Askeb Kb Suntik Dengan Amenorhoe
-
Upload
dandariya-dewi-harmambayu -
Category
Documents
-
view
254 -
download
5
Transcript of Askeb Kb Suntik Dengan Amenorhoe
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. ”R” UMUR 23 TAHUN AKSEPTOR KB SUNTIK DEPO PROGESTIN DENGAN
AMENORHOE DI BPS NY. ‘’U’’ PETERONGAN JOMBANG
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam peningkatan pelayanan kesehatan yang berkualitas secara
menyeluruh dan merata untuk mewujudkan “Visi Indonesia sehat 2010”
khususnya di wilayah pedesaan, maka ditempatkan bidan di desa bertujuan
untuk melayani masyarakat.
Mengingat begitu rendahnya pengetahuan masyarakat desa tentang
kesehatan reproduksi wanita, maka penulis tertarik untuk mengangkat kasus
dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Ny. “R” Umur 23 Tahun Akseptor
KB Suntik Depo Progestin dengan Amenorrhea.
Amenorhoe adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3
bulan berturut-turut. Perlu dikemukakan disini bahwa ada jenis-jenis
amenorhoe yang memerlukan pemeriksaan lengkap, akan tetapi ada juga
yang ditetapkan diagnosisnya dengan pemeriksaan sederhana.
Dalam menghadapi keadaan amenorhoe, kecuali fisiologis,
sebaiknya bidan melakukan konsultasi dan merujuk penderita sehingga
mendapat pemeriksaan dan pengobatan yang adekuat.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Menerapkan dan mengembankan pola pikir secara ilmiah ke dalam
proses asuhan kebidanan serta mendapatkan pengalaman dalam
melaksanakan asuhan kebidanan dengan menggunakan metode
Varney dalam memecahkan masalah.
1.2.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan laporan ini di tujukan setelah
melakukan asuhan kebidanan, sehingga dapat :
1. Melakukan pengkajian
2. Mengidentifikasi masalah atau diagnosa
3. Mengidentifikasi masalah potensial
4. Mengidentifikasikan kebutuhan segera
5. Merumuskan suatu tindakan yang komprehensif
6. Melaksanakan tindakan suatu rencana
7. Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan sesuai dengan
rencana yang ditetapkan.
1.3. Manfaat
1. Bagi Penulis
Penulis mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta diharapkan
mampu menerapkan apa yang telah diperoleh di perkuliahan dengan
lahan praktek dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. “R” 23
tahun dengan amenorhoe dengan kriteria dan teori yang didapat
sehingga penulis dapat mendokumentasikan dalam bentuk tulisan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan kepustakaan untuk dapat dijaikan
perbandingan penanganankasus asuhan kebidanan pada Ny. “R” umur
23 tahun dengan amenorhoe.
3. Bagi Klien
Agar klien dapat mengetahui dan memahami tentang keadaan bayinya
pada saat ini sehingga diharapkan klien dapat bekerjasama dengan
tenaga kesehatan dalam melakukan asuhan kebidanan pada Ny. “R”
umur 23 tahun dengan amenorhoe
4. Bagi Lahan Praktek
Dapat memberikan masukan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
pada asuhan kebidanan pada Ny. “R” umur 23 tahun dengan amenorhoe
1.4. Tehnik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data untuk membuat
laporan praktek asuhan kebidanan ini, diantaranya :
1. Wawancara
Pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung dengan ibu
pasien dan keluarga untuk mendapatkan data subyektif.
2. Observasi
Pengambilan data dengan cara menilai dan memantau perkembangan
keadaan pasien.
3. Pemeriksaan Fisik
Yaitu pemeriksaan fisik pada klien yang meliputi inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi untuk mendapatkan data obyektif.
4. Studi Kepustakaan
Yaitu dengan mempelajari buku-buku dan makalah yang berhubungan
dengan kasus tersebut.
5. Dokumentasi
Yaitu memperoleh data dengan melihat data yang sudah ada dalam
kasus klien atau keluarga dan buku.
1.5. Waktu Dan Tempat Penyusunan Asuhan Kebidanan
Pengumpulan data dalam asuhan kebidanan pada diagnosa Ny. “R” umur 44
tahun dengan amenorhoe ini dilakukan pada saat praktek kerja lapangan di
dusun Tugu desa Tugu Sumberjo Kec. Peterongan Kab. Jombang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar KB Suntik Depo Progestin
2.2.1 Pengertian
Kontrasepsi depo progestin adalah kontrasepsi yang hanya
mengandung progestin yaitu DMPA (Depo Medroksi Progesteron
Asetat) mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulanan
dengan cara IM (daerah bokong). (Saifuddin, 2003)
2.2.2 Profil
Sangat efektif.
Aman.
Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.
Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan.
Cocok untuk laktasi karena tidak menekan produksi ASI.
2.2.3 Cara Kerja
Mencegah ovulasi.
Ovulasi disebabkan karena hormon estrogen yang dihasilkan oleh
polikel degraf pada siklus menstruasi sehingga apabila disuntik
hormon kombinasi maka kadar estrogen akan seimbang sehingga
tidak terjadi ovulasi karena terjadi hambatan pada produksi FSH
dan mencegah pematangan polikel degraf.
Membuat lendir serviks menjadi kental.
Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga presentasi sperma
terganggu progesteron memperbarui lendir serviks menjadi kental
sehingga sulit ditembus spermatozoa.
Menghindari implantasi
Progesteron melakukan perubahan pada struktur endometrium
menjadi atrofi sehingga kapasitas dan implantasi tergenggu.
Menghambat transportasi gamet
Progestin menghambat peristaltik tuba untuk menyulitkan konsepsi
sehingga transportasi gamet dituba terganggu. (Sarwono, 2005).
2.2.4 Efektifitas
Depo progestin memiliki efektifitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan
per 100 perempuan, asal menyuntikannya dilakukan secara teratur
sesuai jadwal yang telah ditentukan.
2.2.5 Keuntungan
Sangat efektif.
Pencegahan kehamilan jangka panjang.
Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius
terhadap penyakit jantung.
Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
Sedikit efek samping.
Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 Tahun sampai
perimenopause.
Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
Menurunkan kejadian penyakit payudara.
Mencegah beberapa penyakit penyebab radang panggul.
Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sick/ecell).
2.2.6 Keterbatasan
1. Sering ditemukan gangguan kecil, seperti :
Siklus haid yang memendek atau memanjang.
Pendarahan yang banyak dan sedikit.
Pendarahan tidak teratur atau pendarahan bercak (spotting).
Tidak haid sama sekali.
2. Klien sangat tergantung pada tempat serupa pelayanan kesehatan
(harus kembali untuk suntikan).
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan
berikutnya.
4. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
5. Tidak menjamin perlindungan terhadap penyakit menular seksual,
hepatitis B, atau HIV.
6. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
7. Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya
kerusakan pada organ genetalia, melainkan karena belum
habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan).
8. Terjadinya perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka
panjang.
9. Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan
kepadatan tulang (densitas).
10. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan
pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala,
nervositas dan jerawat.
2.2.7 Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntik Depo Progestin
1. Usia reproduksi.
2. Multipara dan yang telah memiliki anak.
3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki
efektifitas tinggi.
4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
6. Setelah abortus atau keguguran.
7. Telah banyak anak tapi belum menghendaki tubektomi.
8. Perokok.
9. Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan
darah atau anemia bulan sabit.
10. Menggunakan obat epilepsi (fenitair dan barbikurasit) atau obat
TB (rifampisin).
11. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
12. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
13. Anemia defisiensi besi.
14. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh
menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
2.2.8 Yang Tidak Boleh Menggunakan
1. Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin per 100.000
kelahiran).
2. Perdarahan pervaginam yang tidak jelas penyebabnya.
3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid terutama
amenorhoe.
4. Menderita Ca mamae atau riwayat Ca mamae.
5. Diabetes melitus disertai komplikasi.
2.2.9 Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntik Depo Progestin
1. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tidak hamil.
2. Mulai hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid.
3. Pada ibu yang tidak haid injeksi pertama dapat diberikan setiap
saat asalkan saja ibu tersebut tidak hamil selama 7 hari setelah
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi suntikan yang lain dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi suntikan yang lain lagi,
kontrasepsi yang diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi
suntikan yang sebelumnya.
5. Ibu yang menggunakan kontrasepsi suntikan lain lagi.
(Saifudin, 2003)
2.2.10 Peringatan Bagi Pemakai Kontrasepsi Suntikan Depo Progestin
1. Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan
kehamilan.
2. Nyeri abdomen bawah yang berat, kemungkinan gejala gangguan
kesehatan.
3. Sakit kepala migrain, sakit kepala yang berulang yang berat atau
kaburnya penglihatan.
2.2.11 Penanganan Efek Samping Yang Sering Dijumpai
1. Amenorhoe
2. Perdarahan atau Perdarahan Bercak (Spotting)
3. Keluhan subyektif (mual, muntah, sakit kepala, muntah)
4. Leuchorhea (white stracarge, flour albus, keputihan)
5. Meningkatnya atau Menurunnya Berat Badan
2.2.12 Jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin
1. Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) mengandung 150 mg
DMPA yang diberikan setiap 3 bulanan dengan cara suntik IM.
2. Depo progestin (Depo Noresterat) yang mengandung 250 mg
nadetidron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik
intra mascular.
2.2. Konsep Dasar Teori Amenorhoe
1. Amenorhoe
Adalah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-
turut. Pembagiannya :
a. Amenorhoe primer : Apabila seorang wanita berumur 18 tahun ke
atas tidak pernah haid.
b. Amenorhoe skunder : Penderita pernah mandapat haid, kemudian dia
tidak dapat haid lagi.
Amenorhoe fisiologis dapat terjadi pada :
a. Sebelum pubertas
b. Masa kehamilan
c. Masa laktasi
d. Sesudah menophouse.
2. Klasifikasi Amenorhoe
a. Disfungsi hypotalamus
- Idiopatis
- Psikogen
- Penambahan BB
- Kelainan organis : tumor, trauma infeksi.
b. Disfungsi hyphofise
- Insufisionsi : sheehan syndrome
- Tumor
- Radang : TBC, liver.
c. Disfungsi ovarium
- Tumor
- Radiasi
- Kelainan kogenital.
d. Periferi tidak berhasil
Dendometrium tidak bereaksi kuretase.
e. Penyakit-penyakit
- Penyakit kronis : TBC
- Penyakit metabolik : Tyrad
- Kelainan gizi
- Kelainan hati dan ginjal.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan foto rontgen dari thoraxs tuberkulosis pulmonum
b. Pemeriksaan sitologi vagina esterogen yang dapat dibuktikan
pengaruhnya
c. Tes toleransi glukosa DM
d. Pemeriksaan mata tumor hipofisis
e. Kerokan uterus untuk mengetahui keadaan endometrium,
endometritis tuberkulosa
f. Pemeriksaan metabolisme basal T3 dan T4 (fungsi glandula
tyroid).
Pemeriksaan yang memerlukan fasilitas khusus :
a. Labaroskopi pipoplasia uteri, tumor ovarium
b. Pemeriksaan kromatin seks
c. Pemeriksaan kadar hormon T3 dan T4 (kadar/ fungsi glandula
thyroidea)
4. Pemeriksaan
a. Anamnesi : - Primer/ skunder
- Kemungkinan kehamilan
- Menderita penyakit akut/ menahun
- Gejala penyakit metabolik.
b. Pemeriksaan umum : - Keadaan tubuh penderita
- Apakah pasien pendek/ tinggi
- Apakah BB pasien sesuai dengan
tinggi badan
- Ciri kelamin sekunder.
c. Pemeriksaan gynekologik : - Adanya aplasia vaginae
- Aplasia uteri
- Adanya tumor
Kasus amenorhoe dapat diketahui sebabnya
2.3. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah aktivitas atau intervensi yang dilakukan
oleh bidan yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan dalam bidang
KIA. (Depkes. RI., 1993)
Dalam memberi asuhan kebidanan pada klien bidan menggunakan
metode pendekatan pemecahan masalah dengan difokuskan pada suatu
proses yang sistematis dan analisis.
1. Pengkajian
1. Data subyektif
Adalah data yang didapat dari klien, keluarga dan tim kesehatan
lain, dan apakah diperoleh langsung melalui hasil wawancara.
Data subyektif meliputi :
a. Biodata
Berisi tentang identitas klien beserta suami, yang meliputi :
nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/ bangsa,
alamat dan status kawin.
b. Keluhan utama
Adalah keluhan yang dialami oleh pasien pada saat
pengkajian. Keluhan utama didapat dari orang tua pasien/
petugas kesehatan.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Yang perlu ditanyakan adalah apakah saat ini klien menderita
suatu penyakit, kapan dan apakah sudah diperiksakan ke
petugas kesehatan, sudah mendapat obat apa saja.
d. Riwayat kesehatan yang lalu
Ditanyakan apakah klien pernah menderita penyakit menurun
dan menular seperti DM, hipertensi, jantung, asma, hepatitis,
TBC, HIV/ AIDS, selain itu juga klien pernah melakukan
operasi sebelumnya atau tidak.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Ditanyakan apakah klien pernah menderita penyakit menurun
dan menular seperti DM, hipertensi, jantung, asma, hepatitis,
TBC, HIV/ AIDS, selain itu juga ditanyakan apakah dari
keluarga klien dan suaminya ada yang mempunyai keturunan
kembar atau tidak.
f. Riwayat Kebidanan
Riwayat haid
Terdiri dari menarche umur berapa, siklus haid teratur atau
tidak, berapa siklus haid, berapa lama haid, berapa banyak,
bagaimana warna, konsistensi, baunya, nyeri apa tidak saat
haid.
g. Pola Kebiasaan Sehari-hari
- Pola nutrisi
Hal yang ditanyakan, bagaimana nafsu makannya, berapa
kali makan dalam sehari, bagaimana komposisinya, berapa
banyak jumlah minumnya, apa jenis minumannya.
- Pola aktivitas
Hal yang perlu ditanyakan adalah apa saja kegiatan yang
dilakukan klien sehari-hari.
- Pola istirahat dan tidur
Hal yang perlu ditanyakan, bagaimana pola tidurnya,
berapa lama tidurnya atau istirahat tiap hari, apakah ada
gangguan.
- Pola eliminasi
Hal yang ditanyakan, apakah klien BAK dan BAB
sebelumnya ada keluhan atau tidak, lancar atau tidak,
berapa frekuensinya dalam sehari, untuk BAK ditanyakan
jumlah, warna dan bau, untuk BAB ditanyakan konsistensi,
warna dan jumlah.
- Personal Hygiene
Hal yang perlu ditanyakan, frekuensi klien mandi, gosok
gigi, keramas, ganti pakaian dalam sehari.
h. Riwayat Psikosial
Yang perlu ditanyakan adalah hubungan klien dengan
keluarga, dan tetangga.
i. Riwayat Sosial Budaya
Yang perlu ditanyakan adalah adat kebiasaan yang dilakukan
dalam keluarga klien, seperti selamatan, dan upacara-upacara
lainnya.
2. Data Obyektif
Adalah data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik yang terdiri
dari inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi serta pemeriksaan yang
terdiri dari :
a. Keadaan Umum
Bagaimana kesadaran, posrtur tubuh, cara berjalan, tinggi
badan, berat badan sebelum hamil dan saat hamil, ukuran
LILA, untuk mengetahui status gizi klien.
b. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 – 130/90 mmHg
Suhu : 36,5 – 37,5 °C
Nadi : 120 – 160 x /menit
Pernafasan : 40 – 60 x /menit
c. Pemeriksaan Fisik
- Inspeksi
Adalah proses observasi atau periksa pandang untuk
mendeteksi ketidaknormalan yang berhubungan dengan
status fisik.
Kepala : bentuk kepala, warna rambut, jenis rambut,
kulit kepala, berketombe atau tidak.
Muka : pucat atau tidak, oedem atau tidak, terdapat
cloasma gravidarum atau tidak.
Mata : simetris atau tidak, konjungtiva pucat atau
tidak, sklera ikterus atau tidak.
Hidung : ada pernafasan cuping hidung atau tidak,
ada pengeluaran sekret atau tidak, ada polip
atau tidak.
Mulut & gigi : mukosa bibir lembab atau kering, pucat
atau tidak, ada stomatitis atau tidak, ada
polip atau tidak.
Telinga : simetris atau tidak, terdapat serumen atau
tidak, bagaimana kebersihan telinga, ada
gangguan pendengaran atau tidak.
Leher : ada atau tidak pembesaran kelenjar tyroid
atau vena jugularis, ada lesi atau tidak.
Axilla : ada atau tidaknya pembesaran kelenjar
limfe, ada lesi atau tidak.
Dada : ada kelainan bentuk tulang dada atau tidak,
ada lesi atau tidak, ada tarikan intracosta
atau tidak, payudara membesar atau tidak,
ada hiperpigmentasi areola mammae atau
tidak, puting susu menonjol atau tidak,
serta kebersihannya.
Genetalia : kebersihan, vulva, warna, ada pengeluaran
pervaginam atau tidak, ada varises atau
tidak, terdapat condiloma acuminara atau
tidak.
Anus : bersih atau tidak, ada hemoroid atau tidak.
Ekstremitas : simetris atau tidak, jumlah jari lengkap atau
tidak, oedem atau tidak.
- Auskultasi
Adalah pemeriksaan raba atau sentuh untuk mendeteksi
jaringan organ.
Leher : apakah teraba pembesaran kelenjar tyroid
atau tidak, apakah teraba pembesaran vena
jugularis atau tidak, ada nyeri tekan atau
tidak.
Mammae : ada nyeri tekan atau tidak, teraba benjolan
atau tidak, colostrum keluar atau tidak.
Axilla : ada pembesaran kelenjar limfe atau tidak,
ada nyeri tekan atau tidak.
- Auskultasi
Yaitu metode pengkajian yang menggunakan stetoskop
untuk memperjelas pendengaran.
Abdomen : frekuensi normal atau tidak.
- Perkusi
Adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk.
Reflek patella : +/+ atau tidak.
d. Pemeriksaan Penunjang
Merupakan data yang diperlukan untuk menunjang diagnosa,
berupa pemeriksaan laboratorium, USG, rontgen.
2. Identifikasi Diagnosa, Masalah dan Kebutuhan
Langkah kedua ini merupakan pengembangan mengenai masalah dan
interpretasi data dasar, identifikasi yang spesifik mengenai masalah atau
diagnosa.
Diagnosa : Ny. “R” Usia 23 Tahun KB Suntik 3 Bulan Dengan
Amenorhoe
DS : Adanya komunikasi verbal dari klien, keluarga, tenaga
kesehatan yang menyatakan tentang apa yang dialami Ny.
“R” pada kasus amenorhoe.
DO : - Keadaan umum : baik
- TTV dalam batas normal
Tekanan darah : 110/70 – 130/90 mmHg
Suhu : 36,5 – 37,5 °C
Nadi : 120 – 160 x /menit
Pernafasan : 40 – 60 x /menit
- Auskultasi
Abdomen : DJJ atau tidak
- Perkusi
Reflek patella : +/+
3. Antisipasi Masalah Potensial
Mengidentifikasi masalah dan diagnosa lainnya berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosa yang ada dan timbul bila tidak segera diatasi akan
mengganggu keselamatan jiwa.
4. Identifikasi Kebutuhan Segera
Merupakan langkah yang menggambarkan sifat kesinambungan dan
proses penatalaksanaan bukan hanya selain asuhan primer kunjungan
prenatal saja, tetapi juga pasa saat bidan berada bersama klien. Data-data
baru senantiasa dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data
mengidentifikasi adanya situasi dan gawat dimana bidan harus bertindak
segera untuk keselamatan jiwa.
5. Intervensi
Adalah pengembangan rencana asuhan kebidanan yang menyeluruh
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya, lanjutan dari masalah atau
diagnosa yang telah diantisipasi dan mencakup langkah untuk
mendapatkan informasi tambahan.
Diagnosa : Ny. “R” Usia 23 Tahun KB Suntik 3 Bulan Dengan
Amenorhoe.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan selama … menit, klien dapat
mengerti dan memahami tentang apa yang dialaminya.
Kriteria hasil : Klien dapat mengulang lagi penjelasan dari petugas.
Intervensi :
a. Berikan penjelasan pada pasien tentang keuntungan, kerugian serta
cara kerja KB suntik 3 bulan.
Rasional : Dengan memberikan penjelasan, pada pasien maka pasien
lebih mengerti tentang KB suntik 3 bulan.
b. Berikan penjelasan pada pasien tentang efek samping KB suntik 3
bulan.
Rasional : Dengan memberikan penjelasan tentang efek samping
maka pasien tidak khawatir dan takut tentang keadaannya.
c. Berikan kesempatan klien untuk mengemukakan perasaannya.
Rasional : Mengemukakan perasaan membantu klien menimbulkan
suasana saling percaya dan memberikan rasa lega pada
klien.
d. Berikan penjelasan pada pasien bahwa amenorhoe efek samping
kontrasepsi suntik 3 bulan.
Rasional : Dengan memberikan penjelasan maka pasien lebih tenang
dan menerima keadaannya.
e. Bantu klien untuk memilih metode KB lain yang dapat melancarkan
haid.
Rasional : Motivasi klien agar lebih mantap dalam memilih KB yang
tepat dan sesuai.
6. Implementasi
Implementasi yang komprehensif merupakan perwujudan dari
rencana yang telah disusun pada tahap-tahap perencanaan. Pelaksanaan
dapat terealisasi dengan baik apabila dapat diterapkan berdasarkan
hakekat masalah, beberapa prinsip dalam pelaksanaan tindakan :
- Tindakan kebidanan apa yang dapat dikerjakan
sendiri, dibantu atau dilimpahkan pada staf
- Penguasaan pengetahuan dan keterampilan bidan
tentang tindakan yang dilakukan
- Mengamati hasil tinadakan yang diberkan
petugas kesehatan.
7. Evaluasi
Adalah serangkaian tindakan yang saling berhubungan untuk
mengukur pelaksanaan serta didasarkan atas tujuan kriteria. Guna
evaluasi ini adalah menilai efektifitas serta sebagai umpan balik
memperbaiki menyusun langkah baru dalam asuhan kebidanan
menunjang tanggung jawab dalam evaluasi menggunakan format :
S : Menggunakan pendokumentasian dengan mengumpulkan
data dari klien melalui anamnesa.
O : Pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan tes-tes diagnostik lain dirumuskan dalam
data fokus untuk mendukung asassment.
A : Pendokumentasian hasil pemeriksaan analisa dan
interprestasi data subyektif dan obyektif.
P : Pendokumentasian dari perencanaan dan evaluasi
berdasarkan asassment.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
A. Data Subyektif
Tanggal Pengkajian : 11 Januari 2010 Jam : 09.00 WIB
1. Biodata
Nama ibu : Ny. “R” Nama ayah : Tn. “W”
Umur : 23 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SLTP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan
Penghasilan : - Penghasilan : Rp.1.000,000,-
Kawin ke : I Kawin ke : I
Lama kawin : 3 tahun Lama kawin : 3 tahun
Alamat : Dsn. Ngumpak Alamat : Dsn. Ngumpak
Ds. Ngrandu Lor Ds. Ngrandu Lor
Peterongan Peterongan
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan tidak mendapat haid selama 9 bulan terakhir
setelah suntik KB depo progestin.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan bahwa saat ini tidak sedang menderita suatu
penyakit apapun, namun selama 9 bulan terakhir tidak
mendapat haid setelah suntik KB depo progestin.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular
seperti TB, hepatitis, PMS (HIV/AIDS, GO), maupun
penyakit menurun dan menahun seperti DM, HT, asma,
jantung, ibu hanya menderita batuk pilek biasa. Ibu juga tidak
pernah MRS sebelumnya.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam anggota keluarganya dan keluarga
suaminya tidak ada yang menderita penyakit menular seperti
TB, hepatitis, PMS (HIV/AIDS, GO), maupun penyakit
menurun dan menahun seperti DM, HT, asma dan jantung.
6. Riwayat obstetri
a. Riwayat menstruasi
- Sebelum ikut KB
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari, teratur
Lama haid : 7 hari
Banyaknya : Hari 1 – 3 ganti softex 2 – 3x/hari
Hari 4 – 7 ganti softex 2x/hari
Warna : Merah
Keluhan : Tidak ada
Konsistensi : Encer
Bau : Anyir
Fluor albus : Ada, 3 hari sebelum haid, tidak bau,
tidak gatal, jernih.
- Setelah ikut KB
Ibu mendapat haid pada 3 bulan pertama setelah
ikut KB suntik
Keluhan : tidak mendapat haid selama 9 bulan
terakhir
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Kawin ke
Kehamilan Persalinan NifasKe UK Peny Penl Tmpt JP Peny BB PB Umur L/P ASI Peny
1 1 9 bln
- Bidan BPS Spntn - 2900 48 2 thn L 6 bln
-
c. Riwayat KB
Ibu mengatakan menggunakan KB pil setelah melahirkan
selama 6 bulan, karena sering lupa minum pil kemudian
ibu menggunakan KB suntik 3 bulan hingga sekarang (
1 tahun) dan selama pemakaian menstruasi ibu menjadi
tidak teratur, ibu mengatakan belum mendapat haid
selama 9 bulan terakhir.
7. Riwayat ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami abortus, kuretase,
molahidatosa, KET dan PID.
8. Keadaan sosial budaya
- Ibu dan suaminya berasal dari suku Jawa, tidak ada
kebiasaan keluarga yang menghambat.
- Keluarga mendukung ibu untuk mengikuti KB.
9. Keadaan psikososial
- Ibu menghendaki penggunaan KB ini.
- Hubungan ibu dengan suami baik dan harmonis.
- Hubungan ibu dengan keluarga dan tetangga baik.
10. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi
- Sebelum ikut KB
Makan : 3x/hari, porsi sedang dengan menu 1 piring
nasi, lauk pauk, sayur dan buah.
Minum : 6 – 8 gelas/hari, air putih, teh, es.
- Selama ikut KB
Makan : 3x/hari, porsi sedang dengan menu nasi,
lauk pauk, sayur dan buah.
Minum : 6 – 7 gelas/hari, air putih, teh, es.
b. Pola eliminasi
BAK : 4 – 6x/hari, warna kuning jernih, bau khas,
tidak ada keluhan.
BAB : 1x/hari, konsistensi lembek, warna kuning,
tidak ada keluhan.
c. Pola istirahat
Siang : Jam 12.30 – 14.30 WIB teratur
Malam : Jam 21.00 – 04.30 WIB teratur
d. Pola aktifitas
Ibu mengerjakan pekerjaan RT sendiri seperti memasak,
menyapu, mengepel, mencuci dan mengurus anak.
e. Pola personal hygiene
Mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, keramas 3x/minggu,
ganti baju 2x/hari, ganti pakaian dalam 2x/hari, potong
kuku bila panjang.
f. Pola seksualitas
- Sebelum KB : 2x/minggu, tidak ada keluhan
- Selama KB : 2 – 3x/minggu, tidak ada keluhan
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Postur tubuh : Tegak
Cara berjalan : Normal
TB : 152 cm
BB sebelum KB : 45 kg
BB sekarang : 48 kg
Kenaikan BB : 3 kg
2. TTV
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,5oC
RR : 20x/menit
3. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
Kepala : Bersih, hitam, lurus, panjang, tidak
ada ketombe, tidak ada benjolan.
Muka : Tidak oedem, tidak pucat.
Mata : Simetris, conjungtiva merah muda,
sklera putih.
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada sekret,
tidak ada polip.
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen,
tidak ada gangguan pendengaran.
Gigi dan mulut : Simetris, bersih, mukosa bibir
lembab, tidak ada stomatitis, tidak
ada gigi palsu, tidak ada caries gigi.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid dan vena jugularis.
Dada : Simetris, bersih, tidak ada tarikan
intercosta.
Axilla : Tidak ada pembesaran kelenjar
limfe.
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, tidak
ada lesi, terdapat striae albican.
Genetalia : Bersih, tidak oedem, tidak ada fluor
albus, tidka ada condiloma
acuminata, perineum bersih.
Anus : Bersih, tidak hemorroid.
Ekstremitas atas : Simetris, tidak oedem, tidak ada
gangguan pergerakan, jumlah jari
lengkap.
Ekstremitas bawah : Simetris, tidak oedem, tidak ada
gangguan pergerakan, tidak ada
varises, jumlah jari lengkap.
b. Palpasi
Axilla : Tidak ada benjolan, pada kelenjar
limfe,
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid dan vena jugularis.
Payudara : Tidak ada benjolan.
Abdomen : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran abdomen, tidak ada
hepatomegali.
c. Auskultasi
Dada : Tidak ada bunyi wheezing dan
ronchi.
Abdomen : Bising usus 3x/menit.
d. Perkusi
Abdomen : Tidak meteorismus.
Patella : +/+
Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Diagnosa : Ny. ”R” P10001 umur 23 tahun peserta KB suntik depo
progestin dengan keluhan amenorrhoe.
DS : Ibu mengatakan telah menjadi peserta KB suntik depo
progestin selama 1 tahun.
DO : - Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- TTV
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,7oC
RR : 20x/menit
- TB : 152 cm
- BB sebelum ikut KB : 45 kg
- BB sekarang : 45 kg
- Kenaikan BB : 3 kg
Masalah : Amenorhoe
DS : Ibu bertanya tanya mengapa selama 9 bulan tidak lagi
haid setelah menggunakan KB suntik depo progestin.
DO : - Keadaan umum : Baik
- TTV
Tensi : 130/60 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,7oC
RR : 20x/menit
- Palpasi
Abdomen : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran abdomen (uterus), tidak ada
hepatomegali.
Antisipasi Masalah Potensial
Tidak ada.
Identifikasi Kebutuhan Segera
Tidak ada.
Intervensi
Diagnosa : Ny. ”R” P10001 umur 23 tahun peserta KB suntik depo
progestin dengan keluhan amenorrhoe.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 30
menit diharapkan ibu mengerti akan keadaannya.
Kriteria hasil : - Ibu mengerti tentang apa yang telah dijelaskan.
- Ibu mau melakukan apa yang telah dijelaskan oleh
bidan.
- Ibu dapat mengulang kembali tentang apa yang
sudah dijelaskan oleh Nakes.
Intervensi
1. Berikan penjelasan pada pasien tentang keuntungan, kerugian
serta cara kerja KB suntik 3 bulan.
Rasional : Dengan memberikan penjelasan, pada pasien maka
pasien lebih mengerti tentang KB suntik 3 bulan.
2. Berikan penjelasan pada pasien tentang efek samping KB suntik 3
bulan.
Rasional : Dengan memberikan penjelasan tentang efek samping
maka pasien tidak khawatir dan takut tentang
keadaannya.
3. Berikan kesempatan klien untuk mengemukakan perasaannya.
Rasional : Mengemukakan perasaan membantu klien
menimbulkan suasana saling percaya dan memberikan
rasa lega pada klien.
4. Berikan penjelasan pada pasien bahwa amenorhoe efek samping
kontrasepsi suntik 3 bulan.
Rasional : Dengan memberikan penjelasan maka pasien lebih
tenang dan menerima keadaannya.
5. Bantu klien untuk memilih metode KB lain yang dapat
melancarkan haid.
Rasional : Motivasi klien agar lebih mantap dalam memilih KB
yang tepat dan sesuai.
Implementasi
Tanggal : 11 Januari 2010
Jam : 09.00 WIB
Diagnosa : Ny. ”R” P10001 umur 23 tahun akseptor KB suntik depo
progestin dengan keluhan amenorrhoe.
Implementasi
1. Jam 09.00 WIB
Memberikan penjelasan pada pasien tentang keuntungan,
kerugian, serta cara kerja KB suntik 3 bulan.
a. Keuntungan
Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
Pasien tidak perlu menyimpan obat suntik.
Jangka panjang
b. Kerugian
Terjadi perubahan pola haid, perdarahan sampai 10 hari
Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan.
Penambahan berat badan
Kemungkinan terhambatnya pemulihan kesuburan setelah
penghentian pemakaian.
c. Cara Kerja
Menekan ovulasi
Membuat lendir serviks menjadi lebih kental sehingga
penetrasi sperma terganggu
Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga
implementasi terganggu
Menghambat transportasi oleh tuba.
2. Jam 09.10 WIB
Memberikan penjelasan pada pasien tentang efek samping KB
suntik 3 bulan.
a. Amenorhoe (tidak terjadi perdarahan), penyebabnya adalah
karena atropi endometrium.
b. Perdarahan atau perdarahan bercak (spotting), penyebabnya
adalah karena adanya ketidakseimbangan hormon sehingga
endometrium mengalami perubahan.
c. Meningkatnya ataumenurunnya berat badan, penyebabnya
diperkirakan karena adanya hormone progesteron terutama
yang bersisi 29 norsteroid menyebabkan kurangnya Vit B6
(Piridoxin) di dalam tubuh.
3. Jam 09.15 WIB
Memberikan kesempatan klien untuk mengemukakan
perasaannya.
4. Jam 09.20 WIB
Memberikan penjelasan pada pasien bahwa amenorhoe
merupakan efel samping dari KB suntik 3 bulan. Hal ini
disebabkan karena atrofi endometrium dan juga berfungsi
menekan ovulasi sehingga tidak terjadi menstruasi, jadi tidak
perlu dilakukan pengobatan.
5. Jam 09.25 WIB
Membantu klien untuk memilih metode KB lain yang dapat
melancarkan hasil misalnya AKDR, implan, KB suntik 1 bulan
dll.
Evaluasi
Tanggal : 11 Januari 2010
Jam : 09.30 WIB
Diagnosa : Ny. ”R” P10001 umur 23 tahun peserta KB suntik depo
progestin dengan keluhan amenorrhoe
S : Ibu mengatakan telah mengerti dan paham tentang penjelasan
dari Nakes.
O : - Wajah tampak tenang
- Ibu dapat menerima keadaannya
- Ibu kooperatif
- Ibu dapat mengulang kembali penjelasan yang telah
diberikan tentang :
1. Poin no. 1
2. Poin no. 2
3. Poin no. 4
A : Ny. ”R” P10001 umur 23 tahun peserta KB suntik depo progestin
dengan keluhan amenorrhoe, tujuan tercapai.
P : Berikan HE tentang metode KB yang lain.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kontrasepsi suntikan progestin adalah jenis kontrasepsi sangat efektif,
aman, dapat dipakai oleh semua perempuan usia produksi, kembalinya
kesuburan lebih lambat rata-rata 4 bulan, cocok untuk massa laktasi karena
tidak menekan produksi ASI.
Dari pengkajian didapatkan salah satu efek samping kontrasepsi yaitu
amenorhoe. Gejala yang ditemukan adalah klien tidak haid selama 9 bulan.
Untuk mendapatkan data yang lengkap dan spesifik diperlukan komunikasi
yang baik antara pasien, keluarga dan petugas.
Dari diagnosa, masalah dan kebutuhan yang ditemukan pada akseptor
KB suntik depo progestin yaitu amenorhoe. Pada dasarnya diagnosa dan
masalah yang timbul pada akseptor KB suntik tergantung dari kondisi fisik
dan psikologis klien.
Masalah potensial yang perlu diantisipasi tidak ada masalah yang
terjadi. Dalam melakukan asuhan kebidanan dilakukan evaluasi sesuai kriteria
hasil yang ditetapkan dalam perencanaan, guna menilai hasil yang telah
dilakukan pada masing-masing diagnosa dan masalah. Pada kasus ini yang
diterapkan sesuai dengan kriteria hasil yaitu klien mengerti setelah diberi
penjelasan.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Klien
Diharapkan klien mengerti tentang kondisinya dan hendaknya
mengikutsertakan suami dalam memberikan asuhan kebidanan.
Dukungan dan keaktifan dari keluarga khususnya sangat menunjang
dalam mengatasi permasalahan klien.
4.2.2 Bagi petugas atau tenaga medis
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong
perubahan beberapa teknis medis kesehatan menurut peran setiap
petugas kesehatan untuk terus memperluas wawasan dan mempertinggi
ketrampilan guna menerapkan di lapangan.
4.2.3 Bagi Mahasiswa
Keseriusan dalam belajar, kemauan untuk lebih memperdalam
ilmu pengetahuan sangat diperlukan guna mempertinggi kualitas ilmu
dan ketrampilan mahasiswa dapat melaksanakan teori manajemen
Varney dalam praktek.
4.2.4 Bagi Institusi
Sebagian bahan kepustakaan bagi yang membutuhkan asuhan
kebidanan pada penanganan akseptor KB.
4.2.5 Bagi Lahan Praktek
Mendapatkan fasilitas dalam melaksanakan asuhan
management Varnet secara komprehensif.