Askep Anemia

19
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebanyakan orang menganggap anemia merupakan sebuah penyakit, namun sesungguhnya anemia bukanlah penyakit melainkan cerminan perubahan patofisiologik yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik, dan konfirmasi laboratorium. Anemia sering terjad di negara berkembang akibat kurangnya pengetahuan masyarakatnya mengenai gizi. Karena anemia itu sendiri sangat erat hubungannnya dengan gizi, misalnya zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Anemia berkurangnya hingga dibawah nilai normal eritrosit, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood cell (hematokrit) per 100 ml darah. Anemia memiliki beberapa klasifikasi yang tentunya setiap anemia memiliki karakteristik dan penatalaksanaan yang berbeda. Mahasiswa dituntut dapat membedakan setiap jenis anemia, gejala-gejalanya, manifestasi klinisnya, penatalaksanaannya, dan sebagainya. B. TUJUAN Memahami klasifikasi, etiologi dan gejala umum anemia. Memahami fisiologi eritrosit. Memahami mekanisme terjadinya gejala klinis pada anemia. Memahami peran zat gizi besi, vitamin B12, dan asam folat dalam pembentukan eritrosit. Memahami peran organ RES.

description

Askep Anemia

Transcript of Askep Anemia

Page 1: Askep Anemia

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebanyakan orang menganggap anemia merupakan sebuah penyakit, namun sesungguhnya anemia bukanlah penyakit melainkan cerminan perubahan patofisiologik yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik, dan konfirmasi laboratorium. Anemia sering terjad di negara berkembang akibat kurangnya pengetahuan masyarakatnya mengenai gizi. Karena anemia itu sendiri sangat erat hubungannnya dengan gizi, misalnya zat besi, vitamin B12, dan asam folat. Anemia berkurangnya hingga dibawah nilai normal eritrosit, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood cell (hematokrit) per 100 ml darah. Anemia memiliki beberapa klasifikasi yang tentunya setiap anemia memiliki karakteristik dan penatalaksanaan yang berbeda. Mahasiswa dituntut dapat membedakan setiap jenis anemia, gejala-gejalanya, manifestasi klinisnya, penatalaksanaannya, dan sebagainya.

B. TUJUAN

Memahami klasifikasi, etiologi dan gejala umum anemia.

Memahami fisiologi eritrosit.

Memahami mekanisme terjadinya gejala klinis pada anemia.

Memahami peran zat gizi besi, vitamin B12, dan asam folat dalam

pembentukan eritrosit.

Memahami peran organ RES.

Memahami pencegahan, penatalaksanaan dan komplikasi anemia.

C. MANFAAT

Mahasiswa mampu memahami ilmu hematologi beresta penyakit-penyakitnya.

Mahasiswa mampu memahami penyakit yang berhubungan dengan

hematologi, meliputi gejala, mekanisme, patofisiologi, pencegahan, serta

penatalaksanaannya.

Page 2: Askep Anemia

BAB IIPEMBAHASAN

A. DEFINISIAnemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah Hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal.Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh.

B. ETIOLOGIPenyebab umum dari anemia:1. Perdarahan hebat* Akut (mendadak)- Kecelakaan- Pembedahan- Persalinan- Pecah pembuluh darah* Kronik (menahun)- Perdarahan hidung- Wasir (hemoroid)- Ulkus peptikum- Kanker atau polip di saluran pencernaan- Tumor ginjal atau kandung kemih- Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

2. Berkurangnya pembentukan sel darah merah- Kekurangan zat besi- Kekurangan vitamin B12- Kekurangan asam folat- Kekurangan vitamin C- Penyakit kronik

3. Meningkatnya penghancuran sel darah merah- Pembesaran limpa- Kerusakan mekanik pada sel darah merah- Reaksi autoimun terhadap sel darah merah- Hemoglobinuria nokturnal paroksismal- Sferositosis herediter- Elliptositosis herediter- Kekurangan G6PD- Penyakit sel sabit- Penyakit hemoglobin C- Penyakit hemoglobin S-C

Page 3: Askep Anemia

- Penyakit hemoglobin E- Thalasemia

C. KLASIFIKASI1) Klasifikasi Menurut Morfologi

a) Anemia Normositik Normokrom.Anemia ini terjadi karena pengeluaran darah atau destruksi darah yang berlebihan sehingga menyebabkan sum-sum tulang harus bekerja lebih keras lagi dalam eritropoesis.

b) Anemia Makrositik NormokromAnemia ini diakibatkan oleh gangguan / terhentinya sintesis asam nukleat DNA seperti yang ditemukan pada defisisensi B12 dan atau asam Folat.

c) Anemia Mikrositik HipokromAnemia ini umumnya menggambarkan insufisiensi sintesis hem (besi), seperti pada anemia defisiensi besi, keadaan sideroblastik dan kehilangan darah kronik, / gangguan sintesis globin, seperti pada Thalasemia (penyakit hemoglobin abnormal kongenital).

2) Klasifikasi menurut Etiologinyaa) Anemia Aplastik.

Adalah suatu gambaran pada sel-sel induk di sum-sum tulang belakang. b) Anemia Defisiensi Besi

Adalah kekurangan zat besi dalam darah. c) Anemia Megalobastik

Adalah akibat dari kekurangan asam Folik, vit B12.

3) Klasifikasi Lain :a) Anemia Hipoplastik

Adalah hipofungsi sumsum tulang yang membentuk sel darah merah baru.b) Anemia Hemolitik

Disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya

c) Anemia Sel SabitMerupakan anemia hemolitik berat akibat adanya defek pada molekul hemoglobin yang disertai serangan nyeri.

d) Anemia Hemolitik Otoimun Dapat timbul tanpa sebab yang diketahui setelah pemberian suatu obat tertentu atau akibat transfusi darah yang tidak cocok.

e) Anemia Defisiensi Vit. B12Merupakan gangguan autoimun karena tidk adanya intrinsik faktor (IF).

D. PATOFISIOLOGI

Menurut Sylvia Anderson (1995) timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebih atau keduanya kegagalan sumsum (mis. berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi karena kekurangan nutrisi pajanan toksis, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui.Apabila jumlah efektif sel darah merah berkurang, maka lebih sedikit O2 yang dikirimkan ke jaringan. Kehilangan darah yang mendadak (30% atau lebih), seperti

Page 4: Askep Anemia

pada perdarahan, menimbulkan simtomatologi sekunder hipovolemia dan hipoksemia tanda dan gejala yang sering muncul adalah gelisah, deaforosis (keringat dingin) takikardi, sesak nafas, kolaps sirkulasi yang progresif cepat atau syok. Namun pengurangan hebat massa sel darah merah dalam waktu beberapa bulan (walaupun pengurangan 50%) memungkinkan mekanisme kompensasi tubuh menyesuaikan diri, dan biasanya penderita asimtomatik kecuali pada kerja jasmani berat. Mekanisme kompensasi tubuh bekerja melalui:a. Peningkatan curah jantung dan pernapasan, karena itu menambah pengiriman O2 ke jaringan-jaringan oleh sel darah merah.b. Meningkatkan pelepasan O2 oleh hemoglobinc. Mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela jaringand. Redistribusi aliran darah ke organ-organ vital

E. MANIFESTASI KLINIK Sering pusing

Anoreksia

Konsentrasi hilang

Pucat

Demam yang tidak terlalu tinggi

Mual

5 L

Perubahan kognitif yang abnormal pada anak

Adanya skelera

F. KOMPLIKASI UMUM ANEMIA

Gagal jantung Parestesia Kerusakan otak dan saraf Konfusi

G. KOMPLIKASI ANEMIA SEL SABIT

Infeksi Hipoksia Iskemia Krisis sel sabit Priapiosmus (nyeri abnormal dan ereksi penis terus-menerus)

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Uji kadar hemaglobin dan hemaktokrit Pemeriksaan darah lengkap Pemeriksaan pewarnaan sel darah merah

Page 5: Askep Anemia

Tes tabung turbiditas tabung Pemeriksaan gas darah Indeks sel darah merah Penelitian sel darah putih Kadar besi serum Pengukuran kapasitas ikatan-besi Biopsi untuk mentukan beratnya penurunan sumsum normal dan penggantian

oleh lemak. Tes Schilling untuk menentukan penyebab defisiensi vit B12. Elektroforesis untuk membedakan antara trait sel sabi dan anemia sel sabit Ronsent untuk mengetahui penipisan tulang Radiogrfik tulang untk mengetahui perubahan tulang

I. PENATALAKSANAAN

Transplantasi sumsum tulang untuk memberikan persediaan jaringan hematopoetik yang masih dapat berfungsi

Pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi Pemberian terapi imunosupresif dengan ATG untuk menghentikan fungsi

imonologis yang memperpanjang aplasia sehingga memungkinkan sumsum tulang mengalami penyembuhan

Terapi suportif berperan dalam penatalaksaan anemia aplastik Pemeriksaan spesimen tinja untuk mengetahui adanya darah tersembunyi Pemberian vitamin B12 Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau Penanganan meliputi diet dan penambahan asam folat 1mg/hri. Asam folat

hanya diberikan intramuskuler pada pasien dengan gangguan absorbsi. Dengan pengecualian pada pemberian vitamin selama kehamilan.

Pembrian obat hydroxyurea. Obat ini meningkatkan produksi hemaglobin fetal (Hb F) pada pasien dengan penyakit gangguan sel sabit

Pemberian obat pentoxifyline untuk menurunkan kekentalan darah dan tahanan vaskuler perifer dan menurunkan lamanya krisis sel sabit.

Vanili, bahan tambahan makanan juga mempunyai sifat antisabit dan sedang dievaluasi sebagai terapi tambahan untuk anemia sel sabit.

J. ASUHAN KEPERAWATAN

a) Pengakajian

Biodata

Keluhan Utama : Lemah badan, pusing

Riwayat penyakit sekarang : Adanya lemah badan yang diderita dalam waktu

lama, terasa lemah setelah aktivitas, adanya perdarahan, pusing, jantung

Page 6: Askep Anemia

berdebar, demam, nafsu makan menurun, kadang-kadang sesak nafas,

penglihatan kabur dan telinga berdengung.

Riwayat penyakit dahulu : Penggunaan sinar –X yang berlebihan, obat-

obatan, pernah mengalami perdarahan, gangguan sistem pencernaan.

Activity daily life :

- Nutrisi : Nafsu makan menurun, badan lemah

- Activity : Jantung berdebar, lemah badan, sesak nafas,

penglihatan kabur

- Tidur : Kubutuhan istirahat dan tidur berkurang banyak

- Eliminasi : Kadang-kadang terjadi konstipasi

Pemeriksaan

Pemeriksaan Umum : Keadaan umum lemah, terjadi penurunan tekanan

sitol dan diastole, pernafasan takipnea, dispnea, suhu normal, penurunan

berat badan.

Pemeriksaan Fisik :

Kepala : Rambut kering, menipis, mudah putus,

konjungtiva pucat, penglihatan kabur, pucat

pada bibir, terjadi perdarahan pada gusi,

telinga berdengung

Leher : JVP melemah

Thorax : Sesak nafas, jantung berdebar-debar, bunyi

jantung murmur sistolik

Abdomen : Sistem abdomen, perdarahan saluran cerna,

hepatomegali dan kadang-kadang spenomegali

Extremitas : Pucat, kumu mudah patah, telapak tangan

basah dan hangat

Pemeriksaan penunjang :

- Pemeriksaan darah lengkap

- Pemeriksaan fungsi sumsum tulang

b) Diagnosa Keperawatan

Gangguan aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai oksigen

(pengirimna) dan kebutuhan

Page 7: Askep Anemia

Gangguan perfusi jaringan b/d penurunan komponen seluler yg di

perlukan untuk pengiriman oksigen atau nutrient ke sel.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kegagaln untuk

mencerna nutrisi yg di perlukan untuk pembentukan sel darah merah

Nyeri berhubungan dengan diogsigenasi jaringan (Hb menurun).

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan gangguan integritas kulit.

Kecemasan / kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya

informasi tentang penyakitnya.

c) Rencana Keperawatan

1) Gangguan aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai oksigen

(pengirimna) dan kebutuhan

Intervensi:

Kaji kemampuan ADL pasien

Mempengaruhi intervensi /bantuan

Kaji kehilangan atau keseimbangan gaya jalan dan kelemahan otot

Menunjukan perubahan neorologi karena defisensi vit B12

mempengaruhi keamanan pasien/resiko cedera.

Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas.

manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk

membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.

Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung, dan kurangi suara

bising, pertahankan tirah baring bila di indikasikan.

meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen

tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru.

Gunakan teknik menghemat energi, anjurkan pasien istirahat bila terjadi

kelelahan dan kelemahan, anjurkan pasien melakukan aktivitas

semampunya (tanpa memaksakan diri).

Page 8: Askep Anemia

meningkatkan aktivitas secara bertahap sampai normal dan

memperbaiki tonus otot/stamina tanpa kelemahan. Meingkatkan

harga diri dan rasa terkontrol.

2) Gangguan perfusi jaringan b/d penurunan komponen seluler yg di

perlukan untuk pengiriman oksigen atau nutrient ke sel.

Intervensi :

Kaji tanda vital pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa,dasar

kuku.

memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi

jaringan dan membantu menentukan kebutuhan intervensi

Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi

Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi

untuk kebutuhan seluler.

Awasi upaya pernapasan: auskultasi bunyi napas,perhatiakn bunyi

adventisius

Dispneu, gemerincik menunjukan gangguan jantung karena

regangan jantung lama/peingkatan kompensasi curah jantung.

Kolaborasi pengawasan hasil pemeriksaan laboratorium. Berikan sel

darah merah lengkap/packed produk darah sesuai indikasi

Mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan/respon

terhadap nyeri.

3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kegagaln untuk

mencerna nutrisi yg di perlukan untuk pembentukan sel darah merah

Intervensi:

Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yg disukai

Page 9: Askep Anemia

Mengidentifikasi defisiensi dan memudahkan intervensi

Observasi dan catat masukan makanan pasien

Mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi

makanan

Timbang BB setiap hari

Mengawasi penurunan BB atau efektifitas intervensi nutrisi

Berikan makanan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan

diantara waktu makan

Menurunkan kelemahan,meningkatkan pemasukan dan mencegah

distensi gaster

Observasi dan catat mual/muntah,flatus dan gejala kejadian yg

berhubungan

Gejala GI dapat menunjukan efek anemia(hipoksia) pada organ.

Berikan dan bantuan hygiene mulut yg baik, sebelum dan sesudah

makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yg lembut. Berikan

pencuci mulut yg diencerkan bila mukosa oral luka.

Meningkatakn nafsu makan dan pemasukan oral. Menurunkan

pertumbuahn bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi. Teknik

perawatan mulut khusus mungkin diperlukan bila jarinagn

rapuh/luka/perdarahan dan nyeri berat.

Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana diet.

Membantu dalam rencana diet untuk memenuhi kebutuhan

individual

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai indikasi

Page 10: Askep Anemia

Kebutuhann pengantian tergantung pada tipe anemia dan atau

adanya masukan oral yg buruk.

4) Nyeri berhubungan dengan diogsigenasi jaringan (HB rendah)

Intervensi:

Kaji tingkat nyeri

Dengan mengkaji tingkat nyeri dapat mempermudah dalam

menentukan intervensi selanjutnya.

Anjurkan klien teknik nafas dalam

Dengan menarik nafas dalam memungkinkan sirkulasi O2 ke

jaringan terpenuhi.

Bantu klien dalam posisi yang nyaman

Mengurangi ketegangan sehingga nyeri berkurang.

Kolaborasi pemberian penambah darah

Membantu klien dalam menaikkan tekanan darah dan proses

penyembuhan.

5) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan gangguan integritas kulit

Intervensi:

Berikan perawatan kulit

Menurunkan resiko kerusakan kulit / jaringan dan infeksi

Dorong perubahan posisi / ambulasi yang sering

Meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan membantu

mobilisasi sekresi

Page 11: Askep Anemia

Tingkatkan masukan cairan adekuat

Membantu dalam mengencerkan sekret pernafasan untuk

mempermudah pengeluaran dan mencegah statis cairan tubuh

Pantau suhu, catat adanya menggigil dan takikardia.

Adanya proses inflamasi / infeksi membutuhkan evaluasi /

pengobatan.

6) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

tentang penyakitnya

Intervensi:

Berikan informasi tentang penyakitnya

Memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat membuat

pilihan yang tepat, menurunkan ansietas dan dapat meningkatkan

kerjasama dalam program terapi

Kaji pengetahuan pasien tentang penyakitnya

Memberi pengetahuan berdasarkan pola kemampuan klien untuk

memilih informasi

Dorong mengkonsumsi sedikitnya 4 – 6 liter cairan perhari

Mencegah dehidrasi dan konsekuensi hiperviskositas yang dapat

membuat sabit / krisis.

Dorong latihan rentang gerak dan aktivitas fisik teratur dengan

keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.

Mencegah demineralisasi tulang dan dapat menurunkan resiko

fraktur.

Page 12: Askep Anemia

d) Evaluasi

Pada pasien anemia adalah:

Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas

Peningkatan perfusi jaringan

Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Nyeri teratasi

Infeksi tidak terjadi

Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit. Prosedur diagnostic dan

rencana pengobatan

e) Tindakan Pencegahan

1) Pendidikan Kesehatan, yaitu :

- Kesehatan lingkungan, misal pemakaian jamban, perbaikan lingkungan

kerja

- Penyuluhan gizi : mendorong konsumsi makanan yang membantu

absorbsi besi

2) Pemberantasan infeksi cacing tambang sebagai sumber pendarahan kronik

3) Suplementasi besi : ibu hamil dan balita

4) Fortifikasi bahan makanan dengan besi

Page 13: Askep Anemia

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Anemia merupakan penurunan konsentrasi eritrosit atau hemoglobin dalam

darah di bawah normal, diukur per mm kubik; terjadi ketika keseimbangan

antara kehilangan darah dan produksi darah terganggu.

2. Anemia juga bisa disebabkan oleh kekurangan asam folat dan vitamin B12

yang menyebabkan proliferasi sel darah merah tidak sempurna.

3. Diperlukan pemeriksaan laboratorium sebagai penunjang diagnosis bahwa

seseorang mengidap anemia.

4. Kurangnya konsumsi daging dapat menyebabkan seseorang kekurangan gizi

besi dan kekurangan vitamin B12 karena daging merupakan salah satu sumber

makanan yang kaya akan kedua nutrisi tersebut.

5. Anemia dapat menyebabkan penurunan produktivitas seseorang. Hal ini dapat

terjadi karena pasien mengalami hipoksia, dimana oksigen yang diperlukan

untuk metabolisme dan produksi energi berkurang karena kadar

hemoglobinnya rendah.

B. SARAN

- Sebaiknya pasien diusahakan agar mau mengkonsumsi daging dan untuk

sementara waktu pasien perlu diberi suplemen penambah zat besi apabila hasil

pemeriksaan laboratorium menunjukan bahwa pasien mengalami anemia

defisiensi zat besi.

Page 14: Askep Anemia

- Pasien juga perlu konsultasi ke bagian gizi untuk mendapat petunjuk diet yang

tepat agar lekas sembuh.