Artritis Gout

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arthritis gout terjadi akibat peningkatan kronis konsentrasi asam urat di dalam plasma (hiperusemia : >7 mg/dl) Stefan Silbernagl, 2012). Adanya penurunan ekskresi asam urat. Kebanyakan arthritis gout disebabkan oleh pembentukan asam urat yang berlebihan dan penurunan ekskresi. Arthritis gout dapat mengenai laki-laki maupun wanita, hanya saja gout memang lebih sering mengenai laki- laki. Dikatakan bahwa kemungkinan arthritis gout menyerang laki-laki adalah 1 sampai 3 per 1.000 laki-laki sedangkan pada wanita adalah 1 per 5.000 wanita. Arthritis gout dapat menyebabkan sakit kepala dan nyeri khususnya pada sendi.Nyeri tersebut adalah keadaan subjektif dimana seseorang memperlihatkan ketidak nyamanan secara verbal maupun non verbal. Respon seseorang terhadap nyeri dipengaruhi oleh emosi, tingkat kesadaran, latar belakang budaya, pengalaman masa lalu tentang nyeri dan pengertian nyeri. Nyeri mengganggu kemampuan seseorang untuk beristirahat, konsentrasi, dan kegiatan yang biasa dilakukan. Bila tidak diatasi dapat menimbulkan efek yang membahayakan yang akan mengganggu proses penyembuhan dan dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas, untuk itu perlu penanganan yang lebih efektif untuk meminimalkan nyeri yang dialami oleh pasien. Secara garis besar ada dua 1

description

.

Transcript of Artritis Gout

Page 1: Artritis Gout

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Arthritis gout terjadi akibat peningkatan kronis konsentrasi asam urat di dalam

plasma  (hiperusemia : >7 mg/dl) Stefan Silbernagl, 2012). Adanya penurunan ekskresi

asam urat. Kebanyakan arthritis gout disebabkan oleh pembentukan asam urat yang

berlebihan dan penurunan ekskresi. Arthritis gout dapat mengenai laki-laki maupun

wanita, hanya saja gout memang lebih sering mengenai laki-laki. Dikatakan bahwa

kemungkinan arthritis gout menyerang laki-laki adalah 1 sampai 3 per 1.000 laki-laki

sedangkan pada wanita adalah 1 per 5.000 wanita.

Arthritis gout dapat menyebabkan sakit kepala dan nyeri khususnya pada

sendi.Nyeri tersebut adalah keadaan subjektif dimana seseorang memperlihatkan ketidak

nyamanan secara verbal maupun non verbal. Respon seseorang terhadap nyeri

dipengaruhi oleh emosi, tingkat kesadaran, latar belakang budaya, pengalaman masa lalu

tentang nyeri dan pengertian nyeri. Nyeri mengganggu kemampuan seseorang untuk

beristirahat, konsentrasi, dan kegiatan yang biasa dilakukan.

Bila tidak diatasi dapat menimbulkan efek yang membahayakan yang akan

mengganggu proses penyembuhan dan dapat meningkatkan angka morbiditas dan

mortalitas, untuk itu perlu penanganan yang lebih efektif untuk meminimalkan nyeri

yang dialami oleh pasien. Secara garis besar ada dua manajemen untuk mengatasi nyeri

yaitu manajemen farmakologi dan manajemen non farmakologi. Salah satu cara untuk

menurunkan nyeri pada pasien gout secara non farmakologi adalah diberikan kompres

dingin pada area nyeri. Perawat harus yakin bahwa tindakan mengatasi nyeri dengan

kompres dingin dilakukan dengan cara yang aman.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian penyakit Arthritis Gout?

2. Apa etiologi penyakit Arthritis Gout?

3. Apa manifestasi klinik Arthritis Gout?

4. Bagaimana patofisiologi penyakit Arthritis Gout ?

5. Apa komplikasi penyakit Arthritis Gout?

6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik penyakit Arthritis Gout?

1

Page 2: Artritis Gout

7. Bagaiamana penatalaksanaan penyakit Arthritis Gout?

8. Bagaiamna asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan Arthritis

Gout?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem

muskuloskeletal yaitu Arthritis Gout.

2. Tujuan khusus :

Mahasiswa dapat menjelaskan:

- Pengertian penyakit Arthritis Gout.

- Etiologi penyakit Arthritis Gout.

- Manifestasi klinik Arthritis Gout.

- Patofisiologi penyakit Arthritis Gout.

- Komplikasi penyakit Arthritis Gout.

- Pemeriksaan diagnostik penyakit Arthritis Gout.

- Penatalaksanaan penyakit Arthritis Gout.

- Asuhan keperawatan yang harus diberikan pada klien dengan Arthritis Gout.

2

Page 3: Artritis Gout

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Arthritis gout adalah penyakit yang terjadi akibat adanya peningkatan kronis

konsentrasi asam urat di dalam plasma (Stepan, 2012). Gout merupakan terjadinya

penumpukan asam urat dalam tubuh dan terjadi kelainan metabolisme purin. Gout

merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek genetik pada

metabolisme purin (hiperurisemia). (Brunner dan Suddarth, 2012).

Gout (pirai) adalah penyakit sendi yang disebabkan karena kelainan metabolisme

purin. Penyakit ini mengakibatkan peradangan sendi. Di mana terjadi penumpukan asam

urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangannya

melalui ginjal yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Arthritis gout adalah

penyakit yang terjadi akibat adanya endapan kristal-kristal monosodium urate dalam sendi

yang akan berdampak terjadinya inflamasi dan nyeri pada sendi.

B.  Etiologi

Penyakit gout terbagi menjadi 2 jenis, yaitu gout primer dan gout sekunder. Gout

primer adalah penyakit gout dimana mengalami peningkatan asam urat dan penurunan

ekskresi tubular asam urat. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui

(idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang

menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi

asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari

tubuh.

Sedangkan gout sekunder terjadi karena konsumsi obat atau toksin, makanan

dengan kadar purin yang tinggi, penyakit darah (penyakit sumsum tulang,polisitemia),

kadar trigliserida yang tinggi yang dapat menurunkan ekskresi asam urat dan mencetusnya

serangan akut.

Faktor predisposisi :

- Usia

- Genetik

3

Page 4: Artritis Gout

Faktor prespitasi :

- Obesitas

- Obat-obatan

- Alkohol

- Stress emosional

C. Klasifikasi

Klasifikasi berdasarkan manifestasi klinis

1. Stadium artritis gout akut

Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan serangan

tersebut akan menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7 hari. Karena cepat

menghilang, maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau kena infeksi

sehingga tidak menduga terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan

lanjutan. Pada serangan akut yang tidak berat, keluhan-keluhan dapat hilang dalam

beberapa jam atau hari. Pada serangan akut berat dapat sembuh dalam beberapa hari

sampai beberapa minggu.

Faktor pencetus serangan akut antara lain berupa trauma lokal, diet tinggi purin,

kelelahan fisik, stres, tindakan operasi, pemakaian obat diuretik atau penurunan dan

peningkatan asam urat.

2. Stadium interkritikal

Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama jangka waktu tertentu.

Jangka waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda. Ada yang hanya satu tahun,

ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata berkisar 1 – 2 tahun. Panjangnya jangka

waktu tahap ini menyebabkan seseorang lupa bahwa ia pernah menderita serangan

artritis gout atau menyangka serangan pertama kali dahulu tak ada hubungannya

dengan penyakit gout.

Walaupun secara klinik tidak didapatkan tanda-tanda akut, namun pada aspirasi

sendi ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses peradangan tetap

berlanjut, walaupun tanpa keluhan. Dengan manajemen yang tidak baik , maka keadaan

interkritik akan berlajut menjadi stadium dengan pembentukan tofi.

3. Stadium artritis gout menahun (kronik)

Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis gout kronik bertofus. Tahap ini terjadi

bila penderita telah menderita sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini akan

terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai

4

Page 5: Artritis Gout

tofus. Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan

deposit dari kristal monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada

sendi dan tulang di sekitarnya. Pada stadium ini kadang-kadang disertai batu saluran

kemih. pirai menahun dan berat, yang menyebabkan terjadinya kelainan bentuk sendi.

Pengendapan kristal urat di dalam sendi dan tendon terus berlanjut dan

menyebabkan kerusakan yang akan membatasi pergerakan sendi. Benjolan keras dari

kristal urat (tofi) diendapkan di bawah kulit di sekitar sendi. Tofi juga bisa terbentuk di

dalam ginjal dan organ lainnya, dibawah kulit telinga atau di sekitar sikut. Jika tidak

diobati, tofi pada tangan dan kaki bisa pecah dan mengeluarkan massa kristal yang

menyerupai kapur.

D. Manifestasi Klinik

Gejala lain dari artritis pirai akut adalah demam, menggigil, perasaan tidak enak

badan dan denyut jantung yang cepat, sendi bengkak, kemerahan, nyeri hebat, panas dan

gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak (akut).

Manifestasi klinik gout terdiri dari artritis gout akut, interkritikal gout, dan gout

menahun (kronik) dengan tofi. Ketiga stadium ini merupakan stadium yang klasik dan

didapat deposisi yang progresif kristal urat.

Serangan gout biasanya timbul mendadak pada malam hari pada satu tempat

(biasanya sendi pangkal ibu jari kaki). Pada saat serangan, daerah sekitar sendi tersebut

menjadi panas, merah, bengkak, dan keras. Dapat juga disertai demam. Nyerinya, yang

dapat sangat hebat biasanya mencapai puncaknya dalam 24 jam.

E. Patofisiologi

Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan yang

mengandung asam urat tinggi dan sistem ekskresi asam urat yang tidak adekuat akan

menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah

(Hiperurecemia), sehingga mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam tubuh.

Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon inflamasi.

Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain, maka asam

urat tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-garam urat yang akan

berakumulasi atau menumpuk di jaringan konektif diseluruh tubuh, penumpukan ini

5

Page 6: Artritis Gout

disebut tofi. Adanya kristal akan memicu respon inflamasi akut dan netrofil melepaskan

lisosomnya. Lisosom tidak hanya merusak jaringan, tapi juga menyebabkan inflamasi.

Pada penyakit gout akut tidak ada gejala-gejala yang timbul. Serum urat

meningkat tapi tidak akan menimbulkan gejala. Lama kelamaan penyakit ini akan

menyebabkan hipertensi karena adanya penumpukan asam urat pada ginjal.

Serangan akut pertama biasanya sangat sakit dan cepat memuncak. Serangan ini

meliputi hanya satu tulang sendi. Serangan pertama ini sangat nyeri yang menyebabkan

tulang sendi menjadi lunak dan terasa panas, merah. Tulang sendi metatarsophalangeal

biasanya yang paling pertama terinflamasi, kemudian mata kaki, tumit, lutut, dan tulang

sendi pinggang. Kadang-kadang gejalanya disertai dengan demam ringan. Biasanya

berlangsung cepat tetapi cenderung berulang dan dengan interval yang tidak teratur.

Periode interkritical adalah periode dimana tidak ada gejala selama serangan

gout. Kebanyakan pasien mengalami serangan kedua pada bulan ke-6 sampai 2 tahun

setelah serangan pertama. Serangan berikutnya disebut dengan polyarticular yang tanpa

kecuali menyerang tulang sendi kaki maupun lengan yang biasanya disertai dengan

demam. Tahap akhir serangan gout atau gout kronik ditandai dengan polyarthritis yang

berlangsung sakit dengan tofi yang besar pada kartilago, membrane sinovial, tendon dan

jaringan halus.Tofi terbentuk di jari, tangan, lutut, kaki, ulnar, helices pada telinga, tendon

achiles dan organ internal seperti ginjal.Kulit luar mengalami ulcerasi dan mengeluarkan

pengapuran, eksudat yang terdiri dari kristal asam urat.

F. Komplikasi

1. Penyakit ginjal

2. Batu ginjal (endapan kristal)

3. Hipertensi

G. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan serum asam urat

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam

darah ( >6 mg% ). Kadar asam urat normal dalam serum pada pria 8 mg% dan pada

wanita 7mg%. pemeriksaan ini mengindikasikan hiperurisemia, akibat peningkatan

produksi asam urat atau gangguan ekskresi.

6

Page 7: Artritis Gout

Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah diperlukan untuk mengetahui apakah

kadar asam urat dalam darah berlebih (hiperusemia) dan juga untuk memantau hasil

pengobatan.pemeriksaan kadar asam urat dalam darah biasanya juga diminta pada

pasien-pasien yang mendapatkan kemoterapi tertentu. Penurunan berat badan yang

cepat yang mungkin terjadi pada kemoterapi tersebut dapat meningkatkan jumlah asam

urat dalam darah. Nilai normal pemeriksaan kadar asam urat dalam darah antara 3,0

sampai 7,0 mg/dL. Tapi nilai normal tiap rumah sakit berbeda.Angka leukosit,

menunjukkan peningkatan yang signifikan mencapai 20.000/mm3 selama serangan akut.

Selama periode asimtomatik angka leukosit masih dalam batas normal yaitu 5000-

10.000/mm3.

2. Eusinofil Sedimen Rate (ESR)

Meningkat selama serangan akut. Peningkatan kecepatan sedimen rate

mengindikasikan proses inflamasi akut, sebagai akibat deposit asam urat di persendian.

3. Urine specimen 24 jam

Urin dikumpulkan dan diperiksa untuk menentukan produksi dan ekskresi dan

asam urat. Jumlah normal seseorang mengekskresikan 250-750 mg/24 jam asam urat di

dalam urin. Ketika produksi asam urat meningkat maka level asam urat urin meningkat.

Kadar kurang dari 800 mg/24 jam mengindikasikan gangguan ekskresi pada pasien

dengan peningkatan serum asam urat.

Instruksikan pasien untuk menampung semua urin dengan feses atau tissue toilet

selama waktu pengumpulan biasanya diet purin normal direkomendasikan selama

pengumpulan urin meskipun diet bebas purin pada waktu itu diindikasikan.

4. Analisis cairan aspirasi dari sendi yang mengalami inflamasi akut atau maternal aspirasi

dari sebuah tofi menggunakan jarum Kristal urat yang tajam, memberikan diagnosis

definitive gout..

5. USG

Pemeriksaan ini penting untuk menilai ginjal pasien-pasien dengan hiperusemia

dan penyakit ginjal. Pemeriksaan ini untuk mengetahui ada tidak batu asam urat.

H. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan

a. Diet, dianjurkan menurunkan berat badan pada pasien yang gemuk. Hindari

makanan tinggi purin (hati, ikan sarden, daging kambing, dan sebagainya), termasuk

roti manis. Meningkatkan asupan cairan (banyak minum).

7

Page 8: Artritis Gout

b. Hindari obat-obatan yang mengakibatkan hiperurisemia seperti tiazid, diuretic,

aspirin, dan asam nikotinat yang menghambat ekskresi asam urat dari ginjal.

c. Mengurangi konsumsi alcohol (bagi peminum alkohol).

d. Tirah baring merupakan suatu keharusan dan diteruskan selama 24 jam setelah

serangan menghilang. Arthritis gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak.

2. Penatalaksanaan medik

Obat-obat yang diberikan pada serangan akut antara lain:

a. Kolkisin

Efek samping yang ditemui diantaranya sakit perut, diare, mual atau muntah-

muntah. Kolkisin bekerja pada peradangan terhadap kristal urat dengan menghambat

kemotaksis sel radang. Dosis oral 0,5-0,6 mg per jam sampai nyeri, mual, atau diare

hilang. Kemudian obat dihentikan biasanya pada dosis 4-6 mg, maksimal 8 mg.

b. OAINS

OAINS yang paling sering digunakan adalah indometasin. Dosis awal 25-50 mg

setiap 8 jam, diteruskan sampai gejala menghilang (5-10 hari). Kontraindikasinya

jika terdapat ulkus peptikum aktif, gangguan fungsi ginjal dan riwayat alergi

terhadap OAINS (obat anti inflamasi non steroid).

c. Kortikosteroid

Jika sendi yang terserang monoartikular, pemberian intraartikular sangat efektif,

contohnya triamsinolon 10-40 mg intraartikular. Untk gout poliartikuar, dapat

diberikan secara intravena (metilprednisolon 40 mg/hair) atau oral (prednisone 40-

60 mg/hari).

d. Analgesik

Diberikan bila rasa nyeri sangat hebat. Jangan diberikan aspirin karena dalam dosis

rendah akan menghambat ekskresi asam urat dari ginjal dan memperberat

hiperurisemia.

8

Page 9: Artritis Gout

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Anamnesis

Anamnesis dilakukan untuk mengetahui :

Identitas meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang digunakan,

status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, nomor register,

tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis. Pada umunya keluhan utama artritis

reumatoid adalah nyeri pada daerah sendi yang mengalami masalah.Untuk

mempperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien, perawat dapat

menggunakan metode PQRST.

Provoking incident : Hal yang menjadi faktor  presipitasi nyeri adalah peradangan.

Quality Of Painn: Nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien bersifat menusuk.

Region,Radition,Relief : Nyeri dapat menjalar atau menyebar , dan nyeri terjadi di

sendi   yang mengalami masalah.

Severity(scale) Of Pain: Nyeri yang dirasakan ada diantara 1-3 pada rentang skala

pengukuran 0-4.

Time : Berapa lama nyeri berlangsung,kapan,apakah bertambah buruk pada malam

hari atau siang hari

2. Riwayat penyakit sekarang

Pengumpulan data dilakukan sejak muncul keluhan dan secara umum mencakup

awitan gejala dan bagaimana gejala tersebut berkembang.penting di tanyakan berapa

lama pemakaian obat analgesic, alopurinol

3. Riwayat penyakit dahulu

Pada pengkajian ini,ditemukan kemungkinan penyebab yang mendukung

terjadinya gout. Masalah lain yang perlu ditanyakan adalah adakah klien pernah

dirawqat dengan masalah yang sama.kaji adanya pemakaian alcohol yang berlebihan

dan penggunaan obat diuretic.

4. Riwayat penyakit keluarga

9

Page 10: Artritis Gout

Kaji adakah keluarga dari genarasi terdahulu mempunyai keluhan yang sama

dengan klien karena penyakit gout berhubungan dengan genetik. Ada produksi /sekresi

asam urat yang berlebihan yang tidak di ketahui penyebabnya.

5. Riwayat psikososial

Kaji  respon emosi klien terhadap penyakit yang dideritanya  dan penyakit klien

dalam keluarga dan masyarakat. Respon yang di dapat meliputi adanya kecemasan

individu dengan rentang variasi tingkat kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat

dengan adanya sensasi nyeri,hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri, dan

ketidaktahuan akan program pengobatan dan prognosis penyakit  dan peningkatan asam

urat terhadap sirkulasi. Adanya perubahan peran dalanm keluarga akibat adanya  nyri

dan hambatan mobilitas fisik emberikan respon terhadap konsep diri yang maldaptif.

6. Pengkajian Berdasarkan Pola

a. Pola nutrisi dan metabolic

- Peningkatan berat badan

- Peningkatan suhu tubuh

- Diet

b. Pola aktifitas dan Latihan

- Respon sentuhan pada sendi dan menjaga sendi yang terkena

c. Pola presepsi dan konsep diri

- Rasa cemas dan takut untuk melakukan pergerakan

- Presepsi diri dalam melakukan mobilitas

7. Pemeriksaaan fisik

a. B1(Breathing)

Inspeksi: bila tidak melibatkan sistem pernapasan,biasanya ditemukan kesimetrisan

rongga dada, klien tidak sesak napas, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan

Palpasi: taktil fremitus seimbang kiri dan kanan

Perkusi : Suara resona pada seluruh lapang paru

Auskultasi : suara napas hilang/melemah pada sisi yang sakit, biasanya di dapat

suara ronki atau mengi.

b. B2 (Blood): pengisian kapiler kurang dari 1 detik,sering ditemukan keringat

dingin,dan pusing karena nyeri.

c. B3 (Brain): kesadaran biasanya kompos mentis

10

Page 11: Artritis Gout

- kepala dan wajah: ada sianosis

- mata                  : sclera biasanya tidak ikterik

- leher                  : biasanya JVP dalam batas normal

d. B4 (Blader) : produksi urin biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan

pada sistem perkemihan , kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke

gijal berupa pielonefritis, batu asam urat ,dan GGK yang akan menimbulka

perubahan fungsi pada sistem ini

e. B5 (bawel) : kebutuhan eliminasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi perlu

dikaji frekuensi, konsistensi,warna, serta nbau feses. Selain itu perlu di kaji

frekiensi, konstitensi, warna, bau, dan jumlah urine. Klien biasanya

mual,mengalami nyeri lambung,dan tidak ada nafsu makan, terutama klien yang

memakai obat analgesik dan anti hiperurisemia

f. B6 (Bone) : pada pengkajian ini ditemukan

- Look: keluhan nyeri sendi uyang merupakan keluhan utama yang mendorong

klien mencari pertolongan (meskipun sebelumnya sendi sudah kaku dan

berubah bentuknya). Nyrin biasaya bertambah dengan gerakan dan sedikit

berkurang dengan istirahat. Beberapa ferakan tertentu kadang menimbulkan

nyeri yang lebuh dibandingkan dengan gerakan yag lain. Deformitas sendi

(temuan tofus) terjadi dengan temuan salah satu pergelangan sendi secara

perlahan membesar

- feel: ada nyeri tekan pada sendi yang membengkak

- Move: hambatan gerahan sendi biasanya semakin memberat

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen penyebab cedera.

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kaku sendi dan kontraktur.

3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi.

C. Intervensi

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen penyebab cedera fisik

Kriteria Hasil: Pasien mampu menjelaskan kadar dan karakteristik nyeri.

Intervensi :

a. Kaji  nyeri pasien menggunakan metode PQRST

b. Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman.

11

Page 12: Artritis Gout

c. Lakukan tindakan kenyamanan untuk meningkatkan relaksasi, seperti pemijatan,

mengatur posisi, dan teknik relaksasi.

d. Cegah agar tidak terjadi iritasi pada tofi, misalnya menggunakan sepatu yang

sempit dan terantuk benda yang keras

e. Berikan obat-obatan yang dianjurkan sesuai indikasi

2.Hambatan mobillitas fisik berhubungan dengan kaku sendi dan kontraktur

Kriteria Hasil: Pasien mampu mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi

a. Melakukan latihan ROM untuk sendi yang terkena gout jika memungkinkan

b. Miringkan dan atur posisi pasien setiap 2 jam sekali pada pasien tirah baring

c. Pantau kemajuan dan parkembangan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas

d. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien

e. Ajarkan pasien atau anggota keluarga tentang latihan ROM

3. Defisit pengetahuan berhubungan kurang pajanan informasi

Kriteria Hasil: pasien mampu mengkomunikasikan apa yang dirasakan dan yang

diajarkan.

a. Kaji kemampuan pasien dalam mengungkapkan intruksi yang diberikan

b. Berikan jadwal obat yang di gunakan meliputi nama obat, dosis, tujuan dan efek

samping

c. Berikan informasi mengenai alat-alat bantu yang mungkin dibutuhkan

d. Jelaskan pada pasien menegenai penyakit yang dialami.

e. Dorong pemasukan diet rendah purin dan cairan yang adekuat

12

Page 13: Artritis Gout

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gout artritis adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus,

yaitu artritis akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria

sering mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa

menopause.

Gejala arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap

pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya,

penyakit ini termasuk dalam kelainan metabolik.

Asam urat adalah produk sisa metabolisme purin. Pada keadaan normal terjadi

keseimbangan antara produksi dan ekskresi. Sekitar dua pertiga (2/3) Jumlah yang,

diproduksi setiap hari diekskresikan melalui ginjal dan sisanya melalui feses. Serum asam

urat normal dipertahankan antara 3,4 – 7,0 mg/dl pada pria dan 2,4 – 6,0 pada wanita, pada

level lebih dari 7,0 mg/dl akan terbentuk kristal monosodium urat.

B. Saran

Sebagai perawat profesional sangat penting memberikan asuhan keperawatan

kepada pasien dan keluarga tentang proses terjadinya penyakit dan pencegahannya,

sehingga pasien dan keluarga dapat mengerti dan bekerja sama untuk mendapatkan

kesembuhan yang maksimal.

13

Page 14: Artritis Gout

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth.

Edisi 8. Volume 3. Jakarta : EGC.

Helmi, Zairin Helmi. 2011. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Cetakan kedua. Jakarta:

Salemba Medika.

Rasjad, Chairuddin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi 3. Cetakan kelima. Jakarta :

Yarsif Watampone.

14