ANSIN _Analisa Gas Darah

8
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI UNTUK ANALISA GAS DARAH Nama klien : Tn.K Diagnosa Medis : CHF dan Edema Pulmo No register : 1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran a. Diagnosa Resiko kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveoli Klien tampak terpasang O 2 non rebreathing mask 10 liter/menit Hasil Pemeriksaan Fisik Paru-Paru: Inspeksi Frekuensi napas klien 40 kali/ menit; reguler; napas pendek, cepat, dan dangkal, ada retraksi intercostalis, ada gerakan otot bantu pernapasan saat klien bernapas, pengembangan paru kurang maksimal. Palpasi Ekspansi paru kanan dan kiri sama Perkusi Terdengar bunyi dullness pada seluruh lapang paru Auskultas i Terdengar ronchy basah kasar di area basal paru kanan dan kiri b. Dasar Pemikiran Salah satu komplikasi dari gagal jantung adalah oedem paru. Oedem paru merupakan keadaan dimana terkumpulnya Ronkhy Basah

Transcript of ANSIN _Analisa Gas Darah

Page 1: ANSIN _Analisa Gas Darah

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN

PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI UNTUK ANALISA GAS DARAH

Nama klien : Tn.K

Diagnosa Medis : CHF dan Edema Pulmo

No register :

1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran

a. Diagnosa

Resiko kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveoli

Klien tampak terpasang O2 non rebreathing mask 10 liter/menit

Hasil Pemeriksaan Fisik Paru-Paru:

Inspeksi Frekuensi napas klien 40 kali/ menit; reguler; napas pendek, cepat, dan dangkal, ada retraksi intercostalis, ada gerakan otot bantu pernapasan saat klien bernapas, pengembangan paru kurang maksimal.

Palpasi Ekspansi paru kanan dan kiri samaPerkusi Terdengar bunyi dullness pada seluruh lapang paruAuskultasi Terdengar ronchy basah kasar di area basal paru kanan dan kiri

b. Dasar Pemikiran

Salah satu komplikasi dari gagal jantung adalah oedem paru. Oedem paru merupakan

keadaan dimana terkumpulnya cairan ekstravaskular yang patologis pada jaringan

parenkim paru. (Silvia A. Price, 1994)

Perpindahan gas pada orang normal terjadi secara pasif sampai terjadi keseimbangan

diantara dua tempat. Adanya akumulasi cairan pada paru menyebabkan alveoli menjadi

merenggang, semakin jauh jarak antara alveoli dengan kapiler maka semakin lambat gas

berdifusi dan akan mengakibatkan hipoksemia. Sehingga masalah keperawatan yang

diambil adalah resiko kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan

membrane alveoli. (Krisna Sundana, 2008)

Ronkhy Basah Kasar

Page 2: ANSIN _Analisa Gas Darah

2. Tindakan keperawatan yang dilakukan

Pengambilan sampel darah arteri untuk analisa gas darah.

3. Prinsip-prinsip tindakan

a. Steril

b. Darah yang diambil harus darah arteri.

c. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar

d. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advis dokter

e. Prosedur pengambilan analisa gas darah:

1) Persiapan alat:

a) Syringe steril ukuran 5 atau 10 ml

b) Botol heparin 10 ml, 1000 unit/ml (dosis-multi)

c) Jarum no. 22 atau 25 (bevel pendek)

d) Penutup udara dari karet

e) Kapas alkohol

f) Wadah berisi es (baskom atau kantong plastik)

g) Beri label untuk menulis status klinis klien yang meliputi : nama, tanggal, waktu,

FiO2 dengan jenis alat pemberian O2, suhu tubuh.

2) Prosedur:

a) Arteri yang sering digunakan adalah arteri radialis atau brakhialis.

b) Lakukan pemeriksaan Allen test dengan cara membendung arteri radialis dan

ulnaris secara terus menerus, kemudian dibuka kembali. Jika tangan cepat

kembali dari warna pucat ke warna merah muda menandakan aliran arteri patent

(Tes Allen positif)

c) Lakukan hiperekstensi dan rotasi keluar pada tangan yang akan diambil

d) Hiperekstensi bisa digunakan dengan gulungan handuk

e) Untuk arteri brakhialis, hiperekstensi dilakukan pada siku.

f) Lakukan aspirasi 1 ml heparin ke dalam syringe, sehingga dasar syringe basah

dengan heparin, kemudian kelebihan heparin dibuang melalui jarum, dilakukan

dengan perlahan sehingga pangkal jarum penuh dengan heparin dat tidak ada

gelembung udara

g) Lakukan palpasi arteri radialis atau brakhialis dengan jari tengah dan jari telunjuk,

temukan titik maksimum denyutan, lakukan desinfesksi dengan kapas alcohol

Page 3: ANSIN _Analisa Gas Darah

h) Masukkan jarum secara perlahan di area dengan pulsasi penuh, untuk

memudahkan jarum dimasukkan dengan sudut 45-90 derajat dari kulit

i) Jarum akan otomatis masuk kedalam arteri, darah secara perlahan akan naik di

dalam syringe, hal ini yang mengindikasikan bahwa darah yang diambil adalah

darah arteri. Bila dilakukan aspirasi secara paksa seperti pada syringe yang

terbuat dari plastik, maka belum tentu darah yang diaspirasi adalah darah arteri,

sehingga akan mengaburkan pemeriksaan.

j) Ambil darah sebanyak 5 ml, jarum dilepaskan dan petugas yang lain melakukan

penekanan pada daerah bekas penusukan (minimal 5 menit, dan 10 menit pada

klien yang mendapat terapi antikoagulan)

k) Keluarkan gelembung udara yang ada dalam syringe. Lepaskan jarum dan

tempatkan penutup udara pada syringe. Putar syringe diantara telapak tangan

untuk mencampurkan heparin

l) Syringe diberi label dan segera tempatkan dalam es atau air es, kemudian bawa ke

laboratorium

3) Catatan :

a) Ukur saturasi O2 untuk mencocokkan keakuratan PO2 (saturasi O2 yang

terhitung= saturasi O2 yang diukur + Karboksihemoglobin)

b) Bila kandungan CO2 juga diukur, ini memberikan pencocokan silang untuk

keakuratan PCO2

c) Cara lain untuk meyakinkan keakuratan yaitu dengan melakukan tes duplikat

dengan 2 analisa gas yang berbeda. Bila ada perbedaan dalam 2 penentuan, tes

harus dilakukan untuk ketiga kalinya

d) Petugas yang melakukan analisa harus melaporkan adanya kecurigaan bahwa

hasil tidak benar, bila:

Syringe darah terdapat gelembung udara.

SaO2 yang dihitung tidak sesuai dengan SaO2 yang diukur

Kandungan CO2 yang dihitung tidak sesuai dengan yang diukur.

4) Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menilai PaO2 :

a) Umur

Bayi baru lahir, PaO2 normal berkisar antara 40-70 mmHg dan setiap kenaikan

umur 1 tahun lebih dari 60 tahun, akan menyebabkan penurunan PaO2 1 mmHg.

b) Posisi

Page 4: ANSIN _Analisa Gas Darah

Normal, perubahan posisi dari duduk ke berbaring akan menyebabkan penurunan

PaO2 5-10 mmHg.

c) Konsentrasi O2 inspirasi ( FiO2)

Setiap kenaikan 10 % FiO2 akan diikuti dengan kenaikan PaO2 +/- 50 mmHg.

d) Ventilasi alveolar

PaO2 berbanding terbalik dengan PaCO2. Hipoksemia adalah suatu keadaan

dimana PaO2 kurang dari 80 mmHg pada orang dewasa yang bernafas dalam

udara kamar setinggi permukaan laut atau SaO2 kurang dari 90 %.

4. Analisa tindakan keperawatan

Pada klien dengan CHF dan Edema Pulmonal, analisa gas darah diindikasikan untuk

mengkaji sifat, rangkaian, dan beratnya gangguan metabolik dan pernafasan. Pemeriksaan

gas darah digunakan untuk menilai respirasi, yaitu pertukaran gas antara udara dari paru serta

antara darah dengan jaringan. Pemeriksaan gas darah juga menggambarkan hasil berbagai

tindakan penunjang yang dilakukan, jadi dapat digunakan sebagai salah satu kriteria untuk

menilai pengobatan. Analisa gas darah juga digunakan untuk mengevaluasi dan membantu

dalam penatalaksanaan hipoksia, keseimbangan asam basa dan terapi oksigen.

5. Bahaya yang mungkin muncul

Komplikasi yang bisa terjadi dari pemeriksaan analisa gas darah adalah Episode

vasovagal, nyeri lokal, dan hematoma (Muhardi, 2001).

6. Hasil yang di dapat dan maknanya

S:-

O:

- Temperatur= 37,5° C

- Hasil analisa analisa gas darah:

PO2 : 70 mmHg (↓)

PCO2 : 31 mmHg (↓)

PH : 7,4( N)

HCO3 : 14 mmol/L (↓)

BE : -7 (↓)

Page 5: ANSIN _Analisa Gas Darah

Saturasi O2: 90 %

Kesimpulan pemeriksaan analisa gas darah adalah asidosis metabolik terkompensasi

penuh

A:

Tujuan tercapai sebagian. Klien mengalami asidosis metabolic terkompensasi penuh.

P :

Lanjutkan intervensi. Monitor saturasi O2, TTV dan lakukan tindakan intubasi mekanik

untuk mensupport pernapasannya

7. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa keperawatan di atas

a) Mandiri:

1) Observasi tanda-tanda vital

2) Pertahankan tirah baring dan berikan posisi yang nyaman: semi fowler

b) Kolaborasi

1) Kolaborasi pemeriksaan EKG

2) Pertahankan penggunaan O2 non rebrething

3) Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi

8. Evaluasi diri

Pengambilan analisa gas darah berjalan dengan lancar. Saat penusukan risiko tertusuknya

vena sangat besar sehingga harus dipastikan dengan perabaan denyut nadi yang tepat, baru

dilakukan penusukan. Pengambilan AGD melalui arteri femoralis karena pasien mengalami

kegelisahan.

9. Kepustakaan

1) Price, Sylvia Anderson, Patofisiologi Buku I, 1994,EGC, Jakarta

2) Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Mdikal Bedah, edisi 8, 1997, EGC,

Jakarta

3) Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2000, EGC, Jakarta

4) Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, edisi VI, 1997, EGC, Jakarta

5) Noer Staffoeloh et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 1999, Balai Penerbit

FKUI, Jakarta

Page 6: ANSIN _Analisa Gas Darah

6) Heni Rokhaeni, dkk, BukuAjar Keperawatan Kardiovaskuler, 2001, Bidang Pendidikan

dan Pelatihan Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Nasional ”Harapan Kita”,

Jakarta.

Surakarta, Februari 2011

Pembimbing klinik, Mahasiswa

Sri Martuti, S. Kp, M. Kes Barkah Wulandari19670518 198902 2 001 2202011200006