ANTIPIRETIK farmako

download ANTIPIRETIK farmako

of 11

Transcript of ANTIPIRETIK farmako

  • 8/12/2019 ANTIPIRETIK farmako

    1/11

  • 8/12/2019 ANTIPIRETIK farmako

    2/11

    faktor kemotaktik, bradikinin, leukotrien dan !%. obat mirip aspirin dapat

    dikatakan tidak berefek terhadap mediator- mediator kimia&i tersebut kecuali !%.

    Secara in itro terbukti bah&a prostaglandin $ (!%$) dan prostasiklin

    (!%I) dalam #umlah nanogram, menimbulkan eritem, asodilatasi dan

    peningkatan aliran darah lokal. histamin dan bradikinin dapat meningkatkan

    permeabilitas askular, tetapi efek asodilatasinya tidak besar. dengan

    penambahan sedikit !%, efek eksudasi histamin plasma dan bradikinin men#adi

    lebih #elas. migrasi leukosit ke #aringan radang merupakan aspek penting dalam

    proses inflamasi. obat yang menghambat biosintesis !% maupun leukotrien tentu

    akan lebih poten menekan proses inflamasi.

    RASA NYERI.!% hanya berperan pada nyeri yang berkaitan dengan kerusakan

    #aringan atau inflamasi. penelitian telah membuktikan bah&a !% menyebabkan

    sensitasi reseptor nyeri terhadap stimulasi mekanik dan kimia&i. #adi !%

    menimbulkan keadaan hiperalgesia. kemudian mediator kimia&i seperti

    bradikinin dan histamin merangsangnya dan menimbulkan nyeri yang nyata.

    obat mirip aspirin tidak mempengaruhi hiperalgesia atau nyeri yang

    ditimbulkan oleh efek langsung !%. ini menun#ukkan bah&a sintesis !% yang

    dihambat oleh golongan obat ini, dan bukannya blokade langsung.

    DEMAM.suhu badan diatur oleh keseimbangan antara produksi dan hilangnya

    panas. Alat pengatur suhu btubuh berada dihipotalamus. !ada keadaan demam

    keseimbangan ini terganggu tetapi dapat dikembalikan ke normal oleh obat mirip

    aspirin. Ada bukti bah&a peningkatan suhu tubuh pada keadaan patologik di a&ali

    pelepasan suatu 'at pirogen endogen atau sitokin seperti interleukin- (I1-) yang

    memacu pelepasan !% yang berlebihan di daerah preoptik hipotalamus. Obat

    mirip aspirin menekan efek 'at pirogen endogen dengan menghambat sintesis !%.

    0etapi demam yang timbul akibat pemberian !% tidak dipengaruhi, demikian pula

    peningkatan suhu oleh sebab lain seperti latihan fisik.

    EFEK FARMAKODINAMIK

    Semua obat mirip aspirin bersifat antipiretik, analgesik, dan anti-inflamasi.

    Ada perbedaan aktiitas diantara obat- obat tersebut, misalnya2 parasetamol

  • 8/12/2019 ANTIPIRETIK farmako

    3/11

    (asetaminofen) bersifat antipiretik dan analgesik tetapi sifat anti- inflamasinya

    lemah sekali.

    EFEK ANALGESIK. Sebagai analgesik, obat mirip aspirin hanya efektif

    terhadap nyeri dengan intensitas rendah sampai sedang misalnya sakit kepala,

    mialgia, artralgia dan nyeri lain yang berasal dari integumen, #uga efektif terhadap

    nyeri yang berkaitan dengan inflamasi. $fek analgesiknya #auh lebih lemah

    daripada efek analgesik opiat. 0etapi berbeda dengan opiat, obat mirip aspirin

    tidak menimbulkan ketagihan dan tidak menimbulkan efek samping sentral yang

    nerugikan. Obat mirip- aspirin hanya mengubah persepsi modalitas sensorik nyeri,

    tidak mempengaruhi sensorik lain. Nyeri akibat terpotongnya saraf aferen, tidak

    teratasi dengan obat mirip aspirin. Sebaliknya nyeri kronis pasca bedah dapat

    diatasi olek obat mirip aspirin.

    EFEK ANTIPIRETIK.Sebagai antipiretik, obat mirip aspirin akan menurunkan

    suhu badan hanya pada keadaan demam. alaupun kebanyakan obat ini

    memperlihatkan efek antipiretik in itro.tidak semuanya berguna sebagai

    antipiretik karena bersifat toksik bila digunakan secara rutin atau terlalu lama.

    3enilbuta'on dan antireumatik lainnya tidak dibenarkan digunakan sebagai

    antipiretik.

    EFEK ANTI-INFLAMASI. "ebanyakan obat dapat mirip aspirin, terutama yang

    baru, lebih dimanfaatkan sebagai anti-inflamasi pada pengobatan kelainan

    muskuluskeletal, seperti artritis reumatoid. Osteoatritis dan spondilitis ankilosa.

    1. SALISILAT, SALISILAMID & DIFLUNISAL

    SALISILAT

    Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin adalah

    analgesic antipiretik dan anti-inflamasi yang sangat luas digunakan dan

    digolongkan dalam obat bebas. Selain sebagai prototip, obat ini merupakan

    standar dalam menilai efek obat se#enis.

    KIMIA.Asam salisilat sangat iritatif, sehingga hanya digunakan sebagai

    obat luar. 4eriatnya yang dapat dipakai secara sistemik adalah ester salisilat

    dari asam organic dengan substitusi pada gugus hidroksil, misalnya asetosal.

  • 8/12/2019 ANTIPIRETIK farmako

    4/11

    FARMAKODINAMIK. Salisilat merupakan obat yang paling bayak

    digunakan sebagai anlgesik, antipiretik anti- inflamasi. Aspirin dosis terapi

    beker#a cepat dan efektif sebagai antipiretik. 4engan la#u ini metabolisme

    #uga meningkat. !ada dosis toksik obat ini #ustru memperlihatkan efek

    piretik sehingga ter#adi demam dan hiperhidrosis pada keracunan berat.

    Efek terhadap pernafasan.$fek salisilat pada pernapasan sangat penting

    dimengerti, karena ge#ala pada pernapasan tercermin seriusnya gangguan

    keseimbangan asam basa dalam darah. !ada dosis terapi salisilat

    mempertinggi konsumsi oksigen dan produksi 5O. !eninggian !co akan

    merangsang pernapasan sehingga pengeluaran 5o melalui aleoli

    bertambah dan !co dalam plasma turun.

    Efek terhadap keseimbangan asam basa.4alam dosis terapi yang tinggi,

    salisilat menyebabkan peningkatan konsumsi oksigen dan produksi 5O

    terutama di otot skelet karena perangsangan fosforilasi oksidatif.

    Efek urikosurik.efek ini sangat ditentukan oleh besarnya dosis. 4osis kecil

    ( g atau g sehari) menghambat ekskresi asam urat, sehingga kadar asam

    urat dalam darah meningkat. efek urikosurik ini bertambah bila urin bersifat

    basa. 4engan memberikan Na/5O6 kelarutan asam urat dalam urin

    meningkat sehingga tidak terbentuk "ristal asam urat dalam tubuli gin#al.

    Efek terhadap darah.!ada orang sehat aspirin menyebabkan perpan#angan

    masa perdarahan. /al ini bukan karena hipoprotrombinaemia, tetapi karena

    asetilasi siklo- oksigenase trombosit sehingga pembentukan 07A

    terhambat. !ada pemakaian obat antikoagulan #angka lama sebaiknya

    berhati 8 hati memberikan aspirin, karena bahaya perdarahan mukosa

    lambung.

    Efek terhadap hati dan ginjal. Salisilat bersifat hepatotoksikdan ini

    berkaitan dengan dosis, bukan akibat reaksi imun. %e#ala yang sering

    terlihat hanya kenaikan S%O0 dan S%!0, beberapa penderita dilaporkan

    menun#ukkan hepatomegali, anoreksia, mual dan ikterus. Salisilat dapat

    menurunkan fungsi gin#al pada penderita dengan hipoolemia atau gagal

    #antung.

  • 8/12/2019 ANTIPIRETIK farmako

    5/11

    Efek terhadap saluran cerna.$fek iritasi saluran cerna telah dibicarakan di

    atas. !erdarahan lambung yang berat dapat ter#adi pada dosis besar dan

    pemberian kronik.

    FARMAKOKINETIK.!ada pemberian oral, sebagian salisilat diabsorpsi

    dengan cepat dalam bentuk utuh di lambung, tetapi sebagian besar usus

    halus di bagian atas. Asam salisilat diabsorpsi cepat dari kulit sehat,

    terutama bila dipakai sebagai obat gosok atau salep. Setelah diabsorpsi

    salisilat segera menyebar ke seluruh #aringan tubuh dan cairan transeluler

    sehingga ditemukan dalam cairan synoial, cairan spinal, cairan peritoneal,

    dsb. salisilat di ekskresi dalam bentuk metabolitnya terutama melalui gin#al,

    sebagian kecil melalui keringat dan empedu.

    SEDIAAN.Aspirin (asam asetil salisilat) dan natrium salisilat merupakan

    sediaan yang paling banyak digunakan. Asam salisilat berbentuk bubuk

    digunakan sebagai keratolitik dengan dosis tergantung dari penyakit yang

    akan diobati.

    INDIKASI.Antipiresis. 4osis salisilat untuk de&asa ialah 6 mg-9+ mg,

    diberikan secara oral tiap 6 atau * #am. :ntuk anak - + mg;kg

  • 8/12/2019 ANTIPIRETIK farmako

    6/11

    INTOKSIKASI. Salisilat sering digunakan untuk mengobati segala

    keluhan ringan dan tidak berarti sehingga banyak ter#adi penyalahgunaan.

    "eracunan salisilat yang berat dapay menyebabkan kematian. !ada

    intoksitasi yang lebih berat ge#ala SS! men#adi lebih #elas disertai timbulnya

    kegelisahan, iritatif, inkorehensi, rasa cemas, ertigo, tremor, diplopia,

    delirium.#uga ter#adi erupsim kulit dan gangguan keseimbangan asam-basa.

    0erapi intoksikasi mencakup bilas lambung dan koreksi gangguan cairan

    dan elektrolit.

  • 8/12/2019 ANTIPIRETIK farmako

    7/11

    2. PARA AMINOFENOL

    Asetaminofen (parasetamol) merupakan metabolit fenasetin

    dengan efek antipiretik yang sama dan telah digunakan se#ak tahun =6.

    $fek antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminoben'en.

    FARMAKODINAMIK. $fek analgesik parasetamol dan fenasetin serupa

    dengan salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai

    sedang. "eduanya menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang

    diduga berdasarkan efek sentral seperti salisilat.

    $fek anti- inflamasinya sangat lemah, oleh karena itu parasetamol dan

    fenasetin tidak digunakan sebagai antireumatik. !arasetamol merupakan

    penghambat biosintesis !% yang lemah. $fek iritasi, erosi dan perdarahan

    lambung.

    INDIKASI. 4i indonesia penggunaan parasetamol sebagai anlgesik dan

    antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik,

    parasetamol sebaiknya tidak diberikan terlalu lama karena kemungkinan

    menimbulkan nefropati analgesik. >ika dosis terapi tidak memberi manfaat,

    biasanya dosis lebih besar tidak menolon. !enggunaannya untuk

    meredakan demam tidak seluas penggunaannya sebagai analgesik.

    SEDIAAN DAN POSOLOGI. !araseamol tersedia sebagai obat tunggal,

    berbentuk tablet ++ mg atau sirup yang mengandung + mg; ml.

    Selain itu parasetamol terdapat sebagai sediaan kombinasi tetap, dalam

    bentuk tablet maupun cairan dosis parasetamol untuk de&asa 6++ mg 8

    g per kali, dengan maksimum * g per hari? untuk anak 9- tahun2 +-

    6++ mg;kali, dengan maksimum , gram per hari. :ntuk anak -9 tahun2

    9+-+ mg; kali dan ayi diba&ah tahun2 9+ mg;kali? pada keduanya

    diberikan maksimum 9 kali sehari.

    EFEK SAMPING.@anifestasinya berupa eritem atau utikaria dan ge#ala

    yang lebih berat berupa demam dan lesi pada mukosa. 3enasetin dapat

    menyebabkan anemia hemolitik, terutama pada pemakaian kronik.

    @ethemoglobinemia dan sulfhemoglobinemia #arang menimbulkan

  • 8/12/2019 ANTIPIRETIK farmako

    8/11

    masalah pada dosis terapi, karena hanya kira- kira -6 /b diubah

    men#adi met- /b.

    Toksisitas akt.Akibat dosis toksik yang paling serius adalah nekrosis

    hati. Nekrosis tubuli renalis serta koma hipoglikemik dapat #uga ter#adi.

    Anoreksi, mual dan muntah serta sakit perut ter#adi dalam * #am pertama

    dan dapat berlangsung selamaseminggu atau lebih. Aktiitas alkali

    fosfatase dan kadar albumin serum tetap normal. "erusakan hati dapat

    mengakibatkan enselofati, koma dan

    kematian.

    !. PIRA"OLON

    ANTIPIRIN, AMINOPIRIN DAN DIPIRON

    Antipirin (fena'on)adalah -okso-- fenil-,6-dimetilpira'olidin.

    Aminopirin (aminodopirin) adalah deriat *- dimetilamino dari antipirin.

    4ipiron adalah deriat metansulfonat dari aminopirin yang larut baik dalam

    air dan dapat diberikan secara suntikan.

    INDIKASI. Saat ini dipiron hanya digunakan sebagai analgesik antipiretik

    karena efek anti inflamasinya lemah. Sedangkan antipirin dan aminopirin

    tidak digunakan lagi karena lebih toksik daripada dipiron. "arena keamanan

    obat ini diragukan, sebaiknya dipiron hanya diberikan bila dibutuhkan

    analgesik antipiretik suntikan atau bila pasien tidak tahan analgesik-

    antipiretik yang lebih aman. 4osis untuk dipiron ialah tiga kali +,6- gram

    sehari. 4ipiron tersedia dalam bemntuk tablet ++ mgdan larutan obat suntik

    yang mengandung ++ mg;ml.

    E#$k sa%i'( )a' i'toksikasi. Semua deriat pira'olon dapat

    menyebabkan agranulositosis, anemia aplastik dan trombositopenia, efek

    samping ini banyak ter#adi damn bersifat fatal, sehingga pemakaiannya

    sangat dibatasi atau dilarang sama sekali. !ada pemakaian dipiron #angka

    pan#ang, harus diperhatikan kemungkinan diskrasia darah ini, dapat

    menimbulkanhemolisis, udem, tremor, mual dan muntah, perdarahan

    lambung dan anuria.

    FENIL*UTA"ON DAN OKSIFEN*UTA"ON

  • 8/12/2019 ANTIPIRETIK farmako

    9/11

    3enilbuta'on adalah 6,- diokso- ,- difenil-*- butilpira'olidin dan

    oksifenilbuta'on adalah deriat oksifenilnya. 3enilbuta'on digunakan untuk

    mengobati artritis reumatoid dan se#enisnya se#ak tahun =*=.

    FARMAKODINAMIK. $fek anti-inflamasi fenilbuta'on untuk penyakit

    atritis reumatoid dan se#enisnya sama kuat dengan salisilat, tetapi efek

    toksiknya berbeda. $fek analgesik terhadap nyeri yang sebabnya

    nonreumatik lebih lemah dari salisilat. 3enilbuta'on memperlihatkan retensi

    natrium klorida yang nyata, disertai dengan pengurangan diuresis dan dapat

    menimbulkan udem. 3enilbuta'on memperlihatkan efek urikosurik ringan

    dengan menghambat reabsorpsi asam urat melalui tubuli.

    FARMAKOKINETIK. 3enilbuta'on diabsorpsi dengan cepat dan

    sempurna pada pemberian per oral. "adar tertinggi dicapai dalam &aktu

    #am. 3enilbuta'on dan oksifenbuta'on diekskresi melalui gin#al secar

    lambat, karena ikatannya dengan protein plasma membatasi filtrasi

    glomerulus.

    I't$+aksi oat. "arena afinitasnya terhadap protein plasma lebih kuat

    daripada obat lain, maka fenilbuta'on dan oksifenbuta'on dapat menggeser

    obat lain dari ikatannya dengan protein. !emakaian fenilbuta'on dan

    oksifenbuta'on bersama dengananti koagulan oral dan hipoglikemik oral

    haruslah dia&asi secara ketat

    S$)iaa'. 3enilbuta'on tersedia sebagai tablet bersalut gula ++ mg dan ++

    mg. >uga ada dalam bentuk suntikan . oksifenbuta'on tersedia dalam bentuk

    tablet ++ mg.

    I')ikasi. 4alam klinik fenilbuta'on dan oksifenta'on digunakan untuk

    mengobati penyakit pirai (gout) akut, arthritis rheumatoid dan gangguan

    sendi otot lainnya misalnya spondilitis ankilosa, osteoatritis. "arena

    toksisitasnya, fenilbuta'on haya digunakan bila obat lain yang lebih aman

    tidak efektif lagi.

    E#$k 'o' t$+ai. Alergi terhadap fenilbuta'on dan oksifenta'on sering

    ter#adi berupa reaksi kulit seperti urtikaria, udem angioneurotik, eritema

    nodosum, sindrom Steens->ohnson, dermatitis eksfoliatia dan lain-lain.

  • 8/12/2019 ANTIPIRETIK farmako

    10/11

    "edua obat ini mengiritasi lambung cukup kuat sehingga sering

    menimbulkan keluhan pada epigastrium, bahkan dapat menyebabkan korosi

    lambung, tukak lambung akut atau kronik dan perdarahan lambung. $fek

    samping lain seperti ertigo, insomnia, euphoria, hematuria, dan penglihatan

    kabur pernah dilaporkan.

    Ko't+ai')ikasi. 3enilbuta'on dan oksifenta'on dikontraindikasikan pada

    penderita dengan hipertensi, penyakit #antung, penyakkit gin#al, dan

    gangguan fungsi hati sehubungan dengan sifatnya yang menyebabkan

    retensiair dan natrium.

    . ANALGESIK ANTI-INFLAMASI NONSTEROID LAINNYA

  • 8/12/2019 ANTIPIRETIK farmako

    11/11

    urin dalam bentuk metabolit tidak aktif glukoronid. Seperti halnya

    ibuprofen, naproksen berkompetisi dengan aspirin pada tempat ikatannya

    dengan protein plasma. Ia #uga memperpan#ang &aktu protombin. 4osis

    rata- rata untuk arthritis (inflamasi) ialah 6B mg kali sehari.

    3enoporofen #uga merupakan deriate asam propionate. aktu paronya

    #am. 4osis untuk arthritis (inflamasi) ialah 9++C++ mg. * kali sehari.

    $fek samping dan interaksi obat naproksen dan fenoprofen menyeruoai

    ibuprofen, yakni2 nefrotoksik, interik, nausea, dispepsi, udema perifer,

    rash pruritas, efek system saraf bpusat dan kardoaskuler.

    Syarif, Amir. ++B. 3armakologi dan 0erapi $disi . >akarta2 4epartemen

    3armakologi dan 0erapeutik 3" :I