ASKEB TEORITIS KANDIDIASIS WUS.docx
-
Upload
herdhika-ayu-kusumasari -
Category
Documents
-
view
101 -
download
1
description
Transcript of ASKEB TEORITIS KANDIDIASIS WUS.docx
ASKEB TEORITIS
DOKUMENTASI KEBIDANAN
WANITA USIA SUBUR DENGAN KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS
Tanggal: Pukul:
Rasionalisasi : Tanggal pemeriksaan dan pengkajian dicantumkan bersama dengan jam
pemeriksaan untuk mengetahui waktu pelaksanaan pengkajian
Oleh :
Rasionalisasi : keterangan pemeriksa dicantumkan sebagai bukti tertulis penanggungjawab
data-data yang telah dituliskan pada askeb ini dan penanggungjawab yang telah melakukan
pemeriksaan pada klien ini
Tempat :
Rasionalisasi : tempat pemeriksaan dicantumkan sebagai keterangan tempat
dilaksanakannya pengkajian klien ini
A. DATA SUBJEKTIF :
1. Data Umum
Desa :
Kecamatan :
Kabupaten :
RT :
RW :
Rasionalisasi : Alamat tempat tinggal klien perlu ditulis lengkap untuk menghindari
kesalahan dalam memberikan asuhan dan keperluan data rekam media bidan
Biodata :
Ibu Suami
Nama :
Umur :
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Telepon :
Rasionalisasi :
Biodata : berisi identitas lengkap klien yang akan diberikan asuhan untuk
menghindarkan kesalahan dalam pemberian asuhan
Data umur untuk menentukan usia klien berada pada tahap yang mana, pada kasus
ini klien adalah wanita usia subur
Data Pendidikan klien diperlukan bidan dalam memudahkan pemberian informasi
yang tepat sesuai tingkat pemahaman klien
Data Pekerjaan diperlukan mengetahui tingkat ekonomi keluarga klien
Data Agama dan suku/bangsa diperlukan untuk menentukan klien menganut
kepercayaan apa di dalam kehidupannya sehari-hari dan kebiasaan-kebiasaaan apa
saja yang klien lalukan sesuai agamanya
Data nomor telepon diperlukan untuk mempermudah bidan dalam menghubungi klien
1. Keluhan utama :
Rasionalisasi
Keluhan utama : Keluhan yang paling sering pada KVV adalah rasa gatal pada daerah
vulva dan adanya duh tubuh (AFGM, 2002; CDC, 2002; Csonka, 1990; Sobel 1997;
Sobel et al.,1998, WHO 2002). Sifat duh tubuh bervariasi dari yang cair seperti air
sampai tebal dan homogen dengan noda seperti keju. Kadang-kadang sekret tampak
seperti susu yang disertai gumpalan gumpalan putih sehingga tampak seperti susu
basi/pecah dan tidak berbau. Akan tetapi lebih sering sekret hanya minimal saja.
Keluhan klasik yang lainnya adalah rasa kering pada liang vagina, rasa terbakar pada
vulva, dispareunia dan disuria. Jadi sebenarnya, tidak ada keluhan yang benar-benar
spesifik untuk KVV (AFGM, 2002; CDC, 2002; Csonka, 1990; Sobel 1997; Sobel et
al.,1998, WHO 2002)
2. Daftar Anggota Keluarga :
No. Nama
Jenis
Kelamin
UmurHub. dg
keluarga
Pendidi
kan
Pekerja
an
Keada
an
saat
ini
La
ki
Pere
mpua
n
Rasionalisasi : Untuk mengetahui anggota yang tinggal dalam satu rumah, mengetahui
status kesehatan, kedekatan dan kesejahteraan keluarga terkait dengan anggota keluarga
lainnya
3. Keadaan Rumah
Keadaan Rumah
Luas rumah :
Dinding :
Atap :
Lantai :
Cahaya :
Ventilasi :
Kelembaban :
Kebersihan :
Jumlah ruang :
Sumber Air
Air untuk minum :
Asal air :
Nilai air :
Jamban dan Kamar Mandi
Jamban :
Kamar mandi :
Nilai kebersihan:
Pekarangan dan Selokan
Pekarangan :
Kebun :
Air limbah :
Pembuangan Sampah :
Kandang Ternak :
Rasionalisasi : Tujuannya untuk mengetahui status hygiene dan sanitasi, lingkungan,
kesehatan, kesejahteraan keluarga terkait dengan tempat tinggalnya. Kandidiasis
Vulvovaginalis dapat disebabkan kurang kesadaran akan menjaga kebersihan daerah
genetalia
4. Riwayat Kontrasepsi
Jenis kontrasepsi :
Lama pemakaian :
Keluhan :
Rasionalisasi : Berbagai penelitian menemukan peningkatan kolonisasi candida spp, setelah
pemakaian kontrasepsi oral yang mengandung estrogen yang tinggi. Dalam hal ini
mekanismenya juga belum diketahui, tetapi ternyata juga ditemukan sebaliknya pada
pemakaian kontrasepsi oral yang rendah estrogen tidak ditemukan peningkatan KVV.
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas
Keha
mila
n ke
Penyulit
Kehamil
an
P
er
sa
li
n
a
n
k
e-
Lahir Ditolong
oleh
Penyulit
saat
Persalin
an
Riwayat
Nifas
Kondisi
Anak skrg
Rasionaliasi : perlu diketahui riwayat kehamilan, persalinan dan nifas pasien untuk data
bagi bidan tentang keluhan dan penyulit dalam kehamilan, persalinan klien. Kandidiasis
vaginalis cenderung rekuren pada kehamilan. Kondisi vagina selama masa kehamilan
menunjukkan kepekaan yang tinggi terhadap infeksi kandida, hal ini tampak dengan ditemukannya
kolonisasi candida spp yang tinggi pada masa ini sejalan dengan tingginya simtomatik vaginitis.
Keluhan ini paling sering timbul pada usia kehamilan trimester ketiga. Bagaimana mekanisme
hormon-hormon reproduksi dapat meningkatkan kepekaan vagina terhadap infeksi kandida
masih belum jelas
6. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang :
b. Riwayat Penyakit Lalu :
Rasionalisasi :Perlu diketahui riwayat penyakit lalu berhubungan dengan penggunaan obat-
obatan yang dipakai klien. Simtomatik KVV seringkali timbul setelah pemakaian oral
antibiotika, terutama antibiotika yang berspektrum luas misalnya tetrasiklin, ampisilin,
amoksisilin dan sefalosporin. Pemakaian antibiotika di vagina sehingga menekan daya
perlindungan yang dibuat oleh flora normal tersebut dan menyebabkan kandida tumbuh
lebih subur. Prevalensi kolonisasi candida spp meningkat dari 10% sampai 30%. Perlu dikaji
apakah klien penderita penyakit imunodefiesiensi misalnyya HIV/AIDS atau penderita kanker
dalam terapi kemoterapi karena penyakit imunodefisiensi maupun penggunaan obat-obatan
kemoterapi dapat memicu kandidiasis
c. Riwayat penyakit keluarga :
Rasionalisasi : Diabetes Mellitus juga merupakan faktor predisposisi kandidiasis
vulvovaginalis. Pada penderita diabetes mellitus juga ditemukan kolonisasi candida spp
dalam vagina mungkin karena peningkatan kadar glukosa dalam darah, jaringan dan urin,
oleh karena itu perlu ditanyakan
d. Pola aktivitas sehari-hari :
1) Nutrisi :
2) Aktifitas :
3) Istirahat :
4) Pola Eliminasi :
5) Pola berhubungan seksual :
Keluhan :
Rasionalisasi : perlu ditanyakan pola nutrisi, aktivitas, pola istirahat dan pola eliminasi
untuk menentukan status gizi klien. Status gizi dapat menentukan status ekonomi kehidupan
klien. Pola berhubungan seksual dan keluhan saat berhubungan dapat ditanyakan karena
gejala klinis penderita kandidiasis Vulvovaginalis salah satunya dispareunia
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaaan Umum
a. Kesadaran :
Rasionalisasi : pada penderita KVV awal, klien tidak sampai kehilangan kesadaran
kesadaran ataupun khawatir berlebihan. Perlu ditanyakan untuk menentukan apakah
kandidiasis yang diderita klien sudah sampai kandidiasis sistemik atau tidak
Tanda-Tanda Vital
a. Nadi :
b. Suhu :
c. Nafas :
d. Tekanan Darah :
Rasionalisasi
TTV :
a. Nadi penderita KVV sama seperti nadi normal : 70 – 100 x/menit jika lebih dari
normal menunjukkan adanya kelainan. Pada klien KVV tidak menimbulkan
kenaikan frekuensi nadi penderita
b. Suhu tubuh penderita KVV adalah suhu tubuh normal 36,5-37,50 C. Pada
penderita KVV tidak menimbulkan demam
c. Pernapasan penderita KVV sama seperti pernapasan normal 20 –30 x/menit bila
pernapasan lebih dari normal berarti ada kelainan.
d. Tekanan Darah : penderita KVV tidak mengalami kenaikan tekanan darah,
tekanan darah sama seperti tekanan darah normal yaitu 110-140mmHg/70-
80mmHg
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
Rasionalisasi: pemeriksaan kepala tidak dilakukan pada penderita KVV
b. Muka :
Rasionalisasi: pemeriksaan muka tidak dilakukan pada penderita KVV
c. Mata :
Rasionalisasi: pemeriksaan mata tidak dilakukan pada penderita KVV
d. Telinga :
Rasionalisasi: pemeriksaan telinga tidak dilakukan pada penderita KVV
e. Hidung :
Rasionalisasi : pemeriksaan hidung tidak dilakukan pada penderita KVV
f. Mulut :
Simetris :
Bibir :
Mukosa :
Rasionalisasi : perlu dilakukan pemeriksaan mulut klien penderita KVV untuk menyingkirkan
dugaan klien menderita kendidiasis mulut (thrush)
g. Leher :
Rasionalisasi: pemeriksaan leher tidak dilakukan pada penderita KVV
h. Dada :
Rasionalisasi: pemeriksaan kepala tidak dilakukan pada penderita KVV
i. Abdomen :
Rasionalisasi: pemeriksaan kepala tidak dilakukan pada penderita KVV
j. Genitalia :
Vagina-Vulva :
Servik : l
Rasionalisasi : Keluhan yang paling sering pada KVV adalah rasa gatal pada daerah vulva
dan adanya duh tubuh (AFGM, 2002; CDC, 2002; Csonka, 1990; Sobel 1997; Sobel et
al.,1998, WHO 2002). Sifat duh tubuh bervariasi dari yang cair seperti air sampai tebal dan
homogen dengan noda seperti keju. Kadang-kadang sekret tampak seperti susu yang disertai
gumpalan gumpalan putih sehingga tampak seperti susu basi/pecah dan tidak berbau. Akan
tetapi lebih sering sekret hanya minimal saja. Keluhan klasik yang lainnya adalah rasa
kering pada liang vagina, rasa terbakar pada vulva, dispareunia dan disuria. Jadi
sebenarnya, tidak ada keluhan yang benar-benar spesifik untuk KVV (AFGM, 2002; CDC,
2002; Csonka, 1990; Sobel 1997; Sobel et al.,1998, WHO 2002).Pada pemeriksaan fisik
ditemukan eritema dan pembengkakan pada labia dan vulva, juga dapat ditemukan lesi
papulopustular di sekitarnya. Servik tampak normal sedangkan mukosa vagina tampak
kemerahan
k. Ekstremitas :
Rasionalisasi: pemeriksaan kepala tidak dilakukan pada penderita KVV
l. Anus :
Rasionalisasi: pemeriksaan kepala tidak dilakukan pada penderita KVV
3. Pemeriksaan Penunjang :
Rasionalisasi :
Diagnosis klinis KVV dibuat berdasarkan keluhan penderita, pemeriksaan klinis,
pemeriksaan laboratorium berupa sediaan basah maupun gram dan pemeriksaan biakan
jamur, selain itu juga pemeriksaan pH cairan vagina (Sobel 1997; Sobel et al.,1998; AFGM,
2002).
Biakan jamur dari cairan vagina mempunyai nilai konfirmasi terhadap basil
pemeriksaan mikroskopik yang negatif (false negative cases) yang sering ditemukan pada
KVV kronik dan untuk mengidentifikasi spesies noncandida albicans. Sejak spesies ini sering
ditemukan pada sejumlah KVV kronik dan sering timbul resistensi terhadap flukonazol maka
identifikasi jamur dengan kultur menjadi lebih penting (Syamsul, 2003).
Biakan jamur mempunyai nilai kepekaan yang tinggi sampai 90% sedangkan
pemeriksaan sediaan basah dengan KOH 10% kepekaannya hanya 40%. Swab sebaiknya
diambil dari sekret vagina dan dari dinding lateral vagina (Syamsul, 2003).
Pada infeksi KVV pH vagina normal berkisar antara 4,0-4,5 bila ditemukan pH
vagina lebih tinggi dari 4,5 menunjukkan adanya bakterial vaginosis, trikhomoniasis atau
adanya infeksi campuran. Perubahan prevalensi spesies jamur mungkin disebabkan tipe obat
anti jamur yang ada dan efek penghambatan selektifnya yang menyebabkan resistensi
beberapa spesies terhadap suatu obat anti jamur dan terhadap regimen terapi jangka
pendek.
ASSESMENT :
1. Diagnosis Kebidanan :
2. Masalah :
3. Kebutuhan:
4. Diagnosis Banding :
- Trikomoniasis
- Vaginitis
- Infeksi Campuran (Trikomoniasis dan vaginitis)
Rasionalisasi : perlu dilakukan pemeriksaan penunjang penyebab keputihan pada klien ini
disebabkan jamur atau bakteri. Bila penyebabnya jamur dapat ditegakkan diagnosa
kandidiasis vulvovaginalis. Untuk meenyingkirkan diagnosa banding lainnya pada infeksi
KVV pH vagina normal berkisar antara 4,0-4,5 bila ditemukan pH vagina lebih tinggi dari
4,5 menunjukkan adanya bakterial vaginosis, trikhomoniasis atau adanya infeksi campuran.
Perubahan prevalensi spesies jamur mungkin disebabkan tipe obat anti jamur yang ada dan
efek penghambatan selektifnya yang menyebabkan resistensi beberapa spesies terhadap
suatu obat anti jamur dan terhadap regimen terapi jangka pendek
PLANNING
1. Jelaskan pada ibu bahwa keluhan yang ibu rasakan didapat karena infeksi dari
mikroba lain yaitu jamur (Candida albicans) namun bisa karena bakteri (Trichomonas
vaginalis) dan bidan belum bisa memastikan penyebab pasti keluhan ibu karena tidak
berwenang melakukan pemeriksaan tersebut.
Rasionalisasi : Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan
kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
2. Jelaskan pada ibu bahwa penyakit yang diderita ibu sekarang dapat disebabkan
kurangnya menjaga kebersihan daerah kewanitaan, kekambuhan (rekurensi) dari
infeksi yang sebelumnya diderita ibu saat kehamilan terakhir dan pengaruh
penggunaan kontrasepsi yang mengadung estrogen.
Rasionalisasi : pengetahuan akan penyebab infeksi akan membantu bidan agar klien
dapat mengikuti saran bidan selanjutnya tentang pentingnya menjaga kebersihan
daerah kewanitaan
3. Lakukan KIE pada ibu tentang pentingnya memiliki WC pribadi karena BAB di
sungai tidak menjamin kebersihan (pengadaan WC)
Rasionalisasi : edukasi mengenai kesehatan lingkungan salah satunya dengan
pengadaan WC di rumah warga masing-masing agar menyadarkan masyakarak di
sekitar klien tentang pentingnya WC pribadi pada masing-masing rumah
4. Rujuk ibu ke Rumah Sakit di kabupaten Sukabumi untuk pemeriksaan laboratorium
dan pemberian obat antibiotika untuk infeksi yang diderita ibu
Rasionalisasi : diagnosis pasti dapat ditegakkan bila ibu memeriksakan diri ke rumah
sakit yang dterdapat fasilitas laboratorium untuk pemeriksaan penunjang
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk :
Pemberian antibiotika untuk antijamur
6. Kontrol ulang dapat dilakukan apabila keluhan masih dirasakan walaupun telah
diberikan obat antijamur dari Rumah sakit
IMPLEMENTASI
1. Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan yang ibu rasakan didapat karena infeksi dari
mikroba lain yaitu jamur (Candida albicans) namun bisa karena bakteri (Trichomonas
vaginalis) dan bidan belum bisa memastikan penyebab pasti keluhan ibu karena tidak
berwenang melakukan pemeriksaan tersebut..
2. Menjelaskan pada ibu bahwa penyakit yang diderita ibu sekarang dapat disebabkan
kurangnya menjaga kebersihan daerah kewanitaan, kekambuhan (rekurensi) dari infeksi
yang sebelumnya diderita ibu saat kehamilan terakhir dan pengaruh penggunaan
kontrasepsi yang menggunakan kandungan estrogen.
3. Melakukan KIE pada ibu tentang pentingnya memiliki WC pribadi karena BAB di
sungai tidak menjamin kebersihan (pengadaan WC)
4. Merujuk ibu ke Rumah Sakit di kabupaten Sukabumi untuk pemeriksaan laboratorium
dan pemberian obat antibiotika untuk infeski yang diderita ibu
5. Berkolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pemberian antibiotika untuk antijamur
EVALUASI JANGKA PENDEK
Tanggal : 4 November 2013
Pukul : 08.30
1. Penatalaksanaan : penjelasan penyakit ibu, ibu menyatakan mengerti tentang penyakit
yang dideritanya
2. Penatalaksanaan : KIE mengenai kepemilikan WC pribadi, ibu menyatakan bahwa
mengerti dengan penjelasan bidan tentang menjaga kebersihan daerah kewanitaan dan
seharunsya memiliki WC pribadi namun ibu mengatakan keluarganya belum memiliki
uang untuk membuat WC
3. Penatalaksanaan : Pengambilan isolat dan Rujukan ke RS, ibu setuju untuk dirujuk
namun ibu menyatakan tidak mampu pergi ke rumah sakit dalam waktu dekat ini harus
menunggu sampai ibu memiliki uang dan minta ditemani bidan untuk pergi ke RS dan
bidan menyatakan setuju untuk menemani. Dan isoalt vagina akan diambil apabila ibu
telah punya uang untuk pemeriksaan ke laboratorium.Untuk sementara ini bidan hanya
meminta ibu untuk menjaga daerah genetalia dengan pemakaian celana dalam yang tidak
terlalu ketat dan kalau bisa diusahakan BAB di rumah tetangga yang mempunyai WC di
rumahnya
Rasionalisasi : perlu dilakukan evaluasi pada hari dilakukan pemeriksaan saat itu juga
untuk mengetahui bahwa klien mengerti dengan penjelasan bidan dan mau dilakukan
pemeriksaan lainnya
EVALUASI JANGKA PANJANG:
Tanggal : 18 November 2013
Pukul : 10.00
1. Penatalaksanaan rujukan ke RS untuk pemeriksaan lab: ibu dengan diantar bidan ke RS
untuk pemeriksaan laboratorium dan diminta untuk kembali dua hari lagi untuk
mengambil hasil tes
Rasionalisasi : dalam kasus ini perlu dilakukan evaluasi jangka panjang dengan tujuan agar
klien mau dilakukan pemeriksaan penunjang untuk diagnosis pasti penyakit klien. Untuk
penatalaksanaan evaluasi jangka panjang yang lain dapat ditulis bila diperlukan