Askep ARDS
-
Upload
rudy-munandar -
Category
Documents
-
view
40 -
download
2
description
Transcript of Askep ARDS
askep ARDS
KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATANPADA PASIEN ( ANAK – ANAK ) AKUT RESPIRATORY DISTRES
SINDROM (ARDS)
A. Pengertian
ARDS merupakan suatu bentuk dari gagal napas akut yang ditandai dengan
hipoksemia, penurunan compliance paru, dispnea, edema pulmonal bilateral tanpa gagal
jantung dengan infiltrate yang menyebar dikenal juga dengan nama noncardigenic pulmonary
edema, shock pulmonary dan lain-lain. Walaupun awalnya disebut dengan “Sindrom Gawat
Napas Biasa” (Adult) istilah “akut” sekarang lebih dianjurkan karena keadaan ini tidak
terbatas pada orang dewasa.
B. Etiologi
ARDS terjadi jika paru terkena cedera secara langsung maupun tidak langsung oleh
berbagai proses. Beberapa penyebab ARDS:
Syok karena berbagai penyebab (terutama hemoragik, pancreatitis akut hemoragik sepsis
gram negative)
Sepsis tanpa syok dengan atau tanpa kolagolasi intravaskuler diseminata (DIC)
Peunomia virus yang berat
Trauma yang berat
Cidera kepala
Cidera dada yang langsung
Trauma pada berbagai organ dengan syok hemoragik
Fraktur majemuk
Emboli lemak ( berkaitan dengan fraktur dengan tulang panjang seperti fremur)
Cidera aspirasi atau inhalasi
Aspirasi isi lambung
Hampir tenggelam
Inhalasi asap
Inhalasi gas iritan (missal, klor, omonia, sulfur diogsida)
pemberian inhirasi oksigen konsentrasi tinggi (Fio2>50%) yang lama (>48 jam)
overdosis narkotik
postperfusi pada pembedahan pintas kardiopulmunar
Biasanya pada pasien dengan ARDS merupakan golongan yang kuat untuk
menjelaskan mekanisme yang mealui cidera pembuluh darah paru. Mekanisme ini
kelihatannya bergantung pada intraksi sel-sel radang yang aktif, mediator bumolar, sel-sel
endoterial. Penjelasan yang lebih baik tentang mekanisme ini akan menentukan
perkembangan intervensi farmakologi yang efektif. Baru-baru ini, penelitian telah difokuskan
pada mekanisme yang menyebabkan pengaktifan sel-sel peradangan (khususnya PMN),
trombosit, dan faktor-faktor pembekuan lain, karena ARDs jelas merupakan bagian keadaan
sistemik yang disebabkan oleh radang yang dapat berkembang secara berlahan menjadi gagal
organ yang multipel.
PATOFISIOLOGI
Mengeluarkan substansi mediator pasoaktif
(serotonin, histamin, bradikinin)
Permeabilitas mebran alveolar meningkat
Kerusakan epitelium alveolar
(pneumosit tipe II)
Produksi Surfaktan menurun
Atelektasis
Regenerasi membran alveolar
Dengan sel epitel tebal
Seringkali menimbulkan jaringan paru dan menurunkan fungsi paru
Tanpa memperhatika proses yang memulai, ARGS selalu berhubungan dengan
penambahan cairan dalam paru-paru, sehingga terbentuk edema paru. Namun, hal ini berbeda
dengan edema paru kardiogenik karena tekanan hidrostatik kapiler paru tidak meningkat.
Pada permulaannya terdapat cedera pada membran alveolar kapiler yang menyebabkan
kebocoran cairan, setelah itu makromoleku, dan komponen-kompenen sel dalam darah keluar
menuju ruang interstisial. Dengan bertambahnya parahnya penyakit komponen-komponen
tersebut akan masuk kedalam alveoli. Perningkatan permea bilitas vaskular terhadap protein
membuat perbedaan hidrostatik tanpa lawan, sehingga peningkatan tekanan kapiler yang
ringanpun sangat meningkatkan edema.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
Sesuai dengan namanya, maka penyakit ini lebih menyerang orang dewasa di banding anak
anak, namun saat ini ditemukan bahwa seluruh usia dapat terkena ARDS. Tidak ditemukan
perbedaan antara revalensi timbulnya pada laki laki dan perempuan.
2. Riwayat kesehatan
Keluhan utama dan penyakit sekarang
ARDS dapat terjadi dalam 24-48 jam timbulnya serangan, ditandai dengan napas pendek,
takipnea, dan gejala yang berhungan dengan penyebab utamanya, misalnya syok.
Riwayat kesehatan dahulu/factor resiko
a. Syok (banyak sebab)
b. Trauma (kontusio pulmonal, fraktur multiple, trauma kepala)
c. Cidera system saraf yang serius.
Cidera system saraf yang serius seperti trauma, CVA, tumor dan peningkatan (tekanan
intracranial-PTIK) dapat menyebabkan tterangsangnya saraf simpatis, sehingga terjadi
vasokonstriksi sistemik dengan distribusi sejumlah besar volume darah ke aliran pulmonal.
Hal ini menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dan kemudian akan menyebabkan
cidera paru (lung injuri)
d. Gangguan metabolic (pancreatitis, uremia)
e. Emboli lemak dan cairan amnion
f. Infeksi parudifus (bakteri, viral, fungal)
g. Inhalasi gas beracun (rokok, oksigen konsentrasi tinggi, gas klorin, NO2, ozon)
h. Aspirasi (sekresi gastric, tenggelam, keracunan hidrokarbon)
i. Drug ingestion dan overdosis narkotik/non-narkotik (heroin, opioid, aspirin)
j. Hemolystik disorder, seperti DIC, multiple blood transfusion dan kardio pulmonary bypass
k. Major surgery
l. Respons imunologik terhadap antigen pejanmu (goodpasture syndrome, SLE)
Pola aktifitas sehari-hari
Adanya penurunan kesadaran mengakibatkan terjadinya gangguan secara umumuntuk
aktifitas sehari hari yang meliputi pemenuhan nutrisi, cairan dan elektrolit, aktifitas dan
istirahat, serta perawatan diri.
3. Pemeriksaan fisik
Hipoksemia timbul sebagai akibat dari ketidakseimbangan rasio ventilasi perfusi
sekunder terhadap timbulnya kompresi dan kolaps saluran napas kecil. Peningkatan kerja
napas timbul sebagai akibat dari meningkatnya resistensi jalan udara, menurunya kapasitan
fungsional residu (FRC), dan penurunan compliance paru sekunder terhadap atelektasis serta
penekana pada saluran napas. Hipoksemia dan peningkatan kerja napas akan mengakibatkan
kelemahan (fatigue) pada klien dan berkembang menjadi hipoventilasi alveolar.
Hasil pemeriksaan fisik yang didapatkan berdasarkan stadium akan di uraikan melalui
penjelasan berikut.
Fase eksudatif (exudative phase)
Kelemahan , menurunya kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi, takipnea, dan alkalosis
respiratori. Hasil inspeksi dada didpatkan penggunaan otot bantu pernapasan dan adanya
peningkatan tekanan darah arteri.
Fase fibroprolifelatif (fibroproliverative phase)
Peningkatan tekanan darah arteri, peningkatan workload ventrikel kiri. Suara nafas
crackles/rales, agitasi yang berhubungan dengan hipoksia, hiperventilasi, hiperkardia,
peningkatan kerja napas, asidosis laktat (berhubungan dengan metabolisme aerob), perubahan
dalam perfusi (denyut jantung meningkat, penurunan tekanan darah, perubahan temperature
dan warna kulit, penurunan capillery refill). Disfungsi pada organ seperti :
Otak, terjadi perubahan kesadaran, agitasi dan halusinasi;
Jantung, terjadi penurunan curah jantung, (cardiac output) yang mengakibatkan angina, CHF
(gagal jantung kongestif), disritmia, dan miokard infark.
Ginjal, terjadi penurunan produksi urin atau laju filtrasi glomerulus (LFG)
Kulit, terdapat bintik bintik dan ditemukan adanya tanda iskemik.
Hati, didapati adanya peningkatan SGOT, biliriubim, alkalin fosfat, dan penurunan albumin
4. Pemeriksaan Penunjang
Foto rontgen dada (chest x ray) : tidak terlihat jelas pada stadium awal atau dapat juga terlihat
adanya bayangan infiltrate yang terletak di tengah region perihilar paru. Pada stadium lanjut
terlihat penyebaran interstisial secara bilateral dan infiltrate alveolar, menjadi rata dan dapat
mencakup keseluruh lobus paru. Tidak terjadi pembesaran pada jantung.
ABGs :hipoksemia (penurunan PaO2), hipokapnea (penurunan nilai CO2 dapat terjadi
terutama pada fase awal sebagai kompensasi terhadap hiperventilasi), hiperkapnea (PaCO2
>50) menunjukkan terjadi pernapasan. Alkalosis respiratori (pH>7,45) dapat timbul pada
stadium awal, tetapi asidosis dapat juga timbul pada stadium lanjut yang berhubungan dengan
peningkatan dead space dan penurunan ventilasi alveola. Asidosis metabolic dapat timbul
pada stadium lanjut yang berhubungan dengan nilai laktat darah, akibat metabolism anaerob.
Tes fungsi paru (pulmonary fungsion test) : compliance paru dan volume paru menurun,
teruatama FRC, peningkatan dead space dihasilkan oleh pada area terjadinya fasokonstriksi
dan mikroemboli timbul.
Asam laktat : didapatkan peningkatan pada kadar asam laktat.