ASKEP AUTISME

download ASKEP AUTISME

of 15

Transcript of ASKEP AUTISME

  • 8/10/2019 ASKEP AUTISME

    1/15

    ASKEP AUTISME

    BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANG

    Autis yang terjadi pada anak semakin meningkat pesat di berbagai belahan dunia. Di Kanada danJepang pertambahan ini mencapai 40 persen sejak 1980. Di California sendiri pada tahun 2002disimpulkan terdapat 9 kasus autis per-harinya. Di Amerika Serikat disebutkan autis terjadi pada60.000 - 150.000 anak dibawah 15 tahun. Kepustakaan lain menyebutkan prevalens autis 10-20kasus dalam 10.000 orang, bahkan ada yang mengatakan 1 diantara 1000 anak. Di Inggris padaawal tahun 2002 bahkan dilaporkan angka kejadian autis meningkat sangat pesat, dicurigai 1diantara 10 anak menderita autisma.Bagaimana di Indonesia? Di Indonesia yang berpenduduk 200 juta, hingga saat ini Belumditemukan data yang akurat mengenai keadaan yang sesungguhnya di Indonesia, namun dalamsuatu wawancara di Koran Kompas; Dr. Melly Budhiman, seorang Psikiater Anak dan Ketuadari Yayasan Autisme Indonesia menyebutkan adanya peningkatan yang luar biasa. Bila

    sepuluh tahun yang lalu jumlah penyandang autisme diperkirakan satu per 5.000 anak, sekarangmeningkat menjadi satu per 500 anak (Kompas: 2000). Tahun 2000 yang lalu, Dr. IkaWidyawati; staf bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memperkirakanterdapat kurang lebih 6.900 anak penyandang autisme di Indonesia. Jumlah tersebut menurutnyasetiap tahun terus meningkat. Perbandingan antara laki dan perempuan adalah 2,6 - 4 : 1, namunanak perempuan yang terkena akan menunjukkan gejala yang lebih berat. Hal ini sungguh patutdiwaspadai karena jika penduduk di Indonesia saat ini mencapai lebih dari 160 juta, kira-kira

    berapa orang yang terdata sungguh-sungguh menyandang austime beserta spektrumnya?Dalam beberapa tahun terakhir ini para psikolog perkembangan semakin banyak mendapatrujukan dari dokter anak untuk mengkonsultasikan anak-anak usia 2-4 tahundengan gejala-gejalaseperti ilustrasi di atas. Autisme, merupakan salah satu gangguan perkembangan yang semakin

    meningkat saat ini, menimbulkan kecemasan yang dalam bagi para orangtua. Jumlah penderitaautisme meningkat prevalensinya dari 1 : 5000 anak pada tahun 1943 saat Leo Kannermemperkenalkan istilah autisme menjadi 1 : 100 ditahun 2001 (Nakita, 2002). Kondisi inimenyebabkan banyak orangtua menjadi was-was sehingga sedikit saja anak menunjukkan gejalayang dirasa kurang normal selalu dikaitkan dengan gangguan autisme.Autis belum ditemukam penyebab yang pasti, autis merupakan kelainan mental seseorang anakyang didapat sejak lahir, dan mungkin baru diketahui sejak usia anak 2-4 tahun.

    B. TUJUANI. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ( TIU )Mahasiswa Keperawatan mampu memahami dan menerapkan konsep keperawatan anak kepada

    anak-anak autisme.II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)1. Mahasiswa mampu menjelaskan Pengertian, Epidemiologi, Etiologi, Cara MengetahuiAutisme Pada Anak, Tanda Dan Gejala, Jenis Autisme, Prognosis, Patofisiologi & KomplikasiPada pembahasan anak autisme.2. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan medis dan keperawatan pada autisme.3. Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan autisme.

  • 8/10/2019 ASKEP AUTISME

    2/15

    BAB IIKONSEP TEORITISA. PENGERTIANKata autis berasal dari bahasa Yunani "auto" berarti sendiri yang ditujukan pada seseorang yang

    menunjukkan gejala "hidup dalam dunianya sendiri". Pada umumnya penyandang autismamengacuhkan suara, penglihatan ataupun kejadian yang melibatkan mereka. Jika ada reaksi biasanya reaksi ini tidak sesuai dengan situasi atau malahan tidak ada reaksi sama sekali. Merekamenghindari atau tidak berespon terhadap kontak sosial (pandangan mata, sentuhan kasihsayang, bermain dengan anak lain dan sebagainya).1. Autisme adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan adanyagangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksisosial.2. Autisme masa kanak-kanak dini adalah penarikan diri dan kehilangan kontak dengan realitasatau orang lain. Pada bayi tidak terlihat tanda dan gejala. (Sacharin, R, M, 1996 : 305) AutismeInfantil adalah Gangguan kualitatif pada komunikasi verbal dan non verbal, aktifitas imajinatif

    dan interaksi sosial timbal balik yang terjadi sebelum usia 30 bulan.(Behrman, 1999: 120)3. Autisme menurut Rutter 1970 adalah Gangguan yang melibatkan kegagalan untukmengembangkan hubungan antar pribadi (umur 30 bulan), hambatan dalam pembicaraan,

    perkembangan bahasa, fenomena ritualistik dan konvulsif.(Sacharin, R, M, 1996: 305) Autisme pada anak merupakan gangguan perkembangan pervasif (DSM IV, sadock dan sadock 2000).4. Autism Spectrum Disorder (ASD, Gangguan Spektrum Autisme) adalah gangguan

    perkembangan secara umum tampak di tiga tahun pertama kehidupan anak.5. Autisme yang telah di defenisikan oleh ahli medis mempunyai beberapa kriteria yang palingsering digunakan oleh World Health Organization, yang terdapat dalam ICD-10 (InternationalClassification of Disease), edisi ke-10 (WHO,1987) dan the DSM-IV (Diagnostic StatisticalManual,edisi ke-4, dikembangkan oleh American Psychiatric Association) (APA,1994).Defenisi gangguan autistic dalam DSM-IV (Diagnostic And Statistical Of Manual Disorders1992 Fourth Edition) adalah sebagai berikut:1. Gangguan kualitatif dalam interaksi social yang ditunjukkan oleh paling sedikit dua di antarayang berikut ini:a. Ciri ganguan yang jelas dalam penggunaan berbagai perilaku non verbal (bukan lisan) sepertikontak mata ,ekspresi wajah,gestur, dan gerak isyarat untuk melakukan interaksi social.

    b. Ketidakmampuan mengembangkan hubungan pertemanan sebaya yang sesuai tingkat perkembangannya.c. Ketidakmampuan turut merasakan kegembiraan orang lain.d. Kekurangmampuan dalam berhubungan emosional secara timbale balik dengan orang lain.2. Gangguan kualitatif dalam berkomunikasi yang di tunjukkan oleh paling sedikit salah satu dariyang berikut ini:a. Keterlambatan atau kekurangan secara menyeluruh dalam berbahasa lisan (tidak disertai usahauntuk mengimbanginya dengan penggunaan gestur atau mimic muka sebagai caraalternatifdalam berkomunikasi).

    b. Ciri gangguan yang jelas pada kemampuanj untuk memulai atau melanjutkan pembicaraandengan orang lain meskipun dalam percakapan sederhana.c. Penggunaan bahasa yang repetitif (diulang-ulang ) atau stereotip (meniru-niru) atau bersifatidiosinkratik (aneh).

  • 8/10/2019 ASKEP AUTISME

    3/15

    d. Kurang beragamnya spontanitas dalam permainan pura-pura atau meniru orang lain yangsesuai dengan tingkat perkembangannya.3. Pola minat perilaku yang terbatas, repetitif, stereotip seperti yang ditujukan oleh paling tidaksatu dari yang berikut ini:a. Meliputi keasyikan dengan satu atau lebih pola minatg yang terbatas atau stereotip yang

    bersifat abnormal baik dalam intensitas maupun focus. b. Kepatuhan yang tampaknya didorong oleh rutinitas atau ritual spesifik (kebiasaan tertentu)yang non fungsional (tidak berhubungan dengan fungsi)c. Perilaku gerakan stereotip dan repetitif (seperti terus menerus membuka tutup genggamanmemuntir jari atau tangan atau menggerakan tubuh dengan cara yang kompleks).d. Keasyikan yang terus menerus terhadap bagian-bagian dari sebuah benda.

    B. EPIDEMIOLOGIAutisme adalah salah satu kasus yang jarang ditemui, tetapi jika pemeriksaan yang telitidilakukan di suatu rumah sakit maka, kejadian autisme didapatkan sekitar 2- 5 setiap 10 000

    anak di bawah umur 12 tahun. Pada anak-anak autis yang juga memiliki gangguan retardasimental, maka prevalensinya mencapai antara 20 setiap 10 000 kasus. Penelitian di amerikamemperkirakan anak-anak autisme mencapai 2 13 setiap 10000 anak. Gangguan autisme lebihsering ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan, perbandingan hingga 3 kalilebih sering.

    C. ETIOLOGIPenyebab autisme adalah spekulatif .sebab-sebab genetic telah dilibatkan . Ada 80% persesuainuntuk kembar monozigot dan 20% angka persesuaian untuk kembar dizigot. Apa yangsebenarnya diwariskan tidak seluruhnya jelas abnormalitas kognitif dan kemampuan berbicaralebih lazim pada sanak keluarga anak autistik dari pada populasi umum. Kelainan kromosom ,terutama sindrom X yang mudah pecah (fragil), juga lebih lazim pada keluarga dengan autism.Kelainan temuan-temuan neurokimia telah terkait dengan autisme. Meskipun fungsi dopaminediperkirakan normal pada autisme, baru-baru ini kelainan di tunjukkan dalam jumlah jalurkatekolamin. Peningkatan kadar serotonin juga ditemukan.Beberapa penyebab telah di pusatkan pada berbagai kemungkinan lain, meliputi cedera otak,kerentanan utama, berkembang aphasia, defisit pada system pengaktif retikulum, keadaan yangsaling tidak menguntungkan antara factor-faktor psikogenik dan perkembangan saraf, perubahanstruktur serrebellum, dan lesi hipokompus otak depan.Penyakit otak organik dengan adanya gangguan komunikasi dan gangguan sensori serta kejangepilepsy.Lingkungan terutama sikap orang tua, dan kepribadian anak Gambaran Autisme pada masa

    perkembangan anak dipengaruhi oleh Pada masa bayi terdapat kegagalan mengemong ataumenghibur anak, anak tidak berespon saat diangkat dan tampak lemah. Tidak adanya kontakmata, memberikan kesan jauh atau tidak mengenal. Bayi yang lebih tua memperlihatkan rasaingin tahu atau minat pada lingkungan, bermainan cenderung tanpa imajinasi dan komunikasi praverbal kemungkinan terganggu dan tampak berteriak-teriak. Pada masa anak-anak dan remaja,anak yang autis memperlihatkan respon yang abnormal terhadap suara anak takut pada suaratertentu, dan tercengggang pada suara lainnya. Bicara dapat terganggu dan dapat mengalami

  • 8/10/2019 ASKEP AUTISME

    4/15

    kebisuan. Mereka yang mampu berbicara memperlihatkan kelainan ekolialia dan konstruksitelegramatik. Dengan bertumbuhnya anak pada waktu berbicara cenderung menonjolkan diridengan kelainan intonasi dan penentuan waktu. Ditemukan kelainan persepsi visual dan fokuskonsentrasi pada bagian prifer (rincian suatu lukisan secara sebagian bukan menyeluruh).Tertarik tekstur dan dapat menggunakan secara luas panca indera penciuman, kecap dan raba

    ketika mengeksplorais lingkungannya. Pada usia dini mempunyai pergerakan khusus yang daptmenyita perhatiannya (berlonjak, memutar, tepuk tangan, menggerakan jari tangan). Kegiatan iniritual dan menetap pada keaadan yang menyenangkan atau stres. Kelainan lain adalah destruktif ,marah berlebihan dan akurangnya istirahat. Pada masa remaja perilaku tidak sesuai dan tanpainhibisi, anak austik dapat menyelidiki kontak seksual pada orang asing.

    D. CARA MENGETAHUI AUTISME PADA ANAK

    Anak mengalami autisme dapat dilihat dengan:1. Orang tua harus mengetahui tahap-tahap perkembangan normal.2. Orang tua harus mengetahui tanda-tanda autisme pada anak.

    3. Observasi orang tua, pengasuh, guru tentang perilaku anak dirumah, diteka, saat bermain, padasaat berinteraksi sosial dalam kondisi normal.

    Tanda autis berbeda pada setiap interval umumnya.1. Pada usia 6 bulan sampai 2 tahun anak tidak mau dipeluk atau menjadi tegang bila diangkat,cuek menghadapi orangtuanya, tidak bersemangat dalam permainan sederhana (ciluk baa ataukiss bye), anak tidak berupaya menggunakan kat-kata. Orang tua perlu waspada bila anak tidaktertarik pada boneka atau binatang mainan untuk bayi, menolak makanan keras atau tidak maumengunyah, apabila anak terlihat tertarik pada kedua tangannya sendiri.

    2. Pada usia 2-3 tahun dengan gejal suka mencium atau menjilati benda-benda, disertai kontakmata yang terbatas, menganggap orang lain sebagai benda atau alat, menolak untuk dipeluk,menjadi tegang atau sebaliknya tubuh menjadi lemas, serta relatif cuek menghadapi kedua orangtuanya.

    3. Pada usia 4-5 tahun ditandai dengan keluhan orang tua bahwa anak merasa sangat terganggu bila terjadi rutin pada kegiatan sehari-hari. Bila anak akhirnya mau berbicara, tidak jarang bersifat ecolalia (mengulang-ulang apa yang diucapkan orang lain segera atau setelah beberapalama), dan anak tidak jarang menunjukkan nada suara yang aneh, (biasanya bernada tinggi danmonoton), kontak mata terbatas (walaupun dapat diperbaiki), tantrum dan agresi berkelanjutantetapi bisa juga berkurang, melukai dan merangsang diri sendiri.

    E. TANDA DAN GEJALATanda dan gejala yang paling penting adalah kemampuan komunikasi verbal dan non verbalyang tidak atau kurang berkembang, kelainan pada pola berbicara, ganguan kemampuanmempertahankan percakapan,permainan yang abnormal, tiadanya empati, dan ketidakmampuanuntuk berteman. Sering juga memperlihatkan gerakan tubuh stereotipik, kebutuhan kesamaanyang mencolok, minat yang sangat sempit, dan keasyikan dengan bagian-bagian tubuh. Anak

  • 8/10/2019 ASKEP AUTISME

    5/15

    autistic menarik diri dan sering menghabiskan waktunya untuk bermain sendiri. Muncul perilakuritualistic,yang mencerminkan kebutuhan anank untuk memelihara linkungan yang tetap dandapat di ramalkan. Ledakan amarah dapat menyertai gangguan rutin. Kontak mata minimal atautidak ada. Pengamatan visual terhadap gerakan jari dan tangan, pengunyahan benda, danmenggosok dan permukaan dapat menunjukkan penguatan kesadaran dan sensitivitas terhadap

    beberapa rangsangan, sedangkan hilangnya respon terhadap nyeri dan kurangnya respon terkejutterhadap suara-suara keras yang mendadak menunjukkan menurunnya sensitivitas padarangsangan lain.Inteligasi dengan uji psikologi konvensional biasanya jatuh pada kisaran retardasi secarafunsional, namun defisit dalam kemampuan berbicara dan sosialisasi membuatnya sulitmemperoleh estimasi yang tepat dari potensi intelektual anak autistic. Dalam tes non verbal yangdilakukan, beberapa anak autistic hasilnya cukup memadai, dan mereka yang kemampuan

    bicaranya berkembang dapat memperagakan kapasitas intelaktual yang memadai. Adakalanyaanak autistic mungkin terisolasi,berbakat luar biasa, analog dengan bakat orang dewasa terpelajaryang idiot.Meskipun mula-mula digambarkan sebagai penyakit social kebanyakan riset telah memfokuskan

    pada defisit kognitif dan kounikatif pada autisme, dan terutama pada tipe-tipe defisit pemprosesan kognitif yang paling nampak pada situasi emosional.Ciri khas anak autistic adalah defisit dalam keteraturan verbal, abstraksi, memori rutin, dan

    pertukaran verbal timbale balik. Anak autistic juga menunjukkan defisit dalam pemahamannyadalam mengenai apa yang mungkin dirasakan atau dipikirkan orang lain.

    F. JENIS AUTISMEJenis autisme berdasarkan waktu munculnya gangguan, kurniasih (2002) membagi autismemenjadi dua yaitu:1. Autisme sejak bayi (Autisme Infantil) Anak sudah menunjukkan perbedaan-perbedaandibandingkan dengan anak non autistik, dan biasanya baru bisa terdeteksi sekitar usia bayi 6

    bulan.2. Autisme Regresif Ditandai dengan regresif (kemudian kembali) perkembangan kemampuanyang sebelumnya jadi hilang. Yang awalnya sudah sempat menunjukkan perkembangan ini

    berhenti. Kontak mata yang tadinya sudah bagus, lenyap. Dan jika awalnya sudah bisa mulaimengucapkan beberapa patah kata, hilang kemampuan bicaranya. (Kurniasih, 2002).

    Sedangkan Yatim, Faisal Yatim (dalam buku karangan purwati, 2007) mengelompokkan autismemenjadi 3 kelompok :1. Autisme Persepsi Autisme ini dianggap sebagai autisme asli dan disebut autisme internalkarena kelainan sudah timbul sebelum lahir2. Autisme Reaksi Autisme ini biasanya mulai terlihat pada anak anak usia lebih besar (6 7tahun) sebelum anak memasuki tahap berfikir logis. Tetapi bisa juga terjadi sejak usia minggu minggu pertama. Penderita autisme reaktif ini bisa membuat gerakan gerakan tertentu berulang

    ulang dan kadang kadang disertai kejang kejang3. Autisme Yang Timbul Kemudian

    G. PROGNOSISPada beberapa anak terutama mereka yang menagalami gangguan berbicara, dapat tumbuh pada

  • 8/10/2019 ASKEP AUTISME

    6/15

    kehidupan marginal, dapat berdiri sendiri, sekalipun terisolasi hidup dalam masyarakat, namununtuk beberapa anak penempatan lama pada institusi merupakan hasil akhir. Hubungan antaraautisme skizofrenia tidak jelas. Kasus dimana anak autistic kemudian berkembang menjadiskizofrenia telah dilaporkan namun jarang. Prognosis yang lebih baik adalah keterkaitan denganintelegensi yang lebih tinggi, kemampuan berbicara fungsional, dan kurangnya gejala-gejala dan

    perilaku aneh. Gejala-gejala sering berubah karena anak-anak tumbuh semakin tua. Kejang-kejang dan mencelakakan diri sendiri semakin lazim dengan perkembangan usia.

    H. PHATOFISIOLOGISel saraf otak (neuron) terdiri atas badan sel dan serabut untuk mengalirkan impuls listrik(akson) serta serabut untuk menerima impuls listrik (dendrit). Sel saraf terdapat di lapisan luarotak yang berwarna kelabu (korteks). Akson dibungkus selaput bernama mielin, terletak di

    bagian otak berwarna putih. Sel saraf berhubungan satu sama lain lewat sinaps.Sel saraf terbentuk saat usia kandungan tiga sampai tujuh bulan. Pada trimester ketiga,

    pembentukan sel saraf berhenti dan dimulai pembentukan akson, dendrit, dan sinaps yang

    berlanjut sampai anak berusia sekitar dua tahun.Setelah anak lahir, terjadi proses pengaturan pertumbuhan otak berupa bertambah dan berkurangnya struktur akson, dendrit, dan sinaps. Proses ini dipengaruhi secara genetik melaluisejumlah zat kimia yang dikenal sebagai brain growth factors dan proses belajar anak.Makin banyak sinaps terbentuk, anak makin cerdas. Pembentukan akson, dendrit, dan sinapssangat tergantung pada stimulasi dari lingkungan. Bagian otak yang digunakan dalam belajarmenunjukkan pertambahan akson, dendrit, dan sinaps. Sedangkan bagian otak yang takdigunakan menunjukkan kematian sel, berkurangnya akson, dendrit, dan sinaps.kelainan genetis, keracunan logam berat, dan nutrisi yang tidak adekuat dapat menyebabkanterjadinya gangguan pada proses proses tersebut. Sehingga akan menyebabkan abnormalitas

    pertumbuhan sel saraf.Pada pemeriksaan darah bayi-bayi yang baru lahir, diketahui pertumbuhan abnormal pada

    penderita autis dipicu oleh berlebihnya neurotropin dan neuropeptida otak (brain-derivedneurotrophic factor, neurotrophin-4, vasoactive intestinal peptide, calcitonin-related gene

    peptide) yang merupakan zat kimia otak yang bertanggung jawab untuk mengatur penambahansel saraf, migrasi, diferensiasi, pertumbuhan, dan perkembangan jalinan sel saraf. Brain growthfactors ini penting bagi pertumbuhan otak.Peningkatan neurokimia otak secara abnormal menyebabkan pertumbuhan abnormal pada daerahtertentu. Pada gangguan autistik terjadi kondisi growth without guidance, di mana bagian-bagianotak tumbuh dan mati secara tak beraturan.Pertumbuhan abnormal bagian otak tertentu menekan pertumbuhan sel saraf lain. Hampir semua

    peneliti melaporkan berkurangnya sel Purkinye (sel saraf tempat keluar hasil pemrosesan inderadan impuls saraf) di otak kecil pada autisme. Berkurangnya sel Purkinye diduga merangsang

    pertumbuhan akson, glia (jaringan penunjang pada sistem saraf pusat), dan mielin sehinggaterjadi pertumbuhan otak secara abnormal atau sebaliknya, pertumbuhan akson secara abnormalmematikan sel Purkinye. Yang jelas, peningkatan brain derived neurotrophic factor danneurotrophin-4 menyebabkan kematian sel Purkinye.Gangguan pada sel Purkinye dapat terjadi secara primer atau sekunder. Bila autisme disebabkanfaktor genetik, gangguan sel Purkinye merupakan gangguan primer yang terjadi sejak awal masakehamilan.

  • 8/10/2019 ASKEP AUTISME

    7/15

    Degenerasi sekunder terjadi bila sel Purkinye sudah berkembang, kemudian terjadi gangguanyang menyebabkan kerusakan sel Purkinye. Kerusakan terjadi jika dalam masa kehamilan ibuminum alkohol berlebihan atau obat seperti thalidomide.Penelitian dengan MRI menunjukkan, otak kecil anak normal mengalami aktivasi selamamelakukan gerakan motorik, belajar sensori-motor, atensi, proses mengingat, serta kegiatan

    bahasa. Gangguan pada otak kecil menyebabkan reaksi atensi lebih lambat, kesulitan memproses persepsi atau membedakan target, overselektivitas, dan kegagalan mengeksplorasi lingkungan.Pembesaran otak secara abnormal juga terjadi pada otak besar bagian depan yang dikenalsebagai lobus frontalis. Kemper dan Bauman menemukan berkurangnya ukuran sel neuron dihipokampus (bagian depan otak besar yang berperan dalam fungsi luhur dan proses memori) danamigdala (bagian samping depan otak besar yang berperan dalam proses memori).Penelitian pada monyet dengan merusak hipokampus dan amigdala mengakibatkan bayi monyet

    berusia dua bulan menunjukkan perilaku pasif-agresif. Mereka tidak memulai kontak sosial,tetapi tidak menolaknya. Namun, pada usia enam bulan perilaku berubah. Mereka menolak

    pendekatan sosial monyet lain, menarik diri, mulai menunjukkan gerakan stereotipik danhiperaktivitas mirip penyandang autisme. Selain itu, mereka memperlihatkan gangguan kognitif.

    Faktor lingkungan yang menentukan perkembangan otak antara lain kecukupan oksigen, protein,energi, serta zat gizi mikro seperti zat besi, seng, yodium, hormon tiroid, asam lemak esensial,serta asam folat.Adapun hal yang merusak atau mengganggu perkembangan otak antara lain alkohol, keracunantimah hitam, aluminium serta metilmerkuri, infeksi yang diderita ibu pada masa kehamilan,radiasi, serta kokain.p

    I. PENATALAKSANAAN MEDISAkhir-akhir ini bermunculan berbagai cara, obat, suplemen yang ditawarkan dengan iming-iming

    bisa menyembuhkan autisme. Kadang-kadang secara gencar dipromosikan oleh sipenjual, ada pula cara-cara mengiklankan diri di televisi, radio, tulisan-tulisan. Para orang tua harus hati-hatidan jangan sembarangan membiarkan anaknya sebagai kelinci percobaan. Sayangnya masih

    banyak yang terkecoh, dan setelah mengeluarkan banyak uang.Menjadi kecewa oleh karena hasil yang diharapkan tidak tercapai. Dibawah ini ada 10 jenisterapi yang benar-benar diakui oleh para professional dan memang bagus untuk autisme. Namun,

    jangan lupa bahwa Gangguan Spectrum Autisme adalah suatu gangguan proses perkembangan,sehingga terapi jenis apapun yang dilakukan akan memerlukan waktu yang lama. Kecuali itu,terapi harus dilakukan secara terpadu dan setiap anak membutuhkan jenis terapi yang berbeda :1. Applied Behavioral Analysis (ABA)ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai , telah dilakukan penelitian dan didisain khususuntuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus pada anakdengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis terapi ini bisa diukurkemajuannya . Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai di Indonesia.2. Terapi WicaraTerapis Wicara adalah profesi yang bekerja pada prinsip-prinsip dimana timbul kesulitan

    berkomunikasi atau ganguan pada berbahasa dan berbicara bagi orang dewasa maupun anak.Terapis Wicara dapat diminta untuk berkonsultasi dan konseling; mengevaluasi; memberikan

    perencanaan maupun penanganan untuk terapi; dan merujuk sebagai bagian dari tim penanganankasus.

  • 8/10/2019 ASKEP AUTISME

    8/15

    Ganguan Komunikasi pada Autistic Spectrum Disorders (ASD)Bersifat:1. Verbal2. Non-Verbal3. Kombinasi.Area bantuan dan Terapi yang dapat diberikan oleh Terapis Wicara:

    1. Untuk Organ Bicara dan sekitarnya (Oral Peripheral Mechanism), sifatnya fungsional, makaTerapis Wicara akan mengikut sertakan latihan-latihan Oral Peripheral Mechanism Exercises;maupun Oral-Motor activities sesuai dengan organ bicara yang mengalami kesulitan.

    2. Untuk Artikulasi atau Pengucapan: Artikulasi/ pengucapan menjadi kurang sempurna karenakarena adanya gangguan, Latihan untuk pengucapan diikutsertakan Cara dan TempatPengucapan (Place and manners of Articulation). Kesulitan pada Artikulasi atau pengucapan,

    biasanya dapat dibagi menjadi: substitution (penggantian), misalnya: rumah menjadi lumah, l/r;omission (penghilangan), misalnya: sapu menjadi apu; distortion (pengucapan untuk konsonanterdistorsi); indistinct (tidak jelas); dan addition (penambahan). Untuk Articulatory Apraxia,latihan yang dapat diberikan antara lain: Proprioceptive Neuromuscular.

    3. Untuk Bahasa: Aktifitas-aktifitas yang menyangkut tahapan bahasa dibawah:a. Phonology (bahasa bunyi) b. Semantics (kata), termasuk pengembangan kosa katac. Morphology (perubahan pada kata)d. Syntax (kalimat), termasuk tata bahasae. Discourse (Pemakaian Bahasa dalam konteks yang lebih luas)f. Metalinguistics (Bagaimana cara bekerja nya suatu Bahasa) dan Pragmatics (Bahasa dalamkonteks sosial).4. Suara: Gangguan pada suara adalah Penyimpangan dari nada, intensitas, kualitas, atau

    penyimpangan-penyimpangan lainnya dari atribut-atribut dasar pada suara, yang mengganggukomunikasi, membawa perhatian negatif pada si pembicara, mempengaruhi si pembicara atau

    pun si pendengar, dan tidak pantas (inappropriate) untuk umur, jenis kelamin, atau mungkin budaya dari individu itu sendiri.5. Pendengaran: Bila keadaan diikut sertakan dengan gangguan pada pendengaran maka bantuandan Terapi yang dapat diberikan:a. Alat bantu ataupun lainnya yang bersifat medis akan di rujuk pada dokter yang terkait.

    b. Terapi Penggunaan sensori lainnya untuk membantu komunikasi.

    Peran khusus dari terapi wicara adalah mengajarkan suatu cara untuk berkomunikasi1. Berbicara:Mengajarkan atau memperbaiki kemampuan untuk dapat berkomunikasi secara verbal yang baikdan fungsional. (Termasuk bahasa reseptif/ ekspresif kata benda, kata kerja, kemampuanmemulai pembicaraan, dll).2. Penggunaan Alat Bantu (Augmentative Communication):Gambar atau symbol atau bahasa isyarat sebagai kode bahasa:a. penggunaan Alat Bantu sebagai jembatan untuk nantinya berbicara menggunakan suara(sebagai pendamping bagi yang verbal)

    b. Alat Bantu itu sendiri sebagai bahasa bagi yang memang NON-Verbal.3. Terapi OkupasiHampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus.

  • 8/10/2019 ASKEP AUTISME

    9/15

    Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pensil dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan kemulutnya, dan lainsebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot2halusnya dengan benar.4. Terapi Fisik

    Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistikmempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya.Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnyakurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untukmenguatkan otot2nya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.

    5. Terapi SosialKekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang komunikasi daninteraksi . Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang terapis sosial membantu

    dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-teman sebaya danmengajari cara2nya.6. Terapi BermainMeskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistik membutuhkan pertolongan dalam belajar

    bermain. Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan interaksisocial. Seorang terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini dengan teknik-teknik tertentu.7. Terapi Perilaku.Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik dalam arti perilakuyang berlebihan dikurangi dan perilaku yang berkekurangan (belum ada) ditambahkan. Terapi

    perilaku yang dikenal di seluruh dunia adalah Applied Behavioral Analysis yang diciptakan olehO.Ivar Lovaas PhD dari University of California Los Angeles (UCLA).Dalam terapi perilaku, fokus penanganan terletak pada pemberian reinforcement positif setiapkali anak berespons benar sesuai instruksi yang diberikan. Tidak ada hukuman (punishment)dalam terapi ini, akan tetapi bila anak berespons negatif (salah/tidak tepat) atau tidak beresponssama sekali maka ia tidak mendapatkan reinforcement positif yang ia sukai tersebut. Perlakuanini diharapkan meningkatkan kemungkinan anak untuk berespons positif dan mengurangikemungkinan ia berespons negatif (atau tidak berespons) terhadap instruksi yang diberikan.Secara lebih teoritis, prinsip dasar terapi ini dapat dijabarkan sebagai A-B-C; yakni A(antecedent) yang diikuti dengan B (behavior) dan diikuti dengan C (consequence). Antecedent(hal yang mendahului terjadinya perilaku) berupa instruksi yang diberikan oleh seseorang kepadaanak autis. Melalui gaya pengajarannya yang terstruktur, anak autis kemudian memahamiBehavior (perilaku) apa yang diharapkan dilakukan olehnya sesudah instruksi tersebut diberikan,dan perilaku tersebut diharapkan cenderung terjadi lagi bila anak memperoleh Consequence(konsekuensi perilaku, atau kadang berupa imbalan) yang menyenangkan.Tujuan penanganan ini terutama adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan anakterhadap aturan. Terapi ini umumnya mendapatkan hasil yang signifikan bila dilakukan secaraintensif, teratur dan konsisten pada usia dini.8. Terapi PerkembanganFloortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap sebagai terapi

    perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya,

  • 8/10/2019 ASKEP AUTISME

    10/15

    kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebihspesifik.9. Terapi VisualIndividu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah

    yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui gambar-gambar, misalnya dengan metode PECS ( Picture Exchange Communication System). Beberapavideo games bisa juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi.10. Terapi BiomedikAkhir-akhir ini terapi biomedik banyak diterapkan pada anak dengan ASD. Hal ini didasarkanatas penemuan-penemuan para pakar, bahwa pada anak-anak ini terdapat banyak gangguanmetabolisme dalam tubuhnya yang mempengaruhi susunan saraf pusat sedemikian rupa,sehingga fungsi otak terganggu. Gangguan tersebut bisa memperberat gejala autisme yang sudahada, atau bahkan bisa juga bekerja sebagai pencetus dari timbulnya gejala autisme.Yang sering ditemukan adalah adanya multiple food allergy, gangguan pencernaan, peradangandinding usus, adanya exomorphin dalam otak (yang terjadi dari casein dan gluten), gangguan

    keseimbangan mineral tubuh, dan keracunan logam berat seperti timbal hitam (Pb), merkuri(Hg), Arsen (As), Cadmium (Cd) dan Antimoni (Sb). Logam-logam berat diatas. Semuanya berupa racun otak yang kuat. Yang dimaksud dengan terapi biomedik adalah mencari semuagangguan tersebut diatas dan bila ditemukan, maka harus diperbaiki , dengan demikiandiharapkan bahwa fungsi susunan saraf pusat bisa bekerja dengan lebih baik sehingga gejala-gejala autisme berkurang atau bahkan menghilang. Pemeriksaan yang dilakukan biasanya adalah

    pemeriksaan laboratorik yang meliputi pemeriksaan darah, urin, rambut dan feses. Juga pemeriksaan colonoscopy dilakukan bila ada indikasi. Terapi biomedik tidak menggantikanterapi-terapi yang telah ada, seperti terapi perilaku, wicara, okupasi dan integrasi sensoris. Terapi

    biomedik melengkapi terapi yang telah ada dengan memperbaiki dari dalam. Dengan demikiandiharapkan bahwa perbaikan akan lebih cepat terjadi.11. Terapi Integrasi SensorisIntegrasi sensoris berarti kemampuan untuk mengolah dan mengartikan seluruh rangsangsensoris yang diterima dari tubuh maupun lingkungan, dan kemudian menghasilkan respons yangterarah. Disfungsi dari integrasi sensoris atau disebut juga disintegrasi sensoris berarti ketidakmampuan untuk mengolah rangsang sensoris yang diterima.Gejala adanya disintegrasi sensoris bisa tampak dari : pengendalian sikap tubuh, motorik halus,dan motorik kasar. Adanya gangguan dalam ketrampilan persepsi, kognitif, psikososial, danmengolah rangsang.

    Namun semua gejala ini ada juga pada anak dengan diagnosa yang berbeda, misalnya anakdengan ASD. Diagnosa disintegrasi sensoris tidak boleh ditegakkan kalau ada tanda-tandagangguan pada Susunan Saraf pusat.Terapi integrasi sensoris :Aktivitas fisik yang terarah, bisa menimbulkan respons yang adaptifyang makin kompleks. Dengan demikian efisiensi otak makin meningkat.Terapi integrasi sensoris meningkatkan kematangan susunan saraf pusat, sehingga ia lebihmampu untuk memperbaiki struktur dan fungsinya. Aktivitas integrasi sensoris merangsangkoneksi sinaptik yang lebih kompleks , dengan demikian bisa meningkatkan kapasitas untuk

    belajar.Ketiga hal ini hanya dapat dilaksanakan pada lingkungan yang sangat terstruktur dan teraturdengan baik. Anak autistik memiliki pola berpikir yang berbeda, mereka mengalami kesulitan

  • 8/10/2019 ASKEP AUTISME

    11/15

    memahami lingkungannya. Oleh karena itu memberikan lingkungan terstruktur merupakan titikawal dalam proses intervensi penyandang autis.Hal ini dapat dilakukan dengan cara sbb :a. Keteraturan waktu dan tempat yaitu : jadwal harian yang tetap dan ruang yang pasti. Namuntidak berarti bahwa segala sesuatu harus terjadi dengan cara yang sama. Perubahanperubahan

    kecil juga diperlukan agar anak autis dapat meningkatkan fleksibilitas mereka. b. Berhubung adanya kesulitan berpikir dan bertingkah laku pada anak autis, maka perlumerangsang dan melatih anak melalui berbagai aspek yang disesuaikan dengan minat yangdimiliki anak.c. Pengajaran dilakukan secara bertahap dan bila memungkinkan menggunakan alat peraga.d. Proses pendidikan berlangsung secara individual ( khusus ). Anak autis tidak memilikiketrampilan sosial yang diperlukan untuk belajar dalam situasi kelompok. Oleh karena itu,

    pendekatan individual diberikan pada anak termasuk didalamnya individual play training.Training bermain ini merupakan terapi yang mengajari anak bermain dan membimbing anak kedalam berbagai kemungkinan fungsional suatu mainan. Contohnya seperti sebuah mobil tidakhanya merupakan benda dengan roda yang berjalan tetapi juga dapat disetir dan mengangkut

    orang dan benda-benda lain. Seperti halnya Rutter yang menekankan perlunya mengatasi stress pada keluarga, Sleeuwen ( 1996 ) juga menekankan pentingnya konseling keluarga. Setelahseorang anak didiagnosa autisme, adalah penting bahwa tidak hanya anak tersebut yangmendapatkan pertolongan, namun juga orang tua. Orang tua perlu diberikan pengertian mengenaikondisi anak dan mampu menerima anak mereka yang menderita autis. Mereka juga dilibatkandalam proses terapi ( Home training ). Konsep yang ada dalam home training ini adalah orangtua belajar dan dilatih untuk dapat melakukan sendiri terapi yang dilakukan psikolog/terapis.Terapi tidak hanya dilakukan oleh terapis tetapi juga oleh keluarga di rumah. Terapi yangintensif akan meminimalisir kemungkinan hilangnya kemampuan yang telah dilatih dan dikuasaianak.

    J. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN1. Program adaptasiSaran yang dilakukan adalah tetap membuat bahasa sederhana dalam komunikasi, saling

    bertatapan muka dengan anak, dan mendengarkan mereka dengan baik.2. Applied behavioural analysis ( analis terapan tingkah laku )Program intensif yang berdasarkan terapi tinggkah laku dan biasa digunakan untuk menjelaskan

    banyak program.3. Auditor integration training (pelatihan integrasi)Menggunakan suara sebagai cara mengekspos anak pada serangkaian pengalaman pendengaran.4. DietBeberapa diet telah disarankan untuk mengurangi beberapa gejala autisme. Hingga kini belumada riset yang mengkompirmasikan keefektipannya. Diet bebas gluten dan kasien adalah yangsangat umum ditemui. ( gluten adalah tepung gandum ,rye, dan barly sedangkan kasien adadalam produk susu). Teorinya adalah protein dalam gluten dan kasien diuraikan dalam lambungmenjadi peptide yang toksik. Peptide ini biasanya akan melalui system organ kita tanpa masalah.5. Lumba-lumbaPerawatan dengan ikan lumba-lumba sebagai kegiatan terapetik.6. MifneAdalah program intervensi awal untuk keluarga dengan anak autis dibawah umur lima tahun.

  • 8/10/2019 ASKEP AUTISME

    12/15

    Program yang intens, tiga atau empat minggu ditawarkan pada keluarga inti, dengan terapidelapan jam sehari untuk tujuh hari seminggu.7. PECS The picture exchange communication systemPECS mengarjarkan anak menukar gambar dengan benda yang diinginkannya. Jika mereka ingin

    biskuit mereka member gambar biskuit ke orang tua, yang akan merespon segera.

    K. KOMPLIKASIKomplikasi yang terjadi pada penderita autis biasanya adalah :1. Gangguan infeksi yang berulang-ulang.2. Batuk3. Flu4. Serta demam berkepanjangan.

    BAB IIIASKEP TEORITIS

    I. PENGKAJIAN KEPERAWATANA.Pengkajian Data Dasar

    B. Pengkajian keperawatan1. Pola nutrisi dan cairanBeberapa diet telah disarankan untuk mengurangi beberapa gejala autisme. Hingga kini belumada riset yang mengkompirmasikan keefektipannya. Diet bebas gluten dan kasien adalah yangsangat umum ditemui. ( gluten adalah tepung gandum ,rye, dan barly sedangkan kasien adadalam produk susu).2. Pola aktivitasPada anak-anak yang mengalami autisme mereka lebih sering untuk melakukan aktifitas yangmenjadi rutinitas yang dilakukan untuk setiap harinya, kegiatan terbatas, tidak ada rasasemangat.3. Pengkajian data focus pada anak dengan gangguan perkembangan pervasive menurut Isaac, A(2005) dan Townsend, M.C (1998) antara lain:1. Tidak suka dipegang2. Rutinitas yang berulang3. Tangan digerak-gerakkan dan kepala diangguk-anggukan4. Terpaku pada benda mati5. Sulit berbahasa dan berbicara6. 50% diantaranya mengalami retardasi mental7. Ketidakmampuan untuk memisahkan kebutuhan fisiologis dan emosi diri sendiri dengan oranglain8. Tingkat ansietas yang bertambah akibat dari kontak dengan dengan orang lain9. Ketidakmampuan untuk membedakan batas-batas tubuh diri sendiri dengan orang lain10. Mengulangi kata-kata yang dia dengar dari yang diucapkan orang lain atau gerakkan-gerakkan mimik orang lain11. Penolakan atau ketidakmampuan berbicara yang ditandai dengan ketidakmatangan stukturgramatis, ekolali, pembalikan pengucapan, ketidakmampun untuk menamai benda-benda,ketidakmampuan untuk menggunakan batasan-batasan abstrak, tidak adanya ekspresi nonverbal

  • 8/10/2019 ASKEP AUTISME

    13/15

    seperti kontak mata, sifat responsif pada wajah, gerak isyarat.

    II. DIAGNOSA KEPERAWATANMenurut Townsend, M.C (1998) diagnosa keperawatan yang dapat dirumuskan pada pasien/anakdengan gangguan perkembangan pervasive autisme antara lain:

    1. Risiko tinggi terhadap mutilasi diri berhubungan dengan:1. Tugas-tugas perkembangan yang tidak terselesaikan dari rasa percaya terhadap rasa tidak percaya2. Fiksasi pada fase prasimbiotik dari perkembangan3. Perubahan-perubahan patofisiologis yang terjadi sebagai respons terhadap kondisi-kondisifisik tertentu seperti rubella pada ibu, fenilketonuria tidak teratasi, ensefalitis, tuberkulosasclerosis, anoksia selama kelahiran dan sindroma fragilis X4. Deprivasi ibu5. Stimulasi sensosrik yang tidak sesuai6. Sejarah perilaku-perilaku mutilatif/melukai diri sebagai respons terhadap ansietas yangmeningkat

    7. Ketidakacuhan yang nyata terhadap lingkungan atau reaksi-reaksi yang histeris terhadap perubahan-perubahan pada lingkungan2. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan:1. Gangguan konsep diri2. Tidak adanya orang terdekat3. Tugas perkembangan tidak terselsaikan dari percaya versus tidak percaya4. Perubahan-perubahan patofisiologis yang terjadi sebagai respons terhadap kondisi-kondisifisik tertentu seperti rubella pada ibu fenilketonuria tidak teratasi, ensefalitis, tuberous sclerosis,anoksia selama kelahiran sindrom fragilis X)5. Deprivasi ibu6. Stimulasi sensorik yang tidak sesuai3. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan:1. Ketidakmampuan untuk mempercayai2. Penarikan diri dari diri3. Perubahan patofisiologis yang terjadi sebagai respons terhadap kondisi-kondisi fisik tertentuseperti rubella pada ibu fenilketonuria tidak teratasi, ensefalitis, tuberous sclerosis, anoksiaselama kelahiran sindrom fragilis X)4. Deprivasi ibu5. Stimulasi sensorik yang tidak sesuai4. Gangguan identitas diri/pribadi berhubungan dengan:1. Fiksasi pada fase prasimbiotik dari perkembangan2. Tugas-tugas tidak terselesaikan dari rasa percaya versus rasa tidak percaya3. Deprivasi ihu4. Stimulasi sensorik yang tidak sesuai.

    Prioritas utama dari diagnose masalah autis adalah tidak adekuatnya stimulasi sensori yangmenyebabkan keterbatasan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan sosialisasi,bermain,atau

    pendidikan.

  • 8/10/2019 ASKEP AUTISME

    14/15

    III. INTERVENSI & RASIONAL

    INTERVENSI RASIONAL1. Resiko terhadap mutilasi diri 1. Pasien akan mendemonstrasikan perilaku-perilaku alternative(misalnya memulai interaksi antara diri dengan perawat) sebagai respons terhadap kecemasan.

    2. jaminan keselamatan anak dengan memberi rasa aman, lingkungan yang kondusif untukmencegah perilaku merusak diri 2. Perawat bertanggung jawab untuk menjamin keselamatananak)3. Kaji dan tentukan penyebab perilaku perilaku mutilatif sebagai respon terhadap kecemasan3. pengkajian kemungkinan penyebab dapat memilih cara /alternative pemecahan yang tepat4.Pakaikan helm pada anak untuk menghindari trauma saat anak memukul-mukul kepala, sarungtangan untuk mencegah menarik narik rambut, pemberian bantal yang sesuai untuk mencegahluka pada ekstremitas saat gerakan-gerakan histeris. 4. Untuk menjaga bagian-bagian vital daricidera.

    5.Untuk membentuk kepercayaan satu anak dirawat oleh satu perawat5. Untuk dapat bisa lebih menjalin hubungan saling percaya dengan pasien.6.Tawarkan pada anak untuk menemani selama waktu-waktu mening-katnya kecemasan agartidak terjadi mutilasi 6. Dalam upaya untuk menurunkan kebutuhan pada perilaku-perilakumutilasi diri dan memberikan rasa aman.7.Kerusakan interaksi social 7. Anak akan mendemonstrasikan kepercayaan pada seorang

    pemberi perawatan yang ditandai dengan sikap responsive pada wajah dan kontak mata dalamwaktu yang ditentukan dengan.8.Lakukan dengan perlahan-lahan, jangan memaksakan interaksi-interaksi, mulai dengan

    penguatan yang positif pada kontak mata, perkenalkan dengan berangsur-angsur dengansentuhan, senyuman , dan pelukan. 8. Pasien autisme dapat merasa terncam oleh suaturangsangan yang gencar pada pasien yang tidak terbiasa

    9.Dengan kehadiran anda beri dukungan pada pasien yang berusaha keras untuk membentukhubungan dengan orang lain dilingkungannya.

    9. Dengan kehadiran anda beri dukungan pada pasien yang berusaha keras untuk membentukhubungan dengan orang lain dilingkungannya.10.Kerusakan komunikasi verbal. 10. Anak akan membentuk kepercayaan dengan seorang

    pemberi perawatan ditandai dengan sikap responsive dan kontak mata dalam waktu yang telahditentukan.11.Pertahankan konsistensi tugas staf untuk memahami tindakan-tindakan dan komunikasi anak11. Hal ini memudahkan kepercayaan dan kemampuan untuk memahami tindakan-tindakan dankomunikasi pasien.12.Gangguan Indentitas Pribadi 12. Pasien akan menyebutkan bagian-bagian tubuh diri sendiridan bagian-bagian tubuh dari pemberi perawatan dalam waktu yang ditentukan untuk mengenalifisik dan emosi diri terpisah dari orang lain saat pulang dengan criteria13.Membantu anak untuk mengetahui hal-hal yang terpisah selama kegiatan-kegiatan perawatandiri, seperti berpakaian dan makan 13. Kegiatan-kegiatan ini dapat meningkatkan kewaspadaan

  • 8/10/2019 ASKEP AUTISME

    15/15

    anda terhadap diri sebagai sesuatu yang terpisah dari orang lain.

    14.Jelaskan dan bantu anak dalam menyebutkan bagian-bagian tubuhnya 14. Kegiatan kegiatanini dapat meningkatkan kewaspadaan anak terhadap diri sebagai sesuatuyangterpisahdarioranglain

    DAFTAR PUSTAKA1. Eddy Prasetyo. 2008. Kasus Autisme di Seluruh Dunia Meningkat. Diakses 05 mei 2009 dari:http://www.suarasurabaya.net/v06/kelanakota/?id=c71ee08849735df9b3bd982e3c4e3a732008596672. Peters theo,2004. Autisme. Jakarta : Dian Rakyat Indonesia Atau William chris, Wright bary.2004. How to live with autism and asperger syndrome. Jakarta: Dian Rakyat Indonesia3. Hidayat,aziz alimul. 2005. Konsep asuhan keperwatan anak. Jakarta: Salemba Medika.