PERBEDAAN PENINGKATAN BERAT BADAN ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK...

77
PERBEDAAN PENINGKATAN BERAT BADAN ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM) DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN(DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT/DMPA) DI POLINDES HUKO-HUKO KECAMATAN POMALAA KABUPATEN KOLAKA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH ROSMIATI P P00312017133 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN KENDARI 2018

Transcript of PERBEDAAN PENINGKATAN BERAT BADAN ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK...

1

PERBEDAAN PENINGKATAN BERAT BADAN ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM) DENGAN AKSEPTOR KB

SUNTIK 3 BULAN(DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT/DMPA) DI POLINDES HUKO-HUKO

KECAMATAN POMALAA KABUPATEN KOLAKA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH

ROSMIATI P P00312017133

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEBIDANAN KENDARI

2018

2

3

4

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan denga sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :

PERBEDAAN PENINGKATAN BERAT BADAN ANTARA AKSEPTOR

KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM) DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK

3 BULAN ( DMPA ) DI POLINDES HUKO – HUKO KECAMATAN

POMALAA KABUPATEN KOLAKA.

Dibuat untuk melengkapi salah satu persyaratan menjadi Sarjan Terapan

Kebidanan pada program Studi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari, sejauh yang saya ketahui skripsi ini bukan merupakan

tiruan atau Duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau

pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari maupun di perguruan tinggi atau

instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan

sebagaimana mestinya.

Kendari, Agustus 2018

Rosmiati. P

Nim.P00312017133

iv

5

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Penulis

1. Nama : Rosmiati.P

2. Tempat, Tanggal Lahir : Pomalaa, 25 Maret 1978

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Suku / Kebangsaan : Toraja – Sunda / Indonesia

6. Alamat : Jl.Mayjend Sutoyo No.17 Kel.Pomalaa

Kabupaten Kolaka

B. Pendidikan

1. Tamat TK Antam Pomalaa : Tahun 1984

2. Tamat SD Kumoro : Tahun 1990

3. Tamat SMP Antam Pomalaa : Tahun 1993

4. Tamat SPK Depkes Kendari : Tahun 1996

5. Tamat PPB A Depkes Kendari : Tahun 1997

6. Tamat DIII Kebidanan Poltekkes Kendari,Progsus Fillial Kolaka :

Tahun 2009

7. Masuk Poltekkes Kemenkes Kendari tahun 2017 sampai 2018

v

6

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas

limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “perbedaan peningkatan

berat badan antara akseptor KB Suntik 1 bulan (Cyclofem) dengan

akseptor KB Suntik 3 bulan (Depo Medroksi ProgesteronAsetat/DMPA) di

Polindes Huko-Huko Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka”.

Dalam proses penyusunan skripsi ini ada banyak pihak yang

membantu, oleh karena itu sudah sepantasnya penulis dengan segala

kerendahan dan keikhlasan hati mengucapkan banyak terima kasih

sebesar-besarnya terutama kepada IbuDr. Kartini, S.Si.T, M.Kes

selakuPembimbing I danIbu Fitriyanti, SST, M.Kebselaku Pembimbing II

yang telah banyak membimbing sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Askrening, SKM. M.Kes sebagai Direktur Poltekkes Kendari.

2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes sebagai Ketua Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kendari.

3. Bapak dr. Kamrullah selaku Kepala Puskesmas Pomalaa.

4. Ibu Arsulfa, S.Si.T, M.Keb selaku penguji 1, Ibu Melania ASI, S.Si.T,

M.Kes selaku penguji 2, Ibu Farming, SST, M.Keb selaku penguji 3

dalam skripsi ini.

vi

7

5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kendari

Jurusan Kebidanan yang telah mengarahkan dan memberikan ilmu

pengetahuan selama mengikuti pendidikan yang telah memberikan

arahan dan bimbingan.

6. Seluruh teman-teman D-IV Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kendari, yang senantiasa memberikan bimbingan, dorongan,

pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas

selama penulis menempuh pendidikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan dalam penyempurnaan skripsi ini serta sebagai bahan

pembelajaran dalam penyusunan skripsi selanjutnya.

Kendari, Agustus 2018

Penulis

vii

8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..............................................

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................

ii

iii

iv

v

KATA PENGANTAR......................................................................... vi

DAFTAR ISI...................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ..............................................................................

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................

x

xi

ABSTRAK ....................................................................................... xii

ABSTRACT ..................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Perumusan Masalah.................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian....................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian..................................................................... 5

E. Keaslian Penelitian.................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 7

A. Telaah Pustaka.......................................................................... 7

B. Landasan Teori.......................................................................... 26

C. Kerangka Teori.......................................................................... 28

D. Kerangka Konsep...................................................................... 29

E. Hipotesis Penelitian................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 30

A. Jenis Penelitian......................................................................... 30

B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................... 31

C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 31

D. Variabel Penelitian..................................................................... 33

viii

9

E. Definisi Operasional.................................................................. 33

F. Jenis dan Sumber Data Penelitian............................................ 34

G. Instrumen Penelitian.................................................................. 34

H. Alur Penelitian........................................................................... 34

I. Pengolahan dan Analisis Data.................................................. 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 37

A. Hasil Penelitian ........................................................................ 37

B. Pembahasan ............................................................................ 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 48

A. Kesimpulan .............................................................................. 48

B. Saran ....................................................................................... 49

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 50

LAMPIRAN

ix

10

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tabel Distribusi Peningkatan Berat Badan Akseptor KB 40

Suntik 1 Bulan (Cyclofem) di Polindes Huko-Huko

Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka ........................

Tabel 2 Tabel Distribusi Peningkatan Berat Badan Akseptor KB 41

Suntik 3 Bulan (DMPA) di Polindes Huko-Huko

Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka.........................

Tabel 3 Tabel Perbedaan Peningkatan Berat Badan Antara 42

Akseptor KB Suntik 1 Bulan (Cyclofem) dengan

Akseptor KB Suntik 3 Bulan (DMPA) di Polindes

Huko-Huko KecamatanPomalaa Kabupaten Kolaka.........

x

11

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pengambilan Data Awal Penelitian

2. Surat Permohonan Izin Penelitian

3. Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian Dan Pengembangan

(Balitbang)

4. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

5. Kuesioner Penelitian

6. Surat Telah Melaksanakan Penelitian

7. Master Tabel

8. Output

9. Dokumentasi Penelitian

10. Surat Bebas Pustaka

xi

12

ABSTRAK

PERBEDAAN PENINGKATAN BERAT BADAN ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN

(CYCLOFEM) DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN (DEPO MEDROKSI

PROGESTERON ASETAT/DMPA) DI POLINDES HUKO-HUKO

KECAMATAN POMALAA

KABUPATEN KOLAKA

Rosmiati1Kartini

2 Melania Asi

2

Latar belakang: Salah satu kontrasepsi yang popular di Indonesia adalah kontrasepsi

suntik. Kontrasepsi suntik yang digunakan adalah Noretisteron Enentat (NETEN), Depo Medroksi Progesteron Acetat (DMPA) dan Cyclofem. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui perbedaan peningkatan berat badan antara akseptor KB Suntik 1 bulan (Cyclofem) dengan akseptor KB Suntik 3 bulan (Depo Medroksi Progesteron Asetat/DMPA) di Polindes Huko-Huko Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka. Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan ialah cross sectional. Sampel penelitian adalah akseptor KB Suntik 1 bulan dan akseptor KB Suntik 3 bulanyang berjumlah 58 orang. Instrumen pengumpulan data berupa lembar ceklist tentang akseptor KB suntik dan peningkatan berat. Data dianalisis dengan uji mann whitney. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan Akseptor KB Suntik 1 bulan (Cyclofem) di Polindes Huko-Huko Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka sebagian besar tidak mengalami peningkatan berat badan sebanyak 21 orang (72,6%). Akseptor KB Suntik 3 bulan (Depo Medroksi Progesteron Asetat/DMPA) di Polindes Huko-Huko Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka sebagian besar mengalami peningkatan berat badan sebanyak 20 orang (69,0%).Ada perbedaan peningkatan berat badan antara akseptor KB Suntik 1 bulan (Cyclofem) dengan akseptor KB Suntik 3 bulan(Depo Medroksi Progesteron Asetat/DMPA) di Polindes Huko-Huko Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka (p=0,003). Rata-rata peningkatan berat badan pada akseptor KB suntik 1 bulan adalah 1,1 kg (mean=1,10±1,86) dan pada akseptor KB suntik 3 bulan adalah 2,8 kg (mean=2,83±2,00).

Kata kunci : kontrasepsi suntik, peningkatan berat badan

1 Mahasiswa Prodi D-IV Kebidanan Poltekkes Kendari

2 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari

xii

13

ABSTRACT

BODY HEIGHT IMPROVEMENT DIFFERENCES BETWEEN 1-MONTH KB KB ACCEPTORS (CYCLOFEM) WITH 3-MONTH KB ACCEPTORS (DEPO MEDROKSI

ACETIC PROGESTERON / DMPA) IN POLINDES HUKO-HUKO POMALAA DISTRICT KOLAKA REGENCY

Rosmiati1Kartini2 Melania Asi2

Background: One of the most popular contraceptives in Indonesia is injection contraception. The injectable contraception used was Noretisteron Enentat (NETEN), Depo Medroxy Progesterone Acetate (DMPA) and Cyclofem. Objective: The aim of this study was to determine differences in body weight gain

between 1-month injection injector acceptors (Cyclofem) and 3-month injectable birth control acceptors (Depo Medroksi Progesterone Acetate / DMPA) in Huko-Huko Polindes in Pomalaa District, Kolaka Regency. Research Method: The research design used was cross sectional. The research sample

was 1-month injection injector acceptors and injectable family planning acceptors for 3 months totaling 58 people. Data collection instruments in the form of a checklist about injectable family planning acceptors and weight gain. Data were analyzed by the Mann Whitney test. Results: The results showed 1 month injection injector acceptors (Cyclofem) in the Huko-Huko Polindes in Pomalaa Subdistrict, Kolaka District, most of them did not experience a weight gain of 21 people (72.6%). 3-month injection injector acceptors (Depo Medroksi Progesterone Acetate / DMPA) at the Huko-Huko Polindes in Pomalaa District, Kolaka Regency, most of them experienced an increase in body weight as much as 20 people (69.0%). Cyclofem) with 3-month injection injector acceptor (Depo Medroksi Progesterone Acetate / DMPA) at the Huko-Huko Polindes in Pomalaa Subdistrict, Kolaka Regency (p = 0.003). The average weight gain in 1-month injection KB acceptors was 1.1 kg (mean = 1.10 ± 1.86) and the 3-month injection family planning acceptor was 2.8 kg (mean = 2.83 ± 2.00 ) Keywords: injectable contraception, weight gain 1 Student of D-IV Midwifery Study Program, Poltekkes Kendari 2 Lecturers of the Department of Midwifery, Poltekkes Kendari

xiii

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ledakan penduduk merupakan salah satu masalah terpenting yang

dihadapi oleh Negara berkembang seperti diIndonesia. Ledakan penduduk

menyebabkan laju pertumbuhan penduduk pesat. Mengatasi

permasalahan tersebut, pemerintah Indonesia telah menerapkan program

keluarga berencana (KB) yang dimulai sejak tahun 1968 dengan

mendirikan LKBN (Lembaga Keluarga Berencana Nasional) yang

kemudian dalam perkembangannya menjadi BKKBN (Badan Linasi

Keluarga Berencana Nasional). Gerakan Keluarga Berencana Nasional

bertujuan untuk mengontrol laju pertumbuhan penduduk dan juga untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Hartanto, 2014).

Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana

merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan

kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh

wanita (Kemenkes RI, 2015). Permasalahan kesehatan reproduksi masih

banyak sekali yang harus dikaji, tidak hanya tentang organ reproduksi saja

tetapi ada beberapa aspek, salah satunya adalah kontrasepsi. Saat ini

tersedia banyak metode atau alat kontrasepsi meliputi intrauteri device

(IUD), suntik, pil, implant, kontrasepsi mantap (vasektomi dan tubektomi),

kondom (BKKBN, 2016).

Salah satu kontrasepsi yang popular di Indonesia adalah

kontrasepsi suntik. Kontrasepsi suntik yang digunakan adalah Noretisteron

Enentat (NETEN), Depo Medroksi Progesteron Acetat (DMPA) dan

Cyclofem. Persentase metode KB di Propinsi Sulawesi Tenggara tahun

2015 yang terbanyak adalah suntik (47,5%), diikuti oleh pil (37,7%),

implant (6,7%), kondom (6,2%), IUD (1,2%), MOW (0,5%), MOP (0,2%)

(DinkesSultra, 2016). Demikian pula di Kabupaten Kolaka, metode

kontrasepsi terbanyak yang digunakan adalah suntik (43,18%), diikuti oleh

pil (38,55%), implant (10,06%), kondom (3,70%), IUD (2,36%), MOW

(1,78%), MOP (0,37%) (BPS Sultra, 2016). Di Kecamatan Pomalaa

persentase metode KB terbanyak adalah suntik (64,11%), diikuti oleh pil

(31,05%), implant (3,01%), MOW (0,26%), IUD (0,57%), kondom (0,71%)

(Kecamatan Pomalaa, 2017).

1

2

Kontrasepsi suntik memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut

Saifuddin (2014), kontrasepsi suntik memiliki efek samping yaitu

peningkatan tekanan darah, gangguan haid, depresi,keputihan,jerawat,

perubahan libido, perubahan berat badan, pusing, sakit

kepala,hematoma. Menurut BKKBN (2015), efek samping kontrasepsi

suntik adalah gangguan haid dengan gejala dan keluhan amenorhea,

spotting, menorargia. Efek samping kontrasepsi suntik yang paling tinggi

frekuensinya yaitu peningkatan berat badan. Hipotesa para ahli DMPA

merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hypothalamus,yang

menyebabkan akseptor makan lebih dari pada biasanya. Untuk

mendapatkan gambaran nyata tentang kejadian peningkatan berat badan

yang dialami akseptor kontrasepsi suntik maka perlu dilakukan suatu

penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kontrasepsi suntik

dengan peningkatan berat badan (Hartanto, 2014).

Perubahan berat badan akseptor KB suntik terjadi karena adanya

hormone progesterone yang kuat sehingga merangsang hormon nafsu

makan yang ada di hipotalamus. Dengan meningkatnya nafsu makan

yang lebih banyak dari biasanya tubuh akan kelebihan zat-zat gizi.

Kelebihan zat-zat gizi oleh hormone progesterone dirubah menjadi lemak

dan disimpan dibawah kulit. Perubahan berat badan ini akibat adanya

penumpukan lemak yang berlebih hasil sintesa dari karbohidrat menjadi

lemak (Mansjoer, 2013).

Hasil penelitian Cahyani dan Kurniawati (2016) menunjukkan berat

badan sebelum dan selama memakai KB suntik 3 bulan paling banyak

adalah berat badan naik sebesar 48 orang (55,2%), berat badan tetap 20

orang (23,0%), dan berat badan turun sebesar 19 orang (21,8).

Berdasarkan hasil uji statistikt -test didapatkan hasilt=- 7,749 dan t-hitung

sebesar 0,000, sehingga Ha ditolak Ho diterima. Maka dapat disimpulkan

ada perbedaan berat badan sebelum dan selama menggunakan KB suntik

3 bulan dengan lama pemakaian lebih dari 1 tahun di BPM NY. Triyatmi

Desa Tambirejo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Purwodadi. Hasil

penelitian Rufaridah dkk (2017) juga menyatakan ada perbedaan

perubahan berat badan antara aksepto ryang menggunakan kontrasepsi

suntik 1 bulan dan 3 bulan.

Hasil studi awal di Polindes Huko-huko Kecamatan Pomalaa

Kabupaten Kolaka diperoleh data jumlah akseptor KB suntik pada tahun

2015 sebanyak 215 akseptor, tahun 2016 sebanyak 245 akseptor dan tahun

2017 sebanyak 315 akseptor. Hasil wawancara pada 20 akseptor KB suntik

3

10 akseptor KB suntik 1 bulan (Cyclofem) dan 10 akseptor KB suntik 3 bulan

(DMPA)) diperoleh data dari 10 akseptor KB suntik 1 bulan (Cyclofem)

terdapat 6 akseptor yang mengalami peningkatan berat badan, dan dari

10 akseptor KB suntik 3 bulan (DMPA) terdapat 7 akseptor yang mengalami

peningkatan berat badan. Berdasarkan latar belakang tersebut sehingga

penulis tertarik untuk meneliti tentang perbedaan peningkatan berat badan

antara akseptor KB Suntik 1 bulan (Cyclofem) dengan akseptor KB Suntik

3 bulan(Depo Medroksi Progesteron Asetat/DMPA) di Polindes Huko-

Huko Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah penelitian

yaitu apakah ada perbedaan peningkatan berat badan antara akseptor

KB Suntik 1 bulan (Cyclofem) dengan akseptor KB Suntik 3 bulan

(Depo Medroksi Progesteron Asetat/DMPA) di Polindes Huko-Huko

Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan peningkatan berat badan antara

akseptor KB Suntik 1 bulan (Cyclofem) dengan akseptor KB

Suntik 3 bulan (Depo Medroksi Progesteron Asetat/DMPA) di

Polindes Huko-Huko Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui peningkatan berat badan akseptor KB Suntik 1

bulan (Cyclofem) di Polindes Huko-Huko Kecamatan Pomalaa

Kabupaten Kolaka.

b. Mengetahui peningkatan berat badan akseptor KB Suntik 3

bulan (Depo Medroksi Progesteron Asetat/DMPA) di Polindes

Huko-Huko Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka.

c. Menganalisis perbedaan peningkatan berat badan antara

akseptor KB Suntik 1 bulan (Cyclofem) dengan akseptor KB

4

Suntik 3 bulan(Depo Medroksi Progesteron Asetat/DMPA) di

Polindes Huko-Huko Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Akseptor KB

Untuk menambah wawasan ibu tentang peningkatan berat badan

antara akseptor KB Suntik 1 bulan dan akseptor KB Suntik 3

bulan.

2. Manfaat Bagi Puskesmas

Untuk dapat meningkatkan peran petugas dalam memberikan

asuhan kebidananpada akseptor KB Suntik.

3. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk dokumentasi agar dapat digunakan sebagai bahan

perbandingan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.

E. Keaslian Penelitian

1. Penelitian Rufaridah dkk (2017) yang berjudul perbedaan indeks

massa tubuh pada akseptor KB suntik 1 dan3 bulan, diperoleh

hasil perbedaan perubahan berat badan antara akseptor yang

menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan dan 3 bulan. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian Rufaridah dkk adalah variabel

penelitian dan variabel penelitian. Pada penelitian Rufaridah dkk,

variabel penelitiannya adalah IMT, sedangkan pada penelitian ini

adalah peningkatan berat badan.

2. Penelitian Cahyani dan Kurniawati (2016) yang berjudul

perbedaan berat badan sebelum dan selama pemakaian KB

suntik 3 bulan dengan lama pemakaian lebih dari 1 Tahun di BPM

Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Perbedaan penelitian

5

adalah variabel penelitian. Variabel penelitian Cahyani dan

Kurniawati adalah KB suntik 3 bulan, variabel penelitian ini

perbedaan kenaikan berat badan KB suntik 1 bulan dan 3 bulan.

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Akseptor Kontrasepsi Suntik

a. Keluarga Berencana (KB)

Menurut WHO (Expert Committe),KB adalah tindakan yang

membantu individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan

objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak

diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan,

mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat

kehamilan dalam hubungan dengan umur suami istri, dan

menentukan jumlah anak dalam keluarga. Keluarga Berencana

adalah metode medis yang dicanangkan oleh pemerintah untuk

menurunkan angka kelahiran (Manuaba,2012).

KB merupakan bagian dari pelayanan kesehatan

reproduksi untuk pengaturan kehamilan dan merupakan hak

setiap individu sebagai makhluk seksual (Saifuddin, 2014).

Keluarga Berencana (KB) adalah suatu upaya manusia untuk

mengatur secara sengaja kehamilan dalam keluarga secara

tidak melawan hukum dan moral Pancasila untuk kesejahteraan

keluarga. Secara umum keluarga berencana dapat diartikan

sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan

6

7

sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah

serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan

kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut.

Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang

kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan

sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri

kehamilan dengan aborsi (Suratun, 2015). Jadi,KB

(FamilyPlanning,Planned Parenthood) adalah suatu usaha untuk

menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan

dengan memakai alat kontrasepsi, untuk mewujudkan keluarga

kecil, bahagia dan sejahtera. Berikut Tujuan KB:

1) Tujuan Umum

a) Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial

ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan

kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia

dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

b) Mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang

menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang

sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan

pertumbuhan penduduk Indonesia.

8

2) Tujuan Khusus

a) Penurunan angka kelahiran yang bermakna.

b) Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat bermacam-

macam metode kontrasepsi yang dapat dipilih oleh

masing-masing akseptor. Tetapi metode kontrasepsi yang

akan dibahas dalam karya tulis ini adalah metode KB

hormonal dan non hormonal (Hartanto, 2014).

b. Akseptor Keluarga Berencana (KB)

Akseptor keluarga berencana adalah pasangan usia subur

yang sedang menggunakan salah satu metode atau alat

kontrasepsi (BKKBN, 2015). Macam-macam akseptor KB yaitu:

1) Akseptor KB baru

Akseptor KB baru adalah: pasangan usia subur yang baru

pertama kali menggunakan alat kontrasepsi setelah

mengalami persalinan atau keguguran.

2) Akseptor KB Aktif

Akseptor KB aktif adalah: peserta KB yang terus menggunakan

alat kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan.

3) Akseptor KB ganti cara

Akseptor KB ganti cara adalah: peserta KB yang berganti

pemakaian dari suatu metode kontrasepsi lain nyata tanpa

diselingi kehamilan. Untuk menyiapkan akseptor KB ini

menggunakan cara komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).

9

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

pengertian dari akseptor KB adalah pasangan usia subur yang

masih menggunakan salah satu metode atau alat kontrasepsi.

c . Pengertian Kontrasepsi Hormonal

1) Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’

atau ‘melawan’ dan konsepsi yang berarti pertemuan antara

sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan

kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau

mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan

antara sel telur yang matang dengan sperma. Pelayanan

kontrasepsi (PK) merupakan salah satu komponen dalam

pelayanan kependudukan / KB. Faktor yang mempengaruhi

pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan, frekuensi

pemakaian dan efek samping,serta kemauan dan kemampuan

untuk melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar.

Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga

didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur

budaya mengenai kontrasepsi tersebut.Faktor lainnya adalah

frekuensi bersenggama, kemudahan untuk kembali hamil lagi,

efek samping ke laktasi, dan efek dari kontrasepsi tersebut

dimasa depan. Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi,

kecuali abstinensia (tidak berhubungan seksual),yang efektif

10

mencegah kehamilan 100%. Kontrasepsi hormonal adalah

upaya untuk mengontrol kehamilan menggunakan hormon.

Beberapa metode kontrasepsi hormonal yang umum dilakukan

di antaranya melalui pil KB, pil mini, implan,dan

suntikan.Hormon yang dilibatkan dalam jenis kontrasepsi ini

adalah estrogen, progesteron, serta gabungan keduanya

(estrogen+progesteron= progestin) (Hanafi, 2014).

Kontrasepsi non hormonal adalah metode KB yang

dipergunakan tanpa bantuan obat-obatan atau bantuan orang

lain yang termasuk dalam metode ini adalah kondom. AKDR,

tubektomi, dan vasektomi (Manuaba, 2012). Mekanisme kerja

KB hormonal, yaitu

a) Mekaniseme kinerja kontrasepsi hormonal

1) Primer

Mencegah ovulasi dengan cara kerja kadar folikel

stimulating hormon dan Luteninzing hormon respons

kelenjar hypophyse terhadap gonadotrofin realizing

hormon tidak berubah, sehingga memberi kesan proses

terjadi di hipotalamus dari pada kelenjar

hipopise.Penggunaan KB hormonal tidak menyebabkan

hiposestrogenik (Hartanto, 2014).

11

2) Sekunder

Sekunder mengentalkan lendir servik sehingga

merupakan barier terhadap spermatozoa membuat

endormetrium menjadi kurang baik untuk implantasi

dan ovum yang telah dibuahi, mempengaruhi

transporovum di dalam tuba falopi (Hartanto, 2014).

3) Komponen Progestron

a) Rangsangan balik ke hipotalamus dan hipofisis

sehingga pengeluaran LH tidak terjadi dan

menghambat ovulasi.

b) Progesteron mengubah endometrium sehingga

kapasitas spermatozoa tidak berlangsung.

c) Mengentalkan lendir serviks sehingga sulit ditembus

sperma.

d) Menghambat peristaltik tuba, menyulitkan konsepsi.

e) Menghindari implantasi melalui perubahan struktur

endometrium.

2) Kontrasepsi Suntik

a) Pengertian

Kontrasepsi injeksi adalah cara untuk mencegah

terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal.

Kontrasepsi suntikan di Indonesia semakin banyak dipakai

karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis,

12

harganya relatif murah dan aman. Sebelum disuntik,

kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan

kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan

tidak hamil. Pada umumnya pemakai suntikan KB

mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu

pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan KB,

termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal

5 tahun. Suntikan KB merupakan salah satu metode

pencegahan kehamilan yang paling banyak digunakan

diIndonesia. Secara umum, Suntikan KB bekerja untuk

mengentalkan lendir rahim sehingga sulit untuk ditembus

oleh sperma. Selain itu, Suntikan KB juga membantu

mencegah sel telur menempel di dinding rahim sehingga

kehamilan dapat dihindari (Saroha, 2015).

b) Jenis Kontrasepsi Injeksi

1) SuntikanKB 1Bulan

Suntikan KB ini mengandung kombinasi hormon

Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dan

Estradiol Cypionate (hormonestrogen). Komposisi

hormon dan cara kerja Suntikan KB 1 Bulan mirip

dengan Pil KB Kombinasi. Suntikan pertama diberikan

7 hari pertama periode menstruasi Anda, atau 6 minggu

setelah melahirkan bila Anda tidak menyusui.

13

2) Suntikan KB 3 Bulan atau DMPA

Suntikan KB ini mengandung hormon Depo

medroxy progesterone Acetate (hormon progestin)

150mg. Sesuai dengan namanya, suntikan ini diberikan

setiap 3 bulan (12 Minggu). Suntikan pertama biasanya

diberikan 7 hari pertama periode menstruasi Anda, atau

6 minggu setelah melahirkan. Suntikan KB 3 Bulanan

ada yang dikemas dalam cairan 3ml atau 1ml (Kirana,

2015).

c) Cara Penyuntikan Kontrasepsi Injeksi

1) Kontrasepsi suntikan Cyclofem 25mg Medroksi

Progesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat

diberikan setiap bulan.

2) Memberikan kontrasepsi suntikan Noristerat dalam

dosis 200 mg sekali setiap 8 minggu atau sekali setiap

8 minggu untuk 6 bulan pertama (=3kali suntikan

pertama), kemudian untuk selanjutny asekali setiap 12

minggu.

3) Kontrasepsi suntikan DMPA, setiap 3 bulan dengan

dosis 150 mg secara intramuskuler dalam-dalam

didaerah pantat (bila suntikan terlalu dangkal, maka

penyerapan kontrasepsi suntikan berlangsung lambat,

tidak bekerja segera dan efektif). Suntikan diberikan

14

setiap 90 hari. Jangan melakukan massae pada

tempat suntikan.

4) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol

yang telah dibasahi dengan isopropylalcohol 60%-

90%. Tunggu dulu sampai kulit kering, baru disuntik.

5) Kocok obat dengan baik, cegah terjadinya gelembung

udara. Bila terdapat endapan putih di dasar ampul,

hilangkan dengan cara menghangatkannya.Kontrasepsi

suntikan ini tidak perlu di dinginkan.

6) Semua obat harus diisap ke dalam alat suntikannya

(Saifuddin, 2014).

d) Contoh Obat Injeksi beserta Dosisnya

Beberapa contoh obat Injeksi yang biasa digunakan antara

lain:

1. Depo Provera (3ml/150mg atau 1ml/150mg) diberikan

setiap 3 bulan (12 minggu)

2. Noristeran (200 mg) diberikan setiap 2 bulan (8 minggu)

3. Cyclofem 25 mg Medroksi Progesteron Asetat dan 5 mg

Estrogen Sipionat diberikan setiap bulan(Kirana, 2015).

e) Interaksi Obat

Aminoglutethimide (Cytadren) mungkin dapat meningkatkan

eliminasi dari medroxyprogesterone lewat hati dengan

menurunkan konsentrasi medroxy progesterone dalam

15

darah dan memungkinkan pengurangan efektivitas medroxy

progesterone. Obat disimpan pada suhu 20-25°C (Saroha,

2015).

f) Cara Pemberian

1) Waktu Pemberian

a. Setelah melahirkan : 6 minggu pascasalin

b. Setelah keguguran: segera setelah dilakukan

kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal ibu

belum hamil lagi)

c. Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5

masa haid

2) Lokasi Penyuntikan dengan i.m sampai daerah glutus

a. Daerah bokong / pantat

b. Daerah otot lengan atas

Efektivitas :Keberhasilannya praktis 99.7%(Saifuddin,

2014).

g) Indikasi

Indikasi pemakaian kontrasepsi suntikan antara lain

1) Jika klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka

panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak

sesuai harapan, tapi saat ini belum siap.

2) Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang

menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi

16

setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien

dengan kontra indikasi pemakaian estrogen.

3) Klien yang sedang menyusui.

4) Klien yang mendekati masa menopause, atau sedang

menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan

kontrasepsi suntik (Saroha, 2015).

h) Kontra indikasi

1) Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per

10000 kelahiran).

2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

3) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker

payudara. Sampai saat ini terjadinya kanker payudara

diduga akibat interaksi yang rumit dari banyak faktor

genetika, lingkungan dan hormonal yaitu kadar hormon

estrogen yang berlebih dalam tubuh. Pertumbuhan

jaringan payudara sangat sensitif terhadap estrogen

pada wanita yang terpapar estrogen dalam jangka

waktu yang lama akan memiliki risiko yang besar

terhadap kanker payudara.

4) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid,

terutama amenorea.

5) Diabetes mellitus disertai komplikasi ,temuan sebuah

studi terbaru penggunaan kontrasepsi hormon tipe

17

tertentu selama 5 tahun sebelum hamil terkait dengan

risiko berkembang menjadi diabetes mellitus. Risiko ini

bervariasi tergantung pada tipe progrestin dalam

kontrasepsi hormonal (Saifuddin, 2014).

i) Efek Samping

Rusaknya pola pendarahan, terutama pada bulan-

bulan pertama dan sudah 3-12 bulan umumnya berhenti

dengan tuntas. Seringkali berat badan bertambah

sampai 2-4 kg dalam waktu 2 bulan karena pengaruh

hormonal, yaitu progesterone. Progesterone dalam alat

kontrasepsi tersebut berfungsi untuk mengentalkan

lendir serviks dan mengurangi kemampuan rahim untuk

menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini juga

mempermudah perubahan karbohidrat menjadi

lemak,sehingga seringkali efek sampingnya adalah

penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan

bertambah dan menurunnya gairah seksual. Beberapa

efek samping yang biasa ditemui pada penggunaan

Suntikan KB 3 Bulan, yaitu

1) Timbul pendarahan ringan (bercak ) pada awal

pemakaian

2) Rasa pusing, mual, sakit di bagian bawah perut juga

sering dilaporkan pada awal penggunaan

18

3) Kemungkinan kenaikan berat badan 1–2kg. Namun

hal ini dapat diatasi dengan diet dan olahraga yang

tepat

4) Berhenti haid (biasanya setelah 1 tahun

penggunaan, namun bisa lebih cepat). Namun, tidak

semua wanita yang menggunakan metode ini

terhenti haidnya

5) Kesuburan biasanya lebih lambat kembali. Hal ini

terjadi karena tingkat hormon yang tinggi dalam

suntikan 3 bulan, sehingga butuh waktu untuk dapat

kembali normal (biasanya sampai 4 bulan)

Efek samping suntikan KB 1 Bulan, efek samping

yang terjadi mirip dengan efek samping yang ditimbulkan

pada penggunaan Pil KB. Berbeda dengan Suntikan KB

3 Bulan, pengguna Suntikan KB 1 Bulan dilaporkan tetap

mendapatkan haidnya secara teratur. Kesuburan pun

lebih cepat kembali setelah penghentian metode ini

dibandingkan dengan Suntikan KB 3 Bulan (Saroha,

2015).

j) Kelebihan

Kontrasepsi suntikan adalah kontrasepsi

sementara yang paling baik, dengan angka kegagalan

kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin,1996). Suntikan

19

KB tidak mengganggu kelancaran air susu ibu (ASI),

kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat

melindungi ibu dari anemia (kurang darah), memberi

perlindungan terhadap radang panggul dan untuk

pengobatan kanker bagian dalam rahim. Kontrasepsi

suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak

berpengaruh pada hubungan suami-istri. Pemeriksaan

dalam tidak diperlukan pada pemakaian awal,dan dapat

dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik perawat

maupun bidan. Kontrasepsi suntik yang tidak

mengandung estrogen tidak mempengaruhi secara

serius pada penyakit jantung dan reaksi penggumpalan

darah.

Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga

medis / paramedis, peserta tidak perlu menyimpan obat

suntik, tidak perlu mengingat setiap hari, kecuali hanya

untuk kembali melakukan suntikan berikutnya.

Kontrasepsi ini tidak menimbulkan ketergantungan,

hanya saja peserta harus rutin kontrol setiap 1,2 atau 3

bulan.Reaksi suntikan berlangsung sangat cepat (kurang

dari 24 jam), dan dapat digunakan oleh wanita tua di

atas 35 tahun, kecuali Cyclofem (Saifuddin, 2014).

20

k) Kelemahan

Kelemahan dari penggunaan kontrasepsi suntikan

antara lain:

1) Gangguan haid

Siklus haid memendek atau memanjang,

perdarahan yang banya katau sedikit, spotting,

tidak haid sama sekali.

2) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu

3) Permasalahan berat badan merupakan efek

samping tersering

4) Terlambatnya kembali kesuburan setelah

penghentian pemakaian

5) Terjadi perubahan pada lipid serum pada

penggunaan jangka panjang.

6) Pada penggunaan jangka panjang dapat

menurunkan densitas tulang. Pada penggunaan

jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan

pada vagina, menurunkan libido, gangguan

emosi,sakit kepala, nervositas, dan jerawat

(Saifuddin, 2014).

2. Peningkatan Berat Badan Akseptor Kontrasepsi Suntik

Menurut Suparyanto (2015), Perubahan berat badan adalah

berubahnya ukuran berat, baik bertambah atau berkurang akibat dari

21

konsumsi makanan yang diubah menjadi lemak dan disimpan di bawah

kulit. Perubahan berat badan dibagi menjadi dua yaitu:

a. Berat badan meningkat atau naik jika hasil penimbangan berat badan

lebih besar dibandingkan dengan berat badan sebelumnya.

b. Berat badan menurun atau turun jika hasil penimbangan berat badan

lebih rendah dibandingkan berat badan sebelumnya

Kontrasepsi suntik umumnya menyebabkan pertambahan berat

badan yang bervariasi antara 1-5 kg dalam tahun pertama. Kenaikan

berat badan yang berlebihan merupakan salah satu efek samping dari

penggunaan kontrasepsi suntik. Bertambahnya berat badan terjadi karena

bertambahnya lemak tubuh. Hormon progesteron merangsang pusat

pengendali nafsu makan dihipotalamus yang menyebabkan akseptor

makan lebih dari pada biasanya.Namun tidak semua akseptor akan

mengalami kenaikan berat badan, karena efek dari obat tersebut tidak

selalu sama pada masing-masing individu dan tergantung reaksi tubuh

akseptor tersebut terhadap metabolisme progesteron (Hartanto,2014).

Peningkatan berat badan kemungkinan disebabkan oleh hormon

progesteron yaitu dengan meningkatkan nafsu makan yang disertai

dengan peningkatan penimbunan simpanan lemak. Hormon progesteron

mempengaruhi perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga

lemak di bawah kulit bertambah. Selain itu hormon progesteron juga

menyebabkan nafsu makan bertambah da nmenurunkan aktivitas fisik

akibatnya pemakaian kontrasepsi suntik dapat menyebabkan berat badan

22

bertambah (Glasier,2016). Suatu penelitian menunjukkan adanya

pengaruh penggunaan kontrasepsi suntik terhadap peningkatan berat

badan, dari 35 sampel yang diamati sebanyak 24 atau sebanyak 68,57%

akseptor KB suntik mengalami kenaikan berat badan. Hasil penelitian

tersebut semakin memperkuat dugaan adanya keterkaitan penggunaan

kontrasepsi suntik terhadap peningkatan berat badan (Ekawati,2014).

Wanita yang menggunakan kontrasepsi Depo medroxy

progesterone acetate (DMPA) atau dikenal dengan KB suntik tiga

bulan, rata-rata mengalami peningkatan berat badan sebanyak 11 pon

atau 5,5 kilogram dan mengalami peningkatan lemak tubuh sebanyak

3,4% dalam waktu tiga tahun pemakaian, berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Universityof Texas Medical Branch (Mansjoer, 2013).

Sedangkan pada kontrasepsi suntik bulanan efek samping terhadap

berat badan sangatlah ringan,umumnya pertambahan berat badan sedikit

(Hartanto,2014). Hasil penelitian yang dilakukan di Bidan Praktek Swasta

Maria Purba Surabaya Barat, Jawa timur ditemukan jumlah sampel

ibu yang memakai kontrasepsi suntik periode Oktober-Nopember tahun

2011 sebanyak 267 ibu. Dari penelitian di ketahui sebagian besar

akseptor menggunakan suntik kombinasi (85,59%) mengalami kenaikan

berat badan,serta hampir seluruh akseptor menggunakan kontrasepsi

suntik DMPA (97,99%) mengalami kenaikan berat badan(Hawa,2011).

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan

23

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi massa

tubuh.Faktor-faktor itu dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor

internal dan eksternal.

1) FaktorI Internal

a) Faktor genetik.

Kegemukandapat diturunkan dari generasi sebelumnya

pada generasi berikutnya dalam sebuah keluarga.Dalam hal ini

faktor genetik telah ikut campur menentukan jumlah unsur sel

lemak dalam tubuh yang berjumlah besar melebihi ukuran

normal,secara otomatis akan diturunkan kepada bayi yang ada

di dalam kandungan (Nadilla,2012).

b) Hormonal.

Hormon progesteron memerlukan terjadinya perubahan

karbohidrat dan gula menjadi lemak sehingga lemak di bawah

kulit bertambah, selain itu hormon progesteron menyebabkan

nafsu makan bertambah dan menurunnya aktifitasfisik

sehingga pemakaian suntikan KB progesteron dapat

menyebabkan beratbadan bertambah (Nadilla,2012).

c) Metabolisme

Metabolisme adalah proses pengolahan zat-zat yang

diperlukan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya.

Metabolisme lemak merupakan salah satu faktor penentu

dalam diet. Seseorang dapat meningkatkan pembakaran

24

lemak dengan meningkatkan massa otot didalam tubuh.

Ketika massa otot meningkat, metabolisme makanan akan

meningkat. Proses ini akan meningkatkan kebutuhan kalori

(Suparyanto,2015).

2) Faktor Eksternal

a) Aktivitas Fisik.

Setiap melakukan aktivitas fisik, manusia memerlukan

sejumlah energi.Jika energi yang diberikan oleh makanan tidak

cukup, maka energi diperoleh dari hasil pemecahan lemak

didalam tubuh (Suparyanto,2015). Kegemukan dapat terjadi

bukan hanya karena makanan berlebih, tetapi juga karena

aktifitas fisik berkurang, sehingga terjadi kelebihan energi.B

erbagai kemudahan hidup juga menyebabkan berkurangnya

aktifitas fisik, serta kemajuan teknologi di berbagai bidang

kehidupan mendorong masyarakat untuk menempuh

kehidupan yang tidak memerlukan kerja fisik yang berat

(Nadilla,2012).

b) Asupan Nutrisi.

Berat badan dapat diturunkan dengan mudah dengan cara

membatasi asupan nutrisi. Faktor penggali untuk energi yang

umum diterima oleh banyak orang adalah 1 gram karbohidrat

menghasilkan 4 kkal, 1 gram protein 4 kkal, dan 1 gram lemak 9

kkal (Suparyanto,2015). Pola makanan masyarakat perkotaan

25

yang tinggi kalori dan lemak serta rendah serat memicu

peningkatan jumlah penderita obesitas. Masyarakat

diperkotaan cenderung sibuk, biasanyalebih menyukai

mengkonsumsi makanan cepat saji, dengan alasan lebih

praktis.Meskipun mereka mengetahui bahwa nilai kalori yang

terkandung dalam makanan cepat saji sangat tinggi, dan

didalam tubuh kelebihan kalori akan diubah dan disimpan

menjadi lemak tubuh (Nadilla,2012).

B. Landasan Teori

Salah satu alat kontrasepsi hormonal yang banyak digunakan

adalah kontrasepsi suntik 1 bulan (cyclofem) dan suntik 3 bulan (DMPA).

Kontrasepsi suntikan Cyclofem mengandung kombinasi hormon Medroxy

progesterone Acetate (hormon progestin) dan Estradiol Cypionate

(hormonestrogen). Kontrasepsi suntik memiliki kelebihan dan kekurangan.

Menurut Saifuddin (2014), kontrasepsi suntik memiliki efek samping yaitu

peningkatan tekanandarah, gangguan haid,depresi,keputihan,jerawat,

perubahan libido, perubahan beratbadan, pusing,sakit kepala,hematoma.

Menurut BKKBN (2015), efek samping kontrasepsi suntik adalah

gangguan haid dengan gejala dan keluhan amenorhea, spotting,

menorargia. Efek samping kontrasepsi suntik yang paling tinggi

frekuensinya yaitu peningkatan berat badan.

26

Menurut Suparyanto (2015), Perubahan berat badan adalah

berubahnya ukuran berat, baik bertambah atau berkurang akibat dari

konsumsi makanan yang diubah menjadi lemak dan disimpan di bawah

kulit. Kontrasepsi suntik umumnya menyebabkan pertambahan berat

badanyang bervariasi antara 1-5 kg dalam tahun pertama. Kenaikan berat

badan yang berlebihan merupakan salah satu efek samping dari

penggunaan kontrasepsi suntik. Bertambahnya berat badan terjadi karena

bertambahnya lemak tubuh. Hormon progesteron merangsang pusat

pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor

makan lebih dari pada biasanya. Namun tidak semua akseptor akan

mengalami kenaikan berat badan,karena efek dari obat tersebut tidak

selalu sama pada masing-masing individu dan tergantung reaksi tubuh

akseptor tersebut terhadap metabolisme progesteron (Hartanto,2014).

Peningkatan berat badan kemungkinan disebabkan oleh hormon

progesteron yaitu dengan meningkatkan nafsu makan yang disertai

dengan peningkatan penimbunan simpanan lemak. Hormon progesteron

mempengaruhi perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga

lemak di bawah kulit bertambah. Selain itu hormon progesteron juga

menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktivitas fisik

akibatnya pemakaian kontrasepsi suntik dapat menyebabkan berat badan

bertambah (Glasier,2016).

27

C. Kerangka Teori

Bertambahnya

lemak tubuh

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian di Modifikasi dari Saifuddin(2014);

BKKBN(2015); Suparyanto (2015); Hartanto (2014); Glasier (2016)

Faktor Eksternal 1. Aktifitas fisik

2. Asupan nutrisi

Faktor Internal 1. Genetik 2. Hormonal 3. Metabolisme

Peningkatan Berat

Badan

28

D. Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan:

Variabel terikat (dependent): Peningkatan Berat Badan

Variabel bebas (Independent): Akseptor KB Suntik 1 Bulan (cyclofem),

Akseptor KB Suntik 3 Bulan (DMPA)

E. Hipotesis Penelitian

Ada perbedaan Peningkatan Berat Badan antara akseptor KB suntik

1 bulan (cyclofem) dengan akseptor KB suntik 3 bulan (DMPA).

Akseptor KB Suntik

1 bulan (cyclofem)

Akseptor KB Suntik

3 Bulan (DMPA)

Peningkatan Berat

Badan

29

BAB III

METODE PENELITIAN

F. Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian komparasi untuk mencari

perbandingan dua sampel atau dua uji coba pada obyek

penelitian.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

peningkatan berat badan antara akseptor KB suntik 1 bulan dengan

akseptor KB suntik 3 bulan. Rancangan penelitian menggunakan

crosssectional (belah lintang) karena data penelitian ( variable independen

dan variable dependen ) dilakukan pengukuran pada waktu yang sama /

sesaat. Berdasarkan pengolahan data yang digunakan, penelitian ini

tergolong penelitian kuantitatif (Notoatmodjo,2012)

Gambar 3. Skema Rancangan Cross Sectional

Akseptor KB Suntik

Akseptor KB Suntik 1 bulan

1. Ada peningkatan berat badan

2. Tidak ada peningkatan berat badan

Akseptor KB Suntik 3 bulan

1. Ada peningkatan berat badan

2. Tidak ada peningkatan berat badan

29

30

G. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Polindes Huko-Huko Kecamatan

Pomalaa Kabupaten Kolaka pada bulan Juli tahun 2018.

H. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB Suntik di

Polindes Huko-Huko Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka yang

berjumlah 285 akseptor.

2. Sampel dalam penelitian adalah akseptor KB Suntik 1 bulan dan

akseptor KB Suntik 3 bulan. Penentuan jumlah sampel dengan

rumus besar sampling yaitu

Keterangan :

n : besarnya sampel

N : populasi

d : tingkat kepercayaan yang diinginkan (0,05%)

Z : derajat kemaknaan dengan nilai (1,96)

p : perkiraan populasi yang diteliti (0,05)

q : proporsi populasi yang tidak di hitung (1-p)

(Notoatmodjo, 2012)

31

Jadi total jumlah sampel dalam penelitian ini 58 akseptor KB Suntik

yang terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu 29 orang akseptor KB

Suntik 1 bulan dan 29 orang akseptor KB Suntik 3 bulan. Teknik

pengambilan sampel secara accidental sampling, yaitu setiap

akseptor KB Suntik yang datang berkunjung dijadikan sampel

penelitian pada waktu penelitian hingga mencapai jumlah sampel

yang diinginkan

Adapun criteria inklusi, eksklusi dan drop out sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah

a. Bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani

lembar persetujuan.

b. Akseptor KB Suntik ≥ 1 tahun.

c. Memiliki kartu kontrol KB.

2. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah

a. Akseptor KB suntik < 1 tahun.

3. Kriteria pengunduran

a. Akseptor KB suntik yang mengundurkan diri dari

penelitian.

32

I. Variabel Penelitian

1. Variabel terikat (dependent) yaitu peningkatan berat badan.

2. Variabel bebas (independent) yaitu akseptor KB Suntik 1 bulan

(Cyclofem) dengan akseptor KB Suntik 3 bulan(Depo Medroksi

Progesteron Asetat/DMPA).

J. Definisi Operasional

1. Peningkatan berat badan adalah berubahnya ukuran berat, baik

bertambah atau berkurang akibat dari konsumsi makanan yang

diubah menjadi lemak dan disimpan di bawah kulit. Skala ukur

adalah ordinal.

Kriteria objektif :

a. Ada peningkatan berat badan

b. Tidak ada peningkatan berat badan

(Suparyanto, 2015)

2. Akseptor KB Suntik adalah akseptor KB yang menggunakan

kontraspesi jenis suntik minimal 1 tahun sebagai akseptor KB

suntik. Skala ukur adalah nominal.

Kriteria objektif :

a. Akseptor KB Suntik 1 bulan

b. Akseptor KB Suntik 3 bulan

(Yasmin, 2013)

33

K. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Jenis data adalah data primer. Data diperoleh dari wawancara pada

responden tentang jenis kontrasepsi suntik yang digunakan dan

pengukuran berat badan akseptor pada saat penelitian serta berat badan

akseptor pada saat pertama kali menggunakan kontraspesi suntik

berdasarkan kartu KB.

L. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

observasi tentang jenis KB suntik yang digunakan berdasarkan kartu KB

dan berat badan akseptor pada saat kunjungan serta berat badan

akseptor pada saat pertama kali menjadi akseptor KB suntik.Berat badan

diukur menggunakan timbangan berat badan.

M. Alur Penelitian

Alur penelitian dijelaskan sebagai berikut:

Gambar5 :Alurpenelitian

Populasi Akseptor KB Suntik yang berjumlah 285 akseptor

Sampel Akseptor KB Suntik 1 bulan dan 3 bulanyang

berjumlah 58 akseptor

Pengumpulan data

Analisis data

Pembahasan Kesimpulan

34

N. Pengolahan dan Analisis Data

a. Pengolahan Data

Data yang telah dikumpul, diolah dengan cara manual dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Editing

Dilakukan pemeriksaan / pengecekan kelengkapan data yang

telah terkumpul, bila terdapat kesalahan atau berkurang dalam

pengumpulan data tersebut diperiksa kembali.

2. Coding

Hasil jawaban dari setiap pertanyaan diberi kode angka sesuai

dengan petunjuk.

3. Tabulating

Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta

pengambilan kesimpulan data dimasukkan kedalam bentuk

tabel distribusi.

b. Analisis data

1. Univariat

Data diolah dan disajikan kemudian dipresentasikan dan

uraikan dalam bentuk tabel dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

f : variabel yang diteliti

n: jumlah sampel penelitian

K: konstanta (100%)

Kxn

fX

35

X : Persentase hasil yang dicapai

2. Bivariat

Untuk mendeskripsikan hubungan antara independent

variable dan dependent variable. Uji statistik yang digunakan

adalah uji t (independent sample t-test) dengan p=0,05.

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian perbedaan peningkatan berat badan antara akseptor KB

Suntik 1 bulan (Cyclofem) dengan akseptor KB Suntik 3 bulan (Depo

Medroksi Progesteron Asetat/DMPA) di Polindes Huko-Huko Kecamatan

Pomalaa Kabupaten Kolaka telah dilaksanakan pada bulan pada bulan

Juli 2018. Sampel penelitian adalah akseptor KB Suntik 1 bulan dan

akseptor KB Suntik 3 bulan yang berjumlah 58 orang. Perbandingan

sampel kasus kontrol 1:1 (29:29). Data yang telah terkumpul diolah dan

dianalisis. Hasil penelitian terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian,

analisis univariabel dan bivariabel. Hasil penelitian dapat dilihat pada tabel

berikut

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Huko –Huko memilki luas wilayah 570 Ha/m². Jumlah penduduknya

sebesar 2335 jiwa yang terdiri dari 1118 Laki-laki dan 1217 perempuan. Jumlah

KK 786 KK. Dengan batas – batas wilayah yaitu :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Puubenua

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sopura

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Langori

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pesouha.

Desa Huko-Huko memiliki sarana Pendidikan :

36

37

a. Paud 1 buah

b. SD 1 Buah

Desa Huko-Huko memiliki 2 buah Posyandu dengan 10 orang Kader

Posyandu, yaitu:

a. Posyandu Sukamaju dengan 5 orang kader

b. Posyandu Tetelara dengan 5 orang kader

c. 1 orang kader Sub PPKBD

Polindes Huko – Huko terletak di tengah Desa Huko-Huko dengan jarak 4

km dari Puskesmas Pomalaa sebagai Puskesmas Induk. Polindes Huko–Huko

didirikan pada tahun 2007 dan merupakan bantuan dari PT. Aneka Tambang

Tbk. Bangunan Polindes permanen dengan ukuran 5 x 7 m terdiri dari :

a. 1 buah ruang periksa pasien umum

b. 1 buah ruang jaga petugas

c. 1 buah ruang pemeriksaan ANC

d. 1 buah ruang persalinan / nifas

e. 1 buah kamar mandi / WC

Polindes Huko–Huko memilki ketenagaan:

a. 1 orang Bidan Senior ( Penanggung Jawab Polindes ) : Rosmiati.P,

Am.Keb

b. 1 orang tenaga Bakesra ( Perawat ) : Irawati Asdar, Amk

c. 1 orang tenaga Gemari ( Bidan ) : Erima, Amd.Keb

d. 1 orang Tenaga Gemari ( Perawat ) : Nisrina, Amk

e. 1 orang Tenaga Volunter ( Bidan ) : Ramlia Effendy,Amd.Keb

38

Kegiatan yang ada di polindes Huko-Huko terdiri dari :

a. Pelayanan Pasien Rawat Jalan (Pasien Umum )

b. Pelayanan ANC pada Ibu hamil

c. Pertolongan Persalinan normal

d. Pemberian obat sederhana

e. Pemeriksaan Laboratorium sederhana untuk ibu hamil ( HB, Gol.Darah,

Protein Urine )

f. Pelayanan KB

g. Pelayanan Rujukan

h. Pencatatan dan pelaporan

2. Analisis Univariabel

Analisis univariabel adalah analisis tiap variabel. Analisis univariabel

dilakukan untuk memperoleh gambaran setiap variable baik variable terikat

maupun variable bebas yang kemudian ditampilkan dalam bentuk distribusi

frekuensi. Analisis univariabel pada penelitian ini, yaitu analisis peningkatan berat

badan akseptor KB Suntik 1 bulan (Cyclofem) di Polindes Huko-Huko Kecamatan

Pomalaa Kabupaten Kolaka, peningkatan berat badan akseptor KB Suntik 3

bulan (Depo Medroksi Progesteron Asetat/DMPA) di Polindes Huko-Huko

Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka. Hasil analisis univariabel sebagai

berikut:

a. Distribusi Peningkatan Berat Badan Akseptor KB Suntik 1 Bulan

(Cyclofem) Di Polindes Huko-Huko Kecamatan Pomalaa

Kabupaten Kolaka

39

Peningkatan berat badan akseptor KB Suntik 1 Bulan (Cyclofem) adalah

berubahnya ukuran berat, baik bertambah atau berkurang akibat dari konsumsi

makanan yang diubah menjadi lemak dan disimpan di bawah kulit akseptor KB

Suntik 1 Bulan (Cyclofem). Peningkatan berat badan akseptor KB Suntik 1 Bulan

(Cyclofem) dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori yaitu ada

peningkatan berat badan dan tidak ada peningkatan berat badan. Hasil penelitian

dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel1

DistribusiPeningkatan Berat Badan Akseptor KB Suntik 1 Bulan (Cyclofem) di

Polindes Huko-Huko Kecamatan Pomalaa

Kabupaten Kolaka

Peningkatan Berat Badan Akseptor KB Suntik 1 Bulan

(Cyclofem)

Frekuensi (n) Persentase (%)

Ada peningkatan berat badan 8 27,4

Tidak ada peningkatan berat badan

21 72,6

Total 29 100

Sumber : Data Sekunder 2016

Hasil penelitian pada tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar

akseptor KB Suntik 1 Bulan (Cyclofem) di Polindes Huko-Huko Kecamatan

Pomalaa Kabupaten Kolaka tidak mengalami peningkatan berat badan sebanyak

21 orang (72,6%).

40

b. Distribusi Peningkatan Berat Badan Akseptor KB Suntik 3 Bulan

(Cyclofem) Di Polindes Huko-Huko Kecamatan Pomalaa

Kabupaten Kolaka

Peningkatan berat badan akseptor KB Suntik 3 Bulan (DMPA) adalah

berubahnya ukuran berat, baik bertambah atau berkurang akibat dari konsumsi

makanan yang diubah menjadi lemak dan disimpan di bawah kulit akseptor KB

Suntik 3 Bulan (DMPA). Peningkatan berat badan akseptor KB Suntik 1 Bulan

(DMPA) dalam penelitian ini dibagi menjadi dua kategori yaitu ada peningkatan

berat badan dan tidak ada peningkatan berat badan. Hasil penelitian dapat dilihat

pada tabel 2.

Tabel2

DistribusiPeningkatan Berat Badan Akseptor KB Suntik 3 Bulan (DMPA) di

Polindes Huko-Huko Kecamatan Pomalaa

Kabupaten Kolaka

Peningkatan Berat Badan Akseptor KB Suntik 3 Bulan

(DMPA)

Frekuensi (n) Persentase (%)

Ada peningkatan berat badan 20 69,0

Tidak ada peningkatan berat badan

9 31,0

Total 29 100

Sumber : Data Sekunder 2016

Hasil penelitian pada tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar

aAkseptor KB Suntik 3 Bulan (DMPA) di Polindes Huko-Huko Kecamatan

Pomalaa Kabupaten Kolaka mengalami peningkatan berat badan sebanyak 20

orang (69,0%).

41

3. Analisis Bivariabel

Analisis bivariabel dilakukan untuk menganalisis hubungan dua

variabel. Analisis bivariabelbertujuan untuk mengetahui ada tidaknya

perbedaan antara variabel bebas dengan variabel terikat dapat digunakan

Uji Mann-Whitney Test. Analisis bivariabel pada penelitian ini yaitu analisis

perbedaan peningkatan berat badan antara akseptor KB Suntik 1 bulan

(Cyclofem) dengan akseptor KB Suntik 3 bulan(Depo Medroksi

Progesteron Asetat/DMPA) di Polindes Huko-Huko Kecamatan Pomalaa

Kabupaten Kolaka. Hasil analisis bivariabel dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3

Perbedaan Peningkatan Berat Badan Antara Akseptor KB Suntik 1 Bulan (Cyclofem) Dengan Akseptor KB Suntik 3 Bulan (Depo Medroksi

Progesteron Asetat/DMPA) di Polindes Huko-Huko Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka

Variabel N Mean p Mann-Whitney U

Peningkatan Berat Badan KB Suntik 1 bulan

29 1,10±1,86 0,003 241,000

Peningkatan Berat Badan KB Suntik 3 bulan

29 2,83±2,00

Sumber: DataPrimer

p<0,05

Kesimpulan yang diperoleh dari tabel 3 adalah ada perbedaan

peningkatan berat badan antara akseptor KB Suntik 1 bulan (Cyclofem)

dengan akseptor KB Suntik 3 bulan (Depo Medroksi Progesteron

Asetat/DMPA) di Polindes Huko-Huko Kecamatan Pomalaa Kabupaten

Kolaka (p=0,003).

42

Rata-rata peningkatan berat badan pada akseptor KB suntik 1

bulan adalah 1,1 kg (mean=1,10±1,86) dan pada akseptor KB suntik 3

bulan adalah 2,8 kg (mean=2,83±2,00).

B. Pembahasan

Menurut WHO (ExpertCommitte), KB adalah tindakan yang membantu

individu atau pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objetif tertentu,

menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang

memang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu

saat kehamilan dalam hubungan dengan umur suami istri, dan menentukan

jumlah anak dalam keluarga. Keluarga Berencana adalah metode medis yang

dicanangkan oleh pemerintah untuk menurunkan angka kelahiran

(Manuaba,2012).

Keluarga Berencana merupakan bagian dari pelayanan kesehatan

reproduksi untuk pengaturan kehamilan dan merupakan hak setiap individu

sebagai makhluk seksual (Saifuddin, 2014). Keluarga Berencana (KB) adalah

suatu upaya manusia untuk mengatur secara sengaja kehamilan dalam keluarga

secara tidak melawan hokum dan moral Pancasila untuk kesejahteraan keluarga.

Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang

mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif

bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan

menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut.

Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan

merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar

dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi (Suratun, 2015). Jadi,

KB (Family Planning, Planned Parenthood) adalah suatu usaha untuk

43

menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai

alat kontrasepsi, untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

Salah satu alat kontrasepsi hormonal yang banyak digunakan adalah

kontrasepsi suntik 1 bulan (cyclofem) dan suntik 3 bulan (DMPA). Kontrasepsi

suntikan Cyclofem mengandung kombinasi hormone Medroxy progesterone

Acetate (hormon progestin) dan Estradiol Cypionate (hormonestrogen).

Kontrasepsi suntik adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan

melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi suntikan di Indonesia semakin banyak

dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya

relative murah dan aman. Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu

untuk memastikan kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan

tidak hamil.

Pada umumnya pemakai suntikan KB mempunyai persyaratan sama

dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh memakai suntikan

KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.

Suntikan KB merupakan salah satu metode pencegahan kehamilan yang paling

banyak digunakan diIndonesia. Secara umum, Suntikan KB bekerja untuk

mengentalkan lender rahim sehingga sulit untuk ditembus oleh sperma. Selain

itu,Suntikan KB juga membantu mencegah sel telur menempel didinding rahim

sehingga kehamilan dapat dihindari (Saroha, 2015). Jenis kontrasepsi injeksi

yaitu suntikan 1 Bulan (suntikan KB ini mengandung kombinasi hormone Medroxy

progesterone Acetate (hormone progestin) dan Estradiol Cypionate

(hormonestrogen) dan suntikan KB 3 Bulan atau DMPA (suntikan KB ini

mengandung hormone Depomedroxy progesterone Acetate (hormon progestin)

150 mg (Kirana, 2015).

44

Hasil penelitian menyatakan bahwa ada perbedaan peningkatan

berat badan antara akseptor KB Suntik 1 bulan (Cyclofem) dengan

akseptor KB Suntik 3 bulan(Depo Medroksi Progesteron Asetat/DMPA) di

Polindes Huko-Huko Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka (p=0,003).

Rata-rata peningkatan berat badan pada akseptor KB suntik 1 bulan

adalah 1,1 kg (mean=1,10±1,86) dan pada akseptor KB suntik 3 bulan

adalah 2,8 kg (mean=2,83±2,00).

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Cahyani dan

Kurniawati (2016) menunjukkan berat badan sebelum dan selama

memakai KB suntik 3 bulan paling banyak adalah berat badan naik

sebesar 48 orang (55,2%), berat badan tetap 20 orang (23,0%), dan berat

badan turun sebesar 19 orang(21,8). Berdasarkan hasil uji statistic t-test

didapatkan hasilt=-7,749 dan t-hitung sebesar 0,000, sehingga Ha ditolak

Ho diterima. Maka dapat disimpulkan ada perbedaan berat badan

sebelum dan selama menggunakan KB suntik 3 bulan dengan lama

pemakaian lebih dari 1 tahun di BPM NY.Triyatmi Desa Tambirejo

Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan Purwodadi. Hasil penelitian

Rufaridah dkk (2017) juga menyatakan ada perbedaan perubahan berat

badan antara akseptor yang menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan dan

3 bulan.

Kontrasepsi suntik memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Saifuddin

(2014), kontrasepsi suntik memiliki efek samping yaitu peningkatan tekanan

darah, gangguan haid, depresi, keputihan, jerawat, perubahan libido,perubahan

berat badan, pusing,sakit kepala, hematoma. Menurut BKKBN (2015), efek

45

samping kontrasepsi suntik adalah gangguan haid dengan gejala dan keluhan

amenorhea, spotting, menorargia. Efek samping kontrasepsi suntik yang paling

tinggi frekuensinya yaitu peningkatan berat badan.

Menurut Suparyanto (2015), Perubahan berat badan adalah berubahnya

ukuran berat, baik bertambah atau berkurang akibat dari konsumsi makanan

yang diubah menjadi lemak dan disimpan di bawah kulit.Kontrasepsi suntik

umumnya menyebabkan pertambahan berat badan yang bervariasi antara 1-5 kg

dalam tahun pertama. Kenaikan berat badan yang berlebihan merupakan salah

satu efek samping dari penggunaan kontrasepsi suntik. Bertambahnya berat

badan terjadi karena bertambahnya lemak tubuh. Hormon progesterone

merangsang pusat pengendali nafsu makan dihipotalamus yang menyebabkan

akseptor makan lebih dari pada biasanya. Namun tidak semua akseptor akan

mengalami kenaikan berat badan, karena efek dari obat tersebut tidak selalu

sama pada masing-masing individu dan tergantung reaksi tubuh akseptor

tersebut terhadap metabolism progesterone (Hartanto,2014).

Peningkatan berat badan kemungkinan disebabkan oleh hormone

progesterone yaitu dengan meningkatkan nafsu makan yang disertai

dengan peningkatan penimbunan simpanan lemak. Hormon progesterone

mempengaruhi perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga

lemak di bawah kulit bertambah. Selain itu hormone progesterone juga

menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan aktivitas fisik

akibatnya pemakaian kontrasepsi suntik dapat menyebabkan berat badan

bertambah (Glasier,2016).

46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Akseptor KB Suntik 1 bulan (Cyclofem) di Polindes Huko-Huko

Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka sebagian besar tidak

mengalami peningkatan berat badan sebanyak 21 orang (72,6%).

2. Akseptor KB Suntik 3 bulan (Depo Medroksi Progesteron

Asetat/DMPA) di Polindes Huko-Huko Kecamatan Pomalaa

Kabupaten Kolaka sebagian besar mengalami peningkatan berat

badan sebanyak 20 orang (69,0%).

3. Ada perbedaan peningkatan berat badan antara akseptor KB

Suntik 1 bulan (Cyclofem) dengan akseptor KB Suntik 3

bulan(Depo Medroksi Progesteron Asetat/DMPA) di Polindes

Huko-Huko Kecamatan Pomalaa Kabupaten Kolaka (p=0,003).

Rata-rata peningkatan berat badan pada akseptor KB suntik 1

bulan adalah 1,1 kg (mean=1,10±1,86) dan pada akseptor KB

suntik 3 bulan adalah 2,8 kg (mean=2,83±2,00).

B. Saran

1. Perlunya sosialisasi pada masyarakat tentang pengaruh

penggunaan KB suntik terhadap peningkatan berat badan,

sehingga akseptor KB dapat memilih kontrasepsi suntik dengan

efek samping rendah atau mencari alat kontrasepsi lain sesuai

dengan kondisinya.

46

47

2. Bagi Puskesmas atau petugas kesehatan hendaknya memberikan

informasi mengenai pengaruh pemakain kontrasepsi suntik

terhadap peningkatan berat badan untuk menentukan program

kesehatan yang cocok bagi masyarakat.

48

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, Kantor Menteri Negara Kependudukan/Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Departemen Kesehatan,

& Macro International Inc. (2013) Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia 2012. Jakarta.

BKKBN, (2015) Buku Saku Bagi Petugas Lapangan Program KB Nasional

Materi Konseling. Jakarta:BKKBN.

_______, (2016).Pedoman pelayanan KB dalam jaminan kesehatan

masyarakat. Jakarta:BKKBN.

BPS Sultra, (2016) Sulawesi Tenggara Dalam Angka Tahun 2015.

Kendari: BPS Sultra.

Cahyani, S., Kurniawati, I. (2016) Perbedaan Berat Badan Sebelum Dan

Selama Pemakaian Kb Suntik 3 Bulan Dengan Lama Pemakaian

Lebih Dari 1 Tahun di BPM Kecamatan Toroh Kabupaten

Grobogan. Jurnal Kesehatan Masyarakat.

Cuningham, F.G. (2013).Obstetri Williams. Jakarta: EGC.

Dinkes Sultra, (2016) Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2015.

Kendari: Dinkes Sultra.

Guyton AC, Hall JE. (2012) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi

11. Penterjemah: Irawati, Ramadani D, Indriyani F. Jakarta: EGC.

Hanafi, H. ( 2014) Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan.

Handayani, S., Kamaruddin, I.R. (2017) Perbedaan Siklus Menstruasi

Pada Akseptor Kontrasepsi Hormonal Suntik 3 Bulan Dan Pil

Kombinasi di Puskesmas Kassi-Kassi Makassar. Jurnal Kesehatan

Masyarakat.

Hartanto, H. (2014) Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan.

Herman, S.(2014) Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi, Jakarta:

TransInfo Media.

Kemenkes RI, (2015). Profil kesehatan IndonesiaTahun 2014. Jakarta:

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

49

Kirana, R. (2015) Obat-obat Penting ed.6, 717. Jakarta:PT. Elex Media

Computa.

Manuaba, IBG.(2012)Ilmu Kebinanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta: EGC.

Masud, I.(2012) Dasar-dasar Fisiologi Kardiovaskuler. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo,S. (2012) Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Polindes Huko-Huko, (2018). Profil Kesehatan Polindes Huko-HukoTahun

2017. Kabupaten Kolaka: Polindes Huko-Huko.

Rufaridah, A., Putri, K., Cumayunaro, A., Sidaria (2017) Perbedaan Indeks

Massa Tubuh Pada Akseptor Kb Suntik 1 Dan3 Bulan. Jurnal

Endurance 2(3) October 2017 (270-279).

Saifuddin, A.B.(2014) Buku Panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi.

Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjdo.

Saroha, P. (2015) Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi.Jakarta:TIM.

Sherwood L. (2015).Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Edisi 6.

Jakarta: EGC.

Suratun, S. Heryani, Manurung, S. (2015) Pelayanan Keluarga

Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi, Jakarta: TransInfo Media.

Yasmin, A. (2013) Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan

Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: EGC.

Weber, M.A., Schiffrin, E.L., White, W.B., Mann, S., Lindholm, L.H., Kenerson, J.G., dkk. (2014) Clinical Practice Guidelines for the Management of Hypertension in the Community: A Statement by the American Society of Hypertension and the International Society of Hypertension. Journalof Clinical Hypertension (Greenwich,Conn.), 16:14–26.

50

LAMPIRAN

51

52

53

54

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

.

Bapak / ibu / saudara responden

Di Polindes Huko-Huko

Nama saya ROSMIATI, mahasiswa Program D-IV Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan. Saat ini saya

sedang melakukan penelitian yang bertujuan mengetahui perbedaan

peningkatan berat badan antara akseptor KB suntik 1 bulan dengan

akseptor KB suntik 3 bulandi Polindes Huko-Huko, yang mana penelitian

ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di

Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan.

Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan ibu untuk

berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini, partisipasi ibu

dalam penelitian ini bersifat sukarela dan tidak akan memberi dampak

yang membahayakan. Jika ibu bersedia, saya akan memberikan lembar

kuesioner (lembar pertanyaan) yang telah disediakan untuk diisi dengan

kejujuran dan apa adanya. Peneliti menjamin kerahasiaan Jawaban dan

identitas ibu. Jawaban yang ibu berikan digunakan hanya untuk

kepentingan penelitian ini.

Demikian lembar persetujuan ini kami buat, atas bantuan dan

partisipasinya disampaikan terima kasih.

Huko-Huko, 2018 Responden Peneliti

(Ny.Linda) Rosmiati.P

55

KUESIONERPENELITIAN PERBEDAAN PENINGKATAN BERAT BADAN ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK 1

BULAN (CYCLOFEM) DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN ( DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT / DMPA ) DI POLINDES HUKO-HUKO KECAMATAN POMALAA

KABUPATEN KOLAKA

No. Responden : 01 Diisi oleh peneliti

Petunjuk:

Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan saudara saat ini

1. Umur : 28 tahun

2. Alamat : Huko - Huko

3. Pendidikan Terakhir : SMU

a. SD

b. SMP

c. SMU

d. PERGURUAN TINGGI

4. Pekerjaan : IRT

5. Jumlah Anak : 1 orang

6. Jenis Kontrasepsi Suntik : Suntik 3 Bulan

7. Berat Badan Sebelum KB : 52 kg

8. Berat Badan Sekarang : 55 kg

56

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth.

Bapak / ibu / saudara responden

Di Polindes Huko-Huko

Nama saya ROSMIATI, mahasiswa Program D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes

Kendari Jurusan Kebidanan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang

bertujuan mengetahui perbedaan peningkatan berat badan antara akseptor KB

suntik 1 bulan dengan akseptor KB suntik 3 bulandi Polindes Huko-Huko, yang mana

penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di

Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan.

Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan kesediaan ibu untuk berpartisipasi

menjadi responden dalam penelitian ini, partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat

sukarela dan tidak akan memberi dampak yang membahayakan. Jika ibu bersedia,

saya akan memberikan lembar kuesioner (lembar pertanyaan) yang telah disediakan

untuk diisi dengan kejujuran dan apa adanya. Peneliti menjamin kerahasiaan

Jawaban dan identitas ibu. Jawaban yang ibu berikan digunakan hanya untuk

kepentingan penelitian ini.

Demikian lembar persetujuan ini kami buat, atas bantuan dan partisipasinya

disampaikan terima kasih.

Huko-Huko, 2018 Responden Peneliti

( Ny.Rini ) Rosmiati.P

KUESIONERPENELITIAN PERBEDAAN PENINGKATAN BERAT BADAN ANTARA AKSEPTOR KB

SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM) DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN(DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT/DMPA)

DI POLINDES HUKO-HUKO KECAMATAN POMALAA KABUPATEN KOLAKA

No. Responden : 04 Diisi oleh peneliti

Petunjuk:

Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan saudara saat ini

1. Umur : 23 tahun

2. Alamat : Huko - Huko

3. Pendidikan Terakhir : SMU

a. SD

b. SMP

c. SMU

d. PERGURUAN TINGGI

4. Pekerjaan : IRT

5. Jumlah Anak : 2 orang

6. Jenis Kontrasepsi Suntik : Suntik 1 Bulan

7. Berat Badan Sebelum KB : 52 kg

8. Berat Badan Sekarang : 52 kg

ii

iii

MASTER TABEL PENELITIAN

PERBEDAAN PENINGKATAN BERAT BADAN ANTARA AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN (CYCLOFEM) DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3

BULAN (DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT/DMPA) DI POLINDES HUKO-HUKO KECAMATAN POMALAA

KABUPATEN KOLAKA

NO NAMA UMUR PEKERJAAN JUMLAH

ANAK

JENIS KONTRASEPSI

SUNTIK

BERAT BADAN

SEBELUM

BERAT BADAN

SEKARANG

1 Ny. Linda 28 th Irt 1 Suntik 3 bulan 52 55

2 Ny. Mariam 30 th Irt 4 Suntik 3 bulan 48 53

3 Ny. Ramdani 23 th Irt 2 Suntik 3 bulan 56 60

4 Ny. Hasna 42 th Irt 4 Suntik 3 bulan 70 72

5 Ny. Herlina 30 th Irt 2 Suntik 3 bulan 54 54

6 Ny. Arni 27 th Irt 1 Suntik 3 bulan 49 52

7 Ny. Murni 32 th Irt 2 Suntik 3 bulan 68 75

8 Ny. Riski 20 th Irt 1 Suntik 3 bulan 49 54

9 Ny. Aminah 24 th Irt 3 Suntik 3 bulan 60 65

10 Ny. Harnia 44 th Irt 5 Suntik 3 bulan 72 75

11 Ny. Ati 40 th Irt 4 Suntik 3 bulan 58 58

12 Ny. Nela 23 th Irt 1 Suntik 3 bulan 45 49

13 Ny. Dwi 38 th Irt 2 Suntik 3 bulan 66 69

14 Ny. Risnawati 21 th Irt 1 Suntik 3 bulan 58 58

15 Ny. Selviana 26 th Irt 2 Suntik 3 bulan 56 56

16 Ny. Efti 41 th Irt 4 Suntik 3 bulan 63 68

17 Ny. Mahrida 37 th Irt 3 Suntik 3 bulan 70 74

18 Ny. Hadra 36 th Irt 2 Suntik 3 bulan 58 58

19 Ny. Lince 31 th Irt 3 Suntik 3 bulan 69 69

20 Ny. Anna 38 th Irt 4 Suntik 3 bulan 57 57

21 Ny. Nurjannah 41 th Irt 3 Suntik 3 bulan 54 57

22 Ny. Nurbayah 33 th Irt 2 Suntik 3 bulan 69 72

23 Ny. Rosdiana 34 th Irt 3 Suntik 3 bulan 80 84

24 Ny. Erawati 38 th Irt 3 Suntik 3 bulan 74 77

25 Ny. Sriwahyuni 29 th Irt 3 Suntik 3 bulan 66 66

26 Ny. Anita 32 th Irt 2 Suntik 3 bulan 75 79

27 Ny. Dina 29 th Irt 4 Suntik 3 bulan 67 71

28 Ny. Aprisan 40 th Irt 4 Suntik 3 bulan 64 68

29 Ny. Ruth 42 th Irt 4 Suntik 3 bulan 60 64

30 Ny. Nining 34 th Irt 3 Suntik 3 bulan 50 54

iv

HASIL PENELITIAN

Statistics

UMUR_IBU PEKERJAAN JUMLAHANA

K

SUNTIK PENINGKATAN

N Valid 58 58 58 58 58

Missing 0 0 0 0 0

UMUR_IBU

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

20-35 TAHUN 42 72,4 72,4 72,4

> 35 TAHUN 16 27,6 27,6 100,0

Total 58 100,0 100,0

PEKERJAAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Honorer 3 5,2 5,2 5,2

Irt 55 94,8 94,8 100,0

Total 58 100,0 100,0

JUMLAH ANAK

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1,0 9 15,5 15,5 15,5

2,0 24 41,4 41,4 56,9

3,0 13 22,4 22,4 79,3

4,0 10 17,2 17,2 96,6

5,0 1 1,7 1,7 98,3

6,0 1 1,7 1,7 100,0

Total 58 100,0 100,0

v

SUNTIK

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

SUNTIK 1 BULAN 29 50,0 50,0 50,0

SUNTIK 3 BULAN 29 50,0 50,0 100,0

Total 58 100,0 100,0

PENINGKATAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

TIDAK 30 51,7 51,7 51,7

YA 28 48,3 48,3 100,0

Total 58 100,0 100,0

PENINGKATAN * SUNTIK Crosstabulation

SUNTIK Total

SUNTIK 1

BULAN

SUNTIK 3

BULAN

PENINGKATAN

TIDAK

Count 21 9 30

% within PENINGKATAN 70,0% 30,0% 100,0%

% within SUNTIK 72,4% 31,0% 51,7%

% of Total 36,2% 15,5% 51,7%

YA

Count 8 20 28

% within PENINGKATAN 28,6% 71,4% 100,0%

% within SUNTIK 27,6% 69,0% 48,3%

% of Total 13,8% 34,5% 48,3%

Total

Count 29 29 58

% within PENINGKATAN 50,0% 50,0% 100,0%

% within SUNTIK 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

vi

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 9,943a 1 ,002

Continuity Correctionb 8,355 1 ,004

Likelihood Ratio 10,250 1 ,001

Fisher's Exact Test ,003 ,002

N of Valid Cases 58

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14,00.

b. Computed only for a 2x2 table

Mann-Whitney Test

Ranks

SUNTIK N Mean Rank Sum of Ranks

BERAT_BADAN

SUNTIK 1 BULAN 29 23,31 676,00

SUNTIK 3 BULAN 29 35,69 1035,00

Total 58

Test Statisticsa

BERAT_BADAN

Mann-Whitney U 241,000

Wilcoxon W 676,000

Z -3,007

Asymp. Sig. (2-tailed) ,003

a. Grouping Variable: SUNTIK

vii

DOKUMENTASI PENELITIAN

viii