Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

46
1 Tugas Makalah KBM II KOSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN PADA SISTEM PERNAPASAN “ASMA BRONKIAL” DI SUSUN OLEH Kelompok : 1.WD.JULIANTI 2.FITRA APRILIANI 3. FITRA YANI 4.FILTA KARIM AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN MUNA

Transcript of Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

Page 1: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

1

Tugas Makalah KBM II

KOSEP ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN PADA SISTEM PERNAPASAN “ASMA BRONKIAL”

DI SUSUN OLEH

Kelompok :

1.WD.JULIANTI

2.FITRA APRILIANI

3. FITRA YANI

4.FILTA KARIM

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH

KABUPATEN MUNA

2013

Page 2: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

2

Daftar Isi

Halaman Sampul.......................................................................................

Kata Pengantar.........................................................................................

Daftar Isi....................................................................................................

Bab I Pendahuluan..................................................................................

a. Latar Belakangb. Tujuan

Bab II Pembahasan....................................................................................

Bab III Konsep Askep..............................................................................

Bab IV Kesimpulan....................................................................................

Daftar Pustaka

Page 3: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

3

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling indah penulis panjatkan kehadirat-Nya selain kata puji

syukur alhamdulillah atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penugasan ini dalam rangka pemenuhan SKS dalam keperawatan

Medikal Bedah (KMB) pada semester genap ini, dengan judul asuhan keperawatan

dengan gangguan sistem pernafasan Asma Bronkial.

Penugasan ini merupakan proses pendekatan asuhan keperawatan yang komprehensip

dengan harapan dapat berguna bagi para mahasiswa AKPER PEMKAB MUNA.

Dalam penyelesaian makalah ini penulis telah banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak secara moril maupun materil maka dalam kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh pihak yang telah

berpartisipasi membantu penulis dalam menyelesaikan penugasan ini.

Disamping itu penulis juga menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan

yang terdapat dalam penugasan ini baik dari segi penyusunan maupun dari segi

penulisan oleh karena itu dengan hati terbuka penulis menerima saran dan kritikan

yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penugasan ini.

Akhir kata semoga penugasan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan

menjadi yang terbaik dari sekian banyak yang paling baik, Wassalam.

Raha, Februari 2013

Penulis

Page 4: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Respirasi merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas di dalam

jaringan (penafasan dalam) dan yang terjadi di dalam paru-paru (pernafasan luar).

Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada

saat yang sama melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan

karbon dan hidrogen dari jaringan, memungkinkan setiap sel sendiri-sendiri

melangsungkan proses metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil

buangan dalam bentuk karbon dioksida dan air dihilangkan (Pearce, 2008).

System respirasi pada manusia terdiri dari jaringan dan organ tubuh yang

merupakan parameter kesehatan manusia. Jika salah satu system respirasi terganggu

maka secara system lain yang bekerja dalam tubuh akan terganggu. Hal ini dapat

menimbulkan terganggunya proses homeostasis tubuh dan dalam jangka panjang

dapat menimbulkan berbagai macam penyakit.

Gangguan sistem respirasi merupakan gangguan yang menjadi masalah besar di dunia

khususnya Indonesia diantaranya adalah penyakit pneumonia, TBC, dan asma.

B. Tujuan

1. Mahasiswa dapat memahami pengertian dari asma bronkial.

2. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi dari asma bronkial.

3. Mahasiswa mampuh memgetahui gejala dan patifisiologi dari asma asma

bronkial.

4. Mahasiswa dapat mengetahui diagnosa yang dapat muncul pada klien yang

mengalami asma bronkial

Page 5: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

5

Page 6: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

6

BAB II

KONSEP DASAR

A. KONSEP PENYAKIT

1. Pengertian

Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif

intermitten, reversibledimana trakeobronkial berespon

secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.Asma bronchial

adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya

respontrakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan

dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang

luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara

spontan maupun hasil dari pengobatan.

2. Etiologi

Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi

timbulnya serangan asma bronkhial.

a. Faktor predisposisi

Genetik

Page 7: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

7

Dimana diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui

bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit

alergi biasanya cara penurunannya dekat juga menderita penyakit

alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena

penyakit asma bronchial jika terpapar dengan factor pendetus. Selain

itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan

b. Faktor presipitasi

Allergen

Dimana allergen dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu inhalan, yang

masuk melalui saluran pernapasan, ingestan, yang masuk melalui

mulut, kontaktan, yang masuk melalui kontrak dengan kulit

Perubahan cuaca

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering

mempengaruhi asama.Atmaosfir yang mendadak dingin merupakan

faktor pemicu terjadinya serangan asma.

Stress

Stress atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma,

selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.

Lingkungan kerja

Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan

asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja

Page 8: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

8

Olahraga

Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika

melakukan aktivitas jasmani atau olahraga yang berat.

3. Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3

tipe, yaitu :

a. Ekstrinsik (alergik)

Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor

pencetus yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-

obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur.Asma ekstrinsik sering

dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi.

Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang

disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik.

b. Intrinsik (non alergik)

Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus

yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga

disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi.Serangan

asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu

Page 9: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

9

dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa

pasien akan mengalami asma gabungan.

c. Asma gabungan

Bentuk asma yang paling umum.Asma ini mempunyai karakteristik dari

bentuk alergik dan non-alergik.

4.Dampak Terhadap Berbagai Sistem Tubuh

Pengaruh asma bronkial terhadap berbagai sistem tubuh :1. Asma bronkial dapat menyebabkan terjadinya kekurangan kadar O2 dalam

jaringan sehingga dapat menyebabkan terjadinya kematian jaringan-jaringan tepi terutama pada otot-oto tubuh, kukurangan oksigen dalam jaringan juga dapat berdapak terhadap kerusakan jaringan sistem neurologi terutama pada sistem syaraf pusat yang dalam aktifitasnya sangat membutuhkan oksigen sebagai bahan utama dalam melaksanakan aktivitasnya. Otak tidak memiliki cadangan oksigen sehingga bila terjadi gangguan dalam penyaluran oksigen seperti terjadi asma bronkhial dan terjadi henti napas selama > 8-10 menit maka akan terjadi kerusakan otak.

2. Dampak tercepat sebagai akibat dari kekurangan oksigen dalam tubuh juga dapat menyebabkan terjadinya kelemahan fisik, penurunan kontraksi otot jantung bahkan gagal jantung karena dalam kenyataanx kadar oksigen dalam darah sekitar 40% digunakan oleh otot jantung itu sendiri.

5.Patofisiologi dan penyimpangan KDM

Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang

menyebabkan sukar bernafas.Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas

bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada

asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang

alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E

Page 10: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

10

abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila

reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama

melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan

erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen

maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan

antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan

mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang

bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), factor kemotaktik eosinofilik

dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan

menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi

mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos

bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat

meningkat.

Pada asma, diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada

selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa

menekan bagian luar bronkiolus.Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian,

maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang

menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi.Pada penderita asma

biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-

kali melakukan ekspirasi.Hal ini menyebabkan dispnea.Kapasitas residu

fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan

Page 11: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

11

asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru.Hal ini bisa

menyebabkan barrel chest.

Penyimpangan KDM

6.Manifestasi Klinis

Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala

klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam,

gelisah, duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu

Pencetus : Allergen Olahraga Cuaca Emosi

Imunrespon

menjadiaktif

Pelepasan mediatorhumoral Histamine SRS-A Serotonin Kinin

Bronkospasme Edema mukosa Sekresi

meningkat inflamasi

Penghambatkortikosteroid Nyeri pada

saluran napapas.

bersihan jalan napas inefektif

Sesak napas BMR menurunKelemahan

fisik

Page 12: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

12

pernafasan bekerja dengan keras. Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah

sesak nafas, mengi ( whezing ), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang

merasa nyeri di dada. Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai bersamaan.

Pada serangan asma yang lebih berat , gejala-gejala yang timbul makin

banyak, antara lain : silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hyperinflasi

dada, tachicardi dan pernafasan cepat dangkal . Serangan asma seringkali

terjadi pada malam hari.

7.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK ASMA BRONKIAL

1. Laboratoriuma. Lekositosis dengan neutrofil yang meningkat menunjukkan adanya

infeksib. Eosinofil darah meningkat > 250/mm3 , jumlah eosinofil ini menurun

dengan pemberian kortikosteroid.2. Analisa gas darah

Hanya dilakukan pada penderita dengan serangan asma berat atau status asmatikus.Pada keadaan ini dapat terjadi hipoksemia, hiperkapnia dan asidosis respiratorik.Pada asma ringan sampai sedang PaO2 normal sampai sedikit menurun, PaCO2 menurun dan terjadi alkalosis respiratorik.Pada asma yang berat PaO2 jelas menurun, PaCO2 normal atau meningkat dan terjadi asidosis respiratorik.

3. RadiologiPada serangan asma yang ringan, gambaran radiologik paru biasanya tidak menunjukkan adanya kelainan. Beberapa tanda yang menunjukkan yang khas untuk asma adanya hiperinflasi, penebalan dinding bronkus, vaskulasrisasi paru.]

4. Faal paru: Menurunnya FEV1

5. Uji kulit: Untuk menunjukkan adanya alergi

6. Uji provokasi bronkusDengan inhalasi histamin, asetilkolin, alergen.Penurunan FEV 1 sebesar 20% atau lebih setelah tes provokasi merupakan petanda adanya hiperreaktivitas bronkus.

Page 13: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

13

8.Manajemen medik

Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :

a. Menghilangkan obstruksi jalan napas dengan segera

b. Mengenal dan menghindari factor yang dapat mencetuskan serangan asma

c. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai

penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan

penyakitnya, sehingga penderita mengerti tujuan pengobatan yang

diberikan.

Pengobatan pada asma bronchial terbagi atas 2 yaitu :

a. Pengobatan non farmakologik

Memberikan penyuluhan

Menghindari factor pencetus

Pemberian cairan

Fisiotherapy

Beri O2 bila perlu

b. Pengobatan farmakologik

Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran napas, seperti

simpatomimetik / anrenergi (orsiprenalin, fenoterol, terbutalin), sentin

(teofilin) seperti aminofilin, aminofilin, teofilin)

Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegahan

serangan asma, terutama untuk asma alergik.

Page 14: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

14

Ketolifen yang mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti

kromalin.

9. Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah :

a. Status asmatikus

b. Atelektasis

c. Hipoksemia

d. Pneumothoraks

e. Emfisema

f. Deformitas thoraks

g. Gagal napas.

Page 15: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

15

BAB IIIKONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Pengumpulan data

Aktivitas / Istrahat

Tanda : kelemahan, adanya penurunan kemampuan/peningkatan

kebutuhan bantuan melakukan aktivitas sehari-hari. Tidur

dalam posisi duduk tinggi

Gejala : Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas sehari-

hari karena sulit bernapas.

Pernapsan

Tanda : Dispenea, bunyi napas mengi, adanya batuk berulang,

napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang,

susah dalam bernapas

Gejala : Klien mengatakan kesusahan dalam bernapas.

Sirkulasi

Tanda : Peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi

Page 16: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

16

jantung, kemerahan atau berkeringat

Integritas ego

Tanda : Ansietas, ketakutan, peka rangsangan, gelisah

Gejala : Klien mengatakan kekhawatiran terhadap kondisinya,

klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup

Makanan dan cairan

Tanda : Penurunan berat badan, porsi makan tidak dihabiskan

Gejala : Klien mengatakan ketidakmampuan untuk makan karena

susah untuk bernapas, klien mengatakan nafsu makannya

menurun.

Interaksi sosial

Tanda : Keterbatasan mobilitas fisik, susah bicara atau terbata-

bata, adanya ketergantungan pada orang lain.

Gejala : Klien mengatakan susah untuk berbicara.

Seksualitas

Tanda : Penurunan libido

Gejala : Klien mengatakan nafsu untuk melakukan seks menurun

b. Klasifikasi Data

Data Subyektif

Page 17: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

17

Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari karena

sulit bernapas.

Klien mengatakan kesusahan dalam bernapas.

Klien mengatakan kekhawatiran terhadap kondisinya.

Klien mengatakan ketidakmampuan untuk makan karena susah untuk

bernapas

Klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup karena susah

bernapas

Klien mengatakan nafsu makannya menurun.

Klien mengatakan susah untuk berbicara.

Klien mengatakan nafsu untuk melakukan seks menurun

Data Obyektif

Kelemahan, adanya penurunan kemampuan

Dispenea, susah dalam bernapas

Bunyi napas mengi

Adanya batuk berulang

Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang,

Peningkatan tekanan darah

Peningkatan frekuensi jantung

Kemerahan atau berkeringat

Ansietas

Page 18: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

18

Gelisah

Penurunan berat badan

porsi makan tidak dihabiskan

Keterbatasan mobilitas fisik

Susah bicara atau terbata-bata

Penurunan libido

c. Analisa Data

Data Penyebab Masalah1 2 3

Ds :

Klien mengatakan

kesusahan dalam

bernapas.

Do :

Dispenea

Susah dalam

bernapas

Bunyi napas mengi

Adanya batuk

berulang

Napas memburuk

ketika pasien

Faktor penyebab asma

(ekstrinsik dan

intrinsik)

Respon imun yang

buruk terhadap

lingkungan

Merangsang produksi

antibody Ig E

Merangsang

parasimpatis otonom

sistem napas : reflex

axon neuropeptida

Degranulasi sel mast,

epitel, makrofag

Gangguan pertukaran gas

Page 19: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

19

berbaring

terlentang,

Peningkatan

frekuensi jantung

Merangsang pelepasan

mediator kimia terjadi

pengeluaran histamine,

bradikinin

Konstriksi otot polos

bronkus

Bronkospasme

Udara terperangkap

dalam saccus alveolus

Penurunan ventilasi

alveolus

Difusi gas terganggu

Gangguan pertukaran

gas

Ds :

Klien mengatakan

ketidakmampuan

untuk makan

karena susah untuk

bernapas

Faktor penyebab asma

bronchial

Bronkospasme

Udara terperangkap

dalam saccus alveolus

Gangguan pemenuhan keb. nutrisi

Page 20: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

20

Klien mengatakan

nafsu makannya

menurun.

Do :

Penurunan berat

badan

porsi makan tidak

dihabiskan

Kelemahan

Adanya penurunan

kemampuan

Susah dalam

bernapas

Penurunan ventilasi

alveolus

Difusi gas terganggu

Penurunan suplay

O2dalam darah

Kompensasi tubuh

untuk mendapatkan

suplay O2 yang cukup

kejaringan yaitu

dengan peningkatan

usaha bernapas

Kontraksi otot

pernapasan

Energy banyak

digunakan untuk

bernapas

Ketidakmampuan

untuk mengunyah

makanan

Nafsu makan menurun

Page 21: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

21

Intake nutrisi kurang

Gangguan pemenuhan

nutrisi

Ds :

Klien mengatakan

tidak dapat

beristrahat dengan

cukup karena susah

bernapas

Klien mengatakan

kekhawatiran

terhadap

kondisinya.

Do :

Ansietas

Gelisah

Stimulasi sesak

Merangsang susunan

saraf pusat ototnom

mengaktivasi

noreefineprin

Merangsang saraf

simpatis untuk

mengaktivasi RAS

Mengaktifkan kerjsa

organ tubuh

REM menurun

Gangguan pemenuruhan kebutuhan istrahat dan tidur

Page 22: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

22

Klien terjaga

Gangguan pemenuhan

kebutuhan istrahat dan

tidur.

d. Prioritas masalah

1) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplay

oksigen

2) Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia

3) Gangguan pemenuhan istrahat dan tidur berhubungan dengan

stimulasi sesak

2. Diagnosa Keperawatan

a. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplay oksigen

ditandai dengan :

Ds : Klien mengatakan kesusahan dalam bernapas.

Do : Dispenea

Susah dalam bernapas

Bunyi napas mengi

Adanya batuk berulang

Page 23: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

23

Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang,

Peningkatan frekuensi jantung

b. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksi ditandai

dengan :

Ds : Klien mengatakan ketidakmampuan untuk makan karena

susah untuk bernapas

Klien mengatakan nafsu makannya menurun.

Do : Penurunan berat badan

porsi makan tidak dihabiskan

Kelemahan

Adanya penurunan kemampuan

Susah dalam bernapas

c. Gangguan pemenuhan istrahat dan tidur berhubungan dengan stimulasi

sesak ditandai dengan :

Ds : Klien mengatakan tidak dapat beristrahat dengan cukup

karena susah bernapas

Page 24: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

24

Klien mengatakan kekhawatiran terhadap kondisinya.

Do : Ansietas

Gelisah

Page 25: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

3. Rencana Keperawatan

No Diagnosa KeperawatanRencana Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

1 Kerusakan pertukaran gas

berhubungan dengan

gangguan suplay oksigen

ditandai dengan :

Ds :

Klien mengatakan

kesusahan dalam

bernapas.

Do :

Dispenea

Susah dalam bernapas

Bunyi napas mengi

Adanya batuk berulang

Napas memburuk

ketika pasien berbaring

Tupan :

Dalam waktu 5 hari

kerusakan pertukaran gas

teratasi

Tupen :

Setelah dilakukan intervensi

selama 3 X 24 jam, klien

akan memperlihatkan

perbaikan dalam pertukaran

gas dengan kriteria :

- Klien tidak mengeluh

sesak

- Frekuensi nafas normal

1. Pertahankan

posisi tidur semi fowler

dengan miring kearah

yang terkena

2. Bimbing dan latih teknik

nafas dalam secara

teratur, monitor dan catat

TTV

3. Monitor fungsi

pernapasan : cepat,

dangkal, dyspneu dan

perkembangan dada

1. Meningkatkan inspirasi

maksimal, mengurangi

penekanan pada sisi

yang normal, serta

ekspansi paru dan

ventilasi pada sisi yang

tidak sakit.

2. Diharapkan sesak

napas klien berkurang

dan perubahan kondisi

klien dapat

terobservasi

3. Perubahan dan

peningkatan frekuensi

pernapasan dapat

terobservasi

Page 26: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

terlentang,

Peningkatan frekuensi

jantung

16 – 20 x/menit

- Pergerakan otot

pernpasan normal

- Pergerakkan dada

simetris

- Tidak terdapat retraksi

interkostalis

4. Berikan O2 BC sesuai

program yaitu 3

liter/menit

4. Diharapkan sesak

berkurang dan

kebutuhan O2

terpenuhi

2 Gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrisi

berhubungan dengan

anoreksia ditandai dengan ;

Ds :

Klien mengatakan

ketidakmampuan untuk

makan karena susah

untuk bernapas

Klien mengatakan

Tupan :

Setelah diberikan tindakan

keperawatan selam 5 hari,

kebutuhan nutrisi klien

teratasi

Tupen :

Setelah diberikan tindakan

keperawatan selama 3 hari,

kebutuhan klien akan nutrisi

beransur-ansur terpenuhi

dengan kriteria :

1. Kaji kebiasaan diet,

masukan makanan saat

ini. Catat derajat

kerusakan makanan

2. Sering lakukan

perawatan oral, buang

sekret, berikan wadah

khusus untuk sekali

pakai

3. Berikanan makanan

1. Pasien distress

pernapasan akut sering

anoreksia karena

dispneu

2. Rasa tak enak, bau

menurunkan nafsu

makan dan dapat

menyebabkan

mual/muntah dengan

peningkatan kesulitan

napas

3. Makanan dan dalam

Page 27: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

nafsu makannya

menurun.

Do :

Penurunan berat badan

porsi makan tidak

dihabiskan

Kelemahan

Adanya penurunan

kemampuan

Susah dalam bernapas

- Nafsu makan klien

meningkat

- Porsi makan dihabiskan

- Berat badan meningkat.

dalam bentuk cair, dan

dengan porsi sedikit tapi

sering

4. Kolaborasi dengan tim

gizi dalam menentukan

diit yang akan diberikan

pada klien sesuai

indikasi.

bentuk cair memudah

klien dalam mencerna

makanan yang

diberikan serta porsi

sedikit tapi sering

membantu

meningkatkan

kebutuhan nutrisi klien

4. Membantu mengatasai

kebutuhan klien akan

nutrisi

Page 28: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

3 Gangguan pemenuhan

istirahat tidur b.d

teraktivasinya RAS

ditandai dengan :

Ds :

Klien mengatakan tidak

dapat beristrahat

dengan cukup karena

susah untuk bernapas

Do :

Gelisah

Insomnia

Tupan:

Setelah dilakukan perawatan

selama 5 hari kebutuhan

Istirahat tidur klien

terpenuhi

Tupen:

Setelah dilakukan intervensi

selama 2 x 24 jam klien

dapat istirahat tidur dengan

kriteria evaluasi :

- Klien mengatakan

tidurnya nyenyak tanpa

sering terbangun

- Klien dapat tidur malam

selama 8 jam

- Tidak tampak banyangan

hitam dikelopak mata

1. Identifikasi penyebab

klien tidak bisa tidur

2. Anjurkan klien untuk

berelaksasi dengan

minum segelas susu

hangat sebelum tidur

3. Anjurkan klien untuk

tidur dengan posisi yang

nyaman

4. Anjurkan klien untuk

melakukan

kebiasaannya sebelum

tidur

5. Ciptakan lingkungan

yang nyaman

1. Dapat mengidentifikasi

penyeban klien tidak

bisa tidur dan untuk

menentukan intervensi

selanjutnya

2. susu mengandung

triptopan yang

mempunyai efek

sedative

3. dapat meningkatkan

ekspansi paru yang

maksimal

4. meningkatkan relaksasi

dan kesiapan tidur

5. lingkungan tenang

membantu klien untuk

dapat beristrahat cukup

Page 29: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA
Page 30: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

30

4. Implementasi Keperawatan Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan

keperawatan.Pada situasi nyata sering implementasi jauh berbeda dengan rencana.

Pada saat akan dilaksanakan tindakan keperawatan maka kontrak dengan pasien

dilaksanakan dengan menjelaskan apa yang akan dikerjakan serta peranserta pasien

yang diharapkan. Setelah semua tindakan dilaksanakan beserta respon pasien

kemudian data tindakan tersebut di dokumentasikan.(Keliat, 1999).

5. Evaluasi Tindakan Keperawatan

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan

keperawatan pada pasien. Evaluasi dilakukan terus-menerus pada respon pasien

terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.Evaluasi dapat dibagi dua,

yaitu evaluasi hasil/sumatif dilakukan dengan membandingkan respon pasien pada

tujuan khusus dan umum yang telah ditentukan.

Page 31: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

31

BAB IV

A.KESIMPULAN

1. Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversibledimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.

2. Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah sesak nafas, mengi ( whezing ), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang merasa nyeri di dada.

3. Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara.

4. Prioritas masalaha. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplay

oksigen

b. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anoreksia

c. Gangguan pemenuhan istrahat dan tidur berhubungan dengan

stimulasi sesak

B.SARAN

Semoga makalah ini dapat di pergunakan oleh kita semua dalam proses pembelajaran yang efektif dan bernilai guna .

Page 32: Asma bronchial AKPER PEMKAB MUNA

32

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002.Keperawatan Medikal Bedah, EGC; Jakarta.

Joyce, M. 2008. http:/www. Asma Bronchiale. Jakarta

Purnawan, 2007, Asma Bronchiale.Wordpress. Com

Price & Willson, 2006.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyaki.Edisi 4

EGC; Jakarta

Roger, W. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat. Gramedia; Jakarta