askep encepalitis

download askep encepalitis

of 20

description

askep encepalitis

Transcript of askep encepalitis

Home About Me Contact Me Macrofag Television Tukeran Link Yuk Sahabat Macrofag

PESAN SEGERA

Home Askep Anak Ensefalitis Askep Anak Encephalitis Tuesday, February 26, 2013Askep Anak Encephalitis Kapevi Hatake | 10:31 AM | Askep Anak Ensefalitis

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN ENSEFALITIS

I. KONSEP DASAR MEDIS1. PENGERTIAN Ensefalitis adalah infeksi yang mengenai CNS (Central Nervus System) yang disebabkan oleh virus atau mikroorganisme lain yang non purulent.

Ensefalitis adalah radang pada jaringan otak yang disebabkan oleh bakteri, cacing, protozoa, jamur, ricketsia atau virus. (kapita selekta kedokteran jilid 2,2000: 440)

2. PATOFISIOLOGI ENSEFALITISVirus masuk tubuh pasien melalui kulit,saluran nafas dan saluran cerna.setelah masuk ke dalam tubuh,virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa cara: Setempat:virus alirannya terbatas menginfeksi selaput lendir permukaan atau organ tertentu. Penyebaran hematogen primer:virus masuk ke dalam darah Kemudian menyebar ke organ dan berkembang biak di organ tersebut. Penyebaran melalui saraf-saraf : virus berkembang biak di permukaan selaput lendir dan menyebar melalui sistem saraf.Masa Prodromal berlangsung 1-4 hari ditandai dengan demam, sakit kepala, pusing, muntah, nyeri tenggorokan, malaise, nyeri ekstremintas dan pucat .Gejala lain berupa gelisah, iritabel, perubahan perilaku, gamgguan kesadaran, kejang. Kadang-kadang disertai tanda Neurologis tokal berupa Afasia, Hemifaresis, Hemiplegia, Ataksia, Paralisis syaraf otak.Penyebab Ensefalitis: Penyebab terbanyak : adalah virus Sering : - Herpes simplex ,- Arbo virus Jarang : - Entero virus - Mumps, Adeno virus Post Infeksi : - Measles, Influenza, Varisella Post Vaksinasi : - PertusisEnsefalitis supuratif akut :Bakteri penyebab Ensefalitis adalah : Staphylococcusaureus,Streptokok,E.Coli,Mycobacterium dan T. Pallidum.

Ensefalitis virus:Virus yang menimbulkan adalah virus R N A (Virus Parotitis) virus morbili,virus rabies,virus rubella,virus denque,virus polio,cockscakie A,B,Herpes Zoster,varisela,Herpes simpleks,varicella.3. GEJALA KLINIS3.1 Panas badan meningkat ,photo fobi,sakit kepala ,muntah-muntah lethargy kadang disertai kaku kuduk apabila infeksi mengenai meningen.3.2 Anak tampak gelisah kadang disertai perubahan tingkah laku. Dapat disertai gangguan penglihatan ,pendengaran ,bicara dan kejang. 4. DIAGNOSA BANDING4.1 Menginitis TB4.2 Sindrom Reye4.3 Abses Otak4.4 Tumor Otak4.5 Ensefalopati

5. PENATALAKSANAAN5.1 Pengobatan PenyebabDiberikan bila jenis virus diketahuiHerpes Ensefalitis : adenosine arabinose 15 mg/kg BB/ nr selama 5 hari5.2 Pengobatan Suportif- ABC dipertahankan sebaik-baiknya - Pemberian makanan yang adekuat- Obat-obatan misalnya :a. Hiperpirexiab. Kejangc. Edema otak- PerawatanLakukan drainase postural dan aspirasi mekanis6. PROGNOSISAngka kematian untuk ensefalitis ini masih tinggi berkisar antara 35 50 %. Dari penderita yang hidup 20 40 % mempunyai komplikasi atau gejala sisa berupa paresis atau paralesis, pergerakan koreoatetoid, gangguan penglihatan atau gejala neorologis lain penderit yang sembuh tanpa kelainan neorologis yang nyata dalam perkembangan selanjutnya masih mungkin menderita retardasi metal, masalah tingkah laku dan epilepsy

II. KONSEP DASAR ASKEP1. IdentitasUmur : dapat menyerang semua kelompok umur.Jenis Kelamin : tidak terdapat perbedaan.Status ekonomi : sering terjadi keadaan nutrisi yang buruk, karena faktor ekonomi.Lingkungan tempat tinggal yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan menunjang juga terjadinya penyakit ini.

2. Riwayat Keperawatan2.1 Keluhan Utama.Kejang-kejang dapat disertai dengan penurunan kesadaran,tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (kaku kuduk,.2.2 Riwayat Penyakit SekarangAnak menjadi lesu atau terjadi kelemahan secara umum, nyeri ekstremitas, mudah terangsang/irritable, demam (39- 41C), nafsu makan menurun, muntah-muntah, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, pucat, gelisah, 2.3 Riwayat Penyakit DahuluAnak pernah menderita penyakit yan disebabkan oleh virus, seperti virus influenza, varisella,adenovirus, coxsachie, echovirus atau parainfluenza, infeksi bakteri, parasit satu sel, cacing, fungus, riketsia.2.4 Riwayat Penyakit KeluargaAnggota keluarga ada yang menderita penyakit yang dapat menular kepada anak.3. Pola-pola Fungsi Kesehatan3.1 Pola Nutrisi dan MetabolismeTerjadi perubahan dalam kebiasaan atau jenis makanan yang diberikan akibat dari kondisi penyakitnya3.2 Pola EliminasiTerjadi perubahan dari karakteristik faeses dan urine (warna , konsistensi, bau), dapat terjadi inkontinensia atau retensi dari urin atau alvi, nyeri tekan abdomen.3.3 Pola Tidur dan IstirahatAnak menjadi mudah terangsang/irritable, terjadi kejang spastik, penurunan kesadaran (apatis-koma).3.4 Pola AktivitasDapat ditemukan gerakan-gerakan yang involunter, hipotonia, keterbatasan dalam rentang gerak, ataksia, kelumpuhan, masalah dalam hal berjalan atau keterbatsan akibat dari kondisi penyakitnya.4. Pemeriksaan 4.1 Pemeriksaan UmumSuhu tubuh : 104 105 oF, Malaise, kejang, penurunan kesadaran.4.2 Pemeriksaan Fisik1. Kepala Leher Nyeri Kepala KakuKuduk Hemiperesis hemiplegia2. Dada Tarikan Intercoste Irama nafas tak teratur3. Ektermitas Kejang Ataksia5. Pemeriksaan Penunjang Biakan Pemeriksaan serologis : Uji fiksasi, komplemen, uji inhibisi, hemaglobinasi, dan uji neotralisasi EEG Lumbal Pungsi Biopsi Otak

6. Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan yang mungkin timbul adalah :

I. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.Tujuan :Pasien kembali pada keadaan status neurologis sebelum sakitMeningkatnya kesadaran pasien dan fungsi sensorisKriteria hasil :Tanda-tanda vital dalam batas normalRasa sakit kepala berkurangKesadaran meningkatTidak ada atau hilangnya tanda-tanda tekanan intrakranial yang meningkat.

Rencana Tindakan :INTERVENSI(1) RASIONAL

Pasien bed rest total dengan posisi tidur terlentang tanpa bantalPerubahan pada tekanan intakranial akan dapat meyebabkan resiko untuk terjadinya herniasi otak

Monitor tanda-tanda status neurologis dengan GCS.Dapat mengurangi kerusakan otak lebih lanjut

Monitor tanda-tanda vital seperti TD, Nadi, Suhu, Respirasi dan hati-hati pada hipertensi sistolikPada keadaan normal autoregulasi mempertahankan keadaan tekanan darah sistemik berubah secara fluktuatif. Kegagalan autoregulasi akan menyebabkan kerusakan vaskuler cerebral yang dapat dimanifestasikan dengan peningkatan sistolik dan diikuti oleh penurunan tekanan diastolik. Sedangkan peningkatan suhu dapat menggambarkan perjalanan infeksi.

Monitor intake dan outputHipertermi dapat menyebabkan peningkatan IWL dan meningkatkan resiko dehidrasi terutama pada pasien yang tidak sadar serta nausea yang menurunkan intake per oral

Bantu pasien untuk membatasi muntah, batuk. Anjurkan pasien untuk mengeluarkan napas apabila bergerak atau berbalik di tempat tidur.Aktifitas muntah atau batuk dapat meningkatkan tekanan intrakranial dan intraabdomen. Mengeluarkan napas sewaktu bergerak atau merubah posisi dapat melindungi diri dari efek valsava

Kolaborasi :Berikan cairan perinfus dengan perhatian ketat.Meminimalkan fluktuasi pada beban vaskuler dan tekanan intrakranial, vetriksi cairan dan cairan dapat menurunkan edema cerebral

Monitor AGD bila diperlukan pemberian oksigenAdanya kemungkinan asidosis disertai dengan pelepasan oksigen pada tingkat sel dapat menyebabkan terjadinya iskhemik serebral

Berikan terapi sesuai advis dokter seperti: Steroid, Aminofel, Antibiotika.Terapi yang diberikan dapat menurunkan permeabilitas kapiler.Menurunkan edema serebriMenurunkan metabolik sel / konsumsi dan kejang.

II. Nyeri berhubungan dengan adanya iritasi lapisan otakTujuan :Pasien terlihat rasa sakitnya berkurang / rasa sakit terkontrolKriteria evaluasi :Pasien dapat tidur dengan tenangMemverbalisasikan penurunan rasa sakit.

Rencana Tindakan :INTERVENSIRASIONAL

IndependentUsahakan membuat lingkungan yang aman dan tenangMenurunkan reaksi terhadap rangsangan ekternal atau kesensitifan terhadap cahaya dan menganjurkan pasien untuk beristirahat

Kompres dingin (es) pada kepala dan kain dingin pada mataDapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah otak

Lakukan latihan gerak aktif atau pasif sesuai kondisi dengan lembut dan hati-hatiDapat membantu relaksasi otot-otot yang tegang dan dapat menurunkan rasa sakit / disconfort

Kolaborasi :Berikan obat analgesikMungkin diperlukan untuk menurunkan rasa sakit. Catatan : Narkotika merupakan kontraindikasi karena berdampak pada status neurologis sehingga sukar untuk dikaji.

III.Resiko injuri berhubungan dengan adanya kejang, perubahan status mental dan penurunan tingkat kesadaranTujuan:Pasien bebas dari injuri yang disebabkan oleh kejang dan penurunan kesadaran

Rencana Tindakan :INTERVENSIRASIONAL

Independent :Monitor kejang pada tangan, kaki, mulut dan otot-otot muka lainnyaGambaran tribalitas sistem saraf pusat memerlukan evaluasi yang sesuai dengan intervensi yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi.

Persiapkan lingkungan yang aman seperti batasan ranjang, papan pengaman, dan alat suction selalu berada dekat pasien.Melindungi pasien bila kejang terjadi

Pertahankan bedrest total selama fase akutMengurangi resiko jatuh / terluka jika vertigo, sincope, dan ataksia terjadi

Kolaborasi :Berikan terapi sesuai advis dokter seperti; diazepam, phenobarbital, dll.Untuk mencegah atau mengurangi kejang.Catatan : Phenobarbital dapat menyebabkan respiratorius depresi dan sedasi.

IV. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskulaer, penurunan kekuatan otot, penurunan kesadaran, kerusakan persepsi/kognitifTujuan :Tidak terjadi kontraktur, footdrop, gangguan integritas kulit, fungsi bowell dan bladder optimal serta peningkatan kemampuan fisikRencana TindakanIntervensiRasional

Independen :Review kemampuan fisik dan kerusakan yang terjadiMengidentifikasi kerusakan fungsi dan menentukan pilihan intervensi

Kaji tingkat imobilisasi, gunakan skala ketergantungan dari 0 - 4Kemungkinan tingkat ketergantungan (0) hanya memerlukan bantuan minimal (1)Memerlukan bantuan moderate (3) Memerlukan bantuan komplit dari perawat (4)Klien yang memerlukan pengawasan khusus karena resiko injury yang tinggi

Berikan perubahan posisi yang teratur pada klienPerubahan posisi teratur dapat mendistribusikan berat badan secara meneyluruh dan memfasilitasi peredaran darah serta mencegah dekubitus

Pertahankan body aligment adekuat, berikan latihan ROM pasif jika klien sudah bebas panas dan kejangMencegah terjadinya kontraktur atau foot drop serta dapat mempercepat pengembalian fungsi tubuh nantinya

Berikan perawatan kulit secara adekuat, lakukan masasse, ganti pakaian klien dengan bahan linen dan pertahankan tempat tidur dalam keadaan keringMemfasilitasi sirkulasi dan mencegah gangguan integritas kulit

Berikan perawatan mata, bersihkan mata dan tutup dengan kapas yang basah sesekaliMelindungi mata dari kerusakan akibat terbukanya mata terus menerus

Kaji adanya nyeri, kemerahan, bengkak pada area kulitIndikasi adanya kerusakan kulit

V. Kerusakan sensori persepsi berhubungan dengan kerusakan penerima rangsang sensori, transmisi sensori dan integrasi sensoriTujuan :Kesadaran klien dan persepsi sensori membaikRencanaTindakan :IntervensiRasional

Evaluasi secara teratur perubahan orientasi klien, kemampuan bicara, keadaan emosi serta proses berpikir klien.Kerusakan area otak akan menyebabkan klien mengalami gangguan persepsi sensori. Sejalan dengan proses peneymbuhan, lesi area otak akan mulai membaik sehingga perlu dievaluasi kemajuan klien

Kaji kemampuan menterjemahkan rangsang sensori misalnya : respon terhadap sentuhan, panas atau dingin, serta kesadaran terhadap pergerakan tubuh.Informasi tersebut penting untuk menentukan tindak lanjut bagi klien

Batasi suara-suara bising serta pertahankan lingkungan yang tenangMenurunkan kecemasan, dan mencegah kebingungan pada klien akibat rangsang sensori berlebihan

Tetap bicara dengan klien dengan suara yang tenang, gunakan kata-kata yang sederhana dan singkat serta pertahankan kontak mataRangsang sensori tetap diberikan pada klien walaupun dalam keadaan tidak sadar untuk memacu kemampuan sensori persepsi klien

Kolaborasi :Rujuk ke ahli fisioterapi atau okupasiUntuk dapat memberikan penanganan menyeluruh pada klien

VI.Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan menelan, keadaan hipermetabolikTujuan :Nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria tidak adanya tanda malnutrisi dengan nilai laboratorium dalam batas normal

Rencana TindakanIntervensiRasional

Kaji kemampuan klien dalam menelan, batuk dan adanya sekretFaktor-faktor tersebut menentukan kemampuan menelan klien dan klien harus dilindungi dari resiko aspirasi

Auskultasi bowel sounds, amati penurunan atau hiperaktivitas suara bpowellFungsi gastro intestinal tergantung pula pada kerusakan otak, bowelll sounds menentukan respon feeding atau terjadinya komplikasi misalnya illeus

Timbang berat badan sesuai indikasiUntuk megevaluasi efektifitas dari asupan makanan

Berikan makanan dengan cara meninggikan kepalaMenurunkan resiko regurgitasi atau aspirasi

Pertahankan lingkungan yang tenang dan anjurkan keluarga atau orang terdekat untuk memberikan makanan pada klienMembuat klien merasa aman sehingga asupan dapat dipertahankan

DAFTAR KEPUSTAKAANLaboratorium UPF Ilmu Kesehatan Anak, Pedoman Diagnosis dan Terapi,Fakultas Kedokteran UNAIR Surabaya, 1998Ngastiyah, 1997. Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Mansjoer, Arif, dkk (2000). Kapita Selektaa Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius.Doegoes, Marilynn E, dkk (1999). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta : EGC.Tucker, Susan Martinm, dkk (1998). Standar Perawatan Pasien, Volume 3. Jakarta : EGC.Diposkan oleh Kapevi Hatake di 10:31 AM Reaksi:

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookNo comments:Post a CommentLink ke posting iniCreate a Link Newer Post Older Post Home Subscribe to: Post Comments (Atom) DUNIA KEPERAWATAN. Powered by Blogger.

SearchTop of Form

Bottom of FormTranslateSelect LanguageAbout Me

Kapevi Hatake View my complete profile FollowersPopular Posts Askep Gastroenteritis (Diare) Pada Anak Asuhan Keperawatan (ASKEP) STROKE Satuan Acara penyuluhan (SAP) Gagal Jantung Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan Laporan Pendahuluan Hipertensi Makalah Etika Keperawatan - Isu Etik dan Bioetik Keperawatan Pendahuluan : Makalah Keluarga Berencana (KB) Pengaruh Nilai Sosial Budaya Terhadap Keshatan Askep Kebutuhan Oksigenasi Askep Gagal Ginjal (GGA/GGK) pada AnakBlog Archive 2014 (66) 2013 (396) December (1) November (6) October (31) September (56) August (28) July (17) June (29) May (20) April (10) March (93) February (105) Pengertian, Bentuk dan Domain Perilaku Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan Pengaruh Nilai Sosial Budaya Terhadap Keshatan Askep Anak Tetanus Askep Anak Spina Bifida SAP (Satuan Acara Penyuluhan) Perawatan Luka Askep Cedera Kepala Apakah IMUNISASI Itu?? Laporan Pendahuluan Vaksin Askep Meningitis Anak Askep Epilepsi Askep Anak Encephalitis Askep Diare (Gastroenteritis) Grade I Askep Anak dengan Kejang Demam Askep Bronchopneumonia Pada Anak Jurnal Bronchopneumoni Askep Ventrikel Septal Defect (VSD) Askep Congenital Heart Desease Jurnal Congenital Heart Desease Askep Kawasaki (sindrom nodus limfa mukokutan) pad... Askep Atsma (asma Bronchiale) pada Anak Askep Anak dengan Tumor Will Askep TYPOID / TYPHUS ABDOMINALIS Askep Anak Dengan Thalasemia Askep Anak dengan Nefrotik Syndrome JURNAL MECONIUM ASPIRATION SYNDROME Askep Anak dengn Campak (Morbili) Askep Meconium Aspiration Syndrome (MAS) Askep MAS (Meconium Aspiration Syndrome) Askep Anak Leukimia Askep ITP (Idiopathic Trombocytopenic Purpura) Askep Gagal Ginjal (GGA/GGK) pada Anak Askep Gastroenteritis (Diare) Pada Anak Askep Anemial Aplastik Makalah Diabetes Pada Anak Askep Dermatitis Pada Anak Artikel Rhabdomyosarcoma Format Tindakan Inhalasi Askep Tumor Paru Askep Trauma Abdomen Format Pengkajian Keperawatan Luka Bakar Konsep dan Perawatan Luka Kolostomi Askep Carsinoma Colon Askep Tuberculosis (TBC) Paru Askep Harga Diri Rendah Askep Jiwa Isolasi Sosial Contoh Kasus Askep Maternitas Askep Intrapartum / Intranatal Askep Adaptasi Fisiologi dan Psikologi Intranatal Askep Hipospadia Askep Campak Askep HIV AIDS JURNAL HODKIN LYMPHOMA SAP Limpoma Hodkin ASKEP LIMFOMA HODGKIN FUNGSI CAIRAN EMPEDU KTI Gambaran Mekanisme Koping Mahasiswa KTI Gmbaran Tingkat Kecemasan Ibu Monepouse KTI KONSEP DIRI PADA PASIEN GANGRENE KTI Gambaran Harga Diri Mantan TKI Penelitian/KTI Kecerdasan Emosional Askep Rmaja Putri Pubertas Asuhan Keperawatan (ASKEP) STROKE BAB III : Tinjauan Kasus Post Partum Cecarea BAB II : Askep Post Partum Cecarea Askep Ibu Post Partum Sectio Cecarea BAB III : Metode Penelitian jiwa Perilaku Kekerasa... BAB II : Konsep Jiwa (Perilaku Kekerasan) Pendahuluan KTI Jiwa (Perilaku Kekerasan) Analisa Data JIwa Perilaku Kekerasan Abstrak KTI Jiwa Perilaku Kekerasan Transkip Verbatim Hasil Wawancara Jiwa Perilaku Ke... Angket Penelitian Jiwa Perilaku Kekerasan (bahasa ... Angket Penelitian Jiwa Perilaku Kekerasan Makalah Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Perbaikan Gizi Makro Makalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Konsep Nursing Center Askep Post Op Cesarea Atas Indikasi Perdarahan Ant... Askep Sectio Cessarea PROGRAM PENGOBATAN DASAR DI PUSKESMAS Kesehatan Ibu dan Anak ASKEP USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) Askep Perawatan Kesehatan Masyarakat (PERKESMAS) Askep Kebutuhan Seksual HIPERSENSITIVITAS TIPE I REAKSI HIPERSENSITIVITAS TIPE 4 Makalah Filsafat Keperawatan Pendahuluan Askep Cemas Askep DBD/DHF (Dengue Haemoragic Fever) Askep Kebutuhan Aktivitas dan Latihan ENZIM TUBUH MANUSIA Askep Kebutuhan Oksigenasi Artikel, Askep dan SAP Kesehatan IMUNISASI Jurnal Dengue Hemoragic Fever ASKEP ANAK DENGAN MARASMUS Askep Diabetes Melitus Jurnal influenza Asuhan Keperawatan (Askep) Meningitis Askep Hematemesis Melena Satuan Acara penyuluhan (SAP) Gagal Jantung Vaksin Influenza Ca Cervics Vaccine (Human Pappiloma virus) Laporan Pendahuluan Askep Gagal Ginjal (Kidney Fai...[ Vistory ]338161 Abstrak KTI Jiwa Perilaku Kekerasan Analisa Data JIwa Perilaku Kekerasan Angket Penelitian Jiwa Perilaku Kekerasan Angket Penelitian Jiwa Perilaku Kekerasan (bahasa sunda) Antropologi Kesehatan Antropologi sosiologi Kesehatan Artikel Artikel Brachidaktyl Artikel Hipersensitivitas Tipe II Artikel Kesehatan Artikel Manfaat Tertawa Bagi Kesehatan Artikel Polidactyl Artikel Posbindu Artikel Rhabdomyosarcoma Artikel Sejarah PMI Artikel Sickle Cell Anemia (Anemia Sel Sabit) Askep Abortus Askep Acute Myeloid Leukimia (AML) Askep Adaptasi Fisiologi dan Psikologi Intranatal Askep Anak dengan Tumor Will Askep Anak Ensefalitis Askep Anak Leukimia Askep Anak Tetanus Askep Anemial Aplastik Askep Atsma/Asma Askep Campak Askep Carsinoma Colon Askep cedera kepala Askep Congestive Heart Failure Askep dan SAP Kesehatan Askep DBD/DHF (Dengue Haemoragic Fever) Askep Epilepsi Askep Gagal Ginjal pada Anak Askep Gastroenteritis Askep Harga Diri Rendah Askep Hematemesis Melena Askep HIV AIDS Askep ITP (Idiopathic Trombocytopenic Purpura) Askep Jiwa Askep Jiwa Isolasi Sosial Askep Kasus Abortus Imminens Askep Kawasaki (sindrom nodus limfa mukokutan) Askep Kegawat Daruratan Akibat Gigitan Hewan Beracun Askep Kejang Demam ASKEP LIMFOMA HODGKIN Askep Meningitis Askep Nefrotik Syndrome Askep Penyakit Jantung Bawan Askep Post Op Cesarea Atas Indikasi Perdarahan Ante Partum Askep Rmaja Putri Pubertas Askep SAM Askep Spina Bifida Askep Thalasemia Askep Trauma Abdomen Askep Tumor Paru Askep TYPOID / TYPHUS Askep Ventrikel Septal Defect (VSD) Asuhan Keperawatan BAB I : Askep Ibu Post Partum BAB I KTI Jiwa Perilaku Kekerasan BAB II : Askep Post Partum Cecarea BAB II : Konsep Jiwa (Perilaku Kekerasan) BAB III : Metode Penelitian jiwa Perilaku Kekerasan BAB III : Tinjauan Kasus Post Partum Cecarea bios Biostatistik Kesehatan Contoh Kasus Askep Maternitas ENZIM TUBUH MANUSIA Etika Kesehatan Filsafat Kesehatan Format Tindakan Inhalasi FUNGSI CAIRAN EMPEDU HIPERSENSITIVITAS TIPE 4 HIPERSENSITIVITAS TIPE I IMUNISASI INFORMASI Jurnal Bronchopneumoni Jurnal Congenital Heart Desease Jurnal Desa Siaga JURNAL HODKIN LYMPHOMA Jurnal influenza Jurnal Kesehatan JURNAL MECONIUM ASPIRATION SYNDROME Jurnal Penyakit Infeksi Menular Karya Tulis Ilmiah Kesehatan Ibu dan Anak Konsep dan Perawatan Luka Kolostomi konsep epidemiologi Konsep Nursing Center Kontrasepsi Non Hormonal KTI KTI Gambaran Harga Diri Mantan TKI KTI Gambaran Mekanisme Koping Mahasiswa KTI Gmbaran Tingkat Kecemasan Ibu Monepouse KTI KONSEP DIRI PADA PASIEN GANGRENE Laporan Pendahuluan Leaflet Kesehatan Lembar Balik Kesehatan Makalah : Keperawatan sebagai Profesi Makalah Diabetes Pada Anak Makalah Etika Keperawatan Makalah Filsafat Keperawatan MAKALAH KESEHATAN Makalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Makalah Konsep Puskesmas Era Desentralisasi Makalah Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Makalah PKMD Makalah PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja) Makalah Posyandu Model Konsep Keperawatan Pendahuluan Askep Cemas Penelitian/KTI Kecerdasan Emosional Pengkajian Luka Bakar Pengkajjian Fisik Prenatal persenta Persentasi Kesehatan PROGRAM PENGOBATAN DASAR DI PUSKESMAS PROSEDUR PEMASANGAN WSD (Water Seal Drainage) SAP (Satuan Acara Penyuluhan) SAP Kesehatan SAP Limpoma Hodkin SAP Perawatan Luka Skripsi Standard Operasional Prosedure (SOP) Tesis Transkip Verbatim Hasil Wawancara Jiwa Perilaku Kekerasan Exit Jangan Lupa Klik Like & Follow Ya!! Copyright 2014 DUNIA KEPERAWATAN | Template By : Widget Craft | Created By - Hardeep Asrani