ASKEP BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA

6
ASKEP BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH) Pengertian BPH adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostate yang dapat menyebabkan obstruksi dan ristriksi pada jalan urine (urethra) Etiologi o Mulai pada umur kira-kira 45 tahun o Frekuensi bertambah dengan meningkatnya usia diatas umur 80 tahun kira-kira 80% menderita kelainan ini o Sebagai etiologi sekarang dianggap ketidakseimbangan endokrin. Testosterone dianggap mempengaruhi bagian tepi prostate, sedangkan estrogen (dibuat oleh kelenjar adrenal) mempengaruhi bagian tengah prostate. Patofisiologi Perubahan keseimbangan antara hormone testosterone dan estrogen Testosterone bebas + enzim 5α reduktase Dihidrolisis → dehidro testosterone (DHT) Diikat reseptor (dalam sitoplasma sel prostate) DHT – reseptor → inti sel Mempengaruhi RNA Sintesa protein Proliferasi sel Pembesaran prostate Ada tiga cara pengukuran besarnya hipertropi prostate :

Transcript of ASKEP BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA

Page 1: ASKEP BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA

ASKEP BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH)

PengertianBPH adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostate yang dapat menyebabkan obstruksi dan ristriksi pada jalan urine (urethra)

Etiologio Mulai pada umur kira-kira 45 tahuno Frekuensi bertambah dengan meningkatnya usia diatas umur 80 tahun kira-kira 80% menderita kelainan inio Sebagai etiologi sekarang dianggap ketidakseimbangan endokrin. Testosterone dianggap mempengaruhi bagian tepi prostate, sedangkan estrogen (dibuat oleh kelenjar adrenal) mempengaruhi bagian tengah prostate.

Patofisiologi

Perubahan keseimbangan antara hormone testosterone dan estrogen

Testosterone bebas + enzim 5α reduktase

Dihidrolisis → dehidro testosterone (DHT)

Diikat reseptor (dalam sitoplasma sel prostate)

DHT – reseptor → inti sel

Mempengaruhi RNA

Sintesa protein

Proliferasi sel

Pembesaran prostate

Ada tiga cara pengukuran besarnya hipertropi prostate :

1. Rectal Grading, yaitu dengan rectal toucher diperkirakan berapa cm prostate yang menonjol kedalan lumen rectum yang dilakukan sebaiknya pada saat buli-buli kosong. Gradasi ini adalah :0 – 1 cm : grade 01 – 2 cm : grade 12 – 3 cm : grade 2

Page 2: ASKEP BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA

3 – 4 cm : grade 3> 4 cm : grade 4Pada grade 3 – 4 cm batas prostate tidak teraba. Prostate fibrotik, teraba lebih kecil dari normal.

2. Cilinical Grading, dalam hal ini urine menjadi patokan.Pada pagi hari selesai bangun pasien diintruksikan BAK sampai selesai, kemudian di masukkan kateter ke dalam buli – buli untuk mengukur sisa urineSisa urine 0 cc : normal Sisa urine 0 – 50 cc : grade 1Sisa urine 50 – 150 cc : grade 2 Sisa urine > 150 cc : grade 3Tidak bisa Kencing : grade 43. Intra Urethral Grading, dengan alat perondoskope dengan di ukur / dilihat beberapa jauh penonjolan lobus lateral ke dalam lumen urethra.Grade 1 :Clinical Grading sejak berbulan-bulan, bertahun-tahun, mengeluh kalau BAK tidak lancar, pancaran lemah, nokturia.Grade 2 :Bila miksi teras panas, sakit, disuriaGrade 3 :Gejala makin beratGrade 4 :Buli – buli penuh, disuria, overflow incontinence, bila hal ini dibiarkan dengan adanya infeksi dapat terjadi urosepsis berat. Pasien menggigil. Panas 40 - 41 C, kesadaran menurun.

Tanda dan Gejala

Walaupun hyperplasia prostate selalu terjadi pada orang tua, tetapi tidak selalu disertai gejala – gejala klinik. Gejala klinik terjadi oleh karena 2 hal, yaitu :1. Penyempitan urethra2. Retensi urine yang menyebabkan dilatasi kandung kemih, hipertropi kandung kemih dan cystitis.Gejala klinik dapat berupa :o Frekuensi berkemih bertambaho Berkemih pada malam hario Kesulitan dalam hal memulai dan menghentikan berkemiho Air kemih masih tetap menetes setelah selesai berkemiho Kadang – kadang tak dapat berkemih sehingga harus dipasang katetero Tambahan : air kemih selalu berada dalam kandung kemih, maka mudah sekali terjadi cystitis dan selanjutnya kerusakan ginjal yaitu hydronefrosis, pyelonefritis

Komplikasi :

Page 3: ASKEP BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA

o Urinary traktus infectiono Retensi urine akuto Obstruksi dengan dilatasi urethra, hydronefrosis dan gangguan fungsi ginjal

Bila operasi bisa terjadi :o Impotensi (kerusakan nefron pudendes)o Hemoragik pasca bedaho Fistulao Striktur pasca bedaho Inkontinensia urine

Pemeriksaan penunjang o Urinolisiso Urine kulturo Pemeriksaan fisik

PenatalaksanaanKonservatifObat-obatan : Antibiotika, jika perluSelf care :o Bak dan minum teraturo Rendam hangat, seksual intercourse

Pembedahano Retropubik prostatectomyo Perineal prostatectomyo Suprapubik / open prostatectomyo Trans Urethral Resectio (TUR), yaitu : suatu tindakan untuk menghilangkan obstruksi prostate denga menggunakan cytoscope melalui urethra. Tindakan ini dilakukan pada BPH grade 1.

Kontra indikasi tindakan pembedahan :Orangtua dengan :o Dekompensasio cordiso Infark miokard baruo Diabetes mellituso Malnutrisi berato Dalam keadaan komao Tekanan darah systole 200 – 260 mmHg

Hal yang diperhatikan pada pasien dengan post operasi TUR Prostat :o Drainase urine, meliputi : kelancaran, warna, jumlah, clothing.o Kebutuhan cairan : minum adekuat (+ 3 liter/hari)

Page 4: ASKEP BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA

o Program “Bladder Training” yaitu latihan kontraksi otot-otot perineal selama 10 menit, dilakukan 4 kali sehari.o Menentukan jadwal pengosongan kandung kemih : bokong pasien diletakkan di atas stekpan / pispot atau pasien diminta ke toilet selama 30 menit – 2 jam untuk berkemih.o Diskusikan pemakaian kateter intermitten.o Monitr tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor, fungsiolesa)o Rawat kateter secara steril tiap hari. Pertahankan posisi kateter, jangan sampai tertekuk.o Jelaskan perubahan pada eliminasi dan pola seksualo Fungsi normal kandung kemih akan kembali dalam waktu 2 – 3 minggu, namun dapat juga sampai 8 bulan yang perlu diikuti dengan latihan perineal / Kegel Exercise

Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan pada pasien dengan post TUR prostate adalah sebagai berikut :1. Perubahan pola eliminasi Urin ; sehubungan dengan :o Mekanisme obstruksi : bekuan darah, edema, traum, prosedur pembedahan.o Tekanan dan iritasi kateter / balono Kehilangan tonus kandung kemih akibat over distersi pada preoperasi atau dekompresi terus menerusDitandai dengan :- Sering kencing, dysuria, inkontinensia, retensi urine- Blast penuh, suprapubis tidak nyamanTujuan : Jumlah urine normal dan tanpa retensiCriteria :o Klien mampu mengosongkan kandung kencing setiap 2 – 4 jamo Klien mampu melakukan perineal exerciseo Klien BAK 1500 cc / 24 jam

2. Resiko tinggi untuk kekurangan volume cairan : sehubungan dengan :o Perdarahan pada area pembedahano Pembatasan intake preoperasi.Tujuan :Kebutuhan cairan klien terpenuhiKriteria :Jumlah cairan yang masuk dan keluar seimbang

3. Resti Infeksi ; sehubungan dengan :o Prosedur invasive, instrumentasi selama operasi, kateter, seringnya irigasi

Page 5: ASKEP BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA

kandung kemiho Jaringan traumatic, insisi bedaho Refluks urine ke dalam kandung kemiho Terbukanya system drainage urineDitandai dengan :o Post TUR prostate hari ke IIo Masih terpasang kateter denga irigasio Drip NaCL 0,9 %Tujuan : klien terhindar dari resiko infeksi saluran kemih Criteria :- Tanda vital dalam keadaan normal- Urine bersih dan jernih - Tidak terasa nyeri4. Nyeri akut : sehubungan dengan :o Iritasi mukosa kandung kemiho Spasme otot sehubungan dengan prosedur operasi atau penekanan dari balon (traksi)Ditandai dengan :o Dilaporkan adanya nyeri pada pangkal alat kelamin dari perut bagian bawaho Wajah meringis kesakitano Respons autonomicTujuan :Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatanCriteria :- Klien dapat mengontrol nyeri dengan menggunakan skala nyeri 1 – 10- Klien tampak rileks- Klien dapat beristirahat dengan tenang