askep hamil usia tua.docx
-
Upload
yulia-nurlailla -
Category
Documents
-
view
266 -
download
1
Transcript of askep hamil usia tua.docx
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
1/28
ASUHAN KEPERAWATAN
KEHAMILAN DI USIA TUA DENGAN RIWAYAT
PLASENTA PREVIA PADA Ny. S (G3P2A0) DI RUANG
KIA PUSKESMAS NGESREP SEMARANG
Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Maternitas
Koordinator: Dwi Susilawati, M. Kep., Sp. Mat
Oleh:
Yulia Nurlailla
22020110130086
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
2/28
LAPORAN PENDAHULUAN
KEHAMILAN DI USIA TUA
DENGAN RIWAYAT PLASENTA PREVIA
A. KEHAMILAN DI USIA TUA
1. Definisi Kehamilan Resiko Tinggi
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang dapat menyebabkan
ibu hamil dan bayi menjadi sakit dan/atau meninggal, sebelum persalinan
berlangsung. Banyak factor resiko ibu hamil dan salah satu factor yang
penting adalah usia. Bayi meninggal atau cacat saat persalinan sering terjadi
pada kehamilan usia 35 tahun ke atas. Namun resiko ini dapat dicegah atau
diperkecil dengan pemeriksaan perinatal yang teratur.
(Sinsin, 2008)
2. Resiko kehamilan usia tua
Factor usia tua menyebabkan resiko timbulnya penyakit-penyakit
yang menyertai umur jadi juga semakin meningkat. Terjadinya penyakit
jantung dan kanker menjadi lebih besar. Kombinasi antara penyakit usia tua
dan kehamilan tersebut menyebabkan resiko meninggal atau cacat pada bayi
atau ibu hamil menjadi bertambah tinggi.
Bagi seorang perempuan, usia tua juga dapat menyebabkan
kamampuan untuk melahirkan (fertilitas) menurun. Hal tersebut ditunjukkan
dengan berkurangnya frekuensi ovulasi yang berpengaruh pada menurunnyafrekuensi haid. Selain itu, kemungkinan munculnya endometriosis atau
radang pada selaput rahim menjadi lebih tinggi. Pada endometriosis selaput
yang melapisi dinding rahim melekat ke kandung telur (ovarium). Selain itu,
selaput rahim juga bisa melekat ke saluran tempat sel telur dilepaskan dan
dibuahi (tuba fallopii) sehingga mengganggu kahamilan.
Kemungkinan bayi lahir kembar juga sangat tinggi terjadi pada
kehamilan pertama yang terlambat, khususnya pada usia 35-39 tahun.
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
3/28
Selanjutnya, frekuensi bayi lahir kembar jadi menurun setelah usia 39
tahun,.
Masalah-masalah yang lebih sering ditemukan pada kehamilan diatas
usia 30 tahun adalah kehamilan yang diperberat oleh diabetes, tekanan darah
tinggi, dan masalah plasenta. Kemungkinan lain yang dapat terjadi adalah
keguguran, kelahiran dengan seksio cesarean dan beresiko sedikit lebih
tinggi untuk melahirkan bayi dengan abnormalitas genetic dan kromosom
atausyndrom down..
Dimulai pada akhir usia 30 tahunan, wanita lebih sering mengalami
kondisi medis yang berkaitan dengan organ-organ reproduksi seperti fibroid
rahim. Setelah usia 40 tahun, wanita mungkin merasakan ketegangan fisik
karena kehamilan, seperti wasir, inkontinensia, varises, nyeri dan pegal otot,
dan nyeri pinggang.
(Sinsin, 2008)
B. PLASENTA PREVIA
1.
Pengertian
Plasenta previa adalah keadaan plasenta berimplantasi rendah pada
segmen bawah rahim, menutupi atau tidak menutupi ostium uteri internum
pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu dan janin mampu hidup diluar
rahim. Plasenta previa adalah komplikasi obstetri yang terjadi pada trimester
kedua dan ketiga kehamilan. Hal itu dapat menyebabkan kematian yang
serius baik bagi janin dan ibu. Ini adalah salah satu penyebab utama
perdarahan vagina pada trimester kedua dan ketiga.
2.
Etiologi
Etiologi plasenta previa sampai saat ini belum diketahui secara pasti,
namun ada beberapa teori dan faktor risiko yang berhubungan dengan
plasenta previa, diantaranya:
a.
Ovum yang dibuahi tertanam sangat rendah di dalam rahim,
menyebabkan plasenta terbentuk dekat dengan atau di atas pembukaan
serviks.
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
4/28
b. Lapisan rahim (endometrium) memiliki kelainan seperti fibroid atau
jaringan parut (dari previa sebelumnya, sayatan, bagian bedah caesar
atau aborsi)
c. Hipoplasia endometrium : bila kawin dan hamil pada umur muda.
d. Korpus luteum bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap
menerima hasil konsepsi.
e. Tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium.
f. Plasenta terbentuk secara tidak normal.
g.
Kejadian plasenta previa tiga kali lebih sering pada wanita multipara
daripada primipara. Pada multipara, plasenta previa disebabkan
vaskularisasi yang berkurang dan perubahan atrofi pada desidua akibat
persalinan masa lampau. Aliran darah ke plasenta tidak cukup dan
memperluas permukaannnya sehingga menutupi pembukaan jalan lahir.
h. Ibu merokok atau menggunakan kokain.
i.
Ibu dengan usia lebih tua. Risiko plasenta previa berkembang 3 kali
lebih besar pada perempuan di atas usia 35 tahun dibandingkan pada
wanita di bawah usia 20 tahun. Hasil penelitian Wardana (2007) dalam
Abdat (2010) menyatakan usia wanita produktif yang aman untuk
kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Diduga risiko plasenta
previa meningkat dengan bertambahnya usia ibu, terutama setelah usia
35 tahun. Plasenta previa merupakan salah satu penyebab serius
perdarahan pada periode trimester ke III. Hal ini biasanya terjadi pada
wanita dengan usia lebih dari 35 tahun. Prevalensi plasenta previa
meningkat 3 kali pada umur ibu > 35 tahun. Plasenta previa dapat terjadi
pada umur diatas 35 tahun karena endometrium yang kurang subur dapat
meningkatkan kejadian plasenta previa. Hasil penelitian Wardana (2007)
dalam Abdat (2010) menyatakan peningkatan umur ibu merupakan
faktor risiko plasenta previa, karena sklerosis pembuluh darah arteli kecil
dan arteriole miometrium menyebabkan aliran darah ke endometrium
tidak merata sehingga plasenta tumbuh lebih lebar dengan luas
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
5/28
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
6/28
plasenta tumbuh pada segmen bawah uterus, pelebaran segmen bawah uterus
dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat disitu
tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari dinding uterus. Pada saai itu
mulailah terjadi perdarahan. Darahnya berwarna merah segar berlainan
dengan darah yang disebabkan solusio plasenta yang berwarna kehitam-
hitaman. Sumber perdarahannya ialah sinus uterus yang terobek karena
terlepasnya plasenta dari dinding uterus, atau karena robekan sinus
marginalis dari plasenta. Perdarahannnya tak dapat dihindarkan karena
ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi
menghentikan perdarahan itu, tidak sebagaimana serabut otot uterus
menghentikan perdarahan pada kala III dengan plasenta yang letaknya
normal. Makin rendah letak plasenta, makin dini perdarahan terjadi. Oleh
karena itu, perdarahan pada plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini
daripada plasenta letak rendah yang mungkin baru berdarah setelah
persalinan mulai.
4. Gambaran Klinik
Gejala plasenta previa mencakup satu atau kedua hal berikut:
a. Tiba-tiba, tanpa rasa sakit pendarahan vagina yang berkisar dari ringan
sampai berat. Darah sering berwarna merah terang. Pendarahan dapat
terjadi pada awal minggu ke-20 kehamilan tetapi yang paling umum
selama trimester ketiga.
b.
Gejala persalinan prematur. Satu dari 5 wanita dengan tanda-tanda
plasenta previa juga memiliki kontraksi rahim.
Perdarahan plasenta previa mungkin taper off dan bahkan berhenti
untuk sementara. Tapi itu hampir selalu dimulai lagi hari atau minggu
kemudian. Beberapa wanita dengan plasenta previa tidak memiliki gejala
apapun. Dalam kasus ini, plasenta previa hanya dapat didiagnosis oleh USG
dilakukan untuk alasan lain. Apabila janin dalam presentasi kepala,
kepalanya akan di dapatkan belum masuk ke dalam pintu-atas panggul yang
mungkin karena plasenta previa sentralis; mengolak ke samping karena
plasenta previa posterior; atau bagian terbawah janin sukar ditentukan
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
7/28
karena plasenta previa anterior. Tidak jarang terjadi kelainan letak, seperti
letak lintang atau letak sungsang.
5.
Diagnosa
a. Anamnesis
Pada anamnesis dapat dinyatakan beberapa hal yang berkaitan
dengan perdarahan antepartum seperti umur kehamilan saat terjadinya
perdarahan, apakah ada rasa nyeri, warna dan bentuk terjadinya
perdarahan, frekuensi serta banyaknya perdarahan. Perdarahan jalan lahir
pada kehamilan setelah 22 minggu berlangsung tanpa rasa nyeri, tanpa
alasan, terutama pada multigravida.
b. Pemeriksaan luar
1)
Inspeksi
Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak atau
sedikit, darah beku dan sebagainya. Jika telah berdarah banyak maka
ibu kelihatan anemis.
2) Palpasi
Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah,
sering dijumpai kesalahan letak janin, bagian terbawah janin belum
turun, apabila letak kepala, biasanya kepala masih goyang atau
terapung (floating) atau mengolak di atas pintu atas panggul.
3) Ultrasonografi
Menegakkan diagnosa plasenta previa dapat pula dilakukkan dengan
pemeriksaan ultrasonografi. Penentuan letak plasenta dengan cara ini
ternyata sangat tepat, tidak menimbulkan bahaya radiasi bagi ibu dan
janinnya, dan tidak rasa nyeri. USG abdomen selama trimester
kedua menunjukkan penempatan plasenta previa. Transvaginal
Ultrasonografi dengan keakuratan dapat mencapai 100% identifikasi
plasenta previa. Transabdominal ultrasonografi dengan keakuratan
berkisar 95%. Dengan USG dapat ditentukan implantasi plasenta
atau jarak tepi plasenta terhadap ostium. Bila jarak tepi kurang dari 5
cm disebut plasenta letak rendah. Bila tidak dijumpai plasenta previa,
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
8/28
dilakukan pemeriksaan inspekulo untuk melihat sumber perdarahan
lain.
4) Pemeriksaan inspekulo
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah perdarahan
berasal dari ostium uetri eksternum atau dari kelainan serviks dan
vagina. Apabila perdarahan berasal dari ostium uteri eksternum,
adanya plasenta previa harus dicurigai.
(Sumapraja dan Rachimhadi, 2007; Manuaba, 2008; dan Oxorn, 2003)
C. MANAJEMEN KEHAMILAN BERESIKO
Pemeriksaan hamil (asuhan pranatal) bertujuan untuk mempersiapkan
ibu hamil, baik fisik maupun mental dalam menghadapi kehamilan, persalinan,
masa nifas, dan pemeliharaan bayi. Dengan pemeriksaan hamil yang teratur,
pihak kesehatan dapat mengetahui apakah ibu termasuk golongan hamil normal
atau golongan dengan resiko tinggi sehingga dapat ditentukan dimana pasien
harus bersalin nantinya.
Pemberian asuhan kebidanan yang continue memiliki manfaat positif
bagi ibu dan sistem kesehatan. Kontinuitas asuhan kebidanan terbukti
menurunkan intervensi dalam persalinan, terutama percepatan persalinan,
penggunaan anlgesik dan alat pemantau janin elektronika selama kehamilan.
Studi kecil terhadap 200 wanita kanada menunjukkan penurunan angka seksio
secarea (Harvey, et al 1996) secara signifikan dan sebuah studi Australia
melaporkan adanya kecenderungan penurunan angka seksio sesarea elektif pada
wanita beresiko tinggi (Rowley et al 1995).
Kehamilan beresiko sangat dianjurkan untuk rutin dalam memeriksakan
kesehatan ibu dan janinnya. Hal ini agar dapat diketahui sedini mungkin
kemungkinan resiko-resiko yang akan terjadi. Pemeriksaan ultrasonografi pada
kehamilan trimester kedua dan ketiga sangat dianjurkan pada ibu hamil dengan
resiko tinggi. USG dapat digunakan untuk mengetahui dan menentukan adanya
kelainan congenital, posisi pasti kehamilan dan letak plasenta, usia kehamilan,
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
9/28
aktivitas janin dalam rahim, keadaan dan posisi air ketuban, dan plasenta (besar-
lebar plasenta, klasifikasi, perdarahan retroplasenter).
(Syarifudin, 2009 dan Luanaigh & Carlson, 2008)
D. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
1.
Defisiensi pengetahuan
a. Definisi: tidak ada atau kurang informasi kognitif tentang topik tertentu.
b. Batasan Karakteristik
Subjektif: mengungkapkan masalah secara verbal.
Objektif: tidak mengikuti instruksi yang diberikan secara akurat,
performa uji tidak akurat, perilaku yang tidak sesuai atau berlebihan.
c.
Faktor yang berhubungan: keterbatasan kognitif, kesalahan dalam
memahami informasi yang ada, kurang pengalaman, keterbatasan
sumber informasi.
d.
NOC: pasien akan mendapatkan pengetahuan mengenai topik tertentu.
e. NIC
1)
Tentukan kebutuhan belajar pasien.
2) Tentukan penilaian terhadap tingkat pengetahuan pasien saat ini dan
pemahaman terhadap materi.
3) Tentukan kemampuan pasien untuk mempelajari informasi khusus.
4) Tentukan motivasi pasien untuk mempelajari informasi tertentu.
5)
Berikan penjelasan mengenai informasi yang ingin disampaikan
sesuai dengan kemampuan pemahaman pasien.
6)
Lakukan interaksi dengan pasien dengan cara tidak menghakimi.
2.
Resiko gangguan hubungan ibu dan janin
a. Definisi : beresiko terhadap diskontinuitas hubunga simbolik ibu-janin
sebagai akibat kondisi komorbid atau kondisi terkait kehamilan
b.
Factor resiko :
1)
Penyulit kehamilan (ketuban pecah dini, plasenta previa atau solusio
plasenta, asuhan prenatal lambat, kehamilan kembar)
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
10/28
2) Gangguan transport oksigen (anemia, penyakit jantung, asma,
hipertensi, kejang, persalinan premature, hemoragi)
3)
Gangguan metabolism glukosa (diabetes, penggunaan steroid)
4) Penganiayaan fisik
5) Penyalahgunaan zat (tembakau, alkohol, obat)
6)
Efeksamping terkait terapi (medikasi, pembedahan)
(Wilkinson & Ahern, 2012)
E. DAFTAR PUSTAKA
1. Abdat, Amirah Umar. 2010. Skripsi: Hubungan Antara Paritas Ibu Dengan
Kejadian Plasenta Previa Di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta. FK
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
http://eprints.uns.ac.id/34/1/170222311201010121.pdf(24 Juni 2013)
2.
Luanaigh, Padraig O & Carlson, Cindy. 2008. Ilmu Kesehatan Masyarakat
untuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC
3.
Manuaba IBG. 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.
4.
Manuaba, Ida Ayu Chandranita. 2008. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk
Mahasiswa Kebidanan. Jakarta: EGC
5. Oxorn H. 2003. Patologi dan Fisiologi Persalinan. Jakarta: Yayasan
Essentia Medika.
6. Sinsin, Iis. 2008. Seri Kesehatan Ibu & Anak: Masa Kehamilan dan
Persalinan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
7.
Sumapraja S dan Rachimhadi T. 2005. Perdarahan Antepartum dalam:
Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo..
8.
Syarifudin. 2009.Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC
9.
Wilkinson, Judith M. & Ahern, Nancy R. 2012. Buku Saku Diagnosis
Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC, Ed.
9. Terjemahan oleh Esty Wahyuningsih. Jakarta
http://eprints.uns.ac.id/34/1/170222311201010121.pdfhttp://eprints.uns.ac.id/34/1/170222311201010121.pdfhttp://eprints.uns.ac.id/34/1/170222311201010121.pdf -
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
11/28
ASUHAN KEPERAWATAN
KEHAMILAN DI USIA TUA DENGAN RIWAYAT PLASENTA
PREVIA PADA Ny. S (G3P2A0) DI RUANG KIA PUSKESMAS
NGESREP SEMARANG
A. PENGKAJIAN UMUM
Tanggal Masuk : 17 Juni 2013 pukul 11.00 WIB
Tanggal pengkajian : 17 Juni 2013 pukul 11.00 WIB
1.
Identitas
Nama : Ny. S
No. RM : 01.0549
Tanggal Lahir : 29 Maret 1972 (41 th)
Suku : Jawa
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Jati Luhur RT/RW: 2/3, Ngesrep
Nama suami : Tn. K
Usia : 45 tahun
Pendidikan : SMK
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jati Luhur RT/RW: 2/3, Ngesrep
2. Data Umum Kesehatan
a. TB/BB : 145,5 cm/50 kg
b. BB sebelum hamil : 45 kg
c.
Lila : 26 cm
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
12/28
d. Masalah Kesehatan Khusus
Klien mengatakan tidak pernah menderita DM, asma, hipertensi, dan
penyakit jantung.
e. Obat-Obatan
Klien mengatakan selama hamil hanya mengonsumsi obat-obatan yang
diberikan di puskesmas.
f. Alergi
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi pada makanan atau
obat-obatan tertentu.
3. Riwayat Kesehatan
a.
Riwayat Obstetri
1) Kehamilan Sekarang
Pasien datang ke puskesmas untuk periksa rutin kehamilan.
Pasien sudah 2 kali ini periksa ANC di Puskesmas Ngesrep. Selama
hamil ini pasien merasakan gejala hamil biasa seperti mual dan
muntah, tablet Fe dikonsumsi sesuai petunjuk, nafsu makan sudah
membaik dan tidak ada keluhan. HB pada tanggal 18 April 2013:
13,0 gr%.
2) Riwayat Menstruasi
Umur menarche : 13 tahun.
Lama haid : 7 hari.
Siklus haid : teratur, 28 hari.
HPHT : 13 Februari 2013
HPL : 24 November 2013
Umur kehamilan : 17 Minggu 6 Hari
3) Riwayat Pernikahan
Pasien menikah 1 kali dengan usia saat menikah: 26 tahun. Lama
pernikahan: 15 tahun
4) Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Status kehamilan : G3P2A0
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
13/28
a) Anak pertama lahir dalam keadaan meninggal dalam kandungan
(tidak diketahui sejak kapan) pada tanggal 8 November 2000 di
RSUD, dengan BB: 2900 gr, jenis kelamin laki-laki.
b) Anak ke dua lahir dalam keadaan hidup dan sehat pada tanggal 3
Juli 2003 di RS Karyadi dengan BB: 3500 gr, jenis kelamin laki-
laki. Lahir secara cesarea di RSUD dengan kasus plasenta previa.
5) Masalah Kehamilan Sekarang
Pada usia kehamilan trimester I, klien merasa nafsu makan menurun,
mual, muntah, tetapi tidak terus menerus. Selama awal trimester II
ini, nafsu makan mulai baik, klien tidak merasakan keluhan yang
berarti. Klien mengatakan sebelumnya pernah melahirkan secara
cesarean dengan plasenta previa. Saat ini pasien tidak merasakan
keluhan apapun.
6) Riwayat KB
Klien mengatakan sebelumnya KB spiral.
b. Riwayat Penyakit
Klien mengatakan tidak pernah mengalami hipertensi, DM, asma,
penyakit jantung, dan riwayat operasi.
c.
Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan ibu klien menderita DM dan hipertensi
4.
Pengkajian Fisiologis
a. Sistem Kardiovaskuler
Klien mengatakan tidak ada keluhan pada daerah jantung. Klien tidak
pernah merasa nyeri dada, berdebar-debar, atau sesak.
b. Sistem Pernapasan
Klien mengatakan tidak sesak napas dan tidak ada keluhan lain dalam
sistem pernapasan.
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
14/28
c. Nutrisi
Klien mengatakan makan 3 kali sehari, dengan porsi 1 piring sekali
makan. Makanan terdiri dari nasi, lauk, dan sayur serta buah. Nafsu
makan klien menurun pada trimester I, tetapi tidak ada masalah pada
trimester II.
d.
Cairan
Klien mengatakan minum 6-8 gelas setiap hari, terdiri dari air putih,
susu dan teh. Klien mengatakan tidak ada keluhan dalam mengonsumsi
minuman tertentu.
e. Eliminasi
1) BAK
Klien mengatakan selama hamil, terutama mulai awal trimester II,
frekuensi berkemih lebih dari 4 kali sehari. Frekuensi ini lebih sering
daripada sebelum klien hamil.
2)
BAB
Selama hamil, klien mengatakan tidak mengalami konstipasi. Klien
biasa BAB 1 kali sehari atau 2 hari sekali, konsistensi lunak, dan
tidak keras.
f.
Pola Istirahat dan Tidur
Klien mengatakan tidak ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan
tidurnya.
g.
Mobilisasi
Klien mengatakan selama antenatal masih bisa mengerjakan pekerjaan
rumah, tetapi merasa cepat lelah, dan pegal.
h.
Psikososial
Stressor : kehamilan di usia tua
Koping : tetap berpikir positif dan yakin dapat melahirkan calon
bayinya dengan selamat
Konsep diri:
1) Citra Diri : klien menerima dengan baik keadaan tubuhnya
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
15/28
2) Ideal Diri : klien ingin dapat melahirkan bayi nya dalam keadaan
sehat
3)
Harga Diri : klien memandang dirinya sangat berharga karena setiap
individu pasti memiliki kemampuan masing-masing untuk
melakukan sesuatu dan orang lain pasti membutuhkannya
4)
Penampilan Peran : klien dapat berperan sesuai identitas yang
dimilikinya.
5) Identitas Diri : klien mengakui dirinya sebagai seorang ibu
i.
Seksualitas
Klien mengatakan mendapatkan kasih sayang yang utuh dari keluarga
nya, klien bahagia.
j.
Spiritual
Klien mengatakan rajin beribadah
k. Higiene
Klien megatakan mandi dua kali sehari, keramas setiap dua hari sekali
dan selalu menjaga kebersihan perineal.
l.
Rekreasi
Klien main ke rumah tetangga jika sedang suntuk
m.
Informasi
Klien mengatakan tidak tahu mengenai resiko kehamilan di usia tua dan
tentang plasenta letak rendah. Klien mengatakan sudah pernah diberi
penjelasan namun sedikit mengenai kehamilan di usia tua. Klien ingin
tahu apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal
yang tidak ia inginkan. Klien tampak bingung dan takut mengenai
kehamilan saat ini karena dulu pernah melahirkan dengan kondisi bayi
telah meninggal dan cesarean. Klien mampu mengungkapkan
keingintahuannya kepada pihak kesehatan.
n.
Kenyamanan
Klien mengatakan kehamilan ini merupakan kehamilan yang ke tiga.
Klien mengatakan tidak terlalu terganggu dengan kehamilan sekarang
karena bukan merupakan kehamilan pertama.
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
16/28
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : baik
b.
Kesadaran : composmentis
c. BB : 50 kg
d. TB : 145,5 cm
e.
TTV : TD: 100/80 mmHg, N: 88x/m, RR: 20x/m, S: 36,50C
f. LILA : 25 cm
g. Kepala
Kepala mesochepal, rambut klien hitam dengan sebaran merata, rambut
tidak kotor, kulit kepala bersih, dan tidak ada lesi.
h. Muka
Tidak terlihat adanya closama gravidarum pada wajah klien.
i. Mata
Mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik. Klien
mengatakan tidak ada gangguan penglihatan.
j. Hidung
Hidung klien bersih, tidak ada penumpukan sekret.
k. Mulut
Gigi bersih, terdapat lubang pada salah satu geraham kanan, tidak ada
stomatitis atau perdarahan gusi.
l. Telinga
Telinga bersih, tidak ada penumpukan serumen.
m. Leher
Tidak ada nyeri telan, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis.
n. Dada
I : dada simetris, ventilasi paru kanan dan kiri seimbang, payudara
simetris, puting menonjol, aerola hiperpigmentasi.
P : tidak teraba masa/benjolan pada payudara.
A : bunyi napas vesikuler.
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
17/28
o. Payudara
I : Simetris, putting menonjol, dalam batas normal
P : Tidak ada pembengkakan, benjolan atau masa
p. Abdomen
I : terdapat striae dan luka post op cesare
A : DJJ : 156 x/menit
P : TFU= 2 jari di atas pusat, letak janin ballotement
q. Ekstremitas
Tidak ada varises, tidak ada lesi. Kaki klien tidak oedem.
B. ANALISA DATA
No
.
Data Fokus Etiologi Maslah Dx. Kep.
1. DS:
- Klien mengatakan tidak
mengetahui resiko dari
kehamilan di usia tua
-
Klien mengatakan
sudah pernah diberi
penjelasan namun
sedikit mengenai
kehamilan di usia tua
- Klien kurang paham
mengenai plasenta letak
rendah
DO:
- Klien tampak ingin
tahu
- Klien asimptomatik.
Keterbatasan
sumber
informasi.
Defisiensi
pengetahu
an:
kehamilan
di usia tua
dengan
riwayat
plasenta
previa
Defisiensi
pengetahuan:
kehamilan di
usia tua
dengan
riwayat
plasenta
previa b.d.
Keterbatasan
sumber
informasi.
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
18/28
-
Tampak bekas operasi
cesarean pada abdomen
2. DS:
- Klien mengatakan anak
pertama lahir dalamkeadaan meninggal
- Klien mengatakan anak
ke dua lahir sehat
dengan cesare dan
plasenta letak rendah
DO:
-tampak bekas luka
cesarean pada adomen
-Usia klien: 41 tahun
-Terdapat riwayat
plasenta previa, IUFD,
dan cesarean
-Jarak anak terakhir
dengan kehamilan saat
ini: 10 tahun
Riwayat
penyulit
persalinan(plasenta
previa dan
IUFD)
Resiko
gangguan
ibu danjanin
Resiko
gangguan
ibu dan janinberhubungan
dengan
riwayat
penyulit
persalinan
(plasenta
previa dan
IUFD)
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisiensi pengetahuan: kehamilan di usia tua dengan riwayat plasenta
previa b.d. Keterbatasan sumber informasi.
2. Resiko gangguan ibu dan janin berhubungan dengan riwayat penyulit
persalinan (plasenta previa dan IUFD)
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
19/28
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx. Kep. Tgl/JamTujuan dan
Kriteria HasilIntervensi TTD
Defisiensi
pengetahuan:
kehamilan di
usia tua
dengan
riwayat
plasenta
previa b.d.
Keterbatasan
sumber
informasi
17 Juni
2013/
11.10
WIB
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1x15
menit, klien akan
mendapatkan
pengetahuan
mengenai
kehamilan di usia
tua dengan riwayat
plasenta previa
Dengan criteria
hasil
1. Mampu
menyebutkan
minimal 3
resiko
kehamilan di
usia tua
2.
Mampu
menyebutkan
resiko
kehamilan
dengan riwayat
plasenta previa
3. Mampu
Tentukan kebutuhan
belajar pasien.
Tentukan penilaian
terhadap tingkat
pengetahuan pasien saat
ini dan pemahaman
terhadap materi.
Tentukan kemampuan
pasien untuk mempelajari
informasi khusus.
Tentukan motivasi pasien
untuk mempelajari
informasi tertentu.
Berikan penjelasan
mengenai resiko
kehamilan di usia tua,
riwayat plasenta previa
dan cesarea termasuk
tanda dan gejala yang
ditimbulkan sesuai dengan
kemampuan pemahaman
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
20/28
menyebutkan
minimal 3
tanda gejala
plasenta previa
4. Mampu
menyebutkan
minimal 3 apa
yang harus
dilakukan
untuk
mencegah
terjadinya
kelahiran
premature,
perdarahan,
dan
kemungkinan
terjadinya
resiko yang
lain
5. Klien tidak
menunjukkan
wajah
kebingungan.
pasien.
Informasikan pemeriksaan
yang dapat dilakukan
untuk mengetahui keadaan
janin
Lakukan interaksi dengan
pasien dengan cara tidak
menghakimi.
Resiko
gangguan
ibu dan janin
berhubungan
dengan
riwayat
17 Juni
2013,
11.10
WIB
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1x15
menit, klien
mampu menjaga
Observasi TTV
Observasi
kenaikan/penurunan berat
badan ibu
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
21/28
penyulit
persalinan
(plasenta
previa dan
IUFD)
kehamilannya
dengan criteria
hasil:
1.
Klien dapat
merencanakan
tempat
persalinan dan
waspada
terhadap
kemungkinan-
kemungkinan
yang terjadi
2. Menyatakan
bersedia
periksa rutin
kehamilan
minimal 4
minggu sekal
3. Menyatakan
bersedia
menjaga
kesehatan ibu
dan janin
4.
Menyatakan
bersedia
melakukan
USG
Kaji pola dan menu
makan ibu
Kaji pola istirahat ibu
Observasi kesehatan janin
Anjurkan klien untuk rutin
memeriksakan
kehamilannya sesuai
anjuran bidan atau pihak
kesehatan yang
memeriksa
Anjurkan klien untuk
melakukan USG untuk
mengetahui letak plasenta
dan kondisi janin
Motivasi ibu untuk
memperhatikan lebih
kehamilannya
Informasikan pada klien
tentang perencanaan
persalinan
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
22/28
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
23/28
11.20
11.25
11.26
2
1
1
Mengobservasi kesehatan
janin
Menentukan kebutuhan
belajar pasien.
Menentukan penilaian
terhadap tingkat
pengetahuan pasien saat ini
dan pemahaman terhadap
materi.
Tampak segar
S: -
O:
- DJJ : 156 x/menit
- TFU= 2 jari di
atas pusat, letak
janin ballotement
S:
Klien mengatakan
tidak mengetahui
tentang resiko dari
kehamilan di usia
tua, riwayat plasenta
previa dan cesarean
terhadap kehamilan
sekarang
O:
Klien terlihat
kebingungan.
S:
Klien mengatakan
belum pernah
memperoleh
informasi yang
dapat dipercaya
mengenai kehamilan
di usia tua, riwayat
plasenta previa dan
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
24/28
11.27
11.28
11.29
1
1
1
Menentukan kemampuan
pasien untuk mempelajari
informasi khusus.
Menentukan motivasi klien
untuk mempelajari
informasi tertentu.
Memberikan penjelasan
mengenai resiko kehamilan
di usia tua, riwayat plasenta
previa dan cesarea beserta
tanda dan gejala yang
ditimbulkan sesuai dengan
cesarean
O:
Klien terlihat
bingung.
S:
Klien mengatakan
pendidikan terakhir
SMP.
O:
Klien terlihat
bingung.
S:
Klien mengatakan
ingin tahu tentang
apa yang tidak
diketahuinya agar
dapat memberikan
yang terbaik untuk
janinnya.
O:
Klien tampak ingin
tahu
S:
Klien mengatakan
mengerti bahwa
kehamilan diusia tua
memiliki resiko
yang cukup besar
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
25/28
11.35 2
kemampuan pemahaman
pasien.
Menganjurkan klien untuk
rutin memeriksakan
kehamilannya sesuai
anjuran bidan atau pihak
kesehatan yang memeriksa
untuk calon bayinya,
klien mengatakan
akan menjaga pola
dan menu makan
untuk mencegah
terjadinya
hipertensi, diabetes,
dll serta klien akan
waspada dengan
memahami tanda-
tanda gejala yang
abnormal disamping
klien percaya tidak
semua kehamilan di
usia tua beresiko.
-O:
Klien mampu
memahami
informasi yang di
dapat dan tampak
lebih tenang
S:
Klien akan patuh
terhadap bidan atau
pihak kesehatan
yang memeriksa
O:
Klien tampak
sungguh-sungguh
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
26/28
11.36
11.37
11.39
11.40
2
2
2
1, 2
Menganjurkan klien untuk
melakukan USG untuk
mengetahui letak plasenta
dan kondisi janin
Motivasi ibu untuk
memperhatikan lebih
kehamilannya
Informasikan pada klien
tentang perencanaan
persalinan
Melakukan interaksi
dengan pasien dengan cara
tidak menghakimi.
S:
Klien mengatakan
akan melakukan
USG
O:
Klien tampak
sungguh-sungguh
S:
Klien mengatakan
akan melakukannya
O:
Tampak yakin
S:
Klien mengatakan
bersedia bersalin di
Rumah Sakit
O:
Tampak tenang
S:
Klien berterima
kasih
O:
Klien tampak
percaya
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
27/28
F. EVALUASI
Dx. Kep. Tanggal/Jam
Evaluasi TTD
Defisiensi
pengetahuan:
kehamilan di
usia tua
dengan
riwayat
plasenta
previa b.d.
Keterbatasan
sumber
informasi
17 Juni
2013
11.41
S:
- Klien mengatakan sedikit paham
tentang resiko kehamilan di usia
tua, dan riwayat plasenta previa
beserta tanda gejala nya
-
Klien mengatakan paham apa
yang harus dilakukan untuk
mencegah terjadinya kelahiran
premature, perdarahan, dan
kemungkinan terjadinya resiko
yang lain
O:
-
Klien tampak lebih lega
-
Klien mampu menyebutkan 5
resiko dari kehamilan di usia tua,
riwayat plasenta previa dan
cesarean
- Klien mampu menyebutkan 3
tanda gejala dari plasenta previa
- Klien mampu menyebutkan 5 hal
yang harus dilakukan untuk
mencegah terjadinya resiko dari
kehamilan usia tua, riwayat
plasenta previa dan cesarea
A:
Masalah teratasi
P:
-
8/10/2019 askep hamil usia tua.docx
28/28
Pertahankan Intervensi
Resikogangguan ibu
dan janin
berhubungan
dengan
riwayat
penyulit
persalinan
(plasenta
previa dan
IUFD)
17 Juni2013
11.41
S:- Klien mengatakan bersedia
periksa kehamilan rutin dan akan
kembali lagi bulan depan
- Klien mengatakan akan bersalin
di RS
-
Klien mengatakan bersedia
menjaga kesehatan ibu dan
janinnya serta akan melakukan
USG untuk mengetahui kondisi
janinnya
O:
- Klien dapat merencanakan
tempat persalinan
- Klien bersungguh-sungguh
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi
Semarang, Juni 2013
Pembimbing Klinik
Dina Retno Herawaty
NIP. 19770329 200212 2 003