Artikel Iva

17
Evaluasi Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok Periode Januari sampai dengan Desember 2014 Alessandrasesha Santoso 1 1 Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Komunitas Universitas Kristen Krida Wacana Abstrak Kanker leher rahim dan kanker payudara merupakan penyebab kematian utama pada perempuan. Menurut International Agency for Research on Cancer (IARC) 2012, kanker leher rahim menempati urutan keempat dengan incidence rate 16 per 100.000 dan kanker payudara menduduki peringkat pertama dengan insidens rate 44 per 100.000 perempuan di dunia. Di Kabupaten Karawang pada tahun 2011, ditemukan 0,3% kanker leher rahim dan 0,6% kanker payudara yang dialami oleh wanita usia subur. Pemerintah Indonesia telah melaksanakan program pencegahan dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) dengan pendekatan Single Visit Approach untuk kanker leher rahim serta Clinical Breast Examination (CBE) dan SADARI untuk kanker payudara dengan tujuan menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker leher rahim dan kanker payudara. Evaluasi program pencegahan kanker leher rahim dan payudara di Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2014 dengan membandingkan cakupan program terhadap target yang ditetapkan dengan menggunakan pendekatan sistem. Didapatkan cakupan penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara sebesar 29,40%

description

artikel program iva puskesmas wanita perempuan usia subur remaja inspeksi dengan asam asetat

Transcript of Artikel Iva

Evaluasi Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok Periode Januari sampai dengan Desember 2014

Alessandrasesha Santoso11Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Komunitas Universitas Kristen Krida Wacana

Abstrak

Kanker leher rahim dan kanker payudara merupakan penyebab kematian utama pada perempuan. Menurut International Agency for Research on Cancer (IARC) 2012, kanker leher rahim menempati urutan keempat dengan incidence rate 16 per 100.000 dan kanker payudara menduduki peringkat pertama dengan insidens rate 44 per 100.000 perempuan di dunia. Di Kabupaten Karawang pada tahun 2011, ditemukan 0,3% kanker leher rahim dan 0,6% kanker payudara yang dialami oleh wanita usia subur. Pemerintah Indonesia telah melaksanakan program pencegahan dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (IVA) dengan pendekatan Single Visit Approach untuk kanker leher rahim serta Clinical Breast Examination (CBE) dan SADARI untuk kanker payudara dengan tujuan menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker leher rahim dan kanker payudara. Evaluasi program pencegahan kanker leher rahim dan payudara di Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2014 dengan membandingkan cakupan program terhadap target yang ditetapkan dengan menggunakan pendekatan sistem. Didapatkan cakupan penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara sebesar 29,40% dan cakupan penyuluhan kelompok sebesar 0%. Penyebabnya adalah masih kurangnya sosialisasi tentang pemeriksaan IVA dan kurangnya pemberdayaan masyarakat oleh bidan yang terlatih serta sistim pencatatan dan pelaporan yang tidak dapat dinilai pelaksanaannya. Upaya mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengadakan pemeriksaan IVA secara rutin, melakukan penyuluhan kelompok wanita dan kelompok pria (suami) secara rutin dan terjadwal bekerja sama dengan berbagai pihak.

Kata kunci: Kanker, IVA, Single Visit Approach, SADARI, CBE

E-mail: [email protected]

I. PendahuluanLatar BelakangKanker leher rahim merupakan keganasan yang terjadi pada leher rahim dan disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV) yang ditularkan melalui hubungan seksual dan infeksinya terjadi pada 75% wanita yang pernah berhubungan seksual. Penyakit kanker leher rahim merupakan masalah kesehatan yang penting bagi wanita di seluruh dunia di mana ia merupakan jenis kanker kedua terbanyak yang diderita perempuan.1 Berdasarkan International Agencies for Research on Cancer (IARC) 2008 dengan perkiraan age standardized rate, kanker leher rahim menempati urutan kedua dengan incidence rate 16 per 100.000 perempuan, kasus baru yang ditemukan 8,8% (528.000 kasus) dengan angka kematian 7,5% (175.008) per tahun dari seluruh kasus kanker pada perempuan di dunia.2 Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Kanker payudara merupakan salah satu penyebab utama kematian yang diakibatkan oleh kanker pada perempuan di seluruh dunia.1 Berdasarkan data Globocan International Agency for Research on Cancer (IARC) 2008, kanker payudara menduduki peringkat pertama, insidens rate 44 per 100.000 perempuan. Ditemukan sekitar 1,67 juta kasus baru yang terjadi di negara berkembang dan angka kematian 14,8% dari seluruh kasus kanker pada perempuan di dunia.2 Di Indonesia, berdasarkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia tahun 2007 diketahui bahwa kanker leher rahim menempati urutan kedua pada pasien rawat inap (11,78%) dan pasien rawat jalan (17,00%). Manakala, kanker payudara menempati urutan pertama pasien rawat inap (16,85%) dan pasien rawat jalan (21,69%).3 Oleh karena itu, Indonesia mengembangkan upaya pengendalian kanker leher rahim dan payudara melalui deteksi dini sejak tahun 2007. Deteksi dini kanker leher rahim menggunakan metode Single Visit Approach yaitu dengan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan krioterapi untuk IVA positif, sedangkan deteksi dini kanker payudara menggunakan metode Clinical Breast Examination (CBE).4Di Kabupaten Karawang, kasus kanker leher rahim yang ditemukan pada tahun 2011 sebanyak 0,3% dari seluruh wanita usia subur dan kasus kanker payudara sebanyak 0,6% dari seluruh wanita usia subur. Menurut Depkes RI 2007, deteksi dini kanker leher rahim difokuskan pada wanita yang berisiko tinggi dan berusia 30-50 tahun.5 Untuk wilayah kerja Puskesmas Rengasdengklok sendiri, dari data Dinas Kesehatan Karawang didapatkan jumlah perempuan berusia diantara 30 hingga 50 sebanyak 11.192 orang dengan target penapisan sebanyak 9.513 untuk periode 5 tahun. Angka penapisan diharapkan mencapai target 85% secara keseluruhan pada tahun terakhir program IVA berjalan pada Puskesmas Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang. Oleh karena belum diketahuinya tingkat keberhasilan pelaksanaan program pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara di Puskesmas Rengasdengklok, Kabupaten Karawang pada periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014, maka perlu adanya evaluasi program untuk menilai tingkat keberhasilanm program.6

Permasalahan 1. Berdasarkan International Agency for Research on Cancer (IARC) 2008, masih tingginya angka kesakitan dan kematian kanker leher Rahim di dunia, yaitu incidence rate 16 per 100.000 perempuan, kasus baru yang ditemukan sebesar 528.000 pada tahun 2012 dengan jumlah kematian 7,5% per tahun dari seluruh kasus kanker pada perempuan di dunia dan merupakan penyebab kematian keempat pada perempuan.2. Berdasarkan International Agency for Research on Cancer (IARC) 2012, kanker payudara menduduki peringkat pertama, insidens rate 44 per 100.000 perempuan. Ditemukan sekitar 1,67 juta kasus baru yang terjadi di negara berkembang dan angka kematian 14,8% dari seluruh kasus kanker pada perempuan di dunia.3. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia tahun 2007 diketahui bahwa kanker leher rahim menempati urutan kedua pada pasien rawat inap (11,78%) dan pasien rawat jalan (17,00%), sedangkan kanker payudara menempati urutan pertama pasien rawat inap (16,85%) dan pasien rawat jalan (21,69%).4. Masih tingginya jumlah kasus kanker leher rahim dan kanker payudara di Kabupaten Karawang, yaitu sebanyak 0,3% dan 0,6% dari seluruh wanita usia subur pada tahun 2011.5. Program penapisan kanker leher Rahim dan payudara di Kabupaten Karawang yang telah berlangsung dari tahun 2007, berdasarkan data yang diperoleh dari periode Januari sampai dengan Desember 2013 baru menapiskan sebesar 20,6% dari seluruh wanita usia subur dan dengan target sebesar 85%.

Tujuan UmumDiketahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara dan masalah yang ditemukan serta terselesainya masalah yang ada pada program pencegahan kanker leher Rahim dan kanker payudara di Puskesmas Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2014.

Tujuan Khusus1. Diketahuinya cakupan konseling perempuan berusia 30-50 tahun di Puskesmas Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2014.2. Diketahuinya cakupan penyuluhan kelompok perempuan berusia 30-50 tahun di Puskesmas Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2014.3. Diketahuinya cakupan penapisan kanker leher rahim pada perempuan berusia 30-50 tahun di Puskesmas Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2014.4. Diketahuinya cakupan perempuan dengan hasil positif dari tes Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) pada penapisan kanker leher rahim di Puskesmas Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2014. 5. Diketahuinya cakupan perempuan yang dilakukan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim dengan IVA positif di Puskesmas Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2014.6. Diketahuinya cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher rahim di Puskesmas Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2014. 7. Diketahuinya cakupan penapisan kanker payudara pada perempuan berusia 30-50 tahun di Puskesmas Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2014. 8. Diketahuinya cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker payudara di Puskesmas Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2014.

SasaranSemua perempuan berusia 30-50 tahun yang ada di Puskesmas Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2014.

II. Materi dan MetodeMateri Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari data pencatatan hasil kegiatan bulanan puskesmas mengenai program pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara di Puskesmas Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2014. Evaluasi dilakukan dengan cara mengetahui cakupan program pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara di Puskesmas Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari sampai dengan Desember 2014 yang kemudian dibandingkan dengan tolok ukur yang ditetapkan dengan mengadakan pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan interpretasi data dengan menggunakan pendekatan sistem sehingga dapat ditemukan masalah yang ada dan dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan penyebab masalah yang ditemukan dari unsur-unsur sistem.

III. Kerangka TeoritisPendekatan Sistem

Gambar 1. Teori Sistem menurut Ryan

Evaluasi ini dibuat dengan menggunakan pendekatan sistem. Dimana sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan, yang terdiri dari masukan (input), proses (process), keluaran (output), lingkungan (environment), umpan balik (feedback), dan dampak (impact).

Tolok Ukur KeberhasilanTolok ukur keberhasilan terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran, lingkungan, umpan balik, dan dampak. Digunakan sebagai pembanding atau target yang harus dicapai pada program pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara.

Metode1. Penyuluhan dan KonselingSebelum menjalani test IVA, sesi edukasi, konseling, penyuluhan serta anamnesis setiap yang menjalani test.2. Penapisan kanker leher rahimUpaya pemeriksaan atau test sederhana dan mudah dilaksanakan pada populasi masyarakat yang sehat yang bertujuan untuk mengetahui masyarakat yang sakit atau berisiko terkena penyakit di antara masyarakat yang sehat, dilakukan Inspeksi Visual dengan aplikasi Asam Asetat (IVA) untuk pemeriksaan lesi prakanker leher rahim. Tindakan sesuai prosedur legeartis.43. Penapisan dengan hasil IVA positif pada penapisan kanker leher rahimTes negatif : Halus, berwarna merah muda, seragam, polos, ektropion, servisitis, ovula Nabothi dan lesi acetowhite tidak signifikan.Tes positif : Bercak putih (aceto white epithelium yang sangat jelas terlihat) dengan batas yang tegas dan meninggi, tidak mengkilap yang terhubung atau meluas dari SSK (squamocolumnar junction)Tes dicurigai kanker : Pertumbuhan massa seperti kembang kol yang mudah berdarah atau luka bernanah/ ulcer4. Penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim Proses pembekuan leher rahim baik menggunakan CO2 terkompresi atau NO2 sebagai pendingin (pendinginan terus-menerus selama 3 (tiga) menit untuk membekukan, diikuti pencairan selama 5 (lima) menit kemudian 3 (tiga) menit pembekuan kembali. Tindakan sesuai prosedur legeartis.45. Pelayanan Rujukan Kanker leher rahimBidan dan dokter umum harus merujuk klien yang mengalami kondisi di bawah ini ke tingkat fasilitas perawatan yang lebih tinggi:4 Lesi acetowhite lebih dari 75% permukaan serviks Lesi acetowhite meluas sampai dinding vagina atau melebihi 2 mm dari tepi luar prob krioterapi Lesi acetowhite postif tetapi klien meminta pengobatan lain. Dicurgai kanker Kondisi ginekologis laim (misalnya massa ovarium, polip)6. Penapisan kanker payudaraSkrining kanker payudara (Clinical Breast Examination) dan edukasi masyarakat tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Pemeriksaan sesuai prosedur legeartis.4

7. Pelayanan rujukan kanker payudaraPada setiap kasus berat yang menunjukkan tanda bahaya yang tidak dapat diatasi serta pada kasus yang dicurigai keganasan.4

IV. Hasil serta Pembahasan MasalahDari hasil evaluasi program pencegahan kanker leher rahin dan kanker payudara yang dilakukan dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari 2014 sampai dengan Desember 2014 didapatkan hasil:

Tabel 1. Masalah menurut keluaranNo.VariabelTolok UkurPencapaianMasalah

1.

2.

3.

4.

5.Penyuluhan kelompokPersentase penapisan kanker leher rahimCakupan penemuan IVA positifPersentase penapisan kanker payudaraPenanganan dengan krioterpi pada penapisan kanker leher rahim100%

85%

5%

85%

100%0%

29,40%

0,71%

29,40%

0%(+) 100%

(+) 55,6%(+) 4,29%(+) 55,6%

(+) 100%

Tabel 2. Masalah menurut masukanNo Variabel Tolok ukur Pencapaian Masalah

1.

2.TenagaBidan (terlatih)

Sarana

5 orang

Sarana medis dan non medis jumlah cukup

Tersedianya krioterapi 3 orang

tidak tersedia poster

alat rusak( + )

(+)

(+)

Tabel 3. Masalah menurut prosesNoVariabelTolok UkurPencapaianMasalah

1.Pelaksanaan:Penyuluhan perorangan dan atau kelompok dalam maupun luar gedung

Dilakukan Senin- Kamis, dilakukan sebelum, semasa dan setelah selesai melaksanakan program IVA dan pemeriksaan payudaramayoritasnya dilakukan perorangan, dibanding kelompok

(+)

Penapisan kanker leher payudara

Dilakukan oleh bidan di Puskesmas bersamaan dengan pemeriksaan IVAjarang dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan penapisan kanker leher rahim(+)

Penanganan dengan krioterapiTindakan dilakukan oleh dokter atau bidan terlatih.

Single Visit Approach harus dilakukan pada kasus IVA+Hanya seorang dokter terlatih untuk melakukan tindakan krioterapi.Masih belum dijalankan Single Visit Approach(+)

2.Perencanaan:Pelayanan penapisan kanker leher rahim dan kanker payudaraDilakukan setiap hari kerja oleh dokter terlatih maupun bidan desaPenapisan hanya dilakukan pada hari senin - kamis (+)

Pelayanan penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara kelompokDilakukan tiap bulan sekali di setiap desa oleh bidan terlatih maupun bidan desaTidak terdapat data tertulis mengenai pelaksanaan penapisan kelompok di desa(+)

Tabel 4. Masalah menurut lingkunganNo.VariabelTolok UkurPencapaianMasalah

1.

Dukungan sosial

Tidak menjadi faktor penghambat

Masih menjadi faktor penghambat karena mayoritas perempuan meminta persetujuan suami untuk setiap tindakan(+)

2.Sosial budayaTidak menjadi faktor penghambatMasih menjadi faktor penghambat karena masih ada budaya malu(+)

Dari hasil diatas ditemukan masalah menurut keluaran:1. Penapisan kanker leher Rahim, besarnya masalah adalah 55,6 %.2. Penyuluhan kelompok, besarnya masalah adalah 100 %.3. Penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher Rahim, besarnya masalah adalah 100 %.4. Penemuan perempuan dengan hasil IVA positif, besarnya masalah adalah 4,29 %.5. Penapisan kanker payudara, besarnya masalah adalah 55,6 %.

Dengan penyebab masalah yang ditemukan:1. Tidak terdapat data tertulis mengenai pelaksanaan kegiatan penyuluhan kelompok.2. Unit Krioterapi rusak sehingga tidak dapat digunakan.3. Masih kurangnya tenaga medis yang mencukupi dan kurangnya jangkauan pemeriksaan IVA yang seharusnya satu kali dalam sebulan untuk tiap desa, namun pelaksanaannya belum rutin dilaksanakan. 4. Kurangnya media promosi kesehatan yang menarik seperti poster dan video untuk program IVA agar masyarakat tertarik memeriksakan diri ke puskesmas.5. Mayoritas istri akan meminta persetujuan suami untuk setiap tindakan dan masih banyak perempuan yang merasa malu untuk diperiksa walaupun yang memeriksa adalah seorang perempuan juga.

Dan ditetapkan prioritas masalah sebagai berikut:A. Cakupan penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara masih jauh (29,40 %) dari target sebesar 100 %. Besar masalah adalah 55,6 %.B. Cakupan penyuluahan kelompok yang masih jauh (0 %) dari target sebesar 100 %. Besar masalah adalah 100 %.

V. Penyelesaian MasalahA. Cakupan penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara masih jau (29,40 %) dari target sebesar 100 %. Besar masalah adalah 55,6 %.Penyebab: tidak dilakukannya sosialisasi menegenai adamya pelayanan penapisan kanker leher Rahim dan kanker payudara di gedung KIA Puskesmas Rengasdengklok kepada sasaran yang dating ke puskesmas. Kurangnya informasi bagi pasien yang berkunjung tentang IVA dan pencegahan kanker leher Rahim dan payudara berupa poster atau video, sehingga banyak masyarakat yang tidak tahu menegenai IVA. Tidak ditentukan wilayah kerja dalam setahun yang akan menjadi target penapisan untuk mencapai target dari program. Dan kurangnya pemeriksaan masing-masing penapisan secara rutin. Masih kurangnya dukungan social suami kepada istri untuk melakuakn pemeriksaan. Mayoritas perempuan masih rishi jika harus memeriksakan bagian vital di tubuhnya walaupun yang memeriksa sesama perempuan.Penyelesaian: Memperluas sosialisasi tentang pemeriksaan IVA kepada sasaran yang dating ke puskesmas. Menggalakan kegiatan penyuluhan secara rutin untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pencegahan kanker leher Rahim dan kanker payudara. Penyuluhan diadakan dengan system terbuka yaitu adanya kerja sama dari puskesmas dengan pihak luar seperti media massa, pamong desa, tokoh agama, PKK yang dilakukan secara rutin. Membuat pemetaan wilayah kerja untuk setiap tahun yang akan menjadi taget penapisan, sehingga diharapkan dapat mencapai target dalam 5 tahun. Memberdayakan masyarakat dengan melakuakan pelatihan penyuluhan untuk kader dan bidan desa supaya dapat menjadi sumber informasi masyarakat terdekat dan menjangkau sasaran lebih banyak. Mengusulkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang tentang penyediaan media penyuluhan yang lebih interaktif seperti poster, video atau leaflet sehingga penyuluhan lebih menarik dan meningkatkan pemahaman peserta. Memperluas sosialisasi mengenai tindakan pemeriksaan kepada pihak pria atau suami sehingga dapat meingkatkan pengetahuan dan dukungan mereka kepada istrinya unutk melakukan pemeriksaan IVA dan SADARI. Tokoh agama mempunyai peranan penting karena diharapkan para pemuka didukung bidan dan dokter mampu menjelaskan tentang pentingnya program pencegahan kanker leher Rahim dan payudara tanpa terbentur masalah agama.

B. Cakupan penyuluhan kelompok masih jauh (0 %) dari target sebesar 100 %. Besar masalah adalah 100 %.Penyebab: System pelaporan penyuluhan kelompok yang tidak baik yaitu tidak tercatat dari masing-masing bidan desa sebagai kader IVA dilapangan. Kurangnya pemberdayaan masyarakat oleh bidan desa, dalam bentuk kader-kader, seh8ingga penjaringan atau pengumpulan target penyuluhan kelompok sering tidak terpenuhi. Kurangnya jumlah bidan desa dan kader yang terlatih atau yang memiliki pengetahuan cukup tentang penyampaiannya mengenai program IVA di setiap desa.Penyelesaian: Melengkapi kegiatan penyuluhan dnegan data tertulis baik dari perencanaan, pelaksanaan dan hasil dari kegiatan sehingga kegiatan konseling dapat dinilai manfaatnya. Tempat atau target penyuluhan kelompok bias diperluas tidak hanya ditempat praktek bidan tetapi di lintas sektoral seperti posyandu maupun kelas ibu hamil. Bidan desa dioharapkan melatih kader-kader desa sdalam hal pencarian sasaran atau penjaringan utnuk penyuluahn kelompok serta mampu melakukan penyuluhan dnegan materi dan penyampaiannya yang benar. Pelatihan penyuluhan untuk bidan desa dan kader oleh bidan terlatih di puskesmas supaya dapat menjadi sumber informasi terdekat masyarakat. Penyuluahn yang diadakan harus berdifat interaktif dan dinamis dengan mengikutsertakan narasumber dokter atau mereka yang pernah menderita kanker leher Rahim dan kanker payudara dadn sedang menjalani program IVA sehingga kesadaraan masyarakat akan meningkat.

VI. Kesimpulan dan SaranA. Kesimpulan Telah dilaksanakan evaluasi program pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara yang dilakukan dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang periode Januari 2014 sampai dengan Desmber 2014 didapatkan :1. Cakupan konseling sebesar 100 %.2. Tidak terdapat data pelaksanaan penyuluhan kelompok yaitu 0 %.3. Cakupan penapisan kanker leher rahim sebesar 29,40 %.4. Cakupan penapisan kanker leher rahim dengan IVA positif yaitu 0,71 %.5. Cakupan penanganan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim sebesar 0 %.6. Cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher rahim 100 %.7. Cakupan penapisan kanker payudara sebesar 29,40 %.8. Cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker payudara 0 %.Kemudian dipilih dua prioritas masalah, yaitu :1. Cakupan penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara masih kurang 29,40 % dari target sebesar 100%. Besaran masalah 55,6 %.2. Cakupan penyuluahn kelompok yang masih jauh (0 %) dari target sebesar 100 %. Besaran masalah 100 %.

B. Saran Saran untuk Kepala Puskesmas, yaitu: Perlunya evaluasi di setiap lokakarya mini bulanan puskesmas mengenai cara penyampaian penyuluhan dan konseling di antara dokter, bidan, dan kader posyandu sehingga perbaikan dan penuturan bahasa yang benar dapat membantu menarik minat masyarakat untuk menyertai program penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara yang dijalankan di puskesmas atau di desa-desa. Melakukan pendekatan dengan kepala desa, tokoh agama atau tokoh masyarakat setempat sebagai orang-orang yang berpengaruh di desa-desa setempat untuk mengajak warganya mengikuti penyuluhan tentang kesehatan leher rahim dan payudara. Sarana informasi dalam bentuk media poster maupun penyuluhan baik perorangan maupun kelompok hendaknya disampaikan dalam bahasa yang mudah dimengerti, singkat, jelas, padat, dan menarik, mengingat mayoritas penduduk kecamatan Rengasdengklok berpendidikan rendah, sehingga masyarakat mampu mengerti dan memahami pentingnya pemeriksaan IVA dan payudara ini. Melakukan sosialisasi tidak hanya kepada wanita usia subur, tetapi juga kepada pasangannya, sehingga adanya pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya pemeriksaan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara. Melengkapi kegiatan penyuluhan dengan data tertulis baik perencanaan, pelaksanaan, dan hasil dari kegiatan sehingga kegiatan konseling dapat dinilai manfaatnya. Membuat pemetaan wilayah kerja untuk setiap tahun yang akan menjadi target penapisan, sehingga diharapkan dapat mencapai target dalam 5 tahun. Memperbaiki alat krioterapi dengan segera atau mengganti dengan baru sehingga tindakan krioterapi pada IVA positif dapat dilaksanakan di puskesmas Rengasdengklok. Memberdayakan masyarakat dengan melakukan pelatihan penyuluhan untuk kader supaya dapat menjadi sumber informasi masyarakat terdekat dan menjangkau sasaran lebih banyak. Tempat atau target penyuluhan kelompok bisa diperluas tidak hanya di tempat praktek bidan tetapi juga lintas sektor, seperti saat Posyandu maupun kelas ibu hamil.

Saran untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, yaitu: Mengusulkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang tentang penyediaan media penyuluhan yang lebih interaktif seperti spanduk, poster, video dan leaflet di wilayah Kecamatan Rengasdengklok sehingga kegiatan penyuluhan lebih menarik dan dapat meningkatkan pemahaman peserta.

Saran untuk Evaluator Program Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di Puskesmas Kecamatan Rengasdengklok selanjutnya, yaitu: Melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang dan Puskesmas Rengasdengklok untuk mendapatkan data mengenai program pencegahan kanker leher rahim dan payudara di Puskesmas Rengasdengklok

Daftar Pustaka1. Departemen Kesehatan RI. Skrining kanker leher rahim dengan metode inspeksi visual dengan asam asetat (iva). Jakarta : Depkes RI; 2008.2. WHO. Globocan 2012: Estimated cancer incidence, mortality and prevalence worldwide in 2012. Diunduh dari http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_sheets_cancer.aspx. 3 Maret 2015.3. Departemen Kesehatan RI. Petunjuk teknis pencegahan deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara. Jakarta : Direktorat Jendral PP & PL Depkes RI; 2007.4. Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. 2013.5. Kepmenkes RI No. 796/Menkes/ SK/ VII/ 2010. Pedoman teknis pengendalian kanker payudara dan kanker leher rahim. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2007.6. Puskesmas Rengasdengklok. Data pencatatan bulanan IVA UPTD Puskesmas Rengasdengklok, Kecamatan Rengasdengklok periode Januari sampai dengan Desember 2014.7. Susanto DH. Pedoman evaluasi program. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran UKRIDA; 2011.