ASKEP

3
II. ANALISA DATA DATA ETIOLOGI M.K DO: Perubahan TD dan RR Laporan isyarat Indikasi nyeri yg dapat diamati Perubahan posisi untuk menghindar nyeri DS : Terasa berat di abdomen bagian bawah Terasa nyeri karena tertekannya urat saraf Faktor resiko Mioma uteri Pembesaran uterus Penekanan saraf Gangguan sirkulasi Nekrosis Radang Gangguan rasa nyaman : nyeri DO : Volume urin DS : Sukar miksi atau defekasi Terasa berat di abdomen bagian bawah Faktor resiko Mioma uteri Pembesaran uterus Penekanan Gangguan eliminasi urin DO : Kadar Hb Konjungtiva anemis Wajah tampak pucat DS : Perdarahan pervaginam sering dan banyak Faktor resiko Mioma uteri Perdarahan pervaginam yg banyak dan berulang Syok hipovolemik kdg uretra urete poliur Reten si hidronefr Gangguan keseimbang an cairan Anemia

description

arfqfdc

Transcript of ASKEP

Page 1: ASKEP

II. ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI M.K

DO: Perubahan TD dan RR Laporan isyarat Indikasi nyeri yg dapat diamati Perubahan posisi untuk

menghindar nyeriDS : Terasa berat di abdomen

bagian bawah Terasa nyeri karena

tertekannya urat saraf

Faktor resiko

Mioma uteri

Pembesaran uterus

Penekanan saraf

Gangguan sirkulasi

Nekrosis

Radang

Gangguan rasa nyaman : nyeri

DO : Volume urin DS : Sukar miksi atau defekasi Terasa berat di abdomen

bagian bawah

Faktor resiko

Mioma uteri

Pembesaran uterus

Penekanan

Gangguan eliminasi urin

DO : Kadar Hb Konjungtiva anemis Wajah tampak pucatDS : Perdarahan pervaginam sering

dan banyak

Faktor resiko

Mioma uteri

Perdarahan pervaginam yg banyak dan berulang

Syok hipovolemik

kdg kemih uretra ureter

poliuri Retensi urin

hidronefrosis

Gangguan keseimbangan

cairan

Anemia

Page 2: ASKEP

III. PLANNING

DIAGNOSA TUJUAN DAN KH INTERVENSI

Resiko syok hipovolemik

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan tidak terjadi syok hipovoemik dgn KH: TTV dalam batas normal

(TD 120/80 mmHg, N 16-20x/mnt, RR 80-100x/mnt)

Wajah tidak pucat Konjungtiva tidak anemis

1.Monitor keadaan umum pasien.2.Observasi tanda-tanda vital tiap 3 jam.3.Berikan oksigenasi, jika perlu.4.Kolaborasi pemberian cairan intravena.5.Kolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium

(Hb).6. Jika terjadi tanda-tanda syok, informasi

padda pengelolaan keperawatan lebih lanjut

Gangguan rasa nyaman : nyeri akut

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan nyeri dan berkurang dan terkontrol dgn KH : Mampu mengontrol nyeri

(tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)

Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri

Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

1.Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor prespitasi)

2.Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

3.Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, nonfarmakologi, intrpersonal)

4.Kontrol lingkungan yg dapat mempengaruhi nyeri seperti kebisingan, pnecahayaan, suhu ruangan

5.Kurangi faktor prespitasi nyeri6.Ajarkan tentang teknik nonfarmakologi

(relaksasi, distraksi, visualisasi, dll)7.Tingkatkan istirahat8. Kolaborasi pemeberian anlgeti untuk

mengurangi nyeri9.Evaluasi keefektifan kontrol nyeri

Gangguan eliminasi urin

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapakan tidak terjadi retensi urin dgn KH: Kandung kemih kosong

secara penuh Tidak ada residu urin >

1.Monitor intake dan output2.Monitor derajat distensi bladder3.Monitor tanda dan gejala ISK (panas,

hematuria, perubahan baud an konsistensi urin)

4.Monitor penggunaan obat antikolinergik5.Stimulasi reflek bladder dengan kompres

Page 3: ASKEP

100-200cc Intake cairan dlm rentang

normal Bebas dari ISK

dingin pada bladder6.Kateterisasi jika perlu7.Sediakan privacy untuk eliminasi8.Instruksikan pada pasien dan keluarga

untuk mencatat output urin