Askep Dipteri n Campak
-
Upload
sepz-supriadi -
Category
Documents
-
view
21 -
download
4
Transcript of Askep Dipteri n Campak
MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN MASALAH DIFTERI DAN CAMPAK
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Keperawatan Anak
Dosen : Hj. Entin Suharti. S.Pd., M.Kes
Disusun oleh :
Kelompok 3
Tingkat II B
1. Enjang Saepuloh 6. Lina Susilawati
2. Iis Ismayanti 7. Cep Anggih
3. Maryam 8. Igit Trimirja
4. Susi Susilawati 9. Agung Kurnia
5. Galih Sunandar 10. Jenal Arifin
AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN SUBANG Jl. Brigjend Katamso No. 37 Telp (0260) 412520 Subang
2010
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah atas berkat dan rahmat Allah SWT, dan Puja serta
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat-NYA yang telah memberikan
Rahmat serta Hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui
lebih jauh tentang “ askep dipteri dan campak”, selain itu kami juga
membuat makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
anak
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, baik materil maupun moral. Oleh karena itu
kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kholis Nur Handayani, S.Kp., M.Kep, Selaku direktur AKPER Subang.
2. Teman-teman yang telah membantu tersusunya makalah ini.
3. Semua pihak yang telah ikut serta dalam penyusunan makalah ini.
4. Kami menyadari, bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
5. Hj. Entin Suharti. S.Pd., M.Kes sebagai dosen pembimbing.
banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari rekan-rekan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Subang, Mei 2010
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................... 1
B. Tujuan ....................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
1. DIPTERI
A. Pengertian............................................................ 2
B. Patofisiologi ........................................................ 2
C. Komplikasi ........................................................... 3
D. Etiologi ................................................................. 3
E. Menispetasi klinis................................................. 3
F. Penatalaksanaan teurapeutik .............................. 3
G. Asuhan keperawatan anak dipteri........................ 3
2. CAMPAK
A. Pengertian............................................................ 5
B. Etiologi.................................................................. 5
C. Manifetasi Klinis ................................................... 5
D. Patofiologi............................................................. 6
E. Pemeriksaan Penunjang ..................................... 6
F. Gejala .................................................................. 6
G. Komplikasi ........................................................... 7
H. Pengobatan ......................................................... 7
I. Pencegahan ........................................................ 8
J. Asuhan keperawatan campak ............................. 8
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................... 14
B. Saran ...................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Difteri adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh
corynebacterium diphteriae yang berasal dari membrane mukosa
hidung dan nasofaring, kulit dan lesi lain dari orang yang terinfeksi.
Campak merupakan penyakit yang sangat menular terutama
menyerang anak anak, walaupun pada beberapa kasus juga dapat
menyerang orang dewasa. Pada anak anak dengan keadaan gizi
buruk ditemukan kejadian campak dengan komplikasi yang fatal atau
berpotensi menyebabkan kematian. Sebelum vaksinasi campak
digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3 tahun,
terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD. jika
seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia akan
kebal terhadap penyakit ini.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menjelaskan pada mahasiwa apa itu dipteri dan campak .
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami askep dipteri dan campak
secara lebih spesifik
b. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan yang baik
dan benar kepada pasien dengan gangguan dipteri dan campak
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. DIFTERI
A. PENGERTIAN
Difteri adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh
corynebacterium diphteriae yang berasal dari membrane mukosa
hidung dan nasofaring, kulit dan lesi lain dari orang yang terinfeksi.
B. PATOFISIOLOGI
Kuman berkembang biak pada saluran nafas atas(vulva, kulit, mata
jarang terjadi).
Kuman membentuk psudo membrane melepaskan eksotoksin.
Eksotoksin bila mengenai otot jantung akan mengakibatkan
terjadinya miokarditis dan timbul paralysis otot-otot pernafasan bila
mengenai jaringan saraf.
Sumbatan jalan nafas terjadi akibat dari fungsi pseudo membrane
pada laring dan trachea dapat menyebabkan kondisi fatal.
• Corynebacterium diphteriae
• Kuman berkembang biak pada saluran nafas atas(vulva, kulit,
mata jarang terjadi).
• Kuman membentuk psudo membrane melepaskan eksotoksin.
• Eksotoksin bila mengenai otot jantung akan mengakibatkan
terjadinya miokarditis dan timbul paralysis otot-otot pernafasan
bila mengenai jaringan saraf.
• Sumbatan jalan nafas terjadi akibat dari fungsi pseudo
membrane pada laring dan trachea dapat menyebabkan kondisi
fatal.
• Kontak dengan orang atau barang yang terkontaminasi.
• Masuk lewat saluran pencernaan atau saluran pernafasan.
• Aliran sistemik
• Masa inkubasi 2 – 5 hari.
2
• Mengeluarkan toksin (eksotoksi)
C. KOMPLIKASI
Miokarditis (minggu ke-2).
Neuritis
Bronkopneumonia
Nefritis
Paralisis
D. ETIOLOGI
Corynebacterium diphteriae, bakteri berbentuk batang gram
negative.
E. MANIFESTASI KLINIS
Khas adanya pseudo membrane.
Lihat dari alur atau jaras patofisiologi.
F. PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK
Pemberian oksigen.
Terapi cairan.
Perawatan isolasi.
Pemberian antibiotic sesuai program.
G. ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
a. Riwayat keperawatan ; riwayat terkena penyakit infeksi, status
immunisasi.
b. Kaji tanda-tanda yang terjadi pada nasal, tonsil/faring dan laring.
Lihat dari manifestasi klinis berdasarkan alur patofisiologi.
3
Diagnosa Keperawatan
1. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan obstruksi pada
jalan nafas.
2. Resiko penyebarluasan infeksi berhubungan dengan organisme
virulen.
3. Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan proses
penyakit (metabolisme meningkat, intake cairan menurun).
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi yang kurang).
Perancanaan
1. Anak akan menunjukkan tanda-tanda jalan nafas efektif.
2. Penyebarluasan infeksi tidak terjadi.
3. Anak menunjukkan tanda-tanda kebutuhan nutrisi terpenuhi.
4. Anak akan mempertahankan keseimbangan cairan.
Implementasi
1. Meningkatkan jalan nafas efektif.
2. Perluasan infeksi tidak terjadi.
3. Kekurangan volume cairan tidak terjadi.
4. Meningkatkan kebutuhan nutrisi.
Perencanaan Pemulangan
a. Jelaskan terapi yang diberikan : dosis dan efek samping.
b. Melakukan immunisasi jika immunisasi belum lengkap sesuai
dengan prosedur.
c. Menekankan pentingnya control ulang sesuai jadual.
d. Informasikan jika terdapat tanda-tanda terjadinya kekambuhan.
4
2. CAMPAK
A. PENGERTIAN
Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles) adalah
suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan
demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat
mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena
infeksi virus campak golongan Paramyxovirus.
Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan ludah
penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu
2-4 hari sebelum rimbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit
ada.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah
campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-
sekolah dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak,
maka seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini.
B. ETIOLOGI
Penyebabnya sejenis virus yang tergolong dalam family
Paramixovirus, yaitu genus virus morbili yang terdapat dalam secret
nasofaring dan darah selama prodormal sampai 24 jam setelah timbul
bercak-bercak.
Cara penularannya adalah dengan droplet dan kontak langsung.
C. MANIFESTASI KLINIS
a. Masa tunas 10 – 20 hari tanpa gejala.
b. Stadium kabaral / prodormal.
Berlangsung 4 – 5 hari disertai panas, malaise, batuk, fotopobia,
konjungtivitis, bercak koplik coryza.
c. Stadium erupsi.
Berlangsung 2 – 3 hari setelah stadium prodormal. Timbul
enantema pada palatum mole, pembesaran kelenjar getah bening
di sudut mandibula, splenomegali, adanya ras makulo papous pada
5
seluruh tubuh dan panas tinggi serta biasanya terjadi black
measles.
d. Stadium konvalesensi (penyembuhan).
Erupsi berkurang meninggalkan hiperpigmentasi yang akan
menghilang sendiri serta suhu menurun sampai menjadi normal.
D. PATOFISIOLOGI
Penularan terjadi secara droplet dan kontak virus ini melalui
saluran pernafasan dan masuk ke system retikulo endothelial,
berklembang biak dan selanjutnya menyebar ke seluruh tubuh. Hal
tersebut akan menimbulkan gejala pada saluran pernafasan, saluran
cerna, konjungtiva dan disusul dengan gejala patoknomi berupa
bercak koplik dan ruam kulit. Antibodi yang terbentuk berperan dalam
timbulnya ruam pada kulit dan netralisasi virus dalam sirkulasi.
Mekanisme imunologi seluler juga ikut berperan dalam eliminasi virus.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopeni.
b. Dalam sputum, sekresi nasal, sediment urine dapat ditemukan
adanya multinucleated giant sel yang khas.
c. Pada pemeriksaan serologi dengan cara hemaglutination inhibition
test dan complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody
yang spesifik dalam 1 – 3 hari setelah timbulnya ras dan mencapai
puncaknya pada 2 – 4 minggu kemudian.
F. GEJALA
Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi,
yaitu berupa:
– Panas badan
– Nyeri tenggorokan
– Hidung meler ( coryza )
– Batuk ( cough )
6
– Bercak Koplik
– Nyeri otot
– Mata merah ( conjuctivitis )
2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian
dalam (bintik Koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak
gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa
berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula
(ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di
wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah
samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar ke batang tubuh,
lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai memudar.Pada
puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas
serta suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu
tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa
segera menghilang., kecapaian, pilek, batuk dan mata yang radang
dan merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah
yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari
hingga 7 hari.
G. KOMPLIKASI
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang
berakibat serius. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak:
1. Infeksi bakteri : Pneumonia dan Infeksi telinga tengah
2. Kadang terjadi trombositopenia (penurunan jumlah trombosit),
sehingga pendeita mudah memar dan mudah mengalami
perdarahan
3. Ensefalitis (inteksi otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.
H. PENGOBATAN
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya
menjalani tirah baring. Untuk menurunkan demam, diberikan
7
asetaminofen atau ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan
antibiotik.
I. PENCEGAHAN
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada
anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan
gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles,
rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atasJika hanya
mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam
bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis
kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.selain itu penderita juga harus
disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang
bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.
ASUHAN KEPERAWATAN CAMPAK
1. PENGKAJIAN
a. Biodata
o Anak yang sakit.
o Orang tua.
b. Riwayat kesehatan
o Keluhan utama.
o RPS (demam tinggi, anoreksia, malaise, dll).
o Riwayat kesehatan lalu.
o Riwayat kesehatan keluarga.
o Riwayat kehamilan (anak yang sakit). ANG…..x, imunisasi……x,
ada kelainan / tidak.
o Riwayat imunisasi (bayi dan anak).
o Riwayat nutrisi.
o Riwayat tumbuh kembang.
c. Pola aktivitas sehari-hari
o Nutrisi / minum : 1) Dirumah
8
2) Dirumah sakit
o Tidur / istirahat : 1) Dirumah
2) Dirumah sakit
o Kebersihan : 1) Dirumah
2) Dirumah sakit
o Eliminasi : 1) Dirumah
2) Dirumah sakit
d. Pemeriksaan fisik
o K/U lemah
o TTV (suhu di atas 38oC)
o Pemeriksaan mulai dari kepala – musculoskeletal termasuk
neurology.
e. Pemeriksaan penunjang
o Pemeriksaan darah
o Pemeriksaan sel giant
o Pemeriksaan serologis
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia.
b. Ganguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi
virus.
c. Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan adanya
demam, tidak enak bedan, pusing, mulut terasa pahit, kadang-
kadang muntah dan gatal.
d. Resiko terjadi komplikasi berhubungan dengan daya tahan tubuh
yang menurun.
e. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit.
3. INTERVENSI / IMPLEMENTASI
a. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia.
9
Kriteria – standart:
- Menunjukkan peningkatan berat badan menuju tujuan
peningkatan yang tepat.
- Menunjukkan perilaku / perubahan pola hidup untuk
meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang
tepat.
Intervensi Keperawatan:
o Berikan banyak minum (sari buah-buahan, sirup yang tidak
memakai es).
Rasional : untuk mengkompensasi adanya peningkatan suhu
tubuh dan merangsang nafsu makan
o Berikan susu porsi sedikit tetapi sering (susu dibuat encer dan
tidak terlalu manis, dan berikan susu tersebut dalam keadaan
yang hangat ketika diminum).
Rasional : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi melalui cairan
bernutrisi.
o Berikan makanan lunak, misalnya bubur yang memakai kuah,
sup atau bubur santan memakai gula dengan porsi sedikir tetapi
dengan kuantitas yang sering.
Rasional : untuk memudahkan mencerna makanan dan
meningkatkan asupan makanan.
o Berikan nasi TKTP, jika suhu tubuh sudah turun dan nafsu
makan mulai membaik.
Rasional : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh setelah
sakit.
b. Ganguan peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi
virus.
Criteria – standart:
- Pasien menunjukkan adanya penurunan suhu tubuh mencapai
normal.
10
- Pasien menunjukkan tidak adanya komplikasi.
Intervensi keperawatan:
o Memberikan kompres dingin / hangat.
Rasional : untuk membantu dalam penurunan suhsu tubuh
pada pasien.
o Kolaborasi medis untuk pemberian terapi antipiretikum.
Rasional : antipiretikum bekerja untuk menurunkan adanya
kenaikan suhu tubuh.
o Pantau suhu lingkungan, batasi / tambahkan linen tempat tidur
sesuai indikasi.
Rasional : suhu ruangan / jumlah selimut harus diubah untuk
mempertahankan suhu tubuh agar tetap normal.
c. Gangguan rasa aman dan nyaman berhubungan dengan adanya
demam, tidak enak bedan, pusing, mulut terasa pahit, kadang-
kadang muntah dan gatal.
Kriteria – standart:
- Pasien menunjukkan kenyamanan, tidak merasa gatal lagi.
- Badan kelihatan segar dan tidak merasa pusing.
Intervensi keperawatan:
o Bedaki tubuh anak dengan bedak salisil 1% atau lainnya atas
resep dokter.
Rasional : bedak salisil 1% dapat mengurangi rasa gatal pada
tubuh anak.
o Menghindari anak tidak tidur di bawah lampu karena silau dan
membuat tidak nyaman.
Rasional : lampu yang terlalu terang membuat anak silau dan
menambah rasa tidak nyaman.
o Selama demam masih tinggi tidak boleh dimandikan dan
sering-sering dibedaki.
Rasional : tubuh yang dibedaki akan membuat rasa nyaman
pasa pasien.
11
o Jika suhu tubuh turun, untuk mengurangi gatal dapat
dimandikan dengan PK atau air hangat atau dapat juga
dengan bethadine.
Rasional : air hangat / PK dapat mengurangi gatal dan
menambah rasa nyaman.
d. Resiko terjadi komplikasi berhubungan dengan daya tahan tubuh
yang menurun.
Criteria – standart:
- Pasien menunjukkan peningkatan kondisi tubuh.
- Daya tahan tubuh optimal tidak menunjukkan tanda-tanda
mudah terserang panyakit.
Intervensi keperawatan:
o Mengubah sikap baring anak beberapa kali sehari dan berikan
bantal untuk meninggikan kepalanya.
Rasional : meninggikan posisi kepala dapat memberikan
sirkulasi udara dalam paru.
o Mendudukkan anak / dipangku pada waktu minum.
Rasional : mencegah terjadinya aspirasi.
o Menghindarkan membaringkan pasien di depan jendela atau
membawanya keluar selama masih demam.
Rasional : menghindarkan anak terkena angin dan menambah
suhu tubuh.
e. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit.
Kriteria – standart:
- Orang tua menunjukkan mengerti tetang proses penyakit.
- Orang tua mengerti bagaimana pencegahan dan
meningkatkan gizi agar tidak mudah timbul komplikasi yang
berat.
Intervensi keperawatan:
o Memberikan penyuluhan tentang pemberian gizi yang baik
bagi anak, terutama balita agar tidak mudah mendapat
infeksi.
12
Rasional : memberikan pengetahuan kepada orang tua.
o Menjelaskan pada orang tua tentang morbili tentang
hubungan pencegahan dengan vaksinasi campak dan
peningkatan gizi agar tidak mudah timbul komplikasi yang
berat.
Rasional : memberikan pengetahuan kepada orang tua
tentang pencegahan penyakit anaknya.
4. EVALUASI
a. Suhu tubuh normal / turun (36,7oC – 37,6oC).
b. Cairan dan nutrisi dalam tubuh seimbang.
c. Tubuh tidak merasa gatal.
d. Orang tua / keluarga mengerti mengenai penyakit morbili dan
pencegahannya.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Difteri adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh
corynebacterium diphteriae yang berasal dari membrane mukosa
hidung dan nasofaring, kulit dan lesi lain dari orang yang terinfeksi.
Penyakit Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat
menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis
(peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini
disebabkan karena infeksi virus campak golongan Paramyxovirus.
B. SARAN
Hindari orang yang sedang bersin dan jauhi percikan ludah,
perhatikan alat makan harus tetap bersih, jika ada luka jangan sampai
kotor dan terkontaminasi bakteri tersebut ada baiknya imunisasi tepat
pada waktunya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Kapita selekta Kedokteran Jilid 2, Jakarta : Media Aesculapius.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Rampengan, T. H. 1993. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. Jakarta: EGC.
Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak. 1985. Buku Kuliah 2 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. FKUI