askep hipoglikemi.doc

download askep hipoglikemi.doc

of 36

Transcript of askep hipoglikemi.doc

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    1/36

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Hipoglikemia (kadar glukosa darah yang abnormal-rendah) terjadi

    kalau kadar glukosa turun di bawah 50 hingga 60 mg/dl (2,7 hingga

    3,3mmol/L). Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau

    preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau

    karena aktivitas fisik yang berat. Pada hipoglikemia berat (kadar glukosa

    darah hingga di bawah 10 mg/dl), dapat terjadi serangan kejang bahkan

    dapat terjadi koma (koma hipoglikemik).

    Pada sebagian besar kasus koma hipoglikemik yang ditemukan di

    tempat pelayanan kesehatan umum (klinik/RS) penyebab utamanya adalah

    karena terapi pemberian insulin pada pasien penderita diabetes mellitus.

    Pada penelitian survey yang dilakukan oleh Department of Neurology and

    Neurological Sciences, and Program in Neurosciences, Stanford

    University School of Medicine,terdapat setidaknya 93,2% penyebab

    masuknya seseorang dengan gejala koma hipoglikemik adalah mereka

    yang menderita diabetes mellitus dan telah menjalani terapi pemberian

    insulin pada rentang waktu sekitar 1,5 tahunan.

    1

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    2/36

    1.2 Tujuan

    Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui

    pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta penanganan kegawat

    daruratan pada HIPOGLIKEMIA.

    2

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    3/36

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Konsep Dasar Teori

    2.1.1 Pengertian

    Hipoglikemia merupakan salah satu kegawatan diabetic

    yang mengancam, sebagai akibat dari menurunnya kadar glukosa

    darah < 60 mg/dl.

    2.1.1.1 Adapun batasan hipoglikemia adalah:

    1) Hipoglikemi murni : ada gejala hipoglikemi, glukosa darah

    < 60 mg/dl

    2) Reaksi hipoglikemi : gejala hipoglikemi bila gula darah

    turun mendadak, misalnya dari 400 mg/dl menjadi 150

    mg/dl

    3) Koma hipoglikemi : koma akibat gula darah < 30 mg/dl

    4) Hipoglikemi reaktif : gejala hipoglikemi yang terjadi 3 5

    jam sesudah makan

    2.1.1.2 Hipoglikemia pada DM stadium mellitus

    2.1.1.3 Hipoglikemia dalam rangka pengobatan

    1) penggunaan insulin

    2) penggunaan sulfonylurea

    3) bayi yang lahir dari ibu pasien DM

    3

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    4/36

    2.1.1.4 Hipoglikemia yang tidak berkaitan dengan DM

    1) hiperinsulinisme alimenter paska gastrektomi

    2) insulinoma

    3) penyakit hati berat

    4) tumor ekstrapan kreatik: vibrosarkoma, karsinoma ginjal

    5) hipopituitarisme

    2.1.2 Faktor Predisposisi

    Faktor predisposisi terjadinya hipoglikemia pada pasien

    yang mendapat pengobatan insulin atau sulfonilutea.

    A. Factor-faktor yang berkaitan dengan pasien

    1) Pengurangan atau keterlambatan makan

    2) Kesalahan dosis obat

    3) Pelatihan jasmani yang berlebihan

    4) Perubahan tempat penyuntikan insulin

    5) Penurunan kebutuhan insulin

    6) hari-hari pertama persalinan

    7) Penyakit hati berat

    8) Gastroparesis diabetic

    B. factor yang berkaitan dengan dokter

    1) pengendalian gula darah yang tepat

    2) pemberian obat obat yang mempnyai potensi hipoglikemik

    3) penggantian jenis insulin

    4

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    5/36

    2.1.3 Resiko Tinggi Mengalami Hipoglikemi Adalah:

    A. Diabetes mellitus

    B. Parenteral nutrition

    C. Sepsis

    D. Enteral feeding

    E. Corticosteroid therapy

    F. Bayi dengan ibu dengan diabetic

    G. Bayi dengan kecil masa kehamilan

    H. Bayi dengan ibu yang ketergantungan narkotika

    I. Luka bakar

    J. Kanker pancreas

    K. Penyakit Addisons

    L. Hiperfungsi kelenjar adrenal

    M.Penyakit hati

    2.1.4 Type hipoglikemi digolongkan menjadi beberapa jenis yakni:

    A. Transisi dini neonatus ( early transitional neonatal ) : ukuran

    bayi yang besar ataupun normal yang mengalami kerusakan

    sistem produksi pankreas sehingga terjadi hiperinsulin.

    B. Hipoglikemi klasik sementara (Classic transient neonatal) :

    tarjadi jika bayi mengalami malnutrisi sehingga mengalami

    kekurangan cadangan lemak dan glikogen.

    5

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    6/36

    C. Sekunder (Scondary) : sebagai suatu respon stress dari neonatus

    sehingga terjadi peningkatan metabolisme yang memerlukan

    banyak cadangan glikogen.

    D. Berulang ( Recurrent) : disebabkan oleh adanya kerusakan

    enzimatis, atau metabolisme insulin terganggu.

    2.2 Anatomi Fisiologi

    2.2.1 Pengaturan Kadar Glukosa Darah

    Peristiwa glukoneogenesis berperan penting dalam

    penyediaan energi bagi kebutuhan tubuh, khususnya sistem saraf

    dan peredaran darah (eritrosit). Kegagalan glukoneogenesis

    berakibat FATAL, yaitu terjadinya DISFUNGSI OTAK yang

    berakibat KOMA dan kematian. Hal ini terjadi bilamana kadar

    glukosa darah berada di bawah nilai kritis. Nilai normal laboratoris

    dari glukosa dalam darah ialah : 65 110 ml/dL atau 3.6 6.1

    mmol/L. Setelah penyerapan makanan kadar glukosa darah pada

    manusia berkisar antara 4.5 5.5 mmol/L.

    Jika orang tersebut makan karbohidrat kadarnya akan naik

    menjadi sekitar 6.5 7.2 mmol/L. Saat puasa kadar glukosa darah

    turun berkisar 3.3 3.9 mmol/L.

    Pengaturan kadar glukosa darah dilakukan melalui

    mekanisme metabolik dan hormonal. pengaturan tersebut termasuk

    6

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    7/36

    bagian dari homeostatik. Aktivitas metabolik yang mengatur kadar

    glukosa darah dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : (1)

    Mutu dan Jumlah Glikolisis dan glukoneogenesis, (2) Aktivitas

    enzim-enzim, seperti glukokinase dan heksokinase. Hormon

    penting yang memainkan peranan sentral dalam pengaturan kadar

    glukosa darah adalah insulin. insulin dihasilkan dari sel-sel b dari

    pulau-pulau langerhans pankreas dan disekresikan langsung ke

    dalam darah sebagai reaksi langsung bila keadaan hiperglikemia.

    2.2.2 Proses pelepasan insulin dari sel B pulau Langerhans Pankreas

    dijelaskan sebagi berikut :

    A. Glukosa dengan bebas dapat memasuki sel-sel B Langerhans

    karena adanya Transporter glut 2. glukosa kemudian

    difosforilasi oleh enzim glukokinase yang kadarnya tinggi.

    Konsentrasi glukosa darah mempengaruhi kecepatan

    pembentukan ATP dari proses glikolisis, glukoneogenesis,

    siklus Kreb dan Electron Transport System di mitokondria.

    B. Peningkatan produksi ATP akan menghambat pompa kalium

    ( K+

    pump) sehingga membran sel-sel B mengalami

    depolarisasi sehingga ion-ion Kalsium ( Ca2+ ) masuk ke dalam

    membran dan mendorong terjadinya eksositosis insulin.

    Selanjutnya insulin dibawa darah dan mengubah glukosa yang

    kadarnya tinggi menjadi glikogen.

    7

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    8/36

    Enzim yang kerjanya berlawanan dengan insulin adalah

    glukagon. glukoagon dihasilkan oleh sel-sel a langerhans pankreas.

    sekresi hormon ini distimulasi oleh keadaan hipoglikemia. bila

    glukoagon yang dibawa darah sampai di hepar maka akan

    mengaktifkan kerja enzim fosforilase sehingga mendorong

    terjadinya glukoneogenesis.

    2.3 Etiologi

    2.3.1 Hipoglikemia bisa disebabkan oleh:

    A. Pelepasan insulin yang berlebihan olehpankreas

    B. Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang

    diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar

    gula darahnya

    C. Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal

    D. Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan

    glukosa di hati.

    Secara umum, hipogklikemia dapat dikategorikan sebagai

    yang berhubungan dengan obat dan yang tidak berhubungan

    dengan obat. Sebagian besar kasus hipoglikemia terjadi pada

    penderita diabetes dan berhubungan dengan obat.

    8

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    9/36

    Penderita diabetes berat menahun sangat peka terhadap

    hipoglikemia berat. Hal ini terjadi karenasel-sel pulau pankreasnya

    tidak membentukglukagon secara normal dan kelanjar adrenalnya

    tidak menghasilkan epinefrin secara normal. Padahal kedua hal

    tersebut merupakan mekanisme utama tubuh untuk mengatasi

    kadar gula darah yang rendah. Pemakaian alkohol dalam jumlah

    banyak tanpa makan dalam waktu yang lama bisa menyebabkan

    hipoglikemia yang cukup berat sehingga menyebabkan stupor.

    Puasa yang lama bisa menyebabkan hipoglikemia hanya jika

    terdapat penyakit lain (terutama penyakit kelenjar hipofisa atau

    kelenjar adrenal) atau mengkonsumsi sejumlah besar alkohol.

    Cadangan karbohidrat di hati bisa menurun secara perlahan

    sehingga tubuh tidak dapat mempertahankan kadar gula darah yang

    adekuat.

    Pada orang-orang yang memiliki kelainan hati, beberapa

    jam berpuasa bisa menyebabkan hipoglikemia. Bayi dan anak-anak

    yang memiliki kelainan sistem enzim hati yang memetabolisir gula

    bisa mengalami hipoglikemia diantara jam-jam makannya.

    Seseorang yang telah menjalani pembedahan lambung bisa

    mengalami hipoglikemia diantara jam-jam makannya

    (hipoglikemia alimenter, salah satu jenis hipoglikemia reaktif).

    Hipoglikemia terjadi karena gula sangat cepat diserap sehingga

    9

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    10/36

    merangsang pembentukan insulin yang berlebihan. Kadar insulin

    yang tinggi menyebabkan penurunan kadar gula darah yang cepat.

    Jenis hipoglikemia reaktif lainnya terjadi pada bayi dan

    anak-anak karena memakan makanan yang mengandung gula

    fruktosa dan galaktosa atau asam amino leusin. Fruktosa dan

    galaktosa menghalangi pelepasan glukosa dari hati; leusin

    merangsang pembentukan insulin yang berlebihan oleh pankreas.

    Akibatnya terjadi kadar gula darah yang rendah beberapa saat

    setelah memakan makanan yang mengandung zat-zat tersebut.

    Hipoglikemia reaktif pada dewasa bisa terjadi setelah

    mengkonsumsi alkohol yang dicampur dengan gula (misalnya gin

    dan tonik). Pembentukan insulin yang berlebihan juga bisa

    menyebakan hipoglikemia. Hal ini bisa terjadi pada tumor sel

    penghasil insulin di pankreas (insulinoma).

    Kadang tumor diluar pankreas yang menghasilkan hormon

    yang menyerupai insulin bisa menyebabkan hipoglikemia.

    Penyebab lainnya adalah penyakti autoimun, dimana tubuh

    membentukantibodi yang menyerang insulin.

    10

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    11/36

    2.4 Patofisiologi Hipoglikemia

    Ketergantungan otak setiap saat pada glukosa yang disuplai oleh

    sirkulasi diakibatkan oleh ketidak mampuan otak untuk membakar asam

    lemak berantai panjang, kurangnya simpanan glukosa sebagai glikogen

    didalam otak orang dewasa, dan ketidak tersediaan keton dalam fase

    makan atau posabsorbtif.

    Puasa / intake kurang

    Glikogenolisis

    Deficit glikogen pada hepar

    Gula darah menurun < 60 mg/dl

    Penurunan nutrisi jaringan otak

    Respon SSP

    Respon Otak Respon Vegetatif

    Kortek serebri Pelepasan norepinefrin & kurang suplai energi ( < 50mg/dl)

    adrenalin

    11

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    12/36

    Kekaburan yang dirasa dikepala Takikardia, pucat, gemetar,

    Sulit konsentrasi / berfikir berkeringat Gemetar

    Kepala terasa melayang Tidak sadar Gangguan proses berfikir Stupor,

    kejang, koma

    Dalam proses metabolisme,insulin memegang peran yang

    sangat penting yaitu bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel. Insulin

    adalah suatu zat yang dikeluarkan oleh sel beta di Pankreas.

    A. Pankreas

    Pankreas adalah sebuah kelenjar yang letaknya di belakang

    lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang disebut pulau-

    pulau Langerhans yang berisi sel beta. Sel beta mngeluarkan hormon

    insulin untuk mengatur kadar glukosa darah. Selain sel beta ada juga

    srl alfa yang memproduksi glukagon yang bekerja sebaliknya dengan

    insulin yaitu meningkatkan kadar glukosa darah. Juga ada sel delta

    yang mngeluarkan somastostatin.

    B. Kerja Insulin

    Insulin diibaratkan sebagai anak kunci untuk membuka pintu

    masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel, glukosa

    itu dimetabolismekan menjadi tenaga.

    12

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    13/36

    Seperti sebagian besar jaringan lainnya, matabolisme otak

    terutama bergantung pada glukosa untuk digunakan sebagai bahan

    bakar. Saat jumlah glukosa terbatas, otak dapat memperoleh

    glukosa dari penyimpanan glikogen di astrosit, namun itu dipakai

    dalam beberapa menit saja. Untuk melakukan kerja yang begitu

    banyak, otak sangat tergantung pada suplai glukosa secara terus

    menerus dari darah ke dalam jaringan interstitial dalam system

    saraf pusat dan saraf-saraf di dalam system saraf tersebut.

    Oleh karena itu, jika jumlah glukosa yang di suplai oleh

    darah menurun, maka akan mempengaruhi juga kerja otak. Pada

    kebanyakan kasus, penurunan mental seseorang telah dapat dilihat

    ketika gula darahnya menurun hingga di bawah 65 mg/dl (3.6

    mM). Saat kadar glukosa darah menurun hingga di bawah 10 mg/dl

    (0.55 mM), sebagian besar neuron menjadi tidak berfungsi

    sehingga dapat menghasilkan koma.

    2.5 Manifestasi Klinis Hipoglikemia

    Hipoglikemi terjadi karena adanya kelebihan insulin dalam darah

    sehingga menyebabkan rendahnya kadar gula dalam darah. Kadar gula

    darah yang dapat menimbulkan gejala-gejala hipoglikemi, bervariasi

    antara satu dengan yang lain.

    13

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    14/36

    Pada awalnya tubuh memberikan respon terhadap rendahnya kadar

    gula darah dengan melepasakan epinefrin (adrenalin) dari kelenjar adrenal

    dan beberapa ujung saraf. Epinefrin merangsang pelepasan gula dari

    cadangan tubuh tetapi jugamenyebabkan gejala yang menyerupai serangan

    kecemasan (berkeringat, kegelisahan, gemetaran, pingsan, jantung

    berdebar-debar dan kadang rasa lapar).

    Hipoglikemia yang lebih berat menyebabkan berkurangnya

    glukosa ke otak dan menyebabkan pusing, bingung, lelah, lemah, sakit

    kepala, perilaku yang tidak biasa, tidak mampu berkonsentrasi, gangguan

    penglihatan, kejang dan koma. Hipoglikemia yang berlangsung lama bisa

    menyebabkan kerusakan otak yang permanen. Gejala yang menyerupai

    kecemasan maupun gangguan fungsi otak bisa terjadi secara perlahan

    maupun secara tiba-tiba. Hal ini paling sering terjadi pada orang yang

    memakai insulin atau obat hipoglikemik per-oral. Pada penderita tumor

    pankreas penghasil insulin, gejalanya terjadi pada pagi hari setelah puasa

    semalaman, terutama jika cadangan gula darah habis karena melakukan

    olah raga sebelum sarapan pagi. Pada mulanya hanya terjadi serangan

    hipoglikemia sewaktu-waktu, tetapi lama-lama serangan lebih sering

    terjadi dan lebih berat.

    2.6 Evaluasi Diagnostik Hipoglikemia

    Gejala hipoglikemia jarang terjadi sebelum kadar gula darah

    mencapai 50 mg/dL. Diagnosis hipoglikemia ditegakkan berdasarkan

    14

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    15/36

    gejala-gejalanya dan hasil pemeriksaan kadar gula darah. Penyebabnya

    bisa ditentukan berdasarkan riwayat kesehatan penderita, pemeriksaan

    fisik dan pemeriksaan laboratorium sederhana. Jika dicurigai suatu

    hipoglikemia autoimun, maka dilakukan pemeriksaan darah untuk

    mengetahui adanya antibodi terhadap insulin. Untuk mengetahui adanya

    tumor penghasil insulin, dilakukan pengukuran kadar insulin dalam darah

    selama berpuasa (kadang sampai 72 jam). Pemeriksaan CT scan, MRI atau

    USG sebelum pembedahan, dilakukan untuk menentukan lokasi tumor.

    2.6.1 Reaksi Hipoglikemia

    Reaksi hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh

    kekurangan glukosa, dengan tanda-tanda rasa lapar, gemetar,

    keringat dingin, pusing, dan sebagainya. Penderita koma

    hipoglikemik harus segera dibawa ke rumah sakit karena perlu

    mendapat suntikan glukosa 40% dan infuse glukosa. Diabetisi yang

    mengalami reaksi hipoglikemik (masih sadar), atau koma

    hipoglikemik, biasanya disebabkan oleh obat anti-diabetes yang

    diminum dengan dosis terlalu tinggi, atau penderita terlambat

    makan, atau bisa juga karena latihan fisik yang berlebihan.

    15

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    16/36

    2.7 Penatalaksanaan Kegawat daruratan pada Hipoglikemia

    Gejala hipoglikemia akan menghilang dalam beberapa menit

    setelah penderita mengkonsumsi gula (dalam bentuk permen atau tablet

    glukosa) maupun minum jus buah, air gula atau segelas susu. Seseorang

    yang sering mengalami hipoglikemia (terutama penderita diabetes),

    hendaknya selalu membawa tablet glukosa karena efeknya cepat timbul

    dan memberikan sejumlah gula yang konsisten. Baik penderita diabetes

    maupun bukan, sebaiknya sesudah makan gula diikuti dengan makanan

    yang mengandung karbohidrat yang bertahan lama (misalnya roti atau

    biskuit). Jika hipoglikemianya berat dan berlangsung lama serta tidak

    mungkin untuk memasukkan gula melalui mulut penderita, maka

    diberikan glukosa intravena untuk mencegah kerusakan otak yang serius.

    Seseorang yang memiliki resiko mengalami episode hipoglikemia berat

    sebaiknya selalu membawa glukagon. Glukagon adalah hormon yang

    dihasilkan oleh sel pulau pankreas, yang merangsang pembentukan

    sejumlah besar glukosa dari cadangan karbohidrat di dalam hati. Glukagon

    tersedia dalam bentuk suntikan dan biasanya mengembalikan gula darah

    dalam waktu 5-15 menit.

    Tumor penghasil insulin harus diangkat melalui pembedahan.

    Sebelum pembedahan, diberikan obat untuk menghambat pelepasan

    insulin oleh tumor (misalnya diazoksid). Bukan penderita diabetes yang

    16

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    17/36

    sering mengalami hipoglikemia dapat menghindari serangan hipoglikemia

    dengan sering makan dalam porsi kecil.

    17

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    18/36

    BAB III

    ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPOGLIKEMIA

    3.1 PENGKAJIAN

    1.1.1 Aktivitas / Istirahat

    Gejala : lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot

    menurun. Tanda : penurunan kekuatan otot.

    3.1.2 Sirkulasi

    Gejala : ulkus pada kaki, penyembuhan lama, kesemutan/kebas

    pada ekstremitas. Tanda : kulit panas, kering dan kemerahan.

    3.1.3 Integritas Ego

    Gejala : tergantung pada orang lain. Tanda : ansietas, peka

    rangsang.

    3.1.4 Eleminasi

    Gejala : perubahan pola berkemih (poliuria), nakturia . Tanda

    : urine encer, pucat kering, poliurine.

    18

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    19/36

    3.1.5 Makanan/cairan

    Gejala : hilang nafsu makan, mual/muntah, tidak mengikuti

    diet, penurunan berat badan.

    Tanda : kulit kering/bersisik, turgor jelek.

    3.1.6 Nyeri/ kenyamanan

    Gejala : nyeri pada luka ulkus. Tanda : wajah meringis dengan

    palpitasi, tampak sangat hati-hati.

    3.1.7 Keamanan

    Gejala : kulit kering, gatal, ulkus kulit. Tanda : demam, diaforesis,

    kulit rusak, lesi/ulserasi

    3.1.8 Penyuluhan / pembelajaran

    Gejala : faktor risiko keluarga DM, penyakit jantung, stroke,

    hipertensi, penyembuhan yang lamba. Penggunaan obatseperti

    steroid, diuretik (tiazid) : diantin dan fenobarbital (dapat

    meningkatkan kadar glukosa darah).

    19

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    20/36

    3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN

    3.2.1 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik,

    kehilangan gastrik, berlebihan diare, mual, muntah, masukan

    dibatasi, kacau mental.

    3.2.2 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

    dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral :

    anoreksia, mual, lambung penuh, nyeri abdomen, perubahan

    kesadaran : status hipermetabolisme, pelepasan hormon stress.

    3.2.3 Risiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya

    pertahanan perifer, perubahan sirkulasi, kadar gula darah yang

    tinggi, prosedur invasif dan kerusakan kulit.

    3.2.4 Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi

    metabolik, perubahan kimia darah, insufisiensi insulin, peningkatan

    kebutuhan energi, status hipermetabolisme/infeksi.

    3.2.5 Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan

    pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi /

    tidak mengenal sumber informasi.

    20

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    21/36

    3.3 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

    3.3.1 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis

    osmotik, kehilangan gastric, berlebihan (diare, muntah) masukan

    dibatasi (mual, kacau mental).

    3.3.2 Tujuan : Kondisi tubuh stabil, tanda-tanda vital, turgor kulit,

    normal.

    Kriteria Hasil : - pasien menunjukan adanya perbaikan

    keseimbangan cairan, dengan kriteria ; pengeluaran urine yang

    adekuat (batas normal), tanda-tanda vital stabil, tekanan nadi

    perifer jelas, turgor kulit baik, pengisian kapiler baik dan membran

    mukosa lembab atau basah.

    3.4 INTERVENSI KEPERAWATAN

    3.4.1 Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan tekanan darah

    ortestastik.

    R : Hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan

    takikardia.

    3.4.2 Kaji pola napas dan bau napas.R : Paru-paru mengeluarkan asam

    karbonat melalui pernapasan yang menghasilkan kompensasi

    alkosis respiratoris terhadap keadaan ketoasidosis.

    3.4.3 Kaji suhu, warna dan kelembaban kulit.R : Demam, menggigil,

    dan diaferesis merupakan hal umum terjadi pada proses infeksi.

    21

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    22/36

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    23/36

    Kriteria Hasil :

    - pasien mampu mengungkapkan pemahaman tentang penyalahgunaan

    zat, penurunan jumlah intake ( diet pada status nutrisi).

    - mendemonstrasikan perilaku, perubahan gaya hidup untuk

    meningkatkan dan mempertahankan berat badan yang tepat.

    Intervensi:

    1) Timbang berat badan setiap hari sesuai indikasiR : Mengetahui

    pemasukan makan yang adekuat.

    2) Tentukan program diet dan pola makanan pasien dibandingkan

    dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien.R :

    Mengindentifikasi penyimpangan dari kebutuhan.

    3) Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut

    kembung, mual,muntah, pertahankan puasa sesuai indikasi.R :

    mempengaruhi pilihan intervensi.

    4) Observasi tanda-tanda hipoglikemia, seperti perubahan tingkat

    kesadaran, dingin/lembab, denyut nadi cepat, lapar dan pusing.R :

    secara potensial dapat mengancam kehidupan, yang harus dikali

    dan ditangani secara tepat

    23

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    24/36

    5) Kolaborasi dalam pemberian insulin, pemeriksaan gula darah dan

    diet.R : Sangat bermanfaat untuk mengendalikan kadar gula

    darah.

    2. Risiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya

    pertahanan

    perifer, perubahan sirkulasi, kadar gula darah yang rendah,

    prosedur invasif dan kerusakan kulit.

    Tujuan : Infeksi tidak terjadi

    Kriteria Hasil :

    mengindentifikasi faktor-faktor risiko individu dan intervensi

    untuk mengurangi potensial infeksi. pertahankan lingkungan aseptik

    yang aman.

    Intervensi

    1) Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan seperti demam,

    kemerahan, adanya pus pada luka , sputum purulen, urin warna

    keruh dan berkabut. R : pasien masuk mungkin dengan infeksi

    24

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    25/36

    yang biasanya telah mencetus keadaan ketosidosis atau dapat

    mengalami infeksi nosokomial.

    2) Tingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang

    baik, setiap kontak pada semua barang yang berhubungan dengan

    pasien termasuk pasien nya sendiri. R : mencegah timbulnya

    infeksi nosokomial.

    3) Pertahankan teknik aseptik pada prosedur invasif (seperti

    pemasangan infus, kateter folley, dsb).R : Kadar glukosa yang

    tinggi dalam darah akan menjadi media terbaik bagi pertumbuhan

    kuman.

    4) Pasang kateter / lakukan perawatan perineal dengan baik.

    R : Mengurangi risiko terjadinya infeksi saluran kemih.

    5) Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sungguh.

    Masase daerah tulang yang tertekan, jaga kulit tetap kering, linen

    kering dantetap kencang (tidak berkerut). R : sirkulasi perifer bisa

    terganggu yang menempatkan pasien pada penigkatan risiko

    terjadinya kerusakan pada kulit / iritasi dan infeksi.

    6) Posisikan pasien pada posisi semi fowler.R : memberikan

    kemudahan bagi paru untuk berkembang, menurunkan terjadinya

    risiko hipoventilasi.

    25

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    26/36

    7) Kolaborasi antibiotik sesuai indikasi.R : penenganan awal dapat

    membantu mencegah timbulnya sepsis

    3. .Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik,

    perubahan kimia darah, insufisiensi insulin, peningkatan kebutuhan

    energi, status hipermetabolisme/infeksi.

    Tujuan : Rasa lelah berkurang / Penurunan rasa lelah

    Kriteria Hasil :

    - menyatakan mapu untuk beristirahat dan peningkatan tenaga.

    - mampu menunjukan faktor yang berpengaruh terhadap kelelahan.

    - Menunjukan peningkatan kemampuan dan berpartisipasi dalam

    aktivitas.

    Intervensi

    1) Diskusikan dengan pasien kebutuhan aktivitas. Buat jadwal

    perencanaandengan pasien dan identifikasi aktivitas yang

    menimbulkan kelelahan.R : pendidikan dapat memberikan

    motivasi untuk meningkatkan aktivitas meskipun pasien mungkin

    sangat lemah.

    .2) Berikan aktivitas alternatif denagn periode istirahat yang cukup /

    tanpa terganggu.R : mencegah kelelahan yang berlebihan.

    26

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    27/36

    3) Pantau tanda-tanda vital sebelum atau sesudah melakukan

    aktivitas.R : mengidentifikasi tingkat aktivitas yang ditoleransi

    secara fisiologi.

    4) Diskusikan cara menghemat kalori selama mandi, berpindah tempat

    dan sebagainya.R : dengan penghematan energi pasien dapat

    melakukan lebih banyak kegiatan.

    5) Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari

    sesuai kemampuan / toleransi pasien.R : meningkatkan

    kepercayaan diri / harga diri yang positif sesuai tingkat aktivitas

    yang dapat ditoleransi pasien.

    4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan

    pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi/tidak

    mengenal sumber informasi.

    Tujuan : pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek

    prosedur dan proses pengobatan.

    Kriteria Hasil :

    27

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    28/36

    melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari

    suatu tindakan.

    - memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta

    dalam regimen perawatan.

    Intervensi

    1) Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.

    R : megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien

    dan keluarga tentang penyakitnya.

    2) Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya

    sekarang.R : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang,

    klien dan keluarganya akan merasa tenang dan mengurangi rasa

    cemas.

    3) Anjurkan klien dan keluarga untuk memperhatikan diet makanan

    nya.R : diet dan pola makan yang tepat membantu proses

    penyembuhan.

    4) Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang

    telah diberikan.R : mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan

    keluarga serta menilai keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.

    3.5 EVALUASI

    28

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    29/36

    Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan Hipoglikemi pada DM

    adalah :

    1) Kondisi tubuh stabil, tanda-tanda vital, turgor kulit, normal.

    2) Berat badan dapat meningkat dengan nilai laboratorium normal dan

    tidak ada tanda tanda malnutrisi.

    3) Infeksi tidak terjadi

    4) Rasa lelah berkurang/Penurunan rasa lelah

    5) Pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan

    proses pengobatan.

    BAB IV

    29

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    30/36

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Hipoglikemi adalah suatu keadaan, dimana kadar gula darah

    plasma puasa kurang dari 50 mg/%. Type hipoglikemi digolongkan

    menjadi beberapa jenis yakni antara lain Transisi dini neonatus ( early

    Transitional neonatal ), Hipoglikemi klasik sementara (Classic transient

    neonatal), Sekunder (Scondary), Berulang ( Recurrent). Gejala

    hipoglikemia yang sering terjadi adalah sering merasa ngantuk,lemas,dan

    sering sakit kepala. Hal ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Untuk

    menjaga agar kadar gula selalu normal,perhatikan pola makan ,olah raga

    ringan secara teratur untuk membantu pembakaran glukosa menjadi nergi

    dan merangsang produksi insulin,hindarkan stress atau gangguan

    emosional lainnya dan disiplin minum obat sesuai anjuran dokter

    4.2 Saran

    Kesadaran mengontrol gula darah adalah cara yang bias di lakukan

    oleh setiap warga masyarakat, kami sangat menyarankan agar masyarakat

    sadar akan penyakit yang akan timbul jika tidak mengontrol gula darah

    masing-masing. Kami berharap makalah ini bias menjadi tambahan

    referensi pengetahuan mengenai penyakit hipoglikemia.

    DAFTAR PUSTAKA

    30

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    31/36

    - Carpenito (1997), L.J Nursing Diagnosis, Lippincott , New York

    - Marino (1991), ICU Book, Lea & Febiger, London

    - Nelson (1993), Ilmu Kesehatan Anak, EGC, Jakarta

    - Suparman (1988), Ilmu Penyakit Dalam , Universitas Indonesia, Jakarta.

    - Wong and Whaley (1996) Peiatric Nursing ; Clinical Manual, Morsby,

    Philadelpia

    - Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan. EGC :

    Jakarta.Carpenito, L.J. 1999. Rencana Asuhan keperawatan dan

    dokumentasi keperawatan, Diagnosis Keperawatan dan Masalah

    Kolaboratif, ed. 2. EGC : Jakarta.

    - Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman

    untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3. EGC : Jakarta.

    - Effendy, Nasrul. 1995. Pengantar Proses Keperawatan. EGC :

    Jakarta.FKUI. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid.II Ed.3. FKUI :

    Jakarta.

    - Haznam. 1991. Endokrinologi. Angkasa Offset : BandungNoer,

    Sjaifoellah H.M., dkk. 2003. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, cetakan

    keenam. Balai Penerbit FKUI : Jakarta

    - Soegondo S, dkk. 2007. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu,

    cetakan keenam. Balai Penerbit FKUI : Jakarta.

    31

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    32/36

    MAKALAH KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

    Kegawat Daruratan Hipoglikemi pada Diabetes Melitus

    Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

    Keperawatan Gawat Darurat Semester Ganjil

    Disusun oleh :

    1. Diki Nurfajar

    2. Mayangsari

    3. Melinda

    4. Nurliesnowati

    5. Ucu Enjang

    6. Yogi Agus

    7. Yuntika

    8. Zaenal Abidin

    Kelompok 3

    STIKes CIREBON

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CIREBON

    PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

    2010

    32

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    33/36

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

    Bismillahirrohmanirrohim,

    Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

    hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang

    berjudul Kegawatan Diabetes Melitus Hipoglekimia

    Ditujukan kepada dosen Keperawatan Gawat Darurat guna memenuhi

    tugas dengan harapan menambah wawasan pribadi maupn kelompok dan

    menambah nilai tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat

    Dalam penyelesaian makalah ini penulis tak lepas dari bantuan dari

    berbagai pihak yang ikut mendukung dalam pembuatan makalah ini.

    Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.

    Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca makalah

    ini demi kesempurnaan makalah ini. Oleh sebab penulis mengucapkan terima

    kasih.

    Dalam penyusunan makalah ini, kami menyajikan asuhan keperawatan

    dari pengkajian sampai evaluasi pada klien Diabetes Melitus Hipoglekimia

    dengan tujuan agar materi ini dapat di aplikasikan oleh seluruh ruang lingkup

    kesehatan, khususnya perawat.

    Kekurangan Makalah ini tentang Kegawatan Diabetes Melitus

    Hipoglekimia ini akan lebih bijak bila di sikapi dengan kritik yang konstruktif

    33

    i

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    34/36

    dan saran yang mengarah kepada perbaikan. Kami yakin dengan itu, penyusun

    melakukan perbaikan-perbaikan di masa datang.

    Karena manfaat Makalah ini yang dapat mendukung wawasan bagi

    masyarakat merupakan investasi kita yang tak ternilai harganya bagi pembelajaran

    di kalangan masyarakat.

    Semoga bermanfaat.

    Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokaatuh.

    Cirebon, Nopember 2010

    Penyusun

    34

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    35/36

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR..................................................................................... i

    DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

    1.2 Tujuan .................................................................................... 2

    BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3

    2.1 Konsep Dasar Teori ................................................................ 3

    2.2 Anatomi Fisiologi ................................................................... 6

    2.3 Etiologi ................................................................................... 8

    2.4 Fatofisiologi Hipoglikemia ..................................................... 11

    2.5 manisfestasi Klinis Hipoglikemia ........................................... 13

    2.6 Evaluasi Diagnostik Hipoglikemia ......................................... 14

    2.7 Penatalaksanaan kegawatdaruratan pada Hipoglikemia ......... 16

    BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ..................................................... 18

    3.1 Pengkajian .............................................................................. 18

    3.2 Diagnosa Keperawatan .......................................................... 20

    3.3 Implementasi Keperawatan ................................................... 21

    3.4 Interverensi Keperawatan ...................................................... 21

    3.5 Evaluasi .................................................................................. 29

    BAB IV PENUTUP ................................................................................... 30

    35

    ii

  • 7/27/2019 askep hipoglikemi.doc

    36/36

    4.1 Kesimpulan ............................................................................ 30

    4.2 Saran-saran ............................................................................ 30

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 31

    iii