BAB IVa Sistemtransmisi4
-
Upload
juniantotelekomunikasi048414 -
Category
Documents
-
view
831 -
download
0
description
Transcript of BAB IVa Sistemtransmisi4
28
BAB IV
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
Selama pelaksanaan kerja praktek, penulis mengumpulkan data-data Sagem Radio
Link baik melalui manual book maupun wawancara langsung dengan
pembimbing, penulis juga melihat dan mencoba secara langsung perangkat keras
dan perangkat lunak yang digunakan dalam sistem sagem radio link, selain itu
dilakukan pula simulasi instalasi serta simulasi maintenance Sagem Radio Link
dibawah bimbingan pembimbing di perusahaan. Secara umum pelaksaan kerja
praktek dapat dijelaskan sebagai berikut:
4.1 Pengenalan Perangkat Sagem Radio Link
Sagem-link adalah suatu perangkat yang digunakan untuk sistem komunikasi
point to point digital radio. Perangkat tersebut didesain sedemikian rupa sehingga
memungkinkan komunkasi dapat berlangsung melalui gelombang radio.
Secara umum, produk tersebut memiliki bit rate : 2 x 2 Mbit/s, 4 x2 Mbit/s, 8 x 2
Mbit/s, 16 x 2 Mbit/s dan 34 Mbit/s, serta memiliki frekuensi band dari 7GHZ
sampai dengan 38 GHZ.
Sagem link terdiri terdiri dari tiga perangkat yaitu:
antena
IDU (Indoor Unit), dan
ODU (Outdoor Unit).
29
Selengkapnya penulis akan menjelaskan mengenai ketiga perangkat tersebut
sebagai berikut:
4.1.1 Antena
Antena yang digunakan pada sistem komunikasi radio Sagem-link memiliki
spesifikasi sebagai berikut:
Frekuensi band yang digunakan :
7 GHz 7.1 - 7.7 GHz; 8 GHz 8.025 - 8.5 GHz;13 GHz 12.75 - 13.25 GHz;
15 GHz 14.4 - 15.35 GHz; 18 GHz 17.7 - 19.7 GHz; 23 GHz 21.2 - 23.6
GHz; 26 GHz 24.5 - 26.5 GHz; 38 GHz 37 - 39.5 GHz,
• Satu atau dua polarisasi
• Penguatan antena minimum agar mencapai batas link yang cukup
• Disain mekanik dari antena harus memenuhi syarat agar dapat bertahan
gangguan angin dan cuaca.
4.1.2 Indoor Unit (IDU)
Pada IDU terdapat beberapa jenis :
Gambar 4.1 IDU Bagian Depan 2x2/4x2 Mbit/s
Gambar 4.2 IDU Bagian Belakang 2x2/4x2 Mbit/s
30
Gambar 4.3 Skema Diagram IDU 2x2/4x2 Mbit/s
A.3.a.1. IMT card mempunyai fungsi :
• Multiplexing dan demultiplexing.
• Pengaturan lokal dan konfigurasi pada IDU dan ODU melalui LT.
• Interface dengan NMI card.
A.3.a.2. power supply (conv 1) mempunyai fungsi :
• Mempunyai tegangan antara -36 V sampai -72 V.
• Sebagai optional terdapat conv 2 sebagai cadangan pada konfigurasi
1+1.
A.3.a.3. NMI card mempunyai fungsi :
• Untuk pengaturan perangkat lain.
• Mempunyai Ethernet port, port MGMT1 MGMT2.
31
Gambar 4.4 IDU 8x2/16x2 Mbit/s
Gambar 4.5 Bagian Belakang IDU 8x2/16x2 Mbit/s
Gambar 4.6 Skema Diagram 8x2/16x2 Mbit/s
32
A.3.b.1. TMN card, mempunyai fungsi :
• Multiplexing dan demultiplexing.
A.3.b.2. Frame Digital Interface (INT).
• Local management dan konfigurasi pada IDU dan ODU melalui LT.
• Interface dengan NMI card.
A.3.b.3. Power supply unit (conv 1).
• Mempunyai tegangan -36 V sampai -72 V.
• Sebagai optional terdapat conv 2 sebagai cadangan pada konfigurasi
1+1.
A.3.d.4. network Management Interface (NMI) card
• Untuk pengaturan perangkat lain.
• Mempunyai Ethernet port, port MGMT1 MGMT2.
Gambar 4.7 IDU 34 Mbit/s
33
Gambar 4.8 Bagian Belakang IDU 34 Mbit/s
Gambar 4.9 Skema Diagram 34 Mbit/s
IDU 34 Mbit/s mempunyai fungsi hampir sama dengan 8x2/16x2 Mbit/s
yang membedakan adalah pada bit rate nya
Pada.
Gambar 4.10 IDU 1+0
Pada gambar IDU 1+0 diatas yaitu IDU yang dimana hanya terdapat satu
(1) main IDU ke ODU. Dari komunikasi antara ODU dan IDU dan tidak terdapat
standby ODU, dengan perangkat IDU 1+0 memiliki kelemahan bila terjadi
kerusakan baik pada main IDU ataupun ODU sehingga tidak dapat melakukan
34
pengiriman baik berupa data, suara, vidio dan penerimaan dengan baik
dikarenakan tidak adanya IDU dan ODU standby.
Gambar 4.11 IDU 1+1
Dengan melihat gambar IDU 1+1 diatas dapat sangat jelas diamati dimana
dalam satu IDU memiliki satu (1) main dan satu (1) standby dengan dua (2) ODU
yaitu mempunyai main dan standby bila menggunakan ODU LINK F juga
dilengkapi dengan pemasangan IDU pada coupler. Dengan menggunakan
perangkat SAGEM komunikasi antar dua (2) radio dapat berlangsung dengan
baik dan bila terjadi kegagalan komunikasi saluran yang satu maka saluran
standby akan menjadi yang utama
Gambar 4.12 Skema Diagram IDU 1+0
35
Gambar skema diatas menunjukkan bahwa komunikasi ODU dengan IDU hanya
memiliki komunikasi searah.
Gambar 4.13.Skema Diagram IDU 1+1
ODU (Outdoor Unit) adalah perangkat yang disimpan diluar ruangan. ODU
dihubungkan ke antena dengan menggunakan kabel waveguide dan di hubungkan
ke IDU dengan menggunakan kabel koaksial. Ada dua tipe ODU, yaitu :
1+0 (ODU yang tidak memiliki back up)
1+1 (ODU yang memiliki back up)
Gambar 4.14 Tampilan ODU 1+0
36
ODU 1+0 terdiri dari beberapa interface, yaitu :
Konektor BNC ”RSSI” (Indikasi berupa analog sebagai penerima kekuatan
sinyal).
Satu konektor tipe-N penghubung ODU ke IDU.
Satu port waveguide penghubung ODU ke antena.
Ground terminal.
ODU memiliki card-card dan modul-modul sebagai berikut :
Gambar 4.15 Diagram ODU 1+0
37
1. MODEM/INC UNIT merupakan gabungan dari kabel interface (INC) dan
MODEM. Yang masing-masing memiliki fungsi sebagai berikut :
Fungsi-fungsi kabel digital interfaces (INC) :
Kabel interfaces
• Uplink dengan downlink data dengan frekuensi carrier 250 Mhz
modulasi AM.
• DC power.
Frame relay
• Memasukkan atau membagi data sehingga terjadi komunikasi antara
Mikroprosessor IDU dan Mikrokontroler ODU.
Mikrokontroler
• Konfigurasi ODU.
• Management alarm.
• Komunikasi IDU.
Fungsi-fungsi dari modul atau card dari MODEM
Modulator
• Scrambling, encoding Reed Solomon FEC code (204, 188,8), digital
filtering dari kanal I dan Q.
• Modulasi QPSK.
• Frekuensi carrier 2048 Mhz.
Demodulator
38
• Down konversi dari 70 Mhz yang diterima ke nol frekuensi, kemudian
digital konversi ke kanal I dan Q.
• Carrier dan clock direcover
• Reed Solomon decoding, descrambling.
• Pengiriman data yang diterima ke INC card.
2. TRANSMITTER-RECEIVER CARD
Transmiter
• Up konversi frekuensi mikrowave dengan sinyal modulasi 2048 Mhz
menggunakan transmit Modul Hybrid.
• Frekuensi Synthesizer dalam frekuensi band 2 GHz, kemudian dikalikan
dengan 4, 8, dan 12 di transmit Modul Hybrid.
• Transmit power control.
Receiver
• Down konversi (IF ke-1) pada 1210 MHz menggunakan Modul Hybrid.
• Frekuensi Synthesizer pada 2 GHz.
• Filter sinyal 1210 MHz.
• Konversi frekuensi 70 MHz (IF-2).
• Aplikasi IF seperti : AGC loop, filter IF, dan RSSI.
3. Branching Unit berupa Diplexer filter
4. Power Supply dengan tegangan +9V, +5V analog dan +5V, -5V digital
b. ODU 1+1
pada 1+1 secara umum memiliki :
• 1+1 INC card.
• Dua MODEM card.
39
• Dua Tx/Rx card.
• Satu 1+1 Branching Unit.
• Dua power supply.
Gambar 4.16 Tampilan ODU 1+1
ODU 1+1 terdiri dari beberapa iinterfaces sebagai berikut :
• Konektor BNC ”RSSI” (Indikasi berupa analog sebagai penerima
kekuatan sinyal).
• Dua konektor tipe-N yang dihubungkan ke IDU. Main untuk kabel main
dan AUX untuk kabel back up.
• Satu atau dua port yang dihubungkan ke antena melalui kabel
waveguide.
ODU 1+1 terdiri dari modul atau card, seperti : power supply, modem
card, Tx-Rx card, kabel penghubung IDU ke ODU. Seperti ditunjukkan
pada gambar 4.12
40
Gambar 4.17 Diagram ODU 1+1 HSTDBY
Switching untuk mengirim dan menerima terletak pada INC card.
Spesifikasi susunan 1+1 adalah sebagai berikut :
1+1 INC (kabel interface ) card memiliki fungsi :
• Sebagai kabel interfaces (seperti 1+0).
• Frame Relay (seperti 1+0).
• Mikrokontroler (seperti 1+0, tapi dapat menghubungkan antar kedua
channels)
1+1 Switching kontrol
• Switching pengirim.
• Switching penerima.
41
Pada ODU 1+1 memiliki dua sistem seperti 1+0. Sistem tersebut berfungsi
sebagai proteksi. Sistem proteksi akan dijelaskan sebagai berikut :
1. HotStandby
Gambar 4.18 Proteksi Switching HotStandby
• Menggunakan frekuensi sama dan daya yang sama.
• Switching transmisi terjadi apabila salah satu sistem mati kemudian
secara otomatis akan digantikan dengan sistem yang lain.
•
2. Frequency diversity
Gambar 4.19 Proteksi Switching Frekuency Diversity
• Menggunakan dus frekuensi yang berbeda dan pada arah yang sama.
• Switching transmisi disandarkan terhadap kualitas dari frekuensi
yang terbaik.
42
3. Space diversity
Gambar 4.20 Proteksi Switching Space Diversity
• Penerima memiliki dua antena yang berbeda dengan satu frekuensi.
• Receiver yang dipilih mrupakan receiver yang dapat menerima
dengan kualitas yang paling baik.
4.2 Simulasi Instalasi Sagem Radio Link
pada kegiatan kerja praktek selanjutnya, penulis melakukan simulasi Instalasi
Sagem-Link. Pada simulasi tersebut penulis melakukan uji coba komunikasi antar
Sagem-link. Dalam uji coba tersebut penulis menggunakan perangkat Sagem-Link
masing-masing 2 buah ODU 1+1 dan 2 buah IDU. Kedua buah ODU tersebut
tidak dihubungkan melalui antena tetapi komunikasi yang dilakukan melalui
kabel. Simulasi dilakukan didalam ruangan agar terhindar dari radiasi pancaran
gelombang radio.
Gambar 4.21 Perangkat Sagem Radio Link
43
Setelah menghubungkan ODU ke IDU dengan menggunakan kabel
tipe-N kemudian ODU duhubungkan ke ODU yang lain dengan
menggunakan kabel, ODU yang standby di hubungkan secara vertikal
dan ODU utama dihubungkan secara horisontal
Vertikal Horisontal
Gambar 4.22 Arah polarisasi
Gambar 4.23 Pemasangan ODU 1+0
44
Dari tampilan gambar 4.23 ialah ODU posisi standby dipasang dengan coupler
dari penempatan posisi ODU seperti yang tampak pada gambar 4.25 maka ODU
tersebut adalah ODU 1+0.
.
Gambar 4.24a Bentuk Pemasangan Perangkat ODU 1+1, antena pada coupler
Pada gambar 4.24a adalah pemasangan perangkat ODU 1+1, antena pada coupler
yang dipasang pada tower, dan ODU yang dipasang pada coupler harus memiliki
frekuensi, serial number yang sama dan jika terjadi kesalahan dalam pemasangan
akan dapat berakibat kerusakan terhadap perangkat ODU.
45
Gambar 4.24b Bentuk Pemasangan Perangkat ODU 1+1, antena pada coupler
Dengan pemasangan ODU yang benar serta menunjukkan beda polaritas dimana
saat ODU standby polaritas pada ODU vertikal teapi pada couplernya horisontal
demikian juga ODU main (utama) adalah kebalikan dari ODU standby. Untuk
mengetahui apakah ODU 1+1 dapat melakukan komunikasi dengan baik dapat
dilihat dengan menggunakan Sagem Link Pilot. Dibawah ini adalah bentuk skema
dari coupler.
Gambar 4.25 Arah polarisasi untuk perangkat coupler.
4.3 Simulasi Maintenance Sagem Radio Link
46
Gambar 4.26 sinkronisasi dari laptop ke IDU
Selanjutnya sebelum masuk ke program simulasi terlebih dahulu kabel serial
RS232 dipasangkan ke cpu dan power dc telah terpasang dengan baik juga
pemasangan kabel conector dari IDU ke ODU baik dipasang dengan tipe 1+1 atau
1+0 dan jika ingin mengamati dalam empat (4) ODU maka yang di butuhkan dua
(2) perangkat IDU dimana tiap satu (1) IDU dipasang dua (2) ODU serta IDU
lainyan dipasang seperti pada IDU yang pertama dan pemasangan ini adalah tipe
1+1, ketika hendak mengamati simulasi dengan tipe pemasangan 1+0 maka dapat
dilakukan dengan menggunakan dua (2) IDU dan tiap-tiap IDU dipasang satu (1)
ODU pada port main.
Ketika menjalankan program sagem Link-Pilot maka akan tampil kotak dialog
dan menunjukkan pada port mana akan mendeteksi, setelah di dapat pada kotak
dialog akan memberi jawban kemudian klik OK untuk menandakan bahwa
program telah berkomunikasi dengan baik tetapi jika tidak mendeteksi dengan
baik pada kotak dialog akan memberi jawaban Rescan. Dengan mengklik Rescan
perangkat akan mendeteksi ulang seperti halnya restart, setelah dilakukan cara
demikian maka terbuka tampilan software simulasi pada layar monitor, dan di
bawh ini adalah langkah-langkahnya.
47
Gambar 4.27a Sagem Link Pilot
Gambar 4.27b Sagem Link Pilot
48
Gambar 4.28a tampilan Sagem Link Pilot 1+0
Dengan melihat tampilan program diatas menunjukkan ada perintah login dengan
memiliki kata kunci untuk dapat membuka program simulasi. Dibawah ini adalah
caranya yaitu mengklik tombol login.
Gambar 4.28b tampilan Sagem Link Pilot 1+0
49
Gambar 4.29 tampilan Sagem Link Pilot 1+0
Gambar 4.29 menunjukkan bahwa ODU High Band sudah bekerja dengan
transmit power mute, mengapa bila di lihat dalam simulasi bahwa High Band
dapat diamati tetapi Low Band belum dapat diamati karena dalam simulasi yang
dilakukan kabel serial RS232 harus dipindahkan ke IDU yang lainnya jika
mengamati simulasi 1+0 dan setelah kabel serial RS232 dipasang kerap kali
terjadi penggantian modulasi baik pada QAM atau QPSK diman QAM terdiri dari
8xE1 dan 16xE1 sedangkan QPSK terdiri dari 2xE1, 4xE1, 8xE1, dan 16xE1. Dan
besarnya kapasitas akan dialihkan ke kapasitas yang sesuai agar simulasi berjalan
dengan baik dan pemasangan di lapangan kapasitasnya di buat maksimal
dikarenakan adanya faktor gangguan dari besarnya curah hujan, gambar di bawah
ini menunjukkan tidak cocok dengan modulasi QAM 8xE1 maka dinaikkan ke
QAM 16xE1.
50
Gambar 4.30 tampilan Sagem Link Pilot 1+0
Gambar 4.31 tampilan Sagem Link Pilot 1+0
Dari tampilan gambar 4.31 bahwa simulasi yang di lakukan berhasil sebab ketika
saat belum melakukan link RSL ODU tetap -90 dBm sebelum dikirim dan setelah
melakukan remot atau mengelink dari High Band ke Low Band maka RSL yang
diperoleh -53 dBm, menurut ketentuan bahwa -90 dBm adalah low sedangkan -53
51
adalah High. Dengan melihat pada posisi Transmit Frequency adalah 22.589 MHz
dengan Transmit power adalah 20 dBm
Gambar 4.32 tampilan Sagem Link Pilot 1+1
Untuk tampilan Sagem Link Pilot di atas sama seperti yang dilakukan pada Sagem
Link Pilot untuk 1+0 .