yang ditunjukkan oleh

tidak terdapatnya fraktur patologi.

Intervensi Keperawatan :

1. Lindungi klien dari kecelakaan jatuh, karena klien rentan untuk

mengalami fraktur patologis bahkan oleh benturan ringan sekalipun.

Bila klien mengalami penurunan kesadaran pasanglah tirali tempat

tidurnya.

2. Hindarkan klien dari satu posisi yang menetap, ubah posisi klien dengan

hati-hati.

3. Bantu klien memenuhi kebutuhan sehari-hari selama terjadi kelemahan

fisik.

4. Atur aktivitas yang tidak melelahkan klien.

11

Page 12: askep jadii

5. Ajarkan cara melindungi diri dari trauma fisik seperti cara mengubah

posisi tubuh, dan cara berjalan serta menghindari perubahan posisi

yang tiba-tiba.

6. Ajarkan klien cara menggunakan alat bantu berjalan bila dibutuhkan.

Anjurkan klien agar berjalan secara perlahan-lahan.

2) Diagnosa Keperawatan : Perubahan eliminasi urine yang berhubungan dengan

keterlibatan ginjal sekunder terhadap hiperkalsemia dan hiperfosfatemia.

Tujuan : Klien akan kembali pada haluaran urine normal, seperti yang

ditunjukkan oleh tidak terbentuknya batu dan haluaran urine 30 sampai 60

ml/jam.

Intervensi Keperawatan :

1. Perbanyak asupan klien sampai 2500 ml cairan per hari. Dehidrasi

merupakan hal yang berbahaya bagi klien dengan hiperparatiroidisme

karena akan meningkatkan kadar kalisum serum dan memudahkan

terbentuknya batu ginjal.

2. Berikan sari buahn canbery atau prune untuk membantu agar urine lebih

bersifat asam. Keasaman urine yang tinggi membantu mencegah

pembentukkan batu ginjal, karena kalsium lebih mudah larut dalam

urine yang asam ketimbang urine yang basa.

3) Diagnosa Keperawatan : Perubahan nutrisi yang berubahan dengan anorexia

dan mual.

Tujuan : Klien akan mendapat masukan makanan yang mencukupi, seperti

yang dibuktikan oleh tidak adanya mual dan kembali pada atau dapat

mempertahankan berat badan ideal.

Intervensi Keperawatan :

12

Page 13: askep jadii

1. Berikan dorongan pada klien untuk mengkonsumsi diet rendah kalsium

untuk memperbaiki hiperkalsemia.

2. Jelaskan pada klien bahwa tidak mengkonsumsi susu dan produk susu

dapat menghilangkan sebagian manifestasi gastrointestinal yang tidak

menyenangkan.

3. Bantu klien untuk mengembangkan diet yang mencakup tinggi kalori

tanpa produk yang mengandung susu.

4. Rujuk klien ke ahli gizi untuk membantu perencanaan diet klien.

4) Diagnosa Keperawatan : Konstipasi yang berhubungan dengan efek merugikan

dari hiperparatiroidisme pada saluran gastrointestinal.

Tujuan : Klien akan mempertahankan BAB normal, seperti pada yang

dibuktikan oleh BAB setiap hari (sesuai dengan kebiasaan klien).

Intervensi Keperawatan :

1. Upayakan tindakan yang dapat mencegah konstipasi dan pengerasan

fekal yang diakibatkan oleh hiperkalsemia.

2. Bantu klien untuk tetap dapat aktif sesuai dengan kondisi yang

memungkinkan.

3. Tingkatkan asupan cairan dan serat dalam diet. Klien harus minum

sedikitnya enam sampai delapan gelas per hari kecuali bila ada kontra

indikasi.

4. Jika konstipasi menetak meski sudah dilakukan tindakan, mintakan pada

dokter pelunak feses atau laksatif.

13

Page 14: askep jadii

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Hiperparatiroid adalah penyakit yang disebabkan oleh kelebihan sekresi hormone

paratiroid (PTH). Hiperparatiroid ada tiga jenis yaitu hiperparatiroid pimer, sekunder

dan tersier. Hiperparatiroid menyebabkan keadaan hiperkalsemia dan

hipofosfatemia.Terapi yang dianjurkan bagi pasien hiperparatiroidisme primer adalah

tindakan bedah untuk mengangkat jaringan paratiriod yang abnormal.

3.2 SARAN

Hal – hal yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya hiperparatiroid :

Minum banyak air terutama air putih. Meminum banyak cairan dapat

mencegah pembentukan batu ginjal.

Senam dan olah raga. Ini salah satu cara terbaik untuk membentuk tulang kuat

dan memlambatkan kerusakkan tulang.

Pengambilan vitamin D. Pengambilan vitamin D yang mencukupi dapat

membantu dalam penyerapan kalsium.

Jangan merokok. Merokok dapat meningkatkan perapuhan tulang seiring

meningkatnya masalah kesehatan.

Berwaspada terhadap kondisi yang dapat meningkatkan kadar kalsium.

Kondisi tertentu seperti penykit gastrointestinal dapat menyebabkan kadar

kalsium dalam darah meningkat.

14

Page 15: askep jadii

DAFTAR PUSTAKA

15