Arbani, Asma Bronchial

download Arbani, Asma Bronchial

of 22

Transcript of Arbani, Asma Bronchial

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Definisi 1. Asma Bronchial Asma bronchial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversibel dimana trakheobronkhial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Asthma Bronkial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respons trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dan dapat berubah-ubah, baik secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan (Soeparman, et al. 1999). Asthma Bronkial adalah penyakit jalan nafas obstruksi intermitten, reversibel, dimana trakea dan bronkus berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimulus tertentu yang dimanifestasikan dengan penyempitan jalan nafas yang mengakibatkan dispnea, batuk dan mengi (Smeltzer, 2001). Asma Bronkial adalah suatu penyakit yang dikarakteristikkan oleh konstriksi yang dapat pulih dari otot halus bronkial, hipersekresi mukosa, dan inflamasi mukosa serta edema. Faktor pencetus termasuk alergen, masalah emosi, cuaca dingin, latihan, obat, kimia, dan infeksi (Doenges, 2000).

Tugas Herbal Kep. Komunitas ASMA BRONCHIAL

2

Beberapa defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa Asthma Bronkial adalah penyempitan jalan nafas dari otot halus di bronkus yang bersifat reversibel dan disebabkan oleh beberapa faktor pencetus seperti alergen, emosi, cuaca dingin, latihan dan infeksi. 2. Herbal Istilah Herbal, Pengobatan Herbal, Herbalis, Terapi Herbal adalah istilah-istilah yang belakangan ini mulai ramai diperbincangkan dalam blantika dunia kesehatan. Terlebih saat ini teknologi informasi sudah berkembang demikian canggih, dan telah dimanfaatkan pula oleh para penggiat herbal untuk memperkenalkan produk-produk herbal. "Herba atau Herbal ialah tanaman yang bermanfaat sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit. Hampir seluruh bagian dari tanaman dapat dimanfaatkan sebagai herba seperti daun, buah, batang dan akar. Pada saat ini sebutan herba ditujukan kepada tanaman yang mengandung satu atau lebih bahan aktif yang dapat digunakan untuk pengobatan atau terapeutik". Herba adalah tanaman/tumbuhan yang memiliki kegunaan untuk kepentingan medis dan semacamnya. Tanaman herba memiliki macam ragam kegunaan termasuk untuk kuliner, pengobatan dan bahkan aktivitas spiritual). Herbal memiliki makna yg sangat luas Dimana dalam penggunaannya, tanaman herbal dapat diolah menjadi masakan atau pelengkap masakan, dikonsumsi langsung, atau digunakan sebagai pelengkap ritual spiritual/keagamaan.

Tugas Herbal Kep. Komunitas ASMA BRONCHIAL

3

B. Latar Belakang Menurut data organisasi kesehatan dunia (WHO), penyandang asma di dunia mencapai 100-150 juta orang. Jumlah ini diduga terus bertambah sekitar 180 ribu Di orang negara per tetangga tahun. seperti

(http://outeapoci.wordpress.com/2008)

Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam dan Singapura, bronkitis, emfisema dan asma merupakan penyebab kematian ke delapan. Penelitian di Amerika Serikat mendapatkan prevalensi asma sekitar 3%, sementara di Inggris angkanya adalah sekitar 5%. Penelitian pada guru-guru di India menghasilkan prevalensi asma sebesar 4,1 %, sementara laporan dari Taiwan menunjukkan angka 6,2%. National Health Interview Survey di Amerika Serikat memperkirakan bahwa setidaknya 7,5 juta orang penduduk negeri itu mengidap bronkitis kronik, Iebih dari 2 juta orang menderita emfisema dan setidaknya 6,5 juta orang menderita salah satu bentuk asma. Di tahun 1981 di Amerika Serikat dilaporkan ada 60.000 kematian akibat PPOM dan keadaan yang berhubungan dengannya. Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam World Health Report 2000 menyebutkan, lima penyakit paru utama merupakan 17,4% dari seluruh kematian di dunia, masing-masing infeksi paru 7,2%, PPOK 4,8%, tuberkulosis 3,0%, kanker, paru/trakea/bronkus, 2,1%, dan asma 0,3% (http://www.suarapembaruan.com, 2008). Peningkatan penderita asma bronchial juga terjadi di Indonesia, penelitian pada anak sekolah usia 13-14 tahun dengan menggunakan

Tugas Herbal Kep. Komunitas ASMA BRONCHIAL

4

kuesioner ISAAC (International Study on Asthma and Allergy in Children) tahun 1995 menunjukkan, prevalensi asma masih 2,1%, dan meningkat tahun 2003 menjadi dua kali lipat lebih yakni 5,2%. Asma terbukti menurunkan kualitas hidup penderitanya. Dalam salah satu laporan di Journal of Allergy and Clinical Immunology tahun 2003 dinyatakan bahwa dari 3.207 kasus yang diteliti, 44-51% mengalami batuk malam dalam sebulan terakhir. Bahkan 28,3% penderita mengaku terganggu tidurnya paling tidak sekali dalam seminggu. Penderita yang mengaku mengalami keterbatasan dalam berekreasi atau olahraga sebanyak 52,7%, aktivitas sosial 38%, aktivitas fisik 44,1%, cara hidup 37,1%, pemilihan karier 37,9%, dan pekerjaan rumah tangga 32,6%. Absen dari sekolah maupun pekerjaan dalam 12 bulan terakhir dialami oleh 36,5% anak dan 26,5% orang dewasa. Selain itu, total biaya pengobatan untuk asma di USA sekitar 10 milyar dollar per tahun dengan pengeluaran terbesar untuk ruang emergensi dan perawatan di rumah sakit. Oleh karena itu, terapi efektif untuk penderita asma berat sangat dibutuhkan (http://myhealing.wordpress.com/2008). Baru-baru ini

Howarth dan rekan menemukan bahwa ekspresi dari sitokin yang disebut tumor necrosis factor alpha (TNF- ) pada saluran napas berkaitan dengan tingkat keparahan asma. TNF- adalah salah satu sitokin inflamasi yang berhubungan dengan alergi. Hasil penelitiannya memperlihatkan bahwa penderita asma berat memiliki TNF- yang lebih tinggi konsentrasinya dibandingkan dengan orang normal. Pada penderita asma berat ditemukan

Tugas Herbal Kep. Komunitas ASMA BRONCHIAL

5

bahwa tingkat ekspresi gen TNF- lebih besar daripada pada penderita asma sedang maupun yang terkontrol, meskipun telah dilakukan terapi kortikosteroid dosis tinggi. Penelitian Berry dan rekan kemudian membuktikan bahwa TNFadalah efektor utama hiperresponsivitas

bronkial pada penderita asma yang sulit disembuhkan dengan terapi kortikosteroid. Namun faktor TNF- ini tidak berlaku pada semua tipe asma. Berbeda dengan pada asma berat, pada asma sedang, jumlah TNFnya sama dengan penderita asma yang terkontrol.

(http://ririgituloch.multiply.com/2008) Peningkatan jumlah penderita asma di negara berkembang termasuk Indonesia saat ini membutuhkan penanganan yang serius. Data dari medical record Rumah Sakit Umum Ahmad Yani Metro menunjukkan bahwa jumlah penderita asma bronkial pada tahun 2007 masuk dalam 10 besar penyakit yang ada di ruang Penyakit Dalam yaitu mencapai 148 orang (8,26%). Sedangkan pada tahun 2008 penderita asma bronkial tidak masuk dalam 10 besar. Dari data tersebut, penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan asma bronkial.

Tugas Herbal Kep. Komunitas ASMA BRONCHIAL

6

BAB II PEMBAHASAN

A. Gejala Klinis Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam, gelisah, duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras. Gejala klasik: sesak nafas, mengi (wheezing), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang merasa nyeri di dada. Pada serangan asma yang lebih berat, gejala yang timbul makin banyak, antara lain: silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hiperinflasi dada, takikardi, dan pernafasan cepat-dangkal. Serangan asma sering terjadi pada malam hari. B. Pemeriksaan Fisik Berguna selain untuk menemukan tanda-tanda fisik yang mendukung diagnosis asma dan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain, juga berguna untuk mengetahui penyakit yang mungkin menyertai asma 1. Sistem Pernapasan:y

Batuk mula-mula kering tidak produktif kemudian makin keras dan seterusnya menjadi produktif yang mula-mula encer kemudian menjadi kental. Warna dahak jernih atau putih tetapi juga bisa kekuningan atau kehijauan terutama kalau terjadi infeksi sekunder.

y

Frekuensi pernapasan meningkat

Tugas Herbal Kep. Komunitas ASMA BRONCHIAL

7

y y

Otot-otot bantu pernapasan hipertrofi. Bunyi pernapasan mungkin melemah dengan ekspirasi yang memanjang disertai ronchi kering dan wheezing.

y

Ekspirasi lebih daripada 4 detik atau 3x lebih panjang daripada inspirasi bahkan mungkin lebih.

y

Pada pasien yang sesaknya hebat mungkin ditemukan: Hiperinflasi paru yang terlihat dengan peningkatan diameter

-

anteroposterior rongga dada yang pada perkusi terdengar hipersonor. Pernapasan makin cepat dan susah, ditandai dengan pengaktifan otot-otot bantu napas (antar iga, sternokleidomastoideus), sehingga tampak retraksi suprasternal, supraclavikula dan sela iga serta pernapasan cuping hidung.y

Pada keadaan yang lebih berat dapat ditemukan pernapasan cepat dan dangkal dengan bunyi pernapasan dan wheezing tidak terdengar(silent chest), sianosis.

2. Sistem Kardiovaskuler:y y

Tekanan darah meningkat, nadi juga meningkat Pada pasien yang sesaknya hebat mungkin ditemukan:

- Takhikardi makin hebat disertai dehidrasi. - Timbul Pulsus paradoksusdimana terjadi penurunan tekanan darah sistolik lebih dari 10 mmHg pada waktu inspirasi. Normal tidak lebih daripada 5 mmHg, pada asma yang berat bisa sampai 10 mmHg atau lebih.

Tugas Herbal Kep. Komunitas ASMA BRONCHIAL

8

y

Pada keadaan yang lebih berat tekanan darah menurun, gangguan irama jantung.

3. Sistem persarafan:y y

Komposmentis Pada pasien yang sesaknya hebat mungkin ditemukan:

- Cemas/gelisah/panik - Sukar tidur, banyak berkeringat dan susah berbicaray

Pada keadaan yang lebih berat kesadaran menurun, dari disorientasi dan apati sampai koma. Pada pemeriksaan mata mungkin ditemukan miosis dan edema papil.

C. Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan radiologi Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukkan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut: Bila disertai dengan bronkhitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan semakin bertambah. Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrat pada paru Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal

Tugas Herbal Kep. Komunitas ASMA BRONCHIAL

9

-

Bila

terjadi

pneumonia

mediastinum,

pneutoraks,

dan

pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru. 2. Pemeriksaan tes kulit Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma. 3. Elektrokardiografi Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru, yaitu: Perubahan aksis jantung, pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise rotation Terdapat tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB (Right Bundle branch Block) Tanda-tanda hipoksemia, yaitu terdapatnya sinus takikardia, SVES, dan VES atau terjadinya depresi segmen ST negatif. 4. Scanning Paru Dapat diketahui bahwa redistribusi udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru. 5. Spirometri Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan napas reversibel. Pemeriksaan spirometri tdak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek pengobatan

Tugas Herbal Kep. Komunitas ASMA BRONCHIAL

10

D. Diferensial Diagnoasis Berbagai penyebab lain yang mungkin mengakibatkan sesak napas, napas pendek, napas bunyi, dan batuk harus diperiksa untuk membedakan asma dari penyakit jantung, kelainan paru-paru yang lain, gastroesophageal reflux, dan sebagainya.

Tugas Herbal Kep. Komunitas ASMA BRONCHIAL

11

BAB III MANAJEMEN PENANGANAN

A. Penangan Secara Medis 1. Prinsip umum pengobatan asma bronkhial adalah: a) Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera b) Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma c) Memberikan penerangan kepada penderita atau keluarganya mengenai penyakit asma. Meliputi pengobatan dan perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan pengobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang merawat. 2. Pengobatan Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu: a) Pengobatan non farmakologik 1) Memberikan penyuluhan 2) Menghindari faktor pencetus 3) Pemberian cairan 4) Fisioterapi 5) Beri O bila perlu b) Pengobatan farmakologik 1) Bronkodilator: obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan:

Tugas Herbal Kep. Komunitas ASMA BRONCHIAL

12

-

Simpatomimetik/andrenergik (adrenalin dan efedrin) Nama obat: Orsiprenalin (Alupent), fenoterol (berotec), terbutalin (bricasma).

-

Santin (teofilin) Nama obat: Aminofilin (Amicam supp), Aminofilin (Euphilin Retard), Teofilin (Amilex) Penderita dengan penyakit lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini.

-

Kromalin Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan tetapi merupakan obat pencegah serangan asma. Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat anti asma yang lain dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian 1 bulan.

-

Ketolifen Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya diberikan dosis 2 kali 1 mg/hari. Keuntungan obat ini adalah dapat diberikan secara oral.

B. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Riwayat kesehatan masa lalu - Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya - Kaji riwayat reksi alergi atau sensitivitas terhadap zat/faktor lingkungan

Tugas Herbal Kep. Komunitas ASMA BRONCHIAL

13

b.

Aktivitas - Ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernafas Adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bentuan melakukan aktivitas sehari-hari - Tidur dalam posisi duduk tinggi

c.

Pernapasan - Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan - Napas memburuk ketika klien berbaring telentang di tempat tidur Menggunakan alat bantu pernapasan, misal meninggikan bahu, melebarkan hidung. - Adanya bunyi napas mengi - Adanya batuk berulang

d.

Sirkulasi - Adanya peningkatan tekanan darah - Adanya peningkatan frekuensi jantung - Warna kulit atau membran mukosa normal/abu-abu/sianosis

e.

Integritas ego - Ansietas - Ketakutan - Peka rangsangan - Gelisah

f.

Asupan nutrisi - Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan

Tugas Herbal Kep. Komunitas ASMA BRONCHIAL

14

- Penurunan berat badan karena anoreksia g. Hubungan sosial - Keterbatasan mobilitas fisik - Susah bicara atau bicara terbata-bata - Adanya ketergantungan pada orang lain 2. Diagnosa Keperawatan Menurut Doengoes (2000), diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernafasan (Asthma Bronkial) adalah sebagai berikut : a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan bronkospasme, peningkatan produksi sekret, penurunan energi/kelemahan. Tujuan bersih/jelas. Kriteria Hasil : Menunjukkan prilaku perbaiki bersiha jalan nafas, : Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi

misalnya batuk efektif dan mengeluarkan sekret. Tindakan / Intervensi : Mandiri 1) Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas misalnya : mengi, ronchi. 2) Kaji/pantau frekuensi pernafasan, catat rasio inspirasi/ekspirasi. 3) Pertahankan polusi lingkungan minuman misalnya : debu, asap yang berhubungan dengan kondisi individu. 4) Dorong/bantu latihan nafas abdomen atau bibir.

Tugas Herbal Kep. Komunitas ASMA BRONCHIAL

15

5) Observasi karakteristik batuk misal : menetap, batuk pendek dan basah. Kolaborasi 1) Berikan obat sesuai indikasi. 2) Berikan humidifikasi tambahan misal : nebulizer ultranik b. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen (obstruksi jalan nafas oleh sekret, spasme bronkus, jebakan udara), kerusakan alveoli. Tujuan jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distres pernafasan. Kriteria Hasil : berpatisipasi dalam program pengobatan dalam : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenisasi

meningkatkan kemampuan/situasi. Tindakan Intervensi : Mandiri 1) Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan penggunaan otot aksesoris. 2) Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang mudah untuk bernafas. 3) Kaji/awasi secara rutin kulit dan warna membran mukosa. 4) Dorong mengeluarkan sputum. Kolaborasi

Tugas Herbal Kep. Komunitas ASMA BRONCHIAL

16

1) Berikan oksigen tambahan yang sesuai dengan dengan indikasi. 2) Awasi/gambarkan seri GDA. c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dispnea, anoreksia, mual/muntah. Tujuan Kriteria Hasil meningkatkan : Menunjukkan peningkatan BB menuju tujuan yang tepat. : Menunjukkan prilaku/perubahan pola hidup untuk dan/mempertahankan berat yang tepat.

Tindakan intervensi : Mandiri 1) Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. 2) Auskultasi bising usus. 3) Berikan perawatan oral, buang sekret, berikan wadah khusus untuk sekali pakai. 4) Hindari makanan sangat panas atau sangat dingin. 5) Timbang berat badan sesuai indikasi. Kolaborasi 1) Konsultasi ahli gizi/nutrisi pendukung tim untuk memberikan makanan yang mudah dicerna. 2) Berikan oksigen tambahan selama makan sesuai indikasi. d. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan utama dan imunitas. Tujuan individu.Tugas Herbal Kep. Komunitas ASMA BRONCHIAL

:

Menyatakan pemahaman penyebab/faktor resiko

17

Kriteria

Hasil

:

Mengidentifikasi intervensi untuk

mencegah/

menurunkan resiko infeksi. Menunjukkan teknik, perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang aman. Tindakan Intervensi : Mandiri 1) Observasi suhu tubuh klien. 2) Kaji pentingnya latihan nafas, batuk efektif, dan masukan cairan adekuat. 3) Observasi warna, karakter dan bau sputum. 4) Tunjukkan dan bantu pasien tentang pembuangan tisu dan sputum. 5) Kolaborasi 6) Dapatkan specimen batuk atau penghisapan sputum pewarnaan kuman gram negatif. 7) Berikan anti mikrobial sesuai indikasi. e. Kurang Pengetahuan mengenai kondisi, tindakan berhubungan dengan kurang terpapar informasi. Tujuan : menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan tindakan. Kriteria Hasil : mengidentifikasi hubungan tanda/gejala yang ada dari proses penyakit : dan menghubungkan dengan faktor penyebab.

Intervensi

1) Jelaskan proses penyakit individu, dorong pasien dan keluarga untuk bertanya.

Tugas Herbal Kep. Komunitas ASMA BRONCHIAL

18

2) Instruksikan rasional untuk latihan nafas, batuk efektif dan latihan kondisi umum. 3) Diskusikan obat pernafasan, efek samping dan reaksi yang diinginkan. 4) Diskusikan faktor individu yang meningkatkan kondisi. 5) Tekankan pentingnya perawatan oral/kebersihan gigi. C. Penanganan Asma Bronchial Dengan Terapi Herbal 1. Kecubung (Datura metel L.) Merupakan terna tegak, pangkal batangnya seringkali berkayu dan tingginya berkisar 0,5 2 m. Batangnya hijau atau keunguan tua. Bunganya berdiri sendiri dengan tangkai sepanjang 1 3 cm. Kelopaknya bertajuk lima. Mahkota bunganya berbentuk corong mirip terompet. Warnanya putih keunguan. Helaian daunnya berbentuk bulat telur, sering dengan pangkal bersisi tidak sama dan ujung meruncing. Daun kecil berbentuk rata, sedangkan yang besar melekuk ke dalam. Daun inilah yang berguna sebagai obat asma.

Tumbuhan ini mengandung alkaloid skopolamina, meteloidina, hiosiamina, norhiosiamina, norskopolamina, kuskohigrina, dan nikotina. Alkaloid-alkaloid tersebut berkhasiat sebagai obat pereda kejang

(spasmolitikum). Dengan demikian dapat meringankan penderitaan asma, karena dapat memperlebar kembali saluran pernapasan yang menyempit sehingga memperlancar pernapasan yang terganggu akibat serangan asma.

Tugas Herbal Kep. Komunitas ASMA BRONCHIAL

19

Untuk memanfaatkannya sebagai obat, daun kecubung perlu dirajang, seperti halnya daun tembakau, lalu dikeringkan. Rajangan kering selanjutnya dijadikan bahan rokok. Karena alkaloid daun kecubung tergolong keras, tiap rokok dibatasi hanya mengandung rajangan daun kecubung tidak lebih dari 1 g. Tiap hari, penggunaannya pun dibatasi cuma sebatang. Di samping itu penggunaannya harus dalam pengawasan dokter.

2. Daun Teh (Camellia sinensis) Daun teh mengandung kafeina, adenina, teobromina, teofilina, xantina, zat penyamak, dan minyak atsiri. Kandungan kaefina, teobromina, dan teofilinanya memiliki khasiat memperlebar pembuluh darah dan saluran pernapasan (vasodilator). Dengan demikian minum teh bermanfaat untuk meringankan derita akibat asma. Selain itu kandungan kafeinanya juga membantu menyegarkan tubuh.Daun teh diolah dengan cara di seduh dan direbus lalu diminum 2-3x/hari. 3. Putri malu (Mimosa pudica L.) Tanaman ini juga bisa digunakan untuk mengobati asma. Tumbuhan ini berumur setahun atau lebih. Batang bagian bawah kadang-kadang berkayu, dengan rambut-rambut kasar menghadap ke bawah dan duru-duri tersebar. Daunnya tergolong majemuk ganda dengan anak daun berbentuk elips. Anak-anak daun ini sensitif, jika tersentuh langsung mengatup. Penyebarannya sangat luas hingga pada ketinggian 1.200 m di atas permukaan laut.

Tugas Herbal Kep. Komunitas ASMA BRONCHIAL

20

Herbanya (seluruh bagian tumbuhan yang terdapat di atas permukaan tanah) mengandung alkaloid mimosina, glikosida krosetin, ester dimetil krosetin, zat penyamak, saponin, damar, glikosida mimosida, norepinefrina, asam linolenat, asam linoleat, asam oleat, asam stearat. Asam palmitat, glikosida flavonoid, fenol, dan asam amino. Dari banyak senyawa tadi norepinefrina berkhasiat sebagai bronkodilator (melebarkan saluran

pernapasan). Dengan demikian saluran pernapasan yang menciut karena asma, sehingga pernapasan menjadi sesak, dapat dilebarkan kembali. Pernapasan pun menjadi lancar kembali. Untuk pengobatan ini digunakan herba yang telah dikeringkan. Untuk membuatnya diperlukan 10 g herba putri malu dan 100 ml air. Cara mengolahnya, herba putri malu direbus selama 15 menit, terhitung sejak air menguap. Hasilnya langsung disaring dan didinginkan. Hasil rebusan inilah yang diminum sebagai obat. Dosisnya 3 x 1 2 sendok makan. 4. Patikan kebo (Euphorbia hirta L. atau E. pillulifera L.) Tumbuhan ini merupakan terna tegak atau memanjat. Tingginya 6 60 cm. Batangnya berwarna merah atau keunguan dan berambut. Tumbuhnya jarang mendatar di atas permukaan tanah. Daunnya berhadapan, berbentuk jorong meruncing sampai tumpul dengan tepi bergerigi. Panjang daunnya 5 50 mm dan lebar 2 25 mm. Bunganya berwarna merah pucat atau merah kecoklatan, berbentuk bola dengan diameter + 1 cm. Senyawa yang terkandung dalam tanaman ini di antaranya alkaloid (0,1%), damar, glikosida, zat penyamak, dan gom. Alkaloidnya bersifat

Tugas Herbal Kep. Komunitas ASMA BRONCHIAL

21

sebagai antihistaminika yang menghilangkan kerentanan tubuh, sehingga akan mengurangi atau menghilangkan penderitaan asma. Untuk tujuan pengobatan, digunakan herba patikan kebo yang belum berbunga. Herba tersebut dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Bahan kering ini ditumbuk hingga menjadi serbuk. Dalam pembuatan, diperlukan serbuk herba sebanyak 15 g dan 100 ml air. Serbuk direbus selama 15 menit sejak mengeluarkan uap, kira-kira suhunya 90 oC. Dalam keadaan panas air rebusan itu disaring hingga diperoleh air rebusannya saja sekitar 75 ml. Air rebusan inilah yang diminum sebagai obat. Dalam sehari diminum 3 kali, masing-masing 25 ml. 5. Daun Sirih 8 lembar daun sirih dicuci bersih lalu ditumbuk halus, hasil tumbukan diremas dengan minyak kayu putih 3 sendok teh. Lalu gunakanlah ramuan ini untuk melumasi dada dan leher 1-2 kali sehari atau sebanyak yang diperlukan.

Tugas Herbal Kep. Komunitas ASMA BRONCHIAL

22

Daftar Pustaka Betz Cecily, Linda A Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. EGC: Jakarta. - Capernito, Lynda J. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis. EGC: Jakarta. - Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. EGC: Jakarta. - Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29.EGC: Jakarta. - http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-dudut2.pdf ASEAN Countries. 1993. Standard of Asean Herbal Medicine. Vol I. Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 1993. Formularium Obat Tradisional. Edisi II. Jakarta. Duke, James A. 1985. Handbook of Medicinal Herbs. Roca Raton, Florida: CRC Press Inc.\ Lingga, Pinus. 2005. Resef-resef obat tradisional, edisi Revisi. Penebar Swadaya: Jakarta

Tugas Herbal Kep. Komunitas ASMA BRONCHIAL