ASKEP DM2-10

45
1 ASKEP DIABETES MELLITUS El Faraby, S.Kep

description

ASKEP DM2-10

Transcript of ASKEP DM2-10

ASKEP DIABETES MELLITUS

1ASKEPDIABETES MELLITUSEl Faraby, S.Kep2Definisi Penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dengan tanda tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein. ( Askandar, 2000). Kadar gula darah puasa >126 mg/dL dan pada tes sewaktu >200 mg/dL. (perkeni 2006)3Gejala awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi. Jika kadar gula darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa akan dikeluarkan melalui air kemihJika kadarnya lebih tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang.4Kriteria Diagnostik Gula darah (mg/dL)Bukan DiabetesPra DiabetesDiabetesPuasa< 110110-125> 126Sewaktu< 110110-199> 2005

TANDA DAN GEJALA6EtiologiKelainan fungsi atau jumlah sel beta yg bersifat genetikFaktor2 lingk yg merubah fungsi & integritas sel beta Ggn sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas yang disertai pembentukan sel sel antibodi antipankreatik dan mengakibatkan kerusakan sel - sel penyekresi insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel beta oleh virus. Kelainan aktivitas insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada membran sel yang responsir terhadap insulin. 7Klasifikasi DM IDDM = Dm type I- ada hub familial - sel dirusak o/ proses autoimun dan mhslkan antibodi sel islet- peningkatan GDP jika 80%- 90% sel m alami kerusakan@8NIDDM = Dm type II- krn faktor genetik dan lingk.- OBESITAS (resiko utama)- tjd penurunan sensitivitas thd glukosa p btkn glukosa hepatik scr kontinu@9Toleransi Gula Terganggu- konsentrasi glukosa plasma diantara nilai normal dan nilai DM, bisa sama, bahkan > tinggi

Diabetes Gestasional- tjd jika konsumsi glukosa >> saat hamil- resiko janin : makrosomia, IUFD- resiko ibu : mjd DM post natal

10DM type lain yg berhubungan dg penykt pankreas, kelainan hormonal11Patofisiologi Transport glukosa melewati membran sel meningkatProses glikogenesis menurun Proses glikolisis dan glukoneogenesis

1. HiperglikemiaInsulinHiperglikemia 12Hiperglikemia Hiperosmolaritas Cairan intra sel pindah ke ekstrasel shg dehidrasi tjdPolidipsi Poliuria Deurisis osmotikRasa haus meningkat2. Poliuria & Polidipsi13Glukosa dpt melewati membran selSel2 kekurangan mknMet lemak meningkatNafsu mkn meningkatPoliphagi 3. Poliphagia14Pentalogi terapi DMDietLatihan fisik Penyuluhan kesehatanObat hipoglikemiCangkok pankreas

15Diet DM Pedoman 3 JJ1 = Jumlah kaloriDiet yg diberikan harus habis boleh kurang / >Penentuan kalori b dsrkan HWRBW = BBR = BB/ TB 100 100% Jml kalori untuk bumil Dm ( TB 100) 30 ekstra kal / hr

16J2 = Jadwal makanJadwal 3x makan utama dan 3x snack dg interval 3 jamex : - pkl 07.00 mkn pagi- pkl 10.00 snack- pkl 13.00 mkn siang- dst.J3 = Jenis makananMembatasi kalori dlm makanan atau minuman yang dikonsumsi

17Tujuan penggunaan diet DmM pbaiki kes penderitaM arahkan kes BB normal Menormalkan p tmbuhan DM anak atau DM anak dewasa M prthankan glukosa darah sekitar normalM cegah peny. Angiopati diabetM berikan diet sesuai keadaan normalMenarik dan mudah diterima penderita 18Kategori RBWNilai RBWJumlah KaloriKurus < 90 %BB 40 60kal/hrNormal 90 110 %BB 30 kal/ hrGemuk > 110 %BB 20 kal/ hrObesitas > 120 %BB 10 15kal/hr19Latihan FisikManfaat : M glukosa drh dg meningkatkan met glukosaM kepekaan insulin M BB dan mprtahankan BB idealM kadar HDL dan menurunkan kadar TgMprbaiki aliran darah periferM stress20Dilakukan 1 jam stlh makan utama selama 5 15 mntu/ obesitas ditambah jogging pagi dan sore sblm mandi21Penyuluhan Kesehatan Sepintas ttg pankreasPengertian DM Manifestasi hiperglikemiaMetoda u/ mengontrol hiperglikemia ( pentalogi Tx )Edukasi ttg insulinInfo ttg apa yg hrs dilakukan ketika sakit / melakukan perjalanan Kpn mhubungi dokterPx glukosa drh dan pencatatannya Komplikasi DM 22OAD dan InsulinAda 3 mcm insulin :Insulin konvensionalMengandung komponen a, b dan cex : RI, PZI, NPHInsulin mono komplemen ( MC )Mengandung komponen cex : Actrapid, MonotardInsulin manusiaInsulin MC mempunyai efek alergik minimal drpd insulin konvensional

23Ada 3 type insulin berdasarkan cara kerjanya :Insulin kerja singkat Onset kerja - 1 jamPuncak kerja 2 4 jamLama kerja 6 8 jamInsulin kerja cepat seringkali digunakan oleh penderita yang menjalani beberapa kali suntikan setiap harinya dan disutikkan 15-20 menit sebelum makan. 24Insulin kerja sedangOnset kerja 1 2 jamPuncak kerja 6 12 jam Lama kerja 18 24 jam ex : NPH, Humulin L/N Insulin ini bisa disuntikkan pada pagi hari untuk memenuhi kebutuhan selama sehari dan dapat disuntikkan pada malam hari untuk memenuhi kebutuhan sepanjang malam.

25Insulin kerja panjangOnset 4 8 jamPuncak kerja 14 - 20 jam Lama kerja 24 36 jamex : PZI

26Insulin umumnya diberikan perparenteral scr SC atau IV ( hanya RI )Insulin dapat disuntikkan setiap hari pd satu daerah yg sama selama satu minggu jarak 1 inchi (mencegah lipodistrofi) Komplikasi insulin sering terjadi saat puncak kerjaKadang terjadi reaksi alergi yang menyebabkan nyeri dan rasa terbakar, diikuti kemerahan, gatal dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan selama beberapa jam. 27Beberapa penderita usia lanjut memerlukan sejumlah insulin yang sama setiap harinya; penderita lainnya perlu menyesuaikan dosis insulinnya tergantung kepada makanan, olah raga dan pola kadar gula darahnya. Kebutuhan akan insulin bervariasi sesuai dengan perubahan dalam makanan dan olah raga. 28Daerah Penyuntikan Insulin

29OADGolongan sulfonilurea seringkali dapat menurunkan kadar gula darah secara adekuat pada penderita diabetes tipe II, tetapi tidak efektif pada diabetes tipe I. Contohnya adalah glipizid, gliburid, tolbutamid dan klorpropamid. Obat ini menurunkan kadar gula darah dengan cara merangsang pelepasan insulin oleh pankreas dan meningkatkan efektivitasnya. 30Obat lainnya, yaitu metformin, tidak mempengaruhi pelepasan insulin tetapi meningkatkan respon tubuh terhadap insulinnya sendiri. Akarbose bekerja dengan cara menunda penyerapan glukosa di dalam usus.Obat hipoglikemik per-oral biasanya diberikan pada penderita diabetes tipe II jika diet dan oleh raga gagal menurunkan kadar gula darah dengan cukup.31Obat ini kadang bisa diberikan hanya satu kali (pagi hari), meskipun beberapa penderita memerlukan 2-3 kali pemberian. Jika obat hipoglikemik per-oral tidak dapat mengontrol kadar gula darah dengan baik, mungkin perlu diberikan suntikan insulin. 32KOMPLIKASIPada penderita diabetes tipe 1, terjadi suatu keadaan yang disebut dengan ketoasidosis diabetikum. Meskipun kadar gula di dalam darah tinggi tetapi sebagian besar sel tidak dapat menggunakan gula tanpa insulin, sehingga sel-sel ini mengambil energi dari sumber yang lain.Sumber untuk energi dapat berasal dari lemak tubuh. Sel lemak dipecah dan menghasilkan keton, yang merupakan senyawa kimia beracun yang bisa menyebabkan darah menjadi asam (ketoasidosis).33Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa haus dan berkemih yang berlebihan, mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama pada anak-anak). Pernafasan menjadi dalam dan cepat karena tubuh berusaha untuk memperbaiki keasaman darah.Bau nafas penderita tercium seperti bau aseton. Tanpa pengobatan, ketoasidosis diabetikum bisa berkembang menjadi koma, kadang dalam waktu hanya beberapa jam.

34Bahkan setelah mulai menjalani terapi insulin, penderita diabetes tipe 1 bisa mengalami ketoasidosis jika mereka melewatkan satu kali penyuntikan insulin atau mengalami stres akibat infeksi, kecelakaan atau penyakit yang serius. Penatalaksanaan dg memberikan sejumlah besar cairan intravena dan elektrolit (natrium, kalium, klorida, fosfat) untuk menggantikan yang hilang melalui air kemih yang berlebihan. Insulin diberikan melalui intravena sehingga bisa bekerja dengan segera dan dosisnya disesuaikan. Kadar glukosa, keton dan elektrolit darah diukur setiap beberapa jam, sehingga pengobatan yang diberikan bisa disesuaikan.35Pada DM tipe II, jika kadar gula darah sangat tinggi (sampai lebih dari 1.000 mg/dL, biasanya terjadi akibat infeksi atau obat-obatan), maka penderita akan mengalami dehidrasi berat, yang bisa menyebabkan kebingungan mental, pusing, kejang dan suatu keadaan yang disebut koma hiperglikemik-hiperosmolar non-ketotik. 36Pengobatan untuk koma hiperglikemik-hiperosmolar non-ketotik sama dengan pengobatan untuk ketoasidosis diabetikum yaitu diberikan cairan dan elektrolit pengganti. Kadar gula darah harus dikembalikan secara bertahap untuk mencegah perpindahan cairan ke dalam otak. Kadar gula darah cenderung lebih mudah dikontrol dan keasaman darahnya tidak terlalu berat.

37Zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah menebal dan mengalami kebocoran. Akibat penebalan ini maka aliran darah akan berkurang, terutama yang menuju ke kulit dan saraf.Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan kadar zat berlemak dalam darah meningkat, sehingga mempercepat terjadinya aterosklerosis (penimbunan plak lemak di dalam pembuluh darah). Aterosklerosis ini 2-6 kali lebih sering terjadi pada penderita diabetes. 38Sirkulasi darah yang buruk ini melalui pembuluh darah besar (makro) bisa melukai otak, jantung, dan pembuluh darah kaki (makroangiopati), sedangkan pembuluh darah kecil (mikro) bisa melukai mata, ginjal, saraf dan kulit serta memperlambat penyembuhan luka.Penderita diabetes bisa mengalami berbagai komplikasi jangka panjang jika diabetesnya tidak dikelola dengan baik. Komplikasi yang lebih sering terjadi dan mematikan adalah serangan jantung dan stroke.39Kerusakan pada pembuluh darah mata bisa menyebabkan gangguan penglihatan akibat kerusakan pada retina mata (retinopati diabetikum). Kelainan fungsi ginjal bisa menyebabkan gagal ginjal sehingga penderita harus menjalani cuci darah (dialisa).Gangguan pada saraf dapat bermanifestasi dalam beberapa bentuk. Jika satu saraf mengalami kelainan fungsi (mononeuropati), maka sebuah lengan atau tungkai biasa secara tiba-tiba menjadi lemah.40Jika saraf yang menuju ke tangan, tungkai dan kaki mengalami kerusakan (polineuropati diabetikum), maka pada lengan dan tungkai bisa dirasakan kesemutan atau nyeri seperti terbakar dan kelemahan.Kerusakan pada saraf menyebabkan kulit lebih sering mengalami cedera karena penderita tidak dapat meradakan perubahan tekanan maupun suhu. Berkurangnya aliran darah ke kulit juga bisa menyebabkan ulkus (borok) dan semua penyembuhan luka berjalan lambat. Ulkus di kaki bisa sangat dalam dan mengalami infeksi serta masa penyembuhannya lama sehingga sebagian tungkai harus diamputasi.4142Hipoglikemia (rendahnya kadar gula dalam darah) juga bisa terjadi jika penderita kurang makan atau tidak makan pada waktunya atau melakukan olah raga yang terlalu berat tanpa makan.Jika kadar gula darah terlalu rendah, organ pertama yang terkena pengaruhnya adalah otak. Untuk melindungi otak, tubuh segera mulai membuat glukosa dari glikogen yang tersimpan di hati.Proses ini melibatkan pelepasan epinefrin (adrenalin), yang cenderung menyebabkan rasa lapar, kecemasan, meningkatnya kesiagaan dan gemetaran. Berkurangnya kadar glukosa darah ke otak bisa menyebabkan sakit kepala43Oleh sebab itu, penderita diabetes harus selalu membawa permen, gula atau tablet glukosa untuk menghadapi serangan hipoglikemia. Atau penderita segera minum segelas susu, air gula atau jus buah, sepotong kue, buah-buahan atau makanan manis lainnya. Penderita diabetes tipe I harus selalu membawa glukagon, yang bisa disuntikkan jika mereka tidak dapat memakan makanan yang mengandung gula. 44Gejala-gejala dari kadar gula darah rendah:*Rasa lapar yang timbul secara tiba-tiba*Sakit kepala*Kecemasan yang timbul secara tiba-tiba*Badan gemetaran*Berkeringat*Bingung*Penurunan kesadaran, koma.@ SKEMA@ ASKEP

45