Askep Dipteri n Campak

27
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN MASALAH DIFTERI DAN CAMPAK Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak Dosen : Hj. Entin Suharti. S.Pd., M.Kes Disusun oleh : Kelompok 3 Tingkat II B 1. Enjang Saepuloh 6. Lina Susilawati 2. Iis Ismayanti 7. Cep Anggih 3. Maryam 8. Igit Trimirja 4. Susi Susilawati 9. Agung Kurnia 5. Galih Sunandar 10. Jenal Arifin

Transcript of Askep Dipteri n Campak

Page 1: Askep Dipteri n Campak

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN MASALAH DIFTERI DAN CAMPAK

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

Mata Kuliah Keperawatan Anak

Dosen : Hj. Entin Suharti. S.Pd., M.Kes

Disusun oleh :

Kelompok 3

Tingkat II B

1. Enjang Saepuloh 6. Lina Susilawati

2. Iis Ismayanti 7. Cep Anggih

3. Maryam 8. Igit Trimirja

4. Susi Susilawati 9. Agung Kurnia

5. Galih Sunandar 10. Jenal Arifin

AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN SUBANG Jl. Brigjend Katamso No. 37 Telp (0260) 412520 Subang

2010

Page 2: Askep Dipteri n Campak

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah atas berkat dan rahmat Allah SWT, dan Puja serta

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat-NYA yang telah memberikan

Rahmat serta Hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui

lebih jauh tentang “ askep dipteri dan campak”, selain itu kami juga

membuat makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Keperawatan

anak

Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak, baik materil maupun moral. Oleh karena itu

kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kholis Nur Handayani, S.Kp., M.Kep, Selaku direktur AKPER Subang.

2. Teman-teman yang telah membantu tersusunya makalah ini.

3. Semua pihak yang telah ikut serta dalam penyusunan makalah ini.

4. Kami menyadari, bahwa dalam pembuatan makalah ini masih

5. Hj. Entin Suharti. S.Pd., M.Kes sebagai dosen pembimbing.

banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan

saran dari rekan-rekan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan

makalah ini.

Subang, Mei 2010

Penyusun

i

Page 3: Askep Dipteri n Campak

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................... 1

B. Tujuan ....................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

1. DIPTERI

A. Pengertian............................................................ 2

B. Patofisiologi ........................................................ 2

C. Komplikasi ........................................................... 3

D. Etiologi ................................................................. 3

E. Menispetasi klinis................................................. 3

F. Penatalaksanaan teurapeutik .............................. 3

G. Asuhan keperawatan anak dipteri........................ 3

2. CAMPAK

A. Pengertian............................................................ 5

B. Etiologi.................................................................. 5

C. Manifetasi Klinis ................................................... 5

D. Patofiologi............................................................. 6

E. Pemeriksaan Penunjang ..................................... 6

F. Gejala .................................................................. 6

G. Komplikasi ........................................................... 7

H. Pengobatan ......................................................... 7

I. Pencegahan ........................................................ 8

J. Asuhan keperawatan campak ............................. 8

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................... 14

B. Saran ...................................................................14

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 4: Askep Dipteri n Campak

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Difteri adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh

corynebacterium diphteriae yang berasal dari membrane mukosa

hidung dan nasofaring, kulit dan lesi lain dari orang yang terinfeksi.

Campak merupakan penyakit yang sangat menular terutama

menyerang anak anak, walaupun pada beberapa kasus juga dapat

menyerang orang dewasa. Pada anak anak dengan keadaan gizi

buruk ditemukan kejadian campak dengan komplikasi yang fatal atau

berpotensi menyebabkan kematian. Sebelum vaksinasi campak

digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun,

terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. jika

seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan

kebal terhadap penyakit ini.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Menjelaskan pada mahasiwa apa itu dipteri dan campak .

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu memahami askep dipteri dan campak

secara lebih spesifik

b. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan yang baik

dan benar kepada pasien dengan gangguan dipteri dan campak

1

Page 5: Askep Dipteri n Campak

BAB II

PEMBAHASAN

1. DIFTERI

A. PENGERTIAN

Difteri adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh

corynebacterium diphteriae yang berasal dari membrane mukosa

hidung dan nasofaring, kulit dan lesi lain dari orang yang terinfeksi.

B. PATOFISIOLOGI

Kuman berkembang biak pada saluran nafas atas(vulva, kulit, mata

jarang terjadi).

Kuman membentuk psudo membrane melepaskan eksotoksin.

Eksotoksin bila mengenai otot jantung akan mengakibatkan

terjadinya miokarditis dan timbul paralysis otot-otot pernafasan bila

mengenai jaringan saraf.

Sumbatan jalan nafas terjadi akibat dari fungsi pseudo membrane

pada laring dan trachea dapat menyebabkan kondisi fatal.

• Corynebacterium diphteriae

• Kuman berkembang biak pada saluran nafas atas(vulva, kulit,

mata jarang terjadi).

• Kuman membentuk psudo membrane melepaskan eksotoksin.

• Eksotoksin bila mengenai otot jantung akan mengakibatkan

terjadinya miokarditis dan timbul paralysis otot-otot pernafasan

bila mengenai jaringan saraf.

• Sumbatan jalan nafas terjadi akibat dari fungsi pseudo

membrane pada laring dan trachea dapat menyebabkan kondisi

fatal.

• Kontak dengan orang atau barang yang terkontaminasi.

• Masuk lewat saluran pencernaan atau saluran pernafasan.

• Aliran sistemik

• Masa inkubasi 2 – 5 hari.

2

Page 6: Askep Dipteri n Campak

• Mengeluarkan toksin (eksotoksi)

C. KOMPLIKASI

Miokarditis (minggu ke-2).

Neuritis

Bronkopneumonia

Nefritis

Paralisis

D. ETIOLOGI

Corynebacterium diphteriae, bakteri berbentuk batang gram

negative.

E. MANIFESTASI KLINIS

Khas adanya pseudo membrane.

Lihat dari alur atau jaras patofisiologi.

F. PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK

Pemberian oksigen.

Terapi cairan.

Perawatan isolasi.

Pemberian antibiotic sesuai program.

G. ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian

a. Riwayat keperawatan ; riwayat terkena penyakit infeksi, status

immunisasi.

b. Kaji tanda-tanda yang terjadi pada nasal, tonsil/faring dan laring.

Lihat dari manifestasi klinis berdasarkan alur patofisiologi.

3

Page 7: Askep Dipteri n Campak

Diagnosa Keperawatan

1. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan obstruksi pada

jalan nafas.

2. Resiko penyebarluasan infeksi berhubungan dengan organisme

virulen.

3. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan proses

penyakit (metabolisme meningkat, intake cairan menurun).

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake nutrisi yang kurang).

Perancanaan

1. Anak akan menunjukkan tanda-tanda jalan nafas efektif.

2. Penyebarluasan infeksi tidak terjadi.

3. Anak menunjukkan tanda-tanda kebutuhan nutrisi terpenuhi.

4. Anak akan mempertahankan keseimbangan cairan.

Implementasi

1. Meningkatkan jalan nafas efektif.

2. Perluasan infeksi tidak terjadi.

3. Kekurangan volume cairan tidak terjadi.

4. Meningkatkan kebutuhan nutrisi.

Perencanaan Pemulangan

a. Jelaskan terapi yang diberikan : dosis dan efek samping.

b. Melakukan immunisasi jika immunisasi belum lengkap sesuai

dengan prosedur.

c. Menekankan pentingnya control ulang sesuai jadual.

d. Informasikan jika terdapat tanda-tanda terjadinya kekambuhan.

4

Page 8: Askep Dipteri n Campak

2. CAMPAK

A. PENGERTIAN

Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah

suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan

demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat

mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena

infeksi virus campak golongan Paramyxovirus.

Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah

penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu

2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit

ada.

Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah

campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-

sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak,

maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.

B. ETIOLOGI

Penyebabnya sejenis virus yang tergolong dalam family

Paramixovirus, yaitu genus virus morbili yang terdapat dalam secret

nasofaring dan darah selama prodormal sampai 24 jam setelah timbul

bercak-bercak.

Cara penularannya adalah dengan droplet dan kontak langsung.

C. MANIFESTASI KLINIS

a. Masa tunas 10 – 20 hari tanpa gejala.

b. Stadium kabaral / prodormal.

Berlangsung 4 – 5 hari disertai panas, malaise, batuk, fotopobia,

konjungtivitis, bercak koplik coryza.

c. Stadium erupsi.

Berlangsung 2 – 3 hari setelah stadium prodormal. Timbul

enantema pada palatum mole, pembesaran kelenjar getah bening

di sudut mandibula, splenomegali, adanya ras makulo papous pada

5

Page 9: Askep Dipteri n Campak

seluruh tubuh dan panas tinggi serta biasanya terjadi black

measles.

d. Stadium konvalesensi (penyembuhan).

Erupsi berkurang meninggalkan hiperpigmentasi yang akan

menghilang sendiri serta suhu menurun sampai menjadi normal.

D. PATOFISIOLOGI

Penularan terjadi secara droplet dan kontak virus ini melalui

saluran pernafasan dan masuk ke system retikulo endothelial,

berklembang biak dan selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh. Hal

tersebut akan menimbulkan gejala pada saluran pernafasan, saluran

cerna, konjungtiva dan disusul dengan gejala patoknomi berupa

bercak koplik dan ruam kulit. Antibodi yang terbentuk berperan dalam

timbulnya ruam pada kulit dan netralisasi virus dalam sirkulasi.

Mekanisme imunologi seluler juga ikut berperan dalam eliminasi virus.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopeni.

b. Dalam sputum, sekresi nasal, sediment urine dapat ditemukan

adanya multinucleated giant sel yang khas.

c. Pada pemeriksaan serologi dengan cara hemaglutination inhibition

test dan complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody

yang spesifik dalam 1 – 3 hari setelah timbulnya ras dan mencapai

puncaknya pada 2 – 4 minggu kemudian.

F. GEJALA

Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi,

yaitu berupa:

– Panas badan

– Nyeri tenggorokan

– Hidung meler ( coryza )

– Batuk ( cough )

6

Page 10: Askep Dipteri n Campak

– Bercak Koplik

– Nyeri otot

– Mata merah ( conjuctivitis )

2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian

dalam (bintik Koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak

gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa

berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula

(ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di

wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah

samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh,

lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.Pada

puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas

serta suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu

tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa

segera menghilang., kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang

dan merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah

yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari

hingga 7 hari.

G. KOMPLIKASI

Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang

berakibat serius. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak:

1. Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah

2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit),

sehingga pendeita mudah memar dan mudah mengalami

perdarahan

3. Ensefalitis (inteksi otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.

H. PENGOBATAN

Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya

menjalani tirah baring. Untuk menurunkan demam, diberikan

7

Page 11: Askep Dipteri n Campak

asetaminofen atau ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan

antibiotik.

I. PENCEGAHAN

Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada

anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan

gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles,

rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atasJika hanya

mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam

bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis

kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.selain itu penderita juga harus

disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang

bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.

 

ASUHAN KEPERAWATAN CAMPAK

1. PENGKAJIAN

a. Biodata

o Anak yang sakit.

o Orang tua.

b. Riwayat kesehatan

o Keluhan utama.

o RPS (demam tinggi, anoreksia, malaise, dll).

o Riwayat kesehatan lalu.

o Riwayat kesehatan keluarga.

o Riwayat kehamilan (anak yang sakit). ANG…..x, imunisasi……x,

ada kelainan / tidak.

o Riwayat imunisasi (bayi dan anak).

o Riwayat nutrisi.

o Riwayat tumbuh kembang.

c. Pola aktivitas sehari-hari

o Nutrisi / minum : 1) Dirumah

8

Page 12: Askep Dipteri n Campak

2) Dirumah sakit

o Tidur / istirahat : 1) Dirumah

2) Dirumah sakit

o Kebersihan : 1) Dirumah

2) Dirumah sakit

o Eliminasi : 1) Dirumah

2) Dirumah sakit

d. Pemeriksaan fisik

o K/U lemah

o TTV (suhu di atas 38oC)

o Pemeriksaan mulai dari kepala – musculoskeletal termasuk

neurology.

e. Pemeriksaan penunjang

o Pemeriksaan darah

o Pemeriksaan sel giant

o Pemeriksaan serologis

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anoreksia.

b. Ganguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi

virus.

c. Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan adanya

demam, tidak enak bedan, pusing, mulut terasa pahit, kadang-

kadang muntah dan gatal.

d. Resiko terjadi komplikasi berhubungan dengan daya tahan tubuh

yang menurun.

e. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit.

3. INTERVENSI / IMPLEMENTASI

a. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anoreksia.

9

Page 13: Askep Dipteri n Campak

Kriteria – standart:

- Menunjukkan peningkatan berat badan menuju tujuan

peningkatan yang tepat.

- Menunjukkan perilaku / perubahan pola hidup untuk

meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang

tepat.

Intervensi Keperawatan:

o Berikan banyak minum (sari buah-buahan, sirup yang tidak

memakai es).

Rasional : untuk mengkompensasi adanya peningkatan suhu

tubuh dan merangsang nafsu makan

o Berikan susu porsi sedikit tetapi sering (susu dibuat encer dan

tidak terlalu manis, dan berikan susu tersebut dalam keadaan

yang hangat ketika diminum).

Rasional : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi melalui cairan

bernutrisi.

o Berikan makanan lunak, misalnya bubur yang memakai kuah,

sup atau bubur santan memakai gula dengan porsi sedikir tetapi

dengan kuantitas yang sering.

Rasional : untuk memudahkan mencerna makanan dan

meningkatkan asupan makanan.

o Berikan nasi TKTP, jika suhu tubuh sudah turun dan nafsu

makan mulai membaik.

Rasional : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh setelah

sakit.

b. Ganguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi

virus.

Criteria – standart:

- Pasien menunjukkan adanya penurunan suhu tubuh mencapai

normal.

10

Page 14: Askep Dipteri n Campak

- Pasien menunjukkan tidak adanya komplikasi.

Intervensi keperawatan:

o Memberikan kompres dingin / hangat.

Rasional : untuk membantu dalam penurunan suhsu tubuh

pada pasien.

o Kolaborasi medis untuk pemberian terapi antipiretikum.

Rasional : antipiretikum bekerja untuk menurunkan adanya

kenaikan suhu tubuh.

o Pantau suhu lingkungan, batasi / tambahkan linen tempat tidur

sesuai indikasi.

Rasional : suhu ruangan / jumlah selimut harus diubah untuk

mempertahankan suhu tubuh agar tetap normal.

c. Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan adanya

demam, tidak enak bedan, pusing, mulut terasa pahit, kadang-

kadang muntah dan gatal.

Kriteria – standart:

- Pasien menunjukkan kenyamanan, tidak merasa gatal lagi.

- Badan kelihatan segar dan tidak merasa pusing.

Intervensi keperawatan:

o Bedaki tubuh anak dengan bedak salisil 1% atau lainnya atas

resep dokter.

Rasional : bedak salisil 1% dapat mengurangi rasa gatal pada

tubuh anak.

o Menghindari anak tidak tidur di bawah lampu karena silau dan

membuat tidak nyaman.

Rasional : lampu yang terlalu terang membuat anak silau dan

menambah rasa tidak nyaman.

o Selama demam masih tinggi tidak boleh dimandikan dan

sering-sering dibedaki.

Rasional : tubuh yang dibedaki akan membuat rasa nyaman

pasa pasien.

11

Page 15: Askep Dipteri n Campak

o Jika suhu tubuh turun, untuk mengurangi gatal dapat

dimandikan dengan PK atau air hangat atau dapat juga

dengan bethadine.

Rasional : air hangat / PK dapat mengurangi gatal dan

menambah rasa nyaman.

d. Resiko terjadi komplikasi berhubungan dengan daya tahan tubuh

yang menurun.

Criteria – standart:

- Pasien menunjukkan peningkatan kondisi tubuh.

- Daya tahan tubuh optimal tidak menunjukkan tanda-tanda

mudah terserang panyakit.

Intervensi keperawatan:

o Mengubah sikap baring anak beberapa kali sehari dan berikan

bantal untuk meninggikan kepalanya.

Rasional : meninggikan posisi kepala dapat memberikan

sirkulasi udara dalam paru.

o Mendudukkan anak / dipangku pada waktu minum.

Rasional : mencegah terjadinya aspirasi.

o Menghindarkan membaringkan pasien di depan jendela atau

membawanya keluar selama masih demam.

Rasional : menghindarkan anak terkena angin dan menambah

suhu tubuh.

e. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit.

Kriteria – standart:

- Orang tua menunjukkan mengerti tetang proses penyakit.

- Orang tua mengerti bagaimana pencegahan dan

meningkatkan gizi agar tidak mudah timbul komplikasi yang

berat.

Intervensi keperawatan:

o Memberikan penyuluhan tentang pemberian gizi yang baik

bagi anak, terutama balita agar tidak mudah mendapat

infeksi.

12

Page 16: Askep Dipteri n Campak

Rasional : memberikan pengetahuan kepada orang tua.

o Menjelaskan pada orang tua tentang morbili tentang

hubungan pencegahan dengan vaksinasi campak dan

peningkatan gizi agar tidak mudah timbul komplikasi yang

berat.

Rasional : memberikan pengetahuan kepada orang tua

tentang pencegahan penyakit anaknya.

4. EVALUASI

a. Suhu tubuh normal / turun (36,7oC – 37,6oC).

b. Cairan dan nutrisi dalam tubuh seimbang.

c. Tubuh tidak merasa gatal.

d. Orang tua / keluarga mengerti mengenai penyakit morbili dan

pencegahannya.

13

Page 17: Askep Dipteri n Campak

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Difteri adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh

corynebacterium diphteriae yang berasal dari membrane mukosa

hidung dan nasofaring, kulit dan lesi lain dari orang yang terinfeksi.

Penyakit Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat

menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis

(peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini

disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramyxovirus.

B. SARAN

Hindari orang yang sedang bersin dan jauhi percikan ludah,

perhatikan alat makan harus tetap bersih, jika ada luka jangan sampai

kotor dan terkontaminasi bakteri tersebut ada baiknya imunisasi tepat

pada waktunya.

14

Page 18: Askep Dipteri n Campak

DAFTAR PUSTAKA

Kapita selekta Kedokteran Jilid 2, Jakarta : Media Aesculapius.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.

Rampengan, T. H. 1993. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta: EGC.

Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 1985. Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. FKUI