LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

46
ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM PENCERNAAN KLIEN AN “ M “ DENGAN DISPEPSYIA DI RUANG BAJI ADA II KAMAR 410 RS LABUANG BAJI MAKASAR. No.Register : 0575 29 Tgl masuk : 04/01/07 Tgl pengkajian : 08/01/07 DX : DISPEPSYIA I.DATA BIOGRAFI A.Identitas klien Nama : An M Alamat : Andi tonro no.25 Kawin / belum kawin : belum Pendidikan : SMA Agama : Islam Pekerjaan : - Umur : 21 tahun Jenis kelamin : Perempuan Suku / Bangsa : Bugis B.Penanggung : PT.AKES II.RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI. a.Keluhan utama : Sakit kepala

description

Digestivus

Transcript of LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

Page 1: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM PENCERNAAN

KLIEN AN “ M “ DENGAN DISPEPSYIA

DI RUANG BAJI ADA II KAMAR 410

RS LABUANG BAJI MAKASAR.

No.Register : 0575 29

Tgl masuk : 04/01/07

Tgl pengkajian : 08/01/07

DX : DISPEPSYIA

I.DATA BIOGRAFI

A.Identitas klien

Nama : An “ M “

Alamat : Andi tonro no.25

Kawin / belum kawin : belum

Pendidikan : SMA

Agama : Islam

Pekerjaan : -

Umur : 21 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Suku / Bangsa : Bugis

B.Penanggung : PT.AKES

II.RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI.

a.Keluhan utama : Sakit kepala

b. Riwayat keluhan utama : Klien masuk dengan keluhan nyeri ulu hati mual,muntah kurang lebih 2 x

sehari,pusing,demam.Dialami sejak 2 hari sebelum masuk rumah

sakit,sifatnya hilang timbul,tidak menggigil,tidak berkeringat bila demam

turun,tidak ada mimisan,yidak ada gusi berdarah.Klien juga batuk sejak 1

minggu sebelum masuk rumah sakit,tidak berlendir,tidak ada darah,kepala

dirasakan berat bila klien dalam posisi duduk.Nyeri ulu hati disertai dengan

mual dan muntah sebanyak 2 x sehari.

1..faktor pencetus : makan yang pedas

2.sifat keluhan : hilang timbul

3.lokasi dan penyebaran : Daerah perut kiri atas tepatnya didaerah ulu hati

3.Upaya yang dilakukan keluarga : membawa kerumah sakit.

Page 2: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

4.Hal – hal yang meringankan : makan sedikit tapi sering dan minum obat

- Yang memperberat : terlambat makan atau perut kosong

5.Pertolongan obat yang diberikan :

- Diet TKTP

- Infus RL 28 tts/i

- PCT 3 x 1

- GG tab 3 x 1

- Ulsikur 3 x 1

c.Riwayat penyakit sebelum msuk rumah sakit.

Keluhan dirasakan pada hari selasa tanggal 02 – 01 – 2007 dirumahnya setelah mengkonsumsi makanan

yang pedas,dan oleh keluarga di bawa ke RS labuanG baji ke IRD dan oleh dokter di

anjurkan untuk rawat inap.

d.Penyakit kesehatan yang lalu :

1.pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya dengan penyakit yang sama.

2.panas dan batuk sebelumnya

3.tidak ada riwayat transfusi

4.tidak ada riwayat alergi

5.tidak pernah mengalami kecelakaan.

Page 3: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

e. Riwayat Kesehatan Keluarga

Genogram

80 79 90 89

45 40 62 60 55 50 48 40

58 49

21 19 17

Keterangan :

: laki – laki dan perempuan yang sudah meninggal.

: Klien

: laki – laki dan perempuan yang masih hidup

: garis perkawinan

: garis keturunan

: garis tinggal serumah

- Tinggal serumah dengan klien tidak ada yang menderita penyakit kronis yan gmenular

- Saudara bapak dan ibu klien meninggal karena ketuaan dan ada yang meninggal karena penyakit yang

tidak diketahui penyebabnya.

III.PEMERIKSAAN FISIK

a.status kesehatan

Kesadaran : composmentis

Page 4: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

KU : Demam

b. BB selama sakit : 40 Kg TB : 150 cm

BB sebelum masuk rumah sakit : 42 Kg

c. TTV :

TD : 120/80 mmHg N : 80 x/i

S : 39 C P : 24 x/i

d.keadaan kulit

Turgor : baik / normal

Kebiasaan perawatan kulit : mandi

Warna kulit : sawo matang

e. Kepala

Rambut

Distribusi merata,tidak alopesia,warna rambut hitam

Keadaan kulit rambut tidak berketombe

Tidak ada massa,nyeri tekan,luka riwayat trauma

Klien mengeluh pusing.

f.Muka

Inspeksi

Simetris kiri dan kanan

Ekspresi wajah murung

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

g.Mata

Inpeksi

Palpebra : tidakada oedema,tidak ada radang

Sclera tidak icterus,conjungtiva pucat,pupil isokor kiri / kanan

Tidak ada penonjolan bola mata

Palpasi

Tekanan bola mata tidak ada

Penglihatan tidak kabur

h.Hidung

Inpeksi

Polip tidak ada,septum tidak bengkok,tidak ada secret,dan ada radang.

Palpasi

Page 5: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

Tidak ada nyeri pada sinus maxilaris,sinus frontalis,sinus ethomoidalis

i.Telinga

Inpeksi

Canalis bersih,tidak ada serumen,tidak ada nanah.

Tidak memakai malat bantu.

Pendengaran baik.

j.Rongga mulut

Inspeksi

1.Gigi

Keadaan gigi : tidak caries,sebagian gigi tanggal

Tidak memakai gigi palsu

2.Gusi

Gusi berwarna merah muda,tidak perdarahan.

3.Lidah tidak kotor

4.Mulut / bibir

Tidak pucat,tidak pecah – pecah dan tidak kering

k.Leher

Inspeksi

Kelenjar tyroid tidak nampak membesar

Palpasi

Arteri karotis teraba kuat

Kelenjar tyroid tidak teraba membesar

Vena jugularis tidak ada bendungan dan pembesaran.

l.Ketiak

Inspeksi

Tidak nampak pembesaran getah bening

Palpasi

Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening.

m.Thoraks dan paru

Inspeksi

Bentuk dada normal chest,tidak ada kelainan,frekuensi pernafasan 24 x / i

Pergerakan dada mengikuti gerak nafas,tidak ada retraksidinding dada

Palpasi

Vocal premitus terdengar sama di semua lapang paru kiri dan kanan.

Page 6: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

Tidak ada massa dan nyeri

Auskultasi

Bunyi pernafasan : ronchi

Bunyi tambahan : tidak ada

Perkusi

Sonor pada semua area paru

n.Jantung

Inspeksi

Ictus cordis tidak tampak,denyut nampak normal

Palpasi

Ictus cordis teraba pada ICS 4 – 5 sisi dada kiri

Perkusi

Pekak,pembesaran jantung tidak ada,terdapat pekak pada daerah ICS 3 – 4 mid clavikularis kiri,dan

ICS 2 – 4 parasternalis kiri dan kanan

Asukultasi

BJ I : menutupnya katup mitral – trikupidalis

Terdengar pada ICS 4,5

BJ II : menutupnya katup aorta – pulmunal

Terdengar pada ICS 2,3

H.Rate : 80 x/i

o.Abdomen

Inspeksi

Perut nampak datar,tidak membuncit / membusung

Tidak nampak bekas luka,klien kadang memegang perutnya

Auskultsi

Bising usus terdengar

Peristaltik usus : 9 – 12 x/ i

Perkusi

Tympani pada semua kuadran

Palpasi

Tidak ada pembesaran pada hepar dan lien

Terdapat nyeri tekan pada abdomen kiri bagian atas

p.Genetalia dan anus

Menurut klien tidak ada kelainan atau gangguan.

Page 7: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

q.Ekstremitas

1.Ekstremitas atas

Inspeksi

Simetris kiri dan kanan

Tidak ada oedema

Tidak ada lesi

Tidak ada tremor

Tidak berkeringat

Palpasi

Ada nyeri tekan

Tidak ada mati rasa.

Perkusi

Biceps kiri / kanan : +/+

Triceps kiri / kana : +/+

2.Ekstremitas bawah

Inspeksi

Simetris kiri / kanan

Tidak ada oedema

Tidak ada lesi

Tidak ada tremor

Tidak berkeringat.

Palpasi

Tidak ada nyeri tekan

Tidak hilang rasa

r.Pemeriksaan penunjang

1.Hasil LAB

TGL 04/01/07 Darah rutin

- BBS : 35 / l - HGB : 12,9

- WBC : 4,5 - RBC : 6,40

- HCT : 41,0 - PLT : 185

Kimia darah

- SGOT : 37 u/l- SGPT : 18 u/l

3.Pola kegiatan sehari – hari

Page 8: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

a.Nutrsi

1.kebiasaan

Pola makan : nasi,sayur,lauk pauk,kadang susu

Frekuensi : 3 x sehari

Nafsu makan : baik

Makanan pantangan : tidak ada

Jenis makanan yang disukai : tidak spesifik

Tidak ada alergi terhadap makanan

2.perubahan selama sakit

Pola makan : nasi, sayur,lauk pauk.

Frekuensi makanan : 3 x sehari

Nafsu makan : selera makan berkurang

Makanan pantangan : -

Jenis minuman air putih : 1200 cc

b.Eliminasi

1.BAK

a.kebiasaan

Frekuesnsi : 2 – 3 x sehari

Warna : kunig

Jumlah : 700 – 1500 ml

Bau : amoniak

b.perubahan selama sakit

Frekuensi : 5 – 6 x sehari

Warna : kuning

Jumlah : 700 – 1000 ml

Bau : amoniak

2.BAB

a.Kebiasaan

Konsistensi : lembek

Warna : kuning

Frekuensi : 3 x / hari

b.Perubahan selama sakit

Konsistensi : lembek

Warna : kuning

Page 9: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

Frekuensi : 1 x / hari

c.Olah raga dan aktivitas

Klien selama sakit tidak melakukan olahraga tertentu

Aktivitas makan kadang – kadang dibantu oleh keluarganya.

Berjalan ke kamar mandi dipegang orang keluarganya.

Mengambil air minum dibantu oleh keluarganya.

d.Istirahat dan tidur

Kebiasaan

Tidur malam : jam 21.00 – 05.30

Tidur siang : jam 10.00 – 14.00

Hal yang membantu atau pengantar tidur adalah suasana tenang

Perubahan selama di rumah sakit

Tidur malam tidak menentu jam 22.00 – 02.30

Tidur siang tidak menentu jam 14.00 – 15.00

Klien mudah terbangun.

e.Hygiene

Kebiasaan

Mandi pakai sabun 3 x sehari

Cuci rambut 1 – 2 x / hari

Sikat gigi 3 x / hari

Perubahan selama dirumah sakit

Mandi dengan sabun

Frekuensi : 1 x/ hari

Sikat gigi pakai odol

Frekuensi : 3 x/hari

3.Pola interaksi sosial

Orang yang terdekat dengan klien adalah ibunya.

Klien jika punya masalah di bicarakan dengan ibunya.

4.Keadaan psikososial selama sakit

Klien mengatakan cemas dan gelisah dengan penyakit yang dialaminya.

Interaksi dengan petugas kesehatan dan lingkungan baik

5.Spiritual

Klien rajin mengikuti kegiatan keagamaan sebelum sakit,seperti ke mesjid

6.Perawatan dan pengobatan

Page 10: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

Istirahat di tempat tidur.

Diet TKTP

Infus RL 28 tts/i

PCT 3 x 1

GG 3 x1

Ulsikur 3 x 1

KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF

Klien mengeluh nyeri ulu hati

Klien mengatakan lemah

Klien mengatakan selera makan berkurang

Klien megatakan kurang tidur

Klien mengatakan pusing kepalanya

Klien mengatakan ADLnya di bantu

Klien mengatakan semoga cepat sembuh

Klien sering menanyakan penyakitnya

DATA OBJEKTIF

TTV

TD : 120 / 80 S : 39 C

N : 80 x/i P : 24 x / i

Klien nampak lemah

Porsi makan tidak di habiskan ( ½ porsi )

Ekpresi wajah nampak murung

Klien nampak meringis

Conjungtiva pucat

Klien tampak cemas

BB sebelum sakit : 42 Kg

BB selama sakit : 40 Kg

TB : 150 cm

Page 11: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

ANALISA DATA

No DATA PENYEBAB MASALAH

1.

2.

DS :

Klien Mengatakan nyeri ulu

hati

Klien mengatakan lemah

DO :

Ekpresi wajah murung

Klien nampak lemah

Klien nampak meringis

TTV :

T : 120/ 80 mmHg

N : 80 x/ i

S : 39 C

P : 24 x/i

BB sebelum sakit : 42 Kg

BB selama sakit : 40 Kg

TB : 150 cm

DS :

Klien mengatakan lemah

Klien mengatakkan selera

makan berkurang

DO :

Porsi makan tidak dihabiskan

Klien nampak lemah

Adanya peningkatan produksi

HCL

Kerusakan sawar mukosa lambung

Merangsang zar bradikanin,histamin,serotonin

Rangsangan ditreuskan ke talamus

Menurunkan ambang nyeri

Dipersepsikan sebagai nyeri ulu hati

Rangsangan ditalamus

Perasaan jernuh terhadap makanan tertentu

Tidak ada selera makan

asupan nutrisi kurang ke dalam tubuh

Kebutuhan nutrsi tidak terpenuhi

Nyeri ulu hati

Gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrsi

Page 12: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

3.

4.

5.

DS :

Klien mengatakan kurang

tidur

Klien mengatakan susah tidur

DO :

Klien nampak lemah

Conjungtiva pucat

TTV :

T : 120/80 mmHg

N : 80 x/i

S : 39 C

P : 24 x/i

DS :

Klien mengatakan kebutuhan

sehari – hari dibantu.

Klien mengatakan lemah

Klien mengatakan pusing

DO :

Klien nampak lemah

Wajah klien nampak murung

Wajah klien nampak meringis

DS :

Klien sering menanyakan

keadaanya

Adanya peningkatan produksi HCL

Merangsang pengeluaran zat bradikinin,histamin,serotini

Merangsang saraf otonom

Mengaktifkan norepinephirine

Saraf simpatis terangsang untuk mengaktifkan RAS,mengaktifkan

kerja organ tubuh

REM menurun

Pasien terjaga

Saraf simpatis terangsang untuk mengaktifkan,RAS,megaktifkan

kerja organ tubuh

Terejadi vasokontraksiarterial kapiler

Peningkatan tekanan darah

Suplay darah ke jaringan menurun

Supaly O2 dan nutrisi ke jaringan kurang

Terjadi perubahan status kesehatan

Ketidak mampuan koping

Gangguan istirahat tidur

Kelemahan

Cemas

Page 13: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

Klien mengatakan lemah

DO :

Klien nampak lemah

Wajah klien murung

Klien tampak cemas

individu

Klien merasa suatu ancaman

Cemas

kelemahan

Page 14: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

PRIORITAS MASALAH

1.Nyeri b/d dengan adanya peradangan pada mukosa lambung,ditandai dengan :

DS :

Klien mengatakan sakit ulu hati

DO :

Expresi wajah murung

TTV :

T : 120/ 80 mmHg

P : 24 x /i

N : 80 x/ i

S : 39 C

2.Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d intake yang tidak adekuat,ditandai dengan :

DS :

Klien mengatakan lemah

Klien mengatakan selera makan berkurang.

DO :

Klien nampak lemah

Porsi makan ½ porsi yang di habiskan

TTV :

T : 120/80 mmHg

P : 24 x/i

N : 80x/i

S : 39 C

BB sebelum sakit : 42 Kg

BB selama sakit : 40 Kg

TB : 150 cm

3.Gangguan istirahat tidur b/d adanya nyeri ulu hati dan kecemasan,ditandai dengan :

DS :

Klien mengatakan kurang tidur

Klien mengatakan mudah terbangun

DO :

Page 15: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

Klien nampak lemah

Conjungtiva anemis

TTV :

T : 120/80 mmHg

N : 80 x/i

S : 39 C

P : 24 x/i

4.Penurunan ADL b/d kelemahan fisik,ditandai dengan :

DS :

Klien mengatakan kebutuhan sehari – hari di bantu

Klien mengatakan lemah

Klien mengatakan pusing

DO :

Klien nampak lemah

Wajah klien murung

TTV:

T : 120/80 mm Hg

N : 80 x/ i

S : 39 C

P : 80 x/i

5.Ansietas b/d terjadinya perubahan status kesehatan ,ditandai dengan :

DS :

Klien sering menanyakan penyakitnya

Klien mengatakan lemah

DO :

Klien nampak lemah

Wajah klien murung

Klien tampak cemas

Page 16: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur
Page 17: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

ASUHAN KEPERAWATAN

Nama :An “ M “ No.Register : 057529

Umur : 21 tahun Tgl MSR : 04/02/07

Jenis kelamin : perempuan Tgl pengkajian : 08/0107

Alamat : Andi tonro no.25 DX.Medik : DISPEPSYA

NO DX KEPERAWATAN

RENCANA KEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. Nyeri b/d peradangan pada

lambung,ditandai engan:

DS :

Klien mengatakan

nyeri perut bagian

kiri atas

Skala nyri sedang

( skala 6 )

DO :

Wajah klien nampak

murung

Klien nampak emah

Klien nampak

meringis

TTV :

Klien akan mengungkapkan nyeri

teratasi atau berekurang dengan

kreteria :

Klien tidak mengeluh nyeri

Expresi wajah ceria

Klien nampak rileks

TTV dalam batas normal

1.observasi tanda – tanda vital

2 kaji tingkat nyeri setiap hari

Dengan skala : 1 - 10

Ringan : 1 – 3

Sedang : 4 – 6

Berat : 7 - 10

3.anjurkan klien merubah posisi

tidur ke semi fowler

1.untuk mengetahui keadaan

klien dan memudahkan

untuk melakukan tindakan

selanjutnya.

2.untuk mengetahui tingkat

skala nyeri sebagai pedoman

untuk bertindak

3.dengan posisi semi

fowler,organ yang sakit

tidak tertekan

Page 18: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

2.

T : 120 / 80 mmHg

N : 80 x/i

S : 39 C

P : 24x/i

Nutrisi kurang dari

kebutuhan b/d intake yang

tidak adekuat,ditandai

dengan :

DS :

Klien mengatakan

lemah

Klien mengatakan

selera makan

berkurang

DO :

Porsi makan tidak

dihabiskan ( ½

Klien menampakkan kebutuhan

nutrisi terpenuhi dengan kreteria :

- klien nampak segar

- porsi makan di habiskan

- selera makan baik

BB dalam keadaan semula / normal

4.HE tentang pentingnya nutrisi

5.kolaborasi dengan dokter

dalam penatalaksanaan

pemberian obat

PCT 3x 1

GG 3 x 1

Ulsikur 3 x 1

1.kaji pola makan klien

2.beri makanan yang bervariasi

3.beri makanan lunak sedikit tapi

sering

4.mengukur BB tiap hari dengan

timbangan yang sama.

4.agar lien memahami dan

melaksanakan arti dari

pentingnya nutrisi bagi

tubuh

5.untuk menekan

peningkatan produksi sama

lambung.

1.untuk mengetahui jumlah

asupan nutrisi bagi klien

2.makanan bervariasi

merangsang selera makan.

3.mencegah kekosongan

lambung dan memudahkan

absorsi terhadap lambung

4.mengetahui perkembangan

status nutrisi klien

Page 19: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

3.

porsi )

Klien nampak lemah

TTV :

T : 120/80 mm Hg

N : 80 x / i

S : 39 C

P : 24 x/i

BB sebelum sakit : 40 Kg

BB selam sakit : 40 Kg

TB : 150 cm

Ganguan istirahat tidur b/d

adanya nyri ulu

hati,ditandaidengan :

DS :

Klien megatakan

kurang tidur

Klien mengatakan

mudah terbangun

DO :

Klien nampak lemah

Conjungtiva nampak

pucat

TTV :

Klien mengatakan istirahat tidur

terpenuhi dengan kreteria :

Tidur nyenyak

Tidak mudah terbangun

Klien nampak ceria

Conjungtiva tidak pucat

Jam tidur 6 – 8 jam

1.observasaiTTV 8 jam

2.beri minum susu hangat

sebelum tidur

3.ciptakan lingkungan yang

tenang dan batasi pembesuk

4.memberikan HE kepada

keluarga klien tentang

pentingya tidur cukup.

1.mengetahui keadaanklien

dan pedoman untuk

tindakan selanjutnya

2.mengandung protein

tinggi

3.lingkungan yang tenang

meninimalkan rangsangan

sehingga klien tertidur

nyenyak

4.istirahat tidur yang cukup

antara 6 – 8 jam perhari.

Page 20: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

4.

T : 120 / 80 mmHg

N : 80 x/i

P : 24 x /i

S : 39 C

Penurunan kemampuan

ADL b/d kelemahan fisik

ditandai dengan :

DS :

Klien mengatakan

kebutuhan sehari –

hari dibantu

keluargannya

Klien mengatakan

lemah

DO :

Klien nampak

lemah

Klien nampak

dibantu

keluarganya

Klien mengatakan kebutuhan

ADLnya tidak dibantu lagi dengan

kreteria :

Klien nampak melaksanakan

aktivitas sendiri

Klien nampak segar

Klien tidak mengeluh pusing

1.kaji kemampuan klien untuk

melakukan aktivitas tiap hari

2.berikan support untuk

melakukan aktivitas

3.libatkan keluarga dalam

membantu ADL klien

1.mengetahui

kemampuannya an

membantu yang klien belum

mampu melakukan sendiri

2.dengan support,kien

merasa

diperhatikan,aktivitas yang

ringan dan bertahap

mencegah terjadinya kerja

jantung yang meningkat.

3.melibatkan keluarga untuk

berperan aktif dalam

membantu ADL sehingga

klien merasa diperhatikan.

Page 21: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

5. Ansietas b/d perubahan

status kesehatan ditandai

dengan :

DS:

Klien sering

menanyakan

keadaanya dan

berharap cepat

sembuh

DO :

Klien tampak cemas

Klien nampak lemah

Wajah klien murung

Klien mengatakan tidak

cemas,dengan kreteria :

Klien memahami penyakitnya

Klien nampak segar

Klien tidak lemah

1.bina hubungan saling percaya

antara klien ,keluargadan

tenaga kesehatan.

2.dorong klien untuk

mengungkapkan perasaannya

3.bantu klien untuk

meningkatkan mekanisme

koping

4.HE kepada klien tentang

penyakitnya bagaimana

mencegah dan merawatnya.

1.agar mau menerima

keberadaan perawat yang

akan menolongnya

2.untuk mengetahui masalah

yang dialami klien sebagai

dasar untuk melakukan

tindakan selanjutnya

3.dapat meningkatkan

keopercayaan diri klien

dalam menhghadapi

masalah yang dialaminya.

4.agar klien mengerti

tentang

penyakitnya,timbulnya

penyakit dan merawat diri

sendiri.

Page 22: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

CATATAN PERKEMBANGAN

HARI / TGL NDX IMPLEMENTASI EVALUASI

Selasa

09/01/07

1

II

Jam 14.30 – 15.00

1.Mengkaji tingkat nyeri

Hasil : sudah tidak nyeri lagi

2.merubah posisi klien dari berbaring

ke semi folwler

Hasil : klien mampu melaksanalan

3.Mengobservasi TTV

Hasil : TTV dalam batas normal

T : 110/80 mmHg

N : 80 x/i

P : 20 x/i

S : 37 C

4.penatalaksanaan pemberian obat

PCT 3 X 1

GG 3 X 1

Ulsikur 3 X 1

Jam 16.00 – 16.30

1.Mengkaji pola dan kebiasaan makan

klien

Hasil : porsi makan di habiskan

2.Membantu klien dalam melakukan

Jam 22.00

S : - Klien Mengatakan Sudah

Tidak Nyeri Lagi

O : - Ekpresi Wajah Nampak

ceria

- Klien Nampak Segar

Bugar

TTV Dalam Batas Normal

T : 110/80 Mmhg

N : 80 X / I

P : 20 X/I

S : 37 C

A : Masalah Nyeri Sudah Teratasi

P : Pertahankan Intrvensi 1,2,3,4 &

5

1.observasi TTV

2.kaji tingkat nyeri

3.menganjurkan klien merubah

posisi tidur ke semi fowler

4.HE tentang pentingnya nutrisi

5.kolaborasi penatalaksanaan

pemberian obat.

PCT 3 x 1

GG 3 x 1

Ulsikur 3 x 1

S : Klien Mengatakan Aktivitasnya

Sudah Di Lakukan Sendiri

O : Klien Dapat Memenuhi

Page 23: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

III

aktivitas yang tidak ditoleransi

Hasil : klien mampu melakukan sendiri

3.menganjurkan klien untuk

meningkatkan aktivitas sesuai dengan

yang di tolerransi

Hasil : klien mampu melakukannya

sendiri

4.memberikan dorongan untuk

melakukan aktivitas secara bertahap

Hasil : klien berusaha bangun dan

duduk

Jam 15.00 – 16.00

1. Observasi TTV 8 jam

Hasil : TTV dalam batas normal

2.menganjurkan kepada klien minum

susu hangat sebelum tidur

Hasil : klien menerima dan

melaksanakanya

3.membreikan HE kepada

klien,keluarga tentang pentingnya tidur

cukup

Jam 19.00 – 19.45

Kebutuhannya Sendiri

A : Masalah Intoleransi Aktivitas

Sudah Teratasi

P : Pertahankan Intervensi 1,2,3,&

4

1.kaji pola makan

2.beri makanan yang bervariasi

3.beri makanan lunak sedikit tapi

sering

4.mengukur BB tiap hari dengan

timbangan yang sama.

S : Klien Mengatakan Tidur Cukup

O : Klien Nampak Ceria

TTV :

T :110 /80 Mmhg

N : 80 X/I

S : 37 C

P : 20 X/I

A : Masalah Istirahat Tidur Teratasi

P : Pertahankan Intervensi 1,2,3, &

4

1.observasi TTV

2.beri minum susu hangat sebelum

tidur

3.ciptakan lingkungan yang tenang

dan batasi pembesuk

4.memberikan HE kepada keluarga

klien tentang pentingnya tidur

cukup.

S: Klien mengatakan sudah mampu

Page 24: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

IV

V

1.mengkaji kemampuan aktivitas klien

Hasil : semua aktivitas di lakukan

sendiri

2.memberi support untuk melakukan

aktivitas

Hasil : klien mau melakukan

aktivitasnya sendiri

3.HE kepada keluarga klien agar klien

mau melakukan ADLnya sendiri.

Hasil : keluarga mengerti dan mau

melaksanakannya

Jam 20.00 – 20.30

1.mengadakan komunikasi trebuka

dengan klien.

Hasil : mau mengungkapkan

masalahnya.

2.memberikan perhatian penuh pada

saat komunikasi dengan tidak

mengalihkan perhatian

Hasil : klien tampak gembira

3.memberikan dorongan spiritual

sehingga klien yakin akan sembuh

dengan cepat.

Hasil : klien sudah tidak cemas lagi

4.HE kepada klein tentang penyakitnya

Hasil : klien mengerti dan

memahaminya.

melakukan kebutuhan

O : klien tampak segar

Klien nampak melakukan

ADLnya sendiri

A : masalah ADL sudah teratasi

P : pertahankan intervensi 1,2,& 3

1.kaji kemampuan klien melakukan

aktivitas

2.beri support untuk melakukan

aktivitas

3.libatkan keluarga dalam

membantu ADL klien

S : klien sudah tidak menanyakan

penyakitnya lagi

O : klien tidak nampak cemas lagi

Wajah klien tampak ceria

A : masalah ansietas teratasi

P : pertahankan intrevensi 1,2,3,& 4

1.bina hubungan saling percaya

antara klien

2.dorong klien untuk

mengungkapkan perasaanya

3.bantu klien untuk meningkatkan

mekanisme koping

4.HE kepada klien tentang

penyakitnya.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN AN “ A “ DENGAN

Page 25: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

DIAGNOSA GEA DI RS TK II PELAMONIA

MAKASSAR.

OLEH :

HUSAENI

NIM : P - 04018

CA Institusi CA Lahan

( ) ( )

AKADEMI KEPERAWATAN SANDI KARSA

MAKASSAR

2006.

Page 26: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

LAPORAN PENDAHULUAN

“ FRAKTUR “

A.KOSEP MEDIS

I.Pengertian

Fraktur adalah kerusakan kontinuitas jaringan tulang,yang melibatkan kerusakan vasikuler dan

jaringan sekitarnya yang ditandai nyeri dan pembengkakan atau terputusnya kontinuitas tulang yang

ditentukan sesuai jenis dan luasnya ( Brunner and Suddart,2001 ).

Klasifikasi fraktur dapat dibedakan menjadi :

Fraktur tertutup ( closed ) bila tidak ada hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar.

Fraktur terbuka ( open / compound ),bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia

luar,karena adanya pertukaran du kulit.

Fraktur komplit ,bilagaris patah tidak melalui seluruh penampung tulang atau patah pada seluruh

garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran ( pergeseran dari posisi normal )

Fraktur non komplit adalah patah hanya terjadi pada sebagian / garis patah tidak mengenbang

sehingga tidak mengenal konteks.

II.Etiologi

Penyebab primer fraktur dalah kecelakaan kendaraan bermotor atau jatuh olahraga,exercise yang

kuat dan menurunkan nutrisi atau pun di karenakan fraktur spontan yaitu karena kondisi patologis yang

mendasari.Hal lain yangh dapat menyebabkan adalah kecelakaan di tempat kerja sejalan perkembangan

industri dan Osteoporosis.

III. Patofisiologi

Klasifikasi fraktur di bagi menjadi 2 jenis :

1.Complite frakture adalah patah atau dikontiunitas jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi dua

bagian dan garis patahnya menyebrang dari satu sisi lain sehingga mengenai konteks.

2.Complete fakture adalah patah diskontinuitas jaringan dengan garis patah tidak menyebrang sehingga

tidak mengenai konteks ( masalah konteks yang utuh ),sering terjadi pada anak – anak.

Deskripsi frakture :

Grade I : sakit jelas dan sedikit kerusakan kulit

Grade II : Fraktur terbuka,merobek kulit dan otot.

Grade III : banyak sekali jelas kerusakan kuit,otot dan jaringan syaraf,pembuluh darah serta luka sebesar

minimal 6.8 cm

IV. Manifestasi klinik

Nyeri tekan

Page 27: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

Bengkak

Kerusakan fungsi

Gerakan terbatas

Ekmosis disekitr lokasi

Krepitus disisi frakture

Status neurovaskuler pada daerah distal dari tempat frakture mengalami penurunan.

Atropi distalr

Perubahan warna

Pemendekan ekstremitas.

V.Komplikasi

Komplikasi awal

Shock,yang bisa berakibat fatal dalam beberapa jam setelah cedera

Emboli lemak yang dapat trjadi dalam 48 jam/ lebih

Sindrom kompartmant,yang brakibat kehilangan fungsi ekstremitas peremanen,jika tidak di

tangani segera.

Komplikasi lambat

Penyauan terlambat atau tidak ada penyaruan,penyatuan terlambat terjadi bila penyembuhan tidak

terjadi dengan kecepatan normal untuk jenis dan tempat frakture trtentu.Penyatuan terlambat

mungkin beehubungan dengan onfeksi sistemik dan distraksi ( tarikan jauh ) fragmen tulang,pada

akhirnya fraktur sembuh.

Tidak adanya penyatuan terjadi karena kegagalan penyatuan ujung – ujung perubahan tulang

memobilisasi yang tidak menghentikan pembentukaan halus,jarak yang terlalu jaug antara fragmen

tulang,kontak tulang yang terbatas dan gangguan darah yang mengakibatkan nekrosis jaringan.

VI.Penanganan

Reduksi fraktur : mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotas anatomis.

Reduksi tertutup : reduksi tertutup di lakukan dengan mengembalikan fragmen tulang ke posisinya

( ujung – ujung ) dengan manipulasi traksi manual

Traksi : dapat digunakan untuk mendapatkan efek reduksi dan mobilisasi beratnya traksi dap[at di

gunakan / disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi.

Reduksi terbuka : pada frakture tertentu memerlukan reduksi terbuka dan pendekatan

bedah,fragmen tulang di reduksi,alat fiksasi intana,dalam bentuk pin,kawat,sekrup,plat paku atau

batangan logam dapat di gunakan untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya sampai

penyembuhan tulang yang terjadi.

Page 28: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

Imobilisasi frakture : setelah frakture di reduksi fragmen tulang harus di imobilisaasi atau di

pertahankan dalam posisi dan ke sejajaran yang benar,sampai terjadi penyatuan.

VII.Pemeriksaan diagnostik

Tidak ada test laboratorium yang khusus untuk klien dengan frakture yang diperlu di ketahui

hemoglobin,hematorik,sering mudah di sebabksn perdarahan laju endap darah meningkat bila

kerusakan jaringan lunak sangat luas.

Pada masa penyembuhan Ca dan P meningkat didalam darah

Hasil radiografi melelui X – Ray akan dapat dilihat gambaran frakturedeformitas

Senogram / anterogram menggambarkan arus vaskularisasi

Ct scan untuk mendeteksi struktur fraktur yang komplit.

B.PROSES KEPERAWATAN

I.Pengkajian

Yang perlu dikaji :

Biodata :

- keluan utama

- riwayat kesehatan sekarang

- riwayat kesehatan masa lalu

- riwayat kesehatan keluarga

- pemeriksaan fisik

II.Diagnosa keperawatan

Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan.

Gangguan pemenuhan ADL b/d immobilisasi

Potensial terjadinya infeksi b/d adanya luka trbuka.

Cemas b/dkurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

III.Intervensi / implementasi

1.Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan.

Tujuan : nyeri dapat berkurang atau teratasi

Intervensi :

1.Observasi tanda – tanda vital

Rasional : untuk mengetahui keadaan klien

2.Kaji tingkat nyeri klien dengan skala nyeri

Rasional : untuk megetahui sejauh mana tingkat nyeri yang di rasakan

3.Atur posisi klien dengan menyokong ekstremitasyang berluka

Rasional : untuk memberikan kenyamanan pada klien

Page 29: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

4.Beri obat analgetik sesuai program

Rasional : untuk mengurangi atau menghilangkan ras nyeri

2.Gangguan pemenuhan ADL / immobilisasi

Tujuan : semua kebutuhan dan aktivitas klien dapat dilakukan sendiri

Intervensi :

1.Observasi TTV

Rasional : untuk mengetahui keadaan klien

2.Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari – hari

Rasional : utuk memenuhi kebutuhan ADLnya

3.Tingkatkan kemandirian klie dalam memenuhi kebutuhan aktivitas sesuai kemempuan

Rasional : mengurangi ketergantungan kepada orang lain

4.Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari – harinya

Rasional : agar keluarga dapat membantu kebutuhan sehari – hari.

3.Potensial terjadi infeksi b/d adanya luka terbuka

Tujuan: tidak terjadi infeksi

Intervensi :

1.Kaji keadaan luka klien dan TTV

Rasional : informasi awal dalam intervensi selanjutnya

2.Kaji apakah ada peningkatan nyeri,rasa terbakar

Rasional : tanda – tanda tersebut merupakan awal terjadi infeksi

3.Ciptakan lingkungan yang bersih di sekitr klien

Rasional : menmcegah terjadinya infeksi

4.Ganti balutan / perban tiap hari

Rasional : untuk mencegah terjadinya infeksi

4.Cemas b/d kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya

Tujuan : klien dan keluarga klien dapat memahami penyakitnya

Intervensi :

1.Kaji tingkat kecemasan klien

Rasional : informasi untuk tindakan selanjutnya

2.Bina hubungan saling percaya antara perawat,klien dan keluarga klien

Rasional : untuk menjalin kerja sama

3.Jelaskan tentang penyakit klien

Rasional : agar klien dan keluarga klien dapat mengerti

Page 30: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

IV.Evaluasi

1.Nyeri dapat berkurang atau teratasi

2.Kebutuhan ADL dapat terpenuhi

3 Infeksi tidak terjadi

4.Cemas dapat berkurang atau teratasi.

VIII.Penyimpangan KDM

Trauma yang terjadi pada tulang

memaksa aktivitas Fraktur dilakukan untuk mengatsi fraktur

Kerusakan intergritas kulit Merangsang pengeluaran Tindakan pembedahan

Dan jaringan histamin,bradikinin.

Kulit dan jaringan terbuka

Diterima oleh reseptor nyeri Terputusnya kontinuitas jaringan

Kontinuitas dengan lingkungan Pada modulla

Timbul nyeri

Resiko infeksi Di hantarka ke talamus

Pergerakan terbatasCorteks cerebri

ADL tergangguNyeri dipersepsikan

Nyeri

Kurang pengetahuan tentang penyakitnya

Stressor menigkat

Koping individu tidak efektive

Cemas

Page 31: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

DAFTAR PUSTAKA

Branner and Suddart,2001,Keperawatan Medikal Bedah ,Jakarta EGC.

Corovin,Elizabeth.J .200,Buku Saku Patofisiologi,Jakarta ,EGC.

Tarvimoto dan Wartanah,2004.KDM dan Proses Keperawatan,Jakarta Salemba Modika

PENYIMPANGAN KDM DYSPEPSYA

Page 32: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

Obat - obatan,alkohol,bahan kimia,gagal ginjal,pankreas

Merusak mukosa lambung & memungkinkan difusi kembali asam & pepsin kke dalam Jaringan lambung

membran mukosa edema & hipesemia

Ulserasi / erosi superfesial

Nekrosis

Jika makanan masuk iritasi + di muntahkan

Perforasi dinding lambungMencapai usus

Perdarahan +peritonitis Nyeri

Kolik Diare Kekurangan volume cairan Dirasakan ancaman

Nyeri Gangguan perfusi jaringan

Kekurangan cairan Takut

A. PROSES KEPERAWATAN

I. Diagnosa

Page 33: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

Hipertermi b/d adanya proses infeksi

Nyeri b/d peradangan pada lambung

Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak adekuat

Gangguan istirahat tidur b/d adanya nyeri ulu hati

Penurunan kemampuan ADL b/d kelemahan fisik

II.Intervensi dan Implementasi

1. Hipertermi b/d adanya proses infeksi

Tujuan : gangguan rasa nyaman demam dapat teratasi

Intervensi

1.Observasi TTV

Rasional : untuk mengetahui keadaan umum klien.

2.Kompres dengan air hangat pada dahi dan axila

Rasional : untuk menurunkan suhu badan klien

3.Anjurkan klien banyak minum

Rasional : supaya klien tidak kekeurangan cairan.

4.Penatalaksanaan pemberian obat paracetamol

Rasaional : untuk menurunkan suhu badan

2.Nyeri b/d peradangan pada lambung

Tujuan : klien akan mengungkapkan nyri teratasi / berkurang

Intrvensi :

1.Observasi TTV

Rasional : untuk mengetahui keadaan klien dan memudahkan dalam melakukan tindakan

selanjutnya.

2.kaji tingkat nyeri tiap 4 jam

Rasional : untuk mengetahui tingkat skala nyeri sebagai pedoman untuk bertindak.

3.Anjurkan klien posisi semi flowler.

Rasional : dengan posisi semi fowler,organ yang sakit tidak tertekan.

4.HE tentang pentingnya nutrisi

Rasaional :agar klien memahami dan melaksanakan arti dari pentingnya nutrisi bagi tubuh.

5.Penatalaksanaan dalam pemberian obat ulsidex 3 x 1

Rasional : untuk menekan peningkatan sama lambung

3.Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak adekuat.

Tujuan : klien akan menampakkan kebutuhan nutrsi terpenuhi.

Page 34: LP DYSPEPSIA n Askep Fraktur

Intervensi :

1.kaji pola makan klien

Rasional : untuk mengetahu jumlah asupan nutrisi bagi klien.

2.beri makanan yang berevariasi

Rasional : makanan bervariasi merangsang selera makan

3.beri makan lunak sedikit tapi sering

Rasional : mencegah kekosongan lambung dan memudahkan absorsi terhadap lambung

4.mengukur BB tiap hari dengan timbangan yang sama

Rasional : mengetahui perkembangan status nutrisi klien.

4.Gangguan istirahat tidur b/d adanya nyeri ulu hati

Tujuan : klien mengatakan istirahat tidur terpenuhi

Intervensi :

1.obsevasi TTV

Rasional : untuk mengetahui keadaan klien dan pedoman untuk tindakan selanjutnya

2.beri mninum susu hangat

Rasional : mengandung protein yang tinggi

3.ciptakan lingkungan yang tenang denag membatasi pembesuk

Rasional : lingkungan yang tenang memaksimalkan rangsangan sehingga klien tertidur nyenyak.

4.memberikan HE kepada keluarga klien tentang pentingnya tidur cukup

Rasional : istirahat tidur yang cukup antara – 6 – 8 jam perhari

5.Penurunan kemampuan ADL b/d kelemahan fisik

Tujuan : klien mengatakan kebutuhan ADL nya tidak dibantu lagi

Intervensi :

1.kaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas.

Rasional : mengetahui kemampuannya dan membantu yang belum mampu melakukan sendiri

2.berikan support untuk melakukan aktivitas.

Rasional : denagan support klien merasa diperhatikan,aktivitas yang ringna bertahap.

3.libatkan keluarga dalam membantu ADL klien

Rasional : melibatkan keluarga untuk berperanaktif dalam membantu ADL sehingga klien merasa

diperhatikan.