Artikel Ilmiah
-
Upload
nurlaily-au -
Category
Documents
-
view
63 -
download
1
Transcript of Artikel Ilmiah
![Page 1: Artikel Ilmiah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/55cf9b5b550346d033a5bdca/html5/thumbnails/1.jpg)
KECEMASAN PADA PASIEN YANG MENJALANI TERAPI
HEMODIALISIS
Nurlaily
0807101010125
B-06
Program Studi Pendidikan Dokter, FK Unsyiah, Banda Aceh
ABSTRAK
Latar Belakang: Jumlah pasien yang menjalani terapi hemodialisis setiap
tahunnya terus meningkat. Bagi pasien GGT( Gagal Ginjal Terminal)
hemodialisis merupakan hal yang dapat menggantikan kerja ginjal sehingga harus
dilakukan secara reguler. Hal ini menimbulkan masalah psikologis pada pasien.
Tujuan: Penulisan ini bertujuan untuk mengulas tentang hal-hal yang
berpengaruh terhadap kecemasan pada pasien yang menjalani hemodialisis.
Pembahasan: Reaksi psikologis yang menyertai terapi hemodialisis adalah
adanya respon takut, kecemasan, depresi, bunuh diri, tidak patuh pada ketentuan
medis. Faktor – faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pasien GGT
yang menjalani hemodialisis adalah lama terapi, frekuensi terapi, dan komplikasi
selama menjalani terapi.
Kesimpulan: Tingkat kecemasan yang dialami pasien hemodialisis berbeda-beda,
hal ini bergantung pada lamanya dia menjalani terapi, dukungan keluarga, dan
psikologis si pasien itu sendiri.
Kata Kunci: hemodialisis, kecemasan, gagal ginjal terminal
PENDAHULUAN
Pada banyak kasus, gangguan awal pada ginjal menimbulkan kemunduran yang
progresif pada fungsi ginjal dan berkurangnya nefron lebih lanjut sampai pada
suatu titik sehingga ia harus menjalani terapi dialisis atau transplantasi dengan
![Page 2: Artikel Ilmiah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/55cf9b5b550346d033a5bdca/html5/thumbnails/2.jpg)
ginjal yang masih berfungsi agar dapat bertahan hidup. Keadaan ini disebut
penyakit ginjalstadium akhir (Guyton dan Hall, 2007)
Di Indonesia hemodialisis dilakukan 2 kali seminggu dengan setiap
hemodialisis dilakukan 5 jam. Di senter hemodialisis lain ada juga dialisis yang
dilakukan 3 kali seminggu dengan lama dialisis 4 jam. Hemodialisis di Indonesia
dimulai pada tahun 1970 dan sampai sekarang telah dilaksanakan dibanyak rumah
sakit rujukan umumnya dipergunakan ginjal bata yang kompartemen darahnya
adalah kapiler-kapiler selaput semipermiabel (hollow fibre kidney). Kualitas hidup
yang diperoleh cukup baik dan panjang umur yng tinggi sampai sekarang 14
tahun. Kendala yang ada adalah biaya yang mahal (Rahardjo dkk, 2007)
Salah satu masalah psikologis yang penting pada pasien hemodialisis
adalah kecemasan, banyak hal yang bisa menimbulkan kecemasan seperti
kehilangan pekerjaan, penghasilan, kebebasan, masalah keuangan karena biaya
yang harus dikeluarkan untuk hemodialisis sangat mahal,harapan umur panjang,
fungsi seksual, hingga dapat mengakibatkan kehilangan harga diri dan identitas
gender (Bishop, 1998; Asri dkk, 2006)
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui kecemasan pada pasien
yang menjalani terapi hemodialisa. Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini
adalah sebagai bahan dan sumber bagi peneliti serta sebagai pembanding bagi
pihak lain yang berkepentingan untuk melakukan penelitian tentang hal ini.
TINJAUAN PUSTAKA
Kecemasan
a. Pengertian
Kecemasan adalah suatu keadaan perasaan pengalaman individu atau
kelompok mengenai ketakutan pada sesuatu yang akan terjadi dan aktivasi sistem
saraf otonom dalam respon terhadap sesuatu yang tidak jelas atau samar-samar
(Carpenito-Moyet, 2006).
![Page 3: Artikel Ilmiah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/55cf9b5b550346d033a5bdca/html5/thumbnails/3.jpg)
b. Tingkat Kecemasan
Stuart dan Sundeen (1998) mengidentifikasi tingkat kecemasan menjadi 4
tingkat yaitu:
1. Kecemasan ringan, berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan
sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan
meningkatkan lahan persepsinya.
2. Kecemasan sedang, memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal
yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang
mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang
lebih tinggi.
3. Kecemasan berat, sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang
cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan
tidak dapat berfikir tentang hal-hal lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk
mengurangi kekurangan. Orang tersebut banyak memerlukan pengarahan
untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.
4. Kecemasan tingkat panik, berhubungan dengan terperangah, kekuatan, dan
terror rincian terpecah dari profesinya karena mengalami kehilangan
kendali. Orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan walaupun
dengan pengarahan.
Hemodialisis
Hemodialisis merupakan proses difusi melintasi membrana semipermiabel untuk
menyingkirkan substansi yang tidak diinginkan dari darah sementara
menambahkan komponen yang diinginkan. Aliran konstan darah dari satu sisi
membrana dan arutan dialisat di sisi lain menyebabkan penyingkiran produk
buangan dengan cara serupa dengan filtrasi glomerulus. Dengan mengubah
komposisi dialisat, metode pemajanan darah dan dialisat (geometri dari dialiser),
tipe dan daerah permukaan membrana dialisis dan frekuensi dan lamanya
pemajanan (preskripsi dialisis), pasien tanpa fungsi ginjal dapat dipertahankan
![Page 4: Artikel Ilmiah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/55cf9b5b550346d033a5bdca/html5/thumbnails/4.jpg)
dalam keadaan relatif sehat. Peralatan hemodialisis terdiri dari tiga komponen
yaitu sistem penyampaian darah, sistem komposisi dan penyampaian dialisat dan
dialisernya sendiri.Darah dipompakan ke alat dialisis oleh pompa pengaduk
melalui saluran dengan peralatan yang tepat untuk mengukur aliran dan tekanan
didalam sistem tersebut; aliran darah kira-kira harus 300-450ml/menit
(Isselbacher dan Asdie, 2000)
Kecemasan pasien yang sedang menjalani terapi hemodialisis
Reaksi psikologis yang menyertai terapi hemodialisis adalah adanya
respon takut, kecemasan, depresi, bunuh diri, tidak patuh pada ketentuan medis
dan jenis depresi seperti anoreksia, gangguan tidur, disfungsi sosial,dan
psikoseksual.
Faktor – faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan pasien GGT
yang menjalani hemodialisis adalah:
1. Lamanya terapi
2. Frekuensi terapi
3. Komplikasi selama menjalani terapi
Pasien GGT yang menjalani terapi hemodualisis mengalami beberapa stadium
adaptasi:
1. Periode honey moon
Dimulai dari minggu pertama hemodialisis sampai 6 bulan, dimana pasien
masih menerima ketergantungan terhadapmesin hemodialisis dan masih
punya rasa percaya diri dan penghargaan.
2. Periode disenchantment-discorgement
Setelah 6 bulan sampai 12 bulan menjalani terapi, hal ini ditandai dengan
perubahan prilaku karena stress.
3. Periode longterm adaptasi
Setelah 1 tahun menjalani hemodialisis. Biasanya pasien sudah biasa
menerima keterbatasab, kelemahan dan komplikasi.
![Page 5: Artikel Ilmiah](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082815/55cf9b5b550346d033a5bdca/html5/thumbnails/5.jpg)
KESIMPULAN
Hemodialisis merupakan terapi pilihan pada pasien GGT, namun tidak bisa
menyembuhkan fungsi ginjal tapi hanya dapat menggantikan fungsi kerja ginjal
dalam menyaring darah. Ketergantungan pada hemodialisis menimbulkan masalah
psikologis pada pasien dikarenakan pasien harus banyak menghabiskan biaya,
waktu dan bahkan kehilangan pekerjaannya.
REFERENSI
Asri p, Marhan, Mariyono SW, Purwanta. 2006. Hubungan Dukungan Sosial
dengan Tingkat Depresi Pasien yang Menjalani Terapi Hemodialisis.
Yogyakarta: FK UGM
Carpenito-Moyet, LJ. 2006. Nursing Diagnosis. Philadelphia: Lippincot
Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC
Isselbacher,KJ, Asdie, AH. 2000. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta: EGC
Persatuan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.2007. Hemodialisis.
Jakarta: FKUI
Stuart, G. W. Sundeen, S.J. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta:
EGC