askep hipoglikemi.doc
-
Upload
miftia-yunanda-putri -
Category
Documents
-
view
397 -
download
10
Transcript of askep hipoglikemi.doc
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
1/36
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Hipoglikemia (kadar glukosa darah yang abnormal-rendah) terjadi
kalau kadar glukosa turun di bawah 50 hingga 60 mg/dl (2,7 hingga
3,3mmol/L). Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau
preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau
karena aktivitas fisik yang berat. Pada hipoglikemia berat (kadar glukosa
darah hingga di bawah 10 mg/dl), dapat terjadi serangan kejang bahkan
dapat terjadi koma (koma hipoglikemik).
Pada sebagian besar kasus koma hipoglikemik yang ditemukan di
tempat pelayanan kesehatan umum (klinik/RS) penyebab utamanya adalah
karena terapi pemberian insulin pada pasien penderita diabetes mellitus.
Pada penelitian survey yang dilakukan oleh Department of Neurology and
Neurological Sciences, and Program in Neurosciences, Stanford
University School of Medicine,terdapat setidaknya 93,2% penyebab
masuknya seseorang dengan gejala koma hipoglikemik adalah mereka
yang menderita diabetes mellitus dan telah menjalani terapi pemberian
insulin pada rentang waktu sekitar 1,5 tahunan.
1
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
2/36
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui
pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta penanganan kegawat
daruratan pada HIPOGLIKEMIA.
2
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
3/36
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Teori
2.1.1 Pengertian
Hipoglikemia merupakan salah satu kegawatan diabetic
yang mengancam, sebagai akibat dari menurunnya kadar glukosa
darah < 60 mg/dl.
2.1.1.1 Adapun batasan hipoglikemia adalah:
1) Hipoglikemi murni : ada gejala hipoglikemi, glukosa darah
< 60 mg/dl
2) Reaksi hipoglikemi : gejala hipoglikemi bila gula darah
turun mendadak, misalnya dari 400 mg/dl menjadi 150
mg/dl
3) Koma hipoglikemi : koma akibat gula darah < 30 mg/dl
4) Hipoglikemi reaktif : gejala hipoglikemi yang terjadi 3 5
jam sesudah makan
2.1.1.2 Hipoglikemia pada DM stadium mellitus
2.1.1.3 Hipoglikemia dalam rangka pengobatan
1) penggunaan insulin
2) penggunaan sulfonylurea
3) bayi yang lahir dari ibu pasien DM
3
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
4/36
2.1.1.4 Hipoglikemia yang tidak berkaitan dengan DM
1) hiperinsulinisme alimenter paska gastrektomi
2) insulinoma
3) penyakit hati berat
4) tumor ekstrapan kreatik: vibrosarkoma, karsinoma ginjal
5) hipopituitarisme
2.1.2 Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya hipoglikemia pada pasien
yang mendapat pengobatan insulin atau sulfonilutea.
A. Factor-faktor yang berkaitan dengan pasien
1) Pengurangan atau keterlambatan makan
2) Kesalahan dosis obat
3) Pelatihan jasmani yang berlebihan
4) Perubahan tempat penyuntikan insulin
5) Penurunan kebutuhan insulin
6) hari-hari pertama persalinan
7) Penyakit hati berat
8) Gastroparesis diabetic
B. factor yang berkaitan dengan dokter
1) pengendalian gula darah yang tepat
2) pemberian obat obat yang mempnyai potensi hipoglikemik
3) penggantian jenis insulin
4
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
5/36
2.1.3 Resiko Tinggi Mengalami Hipoglikemi Adalah:
A. Diabetes mellitus
B. Parenteral nutrition
C. Sepsis
D. Enteral feeding
E. Corticosteroid therapy
F. Bayi dengan ibu dengan diabetic
G. Bayi dengan kecil masa kehamilan
H. Bayi dengan ibu yang ketergantungan narkotika
I. Luka bakar
J. Kanker pancreas
K. Penyakit Addisons
L. Hiperfungsi kelenjar adrenal
M.Penyakit hati
2.1.4 Type hipoglikemi digolongkan menjadi beberapa jenis yakni:
A. Transisi dini neonatus ( early transitional neonatal ) : ukuran
bayi yang besar ataupun normal yang mengalami kerusakan
sistem produksi pankreas sehingga terjadi hiperinsulin.
B. Hipoglikemi klasik sementara (Classic transient neonatal) :
tarjadi jika bayi mengalami malnutrisi sehingga mengalami
kekurangan cadangan lemak dan glikogen.
5
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
6/36
C. Sekunder (Scondary) : sebagai suatu respon stress dari neonatus
sehingga terjadi peningkatan metabolisme yang memerlukan
banyak cadangan glikogen.
D. Berulang ( Recurrent) : disebabkan oleh adanya kerusakan
enzimatis, atau metabolisme insulin terganggu.
2.2 Anatomi Fisiologi
2.2.1 Pengaturan Kadar Glukosa Darah
Peristiwa glukoneogenesis berperan penting dalam
penyediaan energi bagi kebutuhan tubuh, khususnya sistem saraf
dan peredaran darah (eritrosit). Kegagalan glukoneogenesis
berakibat FATAL, yaitu terjadinya DISFUNGSI OTAK yang
berakibat KOMA dan kematian. Hal ini terjadi bilamana kadar
glukosa darah berada di bawah nilai kritis. Nilai normal laboratoris
dari glukosa dalam darah ialah : 65 110 ml/dL atau 3.6 6.1
mmol/L. Setelah penyerapan makanan kadar glukosa darah pada
manusia berkisar antara 4.5 5.5 mmol/L.
Jika orang tersebut makan karbohidrat kadarnya akan naik
menjadi sekitar 6.5 7.2 mmol/L. Saat puasa kadar glukosa darah
turun berkisar 3.3 3.9 mmol/L.
Pengaturan kadar glukosa darah dilakukan melalui
mekanisme metabolik dan hormonal. pengaturan tersebut termasuk
6
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
7/36
bagian dari homeostatik. Aktivitas metabolik yang mengatur kadar
glukosa darah dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : (1)
Mutu dan Jumlah Glikolisis dan glukoneogenesis, (2) Aktivitas
enzim-enzim, seperti glukokinase dan heksokinase. Hormon
penting yang memainkan peranan sentral dalam pengaturan kadar
glukosa darah adalah insulin. insulin dihasilkan dari sel-sel b dari
pulau-pulau langerhans pankreas dan disekresikan langsung ke
dalam darah sebagai reaksi langsung bila keadaan hiperglikemia.
2.2.2 Proses pelepasan insulin dari sel B pulau Langerhans Pankreas
dijelaskan sebagi berikut :
A. Glukosa dengan bebas dapat memasuki sel-sel B Langerhans
karena adanya Transporter glut 2. glukosa kemudian
difosforilasi oleh enzim glukokinase yang kadarnya tinggi.
Konsentrasi glukosa darah mempengaruhi kecepatan
pembentukan ATP dari proses glikolisis, glukoneogenesis,
siklus Kreb dan Electron Transport System di mitokondria.
B. Peningkatan produksi ATP akan menghambat pompa kalium
( K+
pump) sehingga membran sel-sel B mengalami
depolarisasi sehingga ion-ion Kalsium ( Ca2+ ) masuk ke dalam
membran dan mendorong terjadinya eksositosis insulin.
Selanjutnya insulin dibawa darah dan mengubah glukosa yang
kadarnya tinggi menjadi glikogen.
7
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
8/36
Enzim yang kerjanya berlawanan dengan insulin adalah
glukagon. glukoagon dihasilkan oleh sel-sel a langerhans pankreas.
sekresi hormon ini distimulasi oleh keadaan hipoglikemia. bila
glukoagon yang dibawa darah sampai di hepar maka akan
mengaktifkan kerja enzim fosforilase sehingga mendorong
terjadinya glukoneogenesis.
2.3 Etiologi
2.3.1 Hipoglikemia bisa disebabkan oleh:
A. Pelepasan insulin yang berlebihan olehpankreas
B. Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang
diberikan kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar
gula darahnya
C. Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal
D. Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan
glukosa di hati.
Secara umum, hipogklikemia dapat dikategorikan sebagai
yang berhubungan dengan obat dan yang tidak berhubungan
dengan obat. Sebagian besar kasus hipoglikemia terjadi pada
penderita diabetes dan berhubungan dengan obat.
8
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
9/36
Penderita diabetes berat menahun sangat peka terhadap
hipoglikemia berat. Hal ini terjadi karenasel-sel pulau pankreasnya
tidak membentukglukagon secara normal dan kelanjar adrenalnya
tidak menghasilkan epinefrin secara normal. Padahal kedua hal
tersebut merupakan mekanisme utama tubuh untuk mengatasi
kadar gula darah yang rendah. Pemakaian alkohol dalam jumlah
banyak tanpa makan dalam waktu yang lama bisa menyebabkan
hipoglikemia yang cukup berat sehingga menyebabkan stupor.
Puasa yang lama bisa menyebabkan hipoglikemia hanya jika
terdapat penyakit lain (terutama penyakit kelenjar hipofisa atau
kelenjar adrenal) atau mengkonsumsi sejumlah besar alkohol.
Cadangan karbohidrat di hati bisa menurun secara perlahan
sehingga tubuh tidak dapat mempertahankan kadar gula darah yang
adekuat.
Pada orang-orang yang memiliki kelainan hati, beberapa
jam berpuasa bisa menyebabkan hipoglikemia. Bayi dan anak-anak
yang memiliki kelainan sistem enzim hati yang memetabolisir gula
bisa mengalami hipoglikemia diantara jam-jam makannya.
Seseorang yang telah menjalani pembedahan lambung bisa
mengalami hipoglikemia diantara jam-jam makannya
(hipoglikemia alimenter, salah satu jenis hipoglikemia reaktif).
Hipoglikemia terjadi karena gula sangat cepat diserap sehingga
9
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
10/36
merangsang pembentukan insulin yang berlebihan. Kadar insulin
yang tinggi menyebabkan penurunan kadar gula darah yang cepat.
Jenis hipoglikemia reaktif lainnya terjadi pada bayi dan
anak-anak karena memakan makanan yang mengandung gula
fruktosa dan galaktosa atau asam amino leusin. Fruktosa dan
galaktosa menghalangi pelepasan glukosa dari hati; leusin
merangsang pembentukan insulin yang berlebihan oleh pankreas.
Akibatnya terjadi kadar gula darah yang rendah beberapa saat
setelah memakan makanan yang mengandung zat-zat tersebut.
Hipoglikemia reaktif pada dewasa bisa terjadi setelah
mengkonsumsi alkohol yang dicampur dengan gula (misalnya gin
dan tonik). Pembentukan insulin yang berlebihan juga bisa
menyebakan hipoglikemia. Hal ini bisa terjadi pada tumor sel
penghasil insulin di pankreas (insulinoma).
Kadang tumor diluar pankreas yang menghasilkan hormon
yang menyerupai insulin bisa menyebabkan hipoglikemia.
Penyebab lainnya adalah penyakti autoimun, dimana tubuh
membentukantibodi yang menyerang insulin.
10
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
11/36
2.4 Patofisiologi Hipoglikemia
Ketergantungan otak setiap saat pada glukosa yang disuplai oleh
sirkulasi diakibatkan oleh ketidak mampuan otak untuk membakar asam
lemak berantai panjang, kurangnya simpanan glukosa sebagai glikogen
didalam otak orang dewasa, dan ketidak tersediaan keton dalam fase
makan atau posabsorbtif.
Puasa / intake kurang
Glikogenolisis
Deficit glikogen pada hepar
Gula darah menurun < 60 mg/dl
Penurunan nutrisi jaringan otak
Respon SSP
Respon Otak Respon Vegetatif
Kortek serebri Pelepasan norepinefrin & kurang suplai energi ( < 50mg/dl)
adrenalin
11
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
12/36
Kekaburan yang dirasa dikepala Takikardia, pucat, gemetar,
Sulit konsentrasi / berfikir berkeringat Gemetar
Kepala terasa melayang Tidak sadar Gangguan proses berfikir Stupor,
kejang, koma
Dalam proses metabolisme,insulin memegang peran yang
sangat penting yaitu bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel. Insulin
adalah suatu zat yang dikeluarkan oleh sel beta di Pankreas.
A. Pankreas
Pankreas adalah sebuah kelenjar yang letaknya di belakang
lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang disebut pulau-
pulau Langerhans yang berisi sel beta. Sel beta mngeluarkan hormon
insulin untuk mengatur kadar glukosa darah. Selain sel beta ada juga
srl alfa yang memproduksi glukagon yang bekerja sebaliknya dengan
insulin yaitu meningkatkan kadar glukosa darah. Juga ada sel delta
yang mngeluarkan somastostatin.
B. Kerja Insulin
Insulin diibaratkan sebagai anak kunci untuk membuka pintu
masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel, glukosa
itu dimetabolismekan menjadi tenaga.
12
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
13/36
Seperti sebagian besar jaringan lainnya, matabolisme otak
terutama bergantung pada glukosa untuk digunakan sebagai bahan
bakar. Saat jumlah glukosa terbatas, otak dapat memperoleh
glukosa dari penyimpanan glikogen di astrosit, namun itu dipakai
dalam beberapa menit saja. Untuk melakukan kerja yang begitu
banyak, otak sangat tergantung pada suplai glukosa secara terus
menerus dari darah ke dalam jaringan interstitial dalam system
saraf pusat dan saraf-saraf di dalam system saraf tersebut.
Oleh karena itu, jika jumlah glukosa yang di suplai oleh
darah menurun, maka akan mempengaruhi juga kerja otak. Pada
kebanyakan kasus, penurunan mental seseorang telah dapat dilihat
ketika gula darahnya menurun hingga di bawah 65 mg/dl (3.6
mM). Saat kadar glukosa darah menurun hingga di bawah 10 mg/dl
(0.55 mM), sebagian besar neuron menjadi tidak berfungsi
sehingga dapat menghasilkan koma.
2.5 Manifestasi Klinis Hipoglikemia
Hipoglikemi terjadi karena adanya kelebihan insulin dalam darah
sehingga menyebabkan rendahnya kadar gula dalam darah. Kadar gula
darah yang dapat menimbulkan gejala-gejala hipoglikemi, bervariasi
antara satu dengan yang lain.
13
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
14/36
Pada awalnya tubuh memberikan respon terhadap rendahnya kadar
gula darah dengan melepasakan epinefrin (adrenalin) dari kelenjar adrenal
dan beberapa ujung saraf. Epinefrin merangsang pelepasan gula dari
cadangan tubuh tetapi jugamenyebabkan gejala yang menyerupai serangan
kecemasan (berkeringat, kegelisahan, gemetaran, pingsan, jantung
berdebar-debar dan kadang rasa lapar).
Hipoglikemia yang lebih berat menyebabkan berkurangnya
glukosa ke otak dan menyebabkan pusing, bingung, lelah, lemah, sakit
kepala, perilaku yang tidak biasa, tidak mampu berkonsentrasi, gangguan
penglihatan, kejang dan koma. Hipoglikemia yang berlangsung lama bisa
menyebabkan kerusakan otak yang permanen. Gejala yang menyerupai
kecemasan maupun gangguan fungsi otak bisa terjadi secara perlahan
maupun secara tiba-tiba. Hal ini paling sering terjadi pada orang yang
memakai insulin atau obat hipoglikemik per-oral. Pada penderita tumor
pankreas penghasil insulin, gejalanya terjadi pada pagi hari setelah puasa
semalaman, terutama jika cadangan gula darah habis karena melakukan
olah raga sebelum sarapan pagi. Pada mulanya hanya terjadi serangan
hipoglikemia sewaktu-waktu, tetapi lama-lama serangan lebih sering
terjadi dan lebih berat.
2.6 Evaluasi Diagnostik Hipoglikemia
Gejala hipoglikemia jarang terjadi sebelum kadar gula darah
mencapai 50 mg/dL. Diagnosis hipoglikemia ditegakkan berdasarkan
14
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
15/36
gejala-gejalanya dan hasil pemeriksaan kadar gula darah. Penyebabnya
bisa ditentukan berdasarkan riwayat kesehatan penderita, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan laboratorium sederhana. Jika dicurigai suatu
hipoglikemia autoimun, maka dilakukan pemeriksaan darah untuk
mengetahui adanya antibodi terhadap insulin. Untuk mengetahui adanya
tumor penghasil insulin, dilakukan pengukuran kadar insulin dalam darah
selama berpuasa (kadang sampai 72 jam). Pemeriksaan CT scan, MRI atau
USG sebelum pembedahan, dilakukan untuk menentukan lokasi tumor.
2.6.1 Reaksi Hipoglikemia
Reaksi hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh
kekurangan glukosa, dengan tanda-tanda rasa lapar, gemetar,
keringat dingin, pusing, dan sebagainya. Penderita koma
hipoglikemik harus segera dibawa ke rumah sakit karena perlu
mendapat suntikan glukosa 40% dan infuse glukosa. Diabetisi yang
mengalami reaksi hipoglikemik (masih sadar), atau koma
hipoglikemik, biasanya disebabkan oleh obat anti-diabetes yang
diminum dengan dosis terlalu tinggi, atau penderita terlambat
makan, atau bisa juga karena latihan fisik yang berlebihan.
15
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
16/36
2.7 Penatalaksanaan Kegawat daruratan pada Hipoglikemia
Gejala hipoglikemia akan menghilang dalam beberapa menit
setelah penderita mengkonsumsi gula (dalam bentuk permen atau tablet
glukosa) maupun minum jus buah, air gula atau segelas susu. Seseorang
yang sering mengalami hipoglikemia (terutama penderita diabetes),
hendaknya selalu membawa tablet glukosa karena efeknya cepat timbul
dan memberikan sejumlah gula yang konsisten. Baik penderita diabetes
maupun bukan, sebaiknya sesudah makan gula diikuti dengan makanan
yang mengandung karbohidrat yang bertahan lama (misalnya roti atau
biskuit). Jika hipoglikemianya berat dan berlangsung lama serta tidak
mungkin untuk memasukkan gula melalui mulut penderita, maka
diberikan glukosa intravena untuk mencegah kerusakan otak yang serius.
Seseorang yang memiliki resiko mengalami episode hipoglikemia berat
sebaiknya selalu membawa glukagon. Glukagon adalah hormon yang
dihasilkan oleh sel pulau pankreas, yang merangsang pembentukan
sejumlah besar glukosa dari cadangan karbohidrat di dalam hati. Glukagon
tersedia dalam bentuk suntikan dan biasanya mengembalikan gula darah
dalam waktu 5-15 menit.
Tumor penghasil insulin harus diangkat melalui pembedahan.
Sebelum pembedahan, diberikan obat untuk menghambat pelepasan
insulin oleh tumor (misalnya diazoksid). Bukan penderita diabetes yang
16
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
17/36
sering mengalami hipoglikemia dapat menghindari serangan hipoglikemia
dengan sering makan dalam porsi kecil.
17
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
18/36
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPOGLIKEMIA
3.1 PENGKAJIAN
1.1.1 Aktivitas / Istirahat
Gejala : lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot
menurun. Tanda : penurunan kekuatan otot.
3.1.2 Sirkulasi
Gejala : ulkus pada kaki, penyembuhan lama, kesemutan/kebas
pada ekstremitas. Tanda : kulit panas, kering dan kemerahan.
3.1.3 Integritas Ego
Gejala : tergantung pada orang lain. Tanda : ansietas, peka
rangsang.
3.1.4 Eleminasi
Gejala : perubahan pola berkemih (poliuria), nakturia . Tanda
: urine encer, pucat kering, poliurine.
18
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
19/36
3.1.5 Makanan/cairan
Gejala : hilang nafsu makan, mual/muntah, tidak mengikuti
diet, penurunan berat badan.
Tanda : kulit kering/bersisik, turgor jelek.
3.1.6 Nyeri/ kenyamanan
Gejala : nyeri pada luka ulkus. Tanda : wajah meringis dengan
palpitasi, tampak sangat hati-hati.
3.1.7 Keamanan
Gejala : kulit kering, gatal, ulkus kulit. Tanda : demam, diaforesis,
kulit rusak, lesi/ulserasi
3.1.8 Penyuluhan / pembelajaran
Gejala : faktor risiko keluarga DM, penyakit jantung, stroke,
hipertensi, penyembuhan yang lamba. Penggunaan obatseperti
steroid, diuretik (tiazid) : diantin dan fenobarbital (dapat
meningkatkan kadar glukosa darah).
19
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
20/36
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
3.2.1 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik,
kehilangan gastrik, berlebihan diare, mual, muntah, masukan
dibatasi, kacau mental.
3.2.2 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral :
anoreksia, mual, lambung penuh, nyeri abdomen, perubahan
kesadaran : status hipermetabolisme, pelepasan hormon stress.
3.2.3 Risiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan perifer, perubahan sirkulasi, kadar gula darah yang
tinggi, prosedur invasif dan kerusakan kulit.
3.2.4 Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi
metabolik, perubahan kimia darah, insufisiensi insulin, peningkatan
kebutuhan energi, status hipermetabolisme/infeksi.
3.2.5 Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi /
tidak mengenal sumber informasi.
20
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
21/36
3.3 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
3.3.1 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis
osmotik, kehilangan gastric, berlebihan (diare, muntah) masukan
dibatasi (mual, kacau mental).
3.3.2 Tujuan : Kondisi tubuh stabil, tanda-tanda vital, turgor kulit,
normal.
Kriteria Hasil : - pasien menunjukan adanya perbaikan
keseimbangan cairan, dengan kriteria ; pengeluaran urine yang
adekuat (batas normal), tanda-tanda vital stabil, tekanan nadi
perifer jelas, turgor kulit baik, pengisian kapiler baik dan membran
mukosa lembab atau basah.
3.4 INTERVENSI KEPERAWATAN
3.4.1 Pantau tanda-tanda vital, catat adanya perubahan tekanan darah
ortestastik.
R : Hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan
takikardia.
3.4.2 Kaji pola napas dan bau napas.R : Paru-paru mengeluarkan asam
karbonat melalui pernapasan yang menghasilkan kompensasi
alkosis respiratoris terhadap keadaan ketoasidosis.
3.4.3 Kaji suhu, warna dan kelembaban kulit.R : Demam, menggigil,
dan diaferesis merupakan hal umum terjadi pada proses infeksi.
21
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
22/36
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
23/36
Kriteria Hasil :
- pasien mampu mengungkapkan pemahaman tentang penyalahgunaan
zat, penurunan jumlah intake ( diet pada status nutrisi).
- mendemonstrasikan perilaku, perubahan gaya hidup untuk
meningkatkan dan mempertahankan berat badan yang tepat.
Intervensi:
1) Timbang berat badan setiap hari sesuai indikasiR : Mengetahui
pemasukan makan yang adekuat.
2) Tentukan program diet dan pola makanan pasien dibandingkan
dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien.R :
Mengindentifikasi penyimpangan dari kebutuhan.
3) Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut
kembung, mual,muntah, pertahankan puasa sesuai indikasi.R :
mempengaruhi pilihan intervensi.
4) Observasi tanda-tanda hipoglikemia, seperti perubahan tingkat
kesadaran, dingin/lembab, denyut nadi cepat, lapar dan pusing.R :
secara potensial dapat mengancam kehidupan, yang harus dikali
dan ditangani secara tepat
23
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
24/36
5) Kolaborasi dalam pemberian insulin, pemeriksaan gula darah dan
diet.R : Sangat bermanfaat untuk mengendalikan kadar gula
darah.
2. Risiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan
perifer, perubahan sirkulasi, kadar gula darah yang rendah,
prosedur invasif dan kerusakan kulit.
Tujuan : Infeksi tidak terjadi
Kriteria Hasil :
mengindentifikasi faktor-faktor risiko individu dan intervensi
untuk mengurangi potensial infeksi. pertahankan lingkungan aseptik
yang aman.
Intervensi
1) Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan seperti demam,
kemerahan, adanya pus pada luka , sputum purulen, urin warna
keruh dan berkabut. R : pasien masuk mungkin dengan infeksi
24
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
25/36
yang biasanya telah mencetus keadaan ketosidosis atau dapat
mengalami infeksi nosokomial.
2) Tingkatkan upaya pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang
baik, setiap kontak pada semua barang yang berhubungan dengan
pasien termasuk pasien nya sendiri. R : mencegah timbulnya
infeksi nosokomial.
3) Pertahankan teknik aseptik pada prosedur invasif (seperti
pemasangan infus, kateter folley, dsb).R : Kadar glukosa yang
tinggi dalam darah akan menjadi media terbaik bagi pertumbuhan
kuman.
4) Pasang kateter / lakukan perawatan perineal dengan baik.
R : Mengurangi risiko terjadinya infeksi saluran kemih.
5) Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sungguh.
Masase daerah tulang yang tertekan, jaga kulit tetap kering, linen
kering dantetap kencang (tidak berkerut). R : sirkulasi perifer bisa
terganggu yang menempatkan pasien pada penigkatan risiko
terjadinya kerusakan pada kulit / iritasi dan infeksi.
6) Posisikan pasien pada posisi semi fowler.R : memberikan
kemudahan bagi paru untuk berkembang, menurunkan terjadinya
risiko hipoventilasi.
25
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
26/36
7) Kolaborasi antibiotik sesuai indikasi.R : penenganan awal dapat
membantu mencegah timbulnya sepsis
3. .Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik,
perubahan kimia darah, insufisiensi insulin, peningkatan kebutuhan
energi, status hipermetabolisme/infeksi.
Tujuan : Rasa lelah berkurang / Penurunan rasa lelah
Kriteria Hasil :
- menyatakan mapu untuk beristirahat dan peningkatan tenaga.
- mampu menunjukan faktor yang berpengaruh terhadap kelelahan.
- Menunjukan peningkatan kemampuan dan berpartisipasi dalam
aktivitas.
Intervensi
1) Diskusikan dengan pasien kebutuhan aktivitas. Buat jadwal
perencanaandengan pasien dan identifikasi aktivitas yang
menimbulkan kelelahan.R : pendidikan dapat memberikan
motivasi untuk meningkatkan aktivitas meskipun pasien mungkin
sangat lemah.
.2) Berikan aktivitas alternatif denagn periode istirahat yang cukup /
tanpa terganggu.R : mencegah kelelahan yang berlebihan.
26
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
27/36
3) Pantau tanda-tanda vital sebelum atau sesudah melakukan
aktivitas.R : mengidentifikasi tingkat aktivitas yang ditoleransi
secara fisiologi.
4) Diskusikan cara menghemat kalori selama mandi, berpindah tempat
dan sebagainya.R : dengan penghematan energi pasien dapat
melakukan lebih banyak kegiatan.
5) Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
sesuai kemampuan / toleransi pasien.R : meningkatkan
kepercayaan diri / harga diri yang positif sesuai tingkat aktivitas
yang dapat ditoleransi pasien.
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi/tidak
mengenal sumber informasi.
Tujuan : pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek
prosedur dan proses pengobatan.
Kriteria Hasil :
27
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
28/36
melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari
suatu tindakan.
- memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta
dalam regimen perawatan.
Intervensi
1) Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.
R : megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien
dan keluarga tentang penyakitnya.
2) Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya
sekarang.R : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang,
klien dan keluarganya akan merasa tenang dan mengurangi rasa
cemas.
3) Anjurkan klien dan keluarga untuk memperhatikan diet makanan
nya.R : diet dan pola makan yang tepat membantu proses
penyembuhan.
4) Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang
telah diberikan.R : mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan
keluarga serta menilai keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.
3.5 EVALUASI
28
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
29/36
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan Hipoglikemi pada DM
adalah :
1) Kondisi tubuh stabil, tanda-tanda vital, turgor kulit, normal.
2) Berat badan dapat meningkat dengan nilai laboratorium normal dan
tidak ada tanda tanda malnutrisi.
3) Infeksi tidak terjadi
4) Rasa lelah berkurang/Penurunan rasa lelah
5) Pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan
proses pengobatan.
BAB IV
29
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
30/36
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hipoglikemi adalah suatu keadaan, dimana kadar gula darah
plasma puasa kurang dari 50 mg/%. Type hipoglikemi digolongkan
menjadi beberapa jenis yakni antara lain Transisi dini neonatus ( early
Transitional neonatal ), Hipoglikemi klasik sementara (Classic transient
neonatal), Sekunder (Scondary), Berulang ( Recurrent). Gejala
hipoglikemia yang sering terjadi adalah sering merasa ngantuk,lemas,dan
sering sakit kepala. Hal ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Untuk
menjaga agar kadar gula selalu normal,perhatikan pola makan ,olah raga
ringan secara teratur untuk membantu pembakaran glukosa menjadi nergi
dan merangsang produksi insulin,hindarkan stress atau gangguan
emosional lainnya dan disiplin minum obat sesuai anjuran dokter
4.2 Saran
Kesadaran mengontrol gula darah adalah cara yang bias di lakukan
oleh setiap warga masyarakat, kami sangat menyarankan agar masyarakat
sadar akan penyakit yang akan timbul jika tidak mengontrol gula darah
masing-masing. Kami berharap makalah ini bias menjadi tambahan
referensi pengetahuan mengenai penyakit hipoglikemia.
DAFTAR PUSTAKA
30
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
31/36
- Carpenito (1997), L.J Nursing Diagnosis, Lippincott , New York
- Marino (1991), ICU Book, Lea & Febiger, London
- Nelson (1993), Ilmu Kesehatan Anak, EGC, Jakarta
- Suparman (1988), Ilmu Penyakit Dalam , Universitas Indonesia, Jakarta.
- Wong and Whaley (1996) Peiatric Nursing ; Clinical Manual, Morsby,
Philadelpia
- Brooker, Christine. 2001. Kamus Saku Keperawatan. EGC :
Jakarta.Carpenito, L.J. 1999. Rencana Asuhan keperawatan dan
dokumentasi keperawatan, Diagnosis Keperawatan dan Masalah
Kolaboratif, ed. 2. EGC : Jakarta.
- Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman
untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3. EGC : Jakarta.
- Effendy, Nasrul. 1995. Pengantar Proses Keperawatan. EGC :
Jakarta.FKUI. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid.II Ed.3. FKUI :
Jakarta.
- Haznam. 1991. Endokrinologi. Angkasa Offset : BandungNoer,
Sjaifoellah H.M., dkk. 2003. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, cetakan
keenam. Balai Penerbit FKUI : Jakarta
- Soegondo S, dkk. 2007. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu,
cetakan keenam. Balai Penerbit FKUI : Jakarta.
31
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
32/36
MAKALAH KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
Kegawat Daruratan Hipoglikemi pada Diabetes Melitus
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Gawat Darurat Semester Ganjil
Disusun oleh :
1. Diki Nurfajar
2. Mayangsari
3. Melinda
4. Nurliesnowati
5. Ucu Enjang
6. Yogi Agus
7. Yuntika
8. Zaenal Abidin
Kelompok 3
STIKes CIREBON
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CIREBON
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
2010
32
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
33/36
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Bismillahirrohmanirrohim,
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
berjudul Kegawatan Diabetes Melitus Hipoglekimia
Ditujukan kepada dosen Keperawatan Gawat Darurat guna memenuhi
tugas dengan harapan menambah wawasan pribadi maupn kelompok dan
menambah nilai tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat
Dalam penyelesaian makalah ini penulis tak lepas dari bantuan dari
berbagai pihak yang ikut mendukung dalam pembuatan makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan dari pembaca makalah
ini demi kesempurnaan makalah ini. Oleh sebab penulis mengucapkan terima
kasih.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyajikan asuhan keperawatan
dari pengkajian sampai evaluasi pada klien Diabetes Melitus Hipoglekimia
dengan tujuan agar materi ini dapat di aplikasikan oleh seluruh ruang lingkup
kesehatan, khususnya perawat.
Kekurangan Makalah ini tentang Kegawatan Diabetes Melitus
Hipoglekimia ini akan lebih bijak bila di sikapi dengan kritik yang konstruktif
33
i
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
34/36
dan saran yang mengarah kepada perbaikan. Kami yakin dengan itu, penyusun
melakukan perbaikan-perbaikan di masa datang.
Karena manfaat Makalah ini yang dapat mendukung wawasan bagi
masyarakat merupakan investasi kita yang tak ternilai harganya bagi pembelajaran
di kalangan masyarakat.
Semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokaatuh.
Cirebon, Nopember 2010
Penyusun
34
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
35/36
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3
2.1 Konsep Dasar Teori ................................................................ 3
2.2 Anatomi Fisiologi ................................................................... 6
2.3 Etiologi ................................................................................... 8
2.4 Fatofisiologi Hipoglikemia ..................................................... 11
2.5 manisfestasi Klinis Hipoglikemia ........................................... 13
2.6 Evaluasi Diagnostik Hipoglikemia ......................................... 14
2.7 Penatalaksanaan kegawatdaruratan pada Hipoglikemia ......... 16
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ..................................................... 18
3.1 Pengkajian .............................................................................. 18
3.2 Diagnosa Keperawatan .......................................................... 20
3.3 Implementasi Keperawatan ................................................... 21
3.4 Interverensi Keperawatan ...................................................... 21
3.5 Evaluasi .................................................................................. 29
BAB IV PENUTUP ................................................................................... 30
35
ii
-
7/27/2019 askep hipoglikemi.doc
36/36
4.1 Kesimpulan ............................................................................ 30
4.2 Saran-saran ............................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 31
iii