askep hidronefosis 22

download askep hidronefosis 22

of 20

description

askepp

Transcript of askep hidronefosis 22

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIDRONEFROSIS

A5-DOleh Kelompok IV :

NI NENGAH BUDIANI(11.321.1144)RIZKY ADE KURNIAWAN (11.321.1174)PANDE TRISNANTARI(11.321.1180)ADITYA RAHARJA I MADE(11.321.1193)NI LUH MULIANI(11.321.1266)

STIKES WIRAMEDIKA PPNI BALIPROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN2013

Kata Pengantar

Om SwastyastuPuji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena berkat rahmat-NYA, kami dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada Pasien Hidronefrosis.Kami menyadari bahwa tulisan dari laporan ini jauh dari kesan sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat kami harapkan. Kami juga tidak lupa mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada para pembaca, jika pada laporan ini ada kesalahan cetak, susunan, dan sistematika yang lolos dari pengamatan kami. Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Denpasar, September 2012

Penulis

Daftar Isi

Kata Pengantar2Daftar Isi3BAB IPENDAHULUAN5A.Latar Belakang5B.Rumusan Masalah5C.Tujuan6D.Manfaat6BAB IIASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIDRONEFROSIS7A.Konsep Dasar Teori Hidronefrosis71.Definisi72.Etiologi73.Patofisiologi74.Tanda dan Gejala85.Penatalaksanaan86.Komplikasi97.Pemeriksaan Diagnostik9B.Asuhan keperawatan pada pasien Hidronefrosis101.Pengkajian102.Diagnosa113.Rencana Tindakan114.Implementasi165.Evaluasi17BAB IIIPENUTUP18A.Keasimpulan18B.Saran18Daftar Pustaka19LAMPIRAN 1PATHWAY HIDRONEFROSIS20

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar BelakangObstruksi lintas air kemih menyebabkan geral alir kemih tertahan (retensi). Hal ini dapat terjadi di sepanjang lintasan dari hulu pada piala sampai ke muara pada uretra. Gangguan penyumbatan ini bisa disebabkan oleh kelainan mekanik di dalam liang, pada dinding atau tindisan dari luar terhadap dinding lintasan atau disebabkan kelainan dinamik (neuromuskuler) yang masing-masing bisa karena kelainan dibawa lahir atau diperdapat. Selanjutnya penyumbatan ini bisa menyumbat sempurna (total) atau tidak sempurna ( sub total) dengan masing-masing bisa tampil mendadak, menahun atau berulang timbul. Adanya rintangan penyumbatan total. Pada penyumbatan sub-total melewatkan sebagian air kemih dan menahun sebagian lain yang berangsur menumpuk seluruhnya pada penyumbatan total. Pada penyumbatan sub-total melewatkan sebagian air kemih dan menahan sebagian lain yang berangsur-angsur menumpuk. Tumpukan air kemih ini meregangkan lintasan pada hulu obstruksi sehingga melebar. Bagian hulu saluran ini berusaha meningkat tenaga dorong untuk mengungguli hambatan sumbatan dengan menambah kuat kontraksi jaringan dinding saluran agar penyaluran air kemih dapat berlangsung sempurna seperti biasanya (kompensasi). Selanjutnya pada perlangsungan obstruksi biasanya mengundang kehadiran bakteri dan pembentukan batu yang menyebabkan penyulit-penyulit yang lebih memberatkan keadaan. Rentetan kejadian makin ke hulu melibatkan ginjal sehingga terjadi hidronefrosis.

1. Rumusan Masalah1. Apakah definisi hidronefrosis?1. Apakah etiologi hidronefrosis?1. Bagaimana patofisiologi hidronefrosis?1. Apakah tanda dan gejala hidronefrosis?1. Bagaimana penatalaksanaan hidronefrosis?1. Apakah komplikasi hidronefrosis?1. Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada hidronefrosis?

1. TujuanTujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Sistem Perkemihan yang telah dibebankan kepada kami. selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk membuat kami memahami tentang konsep dasar penyakit dan konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien dengan hidronefrosis.

1. Manfaat1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi hidronefrosis.1. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi hidronefrosis.1. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi hidronefrosis.1. Mahasiswa dapat mengetahui tanda dan gejala hidronefrosis.1. Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan hidronefrosis.1. Mahasiswa dapat mengetahui komplikasi hidronefrosis.1. Mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan diagnosti pada hidronefrosis.

BAB IIASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIDRONEFROSIS

1. Konsep Dasar Teori Hidronefrosis1. DefinisiHidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua ginjal akibat adanya obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik sehingga tekanan diginjal meningkat (Smeltzer dan Bare, 2002).Hidronefrosis adalah obstruksi aliran kemih proksimal terhadap kandung kemih dapat mengakibatkan penimbunan cairan bertekanan dalam pelviks ginjal dan ureter yang dapat mengakibatkan absorbsi hebat pada parenkim ginjal (Sylvia, 1995).Jadi, hidronefrosis adalah dilatasi piala dan kaliks ginjal pada salah satu atau kedua ginjal akibat adanya obstruksi.

1. Etiologi1. Jaringan parut ginjal/ureter 1. Batu1. Neoplasma/tumor1. Kelainan congenital pada leher kandung kemih dan ureter1. Penyempitan uretra1. Pembesaran uterus pada kehamilan

1. PatofisiologiObstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir baik, sehingga tekanan di ginjal meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra atau kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi kedua ginjal, tetapi jika obstruksi terjadi di salah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan, maka hanya satu ginjal saja yang rusak.Obstruksi parsial atau intermiten dapat disebabkan oleh batu renal yang terbentuk di piala ginjal tetapi masuk ke ureter dan menghambatnya. Obstruksi dapat diakibatkan oleh tumor yang menekan ureter atau berkas jaringan parut akibat abses atau inflamasi dekat ureter dan menjepit jaringan tersebut. Gangguan dapat sebagai akibat dari bentuk sudut abnormal di pangkal ureter atau posisi ginjal yang salah, yang menyebabkan ureter berpilin atau kaku. Pada pria lansia, penyebab tersering adalah obstruksi uretra pada kandung kemih akibat pembesaran prostat. Hidronefrosis juga dapat terjadi pada kehamilan akibat pembesaran uterus.Apapun penyebabnnya, adanya akumulasi urin di piala ginjal, akan menyebabkan distensi piala dan kaliks ginjal. Pada saat ini, atrofi ginjal terjadi. Ketika salah satu ginjal sedang mengalami kerusakan bertahap, maka ginjal yang lain akan membesar secara bertahap (hipertrofi kompensori). Akhirnya fungsi renal terganggu.Patofisiologi terjadinya hidronefrosis dan hiroureter diawali dengan adanya hambatan aliran urin secara anatomik ataupun fisiologik. Hambatan ini dapat terjadi dimana saja sepanjang ginjal sampai meatus uretra. Peningkatan tekanan ureter menyebabkan perubahan dalam filtrasi glomerulus (GFR), fungsi tubulus, dan aliran darah ginjal. GFR menurun dalam beberapa jam setelah terjadinya hambatan. Kondisi ini dapat bertahan selama beberpa minggu. Fungsi tubulus juga terganggu. Berat dan durasi kelainan ini tergantung pada berat dan durasi hambatan aliran. Hambatan aliran yang singkat menyebabkan kelainan yang reversibel sedangkan sumbatan kronis menyebabkan atrofi tubulus dan hilangnya nefron secara permanen. Peningkatan tekanan ureter juga aliran balik pielovena dan pielolimfatik. Dalam duktus kolektivus, dilatasi dibatasi oleh parenkim ginjal. Namun komponen diluar ginjal dapat berdilatasi maksimal(Pathway terlampir)

1. Tanda dan GejalaPasien mungkin asimtomatik jika awitan terjadi secara bertahap. Obstruksi akut dapat menimbulkan rasa sakit di panggul dan di punggung. Jika terdapat infeksi, maka disuria, nyeri, mual-muntah juga akan terjadi. Hematuria dan oliguria mungkin juga ada. Pasien biasanya juga akan mengalami malaise.

1. PenatalaksanaanTujuan penatalaksanaan adalah untuk mengidentifikasi dan memperbaiki penyebab obstruksi, untuk menangani infeksi, dan untuk mempertahankan serta melindungi fungsi renal.Untuk mengurangi obstruksi, urin harus dialihkan melalui tindakan nefrostomi atau tipe diversi lainnya. Infeksi ditangani dengan agens antimikrobal karena sisa urin dalam kaliks menyebabkan infeksi dan pielonefritis. Pasien disebabkan untuk mengangkat lesi obstruktif (batu, tumor, obstruksi ureter). Jika salah satu ginjal rusak parah dan fungsinya hancur, nefrektomi (pengankatan ginajal) dapat dilakukan.

1. Komplikasia. Gagal ginjalb. Hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium)c. Gagal jantung kongestif

1. Pemeriksaan Diagnostik0. USG: memberikan gambaran ginjal, ureter, kandung kemih.0. Urografi intravena: dapat menunjukkan aliran air kemih melalui ginjal.0. Sistokopi: dapat melihat kandung kemih secara langsung.0. Laboratorium: biasanya pada kadar urea karena ginjal tidak mampu membuang limbah metabolik.

1. Asuhan keperawatan pada pasien Hidronefrosis1. PengkajianAnamnesisa. Identitas b. Keluhan Utama Biasanya pasien akan mengeluh nyeri yang luar biasa di daerah tulang rusuk bagian belakang dan tulang panggul, demam, mual, muntah, uremia, disuria.c. Riwayat Penyakit1) Riwayat penyakit sekarangFaktor riwayat penyakit sangat penting untuk diketahui untuk mengatahui jenis penyebab. Dalam hal ini perawat harus menanyakan kapan terjadinya awitan pertama kali.2) Riwayat penyakit terdahuluPerawat harus mengkaji riwayat penyakit terdahulu untuk mengetahui faktor predisposisi yang mungkin dapat menjadi faktor penyebab penyakit pasien. Seperti pernah mengalami pembedahan, batu ginjal.3) Riwayat penyakit keluargaTanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit ginjal atau kelainan-kelainan ginjal sebelumnya, karena kemungkinan penyakit dapat diturunkan oleh keluarga.

d. Pemeriksaan Fisik1) Aktifitas dan IstirahatBiasanya pasien akan menagalami kelelahan, kelemahan, dan malaise.2) EliminasiPenurunan frekwensi urin,oliguri,anuri,perubahan warna urin.3) Makanan/cairanPenurunan BB karena malnutrisi, anoreksia, mual, muntah.4) Nyeri/KenyamananNyeri panggul, gelisah.5) Integritas EgoPerasaan tak berdaya, tidak ada harapan, ansietas, takut6) SeksualitasPenurunan libido1. Diagnosa1. Ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan ketidakseimbangan intake dan output.1. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi saluran kemih.1. Nyeri berhubungan dengan agen cedera bioogis 1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah.1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan oleh informasi

1. Rencana TindakanDx 1: Ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan ketidakseimbangan intake dan output.

No DxTujuan dan Kriteria HasilIntervensiRasional

3. Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama x24 jam diaharapkan volume cairan px seimbang dengan kriteria hasil:1. RR dan TTV normal/stabil2. Turgor baik, mukosa lembab3. Intake dan output seimbangUkur pemasukan dan pengeluaran dengan akurat. Membantu memperkirakan kebutuhan penggantian cairan. Pemasukan cairan harus memperkirakan kehilangan melalui urin.

Berikan cairan yang diizinkan selama periode 24 jam.Jika pemberian cairan tidak dipertahankan maka dapat terjadi dehidrasi.

Timbang BB tiap hari.

Penimbangan berat badan harian dapat adalah pengawasan status terbaik.

Pantau intake dan output

Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan, fungsi ginjal dan control penyakit merupakan pedoman untuk pemberian cairan.

kolaborasi pemberian diuresis

Cek laboratorium, contoh natrium.Hiponatremia dapat diakibatkan dari kelebihan cairan atau ketidakmampuan ginjal untuk menyimpan natrium.

Dx 2: Gangguan perubahan eliminasi urine berhubungan dengan obstruksi saluran kemih

No DxTujuan dan Kriteria HasilIntervensiRasional

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama x24 jam diaharapkan px dapat berkemih dengan jumlah normal dewasa 1 ml/kgbb/jamdengan kriteria hasil : tidak mengalami tanda obstruksiDorong meningkatkan pemasukan cairan

peningkatan hidrasi membilas bakteri darah dan membantu lewatnya batu

Tentukan pola berkemih normal dan perhatikan variasi

biasanya frekuensi meningkat bila kalkulus mendekati pertemuan uretrovesikal

Catat keluaran urin.Penurunan aliran urine dapat terjadi karena adanya obstruksi.

Catat laboratorium, ureum, creatinin

peningkatan ureum, creatinin mengindikasikan disfungsi ginjal

palpasi untuk distensi suprabubik, pertahankan penurunan keluaran urine

retensi urine dapat terjadi, menyebabkan distensi jaringan dan resiko infeksi, gagal ginjal

Dx 3: nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis

No DxTujuan dan Kriteria HasilIntervensiRasional

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama x24 jam diaharapkan nyeri berkurang sampai hilang dengan kriteria hasil:1. Skala nyeri 0-12. Pasien tampak rileks3. Pasien mengungkapkan rasa nyeri berkurangKaji tingkat nyeri, perhatikan lokasi, karakteristik, intensitas (0-4)

Membantu evaluasi derajat ketidaknyamanan dan keefektifan analgesik.

Obsevasi/catat pningkatan suhu.Dapat menunjukkan terjadinya inflamasi.

Ajarkan relaksasi dan distraksi

membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan memfokuskan kembali perhatian.

Kolaborasi pemberian analgetikAnalgetik dapt menurunkan rasa nyeri.

Dx 4: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah.

No DxTujuan dan Kriteria HasilIntervensiRasional

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama x24 jam diaharapkan nutrisi px terpenuhi dengan kriteria hasil:1. Masukan per oral meningkat2. Berat badan dalam rentang normalTimbang BB tiap hari Perubahan kelebihan 0,5 kg dapat menunjukkan perpindahan keseimbangan cairan.

Kaji/catat pemasukan diet

Membantu dalam mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan diet.

Berikan porsi makan kecil tapi sering

Meminimalkan anoreksia dan mual.

Awasi pemeriksaan laboratorium, contoh BUN, albumin serum, transferin, natrium, dan kalium.Indikator kebutuhan nutrisi, pembatasan, dan kebutuhan/efektivitas terapi.

Konsul dengan ahli gizi/tim pendukung nutrisi.Menentukan kalori individu dan kebutuhan nutrisi dalam pembatasan.

Dx 5 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemiaNo DxTujuan dan Kreteria HasilIntervensiRasional

Setelah dilakukan tindakan keperawatn selama .x24 jam diharapkan aktivitas sehari-hari klien dapat terpenuhi dengan kreteria hasil kelemahan fisik berkurang atau hilang.Kaji respon pasien terhadap aktivitas. Perhatikan adanya dan perubahan dalam keluhan kelemahan, keletihan, dan dispnea berkenaan dengan aktivitas.Untuk mengetahui tingkat kelemahan yang dialami klien dan untuk menentukan intervensi selanjutnya

Rencanakan perawatan dengan periode istirahat/tidur tanpa gangguanMemberikan keseimbangan dalam kebutuhan dimana aktivitas bertumpu pada jantung; meningkatkan proses penyembuhan dan kemampuan koping emosional

Bantu pasien dalam progam latihan progresif bertahap sesegera mungkin untuk turun dari tempat tidur, mencatat respon tanda vital dan toleransi pasien pada peningkatan aktivitas.Saat inflamasi/kondisi dasar teratasi, pasien mungkin mampu melakukan aktivitas yang diinginkan, cekuali kerusakan miokard permanen/ terjadi komplikasi.

Kolaborasikan untuk pemberian vit KVitamin K dapat mengurangi perdarahn.

Dx 6 : kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan oleh informasi.No. DxTujuan dan KriteriaHasilIntervensiRasional

Setelah dilakuka tindakan asuhan keperawatan selama x24 jam diharapkan pengetahuan pasien dan keluarga pasien bertambah dengan criteria hasil :1. Pasien dan keluarga tidak bertanya-tanya tentang penyakit pasien.2. Pasien dan keluarga pasien menyatakan paham mengenai penyakit pasien.Tentukan persepsi pasien tentang proses penyakit.Memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan informasi.

Dorong pasien untuk mengobservasi karakteristik urine dan jumlah/frekuensi pengeluaran.Perubahan dapat menunjukkan adanya obstruksi pada saluran kemih.

Identifikasi gejala yang memerlukan intervensi medic, contoh penurunan pengeluaran urin.Upaya evaluasi dan intervensi dapat mencegah komplikasi.

1. ImplementasiImplementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah dibuat. Namun, tetap disesuaikan dengan kondisi klien.

1. EvaluasiDx 1: Intake cairan dan output px seimbang RR dan TTV normal/stabil Turgor baik Mukosa lembab Intake dan output seimbangDx 2: Px tidak mengalami obstruksi px dapat berkemih dengan normalDx 3: Skala nyeri 0-1 Pasien tampak rileks Pasien mengatakan nyeri berkurangDx 4: Masukan per oral meningkat Berat badan dalam rentang normalDx 5: Kelemahan fisik berkurang atau hilang. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan toleransinyaDx 6: Pasien dan keluarga tidak bertanya-tanya tentang penyakit pasien. Pasien dan keluarga pasien menyatakan paham mengenai penyakit pasien.

BAB IIIPENUTUP1. KeasimpulanHidronefrosis adalah dilatasi piala dan perifer ginjal pada satu atau kedua ginjal akibat adanya obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik sehingga tekanan diginjal meningkat Apabila obstruksi ini terjadi di ureter atau kandung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi kedua ginjal tetapi jika obstruksi terjadi disalah satu ureter akibat adanya batu atau kekakuan maka hanya satu ginjal yang rusak.

1. SaranSebagai seorang perawat sebaiknya memberikan asuhan keperawatan pada pasien hidronefrosis sesuai dengan teori dan kondisi klien. Dan perawat harus lebih teliti dalam memberikan pengetahuan untuk perawatan di rumah.

Daftar Pustaka

Brunner and Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Vol 2. Jakarta: EGC.Doenges, Marilyn. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta: EGCGuyton and Hall.2001.Buku Ajar Fisioogi Kedokteran Edisi 9.Jakarta:EGCPrice, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6 Vol.1. Jakarta: EGCPurnomo, Basuke B.2009.Dasar-Dasar Urologi.Jakarta:Sagung SetoRosernberg, Craft Martha & Kelly Smith.2010.Diagnosa KeperawatanNanda.Yogyakarta:Digna Pustaka

LAMPIRAN 1PATHWAY HIDRONEFROSIS

20 | Askep Hidronefrosis