ANFISMAN PRAKTIKUM 06

13
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA (AHYT 263) SISTEM RESPIRASI Oleh: ROBBY PRIMADANI AIC204002 KELOMPOK I Dosen Pembimbing: Drs. Kaspul, M.Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

description

praktikum

Transcript of ANFISMAN PRAKTIKUM 06

Page 1: ANFISMAN PRAKTIKUM 06

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

(AHYT 263)

SISTEM RESPIRASI

Oleh:ROBBY PRIMADANI

AIC204002KELOMPOK I

Dosen Pembimbing:Drs. Kaspul, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIJURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBANJARMASIN

2007

Page 2: ANFISMAN PRAKTIKUM 06

PRAKTIKUM VI

Topik : Sistem respirasiTujuan : - Untuk mengenali struktur sistem pernapasan

- Untuk mengidentifikasi dua fungsi sistem pernapasan- Untuk mendefinisikan respirasi, ventilasi, inspirasi dan

ekspirasi- Untuk menjelaskan proses pertukaran gas dalam alveoli

dan dalam jaringan- Untuk menjelaskan mekanisme kemoreseptor yang

berhubungan dengan okeigen untuk pengontrolan terhadap ventilasi

Hari/ tanggal : Jum’at, 30 Maret 2007Tempat : Laboratorium Biologi FKIP UNLAM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN:a. Alat:

- Kertas/lembar gambar- Pensil warna- Alat tulis menulis lain

b. Bahan:- Charta/gambar sistem respirasi

II. CARA KERJA1. Mengamati charta tentang sistem respirasi 2. Menggambar/membuat charta tentang sistem respirasi 3. Mewarnai gambar

III. TEORI DASARPernapasan adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan dua

proses yang berbeda tapi saling berhubungan, yaitu pernapasan seluler dan pernapasan mekanik. Pernapasan seluler adalah proses dimana sel memperoleh energi melalui pemecahan molekul organik. Pernapasan mekanik adalah proses penyerapan oksigen untuk pernapasan seluler yang

diserap dari atmosfer ke dalam sistem vaskuler darah dan pengeluaran karbondioksida ke atmosfer.

Sistem pernapasan memiliki komponen fungsional yaitu sistem konduksi untuk mengangkut gas ekspirasi dan inspirasi antara atmosfer dan sistem sirkulasi, serta sebagai permukaan untuk pertukaraan pasif gas antara atmosfir dan darah. Sistem konduksi pada darahnya diawali sebagai saluran tunggal yang bercabang-cabang membentuk jalan pernapasan yang diameternya semakin kecil. Percabangan terminal dari sistem konduksi membuka ke dalam kantung berujung buntu yang disebut alveoli yang merupakan tempat pertukaraan gas.

Alveoli merupakan jaringan paru yang dindingnya berstruktur tipis yang dilapisi oleh jaringan kapiler yang amat banyak yaitu kapiler pulmoner. Susunan ini memberikan bidang temu berlimpah dengan ketebalan minimal untuk pertukaran gas antara atmosfer dengan darah. Proses difusi gas berlangsung terus yang memerlukan gradient adanya tekanan gas yang sesuai melalui dinding alveolar. Hal ini dicapai dengan perfusi cepat dan berkelanjutan dari kapiler pulmoner oleh darah vena sebelah kanan jantung dan pertukaran gas alveolar yang teratur melalui proses pernapasan.

Pemakaian oksigen oleh mitokondria selama proses fosforilasi oksidatif menyediakan mekanisme utama untuk sintesis ATP oleh sel-sel tubuh. Mitokondria merupakan tempat pembentukan karbondioksida, produk sisa terbesar dari metabolisme. Paru dan sistem sirkulasi memungkinkan mekanisme pengiriman oksigen ke sel-sel dan membuang karbondioksida.

Selama jalannya evolusi, hemoglobin (protein khusus) mengembangkan kapasitas angkut oksigen darah meningkat. Perubahan karbondioksida menjadi asam karbonat dalam sel-sel darah merah serta disosiasi menjadi bikarbonat dan ion hidrogen memungkinkan mekanisme pengaturan keasaman dari cairan tubuh melalui pengontrolan volume ekspirasi karbondioksida. Karbondioksida dan oksigen dalam darah merupakan agen yang sangat kuat untuk pengontrolan aktivitas baik sistem pernapasan maupun sistem kardiovaskuler.

Page 3: ANFISMAN PRAKTIKUM 06

IV. HASIL PENGAMATANGambar sistem respirasi

Keterangan:

Page 4: ANFISMAN PRAKTIKUM 06

1. Konka2. Tonsil3. Glotis4. Laring5. Lingua6. Epiglotis7. Trakea8. Esofagus9. Lidah10. Oral11. Mandibula12. Nasofaring13. Pita suara14. Tiroid

Keterangan:

Page 5: ANFISMAN PRAKTIKUM 06

1. Glotis2. Trakea3. Bronkus4. Bronkiole5. Ductus6. Alveolar7. Atrium8. Bronkioles9. Kapilari10. Alveole11. Pernafasan saccus

Literatur http://www.wikipedia.com

Gambar sistem respirasi

Page 6: ANFISMAN PRAKTIKUM 06

V. ANALISIS DATAA. Hidung

Hidung merupakan saluran udara yang pertama mempunyai 2 (dua) lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum nasi). Didalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu dan kotoran-kotoran yang masuk ke dalam lubang hidung.1. Bagian luar dinding terdiri dan kulit.2. Lapisan tengah terdiri diri otot-otot dan tulang rawan.3. Lapisan dalam terdiri dari selaput leadir yang berlipat-lipat

yang dinamakan karang hidung (konka nasalis), yang berjumlah 3 buah;a) Konka nasalis inferior (karang hidung bagian bawah).b) Konka nasalis media (karang hidung bagian

tengah).c) Konka nasalis superior( karang hidung

bagian atas).Diantara konka-konka ini ada terdapat 3 buah lekukan meatus

yaitu meatus superior (lekukan bagian atas), meatus medialis (lekukan bagian tengah 3 daii meatus inferior (lekukan bagian bawah). Meatus-

meatus inilah yang dilewati oleh udara pernapsan, sebelah dalam terdapat lubang yang berhubungan dengan tekak, lubang ini disebut koana.

Dasar dari rongga hidung dibentuk oleh tulang rahang atas, ke atas rongga hidung berhubungan dengan beberapa rongga yang disebut sinus paranasalis, yaitu; sinus maksilaris pada rongga rahang atas, sinus frontalis pada rongga tulang dahi, sinus sfenoidalis pada rongga tulang baji dan sinus etnoidalis pada rongga tulang tapis.

Pada sinus etmoidalis, keluar ujung-ujung saraf penciuman yang menuju ke konka nasalis. Pada konka nasalis terdapat sel-sel penciuman, sel tersebut terutama terdapat di bagian atas. Pada hidung di bagian mukosa terdapat serabut serabut siraf atau reseptor-reseptor dan saraf penciuman disebut nervus olfakterius.

Disebalah belakang konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dan langit-langit terdapat satu lubang pembuluh yang menghubungkan rongga tekak dengan rongga pendengaran tengah, saluran ini disebut tuba auditiva eustaki, yang menghubungkan telinga tengah dengan faring dan laring.

Hidung juga berhubungan dengan saluran air mata disebut tuba lakrimalis.

Fungsi hidung, terdiri dari :1. Bekerja sebagai saluran udara pernapasan.2. Sebagai penyaring udara pernapasan yang dilakukan oleh

bulu-bulu hidung.3. Dapat menghangatkan udara pernapasan oleh mukosa.4. Membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara

pernapasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa) atau hidung.

B. Tekak = FaringMerupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan

makanan. Terdapat di bawah dasar tengkorak, di belakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher.

Hubungan faring dengan organ-organ lain; ke atas berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang yang bernama koana. Ke depan berhubungan dengan rongga mulut, tempat hubungan ini

Page 7: ANFISMAN PRAKTIKUM 06

bernama istmus fausium. Ke bawah terdapat 2 lubang, ke depan lubang laring, ke belakang lubang esofagus.

Di bawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga di beberapa tempat terdapat folikel getah bening. Perkumpulan getab bening ini dinamakan adenoid. Di sebelahnya terdapat 2 buah tonsil kiri dan kanan dari tekak. Di sebelah belakang terdapat epiglotis (empang tenggorok) yang berfungsi menutup laring pada waktu menelan makanan.

Rongga tekak dibagi daiaro 3 bagian;1. Bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana yang disebut

rasofaring.2. Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus

fausium disebut orofaring.3. Bagian bawah sekali dinamakan laring ofaring.

C. Pangkal Tengoorok (Laring)Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukkan

suara terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea dibawahnya. Pangkal tenggorokan ini dapat ditutup oleh sebuah empang tenggorok yang disebut epiglotia, yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring.

Laring terdiri dari 5 tulang rawan antara lain;1. Kartilago liroid (1 buah) depan jakun (Adam’s aple),

sangat jelas terlihat pada pria.2. Kartilago ariteanold (2 buah) yang berbentuk beker.3. Kartilago krikold (1 buah) yang berbentuk cincin.4. Kartilago epiglotis (1 buah).

Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi oleh sel epitelium berlapis.

Pita suara ini berjumlah 2 buah; di bagian atas adalah pita suara palsu dan tidak mengeluarkan suara yang disebut dengan ventrikularis. Dibagian bawah adalah pita suara yang sejati yang membentuk suara yang disebut vokalis, terdapat 2 buah otot. Oleh gerakan 2 buah otot ini maka pita suara dapat bergetar dengan demikian pita suara (rima glotidis) dapat melebar dan mengecil, sehingga disini terbentuk.lah suara.

Proses pembentukkan suara. Terbentuknya suara merupakan hasil dari kerja sama antara rongga mulut, rongga hidung, laring, lidah dan bibir.

Pada pita suara palsu tidak terdapat otot, oleh karena itu pita suara ini tidak dapat bergetar, hanya antara kedua pita suara tadi dimasuki oleh aliran udara maka tulang rawan gondok dan tulang rawan bentuk beker tadi diputar, akibatnya pita suara dapat menjadi kencang dan mengendor dengan demikian sela udara menjadi sempit dan menjadi luas.

Pergerakan ini dibantu pula oleh otot-otot laring, udara yang dan paru-paru dihembuskan dan menggetarkan pita suara, getanan itu diteruskan melalui udara yang keluar masuk. Perbedaan suara seseorang tergantumg pada tebal dan panjangnya pita suara. Pita suara pria jauh lebih tebal dari pada pita suara wanita.

D. Batang Tenggorok (Trakea)Merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh 16 s/d 20

cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang ber bentuk seperti kuku kuda (huruf C). Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berhulu getar yang disebut sel bersilia, hanya bergerak ke arah luar.

Panjang trakea 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos.

Sel-sel bersilia gunanya untuk mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersama-sansa dengan udara pernapasan.

Yang memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina.

E. Tenggorok (Bronkus)Merupakan lanjutan dari trakea ada 2 buah yang terdapat pada

ketinggian vertebra torakalis ke IV dan ke V. Mempunyai struktur serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama.

Bronkus-bronkus itu berjalan ke bawah dan ke samping ke arah tampuk paru-paru.

Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar dari pada bronkus kiri, terdiri dari 64 cincin, mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang Kanan, terdiri dari 9:12 cincin mempunyai 2 cabang.

Page 8: ANFISMAN PRAKTIKUM 06

Bronkus bercabang-cabang, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus (bronkioli). Pada bronkioli tak terdapat cincin lagi, dan pada ujung bronkioli terdapat gelembung paru atau gelembung hawa atau alveoli.

F. Paru-ParuParu-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri

dari gelembung-gelembung (gelembung hawa = alveoli). Gelembung-gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitei dan endotei. Jika dibentangkan luas permukaannya lebih kurang 90 m2 pada lapisan inilah tejadi pertukaran udara, O2 masuk ke dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah.

Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000000 buah (paru-paru kiri dan kanan).

Pembagian paru-paru, paru-paru dibagi 2 (dua):Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus (belah paru), Lobus Pulmo

dekstra superior, Lobus media, dan lobus inferior. Tiap lobus tersusun oleh lobulus.

Paru-paru kiri, terdiri dari; Pilmo sinester lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan belahan yang lebih kecil bernama segment.

Paru-paru kiri mempunyai 10 segmen yaitu; 5 (lima) buah segment pada lobus superior dan 5 (lima) buah segmen pada inferior.

Paru-paru kanan mempunyai losegment yaitu; 5 (lima) buah segmen pada lobus superior; 2 (dua) buah segmen pada lobus medialis, dan 3 (tiga) buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus.

Diantara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh-pembuluh darah getah bening dan saraf-saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah bronkiolus.

Di dalam lobulus, bronkiolus ini bercabang-cabang banyak sekali, cabang-cabang ini disebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2-0,3 mm.

Letak paru-paru. Pada rongga dada datarannya menghadap ke tengah rongga dada/kavum mediastinum. Pada bagian tengah itu terdapat

tampuk paru-paru atau hilus. Pada mediastinum depan terletak jantung. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi 2 (dua);1) Pleura viseral (selaput dada pembungkus) yaitu

selaput : paru yang langsung membungkus paru-paru.2) Pleura panietal yaitu selaput yang melapisi rongga

dada sebelah luar. Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut kavum pleura.

Pada keadaan normal, kavum pleura ini vakum/hampa udara sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaannya (pleura), menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada dimana sewaktu bernapas bergerak

Pembaluk darah pada paru. Sirkulasi pulmonar berasal dari ventrakel kanan yang tebal dinding ½ dan tebal ventrikel kiri. Perbedaan ini menyebabkan kekuatan kontraksi dan tekanan yang ditimbulkan jauh lebih kecil dibandingkan dengan tekanan yang ditimbulkan oleh kontraksi ventrikel kiri.

Selain aliran melalui arteri pulmonal ada darah yang langsung mengalir ke paru-paru dari aorta melalui arteri bronkialis. Darah ini adalah darah “kaya oksigen” (oxygenated) dibandingkan dengan darah pulmonal yang relatit kekurangan oksigen. Darah ini kembali melalui vena pulmonalis ke atrium kiri. Arteri pulmonas membawa darah yang sedikit mengandung O2 dan ventrikel kanan ke paru-paru. Cabang-cabangnya menyentuh saluran-saluran bronkial, sempai ke alveoli halus.

Alveoli itu.membelah dan membentuk jaringan kapiler, dan jaringan kapiler menyentuh dinding alveoli (gelembung udara). Jadi darah dan udara hanya dipisahkan oleh dinding kapiler.

Dan epitel alveoli, akhirnya kapiler menjadi satu sampai menjadi vena pulmonalis dan sejajar dengan cabang tenggorok yang keluar melalui tampuk paru-paru ke serambi jantung kiri (darah mengandung O2), sisa dan vena pulmonalis ditentukan dan setiap paru-paru oleh vena bronkialis dan ada yang mencapai vena kava inferior, maka dengan demikian paru-paru mempunyai persediaan darah ganda.

Page 9: ANFISMAN PRAKTIKUM 06

Kapasitas paru-paru. Merupakan kesanggupan paru-paru dalam menampung udara didalamnya. Kapasitas paru-paru dapat dibedakan sebagai berikut ; 1) Kapasitas total. Yaitu jumlah udara yang dapat

mengisi paru-paru pada inspirasi sedalam-dalamnya.Dalam hal ini angka yang kita dapat tergantung pada beberapa hal : Kondisi paru-paru, umur, sikap dan bentuk seseorang.

2) Kapasitas vital. Yaitu jumlah udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi maksimal.Dalam keadaan yang normal kedua paru-paru dapat menampung udara sebanyak ± 5 liter.

Waktu ekapirasi, di dalam paru-paru masih tertinggal 3 liter udara. Pada waktu kita bernapas biasa udara yang masuk ke dalam paru-paru 2.600 cm3 (2½ liter). Jumlah pernapasan. Dalam keadaan yang normal : Orang dewasa: 16-18 x 1menit. Anak-anak kira-kira: 24 x 1 menit. Bayi kira-kira: 30 x l menit.

Dalam keadaan tententu keadaan tersebut akan berubah, misalnya akibat dari suatu penyakit, pernapasan bisa bertambah cepat dan sebaliknya.

Beberapa hal yang berhubungan dengan pernapasan; batuk, menghembuskan napas dengan tiba-tiba yang kekuatannyn luar biasa, akibat dari salah satu rangsangan baik yang berasal dari luar maupun dari dalam misalnya dari luar bahan-bahan kimia yang merangsang selaput lendir di jalan pernapasan.

Bersin. Pengeluaran napas dengan tiba-tiba akibat dari terangsangnya selayet lendir hidung, dalam hal ini udara keluar dari hidung dan mulut.

V. KESIMPULAN1. Manfaat atau fungsi dari pernafasan:

a. Mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh (sel-selnya) untuk mengadakan pembakaran.

b. Mengeluarkan CO2 yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran, kemudian di bawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang.

c. Menghangatkan dan melembabkan udara.2. Organ-organ pernafasan dimulai dari hidung, tekak (faring), pangkal

tenggorok (laring), batang tenggorok (trakea), cabang tenggorok (bronkus) dan paru-paru.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Suntoro, susilo Handari, dkk. 1987. Anatomi Hewan. UT. Karunika. Jakarta.

Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat Edisi 2. EGC. Jakarta.

http://www.wikipedia.com